Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN OBSERVASI Pasar Tradisional PLESENG

Trenggalek
BAB I
Pendahuluan
Upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya sudah berlangsung
sejak manusia itu ada. Salah satu kegiatan manusia dalam usaha memenuhi
kebutuhan

tersebut

adalah

memerlukan

adanya

pasar

sebagai

sarana

pendukungnya. Pasar merupakan kegiatan ekonomi yang termasuk salah satu


perwujudan adaptasi manusia terhadap lingkungannya. Hal ini didasari atau
didorong oleh faktor perkembangan ekonomi yang pada awalnya hanya
bersumber pada problem untuk memenuhi kebutuhan hidup (kebutuhan
pokok). Manusia sebagai makhluk sosial dalam perkembangannya juga
menghadapi kebutuhan sosial untuk mencapai kepuasan atas kekuasaan,
kekayaan dan martabat.
Pasar adalah tempat dimana terjadi interaksi antara penjual dan pembeli
(Chourmain, 1994 : 231). Pasar di dalamnya terdapat tiga unsur, yaitu: penjual,
pembeli dan barang atau jasa yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan.
Pertemuan antara penjual dan pembeli menimbulkan transaksi jual-beli, akan
tetapi bukan berarti bahwa setiap orang yang masuk ke pasar akan membeli
barang, ada yang datang ke pasar hanya sekedar main saja atau ingin
berjumpa dengan seseorang guna mendapatkan informasi tentang sesuatu
(Majid, 1988: 308). Fungsi pasar, terutama pasar tradisional bukan hanya
sebagai tempat transaksi jual-beli, tetapi juga sebagai media komunikasi
antara warga masyarakat desa yang bermukim di sekitar pasar. Pasar menjadi
media sosial yang menghubungkan komunikasi antar manusia di suatu daerah.
Berangkat dari hal ini, kami sebagai mahasiswa komunikasi yang sedang
mempelajari proses komunikasi antar manusia, tertarik untuk meneliti proses
komunikasi yang terjadi di dalam pasar tradisional.

BAB II
Penelitian
A. Metode Penelitian
1. Teknik Wawancara
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam bentuk tanya jawab langsung
dengan responden.
2. Survei
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengunjungi langsung lokasi
pasar dan mengamati langsung semua proses yang terjadi.

B. Waktu dan Tempat Penelitian


Wawancara dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 6 Maret 2010. Bertempat di
Pasar Pleseng, yang berada di daerah Wadi Kidul, Kabupaten Trenggalek. Pasar
Pleseng merupakan pasar kecil yang menjadi pusat ekonomi masyarakat
sekitarnya. Keberadaanya yang penting dan sisi tradisional yang masih terjaga,
membuatnya cocok untuk dijadikan objek penelitian.
C. Batasan Masalah
Pada penelitian ini, kami memfokuskan pada beberapa hal yang terdiri:
1. Fungsi komunikasi yang ada di dalam pasar tradisional
2. Proses komunikasi yang terjadi di dalam pasar tradisional
3. Pola komunikasi yang terjadi di dalam pasar tradisional
4. Penggunaan bahasa dalam komunikasi di dalam pasar tradisional

BAB III
Pengertian Komunikasi
A. Pengertian Komunikasi
Secara Etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Latin, communico yang
berarti membagi. Dalam hal ini berarti membagi ide, gagasan, atau pikiran
antara dua orang atau lebih. Communico berakar dari kata communis yang
berarti sama, sama arti atau sama makna (Effendy, 1992:54). Dalam
komunikasi, hakikatnya harus terkandung kesamaan makna atau kesamaan
pengertian. Komunikasi tidak akan berlangsung bila tidak ada kesamaan
pengertian di antara mereka yang melakukan komunikasi.

Komunikasi merupakan proses pengekspresian pikiran dan perasaan dari


komunikator kepada komunikan dengan tujuan untuk mengubah sikap pada diri
komunikan dengan menggunakan lambang-lambang. Komunikasi akan efektif
apanila pikiran itu timbul dari benak yang jernih dan perasaan itu muncul dari
lubuk hati yang bersih. Ini semua harus teramanifestasikan dalam perilaku
komunikator ketika ia mengekspresikan pikiran dan perasaannya sehingga
komunikan bersedia dengan sadar melakukan tindakan yang diinginkan
komunikator.

B. Komponen Komunikasi
1.
2.

Source adalah sumber atau individu yang menyampaikan pesan.


Encoding adalah proses penyandian atau pengalihan pesan dalam bentuk

lambang-lambang.
3. Message adalah pesan yang merupakan seperangkat lambang-lambang yang
bermakna yang disampaikan sumber. Lambang dapat berupa verbal (kata-kata
4.

lisan atau tulisan) ataupun nirverbal (gerak, gambar, isyarat, sikap).


Channel adalah saluran atau media yang dipakai oleh sumber dan penerima
pesan dalam berkomunikasi. Saluran yang digunakan bisa dua, tiga, atau

5.

empat saluran secara serentak.


Noise adalah gangguan yang menerpa proses komunikasi yang dapat
mengakibatkan diterima atau tidaknya pesan pada diri komunikan. Gangguan
dapat berupa gangguan semantik (bahasa), psikologis (kejiwaan), sosiologis

6.
7.

(status sosial), antropologis (perbedaan etnis), atau ekologis (lingkungan).


Receiver adalah penerima pesan dari komunikator.
Decoding adalah proses penangkapan, pemahaman dan penerimaan pesan

8.

oleh komunikan dari komunikator.


Receiver response adalah tanggapan atau seperangkat reaksi dari komunikan

9.

yang timbul setelah menerima pesan.


Feedback adalah umpan balik atau tanggapan dari komunikan kepada

komunikator.
10. Context adalah situasi atau lingkungan yang mencakup rasa persahabatan
atau permusuhan, formal atau informal, serius atau santai dan sebagainya.

BAB IV
Klasifikasi Proses Komunikasi
A. Fungsi Komunikasi

Berdasarkan keempat fungsi komunikasi yang dijabarkan oleh Dedy Mulyana,


proses komunikasi yang terjadi di pasar tradisional Pleseng adalah sebagai
berikut:
1. Komunikasi Sosial
Pasar memiliki peran, yaitu sebagai tempat bertemunya antara penjual dan
pembeli. Interaksi tersebut tanpa mereka sadari telah menunjukkan fungsi
pasar sebagai media menjalin hubungan. Para penjual dan pembeli saling
mengenal dekat antar pribadi, karena intensitas pertemuan yang sangat tinggi.
Sehingga ikatan sosial di antara warga Wadi Kidul terbentuk pula melalui pasar
ini.

2. Komunikasi Ekspresif
Pasar selain berperan sebagai tempat bertemunya antara penjual dan pembeli,
juga memiliki fungsi sebagai tempat bertemunya budaya yang dibawa oleh
setiap mereka yang memanfaatkan pasar. Walaupun para penjual dan pembeli
mayoritas adalah warga lokal daerah tersebut, namun tak sedikit pula yang
berasal dari kota lain, seperti Malang, Ponorogo, Surabaya dan kota lain sekitar
Jawa Timur. Interaksi di dalam pasar tanpa mereka sadari, telah terjadi
pengaruh mempengaruhi budaya masing-masing individu.

3. Komunikasi Ritual
Karena bentuknya sebagai tempat umum, maka komunikasi ritual tidak terjadi
di pasar tradisional.

4. Komunikasi Instrumental
Didalam pasar tradisional terdapat tiga unsur, yaitu: penjual, pembeli dan
barang atau jasa yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan. Pertemuan
antara penjual dan pembeli menimbulkan transaksi jual-beli, akan tetapi bukan
berarti bahwa setiap orang yang masuk ke pasar akan membeli barang, ada
yang datang ke pasar hanya sekedar main saja atau ingin berjumpa dengan
seseorang guna mendapatkan informasi tentang sesuatu. Di pasar, proses
penyebaran informasi dan sosialisasi terhadap informasi terjadi. Sehingga
dalam struktur masyarakat di Pleseng, pasar adalah pusat pertukaran informasi

yang dapat digunakan untuk menggerakkan dan mengajak terhadap suatu


kegiatan bersama.

B. Proses Komunikasi
Berdasarkan dua jenis proses komunikasi yang terdiri dari komunikasi
primer dan komunikasi sekunder, proses komunikasi yang terjadi di pasar
adalah proses komunikasi primer. Karena penyampaian pikiran dan perasaan
kepada orang lain menggunakan lambang atau simbol yang berupa bahasa,
body language dan sentuhan. Proses komunikasi sekunder melalui alat sangat
sedikit di jumpai, karena masyarakat masih mengandalkan pola komunikasi
tradisional.

C. Pola Komunikasi
Pola komunikasi yang terjadi di pasar tradisional Pleseng adalah
komunikasi dyadic (komunikasi antara dua orang) dan komunikasi kelompok.
1.

Komunikasi dyadic berupa komunikasi antara penjual dan pembeli, mulai dari
proses tawar menawar harga, pembelian barang, komunikasi antar penjual,
komunikasi antar pembeli, dan seterusnya mencakup individu lain yang
merupakan bagian dari sistem pasar seperti petugas kebersihan dan supplier.

2.

Komunikasi kelompok berupa komunikasi individu dengan sekelompok orang


dan komunikasi kelompok dengan kelompok. Seperti penjual dengan pembeli
yang berjumlah dua orang atau lebih. Supplier dengan sekelompok penjual dan
seterusnya.
D. Penggunaan Bahasa
1. Komunikasi Verbal :
Proses komunikasi verbal setiap individu dalam pasar dilakukan melalui lisan
secara langsung. Semua individu di dalam pasar berbicara satu sama lain
untuk menjalin komunikasi.
2. Komunikasi Nonverbal:
Komunikasi non verbal selalu menyertai komunikasi verbal. Mencakup gerakan
mata penjual, ekspresi wajah pembeli ketika menawar barang dan bahasa
tubuh individu lain di pasar. Komunikasi nonverbal merupakan hasil bentukan
budaya masyarakat.

BAB V
Kesimpulan
A. Kesimpulan
1. Pasar selain mempunyai peranan dalam aktivitas ekonomi ternyata juga
mempunyai

peranan

dalam

aktivitas

sosial.

Perannya

sebagai

tempat

melakukan aktivitas sosial, pasar tradisional terlihat sebagai tempat interaksi,


komunikasi dan informasi serta tempat keramain dan hiburan.
2. Pasar tradisional selain sebagai sarana jual-beli juga merupakan tempat
bertemunya warga masyarakat dari berbagai kalangan. Pasar tradisional juga
mempunyai peranan dalam kegiatan sosial yang menghubungkan antar
individu dalam struktur masyarakat desa.
3. Pasar pada prinsipnya adalah tempat dimana para penjual dan pembeli
bertemu. Tetapi apabila pasar telah terselenggara dalam arti para pembeli dan
penjual sudah bertemu serta barang-barang kebutuhan sudah disebarluaskan,
maka pasar memperlihatkan peranannya bukan hanya sebagai pusat kegiatan
ekonomi tetapi juga sebagai pusat kebudayaan.

BAB VI
Daftar Pustaka

Chourmain, Imam dan Prihatin. 1994. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta :


Depdikbud.
Effendy, Onong Uchjana. 1994. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung :
Remaja Rosdakarya
Majid, M. Dien. 1988. Pasar Angkup (Studi Kasus Perilaku Pasar). Dalam
Perdagangan, Pengusaha Cina, Perilaku Pasar (Pengantar Dr. Dorodjatun
Kuntjoro-Jakti). Jakarta : PT. Pustaka Grafika Kita.
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar. Bandung : Remaja
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai