A. KONSEP KELUARGA
2.1 Pengertian
Keluarga adalah sekumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga
selalu berinteraksi satu sama lain (Harmoko, 2012).
Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga
sebagai dua atau lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah,
ikatan perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi
satu sama lain dalam peranannya dan menciptakan serta mempertahankan
budaya.
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
melalui ikatan perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-masing
mengidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga (Ekasari, 2000).
Menurut Duval, 1997 (dalam Supartini, 2004) mengemukakan bahwa
keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional
dan sosial setiap anggota.
Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang
atau lebih yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah,
hidup dalam satu rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, dan
berinteraksi satu sama lain yang saling ketergantungan untuk menciptakan
5) The childless
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah, bisa disebabkan
karena mengejar karir atau pendidikan.
6) Keluarga Besar (The extended family)
Keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti
paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.
7) Commuter family
Kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari
minggu atau hari libur saja.
8) Multi generation
Beberapa generasi atau kelompok umum yang tinggal bersama dalam
1 rumah.
9) Kin-network family
Beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan
menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang
sama.
10) Blended family
Keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak
dari perkawinan sebelumnya.
11) Keluarga usila
Keluarga terdiri dari suami dan istri yang ssudah usia lanjut,
sedangkan anak sudah memisahkan diri.
2. Tipe keluarga non tradisional
1) Keluarga Orang Tua Tunggal Tanpa Menikah (The unmerrid teenage
mother).
Keluarga yang terdiri dari 1 orang dewasa terutama ibu dan anak dari
hubungan tanpa nikah.
2) The step parents family
Keluarga dengan orang tua tiri
3) Commune family
Keluarga yang terdiri dari lebih dari satu paangan monogami yang
menggunakan fasilitas secara bersama.
4) The nonmarrital hetero seksual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa nikah.
5) Keluarga Homoseksual (Gay and lesbian family)
Seorang yang mempunyai persamaan seks tinggal dalam 1 rumah
sebagaimana pasangan suami istri.
6) Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
alasan tertentu.
7) Groupmarriage family
Beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah berbagi
sesuatu termasuk seks dan membesarkan anak.
8) Group nertwork family
Beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan, hidup
berdekatan dan saling menggunakan barang yang sama dan
bertanggung jawab membesarkan anak.
9) Foster family
Keluaraga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara
untuk waktu sementara.
10) Home less family
Keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena
keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.
11) Gang
Keluarga yang dekstruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.
2.4 Fungsi Keluarga
Menurut (Friedman, 2009), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu :
1. Fungsi afektif
1) Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagian dan
4
antar
anggota
keluarga.
Setiap
anggota
yang
sakit.
mempengaruhi
Kemampuan
status
keluarga
kesehatan
memberikan
keluarga.
asuahan
Kesanggupan
kesehatan
kelurga
menjadi kelompok trio, membuat sistem yang permanen pada keluarga untuk
pertama kalinya (yaitu, sistem berlangsung tanpa memerhatikan hasil akhir
dari pernikahan). (McGoldrick, Heiman, & Carter, 1993 dalam Marilyn M.
Friedman, 2010)
Tugas perkembangan:
1. Perubahan peran menjadi orang tua.
2. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga.
3. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangannya.
Masalah kesehatan: pendidikan meternitas, perawatan bayi yang baik,
pengenalan dan penanganan masalah kesehatan fisik secara dini, imunisasi,
tumbuh kembang dan lain-lain.
3. Tahap III ( keluarga dengan anak prasekolah/ families with prescholl)
Tahap III siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2
tahun dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saat ini dapat terdiri
dari tiga sampai lima orang, dengan posisi pasangan suami-ayah, istri-ibu,
putra-saudara laki-laki, dan putri- saudara perempuan. Keluarga menjadi
lebih kompleks dan berbeda ( Duvall & Miller, 1985 dalam Marilyn M.
Friedman, 2010).
Tugas perkambangan:
masing akan memiliki aktifitas dan minat sendiri. Demikian pula orang tua
yang mempunyai aktifitas berbeda dengan anak. (Harmoko, 2012)
Tugas perkembangan:
1. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
2. Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia.
3. Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat.
4. Meningkatkan komunikasi terbuka.
5. Tahap V ( keluarga dengan anak remaja/ families with teenagers)
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap V dari siklus atau perjalanan
kehidupan keluarga dimulai. Biasanya tahap ini berlangsung selama enam
atau tujuh tahun, walaupun dapat lebih singkat jika anak meningglakan
keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak tetap tinggal di rumah pada usia
lebih dari 19 atau 20 tahun. Anak lainnya yang tinggal di rumah biasanya
anak usia sekolah. Tujuan utama keluarga pada tahap anak remaja adalah
melonggrakan kebebasan remaja yang lebih besar dalam mempersiapkan
diri menjadi seorang dewasa muda (Duvall & Miller, 1985 dalam Marilyn
M. Friedman, 2010).
Tugas perkembangan:
10
11
Masalah kesehatan:
1. Masa komunikasi dewasa muda dengan orang tua tidak lancar.
2. Transisi peran suami istri.
3. Memberi perawatan.
4. Kondisi kesehatan kronis
5. Masalah menopause
6. Efek dari obat-obatan, merokok, diet dan lain-lain.
12
Masukan
Lingkungan
Proses
Keluaran
Umpan Balik
Gambar di atas dapat diuraikan sebagai berikut (Harmoko, hal 15; 2012):
13
a. Masukan (input) terdiri atas: anggota keluarga, fungsi keluarga, aturan dari
keluarga (masyarakat) sekitar (luas), budaya, agama, dan sebagainya.
a. Proses (throughput) merupakan proses yang terjadi dalam melaksanakan
fungsi keluarga.
b. Keluaran (output) adalah hsil dari suatu proses yang berbentuk perilaku
keluarga yang terdiri atas perilaku sosial, perilaku kesehatan, perilaku sebagai
warga negara, dan lain-lain
c. Umpan balik (feedback) adalah pengontrol dalam masukan dan proses yang
berasal dari keluaran.
2.7 Struktur Keluarga
Struktur keluarga oleh Friedman dalam (Harmoko, hal 19; 2012) sebagai berikut:
a. Struktur komunikas
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara
jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, dan ada hierarki kekuatan.
Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan pesan secara jelas
dan berkualitas, serta meminta dan menerima umpan balik. Penerima pesan
mendengarkan pesn, memberikan umpan balik, dan valid.
b. Struktur peran
Serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang diberikan. Jadi,
pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal. Posisi/ status adalah posisi
individu dalam masyarakat misal status sebagai istri/ suami.
c. Struktur kekuatan
Kemampuan dari individu untuk mengontrol, memengaruhi, atau mengubah
perilaku orang lain. Hak (legitimate power), ditiru (referent power), keahlian
14
(exper power), hadiah (reward power_, paksa (coercive power), dan effektif
power.
d. Strukur nilai dan norma
a. Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau
tidak dapat mempersatukan annggota keluarga.
b. Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan
sistem nilai dalam keluarga.
c. Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan
ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
2.8 Tugas Keluarga
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai
4.
5.
6.
7.
dengan
fungsi
ekonomi
yang
dibentuk
oleh
15
nama
atau
inisial,
hubungan dengan kepala keluarga, status imunisasi dari masingmasing anggota keluarga, dan genongram (genogram keluarga dalam
tiga generasi)
b)Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
16
17
18
3. Diagnosa
19
2.
Kriteria
Nilai
Bobot
Sifat masalah :
Tidak/kurang sehat
Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera/krisis
Mudah
Sebagian
Tidak dapat
20
3.
4.
Tinggi
Cukup
Rendah
Menonjolnya masalah:
1
0
ditangani
Masalah tidak dirasakan
Skor
Angka tertinggi
Jumlahkan skor untuk semua
kriteria, skor
X Bobot
tertinggi adalah 5 sama dengan seluruh bobot
4. Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan yang
direncanakan perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau
mengatasi masalah kesehatan/masalah keperawatan yang telah di identifikasi
(Harmoko, hal 93; 2012).
Langkah-langkah mengembangkan rencana asuhan keperawatan keluarga
(Harmoko; 2012)
a. Menentukan sasaran atau goal
b. Menentukan tujuan dan objek
c. Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
21
kesehatan
atau
penerimaan
keluarga
mengenai
kebutuhan,
tindakan,
konsekuensi
untuk
tidak
22
e. Memotivasi
dengan
keluarga
untuk
memanfaatkan
fasilitas
kesehatan
KONSEP MEDIS
1.
Pengertian
Gout
arthritis
adalah
kelompok
keadaan
heterogeneus
yang
23
a.
Faktor genetik
Hiperurisemia digolongkan sebagai penyakit gangguan metabolisme
berkadar purin tinggi yaitu daging, jeroan, kepiting, kerang, keju, kacang tanah,
bayam, buncis, kembang kol. Asam urat terbentuk lagi dari hasil metabolisme
makanan-makanan tersebut.
c.
berlebihan dari dalam tubuh. Sementara pengeluaran melalui usus mungkin juga
berkurang. (Muttaqin Arif, 2008)
3.
Pergerakan tidak mungkin terjadi jika kelenturan dalam rangka tulang tidak ada.
Kelenturan dimungkinkan oleh adanya persendian. Sendi adalah suatu ruangan,
tempat satu atau dua tulang berada saling berdekatan. Fungsi utama sendi adalah
memberi pergerakan dan fleksibilitas dalam tubuh.
24
Fibrosa
Sendi ini tidak memiliki lapisan tulang rawan dan tulang yang satu dengan
b.
Kartilago
Sendi yang ujung-ujung tulangnya terbungkus oleh tulang rawan hialin,
Sinovial
Sendi tubuh yang dapat digerakkan serta memiliki rongga sendi dan
a)
Sendi karpal
Permukaan persendiaan antara tulang-tulang karpal adalah ceper dan
halus. Permukaan ceper ini dengan mudah saling bergeseran dan membentuk
persendian meluncur antara bagian berbagai tulang itu, tulang karpal tersusun
berdempetan rapat sehingga hanya gerakan meluncur terbatas yang mungkin
tetapi dapat melaksanakan jumlah gerakan yang cukup banyak jika semua tulang
bergerak bersama.
25
b)
Sendi karpo-metakarpal
Sendi meluncur yang berbentuk antara sisi distral dari garis bawah
tulang-tulang karpal dari setiap lubang dari lima tulang, metakarpal sendi karpo
metakarpal dari ibu jari yaitu sendi pelana, terbentuk antara basis metakarpal
pertama dan trapezium (mulangulum moyus). Sendi intermetakarpal dibentuk
antara basis tulang-tulang metakarpal, permukaan persendian lateral membentuk
sendi datar atas sendi meluncur antara tulang-tulang ini.
c)
Sendi metakarpo-falangeal
Sendi dari jenis kondiloed, kepala dari lima tulang metakarpal ini
diterima dalam permukaan, persendian pada basis dari falang proximal, gerakan
flexi, extensi, abduksi dan adduksi berlangsung disendi-sendi ini.
d)
Sendi interfalangeal
Adalah sendi engsel, sendi ini terbentuk oleh kepala falang proximal
a)
Sendi lutut
Sendi engsel dengan perubahan dan yang dibentuk oleh kedua kondil
26
b)
tulang tungkai bawah. Batang dari tulang-tulang itu digabungkan oleh seluruh
ligamen (antar tulang) yang membentuk sebuah sendi ketiga antara tulang-tulang
ini seperti pada lengan bawah.
c)
plantar terletak diantara permukaan bawa talus dan permukaan atas kalkaneus,
gerakan sendi sedikit mengayun adduksi dan abduksi.
e)
Falang
Merupakan tulang-tulang pipa pendek yang masing-masing terdiri atas 3
Manifestasi klinis
27
a.
1)
urat serum.
2)
1)
2)
lokal.
3)
Mungkin terdapat demam dan peningkatan sel darah putih. Serangan dapat
dipicu oleh pembedahan, obat-obatan alkohol dan stres emosional, tahap ini
biasanya mendorong pasien untuk mencari pengobatan segera.
4)
Sendi-sendi lain dapat terserang, termasuk sendi jari-jari tangan, lutut, mata
Serangan gout akut biasanya akan pulih tanpa pengobatan tetapi dapat
2)
1)
Timbunan urat terus bertambah dalam beberapa tahun jika pengobatan tidak
dimulai.
2)
dan kaku, juga pembesaran dan penonjolan dari sendi yang bengkak.
3)
Serangan gout arthritis akut dapat terjadi pada tahap ini. Tofi terbentuk pada
masa gout kronis insolubilitas realitif dari urat, bursa olekranon, tendon achilles.
Permukaan ekstension lengan bawah bursa intrapatela dan heliks telinga adalah
tempat yang sering dihinggapi tofi. (Misnadiarly, 2007)
5.
Patofisiologi
Ada beberapa faktor yang berperan dalam mekanisme penyakit gout arthitis yaitu:
faktor genetik, produksi asam urat yang berlebihan, kurangnya pengeluaran asam
urat. Dari faktor-faktor tersebut menyebabkan gangguan metabolisme purin dalam
tubuh sehingga keadaan purin dalam darah meningkat (hiperurisemia).
Hiperurisemia konsentrasi asam urat dalam serum yang lebih besar dari 7,0 mg/dl
dapat normal tetapi tidak selalu menyebabkan kristal monosodium urat. Serangan
gout tampaknya berhubungan dengan peningkatan atau penurunan mendadak
29
kadar asam urat serum, kalau kristal asam urat mengendap dalam sebuah sendi,
respons inflamasi akan terjadi dan serangan gout dimulai.
Dengan serangan yang berulang-ulang penumpukan kristal natrium urat yang
dinamakan topus akan mengendap dibagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki,
tangan dan telinga. Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan penyakit renal kronis
yang terjadi sekunder akibat penumpukan asam urat.
Gambaran kristal urat dalam cairan sinovial sendi yang asimtomatik menunjukkan
bahwa faktor-faktor non kristal mungkin berhubungan dengan imunoglobin yang
terutama berupa IgG. IgG akan meningkatkan fagositosis kristal dan dengan
demikian memperlihatkan aktivitas imunologik. (Smeltzer and bare, 2001)
30
PATHWAY
31
6.
Pemeriksaan diagnostik
32
a.
Pemeriksaan laboratorium
1)
Pemeriksaan darah
Urid Acid
2)
Pemeriksaan urine
33
Menunjukkan kadar asam urat dalam urine tinggi (kadar normal asam urat
pada laki-laki < 13 mg/dl, pada perempuan < 10 mg/dl.
3)
Dkk, 2007).
b.
Pemeriksaan radiologi
Pada stadium gout arthritis, tanda awal gambaran radiologi hanya nampak
Bila tulang sudah mengalami erosi sehingga berbentuk bulat atau lonjong
punch out.
(Misnadiarly, 2007)
7.
Penatalaksanaan
34
a.
Sendi diistirahatkan
c.
Kompres dingin
d.
e.
f.
probenecid 0,5 g/hari atau sulfinpyrazone pada pasien yang tidak tahan terhadap
probenecid atau menurunkan pembentukan asam urat dengan allopurinol 100 mg
2 kali sehari.
g.
Jeroan (hati, ginjal, limfa, paru), otak, saripati daging, dan alkohol
2)
Daging sapi, udang, kepiting, cumi, kerang, kacang-kacang, kembang kol, bayam,
kangkung, asparagus dan jamur.
3)
35
Komplikasi
Batu ginjal
b.
Gagal ginjal
Prognosis
B.
36
Pengkajian keperawatan
Anamnesis
Identitas, meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama bahasa yang
37
a)
Proviking incident : hal ini menjadi faktor presipitasi nyeri adalah gangguan
c)
Region : redation, relief nyeri pada sendi metatarsofalageal ibu jari kaki.
d)
Severity (scale) of pain : nyeri yang dirasakan antara skala 1-3 pada rentang
pengukuran 0-4. Tidak ada hubungan antara beratnya nyeri dan luas kerusakan
yang terlihat pada pemeriksaan radiologi.
e)
Time : berapa lama nyeri berlangsung, kapan apakah bertambah buruk, pada
38
4)
Kaji adakah keluarga dari generasi terdahulu yang mempunyai keluhan yang
sama dengan klien karena klien gout arthritis dipengaruhi oleh faktor genetik. Ada
produksi/sekresi asam urat yang berlebihan dan tidak diketahui penyebabnya.
5)
Riwayat psikososial
Kaji respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien
dalam kecemasan individu dengan rentang variasi tingkat kecemasan yang
berbeda dan berhubungan erat dengan adanya sensasi nyeri, hambatan mobilitas
fisik akibat respon nyeri, dan ketidaktahuan akan program pengobatan dan
prognosis penyakit dan peningkatan asam urat pada sirkulasi. Adanya perubahan
peran dalam keluarga akibat adanya nyeri dan hambatan mobilitas fisik
memberikan respons terhadap konsep diri yang maladaptif.
b.
Pemeriksaan fisik
1)
B1 (breathing)
Inspeksi :
kesimetrisan rongga dada, klien tidak sesak napas, tidak ada penggunaan otot
bantu pernapasan
Palpasi
Perkusi :
39
Auskultasi
B2 (Blood)
Pengisian capilary refil kurang dari 1 detik, sering ditemukan keringat dingin dan
pusing karena nyeri.
3)
B3 (Brain)
: Ada sianosis
Mata
Leher
4)
B4 (Bladder)
Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan utama pada
sistem perkemihan, kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke ginjal
berupa pielonefritis, batu asam urat, dari gagal ginjal kronis yang akan
menimbulkan perubahan fungsi pada sistem ini.
5)
B5 (Bowel)
40
Kebutuhan eliminasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi perlu dikaji
frekuensi, konsistensi, warna serta bau feses, selain itu juga perlu dikaji frekuensi,
kepekaan, warna, bau dan jumla urine, klien biasanya mual, mengalami nyeri
lambung dan tidak ada nafsu makan, terutama yang memakai obat analgesik dan
anti hiperurisemia
6)
B6 (Bone)
Look. Keluhan utama nyeri sendi yang merupakan keluhan utama yang
2.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa
keperawatan
adalah
pernyataan
yang
jelas
mengenai
status
41
a.
kristal pada membran sinovia, tulang rawan artikular, erosi tulang rawan
proliferasi sinovia, dan pembentukan panus
b.
gerak kelemahan otot, nyeri pada gerakan dan kekakuan pada sendi kaki sekunder
akibat erosi tulang rawan, proliferasi sinovia dan pembentukan panus
c.
Gangguan citra diri yang berhubungan dengan perubahan bentuk kaki dan
Perencanaan Keperawatan
a.
Diagnosa I
42
perilaku yang lebih rileks, memperagakan keterampilan reduksi nyeri, skal 0-1
atau teratasi
Intervensi keperawatan
1)
Kaji lokasi, intensitas dan tipe nyeri. Observasi kemajuan nyeri ke daerah
menggunakan skala nyeri. Klien melaporkan nyeri biasanya diatas tingkat cedera.
2)
Rasional :
3)
43
4)
Rasional :
44
b.
Diagnosa II
kemampuannya
Kriteria hasil
Kaji mobilitas yang ada dan observasi adanya peningkatan kerusakan. Kaji
Ajarkan klien melakukan latihan gerak aktif pada ekstremitas yang tidak
sakit
Rasional :
Bantu klien melakukan latihan ROM (Range Of Motion) dan perawatan diri
sesuai toleransi
45
Rasional :
4)
aktivitas
Rasional :
5)
Rasional :
Diagnosa III
Gangguan citra diri yang berhubungan dengan perubahan bentuk kaki dan
terbentuknya tofus
Tujuan perawatan
Kriteria hasil
orang terdekat tentang situasi dan perubahan yang terjadi, mampu menyatakan
penerimaan diri terhadap situasi, mengakui dan menggabungkan perubahan ke
dalam konsep diri dengan cara yang akurat tanpa merasa harga dirinya negatif
Intervensi keperawatan
1)
46
Rasional :
Ingatkan kembali realitas bahwa masih dapat menggunakan sisi yang sakit
Menghidupkan
kembali
perasaan
mandiri
dan
membantu
Rasional : Dukungan perawat pada klien dapat meningkatkan rasa percaya diri
klien
6)
aktivitas rehabilitasi
47
Rasional :
Diagnosa IV
Evaluasi tingkat anxietas, catat respon verbal dan non verbal pasien, dorong
Rasional
Meningkatkan
pemahaman,
mengurangi
rasa
takut
karena
48
3)
takutnya
Rasional : Mengungkapkan rasa takut secara terbuka dimana rasa takut dapat
ditunjukkan.
e.
Diagnosa V
perawatan
Kriteria hasil : Klien dapat menunjukkan pemahaman tentang kondisi penyakit
dan perawatan
Intervensi keperawatan
1)
49
2)
Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun. Dan
ditujukan pada nursing oders untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk
memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien
(Nursalam, 2001).
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping. Selama
tahap
pelaksanaan,
50
yang paling sesuai dengan kebutuhan klien. Semua tindakan keperawatan dicatat
ke dalam format yang telah ditetapkan oleh institusi (Nursalam, 2001)
5.
Evaluasi Keperawatan
51
DAFTAR PUSTAKA
Effendy Nasrul, 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta;
EGC
Mansjoer A. dkk, 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Media Aesculapius.
Jakarta
Misnadiarly, 2007. Rematik. POP Buku Jakarta.
Mubarak I. W,dkk.2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi.
Jakarta; Salemba Medika
Muttaqin Arif, 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Muskuloskeletal. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Pearce Evelyn, 1992. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT Gramedia
EGC, Jakarta.
Smeltzer And Bare, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 3 EGC,
Jakarta.
Setiadi, 2008. Konsep dan Proses keperawatan Keluarga. Yogyakarta; Graha Ilmu
Sustrani dkk, 2007. Asam Urat. Jakarta. PT Gramedia Utama.
52