FISIKA ENERGI
" ENERGI BIOMASSA
« PROSES FOTOSINTESA
¢ PROSES FERMENTASI UNTUK MEMBUAT ETHANOL
¢ FERMENTASI ANAEROBIK UNTUK MEMBUAT METHAN
+ PROSES PIROLISA
« BIOGAS
“FISIKA ENERGI
8.1. PROSES FOTOSINTESA
iomassa merupakan produk fotosintesa, yaitu butir-butir hijau
daun yang bekerja sebagai sel surya , menyerap energi
matahari dan mengkonversi karbon dioksida dengan air
menjadi senyawa karbon, hidrogen dan oksigen. Senyawa ini dapat
dipandang sebagai suatu penyerapan energi yang dapat dikonversi menjadi
produk lain. Hasil konversi dari senyawa dapat berbentuk karbon, alkohol
kayu, ter.
Proses fotosintesa dapat dirumuskan sebagai berikut :
COz+H,0 +E —___, C,(H20)y + O2
Korot
dimana: E = energi cahaya
CO, = karbon dioksida
HO = air
C,(H20)y = hidrokarbon
O2 = oksigen
Khlorofil adalah bahan yang membuat hijau daun. hidrokarbon yang
terjadi dapat berbentuk gula tebu atau gula bit yang mempunyai rumus
CizH2011, atau misalnya berbentuk selulusa yang mempunyai rumus
(CeH100s)x.
Energi total suatu molekul dianggap sama dengan jumlah dari energi
masing-masing ikatan atom ke atom. Dengan demikian energi yang terdapat
pada karbondioksida dapat dianggap kurang lebih sama dengan empat ikatan
C-O, karena setiap atom oksigen diikat oleh karbon dengan ikatan ganda ,
CO; dapat digambarkan dengan O=C=
Bila oksigen diserap dalam proses oksidasi, maka energi dibebaskan
karena terdapatnya stabilitas yang meningkat pada ikatan O-H atau ikatan C-
°.
86FISIKA ENERGI
—!(4 $5 ess esc
Hubungan antara jumlah molekul oksigen yang diserap pada proses
pembakaran atau respirasi molekul organik dan jumlah energi pembakaran
molekul itu. Rumus Rabinowitch merupakan definisi dari tingkat reduksi rata-
fata R dari karbon dalam suatu molekul dengan komposisi CpH,O, sebagai
berikut :
p + 0,25xq - 0,5xr
Pp
Pada dasarnya R merupakan jumlah molekul oksigen yang diperlukan
untuk membakar suatu material organik menjadi CO2 dan H2O dibagi jumlah
atom karbon dalam molekul.
Tiap atom karbon memerlukan satu molekul oksigen untuk
dikonversikan menjadi CO2, tiap atom hidrogen memerlukan seperempat
molekul oksigen untuk dikonversikan menjadi H2O , dan setiap atom oksigen
yang sudah terdapat dalam molekul organik itu mengurangi dengan setengah
molekul, jumlah molekul Oz yang terdapat diluar dan diperlukan untuk
pembakaran.
vJika rumus diatas dipakai untuk arbohidrat CH2O maka karena p=1,
q=2 dan r=1 , diperoleh nilai R = 1. Untuk gas methan CH, dimana p=
q=4
dan r=0 diperoleh R=2. Gas karbodioksida CO, dengan p=1, q=0 dan r=2
mempunyai nilai R=0.
Proses fotosintesa yang merubah gas karbon karbondioksida menjadi
karbohidrat mengangkat tingkat reduksi CH2O yang lebih tinggi(R=1). Proses
fotosintesa menyimpan atau menyisihkan seperdua energi pembakaran yang
secara maksimum per atom karbon.
Tumbuhan dan bahan organik lainnya dapat dirubah menjadi bahan
bakar cair maupun gas dengan bantuan beberapa proses biologi dan proses
kimia. Proses biologi seperti fermentasi yang harus bekerja dalam medium air
akan cocok untuk bahan-bahan organik yang banyak mengandung air.
Proses kimia seperti pirolisa atau reduksi katalis lebih cocok untuk bahan
yang kering dan tahan terhadap biodegradasi.
87FISIKA ENERGI
8.2. PROSES FERMENTASI UNTUK MEMBUAT ETHANOL
Fermentasi alkoholik merupakan suatu proses yang lama dikenal dan
banyak dipakai. Ethyl alkohol atau ethanol mudah dibuat dari berbagai hasil
pertanian yang mengandung gula. Ragi merubah gula heksose menjadi
ethanol dan karbon dioksida sesuai rumus dibawab ini :
CeHi206 —————+ 2C;HsOH + 2 CO2
Gula yang difermentasikan dapat berupa glukose, fruktose, sukrose,
maltose, rafinose dan manose.
Gula tetes suatu hasil tambahan dari produksi gula tebu mengandung
55% gula-gula dan dapat secara mudah dan murah difermentasikan menjadi
ethanol. Dalam proses demikian gula tetes diencerkan dengan air hingga
mencapai kekentalan gula sebanyak 20%, kemudian dicampur dengan
biakan ragi sebanyak 5% volume. Campuran ini difermentasikan selama 2-3
hari hingga mencapai nilai alkohol setinggi 9-10%. Alkohol ini kemudian
diambil dengan proses destilasi. Satu liter alkohol dengan kemurnian 95%
dapat diperoleh dari 2,5 liter gula tetes dengan biaya yang rendah.
Tanaman yang memiliki nilai kanji yang tinggi seperti hasil biji-bijan
harus mengalami proses hidrlisa dengan enzim untuk menghasikan gula
sebelum difermentasikan menjadi alkohol. Biji-bijian dicampur dengan air dan
dipanaskan untuk menjadikan kanji menyerupai agar-agar. Konversi menjadi
gula dilakukan dengan enzim dan campuran gandum dan cendawan amilase
yang didapat dari jamur tertentu. Kemudian difermentasikan dengan ragi.
Selulosa adalah komponen utama semua tumbuh-tumbuhan dan
merupakan 1/3 sampai 1/2 bahan kering tanaman. Dengan demikian selulosa
merupakan sumber daya terbarukan yang terbanyak dibumi. Selulosa harus
harus mengalami proses hidrolisa dulu menjadi gula sebelum dapat
difermentasikan menjadi alkohol.FISIKA ENERGI
—$————— ___FISIKA ENERG!
8.3. FERMENTAS! ANAEROBIK UNTUK MEMBUAT METHAN
Bahan organik akan mengalami fermentasi alamiah jika terkena air
dan mengalami kondisi anaerobik, yaitu tidak mendapat oksigen. Contoh
yang dapat dilihat adalah proses pembuatan kompos. Pencernaan anaerobik
dalam sebuah bejana sangat bermanfaat untuk merubah bahan organik
menjadi methan dan karbondioksida. Tangki tinja merupakan contoh
pencernaan anaerobik yang pada dasarnya merupakan proses dengan dua
tahap.
Pada tahap pertama bakteri pembentuk asam menghancurkan bahan
organik yang kompleks dan merubah lemak, protein dan hidrokarbon menjadi
asam organik yang sederhana.
Pada tahap kedua yang berlangsung bersamaan dengan tahap
pertama, asam-asam oraganik dipecahkan oleh bakteri methan menjadi
methan dan dioksida bahan. Rumus proses diatas digambarkan dengan
persamaan berikut :
(CeHi0Os Jn #NHzO = ——+ ( CeHy20g )n tahap pertama
—+ 3nCO2+3nCH, — tahap kedua
carran
cermaan s
Gambar 8.1. Skema instalasi gas biomassa
Gambar 8.1. memperlihatkan skema sebuah inatalasi gas biomassa.
Di tempat A bahan organik yang dipotong kecil-kecil dicampur dengan air dan
dipompa dengan ke tempat tangki pencernaan B. Di tangki ini terjadi proses
89FISIKA ENERGI
pencernaan. Tingkat kecepatan pencernaan akan tergantung dari suhu. Gas
yang dihasilkan dikeluarkan dari kran C. Endapan yang terjadi dalam tangki
pencernaan yang mempunyai bentuk yang sangat padat dikeluarkan melalui
kran D untuk dikeluarkan dan dimanfaatkan untuk keperluan lain. Dari kolam
Ini cairan kental dialirkan kembali ke tangki pencernaan sedang cairan yang
encer dimanfaatkan kembali untuk dicampur dengan masukan bahan organik
baru,
8.4, PROSES PIROLISA
Pirolisa merupakan suatu proses destilasi destruktif bahan organik.
Destilasi ini dilaksanakan dalam sebuah bejana tertutup dengan atmosfir
tanpa oksigen, dan dipanaskan hingga suhu 500 sampai 900 °C. Gas - gas
yang dihasilkan pirolisa dari bahan organik umumnya merupakan campuran
methan, karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen dan hidrokrabon
rendah. Selain ini dihasilkan cairan berupa minyak-minyak hidrokarbon dan
bahan padat berupa arang kayu.
_—Saiiind?
halus
lumbah
bahan as
‘ora organik pefrisan S55
Coren
sipotong =
kecil Jpenge- Palat Thinyak
Fingan Fpanisah
A B c
reaktorle Ar
bohan prolsa|
non organik
Gambar 8.2. Skema proses pirolisa
Gambar 8.2. memperlihatkan skema proses pirolisa yang
mempergunakan limbah kota sebagai bahan baku. Limbah kota dimasukkan
di tempat A dan dipotong hingga mencapai ukuran kecil. Kemudian bahan
baku dibawa ke tempat B untuk dikeringkan. Di tempat C dilakukan
90FISIKA ENERGI
pemisahan ,semua bahan organik seperti potongan-potongan logam dan
gelas disisihkan , sedangkan material lainnya merupakan bahan organik
dibawa ke tempat D untuk digiling halus. Bejana E merupakan reaktor
pirolisa. Di temapat F hasil-hasil pirolisa berupa gas, minyak dan arang
dipsahkan. jika suhu dalam reaktor dinaikkan , komponen gas akan menjadi
lebih besar.
8.5. BIOGAS
Sejak berabad-abad tinja binatang maupun manusia dimanfaatkan
untuk meningkatkan kesuburan dan produktivitas tanah.
Dekomposisi bahan-bahan organik dibawah kondisi-kondisi anaerobik
menghasilkan suatu gas yang sebagian besar terdiri atas campuran methan
dan karbondioksida. Gas ini dikenal dengan gas rawa atau biogas. Campuran
gas ini adalah hasil fermentasi . Suhu yang baik untuk untuk proses
fermentasi adalah dari 30 °C hingga 55 °C.
Prinsip kimia yang tersangkut dalam pembentukan biogas merupakan
prinsip terjadinya fermentasi semua karbohidrat, lemak dan protein oleh
bakteri methan, bila tidak dicampur dengan udara.
Satu gram lemak, menghasilkan 1,25 liter biogas, tekanan atmosferik
yang terdiri atas 68% CH, dan 32% COz.
Untuk proses fermentasi tinja tidak diperlukan tambahan sesuatu
bahan kecuali air, yaitu untuk tiap 4 bagian tinja ditambah 5 bagian air. Perlu
dicatat bahwa sisa tinja tidak kehilangan nilai sebagai pupuk alam. Dan
biogas tersebut serta sisa tinja yang dipakai sebagai pupuk tidak berbau.
Desain dasar sebuah instalasi biogas terdiri atas sebuah tangki
pencerna A dan sebuah wadah gas B untuk mengumpulkan campuran
methan dan karbondioksida. Tinja dimasukkan dalam tangki pencerna
setelah dicampur air. Wadah gas B akan menerima gas yang terjadi dan akan
mengapung. Bila banyak gas terbentuk , letak B akan tinggi. Gas dipakai
melalui kran C. Setelah gas dipakai , B akan turun dan perlu ditunggu naik
91FISIKA ENERG!
dulu sebelum dapat memakai gas lagi. Dengan demikian maka kedudukan B
merupakan indikasi mengenai jumlah gas yang telah terbentuk.
Gambar 8.3, Skema instalasi biogas
92