TGS. Struktur Sedimen
TGS. Struktur Sedimen
TGS. Struktur Sedimen
STRUKTUR SEDIMEN
penting pada batuan sedimen baik yang berada pada bagian atas, bagian bawah
maupun bagian dalam lapisan. Struktur sedimen ini dapat digunakan untuk
menentukan proses dan keadaan serta lingkungan pengendapan, arah arus
pengendapan, kedalaman, energi, kecepatan dan hidrolika arah arus yang mengalir
serta pada daerah batuan yang terlipat dapat dipakai untuk mengetahui bagian
bawah dan bagian atas perlapisan. Struktur sedimen ini sebaiknya dilihat dan
dipelajari pada suatu singkapan, bukan pada suatu contoh setangan atau sayatan
tipis.
Struktur sedimen berkembang melewati proses fisika dan atau kimia,
sebelum, selama, dan sesudah pengendapan atau juga melalui proses jasad renik
(biogenic). Krumbein dan Sloss (1963) membagi struktur sedimen menjadi 2
kelompok, yaitu Struktur sedimen primer dan struktur sedimen sekunder.
Pettijohn (1975) membagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu Struktur Anorganik
dan Struktur Organik. Selley (1980) mengelompokkan struktur sedimen
berdasarkan asal usulnya menjadi 3 kelompok, yaitu :
1. Struktur sedimen sebelum pengendapan (Pre-depositional sedimentary
structures)
2. Struktur sedimen saat pengendapan (Syn-depositional sedimentary
structures)
3. Struktur sedimen setelah pengandapan (Post-depositional sedimentary
structures)
Sedangakan struktur sedimen yang diakibatkan oleh kegiatan organisme
dimasukkan dalam kelompok fosil sebagai trace fossil.
Gambar
4.
Struktur berupa : Channel
bidang erosi, struktur ini terbentuk akibat intensitas arus yang berubahubah.
Struktur ini berguna untuk menentukan lapisan atas dan lapisan bawah dari
suatu perlapisan terutama pada lapisan yang miring maupun terbalik.
sedimen
pasca-pengendapan
(Post-depositional
sedimentary
structures)
Struktur sedimen setelah pengenapan ini terbentuk melalui gerakan
sedimen (nendatan) dan lainnya melalui reorganisasi bagian dalam seperti
pengeringan dan pembebanan. Proses-proses kimia-fisika setelah pengendapan
menghasilkan stylolite, solution dan nodule.
a. Nendatan (slump) dan longsoran (slide)
Pada daerah yang miring, masa sedimen dapat diangkut sepanjang
lereng. Bergeraknyya masa sedimen dapat mengakibatkan perubahan pada
bagian dalam masa sedimen itu. Gerakan seperti ini disebut longsoran
(slide). Jika masa sedimen secara internal berubah selama gerakan
sepanjang lereng disebut nendatan (slump). Masa yang mengalami
nendatan menunjukkan lipatan-lipatan minor. Kehadiran nendatan dan
longsoran dalam suatu runtunan dapat ditentukan dari terdapatnya lapisan
diatas dan dibawah perlapisan tersebut tidak terganggu. Struktur yang
sering juga muncul akibat adanya longsoran maupun pembebanan dapat
menimbulkan struktur Growth Fault.
mendatar dan keatas (fluid escape) dan umumnya terbentuk pada endapan
kipas bawah laut.
pembebanan
(load
structure)
dibentuk
melalui
tenggelamnya suatu lapisan kedalam lapisan yang lain. Tikas beban (load
cast) biasanya terdapat pada dasar batupasir yang terletak diatas
batulumpur. Lumpur yang ada dapat diinjeksikan keatas kedalam batupasir
membentuk struktur flame. Juga sebagai akibat pembebanan, biasanya
pasir dapat tenggelam kedalam lumpur membentuk struktur ball dan
pillow.
jejak
dapat
diinterpretasikan
aktifitas
binatangnya
yang
menyebabkan timbulnya struktur ini, tetapi sifat alami binatangnya sendiri sulit
untuk ditentukan karena organisme yang berbeda sering mempunyai cara hidup
yang sama. Suatu binatang dapat menghasilkan struktur yang berbeda tergantung
pada tingkah lakunya dan sifat sedimen seperti ukuran butir, kandungan air dan
sebagainya. Struktur buluh (burrow) biasanya dibuat oleh crustacea, anellid,
bivalve dan echinoid, sedangkan permukaan track dan trail dibuat oleh crustacea,
trilobite, annelid, gastropod dan vertebrata. Struktur yang agak mirip buluh
(burrow) dapat dihasilkan oleh akar tumbuhan, walapun yang terakhir sering
mengandung karbonat.
a. Bioturbation
Bioturbation menunjukkan gangguan sedimen oleh organisme.