Anda di halaman 1dari 14

JRSDD, Edisi September 2015, Vol. 3, No.

3, Hal:441 - 454 (ISSN:2303-0011)

Pengaruh Hambatan Samping Terhadap Kinerja Lalu Lintas Jalan Nasional


(Studi Kasus Jalan Proklamator Raya Pasar Bandarjaya Plaza)
Randy Syaputra1)
Syukur Sebayang2)
Dwi Herianto3)
Abstract
The high value of side friction on the road cause a decrease in performance of the road. The
amount of side friction affects the capasity and speed of ride vehicles. The aim of this research was
to analize the factors that affect the performance degredation of traffic condition on some side
friction and determine planning solutions to improve the traffic performance.
This research are obtained by doing survey of traffic volume (LHR) to see the density of vehicles,
then surveys the side friction to see the influence of interference and spot speed surveys both
distrubed and undistrubed side friction. This research doing in 500 meters in a market segment of
Bandarjaya Plaza. Next calculation use the Manual Capasity of Indonesian Road in 1997 for the
Outside Urban Road.
Based on calculation, then obtained the highest value of the degree of saturation of 1,01 to line
Bandarjaya with a volume of vehicles by 1395 pcu/hours, while the capacity of road only 1384
pcu/hours. It is indicate the state of the roads is very saturated, so that the necessary repairs the
road performance. The highest level of side friction affecting road performance degredation in the
form of vehicles in and out the side road area, so it made procurement solutions median crossing
the road in an attempt to eliminate the vehicle.
Keywords : side friction, traffic volume, national road
Abstrak
Tingginya nilai hambatan samping pada suatu ruas jalan akan menyebabkan penurunan pada
kinerja jalan. Besarnya hambatan samping sangat berpengaruh terhadap kapasitas ruas jalan dan
kecepatan kendaraan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi penurunan kinerja lalu lintas pada beberapa kondisi hambatan samping dan
menentukan solusi perencanaan untuk memperbaiki kinerja lalu lintas.
Penelitian yang dilakukan yaitu berupa survei volume lalu lintas (LHR) untuk melihat tingkat
kepadatan kendaraan, kemudian survei hambatan samping untuk melihat besarnya pengaruh
gangguan dan survei kecepatan sesaat baik terganggu dan tak terganggu hambatan samping.
Penelitian dilakukan pada 500 meter di ruas jalan pasar Bandarjaya Plaza. Perhitungan selanjutnya
digunakan dengan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 untuk Jalan Luar Kota.
Berdasarkan hasil perhitungan, maka didapatkan nilai derajat kejenuhan tertinggi yaitu 1,01 untuk
arah Bandarjaya dengan jumlah volume kendaraan sebesar 1395 smp/jam sementara kapasitas ruas
jalan 1384 smp/jam. hal ini menunjukkkan keadaan ruas jalan sudah sangat jenuh sehingga
diperlukan perbaikan kinerja jalan. Tingkat hambatan samping sangat mempengaruhi penurunan
kinerja jalan untuk itu diperlukan solusi penanganan seperti pengadaan lahan parkir, pengadaan
trotoar, peninjauan kembali letak pintu masuk keluar pasar serta kesadaran bersama pengguna
jalan untuk tertib dan taat saat berkendaraan.
Kata kunci : Hambatan samping, volume lalu lintas, jalan nasional

1)

Mahasiswa pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung.


Surel : Randyfunny17@gmail.com
2)
Staf pengajar pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung. Jalan. Prof. Sumantri
Brojonegoro 1. Gedong Meneng Bandar lampung. 35145.
3
) Staf pengajar pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung. Jalan. Prof. Sumantri
Brojonegoro 1. Gedong Meneng Bandar lampung. 35145.

Pengaruh
Pengaruh
Hambatan
Hambatan
SampingSamping
Terhadap Kinerja
Terhadap
Jalan
Lalu
Randy
Buktin,
Lintas
Kinerja
Pasar
Syaputra,
Jalan
Bandarjaya
Ahmad
Lalu
Syukur
Nasional
Zakaria,
Lintas
Plaza
Sebayang,
...Ofik
Jalan
Taufik
DwiNasion
Herianto.
Purwadi.

1. PENDAHULUAN
Kemacetan lalu lintas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara peningkatan
kepemilikan kendaraan dan pertumbuhan prasarana jalan yang tersedia serta kapasitas
efektif ruas jalan yang ada lebih kecil dari kapasitas jalan yang direncanakan akibat
adanya hambatan di tepi jalan.
Hambatan di tepi jalan tersebut sering kali terkait dengan adanya aktivitas sosial dan
ekonomi, yaitu adanya parkir di badan jalan yang dikarenakan terdapat pertokoan yang
tidak menyediakan tempat parkir, sarana angkutan umum yang menurunkan penumpang
disembarang tempat serta lalu lalangnya orang untuk menyeberang yang menyebabkan
kapasitas jalan mengalami penurunan.
Pengaruh hambatan samping tersebut terjadi pula pada sekitar ruas jalan pasar
Bandarjaya Plaza yang letaknya berada pada ruas jalan lintas Sumatera, itu artinya jalan
ini merupakan jalan nasional. Jalan nasional sendiri merupakan sistem jaringan jalan
primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi. Sehingga seharusnya ruas jalan yang
dibutuhkan harus sesuai dengan ruas yang ada tanpa terganggu oleh hambatan samping.
Faktanya daerah Jalan Proklamator Raya ini cukup padat dengan pedagang kaki lima
yang menggunakan pinggir ruas jalan, parkir kendaraan dan angkutan umum yang
menurunkan penumpang di sepanjang jalan. Selain itu ditambah jumlah pejalan kaki yang
berjalan atau menyebrang sepanjang segmen jalan, dan jumlah kendaraan bermotor yang
masuk keluar ke/dari lahan samping jalan serta arus kendaraan yang bergerak lambat
seperti sepeda, becak dll. Hal ini sangat mengganggu kendaraan yang lewat dan
menimbulkan kemacetan di ruas jalan depan Pasar Bandarjaya Plaza.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui kinerja lalu lintas seperti volume lalu
lintas, kecepatan arus bebas, kapasitas, derajat kejenuhan, dan kecepatan tempuh di Jalan
Proklamator Raya, menganalisis pengaruh yang ditimbulkan oleh aktivitas Pasar
Bandarjaya Plaza terhadap kinerja lalu lintas di kawasan pasar dan menentukan solusi
yang dapat direncanakan untuk memperbaiki kinerja lalu lintas. Manfaat dari penelitian
ini adalah untuk Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh aktivitas Pasar Bandarjaya
Plaza di sepanjang Jalan Proklamator Raya terhadap kinerja lalu lintas dan hasil analisa
data dari penelitian ini dapat memberi masukan kepada instansi terkait untuk dapat
menata lalu lintas di kawasan Pasar tersebut.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karakteristik Jalan Luar Kota
Karakteristik suatu jalan akan mempengaruhi kinerja jalan tersebut. Karakteristik jalan
tersebut terdiri atas beberapa hal, yaitu : Geometrik Jalan, komposisi arus dan pemisahan
arah, pengaturan lalu lintas, pengendalian kecepatan, pergerakan kendaraan berat, parkir
dan Hambatan samping. Perilaku pengemudi dan populasi kendaraan, manusia sebagai
pengemudi kendaraan juga merupakan bagian dari arus lalu lintas yaitu sebagai pemakai
jalan.

442
2

Buktin
Randy Syaputra, Syukur Sebayang, Dwi Herianto.

2.2. Geometrik Jalan


Geometrik jalan merupakan salah satu karakteristik utama jalan yang akan mempengaruhi
kapasitas dan kinerja jalan jika dibebani lalu lintas. Dalam Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (MKJI) (1997) yang termaksud geometri jalan adalah tipe jalan, lebar jalur lalu
lintas, bahu/kereb dan ada atau tidaknya median.
2.3. Hambatan Samping
Aktivitas samping jalan yang dapat menimbulkan konflik dan berpengaruh terhadap
pergerakan arus lalu lintas serta menurunkan fungsi kinerja jalan. Adapun tipe hambatan
samping terbagi menjadi pejalan kaki dan penyeberang jalan (bobot 0,5), jumlah
kendaraan berhenti dan parkir (bobot 1,0), jumlah kendaraan yang masuk dan keluar dari
lahan samping jalan (bobot 0,7) dan arus kendaraan lambat ( bobot 0,4). Untuk
menyederhanakan dalam prosedur perhitungan, tingkat hambatan samping
dikelompokkan dalam lima kelas yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat
tinggi (MKJI, 1997)
2.4. Arus dan Komposisi Lalu Lintas
Berdasarkan MKJI (1997) fungsi utama dari suatu jalan adalah memberikan pelayanan
transportasi sehingga pemakai jalan dapat berkendaraan dengan aman dan nyaman.
Parameter arus lalu lintas yang merupakan faktor penting dalam perencanaan lalu lintas
adalah volume, kecepatan, dan kerapatan lalu lintas.
2.4.1. Volume (Q)
Volume adalah jumlah kendaraan yang melewati satu titik pengamatan selama periode
waktu tertentu. Nilai volume lalu lintas mencerminkan komposisi lalu lintas, dengan
menyatakan arus dalam satuan mobil penumpang (smp) yang dikonversikan dengan
mengalikan nilai ekivalensi mobil penumpang (emp). Emp mobil pribadi, pick up, angkot
dan truk kecil (1) bus kecil, truk 2 as, bus besar (1,2) truk besar (1,8) dan sepeda
motor 0,9 atau 0,6.

Q=

N
T

(1)

Dengan :
Q = Volume (kend/jam)
N = Jumlah Kendaraan (kend)
T = Waktu Pengamatan (jam)
2.4.2. Kecepatan Arus Bebas (FV)
Kecepatan arus bebas(FV) didefnisikan sebagai kecepatan pada tingkat arus nol, yaitu
kecepatan yang akan dipilih pengemudi jika mengendarai kendaraan bermotor tanpa
dipengaruhi oleh kendaraan bermotor lain di jalan (MKJI, 1997). Persamaan untuk
penentuan kecepatan arus bebas mempunyai bentuk umum berikut:

FV =( FV 0 + FV W )FFV SF FFV RC

(2

Dengan :
FV
= Kecepatan arus bebas kendaraan ringan pada kondisi lapangan (km/jam).
FV0
= Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan pada jalan yang diamati
(km/jam).
FVW
= Penyesuaian kecepatan untuk lebar jalan (km/jam).

443

Pengaruh
Pengaruh
Hambatan
Hambatan
SampingSamping
Terhadap Kinerja
Terhadap
Jalan
Lalu
Randy
Buktin,
Lintas
Kinerja
Pasar
Syaputra,
Jalan
Bandarjaya
Ahmad
Lalu
Syukur
Nasional
Zakaria,
Lintas
Plaza
Sebayang,
...Ofik
Jalan
Taufik
DwiNasion
Herianto.
Purwadi.

FFVSFN = Faktor penyesuaian akibat hambatan samping dan lebar bahu.


FFVRC

= Faktor penyesuaian untuk kelas fungsi jalan.

2.4.3. Kapasitas Jalan


Terdapat dua karakteristik utama dari arus kendaraan yang melalui hubungan (link) dan
pertemuan (intersection). Salah satunya adalah kapasitas dan volume maksimum yang
dapat ditampung oleh link dan intersection tersebut. (Morlok dan Edward, 1985)
Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum melalui suatu titik di jalan yang dapat
dipertahankan per satuan jam pada kondisi tertentu. Untuk jalan dua lajur dua arah,
kapasitas ditentukan untuk arus dua arah (kombinasi dua arah), tetapi untuk jalan dengan
banyak lajur, arus dipisahkan per arah dan kapasitas di tentukan per lajur. Persamaan
dasar untuk menentukan kapasitas adalah sebagai berikut :

C=C O FC W FC SP FC SF ( smp/ jam)

(3)

Dengan :
C
= Kapasitas (smp/jam)
CO = Kapasitas dasar (smp/jam).
FCW = Faktor penyesuaian akibat lebar jalur lalu lintas.
FCSP = Faktor penyesuaian pemisah arah.
FCSF = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan
2.4.4. Drajat Kejenuhan (DS)
Derajat kejenuhan (DS) didefinisikan sebagai rasio arus jalan terhadap kapasitas, yang
digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen
jalan. Nilai DS menunjukkan apakah segmen jalan tersebut mempunyai masalah
kapasitas atau tidak dansebagai langkahuntuk menganalisis perilaku lalu lintas.
Dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :

DS=

Q
C

(4)

Dengan :
Q = Arus lalu lintas (smp/jam)
C = Kapasitas (smp/jam)
2.4.5. Kecepatan Tempuh
Perhitungan kecepatan adalah angka waktu tempuh kendaraan melewati lintasan,
sehingga didapat kecepatan sesaat dengan rumus :

V=

L
TT

Dimana :
L = Panjang segmen jalan yang diamati (km)
TT = Waktu rata-rata yang digunakan kendaraan menempuh segmen yang diamati
(detik/smp).

444
4

(5)

Buktin
Randy Syaputra, Syukur Sebayang, Dwi Herianto.

2.4.6. Drajat Iringan


Derajat iringan merupakan indikator penting mengenai perilaku lalu lintas pada suatu
segmen jalan, yang dinyatakan sebagai rasio antara kendaraan perjam yang bergerak
dalam peleton dan arus total (kendaraan/jam) pada arah yang diamati. (Peleton adalah
kendaraan kendaraan dengan waktu antara 5 detik, terhadap kendaraan didepannya).
2.5. Tingkat Pelayanan
Tingkat pelayanan atau Level of Service adalah tingkat pelayanan dari suatu jalan yang
menggambarkan kualitas suatu jalan dan merupakan batas kondisi pengoperasian. Tingkat
pelayanan suatu jalan menunjukan kualitas jalan diukur dari beberapa faktor, yaitu
kecepatan dan waktu tempuh, kerapatan (density), tundaan (delay), arus lalu lintas dan
arus jenuh (saturation flow) serta derajat kejenuhan (degree of saturation).
Sedangkan tingkat pelayanan ditentukan dalam skala interval yang terdiri dari enam
tingkat yaitu : A,B,C,D,E,F. (Tamin, 2000)
2.6. Metode Pengamatan Kecepatan
Kecepatan kendaraan dapat diamati dan dihitung dengan metode pengamat bergerak.
Salah satu metode yang dikembangkan pada cara pengamat bergerak ini adalah metode
Moving Car Observer. Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang meliputi
waktu perjalanan serta arus lalu lintas baik yang searah maupun yang berlawanan arah
dengan kendaraan pengamat.
2.7. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Untuk melengkapi penelitian dan keabsahan isi maka disertakan penelitian terdahulu
sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sinaga (2004) yang berjudul Analisis
Kinerja Simpang Jl. Proklamator Raya-Jl. Ahmad Yani-Jl. Sudirman Kota Bandar Jaya
Lampung Tengah tahun 2004, pada ruas jalan Proklamator Raya diperoleh hasil peneilitan
nilai C = 2138 smp/jam, drajat kejenuhan DS = 0,76 dan D = 13,42 det/jam serta peluang
antrian QP% = 24 76% . (Sinaga, 2004)
2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Maretia (2007) yang berjudul Analisa Kinerja
Ruas Jalan Akibat Aktivitas Samping Jalan Utama Kota Bandar Lampung tahun 2007,
memperlihatkan bahwa nilai hambatan samping tertinggi terjadi pada ruas Jalan Kartini
pada hari Senin yaitu berjumlah 2677 kejadian dan pada hari libur yaitu hari Minggu
berjumlah 1933 kejadian dengan derajat kejenuhan 0,63. (Maretia, 2007)
3. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Rizani (2013) yang berjudul Evaluasi
Kinerja Jalan Akibat Hambatan Samping tahun 2013 bahwa faktor hambatan samping
yang terjadi masih relatif rendah. Namun untuk tingkat kinerja jalan secara keseluruhan
dipengaruhi oleh arus lalu lintas yang padat khususnya pada jam puncak siang (13.0015.00) dan jam puncak sore (17.00-19.00) dimana derajat kejenuhan yang terjadi antara
0,733-0,998. (Rizani, 2013)
4. Berdasarkan hasil penelitian dari tesis Setijadji (2006) yang berjudul Studi Kemacetan
Lalu Lintas Jalan Kaligawe Kota Semarang tahun 2006, menyatakan bahwa tundaan dan
hambatan samping pada Jalan Kaligawe menunjukkan angka yang tinggi. Dimana jumlah
orang yang menyebrang 6557, kendaraan berhenti 25015, kendaraan keluar masuk 6040,
dan kendaraan lambat 1043. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat pelayananruas
Jalan Kaligawe menjadi turun LOS = 0,96 (E), terjadi kemacetan. (Setijadji, 2006)
5. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chairunisa (2014). yang berjudul
Pengaruh Hambatan Samping Terhadap Kinerja Lalu Lintas pada Jalan Nasional (Studi

445

Pengaruh
Pengaruh
Hambatan
Hambatan
SampingSamping
Terhadap Kinerja
Terhadap
Jalan
Lalu
Randy
Buktin,
Lintas
Kinerja
Pasar
Syaputra,
Jalan
Bandarjaya
Ahmad
Lalu
Syukur
Nasional
Zakaria,
Lintas
Plaza
Sebayang,
...Ofik
Jalan
Taufik
DwiNasion
Herianto.
Purwadi.

Kasus Jalan Lintas Barat Sumatra) Kota Bandar Lampung tahun 2014 yang menyatakan
Volume kendaraan tertinggi terjadi pada hari Selasa yaitu sebesar 2636 smp/jam, dengan
kecepatan arus bebas 54,7 km/jam maka derajat kejenuhan yang didapat 0,97.
(Chairunisa, 2014)
3. METODE PENELITIAN
3.1. Umum
Metodologi penelitian adalah suatu cara bagi peneliti untuk mendapatkan data yang
dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga memperoleh
kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian. Metodologi yang dipakai pada penelitian
ini adalah dengan cara melakukan pengolahan data primer hasil survey lapangan serta
mengumpulkan beberapa informasi yang dibutuhkan sebagai data sekunder.
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada ruas Jalan Proklamator Raya yaitu kawasan Pasar
Bandarjaya Plaza Bandarjaya, Lampung Tengah.
3.3. Pelaksanaan Penelitian
3.3.1. Waktu Penelitian
Pelaksanaan survey dilakukan selama tiga hari yaitu pada hari Senin, Jumat dan Minggu.
Dengan mempertimbangkan pengaruh tingkat hambatan samping terhadap volume lalu
lintas dan kecepatan pada hari tersebut. Survey pengumpulan data lalu lintas dilakukan
pada jam pagi yaitu pada pukul 06.30 08.30 WIB, siang pukul 11.00 13.00 WIB dan
sore pada pukul 16.00 - 18.00 WIB.
3.3.2. Peralatan Penelitian
adapun peralatan yang digunakan adalah alat tulis,pencatat waktu (Stop Watch), meteran
standar, petugas pengamat, jam tangan sebagai penunjuk waktu selama pelaksanaan
survey, mobil untuk mengukur kecepatan rata-rata kendaraan yang lewat, komputer
sebagai alat untuk menghitung dan mengolah data.
3.4. Pengambilan Data
Tahap pengumpulan data memegang peranan penting dalam keberhasilan penelitian
karena tahap analisa dan pengolahan data tergantung pada tahap pengumpulan data. Data
yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer
diperoleh dari survei di lapangan dan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi yang
terkait.
3.4.1. Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder didapat dari Studi literatur didapat dari penelitian terdahulu
yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, jumlah penduduk Bandarjaya,
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) (1997).
3.4.2. Data Primer
Adapun data primer didapat dari survey volume lalu lintas dengan langkah awal yang
dilakukan adalah menetukan jenis kendaraan berdasarkan klasifikasi kendaraan yaitu
sepeda motor (MC), kendaraan ringan (LV), kendaraan berat (MHV), Kendaraan truk
besar (LT), kendaraan bus besar (LB). Pengumpulan data dilakukan dengan cara

446
6

Buktin
Randy Syaputra, Syukur Sebayang, Dwi Herianto.

menghitung langsung jumlah kendaraan yang melewati titik pengamatan dengan


menggunakan pencatatan secara manual setiap 15 menit selama jam sibuk. Survei
dilakukan oleh 6 surveyor pada titik pengamatan untuk seluruh arah lalu lintas. Kemudian
pencatatan kecepatan kendaraan, dilakukan oleh 2 surveyor untuk mengukur kecepatan
dibatasi pada jarak per 500 meter, yang dilakukan sebanyak 5 kali dengan mengikuti arus
kendaraan untuk masing-masing arah.
Kemudian data geometrik jalan dengan pengumpulan data dilakukan dengan mengukur
panjang segmen jalan yang diteliti kemudian menentukan bagian per segmen dan
mengukur lebar jalan serta lebar bahu jalan. Dalam pengumpulan data ini digunakan
meteran sebagai alat bantu ukur.
Terakhir data hambatan samping Pelaksanaan survey untuk pengambilan data hambatan
samping dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat aktivitas samping jalan yang
terjadi selama waktu pengamatan. Survei hambatan samping dilakukan dengan cara
menghitung langsung setiap tipe kejadian per 200 meter pada lajur jalan yang diamati.
Tipe kejadian yang dicatat adalah jumlah kendaraan parkir di pinggir jalan, jumlah
pejalan kaki yang menyeberang dan melewati pinggiran ruas jalan, arus kendaraan lambat
serta jumlah angkutan yang menaik turunkan penumpang di segmen pengamatan. Survei
dilakukan oleh 3 surveyor pada lajur jalan per 200 meter, dimana setiap surveyor
menghitung masing masing sesuai tipe kejadian per 200 meter per jam yang diamati
3.5. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan memperhitungkan data yang didapat dari survei yang
telah dilakukan sebelumnya berdasarkan MKJI 1997 untuk Jalan Luar Kota yaitu
memperhitungkan kecepatan arus bebas, kapasitas jalan, derajat kejenuhan dan tingkat
pelayanan dengan data yang didapat berupa volume kendaraan dan kapasitas.
3.6 Analisa Data
Untuk penganalisaan data dan pembahasan dilakukan untuk menilai volume lalu lintas
dalam satuan mobil penumpang, kecepatan arus bebas, kapasitas, derajat kejenuhan,
derajat iringan, karakteristik hambatan samping untuk menentukan tipe hambatan
samping, tingkat pelayanan, kecepatan sesaat terganggu hambatan samping dan tak
terganggu hambatan samping.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum
Jalan Proklamator Raya merupakan salah satu ruas jalan yang padat di lalui banyak jenis
kendaraan, hal itu di karenakan jalan ini merupakan jalan nasional penghubung Provinsi
Lampung dengan Provinsi Sumatera lainya seperti Provinsi Sumatera selatan.
Pada ruas jalan ini terdapat pasar yang tingkat aktivitas kegiatannya sangat berpengaruh
pada kelancaran transportasi jalan tersebut, yaitu Pasar Bandarjaya Plaza. Pasar ini cukup
padat dengan pedagang kaki lima yang menggunakan pinggir ruas jalan, parkir kendaraan
dan angkutan umum yang menurunkan penumpang di sepanjang jalan.
Selain itu ditambah jumlah pejalan kaki yang berjalan atau menyebrang sepanjang
segmen jalan, dan jumlah kendaraan bermotor yang masuk keluar ke/dari lahan samping
jalan serta arus kendaraan yang bergerak lambat seperti sepeda, becak dll.

447

Pengaruh
Pengaruh
Hambatan
Hambatan
SampingSamping
Terhadap Kinerja
Terhadap
Jalan
Lalu
Randy
Buktin,
Lintas
Kinerja
Pasar
Syaputra,
Jalan
Bandarjaya
Ahmad
Lalu
Syukur
Nasional
Zakaria,
Lintas
Plaza
Sebayang,
...Ofik
Jalan
Taufik
DwiNasion
Herianto.
Purwadi.

Hal inilah yang sering menimbulkan kepadatan sehingga kemacetan sering terjadi pada
ruas Jalan Proklamator Raya. Berikut adalah data geometrik ruas jalan Pasar Bandarjaya
Plaza sepanjang 500 meter :
Tipe Jalan : 2/2 UD ( 2 lajur 2-arah tak terbagi)
Bahu Jalan : 2 x 2 Meter
Lebar Jalan : 7 Meter
Penelitian dilakukan pada hari Senin tanggal 23 Maret 2015, hari jumat 27 Maret 2015
dan hari minggu tanggal 29 Maret 2015. Penelitian ini dilakukan di sepanjang 500 meter
ruas jalan Pasar Bandarjaya Plaza, penelitian dilakukan oleh 11 orang surveyor yang
terdiri dari 6 orang untuk survei arus kendaraan dan 3 orang untuk survei hambatan
samping dan 2 orang survei kecepatan kendaraan.
Pelaksanaan survei dilakukan selama 6 jam waktu pengamatan yaitu pada pukul 06.30 08.30 WIB, pukul 11.00 - 13.00 WIB dan pukul 16.00 - 18.00 WIB. Berdasarkan data
yang didapat dari survei, selanjutnya dilakukan perhitungan volume lalu-lintas, kapasitas
jalan, derajat kejenuhan, kelas hambatan samping, analisa tingkat pelayanan berdasarkan
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), kecepatan sesaat terganggu dan tak terganggu
hambatan samping.
4.2. Volume Lalu Lintas
Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati satu titik pengamatan selama
satu satuan waktu (jam). Kemudian dilakukan perhitungan dengan mengalikan volume
lalu lintas dengan nilai emp masing-masing jenis kendaraan. Untuk mendapatkan nilai
total kendaraan dalam satuan smp/jam yaitu sebagai berikut :
Tabel 1. Volume Kendaraan dalam Satuan Mobil Penumpang Per Jam Arah Bandarjaya
(smp/jam).
Waktu
06.30-07.30
07.30-08.30
11.00-12.00
12.00-13.00
16.00-17.00
17.00-18.00

Volume Kendaraan
Senin Arah Bandarjaya
(smp/jam)
1395
1326
720
563
1087
1165

Volume Kendaraan
Jumat Arah Bandarjaya
(smp/jam)
1204
1154
589
655
1283
1188

Volume Kendaraan
Minggu Arah Bandarjaya
(smp/jam)
642
707
683
699
1159
792

Tabel 2. Volume Kendaraan dalam Satuan Mobil Penumpang Per Jam Arah Bandar
Lampung (smp/jam).
Waktu
06.30-07.30
07.30-08.30
11.00-12.00
12.00-13.00
16.00-17.00
17.00-18.00

Volume Kendaraan
Senin Arah Bandar Lampung
(smp/jam)
1257
1267
614
564
842
1225

Volume Kendaraan
Jumat Arah Bandar Lampung
(smp/jam)
1124
1161
678
1092
1279
1120

Volume Kendaraan
Minggu Bandar Lampung
(smp/jam)
642
631
698
694
1099
1146

Dari tabel 6 dan 7 dapat dilihat volume maksimal pada hari Senin pagi pukul 06.00-07.00
WIB sebesar 1395 smp/jam pada arah Bandarjaya, hal ini disebabkan padatnya aktivitas
perkantoran, sekolah pada hari dan waktu pengamatan pagi tersebut.

448
8

Buktin
Randy Syaputra, Syukur Sebayang, Dwi Herianto.

4.3. Hambatan Samping


Data yang diambil dalam survei hambatan samping ini yaitu kendaraan yang berhenti dan
parkir di bahu jalan, pejalan kaki (yang sejajar dan menyeberang jalan), kendaraan yang
masuk dan keluar jalan serta kendaraan lambat. Setelah didapat data dari penelitian
selanjutnya dikalikan dengan masing-masing faktor bobot hambatan samping (kendaraan
parkir = 1, kendaraan lambat = 0,4, pejalan kaki = 0,5 dan kendaraaan keluar + masuk =
0,7), maka hasil total hambatan samping dapan dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Total Hambatan Samping untuk kejadian per 100 meter per jam (dua sisi).
Tipe Kejadian Hambatan Samping
Pejalan Kaki
Parkir kendaraan dan berhenti
Kendaraan Masuk+Keluar
Kendaraan Lambat
Total

Senin
(SF/jam)
65.67
86.5
196
2.34
351

Jumat
(SF/jam)
60.33
76
134
2.2
272

Minggu
(SF/jam)
61.67
76.17
139
2.74
280

Setelah menganalisis tabel kelas hambatan samping di atas, didapatkan bahwa pada hari
Senin termasuk dalam kelas hambatan samping yang sangat tinggi (VH) yaitu nilai total
kejadian mencapai > 350 SF/jam (351 SF/jam > 350 SF/jam). Hambatan samping yang
sangat tinggi pada hari senin ini dikarenakan banyak bus serta kendaaraan yang sering
berenti di bahu jalan untuk menurunkan penumpang sembarangan dan banyak kendaaraan
yang keluar masuk ke jalan utama pada hari tersebut.
Sedangkan pada hari Jumat dan Minggu menunjukkan kelas hambatan samping pada
keadaan tinggi (H) yaitu dengan nilai total kejadian mencapai 250-350 per jam
dikarenakan jumlah kendaraan keluar dan masuk jalan serta parkir dan berenti di bahu
jalan lebih rendah dibandingkan dengan hari Senin.
4.4. Kecepatan Arus Bebas Kendaraan
Ruas jalan Pasar Bandarjaya Plaza merupakan tipe jalan 2-lajur-2-arah tak-terbagi (2/2
UD), dengan lebar jalur lalu lintas 7 meter. Perhitungan kecepatan arus bebas dihitung
berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997) untuk Jalan Luar Kota.
Untuk kecepatan arus bebas dasar dan faktor penyesuaian diambil dari MKJI 1997,
berikut ini perhitungan kecepatan arus bebas kendaraan berdasarkan MKJI 1997.
Kecepatan Arus Bebas Dasar Fvo (Tabel B-1:1)
Faktor Penyesuaian FVw (Tabel B-2:1)
Fvo + FVw
Hambatan Samping FFVSF (Tabel B-3:1)
Kelas Fungsional Jalan FFVRC (Tabel B-4:1)
Arus Bebas FV = (Fvo + FVw) x FFVSF x FFVRC

= 60 km/jam
=0
= 60 km/jam
= 0,95
= 0,98
= 55,8 km/jam

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat dilihat bahwa kecepatan arus bebas
kendaraan pada ruas jalan Pasar Bandarjaya Plaza akibat adanya hambatan samping di
kawasan pasar adalah 55,8 km/jam.
4.5. Kapasitas
Kapasitas ruas jalan Pasar Bandarjaya Plaza dihitung menggunakan prosedur peraturan
MKJI 1997 untuk keadaan Jalan Luar Kota. Berikut ini perhitungan kapasitas tersebut.
Kapasitas Dasar Co ( Tabel C-1:1 ) = 3100 smp / jam
Lebar Jalur FVw ( Tabel C-2:1 )= 1

449

Pengaruh
Pengaruh
Hambatan
Hambatan
SampingSamping
Terhadap Kinerja
Terhadap
Jalan
Lalu
Randy
Buktin,
Lintas
Kinerja
Pasar
Syaputra,
Jalan
Bandarjaya
Ahmad
Lalu
Syukur
Nasional
Zakaria,
Lintas
Plaza
Sebayang,
...Ofik
Jalan
Taufik
DwiNasion
Herianto.
Purwadi.

Pemisah Arah FCSP ( Tabel C-3:1 ) = 0,94


Hambatan Samping FCSF ( Tabel C-4:1 )= 0,95
Kapasitas Co x FVw x FCSP x FCSF = 2768 smp/jam
Kapasitas untu Satu Arah = 2768/2 = 1384 smp/jam
Berdasarkan perhitungan di atas dapat dilihat bahwa dari hasil perhitungan MKJI 1997
didapatkan nilai Kapasitas Ruas Jalan Pasar Bandarjaya Plaza untuk masing masing
arah adalah 1384 smp/jam.
4.6. Drajat Kejenuhan
Drajat kejenuhan merupakan perbandingan antara volume lalu lintas dengan kapasitas
jalan. Berikut adalah hasil perhitungan derajat kejenuhan :
Tabel 4. Perhitungan Derajat Kejenuhan per Jam Pada Ruas Jalan Pasar Bandarjaya Plaza
Arah Bandarjaya.
Waktu

Derajat Kejenuhan
Senin Arah Bandarjaya

Derajat Kejenuhan
Jumat Arah Bandarjaya

Derajat Kejenuhan
Minggu Arah Bandarjaya

06.30-07.30
07.30-08.30
11.00-12.00
12.00-13.00
16.00-17.00
17.00-18.00

1,01
0.95
0.52
0.41
0.78
0.84

0.87
0.83
0.43
0.48
0.93
0.86

0.46
0.51
0.49
0.51
0.84
0.57

Tabel 5. Perhitungan Derajat Kejenuhan per Jam Pada Ruas Jalan Pasar Bandarjaya
Plaza.
Waktu
06.30-07.30
07.30-08.30
11.00-12.00
12.00-13.00
16.00-17.00
17.00-18.00

Derajat Kejenuhan
Senin Arah Bandar Lampung

Derajat Kejenuhan
Jumat Arah Bandar Lampung

Derajat Kejenuhan
Minggu Arah Bandar Lampung

0,91
0.92
0.44
0.41
0.61
0.88

0.81
0.84
0.49
0.79
0.93
0.81

0.46
0.46
0.51
0.50
0.79
0.83

Berdasarkan hasil analisa didapatkan nilai derajat kejenuhan untuk hari Senin Jumat dan
Minggu telah mendekati batas maksimum DS bahkan pada beberapa jam waktu
pengamatan telah melewati batas maksimum DS > 0,75 - 0,8 berdasarkan MKJI 1997
bahkan pada hari Senin pukul 06.30 07.30 WIB volume sudah melebihi kapasitas jalan
hingga DS sebesar 1,01.
Hal ini menyebabkan kinerja jalan tidak maksimal sehingga perlu dilakukannya suatu
tindakan untuk perbaikan manajemen lalu lintas pada ruas jalan tersebut seperti
pengaturan rute (pemberlakuan jalan satu arah), marka jalan dan pemberian rambu lalu
lintas serta menyediakan tempat pemberhentian khusus untuk menurunkan atau menaikan
penumpang.
4.7. Survei Kecepatan Sesaat
Untuk survei kecepatan ini dilakukan dengan mencatat waktu tempuh kendaraan yang
melewati 500 meter lintasan. Saat kendaraan menyentuh garis 0 bersamaan dengan
memulai pencatatan waktu menggunakan stopwatch dan setelah melewati garis 500 meter
maka pencatatan diberhentikan, dan berlangsung selama 5 kali pengamatan. Perhitungan
kecepatan sesaat adalah angka waktu tempuh kendaraan melewati lintasan, sehingga

450
10

Buktin
Randy Syaputra, Syukur Sebayang, Dwi Herianto.

didapat kecepatan sesaat dengan rumus V = L / TT. Pada survei kecepatan ini diambil 2
kondisi yang berbeda yaitu kecepatan sesaat terganggu hambatan samping dan tak
terganggu hambatan samping.
Tabel 6. Kecepatan Sesaat Terganggu Hambatan Samping pada Jam Sibuk Pagi.
Waktu

07.00 WIB
sampai dengan
selesai

Arah
Bandar
jaya
Bandar
Lampung

Hari
Senin

Kecepatan Kendaraan Ringan (km/jam)


1
2
3
4
5
6.04
6.29
5.98
6.36
5.90

KecepatanRata-rata
(km/jam)
6.12

jumat

6.57

6.32

6.12

6.67

6.14

6.36

minggu
Senin
jumat
minggu

13.95
7.11
7.17
15.38

14.4
6.92
7.03
14.4

14.17
7.47
7.06
15.00

13.8
7.53
7.35
14.2

13.95
7.06
7.14
13.74

14.07
7.22
7.15
14.54

Tabel 7. Kecepatan Sesaat Terganggu Hambatan Samping pada Jam Sibuk sore.
Waktu

16.00 WIB sampai


dengan selesai

Arah
Bandar
jaya
Bandar
Lampung

Hari
Senin

Kecepatan Kendaraan Ringan (km/jam)


1
2
3
4
5
6.45
6.37
6.50
6.39
6.58

KecepatanRata-rata
(km/jam)
6.46

jumat

6.01

6.04

6.17

6.23

6.19

6.13

minggu
Senin

8.17
8.34

8.23
8.54

7.89
8.22

8.15
8.27

8.34
8.30

8.16
8.33

jumat
minggu

5.87
7.30

6.13
7.25

6.02
7.45

6.01
7.34

6.05
7.58

6.02
7.38

Tabel 8. Kecepatan Sesaat Tak Terganggu Hambatan Samping Melewati 500 meter
Lintasan.
Waktu

01.00 WIB sampai


dengan selesai

Arah
Bandar
jaya
Bandar
Lampung

Hari
Senin

Kecepatan Kendaraan Ringan (km/jam)


1
2
3
4
5
24.66
25.00
25.71
26.09 26.47

jumat

23.08

22.78

24.00

22.78

23.08

23.14

minggu
Senin
jumat
minggu

30.00
26.47
23.68
31.03

32.14
27.69
23.38
29.51

31.03
26.47
24.00
28.57

30.00
26.09
22.78
29.51

32.14
29.03
22.78
29.51

31.06
27.15
23.33
29.63

Kecepatan
Rata-rata (km/jam)
25.59

Berdasarkan perhitungan kecepatan sesaat rata-rata didapatkan perbedaan yang signifikan


antara kecepatan terganggu dan tak terganggu hambatan samping. Pada kecepatan
terganggu hambatan samping menunjukkan bahwa kecepatan menurun dibandingkan
dengan kecepatan tak terganggu hambatan samping. Berdasarkan data tersebut hambatan
samping merupakan faktor penyebab menurunnya tingkat kecepatan suatu kendaraan.
4.8. Drajat Iringan
Derajat Iringan merupakan indikator penting mengenai perilaku lalu lintas pada suatu
segmen jalan, yang dinyatakan sebagai rasio antara kendaraan perjam yang bergerak
dalam peleton dan arus total (kendaraan/jam) pada arah yang diamati. Berdasarkan nilai
yang didapatkan dari perhitungan derajat kejenuhan, dengan menggunakan bantuan grafik
D-3:1 dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia Tahun 1997, maka didapatkan nilai untuk
derajat iringan untuk masing masing arah.

451

Pengaruh
Pengaruh
Hambatan
Hambatan
SampingSamping
Terhadap Kinerja
Terhadap
Jalan
Lalu
Randy
Buktin,
Lintas
Kinerja
Pasar
Syaputra,
Jalan
Bandarjaya
Ahmad
Lalu
Syukur
Nasional
Zakaria,
Lintas
Plaza
Sebayang,
...Ofik
Jalan
Taufik
DwiNasion
Herianto.
Purwadi.

Tabel 9. Nilai Derajat Iringan Arah Bandarjaya.


Derajat Kejenuhan
Senin Arah Bandarjaya

Derajat Kejenuhan
Jumat Arah Bandarjaya

Derajat Kejenuhan
Minggu Arah Bandarjaya

0.91
0.9
0.74
0.66
0.85
0.87

0.88
0.87
0.68
0.71
0.9
0.88

0.71
0.73
0.72
0.73
0.87
0.76

Waktu
06.30-07.30
07.30-08.30
11.00-12.00
12.00-13.00
16.00-17.00
17.00-18.00

Tabel 10. Nilai Derajat Iringan Arah Bandarjaya.


Derajat Kejenuhan
Senin Arah Bandar Lampung

Derajat Kejenuhan
Jumat Arah Bandar Lampung

Derajat Kejenuhan
Minggu Arah Bandar Lampung

0,89
0.89
0.69
0.67
0.78
0.88

0.86
0.87
0.71
0.88
0.9
0.86

0.7
0.7
0.73
0.72
0.85
0.87

Waktu
06.30-07.30
07.30-08.30
11.00-12.00
12.00-13.00
16.00-17.00
17.00-18.00

Berdasarkan pengamatan dari data di atas didapatkan nilai derajat iringan ter tinggi
sebesar 0,91 pada hari Senin pukul 06.30 08.30 WIB. Hal ini disebabkan karena
banyaknya kendaraan-kendaraan khususnya kendaraan berat yang beriringan yang berasal
dari arah Bandar Lampung menuju Bandarjaya ke arah Lintas Sumatera. Sehingga
menyebabkan terjadinya penurunan kecepatan dari kendaraan lainnya akibat adanya
iringan atau peleton.
4.9. Tingkat PelayananPerhitungan
tingkat pelayanan dilakukan dengan melakukan perbandingan antara volume kendaraan
dalam satuan smp/jam dengan kapasitas ruas jalan. Contoh perhitungan diambil pada
kondisi hari Senin arah Bandarjaya pukul 06.30-07.30 WIB :

TP=

TP=

(Volume Kendaraan)
( Kapasitas Ruas Jalan)

(6)

1395
=1.01 maka nilai LOS adalah F
1384

Tabel 11. Perhitungan Tingkat Pelayanan untuk Arah Bandarjaya.

Waktu
06.30-07.30
07.30-08.30
11.00-12.00
12.00-13.00
16.00-17.00
17.00-18.00

Tingkat Pelayanan
Senin Arah Bandarjaya

Tingkat Pelayanan
Jumat Arah Bandarjaya

Tingkat Pelayanan
Minggu Arah Bandarjaya

F
E
A
A
C
D

D
D
A
A
E
D

A
A
A
A
D
A

452
12

Buktin
Randy Syaputra, Syukur Sebayang, Dwi Herianto.

Tabel 12. Perhitungan Tingkat Pelayanan untuk Arah Bandar Lampung.

Waktu
06.30-07.30
07.30-08.30
11.00-12.00
12.00-13.00
16.00-17.00
17.00-18.00

Tingkat Pelayanan
Senin Arah Bandar Lampung

Tingkat Pelayanan
Jumat Arah Bandar Lampung

Tingkat Pelayanan
Minggu Arah Bandar Lampung

E
E
A
A
B
D

D
D
A
C
E
D

A
A
A
A
C
D

Berdasarkan tabel tingkat pelayanan maka didapatkan nilai tingkat pelayanan terburuk
pada kelas F. Hal ini menunjukkan bahwa arus kendaraan yang terhambat, kecepatan
rendah, volume diatas kapasitas, banyak berhenti. Seperti telah diulas sebelumnya pada
perhitungan total volume kendaraan smp per jam, maka tingkat pelayanan merupakan
hasil dari nilai derajat kejenuhan yang merupakan proses perbandingan antara volume
kendaraan dan kapasitas ruas jalan. Sehingga tingkat pelayanan rendah memiliki alasan
yang sama dengan tingginya volume kendaraaan.
4.10. Solusi Penanganan
Dari hasil analisa yang telah dilakukan, maka solusi yang dapat direncanakan adalah
sebagai berikut :
1. Karena sudah tersedia sarana parkir yang cukup memadai dan rambu larangan berenti
tersedia di daerah pasar tetapi masih banyak kendaraan yang parkir dan berenti di bahu
jalan untuk itu diperlukan petugas petertib peraturan yang siaga serta ketegasan dari pihak
yang berwenang untuk memberi sangsi bagi para pelanggarnya.
2. Berdasarkan pengamatan untuk setiap harinya tingkat hambatan samping tertinggi
adalah banyaknya kendaraan yang keluar dan masuk jalan utama sehingga membuat
tundaan. Untuk itu sebaiknya pintu masuk dan keluar pasar seharusnya dipindahkan arah
belakang pasar sehingga tidak mengganggu jalan utama.
3. Pengadaan trotoar disepanjang ruas jalan pasar, sebagai fasilitas pedestrian. Hal ini
berguna untuk kenyamanan pejalan kaki sehingga terhindar dari ancaman aktivitas
kendaraan yang padat.
5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisa kinerja ruas Jalan Pasar Bandarjaya Plaza
akibat hambatan samping yang terjadi, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Volume kendaraan tertinggi terjadi pada hari Senin untuk arah Bandarjaya yaitu
sebesar 1395 smp/jam dengan kapasitas 1384 smp/jam sehingga derajat kejenuhan yang
didapat 1,01. Hal ini menunjukkan bahwa kapasitas jalan sudah terlalu jenuh dan
diperlukan tindakan perbaikan kinerja jalan.
2. Kecepatan arus bebas pada ruas jalan Pasar Bandarjaya Plaza adalah 55,8 km/jam
dengan kecepatan rata - rata sesaat terganggu hambatan samping terendah 6,02 km/jam
dan tak terganggu hambatan samping tertinggi adalah 31,06 km/jam. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat hambatan samping sangat berpengaruh pada kecepatan
kendaraan.

453

Pengaruh
Pengaruh
Hambatan
Hambatan
SampingSamping
Terhadap Kinerja
Terhadap
Jalan
Lalu
Randy
Buktin,
Lintas
Kinerja
Pasar
Syaputra,
Jalan
Bandarjaya
Ahmad
Lalu
Syukur
Nasional
Zakaria,
Lintas
Plaza
Sebayang,
...Ofik
Jalan
Taufik
DwiNasion
Herianto.
Purwadi.

3. Hambatan samping tertinggi terjadi pada hari Senin dengan kategori hambatan
samping sangat tinggi (VH) yaitu sebesar 351 SF/jam, disebabkan karena ruas jalan
berada tepat di lokasi perdagangan.
4. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan didapatkan tingkat nilai pelayanan
terburuk pada kelas F. Hal ini menunjukkan bahwa arus kendaraan yang terhambat,
kecepatan rendah, volume diatas kapasitas, banyak berhenti. Untuk itu diperlukan sarana
parkir yang memadai untuk menghilangkan salah satu faktor hambatan samping,
peninjauan kembali letak pintu keluar masuk kendaraan sehingga tidak langsung menuju
jalan utama serta pengadaan trotoar dan larangan untuk berdagang disekitarnya.
5.2. Saran
Dari hasil analisa yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan penulis adalah :
1. Untuk mengurangi tingkat hambatan samping akibat kesadaran masyarakat untuk tidak
parkir dan berhenti di bahu jalan serta menaati rambu rambu larangan yang ada sangat
kurang, diperlukan petugas yang berwenang untuk siaga dan menegur serta memberi
sangsi jika terjadi pelanggaran.
2. Untuk mengatasi besarnya tundaan yang diakibatkan kendaraan keluar masuk pasar,
sebaiknya ada penijauan kembali untuk letak pintu masuk dan keluar pasar tidak langsung
ke jalan utama yang dalam keadaaan padat kendaraan.
3. Perlu adanya ketegasan Pemerintah Kota untuk memberikan larangan bagi pedagang
kaki lima agar tidak berjualan di bahu jalan sehingga bahu jalan dapat digunakan pejalan
kaki untuk berjalan dan tidak menggangu badan jalan.
4. Pengadaan trotoar di sisi kanan dan kiri jalan disepanjang ruas jalan pasar, sebagai
fasilitas pedestrian.
DAFTAR PUSTAKA
Chairunisa, A.Y., 2014, Pengaruh Hambatan Samping Terhadap Kinerja Lalu Lintas
pada Jalan Nasional (Studi Kasus Jalan Lintas Barat Sumatera), Skripsi,
Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Maretia, Conny, 2007, Analisa Kinerja Ruas Jalan Akibat Aktivitas Samping Jalan
Utama Kota Bandar Lampung, Symposium X FSTPT, Universitas Lampung,
Bandar Lampung.
Morlok, Edward. K., 1985, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Rizani, Ahmad, 2013, Evaluasi Kinerja Jalan Akibat Hambatan Samping, ITB, Bandung.
Setijadji, A., 2006, Studi Kemacetan Lalu Lintas Jalan Kaligawe Kota Semarang, Tesis
Magister Teknik Pembangunan Kota, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro,
Semarang.
Sinaga, E. F., 2004, Analisis Kinerja Simpang Jl. Proklamator Raya Jl. Ahmad Yani
Jl. Sudirman Kota Bandarjaya Lampung Tengah, Skripsi, Universitas Lampung, Bandar
Lampung.
Tamin, O.Z., 2000, Perencanaan Dan Pemodelan Transportasi, Penerbit ITB, Bandung.

454
14

Anda mungkin juga menyukai