PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Kegiatan pembelian dalam perusahaan dagang dan kegiatan pengedaan
pada instansi pemerintah atau perusahaan selain manufaacture memegang peranan
yang sangat penting, karena dari sinilah proses operasional perusahaan dimulai.
Kegiatan pembelian dapat terus berlangsung baik apabila prosedur pencatatan dan
pembayaran hutang juga terselenggara dengan baik. Untuk itu perlu adanya
pemeriksaan terhadap kegiatan pembelian agar dapat meningkatkan efisiensi,
efektifitas, dan keekonomisan perusahaan Berdasarkan evaluasi yang dilakukan
ditemukan beberapa kelemahan antara lain; perusahaan tidak memiliki job
description secara tertulis, fungsi permintaan pembelian dilakukan oleh bagian
pemasaran, transaksi permintaan pembelian dan pesanan pembelian dilakukan
secara lisan tanpa dokumen tertulis, fungsi penerimaan barang dilakukan oleh
bagian pembelian, tidak dibuatnya check register dan voucher register, bukti kas
keluar tidak dicap Lunas, tidak adanya pemisahan dokumen yang lunas dengan
yang belum lunas.
Rumusan Masalah
Ada beberapa masalah yang terjadi dirumuskan dalam makalah ini, yaitu
sebagai berikut:
a) Apa yang dimaksud dengan audit fungsi pembelian?
b) Apa saja yang masuk dalam lingkup audit fungsi pembelian?
c) Apa yang menjadi sasaran audit fungsi pembelian?
d) Apa pentingnya audit fungsi pembelian?
e) Bagaimanakah tahapan dalam audit fungsi pembelian?
1.3.
Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN AUDIT FUNGSI PEMBELIAN
Fungsi pembelian sering dianggap fungsi yang paling penting dan
berpengaruh pada unit-unit operasi yang ada di perusahaan. Pada banyak
perusahaan, fungsi pembelian merupakan awal dari sebuah proses bisnis. Dengan
tujuan memenuhi permintaan pelanggan, perusahaan harus membeli barangbarang kebutuhan dan bahan baku yang diminta, untuk mengumpulkan atau
memproduksi produkproduk perusahaan. Ini adalah proses dalam mendapatkan
barang-barang, bahan baku, komponen dan layanan yang merupakan tugas utana
dn tanggung jawab departemen pembelian. Dalam sebuah perusahaan dimana
terdapat sistem pembelian yang efektif pembelian material dapat menghemat
biaya bagi perusahaan.
Tujuan utama dalam audit manajemen fungsi pembelian adalah untuk
menentukan efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam membelanjakan sumber
daya keuangan mereka. Pada beberapa perusahaan sedang, pembelian utama
dilakukan oleh masing-masing departemen. Sebagai contohnya, fungsi kontrol
persediaan membeli bahan-bahan kebutuhan dan bahan baku untuk memenuhi
permintaan pelanggan langsung dari pemasok. Sebuah audit manajemen
dilakukan karena terdapat tanda-tanda bahaya yang ditemukan di perusahaan.
Sebagai contoh, manajemen tingkat atas seharusnya menyadari adanya
peningkatan biaya dalam proses bisnis, meskipun tak satupun kompetitor
mengalami pengurangan yang sama pada marjin laba. Tanda-tanda bahaya
tersebut
mungkin
mengindikasikan
bahwa
perusahaan
mengalami
perencanaan,
proses
penyelesaian
pengadaan
(penerimaan
2.2
fungs terpenting dalam kehidupan suatu perusahaan dan bahwa seluruh aspek
pembelian harus terselenggarakan dengan tingkat efesiensi yang setinggi
mungkin, berarti harus pula diterima pandangan bahwa audit pembelian wajar dan
tepat sebagai salah satu sasaran audit. Pada intinya dapat dikatakan bahwa
penyelenggaraan proses audit dengan fungsi pembelian sebagai sasaranya
berorientasi pada pencarian penemuan fakta dan informasi tentang seluruh
kegiatan pembelian. Informasi yang terungkap akan digunakan oleh manajemen
4
kegiatan
lain
yanng
terjadi
karena
pembelian
tertentu
(Sondang,2004:208).
Sebagaimana halnya dengan audit yang lain, audit fungsi pembelian dapat
menjadikan rumusan sasaran pembelian, rencana nduk satuan pembelian, tipe dan
struktur organisasi satuan keja pembelian dan sistem pengendalian yang
diberlakukan dalam linkungan perusahaan sebagai objeknya (Sondang,2004:208).
1. Perumusan Sasaran Startejik Pembelian Sebagai Objek Audit
terlepas
siapa
yang
ditunjukan
oleh
manajemen
puncak
untuk
kepada
para
konsumen
pemakainya.
Bidang
keuanganpun
tanggung
jawab,
untuk
melaksanakan
segala
jenis
pembelian
(Sondang,2004:210).
Namun mekanisme demikian, pendekatan ini tidak dengan sendirinya
berarti bahwa keberadaan unit pembelian yang dilembagakan secara terpusat
dengan sendirinya diterima oleh satuan-satuan atau bidang fungsional yang lain.
Satuan kerja pembelian harus mampu menjual dirinya kepada berbagai pihak yang
harus dilayani dan didukungnya (Sondang,2004:210).
Sondang (2004) kemampuan satuan kerja pembelian menjual drinya
kepada komponen-komponen lain perlu dibuktikan antara lain dengan jalan:
a. Tidak menonjolkan kekuasaanya
b. Penekanan pentingnya kordinasi dan kerja sama
c. Bahwa posisi yang diduduki oleh satuan kerja tersebut dalam organisasi
telah tepat
d. Bahwa dijajaran unit kerja terdapat tenaga kerja yang memiliki
pengetahuan dan keterampilan yng memungkinkan mereka memberikan
pelayanan yang diperlukan oleh semua komponen lain dengan efesien dan
efektif.
4. Mekanisme Pengendalian Pembelian Sebagai Objek Audit
Sondang (2004) mengatakan bahwa pada intinya menjadikan mekanisme
pengendalian pembelian sebagai objek audit berarti mencari informasi mengenai
tiga hal, yaitu:
yanng
bijaksana
apabila
manajemen
kebijaksanaan
pembelian
dinyatakan secara tertulis. Dengan demikian akan terlihat dengan jelas sampai
mana tingkat wewenang dan tanggung jawab diletakkan yang berarti pada tingkat
perusahaan, tingkat satuan bisnis, tingkat bidang funsional, atau bahkan tingkat
operasioanal. Informasi demikian penting untuk mengetahui letak tanggung jawab
pembelian, bukan hanya dalam halnya terjadi proses pembelian dengan tingkat
efesiensiyamg tinggi melainkan terutama jika timbulnya berbagai permasalah.
Mekanisme pengendalian pembelian akan berjalan lebih lancar prosedur
pembelian yang telah ditetapkan didokumentasikan dengan rapi. Dokumen itu
harus berada ditangan semua pihak dan tidak hanya dimiliki oleh satuan
pembelian. Dokumen prosedur pembelian itu harus dimutakhirkan secara berskala
dan mencangkup:
a. prosedur permintaan akan barang, bahan atau jasa tertentu
b. persyaratan penawaran yang dipenuhi oleh para calon pemasok
c. prosedur penentuan pemasok terpilih dan pertimbanganya
d. pengambilan keputusan terakhir tentang melakukan transaksi atau tidak
e. ketentuan tentang penggunaan formulir permintaan dan pejabat yang
berwenang menandatanganinya
f. penilaian pemasok
g. kejelasan perbedaan prosedur pembelian barang modal atau sarana kerja
dengan bahan mentah, bahan baku atau barang yang habis sekali pakai.
h. Prosedur hukum yang harus ditempuh dalam hubungan dengan pihak lain
seperti pemasok.
Informasi menganai hal-hal ini harus bisa digali dallam pelaksanaan audit
pembelian (Sondang,2004:211-212).
Disamping informasi diatas, informasi lain yang penting dimiliki melalui
pelaksanaan audit antara lain adalah:
a. Apakah dalam proses pembelian terdapat penyimpangan dari prosedur
yang telah do tetapkan dan jika terjadi, perlu diketahui alasanya dan
apakah telah mendapat persetujuan dari pihak manajemen puncak atau
tidak.
perusahaan
tentang
bolleh
tidaknya
tenaga
kerja
2.3
ekonomisasi,
efisiensi,
dan
efektivitas
pengadaaa;
serta
yang
masih
terjadi.
Jika
temuan
menyangkut
terjadinya
11
Perencanaan Audit
Audit atas pembelian harus direncanakan untuk memastikan audit berjalan
membuat
rencana
detail
audit,
ketua
tim
audit
harus
12
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1. Simpulan dan Saran
Fungsi pembelian sering dianggap fungsi yang paling penting dan
berpengaruh pada unit-unit operasi yang ada di perusahaan. Pada banyak
perusahaan, fungsi pembelian merupakan awal dari sebuah proses bisnis. Dengan
tujuan memenuhi permintaan pelanggan, perusahaan harus membeli barangbarang kebutuhan dan bahan baku yang diminta, untuk mengumpulkan atau
memproduksi produkproduk perusahaan. Ini adalah proses dalam mendapatkan
barang-barang, bahan baku, komponen dan layanan yang merupakan tugas utana
dn tanggung jawab departemen pembelian. Tujuan utama dalam audit manajemen
fungsi pembelian adalah untuk menentukan efisiensi dan efektivitas perusahaan
dalam membelanjakan sumber daya keuangan mereka. Pada beberapa perusahaan
sedang, pembelian utama dilakukan oleh masing-masing departemen. Sebagai
contohnya, fungsi kontrol persediaan membeli bahan-bahan kebutuhan dan bahan
baku untuk memenuhi permintaan pelanggan langsung dari pemasok
13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
yang dibuat oleh perusahaan lain, tapi dominasi teh botol tidak dapat digantikan
oleh produk lain tersebut, orang belum dikatakan minum teh botol jika yang
diminum bukan teh botol sosro.
1.2.
17
19