Oleh :
Mustafidah
03011201
Pembimbing :
Dr. dr. Suzy Yusna Dewi, Sp.KJ (K)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
Fakultas Kedokteran Trisakti
Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta
Tahun 2016
Abstrak
Objektif: Untuk evaluasi perbaikan berkelanjutan 6 bulan setelah 40 sesi, pelatihan intervensi
pelatihan atensi komputer di sekolah dengan menggunakan neurofeedback atau cognitive
training (CT) yang diberikan pada usia 7 hingga 11 tahun dengan Attention-Deficit/ Hyperactive
Disorder ( ADHD)
Metode: Sebanyak seratus empat anak secara acak ditetapkan menerima neurofeedback, CT
atau kelompok kontrol dan dievaluasi selama 6 bulan post intervensi. Suatu 3-point model
menilai perubahan sepanjang waktu melalui kondisi pada Conner 3-parent assessment report
( Conner 3-P), dan behavior Rating Inventory of Function parentForm ( BRIEF), dan observasi
double blinded sistematik observasi kelas (behavioral Observation of Student in School).
Analisis mengenai variasi dinilai perubahan medikasi stimulant yang diinisiasi oleh komunitas.
Hasil: Angka respon orang tua sebesar 90% pada 6 bulan follow up. Enam bulan post intervensi,
peserta neurofeedback mempertahankan pencapaian yang signifikan pada Conner3-P (
Inattention effect size [ES] =0.34, Excecutive Functioning ES= 0.25, hyperactivity/impulsivity
ES=0.23) dan subskala BRIEF termasuk Global Executive composite ( ES= 0.31), dimana tetap
lebih besar secara signifikan dibandingkan peningkatan pada anak dengan CT dan kelompok
kontrol. Anak dengan kontrol menunjukkan peningkatan yang lambat pada angka post intervensi
segera hanya pada Conner 3-P Executive Functioning (ES =0.18) dan 2 subskala BRIEF. Pada
follow up 6 bulan, peserta neurofeedback dipertahankan dengan dosis pengobatan stimulant yang
sama, dimana pasien pada kedua CT dan kondisi control menunjukkan peningkitan secara
statistic dan klinis (9mg[P=.002] dan 13 mg[ P<.001])
Kesimpulan: Peserta dengan neurofeedback menunjukkan perbaikan yang lebih cepat dan lebih
besar pada gejala ADHD, yang berkelanjutan pada 6 bulan follow up, dibandingkan dengan
peserta CT atau pada kelompok control. Temuan ini menunjukkan bahwa neurofeedback
merupakan tatalaksana pelatihan atensi yang menjanjikan pada anak dengan ADHD. Pediatrics
2014;133:483 492
terbatas memeriksa data follow up dan kecilnya ukuran sampel atau tidak adanya kelompok
kontrol.
Sebaliknya, CT digunakan secara spesifik didesain untuk melatih atensi, memori kerja
dan impulsivitas melalui feedback yang terus menerus untuk memperkuat respon yang benar.
Beberapa studi menunjukkan bahwa CT memperbaiki tugas memori kerja dan menurunkan
kurangnya atensi, hiperaktivitas, dan prilaku mengganggu.
Gevensleben dkk memeriksa neurofeedback dan CT setelah 6 bulan dan menemukan
perbaikan pada kelompok neurofeedback berdasarkan skala prilaku menurut laporan orang tua
secara signifikan lebih superior dan berkelanjutan dibandingkan dengan kelompok CT.
Sayangnya, pengurangan yang signifikan membuat studi ini tidak jelas secara umum. Metaanalisis terbaru mengenai intervensi ADHD nonfarmakologi menyimpulkan bahwa diperlukan
bukti lebih banyak baik pada intervensi neurofeedback dan CT sebelum keduanya digunakan
sebagai terapi penunjang untuk ADHD.
Studi ini merupakan studi yang baru oleh karena beberapa alasan. Tim peneliti
melakukan trial membandingkan neurofeedback, CT dan kelompok kontrol di sekolah. Studi
sebelumnya kebanyakan dilakukan di laboratorium atau klinik. Trial ini ditargetkan terutama
pada anak usia 7 hingga 10 tahun, berbeda dengan studi sebelumnya yang mengikutkan usia
perkembangan yang beragam. Banyak studi dimana dengan ukuran yang lebih kecil tanpa
kelompok kontrol dan gagal untuk menemukan perbedaan kelompok. Terakhir, hanya beberapa
studi yang melaporkan hasil follow up.
Pre dan post intervensi, kami menemukan perbaikan yang lebih besar secara signifikan
pada gejala ADHD, termasuk atensi dan fungsi eksekutif, pada peserta neurofeedback
dibandingkan dengan kelompok control dan CT. Dalam artikel ini, kami melaporkan kesimpulan
hasil dari 6 bulan post intervensi. Kami berhipotesis bahwa peserta yang menerima
neurofeedback mempertahankan perbaikan atensi dan fungsi eksekutif dibandingkan dengan
kelompok control dan CT dan dosis medikasi tetap stabil
Metode
Peserta
Pelajar ADHD yang datang pada 1 dari 19 SD di pinggir kota atau pada perkotaan di area
Greater Boston yang memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam uji coba secara acak. Kriteria
inklusi sebagai berikut: (1) anak di kelas 2 hingga kelas 4, (2) diagnosis secara klinis ADHD
berdasarkan dokter anak, dan (3) dapat berbicara dan mengerti bahasa Inggris untuk mengkuti
protocol, meskipun bahasa Inggris tidak selalu merupakan bahasa pertama peserta. Kriteria
ekslusi termasuk: (1) diagnosis bersamaan dengan gangguan tingkah laku, kelainan dengan
spektrum autis, atau penyakit mental serius ( seperti psikosis), dan (2) IQ yang diukur dengan
Kauman Brief Intelegence Test < 80, untuk mebatasi faktor perancu dan persyaratan amandemen
yang lebih luas untuk protocol intervensi yang dapat mempengaruhi standar pelaksanaan. Studi
dilakukan di sekolah dan investigator tidak memiliki tanggung jawab klinis untuk perawatan
medis anak-anak. Oleh karena itu, anak yang ikut serta berdasarkan atas diagnosis dokter mereka
dan diikutkan terlepas apakah mereka melakukan pengobatan ADHD. Orang tua seluruh peserta
diinformasikan bahwa mereka harus terus mematuhi kunjungan dokter yang dijadwalkan dan
perawatan komunitas standar ( termasuk konseling dan tatalaksana pengobatan ) independen dari
partisipasi studi, dan pengobatan yang digunakan tidak ditangguhkan untuk tatalaksana atau
penilaian. Studi disetujui oleh Tuts Medical Center Institutional Review Board, dan persetujuan
tertulis informed consent telah diperoleh.
Penerimaan untuk kohort pertama berlangsung dari Mei hingga September 2009 dan dari
Mei hingga September 2010 untuk kohort kedua. Seluruh penilaian preintervensi dilakukan pada
Oktober dan intervensi diinisiasi pada November tiap tahun. Untuk tiap kohort, koordinator
menyeimbangkan peserta berdasarkan distrik sekolah, jenis kelamin, dan status pengobatan, dan
kemudian menetapkannya melalui generator acak angka computer menjadi 3 kondisi (
neurofeedback, CT dan control). Sebelum penerimaan, orang tua diberitahu bahwa anaknya akan
ditetapkan secara acak menjadi 1 dari 3 kondisi ini, dan diberitahu mengenai kelompok status
anaknya setelah penempatannya dibuat.
Intervensi
Peserta menerima intervensi selama 45 menit sebanyak 3 kali sesi tiap minggu di
sekolah, diawasi oleh research assistant (RA), untuk 40 sesi selama 5 bulan. Protokol yang sama
digunakan untuk kedua intervensi lainnya. RA menerima pelatihan baku 2 minggu untuk
mengelola neurofeedback dan CT, dilanjutkan dengan uji post pelatihan dan penilaian observasi
langsung. RA mengisi ceklist standar untuk tiap anak pada setiap sesi untuk memantau ketepatan
pelaksanaan.
Sistem Neurofeedback specifik digunakan ( Play attention, unique logic dan Technology,
Fletcher, NC) dengan mendeteksi rentang 2 frekuensi, 1 pada rentang gelombang otak teta
frekuensi rendah (4-8 Hz) dan lainnya pada rentang gelombang otak beta frekuensi tinggi ( 12-15
Hz). Gelombang otak diukur dengan sensor EEG yang tertanam pada helm standar yang
berlokasi di pusat pada puncak tengkorak, dan 2 sensor EEG lainnya 1 landasan sensor dan
lainnya referensi, pada tali dagu yang berlokasi bilateral pada mastoid. Melalui latihan, peserta
belajar untuk memanipulasi gambar pada layar, menghasilkan supresi dari gelombang teta dan
peningkatan aktivitas beta. Ketika rasio teta:beta berubah, sebuah algoritma digunakan sehingga
skor poin peserta pada program computer dan belajar bagaimana meningkatkan perhatian pada 6
latihan yang berbeda.
Intervensi CT spesifik digunakan (Captains Log, BrainTrain, North Chesterfield,VA)
terdiri dari latihan yang melatih bidang kognisi yang berbeda, yang mungkin dirancang menjadi
protokol pelatihan perorangan. Oleh karena adanya tingkat kemajuan otomatis setelah tiap
latihan, maka system ini dirancang untuk skala besar. Protokol standar yang berkembang untuk
studi ini terdiri dari 14 latihan auditori dan visual dengan area target atensi dan memori kerja.
Tiap latihan merupakan interaktif dan berlangsung ~5 menit. Kedua sistem tersedia secara
komersial.
Pengukuran hasil primer
Pengukuran hasil termasuk laporan orang tua mengenai gejala ADHD dan fungsi
eksekutif, penggunaan pengobatan, dan observasi prilaku pada kelas sistematik. Seluruh
pengukuran hasil dicatat pre dan post intervensi, dan 6 bulan kemudian.
Conner 3-Parent Assessment Report ( conner 3-P; Multi-Health System Inc, North
Tonawanda, NY) merupakan instrument yang divalidasi dan terstandar untuk menilai gejala
ADHD, termasuk 9 subskala terdiri dari 2 ringkasan skala yang dijumlahkan bersama sebagai
Global index. Behaviour Rating Inventory of Executive Function( BRIEF)( PAR Inc, Lutz, FL)
merupakan instrument yang tervalidasi dan standard yang menilai fungsi eksekutif, termasuk 8
subskala terdiri dari 2 indeks dijumlahkan bersama dalam Global Executive Composite. Kedua
orang tua, jika tersedia, melengkapi Conner 3-P dan BRIEF.
Behavioral Observation of Students in School ( BOSS; Pearson Education, Inc, New
York, NY) merupakan sistem observasi perekam interval sistematik untuk pengkodean prilaku
kelas dan laporan mengenai keterlibatan ( aktif atau pasif), dan prilaku off task ( motor, verbal,
dan pasif). Hasil data observasi adalah penilaian kuantitatif objektif, yang dapat membantu
mengurangi bias dari observer, dan terdiri dari data mentah serta persentasi interval yang tercatat
sebagai keterlibatan atau off task. BOSS dapat diandalkan diantara observer untuk membedakan
antara anak dengan ADHD dan pengembangan pertemanan mereka dan sensitive terhadap efek
pengobatan. BOSS dilengkapi sebanyak 3 kali tiap titik waktu ( seperti sebelum intervensi,
segera setelah intervensi, dan 6 bulan setelah intervensi) untuk seluruh peserta studi yang dilatih
oleh RA yang tidak mengetahui keadaan peserta secara acak. Para peserta tidak menyadari
bahwa mereka sedang diobservasi.
Medication Tracking Questionnaire dilengkapi oleh orang tua primer pada tiap titik
waktu pada tipe perjalanan pengobatan, dosis dan riwayat. Tidak ada konsultasi langsung
mengenai medikasi yang didiskusikan dengan orang tua, yang didorong untuk melanjutkan
kunjungan teratur dengan dokter mereka. Pengobatan stimulant diubah menjadi equivalensi
metilphenidat oleh tim peneliti untuk membandingkan dosis dari waktu ke waktu. Realibilitas
dari laporan orang tua dinilai dengan membandingkan nama dan dosis pengobatan pada tiap titik
waktu. Respon yang ambigu, diklarifikasi dengan komunikasi langsung dengan orang tua dan
dokter.
Analisis Data
Variasi analisis data dilakukan untuk menilai perbedaan dasar pada data demografi
dengan kondisi secara acak. Item yang hilang dengan skala multiitem diselesaikan dengan
menggunakan expectation maximization imputation, dimana metode imputasi yang berulang
cocok untuk data hilang dengan frekuensi rendah, dan atau ketika SE bukan menjadi perhatian
primer. Ketika kuesioner penuh hilang, hal ini dikeluarkan dari analisis dan diarahkan secara
langsung melalui strategi analisis yang dideskripsikan dibawah. Oleh karena studi ini memeriksa
apakah 2 intervensi CompAT adalah superior untuk tatalaksana komunitas, dan apakah
neurofeedback adalah superior dibanding dengan CT, trial terkontrol acak ini dianggap trial
unggulan dan analisis disajikan dalam uji 1-tailed.
Yang menjadi fokus inti dari analisis adalah untuk mengevaluasi adanya perubahan yang
diobservasi pada gejala inti ADHD antara periode mulainya dan akhir dari tatalaksana yang
dipertahankan pada follow up 6 bulan. Perubahan dari laporan orang tua dan pengukuran
observasi kelas diinvestigasi dengan model 3-point growth dengan menggunakan pendekatan
berbagai tingkat untuk menilai perubahan selama 3 titik waktu ( preintervensi, postintervensi,
dan follow up 6 bulan) untuk membandingkan neurofeedback dan CT dengan kontrol.
Pendekatan kami menggunakan seluruh data yang tersedia, termasuk laporan dari 2 orang
tua ketika tersedia pada seluruh 3 titik waktu. Model ini memungkinkan perkiraan realibilitas
dari pengukuran dan perubahan pada keseluruhan perkiraan, dan dapat secara flexibe
mengakomodasi data yang tidak berimbang, sehingga peserta dapat dimasukkan pada titik waktu
bahkan jika hanya 1 kuesioner orang tua yang tersedia saat suatu waktu atau seluruh titik waktu .
Untuk BOSS, 3 observasi dari keseluruhan 3 titik waktu digunakan untuk memperkirakan
realibilitas. Model linear memperkirakan best-fitting line pada 3 titik waktu. Perbandingan antara
neurofeedback dan CT dilakukan dengan menggunakan uji hipotesis multivariate linear umum.
Untuk memudahkan interpretasi dan membandingkan dengan studi lain, perkiraan ukuran yang
terpengaruh ( digambarkan sebagai standardized mean differences, Cohens) dihitung dari
koefisien neurofeedback dan CT dari growth model; akan tetapi untuk pengetahuan terbaik kami,
tidak ada studi laporan CompAt lain yang melaporkan koefisien pertumbuhan dan lebih jauh
lagi, kalkulasi standar tidak mendukung seluruh parameter yang diperkirakan pada model
multilevel. Seluruh growth model diperkirakan dengan menggunakan HLM versi 7.0. Seluruh
analisis lainnya dan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SYSTAT versi 13.0.
Uji t berpasangan dilakukan untuk mengevaluasi perbedaan medikasi stimulant pada
ekuivalensi methylphenidate secara acak antara preintervensi dan follow up 6 bulan. Analisis
kovarians dilakukan untuk evaluasi perbedaan dosis pada kondisi acak pada follow up 6 bulan,
mengontrol dosis pengobatan stimulant pada pre intervensi.
Hasil
Dari 104 anak pada studi ini, sebanyak 102 telah menyelesaikan intervensi. Pada hal ini, hanya 4
yang tidak melengkapi penilaian follow up 6 bulan (n=98) (Fig 1). Angka respon rata-rata dari
kuesioner orang tua untuk data pre dan post intervensi adalah 94 % untuk primary parent dan
77% untuk secondary parent. Pada follow up 6 bulan,angka respon primary parent adalah 90%
dan 82% untuk secondary parent. BOSS dilengkapi 3 kali untuk tiap peserta pada pre intervensi,
post intervensi dan 6 bulan follow up untuk 100% pesera. Pada dasarnya, 95% peserta
menunjukkan skor yang signifikan secara klinis 65 pada Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorder, Fourth Edition, ADHD inattention dan atau subskala ADHD hyperactiveimpulsive. Pada dasarnya, 49% peserta menggunakan pengobatan. Tidak terdapat perbedaan
statistic yang signifikan antara kondisi acak menurut jenis kelamin, pendapatan keluarga, ras,
penggunaan pengobatan, atau gejala ADHD dasar ( Tabel 1). Tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara peserta yang melengkapi atau tidak melengkapi intervensi atau antara kondisi
acak pada 6 bulan follow up menurut jenis kelamin, pendapatan keluarga atau ras. Tidak ada efek
samping pada intervensi neurofeedback atau CT dilaporkan pada ceklist.
Analisis Growth model
Mayoritas dari distribusi untuk pengukuran tiap titik waktu dan perubahan diperkirakan simetris
dan tailed, tapi normalitas tidak dapat diasumsikan untuk seluruh skala, sehingga kami
mengandalkan SE yang kuat yang tersedia pada HLM42 yang tersedia pada penilaian hipotesis
pada Conners 3-P, BRIEF, dan model BOSS. Slopes dari skala primer pada kepentingan
penelitian pada Conners 3-P, BRIEF, dan BOSS ditampilkan untuk menunjukkan perubahan
keadaan dari waktu ke waktu.
Pengukuran laporan orang tua
Peserta dengan neurofeedback menunjukkan perbaikan yang signifikan dibandingkan
dengan kelompok kontrol pada Conner 3-P pada area target intervensi dari inatensi, fungsi
eksekutif, dan hiperaktivitas / impulsivitas seperti pada 4 dari 6 subskala prilaku umum (Tabel 2
dan Tabel 4 suplemental), dan pada seluruh 3 BRIEFsummary index scales seperti pada 7 dari 8
subskala ( Tabel 2 dan Tabel 5 suplemental). Peserta dengan CT menunjukkan perbaikan yang
signifikan sepanjang waktu dibandingkan dengan control pada hanya 1 dari 5 subskala Conner
3-P ( Tabel 2) dan pada 2 dari 8 subskala BRIEF ( Tabel 5 suplemental). Lebih jauh lagi, peserta
dengan neurofeedback menunjukkan perbaikan signifikan sepanjang waktu dibandingkan dengan
CT pada 6 subskala Conner 3-P ( Tabel 4 Suplemental) dan pada 6 subskala BRIEF. Lihat Fig 2
untuk skor rata-rata peserta yang diobservasi melalui 3 titik waktu studi dengan kondisi pada inti
ADHD dan area fungsi eksekutif.
Penerimaan
Terekslusi ( n=128)
Tidak memenuhi criteria inkusi (n=8
Menolak ikut serta ( n=35)
Alasan lain (n=4)
Pengacakan
Tidak menerima
(n=104) intervensi (n=3)
Alasan: masalah jadwal, pindah, masalah medis yang
Intervensi
Penghentian
intervensi
(n=2)
Penghentian
intervensi
(n=0)
Analisis (n=36)a
Analisis (n=34)a
Ekslusi dari analisis (n=0)
Ekslusi dari analisis (n=0)Ekslusi dari analisis (n=0)
Diagram 1. Diagram Consort ( Consolidated Standards of Reporting Trial)a. Sejumlah kecil kasus, data
dari orang tua dan guru hilang; oleh karena itu ukuran sampel terkadang lebih kecil dibandingkan dengan
yang ditunjukkan di sini.
NF
34
8.4 (1.1)
23
CT
34
8.9 (1.0)
22
Kontrol
36
8.4(1.1)
25
23
3
24
1
29
3
7
21
13
8
28
12
4
22
12
24
25
27
106.6 ( 13.9)
101.3 ( 16.7)
109.6 ( 12.5)
15
28.9 (14.4)
108.4 ( 14.3)
103.9 ( 19.4)
110.2 (12.1)
14
24.2 ( 10.20
108.9( 15.4)
105.1 ( 16.3)
109.7 (17.7)
20
25.1 (15.9)
9
27
7
22
8
21
75.77 ( 13.46)
70.89 (10.83)
74.61( 12.08)
66.30 (10.00)
61.75 ( 6.59)
64.65 (9.02)
72.16 (12.40)
73.37 (13.30)
78.20 ( 11.67)
30.17 ( 17.10)
25.87 (15.05)
21.14 (13.87)
Observasi kelas
Hasil dari model pertumbuhan linier tidak menunjukkan perubahan berkelanjutan; akan
tetapi, model linear tidak cocok pada prilaku Off task Motor/ verbal, sehingga model quadratic
telah diperkirakan dan perbaikan yang signifikan ditemukan pada neurofeedback dibandingkan
dengan kontrol (P=.04). tidak terdapat perbedaan antara neurofeedback dan CT pada pengukuran
observasi kelas ( Tabel 3)
Analisis pengobatan
Diantara peserta yang menerima pengobatan stimulant, perubahan dosis rata-rata pada
neurofeedback dari preintervensi hingga 6 bulan follow up adalah 0.70 mg metilphenidateekuivalen meningkat (P=.44). Pada kedua CT dan control, orang tua melaporkan peningkatan
yang signifikan: 13.08 mg untuk CT ( P= .02) dan 9.14 mg untuk control ( P<.001). Tidak ada
perbedaan antara kelompok dosis ditemukan pada 6 bulan follow up, mengontrol untuk
preintervensi (P=.08)
DISKUSI
Hasil dari analisis ini menjanjikan. Orang tua dari anak dengan neurofeedback
dilaporkan bahwa terdapat perbaikan yang berkelanjutan 6 bulan setelah intervensi,
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pada kelompok CT, area fungsi eksekutif tidak
menunjukkan perubahan statistic yang signifikan segera setelah intervensi, namun menunjukkan
perubahan yang signifikan dalam penilaian 6 bulan follow up dibandingkan dengan kelompok
control. Bahkan setelah intervensi dihentikan, orang tua terus memperhatikan respon perbaikan
pada kedua intervensi. Meskipun sama dengan metaanalisis oleh Arn dkk, perbaikan yang
tampak pada skala hiperaktivitas/ impulsivitas pada neurofeedback mengejutkan, karena
hiperaktivitas tidak secara langsung ditargetkan pada intervensi. Namun, penemuan ini
menunjukkan bahwa ketika focus anak meningkat, tingkat aktivitas berkurang.
Manajemen pengobatan dokter dilakukan secara independen dari protokol studi. Hal ini
penting bahwa peserta dengan neurofeedback menunjukkan dosis stimulant yang bertahan ketika
kemungkinan mengalami pertumbuhan fisik yang sama dan peningkatan tuntutan sekolah
seperti, dimana dosis pengobatan meningkat secara klnis dan statistik (9 hingga 13-mg unit
ekuivalen methylphenidate equivalent ).
Figure 2. Skor rata-rata dari peserta yang diamati pada 3 titik waktu studi. NF, neurofeedback
Studi ini menggunakan banyak sumber dan tipe data termasuk kuesioner dari orang tua,
observasi prilaku kelas yang sistematik, dan pengobatan. Oleh karena anak memiliki guru yang
berbeda pada saat pre dan post intervensi dibandingkan dengan follow up 6 bulan, pelaporan
guru tidak dimasukkan dalam analisis ini. Inklusi dari observasi prilaku kelas secara sistematik
memberikan representasi double blinded yang valid pada prilaku anak di kelas.
Pengacakan subjek terhadap keadaan tatalaksana, seperti yang diaplikasikan pada studi
ini, merupakan baku emas untuk trial klinis. Meskipun distratifikasi menurut jenis kelamin,
system sekolah dan status pengobatan, dan keseimbangan yang baik menurut karakteristik
demografi melalui seluruj 3 kondisi acak, perserta pada 3 kondisi tampaknya berbeda pada
keparahan berdasarkan gejala ADHD dasar. Akan tetapi, tidak ada dari perbedaan tersebut
mencapai signifikansi, dan tidak jelas bagaimana perbedaan pada keparahan dasar ini
mempengaruhi hasil. Lebih jauh lagi, kami mengandalkan pada growth model untuk mengisolasi
perubahan sepanjang waktu, tidak pada status saat post tatalaksana atau follow up; pengkodean
waktu kami dimana berpusat pada waktu saa post tatalaksana, dipilih untuk mengurangi korelasi
dari status inisial dan perubahan.
Orang tua memperhatikan tipe intervensi anak mereka, oleh karena satu dari system
menggunakan helmet sementara lainnya tidak. Orang tua diberitahu bahwa 2 dari intervensi
tersedia secara komersial dan menemukan kesamaan hasil dengan studi sebelumnya saat waktu
penetapan. Saat post intervensi, kami tidak menemukan perbedaan pada angka kepuasan pada
intervensi dengan neurofeedback orang tua dengan peserta CT, yang menunjukkan bahwa bias
pada orang tua tampaknya tidak mempengaruhi pelaporan mereka mengenai pengukuran.
Tabel 3. Hasil BOSS
Engaged
Control
NF
CT
Off
task
Motor/
verbalc
Kontrol
NF
CT
Ukuran efek
78.20(11.67)
72.16(12.40)
73.37(13.30)
79.34(13.58)
77.98(14.60)
77.10(13.58)
81.23(10.37)
77.76(13.43)
76.16(15.97)
1.49
1.57
0.06
0.04
0.04
0.002
21.14(13.87)
30.17(17.10)
25.87(15.05)
18.44(11.95)
20.81(14.21)
20.03(10.88)
19.11(11.13)
22.69(16.60)
23.96(5.93)
-1.04
-1.86
-0.49
0.03
-0.05
-0.01
Kesimpulan
Peserta neurofeedback menunjukkan bahwa terdapat perbaikan yang signifikan yang
berkelanjutan 6 bulan setelah intervensi ( jika dibandingkan dengan kelompok control dan CT) ,
seperti yang dilaporkan oleh orang tua yang secara konsisten pada seluruh subskala ADHD, dan
skala fungsi eksekutif. Peserta dengan CT menunjukkan perbaikan yang signifikan 6 bulan
setelah periode intervensi pada 2 subskala fungsi eksekutif. DOsis pengobatan dilanjutkan
diantara pasien dengan neurofeedback, untuk CT dan kelompok control ditingkatkan. Penemuan
bahwa neurofeedback lebih superior dibandingkan dengan CT pada skala multiple lebih jauh
mendukung efektivitasnya sebagai tatalaksana pada anak dengan ADHD. Pengaruh yang
dilaporkan lebih dini pada neurofeedback dibandingkan dengan CT dan juga lebih kuat pada
periode follow up 6 bulan, menunjukkan neurofeedback merupakan tatalaksana yang
menjanjikan dengan peningkatan yang berkelanjutan untuk anak dengan ADHD.
Hal ini merupakan trial control acak untuk mengevaluasi efek jangka panjang dari
CompAT di sekolah. Diluar kekurangan dari data ilmiah, kedua sistem pelatihan baik
neurofeedback dan CT digunakan saat ini pada system sekolah di Amerika Serikat dengan
menggarisbawahi pentingnya studi sistematik dari efektivitas mereka. Dampak langsung dari
deficit atensi pada kemajuan akademik membuat sekolah merupakan seting yang ideal untuk
dilakukan intervensi, oleh karena seluruh anak dengan ADHD di seluruh komunitas dapat
memiliki akses yang potensial terhadap pelayanan ini pada basis yang sedang berlangsung.
Langkah selanjutnya yang penting menilai perbedaan peserta secara individual untuk evaluasi
faktor yang mungkin berhubungan dengan perbaikan yang paling bermakna pada intervensi
respektif dan untuk mempelajari kohort dari usia perkembangan yang lebih tua.