Anda di halaman 1dari 30

ABSTRAK

Okky yudha satria, 2013,Penelitian ini berjudul Pengaruh Latihan Bermain


Sepakbola Terhadap Tingkat Kebugaran Jasmani Pada Siswa Putra Kelas V
Sekolah Dasar Negeri 117 Palembang. Skripsi, Program Studi Pendidikan
Olahraga, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Bina Darma.
Pembimbing I. Arianto, M.Pd, Pembimbing II. M. Haris Satria, M.Pd.
Masalah penelitian ini adalah (1) kurangnya kebugaran jasmani pada siswa
putra kelas V SD Negeri 117 Palembang. (2) upaya meningkatkan kebugaran
jasmani dengan latihan bermain sepakbola. Maka yang diangkat dari rumusan
masalah dalam penelitian adalah apakah ada pengaruh latihan bermain sepakbola
terhadap tingkat kebugaran jasmani pada siswa putra kelas V Sekolah Dasar
Negeri 117 Palembang ?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh latihan bermain sepakbola terhadap tingkat kebugaran
jasmani. Jenis penelitianyaitu eksperimen dengan menggunakan uji t. Dalam
penelitian ini yang menjadi populasi adalah Siswa Putra Kelas V Sekolah Dasar
Negeri 117 Palembang. dengan jumlah sampel sebanyak 34 orang menggunakan
teknik random sampling dengan teknik ordinal pairing. Dibagi menjadi dua
kelompok, 17 siswa sebagai kelompok kontrol dan 17 siswa sebagai kelompok
eksperimen . Kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa bermain sepakbola,
sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan. Teknik pengumpulan data
menggunakan tes awal dan tes akhir. Teknik analisa data yang digunakan adalah
uji normalitas data, uji homogenitas, menggunakan uji Barlett dan uji hipotesis
menggunakan uji t. Berdasarkan perhitungan analisa data kelompok eksperimen
terjadi peningkatan nilai mean (rata-rata) sebelum diberikan latihan (hasil pretest)
yaitu 9,970 dan setelah diberikan latihan (hasil posttest) yaitu 11,176 dengan
selisih nya sebesar 1,205. Berdasarkan perhitungan analisa data kelompok Kontrol
terjadi penurunan nilai mean (rata-rata), nilai pretest sebesar 9,794 setelah
melakukan posttest sebesar 9,647 dengan selisih -0,147. Statistik yang digunakan
untuk menganalisa data dalam penelitian hipotesis dengan statistik uji t, maka
didapat hasil yang menunjukkan thitung = 2,26 > t (0.95) (32) = 1,69 dengan demikian
terima Ha yang menyatakan ada pengaruh latihan bermain sepakbola terhadap
tingkat kebugaran jasmani pada siswa putra kelas V Sekolah Dasar Negeri 117
Palembang. Berdasarkan perhitungan analisa data yang menyatakan ada pengaruh
yang dihasilkan antara latihan bermain sepakbola terhadap tingkat kebugaran
jasmani pada siswa putra kelas V Sekolah Dasar Negeri 117 Palembang.
Kata kunci : Latihan Bermain Sepakbola, Tingkat Kebugaran jasmani

BAB I

tambahan.

sports defenisi kesegaran jasmani


adalah kemampuan untuk melakukan

adalah

kegiatan sehari-hari tanpa beban

kondisi fisik yang berkaitan dengan


kemampuan
dalam

dan

mengalami kelelahan yang berarti,

kesanggupannya

melaksanakan

dan

pekerjaan

untuk

darurat (emergensi) Seminar Widia

didefenisikan sebagai kemampuan

Karya

atau kesanggupan seseorang untuk

Nasional

Olahraga

dan

Kesegaran Jasmani, (1999 : 4).

dapat melaksanakan atau melakukan


kinerja

cukup energi

menghadapi hal-hal yang bersifat

(2011:33). Kesegaran jasmani dapat

atau

masih

bersantai pada waktu luang dan

secara optimal dan efesien, Sukirno

kegiatan

presidents

council on physical fitness and

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesegaran jasmani

Menurut

Kebugaran jasmani

yang

sangat

memerlukan kekuatan, keterampilan,

dibutuhkan siapa saja terutama bagi

dan daya tahan dengan efesien yang

para pelajar dan siswa, kebugaran itu

tidak mengakibatkan kelelahan yang

dapat diperoleh melalui aktivitas

berarti

olahraga yang teratur dan memiliki

atau

berlebihan,

Sukirno

sifat

(2011:31).
kebugaran

jasmani

aktivitas

adalah

sehari-hari

tugas
tanpa

dan

yang

meningkatkan

kemampuan tubuh seseorang untuk


melakukan

rutinitas,

tubuh,

pekerjaan

semangat

menimbulkan

sosial,

karena

dengan

demikian

dapat

kemampuan

organ

emosional

kompetisi

dan
dalam

berolahraga. Peningkatan kebugaran

kelelahan yang berarti, sehingga

jasmani bagi siswa sekolah dasar

tubuh masih memiliki simpanan

penting untuk memacu pertumbuhan

tenaga untuk mengatasi beban kerja

dan perkembangan mereka.

ii

Jika tingkat kebugaran kita


rendah,

maka

komponen-komponen

melakukan

yang ada pada kebugaran jasmani.

aktivitas sehari hari sangat mudah

Dengan demikian latihan permainan

merasakan lelah dan malas untuk

sepakbola tepat digunakan sebagai

melakukan kegiatan. Sehingga kita

model

menjadi tidak bersemangat dalam

peningkatan kebugaran jasmani.


Dalam pengamatan yang

melakukan

dalam

merupakan

sesuatu

kegiatan

harus

upaya

Palembang dilihat dari data prestasi

Oleh karena itu, tingkat kebugaran


kita

dalam

dilakukan peneliti di SD Negeri 117

disekolah maupun diluar sekolah.


jasmani

latihan

akademik

ditingkatkan

banyak

memberikan

sumbangan siswa yang berprestasi.

sehingga keinginan untuk berbuat

Hanya masih banyak kelemahan dan

sesuatu dapat teratasi dengan baik.


Pada dasarnya sepakbola

kekurangan misalnya lemahnya fisik

adalah olahraga yang memainkan

hal ini dibuktikan bahwa siswa yang

bola dengan menggunakan kaki.

tidak

Tujuan utamanya dari permainan ini

berbagai alasan yang kuat yang

adalah untuk mencetak gol atau skor

membuat

sebanyak-banyaknya yang tentunya

mengikuti pelajaran seperti biasanya,

harus

dengan

alasan yang membuat mereka tidak

ketentuan yang telah ditetapkan.

masuk sekolah adalah dikarenakan

Sepakbola merupakan olahraga yang

sakit, izin dan beberapa alasan

paling terkenal di dunia dan mudah

lainnya. Dan apalagi bila pelajaran

dipelajari

tidak

dilakukan

sesuai

sehingga

minat

siswa

masuk

sekolah

mereka

dikemas

memiliki

tidak

dengan

bisa

menarik,

dalam permainan sepak bola sangat

ukuran lapangan sekolah yang tidak

besar, Agus (2007:10).


Sepakbola termasuk

memadai dengan jumlah siswa SD


jenis

yang sangat banyak, hal itulah yang

permainan bola besar yang kompleks


gerakannya.

Artinya

tidak memungkinkan bagi anak tidak

gerakannya

begitu optimal dalam melaksanakan

terdiri atas gabungan unsur-unsur


gerak yang terkoordinasi dengan
rapi. Unsur fisik yang dilatih dalam
latihan

permainan

sepak

pelajaran

khususnya

pelajaran

penjaskes.

Peningkatan kebugaran

jasmani bagi siswa SD penting untuk

bola

iii

memacu

pertumbuhan

perkembangan
perlu

dengan

diadakan

tes

dan

SepakBola

Terhadap

Tingkat

demikian

Kebugaran Jasmani Pada Siswa

kebugaran

Putra kelas V SD Negeri 117

jasmani, hal ini sangat berguna untuk

Palembang.

memantau tingkat kebugaran jasmani


para siswa terutama siswa SD.
Dengan adanya data data

LANDASAN TEORI

diatas, peneliti mengambil solusi


untuk

dapat

mengatasi

2.1 Deskripsi Teoritik

masalah

masalah yang ada di SD NEGERI


117

palembang

adalah

2.1.1 Hakikat Bermain Sepak Bola

memberi

latihan bermain sepakbola terhadap

2.1.1.1 Pengertian Bermain Sepak

siswa

Bola

putra

guna

meningkatkan

tingkat kebugaran jasmani siswa


dalam

mengikuti

mengajar.

proses

Bermain

belajar

aktifitas

permainan sepakbola

(play)
hiburan,

dipertandingkan.

adalah
tidak
Bermain

merupakan olahraga yang syarat

merupakan unsur yang selalu ada

dengan

dalam

aktivitas

gerak

dan

olahraga

dan

pendidikan

memerlukan proses aerobik yang

jasmani. Olahraga merupakan suatu

banyak disamping itu permainan

permainan

sepakbola disenangi siswa putra.

pengorganisasian bermain ini juga

Sehingga meskipun beban latihan

kemudian diadopsi dalam pendidikan

yang berat namun dilakukan dengan

jasmani,

perasaan senang.
Latihan permainan sepakbola

Bermain merupakan sarana untuk

Sepakbola adalah permainan

besar pengaruh latihan itu, Maka

beregu yang dimainkan oleh dua

berdasarkan uraian latar belakang


Pengaruh

Latihan

(2012:7).

adalah seni dan ilmu.

perlu dilakukan penelitian seberapa

mengambil

Mawarno

fisik secara bersamaan. Bermain

kesegaran jasmani maka dari itu

peneliti

diorganisasikan,

belajar mengembangkan akal dan

merupakan cara untuk meningkatkan

diatas

yang

regu masing-masing regunya terdiri

judul

dari sebelas orang pemain termasuk

bermain

iv

seorang penjaga gawang, permainan

prestasi (termasuk pula semua usaha

boleh

untuk

dilakukan

dengan

seluruh

mempertahankan

bagian badan kecuali dengan kedua

Grosser

lengan (tangan). Hampir dengan

pendapat di atas dapat diartikan

seluruh permainan dilakukan dengan

bahwa

keterampilan kaki, kecuali penjaga

dilakukan secara teratur, sistematis,

gawang

dalam

serta

bebas

menggunakan

memainkan

badannya,dengan

kaki

bola

latihan

kompleks

waktu

Harsono

beban (over load) secara bertahap,


dan disesuaikan dengan kemampuan
fisiologis

yang

sistematis

dari

berlatih

yang

dilakukan

secara

kurang

jumlah beban latihan serta intensitas


Latihan

setiap

stabil

terhadap

fungsi

organisme serta psikologis atlet,

dengan kian hari kian menambah

(1996:126).

psikologis

akan mengakibatkan keadaan sedikit

berulang-ulang,

dalam

dan

individu. Peningkatan beban latihan,

(2004:7).

proses

bentuk

menggunakan prinsip penambahan

dan

adalah

tertentu.Pemberian

otot, saat ini umumnya cenderung

pengalaman

Harsono

latihan

latihan guna meningkatkan kerja

yang

volume

latihan,

latihannya,

program

merencanakan latihan dalam jangka

dan ambisi atlet, kuantitas dan

Latihan

dimana

merupakan sesuatu pedoman dalam

dan eksternal, antara lain motivasi

bertanding,

kemampuan

dituangkan dalam suatu program

melibatkan variabel-variabel internal

intensitas

dapat

fisik.Tetapi latihan tersebut haruslah

Training adalah suatu proses

latihan,

berkelanjutan

yang

maupun

2.1.2.1 Pengertian Latihan

kualitas

latihan

meningkatkan

2.1.2 Defenisi Latihan

amat

sesuatu

Berdasarkan

anggota

tangannya, Sukamtasi (2007 : 7.3)

yang

(2001:8).

prestasi,

selanjutnya

masuk

ke

fase

penyesuaian,

dimana

otot

telah

terbiasa

Aip

dengan

tuntutan

beban,

kemudian kesegaran atau fitness si

adalah

atlet

kumpulan pengertian dari semua

akan

(1990:52).

usaha dalam proses meningkatkan

meningkat,

Bompa

2.1.2.2 Prinsip-Prinsip Latihan

4. Prinsip

individualisme dalam latihan

Ada beberapa prinsip dalam

merupakan kebutuhan pokok

latihan seperti partisipasi aktif atlet


dalam

latihan,

dalam olahraga modern yang

pengembangan

multilateral,

semuanya

spesialisasi,

dari tingkat prestasinya, harus

dan peningkatan beban progresi,

di layani secara individual

Bompa dalam Grosser (2001:10).

sesuai dengan kemampuan,

1. Partisipasi aktif atlet dalam


berkaitan

karakteristik

menunjukkan

bahwa setiap atlet terlepas

individualisasi, variasi, kesamaan,

latihan:

individualisme:

potensi,

dengan

karakteristik

kekhususan

intelegensi

dalam

serta
cabang

olahraga.
5. Prinsip variasi: bahwa latihan

dalam latihan yang di landasi

memerlukan

oleh pemahaman mengenai

waktu

yang

sangat lama untuk mampu

ruang lingkup dan tujuan

mencapai

latihan, ketidak tergantungan

prestasi

tingkat

tinggi, volume dan intensitas

serta kreatifitas atlet.


2. Pengembangan multilateral:

latihan terus bertambah serta

untuk memantapkan dasar-

bentuk latihan yang harus

dasar yang solit sebelum

diulang beratus kali. Untuk

mengarah ke spesialis
3. Prinsip spesialisasi: sebagai
elemen

pertama

yang

mencapai

keberhasilan dalam olahraga.

umpamanya

harus mampu

melampaui

batas

batas

Latihan khusus harus terikat

seribu

(Bompa 1990).
6. Prinsip

dengan karakteristik cabang


pertandingan

prestasi

yang tinggi volume latihan

di

butuhkan untuk memperoleh

olahraga

tingkat

maupun

model:merupakan

ambang
pertahun,
kesamaan
imitasi

berkaitan

atau tiruan, sebuah simulasi

dengan perubahan morfologis

dari satu kenyataan dari suatu

dan fungsional.

phenomena yang diperoleh

vi

dari hasil pengamatan atau

4. Pengembangan taktik yang

penentuan moral.

melalui karakteristik sendiri


diantara

2.1.2.3 Tujuan Latihan


Tujuan

pelatihan

pengembangan

khususnya
seperti

kemandirian,

pemahaman terhadap prinsip

intelektual. Tujuan latihan ditentukan


perencanaan

pemahaman

terhadap, konsep kepelatihan

kualitas

kepribadian, fisik, teknik, taktik, dan


berdasarkan

olahraga

seperti olahraga individual.


5. Pengembangan
intelektual

dikategorikan atas beberapa tujuan


seperti

cabang

latihan dan sebagainya.

latihan

yang diarahkan kepada optimalisasi

2.1.2.4 Lama Latihan

kemampuan yang harus di buktikan


Ada beberapa faktor yang

dalam pertandingan, Harre dalam


Grosser

(2001:4)

harus dipenuhi dalam menyusun

mengambarkan

interval latihan, yaitu lama latihan,

bahwa tujuan latihan hendaknya


dapat

disesuaikan

karakteristik

tugas

beban

dengan

latihan(intensitas),

ulangan(repetition)

kepelatihan

melakukan

latihan, dan masa istirahat (recovery

olahraga itu sendiri yaitu :

interval)

setelah

setiap

repetisi

1. Pengembangan

kualitas

latihan Harsono (1988 : 101). Dan

kepribadian

seperti

menurut Kosasih (1983 : 85) dalam

yang

disiplin, semangat, motivasi,

mases,

menghargai

kebutuhannya bagi para individu

kawan,

menerima kemenangan dan

yang

kekalahan dan sebagainya.


2. Pengembangan fisik seperti

melakukan

latihan
olahraga

dan
untuk

memperbaiki kebugaran jasmani :

melalui latihan daya tahan,


kekuatan,

itensitas

a)

kecepatan,

Intensitas latihan : 70 85
%dari denyut nadi maksimal

koordinasi dan sebagainya


3. Pengembangan teknik sesuai

b)

dengan cabang olahraga yang

(DNM)
Lama latihan : antara 20 -30
menit

bersangkutan

vii

c)

Frekuensi latihan : 3 kali

kesegaran jasmani dan beberapa hal,

dalam seminggu

antara lain seperti :

Program latihan direncanakan

1. Otot menjadi kencang dan

secara matang, dilaksanakan sesuai

kekuatan bertambah
2. Lebih
tahan
terhadap

jadwal dan dievakuasi sesuai alat

stress,baik

yang benar, latihan dilakukan secara


berulang

ulang

psikologis
3. Mampu

dimaksudkan

latihan harus dilakukan minimal tiga


pengulangan ini diharapkan gerakan

dengan

lebih mudah dan nyaman pada


dalam harsono (1988 : 106 )
adalah

dalam hal berat badan, postur

yang bisa memakan waktu 6 bulan,

dan penampilan
9. Waktu pemulihan

satu tahu, sampai beberapa tahun ;


meso-cycle lamanya 3 6 minggu ;
kurang

dari

cidera

dengan

2.1.3.1

tekanan yang cukup, maka terjadilah

Maskur

Pengertian

Kebugaran

Jasmani

efek latihan pada berbagai fungsi

kebugaran

tubuh. Dengan latihan yang rutin


menyebabkan

diotot,

2.1.3 Hakikat Kebugaran Jasmani

dalam jangka waktu cukup lama,

akan

persendian,

(2006:50-51)

Bila latihan telah berlangsung


teratur

baik

maupun

2.1.2.5 Manfaat Latihan

secara

setelah

sakit menjadi lebih singkat


10. Akan lebih jarang mengalami

minggu, bisa 1 atau 2 minggu.

berlatih

otot

merasa gembira
7. Lebih kreatif
8. Akan mengalami perbaikan

suatu siklus latihan jangka panjang

micro-cycle

pengendoran

yang lebih sempurna


6. Merasa segar, percaya diri,

latihan berikutnya. Menurut Harre

dan

mengendalikan

naik
5. Dapat tidur lebih nyenyak

pada saat awal dirasakan sukar akan

macro-cycle

maupun

emosi
4. Tekanan darah tidak mudah

kali dalam satu minggu. Dengan

menjelaskan

fisik

jasmani

adalah

kemampuan tubuh seseorang untuk

perbaikan

melakukan

viii

tugas

dan

pekerjaan

sehari-hari

tanpa

menimbulkan

Menurut

Seminar Widia

kelelahan yang berarti, sehingga

Karya

tubuh masih memiliki simpanan

Kesegaran Jasmani, (1999 : 4-11)

tenaga untuk mengatasi beban kerja

terdapat

tambahan.

presidents

jasmani yaitu: (1) kesegaran jasmani

council on physical fitness and

yang berhubungan dengan kesehatan

sports defenisi kesegaran jasmani

(health

adalah kemampuan untuk melakukan

kesegaran jasmani yang berhubungan

kegiatan sehari-hari tanpa beban

dengan keterampilan (skill related

mengalami kelelahan yang berarti,

fitness). Kesegaran jasmani yang

dan

berhubungan

Menurut

masih

cukup energi

untuk

Nasional
dua

Olahraga
aspek

related

dan

kesegaran

fitness)dan

dengan

(2)

kesehatan

bersantai pada waktu luang dan

meliputi : (a) daya tahan jantung

menghadapi hal-hal yang bersifat

paru (kardiorespirasi), (b) kekuatan

darurat (emergensi) Seminar Widia

otot,

Karya

fleksibilitas,

Nasional

Olahraga

dan

Kesegaran Jasmani, (1999 : 4).

tubuh.

kesegaran

menggambarkan

jasmani
keadaan

Kemudian
untuk

sampai

anak

melakukan

sore

masih

1.

hari.

Kesegaran

komposisi

jasmani

yang

Kesegaran

Jasmani

Yang

Berhubungan Dengan Kesehatan


Komponen-komponen

fisik

kesegaran jasmani yang berhubungan

lainnya seperti jalan-jalan, olahraga

dengan kesehatan diperlukan oleh

dan kegiatan pengisi waktu luang

anak

lainnya.
2.1.3.2

(e)

(d)

koordinasi, dan (f) kecepatan reaksi.

sanggup

aktivitas

dan

otot,

(c) keseimbangan, (d) kelincahan, (e)

anak

mulai pagi sampai siang hari atau


siang

tahan

meliputi : (a) kecepatan, (b) power,

ini

mampu melakukan aktivitas belajar


mulai

daya

berhubungan dengan keterampilan

Dalam kehidupan sehari-hari,


kondisi

(c)

usia

sekolah

mempertahankan
Komponen-Komponen

untuk
kesehatan,

mengatasi stress lingkungan, dan

Kesegaran Jasmani

melakukan

ix

aktivitas

sehari-hari

terutama

kegiatan

belajar

dan

Komposisi

bermain.
a.

Daya

sebagai dua komponen yaitu lemak


tubuh dan massa tanpa lemak.

tahan jantung paru

2.

adalah kesanggupan sistem jantung,


secara

optimal

aktivitas

Kesegaran

jasmani

yang

berhubungan

paru-paru dan pembuluh darah untuk


melakukan

adalah

susunan tubuh yang digambarkan

Daya Tahan jantung Paru

berfungsi

tubuh

dengan

keterampilan

saat

sehari-hari,

Komponen

kesegaran

dalam waktu yang cukup lama tanpa

jasmani yang berhubungan dengan

mengalami kelelahan yang berarti.

keterampilan, diperlukan oleh anak


usia

sekolah

kegiatan
b.

Kekuatan Otot

untuk

utama

menunjang

mereka,

yaitu

kegiatan belajar. Komponen tersebut


meliputi (a) kecepatan, (b) power, (c)

Secara fisiologis, kekuatan

kelincahan,

otot adalah kemampuan otot atau

(d)

koordinasi,

(e)

keseimbangan dan (f) kecepatan

sekolompok otot untuk melakukan

reaksi.

satu kali kontraksi secara maksimal


melawan tahanan/beban.
c.

Daya Tahan Otot


Daya tahan

kapasitas

otot

intuk

otot

adalah
a.

melakukan

Kecepatan

kontraksi secara terus-menerus pada

Kecepatan adalahkemampuan

tingkat intensitas sub maksimal.


d. Fleksibilitas

berpindah dari satu tempat ketempat


lain dalam waktu paling singkat.

Fleksibilitas

adalah
b.

kemampuan sendi untuk melakukan

Power

gerakan dalam ruang gerak sendi

Power

secara maksimal.
e.

antara

Komposisi tubuh

adalah

kekuatan

dan

gabungan
kecepatan

pengerahan gaya otot maksimum

diterima

dengan kecepatan maksimum.

penglihatan, pendengaran, gabungan

c.

melalui

organ-organ

keduanya, dan sentuhan.

Kelincahan
Kelincahan

g.

adalah

kemampuan untuk mengubah arah

Ketepatan
Ketepatan

sebagai

atau posisi tubuh dengan cepat yang

keterampilan

dilakukan

komponen kesegaran jasmani yang

bersama-sama

dengan

gerakan lainnya.
d.

diperlukan

motorik
dalam

merupakan

kegiatan

anak

sehari-hari.Ketepatan dapat berupa

Keseimbangan

gerakan(performance) atau sebagai

Keseimbangan

adalah

ketepatan hasil(result).

kemampuan mempertahankan sikap

2.1.3.3 Faktor Yang Mempengaruhi

dan posisi tubuhsecara tepat pada

Kesegaran Jasmani

saat berdiri(static balance) atau pada


saat melakukan gerakan (dynamic

Menurut,

balance).

kesegaran jasmani seseorang dapat

e.

dipengaruhi

Koordinasi
merupakan

untuk

1)

melakukan

faktor

Faktor

usia

merupakan

untuk dapat dihindari oleh

efesien.

setiap orang. Setiap orang

Kecepatan reaksi
Kecepatan

pasti

reaksi

stimulus

akan

mengalami

ketuaan, dan secara otomatis

adalah

waktu yang dipergunakan antara


munculnya

beberapa

komponen yang tidak mungki

gerakan atau kerja dengan tepat dan

f.

(2011:34-37)

diantaranya :

Koordinasi
kemampuan

Sukirno

rangsangan

akan

mempengaruhi

kemampuan

faalnya,

yang

berkaitan dengan kapasitas

dengan awal reaksi, kemampuan ini


tergantung dari organ perasa dalam

2)

mengatur stimulus yang datang dan

fungsionalnya.
Jenis kelamin secara ilmiah
pasti

xi

akan

mempengaruhi

kesegaran jasmani seseorang.

Kesemuanya

Karena pada anak lakilaki

diakibatkan dari pola makan

sampai masa pubertas lebih

dan pola gerak yang tidak

kuat

sesuai

dibandingkan

perempuan,

secara

anak
khusus
5)

anak laki laki hamper sama


anak

diabaikan
Seorang perokok. Merokok

ulama

mengharamkan

terhadap

rokok. Dari segi kesehatan

anak

sangatlah

melarang,

sama

perempuan.
Faktor
keturunan

atau

halnya

heriditas

akan

meracuni diri kita. Karena

juga

mempengaruhi

4)

terkesan

bebagian

memiliki nilai yang lebih

3)

kebutuhan

dilarang oleh agama, bahkan

anak laki laki biasanya


dibandingkan

dengan

merupakan perbuatan yang

perempuan.

Akan tetapi setelah pubertas

jauh

banyak

fisiknya,dan

biasanya kesegaran jasmani


dengan

itu

tingkat

asap

merokok
yang

adalah

kita

kesegaran jasmani seseorang.

mengandung

Karena biasanya berpengaruh

yang berbahaya terhadap faal

pada kapasitas jantung paru,

kita terutama pulmo (paru-

postur

paru)

tubuh,

obesitas,

hemoglobin/sel

darah

dan

serat otot.
Pola makanan

dan

jenis

2.2

Yang

Kesumawati
universitas

Palembang

pada

tahun 2010, dapat dilihat dari

seperti
obesitas.

Atesya

sriwijaya

membahayakan keselamatan

dan

Penelitian

mahasiswi

dimasyarakat, tetapi sangat

ginjal

Kajian

Selvi

tidak menular yang terjadi

diabetes,

boleh

a) Berdasarkan hasil penelitiaan

penyakit generatif penyakit

cardiovasculair,

tidak

Relevan

dewasa ini banyak penyakit-

manusia,

yang

zat

terkontaminasi benda asing.

makanan yang dikomsumsi,

hidup

berbagai

hirup

nilai

rata

rata

untuk

kelompok eksperimen yaitu

xii

13,18

dari

hasil

posttest

adalah 444. Hal ini berarti

dengan standar deviasi 13,43

terdapat selisih jumlah pretest

sedangkan kelompok kontrol

dan posttest sebesar 114.

yaitu 15,15 dengan standar

Untuk pretest sebesar 11 dan

deviasi 15,45 dapat dilihat

posttest sebesar 14,8 dengan

dari selisih posttest antara

selisih rata rata sebesar 3,8.

kelompok eksperimen dan

Hasil jumlah beda pretest dan

kelompok

posttest

kontrol

untuk

yang

diperoleh

mean sebesar 1,97 dan selisih

kelompok kontrol yaitu 344

prettest

ke 340 dengan selisih jumlah

kelompok

eksperimen

untuk

mean

nilai yang berkurang, jumlah

sebesar 2,04. Jadi hasil rata

nila beda antara pretest dan

ratanya

jika

posttest adalah -4 rata rata

dengan

selisih nilai yang diperoleh

lebih

besar

dibandingkan

kelompok kontrol. Hal ini

berkurang

dikarenakan

kelompok

peningkatan ini disebabkan

eksperimen diberikan latihan

karena kelompok eksperimen

memindahkan bola dengan

melakukan latihan bermain

berbagai

variasi

berlangsung

yang

selama

Dipara

enam

Kebugaran jasmani merupakan


kesanggupan dan kemampuan tubuh

mahasiswa

universitas

-0.13.

bola basket.
2.3 Kerangka Berpikir

minggu.
b) Berdasarkan hasil penelitian
Mases

sebesar

dalam

melakukan

penyesuaian

sriwijaya

terhadap pembebanan fisik yang

Palembang pada tahun 2012,

diberikan kepadanya dari kerja yang

berdasarkan

hitung

dilakukan sehari tanpa menimbulkan

perbedaan pretest dan posttest

kelelahan yang berlebihan, untuk itu

pada

dilakukan latihan bermain sepakbola,

tes

eksperimen

hasil
akhir,

kelas

menunjukkan

sehingga

bahwa jumlah hasil pretest


adalah

330

dan

dapat

menghasilkan

kebugaran jasmani yang baik

posttest

xiii

16

kelompok
2.8 Hipotesis
Hipotesis
jawaban

terhadap

Rancangan

rumusan masalah penelitian telah

dengan melakukan test awal dan test


akhir.

konsep teori (landasan teori) dan


kerangka konsep maka hipotesis

Keterangan:
P
= Populasi
S
= Sampel
PRT = Pretest
OP
= Ordinal pairing
KE
=Kelompok

yang diajukan dalam penelitian ini


ada

pengaruh

signifikan

latihan bemain sepakbola terhadap


tingkat

kebugaran

jasmani

pada

eksperimen
X
= Perlakuan
KK
= Kelompok kontrol
PT
= Post test

siswa putra kelas V SD Negeri 117


Palembang

BAB III

3.2 Variabel Penelitian

K
X
P
E Variabel penelitian
T

METODE PENELITIAN
3.1

Jenis

Dan

Penelitian

O
P
R
RancanganP
T

saja yang ditetapkan oleh peneliti


informasi

Zainuddin

kemudian

dalam

tersebut,

kesimpulan,

yaitu :

kelompok

(perlakuan)

ditarik

hal

Variabel dalam penelitian ini

2 kriteria di dalam penelitian ini


eksperimen

tentang

Sugiyono (2012:38).

adalah eksperimen murni karena ada


randomisasi,

untukK dipelajari, sehingga


T diperoleh

Selvi (2010:22), jenis penelitian ini

yaitu:

adalah

segala sesuatu yang berbentuk apa

3.1.1 Jenis Penelitian


Menurut

ini

pre dan post test desaign yaitu

Sugiyono

(20012:64). Berdasarkan kerangka

adalah:

penelitian

menggunakan metode eksperimen

dinyatakan dalam bentuk kalimat


Menurut

diberi

3.1.2 Rancangan Penelitian

rumusan masalah penelitian, dimana

pertanyaan,

(tanpa

perlakuan).

merupakan

sementara

kontrol

a. Variabel Bebas (X)

dan

xiv

Variabel

bebas

dalam

3.4.1 Sampel Penelitian

penelitian ini adalah latihan


bermain sepakbola.
b. Variabel Terikat (Y)
Variabel
terikat

Menurut

Arikunto,

(2006:131) sampel adalah sebagian


dalam

atau wakil dari populasi. Dalam

penelitian ini adalah tingkat


kebugaran jasmani.
c. Variabel Kendali
Siswa putra kelas V

penelitian

ini

jumlah

sampel

sebanyak 34 orang sampel putra,


dimana sampel dibagi menjadi dua

SD

kelompok

Negeri 117 Palembang.

yaitu

17

orang

eksperiman dan 17 orang kontrol.


Sebelum

memberikan

Dari penjelasan diatas, maka yang

batasan-batasan yang ada variabel

menjadi sampel dalam penelitian ini

penelitian, maka perlu kiranya ada


batasan

agar

penafsiran

adalah siswi putra kelas V Sekolah

sesuai

Dasar Negeri 117 kecamatan Sako

dengan yang dimaksud.

Palembang.

3.4 Populasi Penelitian

Rumus ini menurut: Lusdi (2011:34)

Populasi penelitian adalah


keseluruhan
Arikunto

subjek

penelitian,

(2006:130).

Menurut
3.4.2 Teknik Sampling

Sugiyono (2012:80) populasi adalah


wilayah generalisasi yang terdiri atas

Teknik

: obyek/subyek yang mempunyai

merupakan

kualitas dan karakteristik tertentu

sampel,

yang

ditetapkan

oleh

penelitian

(2008:118).

untuk

dipelajari

dan

kemudian

melakukan

sampling
teknik

pengambilan

menurut
Seluruh
tes

adalah

awal

Sugiyono
populasi
(pretest)

ditarik kesimpulannya. Yang menjadi

kemudian hasilnya dirangking dari

sasaran dalam penelitian ini adalah

terjauh hingga yang terdekat (dari

siswa putra kelas V SD Negeri 117

nomor satu sampai dengan terakhir).

Palembang

Setelah itu populasi dibagi menjadi

dengan

jumlah

103

siswa.

dua kelompok dengan cara ordinal


pairing yaitu 17 orang sebagai

xv

23
kelompok eksperimen dan 17 orang
sebagai kelompok kontrol.

Keterangan:

KE: Kel. Eksperimen


KK: Kel.Kontrol

Tabel. Pengelompokan Sampel

3.5

Berdasarkan Peringkat Hasil Test

Prosedur

Pelaksanaan

Penelitian

Kel.

Kel.

Eksperimen

Kontrol

yaitu

sampel yang telah diambil dari

populasi

dilakukan pretest (test awal) dengan

10

12

11

13

14

kelompok

16

15

ordinal pairing yaitu : kelompok

17

18

pertama

20

19

eksperimen yang diberi perlakuan

21

22

24

23

25

26

itu setelah itu kelompok eskperimen

28

27

diberikan latihan bermain sepakbola

29

30

selama

32

31

33

34

Prosedur Pelaksanaan Penelitian :


Langkah pertama yang dilakukan
menentukan
maka

sampel,

seluruh

dari

sampel

prosedur Tes Kesegaran Jasmani


Indonesia (TKJI), sesudah dilakukan
pretest sampel dibagi menjadi dua
bagian

menggunakan

dinamakan

kelompok

bermain sepakbola dan kelompok


kedua dinamakan kelompok kontrol
yang tidak diberi perlakuan, setelah

enam

minggu.sesudahnya

seluruh kelompok sampel baik itu

xvi

kelompok

eksperimen

kelompok

kontrol

maupun

dikumpulkan

kembali untuk dilakukan posttest (tes


akhir)

yang

mengetahui

bertujuan
ada

1) Tes lari 40 meter : hasil yang

untuk

dicatat

adalah

peningkatan

dicapai

oleh

waktu
pelari

kesegaran jasmani atau tidak bagi

menempuh

kelompok

dalam satuan detik.

eksperimen

dilakukan

latihan

setelah

selama

jarak

tang
untuk

40

meter,

enam

minggu.

3.6 Instrumen Penelitian


Instrumen

merupakan alat

bantu yang dipilih dan digunakan


oleh peneliti agar kegiatan menjadi
sistematis dan untuk memperoleh
informasi yang hendak diketahui.

Gambar 1. Lari 40 meter

Sedangkan teknik pengumpulan data

(Sumber : Depdiknas 1999-2000 : 7)

adalah

cara-cara

digunakan

oleh

pengumpulan

data

yang

dapat

peneliti

untuk

melalui

2) Tes gantung sikuk teguk : hasil

tes

yang dicatat adalah waktu yang

kebugaran jasmani Indonesia(TKJI)

dicapai

merupakan

detik. Peserta yang tidak dapat

butir tes harus dilaksanakan secara


berurutan dan tidak terputus-putus.
pelaksanaannya

untuk

di atas, dalam satuan waktu

suatu

rangkaian tes, oleh karena itu semua

Urutan

peserta

mempertahankan sikap tersebut

Ketentuan pelaksanaan tes:


TKJI

oleh

melakukan

gerakan

dinyatakan

tidak

di

atas

mampu,

hasilnya ditulis dengan angka 0

sebagai

(nol).

berikut:

xvii

sempurna
Peserta

selama
yang

30

tidak

detik.
mampu

melakukan tes baring duduk ini,


hasilnya ditulis dengan angka 0
(nol).

Gambar 2. Gantung siku tekuk


(Sumber : Depdiknas 1999-2000 : 910)
3) Tes baring duduk 30 detik : hasil
yang dihitung dan dicatat adalah
jumlah gerakan baring duduk
yang dapat dilakukan dengan

xviii

4) Tes loncat tegak : pencatatan


hasil adalah raihan tegak dicatat,
ketiga raihan loncatan dicatat,
dan raihan loncatan tertinggi
dikurangi raihan tegak dicatat.

Gambar 3. Baring duduk 30 detik


Gambar 4. Loncat tegak

(Sumber : Depdiknas 1999-2000 :


11-13)

xix

(Sumber : Depdiknas 1999-2000 :


15-17)
5) Tes lari 600 meter : hasil yang
dicatat

adalah

dicapai

oleh

waktu
pelari

yang
untuk

menempuh jarak 600 meter.


Waktu

dicatat

dalam

satuan

menit dan detik.

Gambar 5. Lari 600 meter


(Sumber : Depdiknas 1999-2000 :
18-109)
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji
statistik parameter t (uji t). Uji

xx

statistik t digunakan untuk menguji


penolakan atau penerimaan hipotesis

Mencari

median

dengan

rumus

nol, dengan syarat bahwa sampel itu


homogen dan berdistribusi normal
Arikunto (2006:312).
3.7.1 Uji Normalitas Data

Untuk menguji kemiringan

Sudjana (2005:79)
Mencari simpangan baku /
standar deviasi:

kurva digunakan rumus Karl


29

Pearson :
Sudjana (2005:95)
3.7.2 Uji Homogenitas

Data dikatakan normal jika harga K


terletak antara -1 sampai +1 (-

Untuk menguji homogenitas

1<K<+1),Sudjana (2005:109).

Mencari

rata-rata

masing-masing

digunakan uji barlett menggunakan


statistik chi kuadrat. Syarat sampel

dari

dinyatakan homogenitas apabila X2

kelompok

hitung

data dengan rumus:

< X2tabel.
1. Menghitung varian gabungan
sampel dengan rumus :

Sudjana (2005:70)

Mencari

modus

dengan

rumus :

Sudjana (2005:263)
2. Menghitung harga satuan B

Sudjana (2005:77)

dengan rumus:
B= (log S2)(ni 1)
Sudjana (2005:263)
3. Uji Barlett menggunakan
Statistic Chi Kuadrat:

xxi

X2 = (In10)[B-

dengan

rumus

sebagai

berikut:

Sudjana (2005:263)
a.

Tabel. Uji Homogenitas Kelompok


Sampel dengan Menggunakan Tes
Bartlett

b.

Sumber : Sudjana (2005: 262)


Sampel

penelitian

Arikunto (2006:312)

ini

digunakan taraf nyata () = 0,05 dan


dk = k-1 dan peluang (1 - ) kedua
sampel dapat dikatakan berasal dari
populasi

yang

homogen

BAB IV

apabila

X2hitung < X2tabel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.7.3 Uji Hipotesis


Untuk
dilakukan
menggunakan

selanjutnya
pengujian
statistik

4.1 Hasil Penelitian

dapat

4.1.1

hipotesis
uji

t.

Gambaran Umum Lokasi


Penelitian

Kriteria pengujian hipotesis terima


Sekolah Dasar 117 Palembang

HO jika thitung < ttabel (1-) dan terima Hi


jika thitung > ttabel (1-).

merupakan SD yang terletak di jalan


Enim Raya Sialang Sako PalembangTelepon (0711) 818019 berdiri atas
Luas/Lahan Tanah:3.420 m2, Luas
Bangunan:1.819 m2 yang di pimpin

Arikunto (2006:311)

oleh

Menghitung kuadrat deviasi

Ibu

Toman

Siregar,S.Pd,

merupakan salah satu Sekolah Dasar

kelas eksperimen dan kelas control

xxii

yang memiliki siswa dan siswi paling

sampel 34 orang. Kelompok kontrol

banyak dibanding sekolah lain di

tidak diberi perlakuan, sedangkan

kota Palembang. Jumlah muridnya

untuk kelompok eksperimen diberi

mencapai 1.280 anak dan memiliki

perlakuan berupa bermain sepakbola

tenaga pengajar lebih kurang 60

selama 6 minggu dengan frekuensi 3

guru.

kali dalam seminggu.

Sekolah

SD

Negeri

117

palembang memiliki fasilitas yang

4.1.3 Perhitungan Statistik Dasar

cukup memadai, diantaranya ada


4.1.3.1

lapangan volley mini, basket mini,


lompat

jauh,

Deskripsi

Kebugaran

badminton,

Hasil

Jasmani

Pretest

Kelompok

Eksperimen

perpustakaan, UKS.

Setelah melakukan tes awal

4.1.2 Karakteristik Sampel

(pretest) yaitu kebugaran jasmani,


Pelaksanaan

penelitian

ini

hasil pretest disusun (dirangkingkan)

Negeri

117

dari hasil tertinggi sampai terendah

Kecamatan Sako Palembang. Sampel

kebugarannya. Kemudian data hasil

penelitian adalah siswa putra kelas V

pretest 34 orang siswa tersebut

yang terdiri dari lima kelas yaitu:

dibagi menjadi dua kelompok yaitu

kelas V-A, V-B, V-C, V-D, V-E.

17 orang siswa untuk kelompok

Sebagai

eksperimen dan 17 orang siswa

diadakan

di

SD

kelompok

eksperimen

berjumlah 17 orang dan sebagai

untuk kelompok

kelompok

teknik ordinal pairing.

orang,

kontrol

jadi

berjumlah

jumlah

17

keseluruhan

Nilai tertinggi

xxiii

kontrol dengan

= 14

Median

= 9,2

Nilai terendah

=5

eksperimen dan 17 orang siswa


untuk kelompok

kontrol dengan

teknik ordinal pairing.


Simpangan baku =2.695312598
Nilai tertinggi

= 13

Rata-rata / mean= 9,97059


Median

= 11,08333

Kemiringan kurva=0,360102943
Nilai terendah
Modus = 9

Simpangan baku

=4
=2,640187493

Rata-rata / mean

= 9,79412

Kemiringan kurva= -0,740811023


Modus = 11,75
4.1.3.2

Deskripsi

Kebugaran

Hasil

Jasmani

38

Pretest

Kelompok

Kontrol
Setelah melakukan tes awal
(pretest) yaitu kebugaran jasmani,

4.1.4 Deskripsi
Lompat

hasil pretest disusun (dirangkingkan)

Hasil
Jauh

Posttest
Kelompok

Eksperimen
dari hasil tertinggi sampai terendah
Setelah

kebugarannya. Kemudian data hasil

melakukan

latihan

selama 6 minggu (18 kali latihan),

pretest 34 orang siswa tersebut

untuk melihat ada pengaruh latihan

dibagi menjadi dua kelompok yaitu

lari 30 meter terhadap hasil lompat

17 orang siswa untuk kelompok

xxiv

jauh, maka dilakukan tes akhir

lompat jauh , maka dilakukan tes

(posttest).

akhir (posttest).

Lompatan terjauh

= 3,01

Lompatan terjauh

= 3,08

Median

= 2,425

Median

= 2,33

Lompatan terendah

= 1,70

Lompatan terendah

= 1,54

Simpangan baku

= 0,3556

Simpangan baku

= 0,416925

Rata-rata / mean

= 2,5429

Rata-rata / mean

= 2,2917

Kemiringan kurva

= - 0,3855

Kemiringan kurva

= - 0,5996282

Modus

= 2,68

Modus

= 2,54

4.1.6 Rata-Rata

Pretest

4.1.5

Deskripsi

Hasil

Posttest

Lompat Jauh Kelompok Kontrol


Setelah melakukan

Posttest

dan

Kel.Eksperiman

Dan Kontrol Lompat Jauh

latihan

Gaya Jongkok

selama 6 minggu (18 kali), untuk


melihat apakah ada pengaruh dari

Dapat

latihan lari 30 meter terhadap hasil

keseluruhan

xxv

dilihat
rata-rata

dari

berdasarkan

hasil

pretest

dan

posttest

pada

kelompok eksperimen dan kontrol


mengalami

peningkatan

untuk

kelompok eksperimen sebesar 0,155,


sedangkan untuk kelompok kontrol
mengalami

penurunan

sebesar

-0,094.
Tabel.Rata-Rata
Posttest

Pretest

Kelompok

dan
4.1.7 Uji Homogenitas

Eksperiman

Dan Kelompok Kontrol Lompat

Tabel. Harga yang diperlukan

Jauh Gaya Jongkok

untuk

menguji

homogenitas

kelompok sampel menggunakan


tes Barlett

Hasil dari rata-rata untuk


kelompok eksperimen mengalami
0,155,

Dari data yang diperoleh diatas

sedangkan untuk kelompok kontrol

maka, dengan taraf kepercayaan 42=

mengalami

0,05 diperolah X2tabel = 3,84 dan

peningkatan

sebesar
penurunan

sebesar

X2hitung =

-0,094.

-0,0858

hingga

dapat

ditulis : -0,0858 < 3,84 dengan syarat

Gambar. Diagram Batang Mean

homogeny : X2hitung < X2tabel. Dapat

Pretest & Posttest Kel.Eksperimen

disimpulkan bahwa, sampel dari

dan Kel.Kontrol

populasi yang sama (homogen).


4.1.8 Uji Hipotesis

xxvi

4.2.1

Pembahasan Hasil Pretest


Dan Posttest Lompat Jauh
Gaya Jongkok Kelompok
Eksperimen

Criteria pengujian terima Ha jika t


hitung

< t tabel (1), dan tolak HO jika t hitung

> t

tabel (1-),

Kelompok

eksperimen

didapatkan bahwa hasil lompat jauh

dimana t 1 adalah t
tabel

tertinggi 3,17 meter dan terendah

distribusi t dengan dk = n1+n2 dan

1,69 meter, sehingga rata-rata 2,387

peluang (1- )

meter. Hasil tes akhir (posttest)

yang

terdapat

didalam

lompat jauh kelompok eksperimen


2

Mx = 0,1529 x =0,50

Nx = 17

tertinggi sebesar 3,01 meter dan


terendah 1,70 meter, sehingga rata-

My = - 0,0170 y2 =1,7905 Ny = 17

rata 2,542 meter. Berdasarkan data


Sehingga t
(32)

hitung

= 1,85 > t tabel

tersebut, peningkatan hasil mean

= 1.69 dengan demikian tolak

lompat jauh

hipotesis HO yang berbunyi tidak ada


pengaruh latihan

lari

sampel meningkat

0,155 meter.

30 meter
4.2.2

terhadap hasil lompat jauh gaya

Pembahasan Hasil Pretest

jongkok pada siswa putra kelas V

Dan Posttest Lompat Jauh

Sekolah Dasar Negeri 117 Kecamata

Gaya Jongkok Kelompok

Sako Palembang 2012, dan terima Ha

Kontrol

yang

Kelompok kontrol didapatkan

menyatakan

ada

pengaruh

latihan lari 30 meter terhadap hasil

bahwa hasil lompat jauh

lompat jauh gaya jongkok pada siswa

2,98 meter dan lompat jauh terendah

putra kelas V Sekolah Dasar Negeri

1,67 meter, sehingga rata-rata 2,385

117 Kecamatan Sako Palembang

meter. Hasil tes akhir (posttest)

2012 .

lompat

jauh

kelompok

tertinggi

kontrol

tertinggi sebesar 3,08 meter dan


terendah 1,54 meter, sehingga rata4.2

Pembahasan

rata 2,91 meter. Merujuk pada data

xxvii

tersebut, dapat disimpulkan tidak

yang

terjadi peningkatan berarti pada data

Peningkatan hasil lompat jauh gaya

kelompok kontrol.

jongkok terjadi karena pemberian

4.2.3

Pembahasan
Latihan
terhadap

30

Hasil

kelompok

meter

Eksperimen

data

eksperimen

sistematis

dari

dilakukan

secara

hasil

berulang-ulang,

Data Kelompok Eksperimen


Dan Kelompok Kontrol

kontrol tidak terjadi kenaikan hasil

Setelah

melakukan

jongkok

pengolahan dan menganalisis data,

melainkan penurunan hasil sebesar

seluruh data berdistribusi normal.

-0,094 meter. Dari nilai rata-rata

Hal ini tunjukkan dari kemiringan

tersebut terlihat bahwa perbedaan

data pretest kelompok eksperimen,

kenaikan

jauh

data pretest kelompok kontrol, data

kelompok eksperimen dan kelompok

posstest kelompok eksperimen, dan

kontrol sebesar 0,061 meter. Hasil

data

penelitian yang dilakukan penulis

berturut-turut

dengan memberikan latihan lari 30

-0,38, -0,59. Seluruh kemiringan

meter pada kelompok eksperimen,

kurva terletak antara -1 dan 1.

hasil

gaya

yang

4.2.4 Pembahasan Uji Normalitas

diperoleh

meter, sedangkan pada kelompok


jauh

berlatih

latihannya, Hadisasmita (1996:126).

kenaikan rata-rata sebesar 0,155

lomapat

yang

jumlah beban latihan serta intensitas

lompat jauh gaya jongkok dari


kelompok

eksperimen

dengan kian hari kian menambah

dengan Kelompok Kontrol


Berdasarkan

latihan.

disebabkan oleh adanya proses yang

Lompat

Jauh Gaya Jongkok antara


Kelompok

diberi

program latihan lari 30 meter pada

Peningkatan

lari

tidak

lompat

posttest

kelompok
yaitu

0,66,

diperoleh bahwa hasil lompat jauh


gaya jongkok untuk kelompok yang
diberikan latihan lebih jauh (meter)
dibandingkan dengan hasil lompat

4.2.5 Pembahasan Uji

jauh gaya jongkok untu kelompok

Homogenitas Data

xxviii

kontrol
-0,58,

Seluruh data berasal dari

Setelah

data

diketahui

sampel yang homogeny, hal ini

berdistribusi normal dan data berasal

dibuktikan

dari

setelah

dilakukan uji

homogenitas didapat X2hitung


0,0859 sedangkan X2tabel

= -

populasi

yang

homogen,

kemudian dilakukan uji hipotesis

= 3,84,

dengan uji t, dan didapatkan t

hitung

karena -0,0859 < 3,84 berarti sampel

sebesar (1,85), sementara

berasal dari populasi yang homogen

sebesar (1,69). Artinya, t

>t

(sama).
4.2.6 Pembahasan Uji Hipotesis

dan Hi diterima. Ada pengaruh


lompat jauh gaya jongkok pada siswa
putra kelas V Sekolah Dasar Negeri

pada 34 siswa putra kelas V Sekolah

117 kecamatan Sako Palembang

Dasar Negeri 117 Palembang, dan


menjadi

2012. Jadi dari hasil pengolahan data

kelompok

penelitian secara menyeluruh, ditarik

penelitian dengan sistem ordinal

kesimpulan bahwa dengan latihan

pairing dengan 17 siswa sebagai


kelompok

eksperimen

tabel

latihan lari 30 meter terhadap hasil

Statistik
Penelitian ini telah dilakukan

dibagi

hitung

tabel

lari 30 meter selama 6 minggu

diberikan

dengan frekuensi latihan 3 kali

perlakuan selama 6 minggu dengan

seminggu dapat meningkatkan hasil

frekuensi latihan 3 kali seminggu

lompat jauh.

dengan intensitas 60% - 100%, Aip


(1993). Peningkatan hasil latihan
pada

kelompok

disebabkan
latihan
sistematis

oleh

yang

eksperimen
adanya

proses

dilakukan

secara

(systematic),

dengan

pengulangan yang tepat (repetition),

BAB V

dalam waktu propesional (duration),

KESIMPULAN DAN SARAN

semakin lama semakin betambah


(progressive),

dengan

beban

5.1 Kesimpulan:

berlebihan sesuai dengan kondisi


masing-masing individu (overload),

1). Latihan lari 30 meter dapat

Mutohir,dkk dalam Sutrisno (2011)

memiliki pengaruh terhadap hasil

xxix

47

lompat jauh gaya jongkok pada siswa


putra kelas V Sekolah Dasar Negeri

5.2 Saran

117 kecamatan Sako Palembang

1). Penelitian ini merupakan salah

2012. Dapat dilihat dari perubahan

satu rangkaian dalam upaya mencari

nilai pre-test dan post-test pada kelas

jawaban

eksperimen dan kelas kontrol. Nilai

pengaruh latihan

pre-test

eksperimen

terhadap hasil lompat jauh gaya

adalah 2,387 dan post-test 2,542,

jongkok.
2). Dari hasil penelitian ini dapat

pada

kelas

sedangkan nilai pre-test pada kelas

sebenarnya
lari

tentang
30 meter

bermanfaat untuk guru olahraga dan

kontrol adalah 2,385 dan post-tes

pelatih sebagi pertimbangan untuk

2,291.
2). Berdasarkan uji t nilai thitung

memberikan bentuk pembelajaran

diperoleh 1,85 sedangkan harga ttabel

dan latihan lari 30 meter dalam

berdasarkan tabel distribusi t dengan

meningkatkan

dk = 17 dan taraf kepercayaan 0,05

khususnya di nomor lompat jauh.


3). Dengan menggunakan bentuk

diperoleh sebesar 1,69 berdasarkan

latihan

kriteria pengujian hipotesis, jika thitung

lari

prestasi

30

meter,

atletik

sekolah

memiliki siswa yang berprestasi

> ttabel maka Ho ditolak sedangkan

dalam olahraga khususnya nomor

jika thitung < ttabel maka Ho diterima.

lompat jauh.

Jadi, karena thitung > ttabel yaitu 1,85 >


1,69 maka Ho di tolak dan Ha di
terima artinya ada pengaruh latihan
lari 30 meter terhadap hasil lompat

49

jauh gaya jongkok pada siswa putra


kelas V Sekolah Dasar Negeri 117
kecamatan Sako Palembang 2012.
3). Berdasarkan nilai pre-test dan
post-test

dapat

terlihat

adanya

peningkatan, hal itu menunjukkan


ada pengaruh positif latihan lari 30
meter

terhadap

hasil

lompatan

lompat jauh gaya jongkok.

xxx

Anda mungkin juga menyukai