TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Medis
1. Pengertian
Dyspepsia atau indegesti merupakan istilah yang sering di
gunakan pasien untuk menjelaskan sejumlah gejala yang umumnya
dirasakan sebagai gangguan perut bagian atas dan sering di sertai
dengan asupan makanan.
Dyspepsia merupakan kumpulan kehulan/gejala klinis yang
terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau
mengalami kekambulan keluhan reflulks gastroesofagus klasik berupa
ras panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung kini tidak
lagi termasuk dispepsia (Rudi haryono 2012).
Dyspepsia merupakan suatu gejala yang ditandai dengan nyeri
ulu hati, rasa mual dan kembung. Gejala ini bias berhungan/tidak ada
hubungan dengan makanan (dr.Taufan Nugroho 2013)
2. Anatomi fisiologi sistem pencernaan
10
11
12
untuk
menyatuh
dengan
lambung
dirongga
13
merupakan
perangsang
terkuat
untuk
14
akan
mengiritasi
mukosa
duodenum
dan
15
pencernaan
dan
penyerapan.
Setelah
isi
lumen
16
terjadi
iritasi
yang
bisa
menyebabkan
merupakan
lubang
di
ujung
saluran
17
susu
dan
produknya)
Kelainan gerakan usus
Kecemasan atau depresi
Perubahan pola makan
Pengaruh obat obatan yang di makan secara berlebihan dan dalam
18
meningkatkan
tekanan
intragaster
sehingga
mampu
keluhan,
namun
pada
pasien
dyspepsia
19
a. Laborotarium
Pemeriksaan laborotarium perlu dilakukan lebih banyak
ditekankan untuk menyingkirkan penyebab organik lainnya
seperti : pankreatitis kronik, diabetes melitus, dan lainnya. Pada
dispepsia fungsional biasnya hasil laborotarium dalam batas
normal.
b. Radiologis
Pemeriksaan radiologis banyak menunjang diagnosis suatu
penyakit di saluran makan. Setidak tidaknya perlu dilakukan
pemeriksaan radiologis terhadap saluran makan bagian atas, dan
sebaiknya menggunakan kontras ganda.
c. Endoskopi ( esofago-gastro-duodenoskopi )
Sesuai dengan defenisi bahwa pada dispepsia fungsional,
gambaran endoskopinya normal atau sangat tidak spesifik
d. USG (ultrasonografi)
Merupakan diagnostik yang tidak envasif, akhir akhir ini
makin banyak dimanfaatkan untuk membantu menentukan
diagnostik dari suatu penyakit, apalagi alat ini tidak menimbulkan
efek samping, dapat digunakan setiap saat dan pada kondisi klien
yang beratpun dapat dimanfaatkan.
20
obatan
asam
yang
diberikan
lambung)
meliputi
golongan
antacid
antikolinergik
21
subsalisilate
dan
antibiotik
seperti
amoxcillin
atau
metronidazole
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Biodata
a. Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat, dan
pendidikan.
b. Identitas penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien.
2. Keluhan utama
Biasanya klien mengeluh demam, anorexia, sakit kepala, rasa tidak enak di
perut, biasa disertai batuk.
3. Riwayat keluhan utama (PQRST)
P: profokatif/paliatif
Apa yang menyebabkan sehingga timbul gejala dan yang dapat
memperberat atau mengurangi.
Q: Quality/kualitas
Bagaimana keluhan yang dirasakan, sejauh mana keluhan yang
dirasakan.
R: Regional
Dibagian ini tubuh mana gejala itu dirasakan, apakan menyebar atau
tidak.
S: Skala
Seberapa berat keluhan yang dirasakan, dengan skala numeric 1
sampai dengan 10.
T : Time/waktu
Kapan gejala mulai muncul, seberapa sering gejala terasa (apakah
tiba-tiba atau bertahap).
4. Riwayat kesehatan :
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keadaan yang ditemukan antara lain: nyeri ulu hati, mual, muntah,
nyeri tekan abdomen, dan penurunan nafsu makan.
b. Riwayat Kesehatan Lalu
Apakah klien pernah menderita penyakit yang sama atau penyakit lain
sebelumnya, apakah pernah dirawat di rumah sakit.
22
terjadinya
penyakit
2.
Reaksi
Panas
melalui
TBC
yang berat.
Mencegah
terjadinya
pertusis
Waktu/rute
Sejak
lahir,
intradermal.
Demam
difteri,
dan
tetanus.
>6
minggu,
Booster
DPT
diberikan
pada
3.
Polio (I,II,III,IV)
Mencegah
intramuscular.
Tidak ada Polio 0 diberikan
terjadinya
reaksi
pada
saat
23
penyakit
kunjungan
polimyelitis yang
pertama,
dapat
caranya teteskan
menyebabkan
ke mulut.
di
kelumpuhan pada
4.
Campak
anak.
Mencegah
Panas
terjadinya
penyakit
Campak-1
diberikan
campak
usia
pada
bulan,
sedangkan
termasuk penyakit
campak-2
yang menular.
diberikan saat SD
kelas 1 pada usia
6 tahun. Mulai
5.
Hepatitis
Mencegah
subkutan.
Tidak ada Hepatiti A
di
tahun
sebanyak 2 kali
dengan intervensi
6-12 bulan.
Hepatitis
diberikan dalam
waktu
12
jam
setelah lahir, di
24
lanjutkan
pada
inteval
dosis minimal 4
minggu. Melalui
intramuscular.
6. Riwayat tumbuh kembang
a. Pertumbuhan fisik.
1) Berat badan
Pada masa pertumbuhan BB bayi di bagi menjadi 2:
(a) Usia 1-6 bulan, pertumbuhan BB akan mengalami
perubahan setiap minggu sekitar 140-200 gram dan berat
bebannya akan menjadi dua kali berat badan lahir pada
akhir bulan ke-6
(b) Usia 6-12 bulan, terjadi penambahan setiap minggu sekitar
25-40 gram dan pada akhir bulan ke 12 akan penambahan 3
kali lipat berat badan lahir.
2) Tinggi Badan
(a) Usia 0-6 bulan, bayi akan mengalami pertambahan tinggi
badan sekitar 2,5 cm setiap bulannya.
(b) Usia 6-12 bulan, mengalami penambahan tinggi badan sekitar
1,25 cm setiap bulannya.
(c) Usia bermain, pemanbahan pada tahan ke 2 kurang lebih 12
cm, sedangkan penambahan untuk tahun ke-3 rata-rata 4-6 cm.
(d) Usia prasekolah, khususnya di akhir usia 4 tahun, terjadi
penambahan rata-rata du kali lipat tinggi badan waktu lahir dan
mengalami penambahan setiap tahunnya kurang lebih 6-8 cm.
(e) Pada masa sekolah, akan mengalami penambahan setiap
tahunnya, setelah usia 6 tahun tinggi badan bertambah rata-rata
25
26
27
28
zat iritan
Stimulasi
Kerusakan
Sekresi HCL
Hydrogen masuk ke
29
Asam lambung
Iritasi mukosa
Proses pencernaan
Sisa makanan dicerna
Intake tidak
Devisit
kelemahan
Intoleransi
Resiko infeksi
intake tidak
adekuat
Nutrisi kurang
D. Diagnosa
Keperawatan
a. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d ketidak
b.
c.
d.
e.
E. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Ketidak seimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan b/d
ketidak mampuan
untuk mencerna
NOC
NIC
a.
Nutrition Weight Management
al status: Adequacy
Diskusikan
of nutrient
bersama pasien mengenai
b.
Nutrition
hubungan antara intake
al Status : food and
makanan, latihan,
Fluid Intake
peningkatan BB dan
c.
Weight
penurunan BB
Control
Diskusikan
Setelah dilakukan
bersama pasien mengani
tindakan keperawatan
kondisi medis yang dapat
selama.nutrisi kurang
mempengaruhi BB
teratasi dengan
Diskusikan
indikator:
bersama pasien mengenai
A
kebiasaan, gaya hidup
lbumin serum
dan factor herediter yang
30
P
re albumin serum
H
ematokrit
H
emoglobin
T
otal iron binding
capacity
Jumlah limfosit
dapat mempengaruhi BB
Diskusikan
bersama pasien mengenai
risiko yang berhubungan
dengan BB berlebih dan
penurunan BB
Dorong
pasien untuk merubah
kebiasaan makan
Perkirakan
BB badan ideal pasien
Nutrition Management
Kaji adanya
alergi makanan
Kolaborasi
dengan ahli gizi untuk
menentukan
jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
Anjurkan
pasien
untuk
meningkatkan intake Fe
Anjurkan
pasien
untuk
meningkatkan
protein
dan vitamin C
Berikan
substansi gula
Yakinkan
diet
yang
dimakan
mengandung tinggi serat
untuk
mencegah
konstipasi
Berikan
makanan yang terpilih
( sudah dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
Ajarkan
pasien
bagaimana
31
Diagnosa
Resiko infeksi b/d
proses inflamasi pada
saluran pencernaan
NOC
I
mmune Status
K
nowledge : Infection
control
R
isk control
Setelah
dilakukan
tindakan keperawatan
selama
pasien
tidak mengalami infeksi
dengan kriteria hasil:
K
lien bebas dari tanda
dan gejala infeksi
M
enunjukkan
kemampuan untuk
mencegah
timbulnya infeksi
J
umlah
leukosit
dalam batas normal
M
enunjukkan perilaku
hidup sehat
S
tatus
imun,
gastrointestinal,
genitourinaria
dalam batas normal
NIC
Pertahankan
membuat
catatan
teknik aseptif
Batasimakanan harian.
Monitor
pengunjung bila perlu
dan
Cuci jumlah
tangan nutrisi
setiap
sebelumkandungan
dan kalori
Berikan
sesudah
tindakan
informasi
tentang
keperawatan
kebutuhan nutrisi
Gunakan
baju,
sarung
tangan
sebagai alat pelindung
Ganti letak
IV perifer dan dressing
sesuai dengan petunjuk
umum
Gunakan
kateter intermiten untuk
menurunkan
infeksi
kandung kencing
Tingkatkan
intake nutrisi
Berikan
terapi
antibiotik:.........................
........
Monitor
tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal
Pertahankan
teknik isolasi k/p
Inspeksi kulit
dan membran mukosa
terhadap
kemerahan,
panas, drainase
Monitor
adanya luka
Dorong
masukan cairan
Dorong
istirahat
Ajarkan
pasien dan keluarga tanda
dan gejala infeksi
Kaji
suhu
badan
pada
pasien
neutropenia setiap 4 jam
32
Diagnosa
Intoleransi aktivitas
b/d kelemahan fisik
NOC
S
elf Care : ADLs
T
oleransi aktivitas
K
onservasi eneergi
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama . Pasien
bertoleransi terhadap
aktivitas dengan
Kriteria Hasil :
B
erpartisipasi dalam
aktivitas fisik tanpa
disertai peningkatan
tekanan darah, nadi
NIC
Observasi
adanya pembatasan klien
dalam melakukan
aktivitas
Kaji adanya
faktor yang menyebabkan
kelelahan
Monitor
nutrisi dan sumber energi
yang adekuat
Monitor
pasien akan adanya
kelelahan fisik dan emosi
secara berlebihan
Monitor
respon kardivaskuler
terhadap aktivitas
33
dan RR
M
ampu melakukan
aktivitas sehari hari
(ADLs) secara
mandiri
K
eseimbangan
aktivitas dan
istirahat
(takikardi, disritmia,
sesak nafas, diaporesis,
pucat, perubahan
hemodinamik)
Monitor pola
tidur dan lamanya
tidur/istirahat pasien
Kolaborasika
n dengan Tenaga
Rehabilitasi Medik dalam
merencanakan progran
terapi yang tepat.
Bantu klien
untuk mengidentifikasi
aktivitas yang mampu
dilakukan
Bantu untuk
memilih aktivitas
konsisten yang sesuai
dengan kemampuan fisik,
psikologi dan sosial
Bantu untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber
yang diperlukan untuk
aktivitas yang diinginkan
Bantu untuk
mendpatkan alat bantuan
aktivitas seperti kursi
roda, krek
Bantu untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang disukai
Bantu klien
untuk membuat jadwal
latihan diwaktu luang
Bantu
pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
34
beraktivitas
Sediakan
penguatan positif bagi
yang aktif beraktivitas
Bantu pasien
untuk mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
Monitor
respon fisik, emosi, sosial
dan spiritual
Diagnosa
Gangguan pola tidur
b/d peningkatan suhu
tubuh
NOC
A
nxiety Control
C
omfort Level
P
ain Level
R
est : Extent and
Pattern
S
leep : Extent ang
Pattern
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama . gangguan
pola tidur pasien
teratasi dengan kriteria
hasil:
J
umlah jam tidur
dalam batas normal
P
ola tidur,kualitas
dalam batas normal
P
erasaan fresh
sesudah
NIC
Sleep Enhancement
Determinasi
efek-efek
medikasi
terhadap pola tidur
Jelaskan
pentingnya tidur yang
adekuat
Fasilitasi
untuk mempertahankan
aktivitas sebelum tidur
(membaca)
Ciptakan
lingkungan
yang
nyaman
Kolaburasi
pemberian obat tidur
35
tidur/istirahat
M
ampu
mengidentifikasi
hal-hal yang
meningkatkan tidur
Diagnosa
Defisit volume cairan
b/d
kehilangan
volume cairan secara
aktif
NOC
F
luid balance
H
ydration
N
utritional Status :
Food and Fluid
Intake
Setelah
dilakukan
tindakan keperawatan
selama..
defisit
volume cairan teratasi
dengan kriteria hasil:
M
empertahankan
urine output sesuai
dengan usia dan BB,
BJ urine normal,
T
ekanan darah, nadi,
suhu tubuh dalam
batas normal
T
idak ada tanda tanda
dehidrasi, Elastisitas
turgor kulit baik,
membran mukosa
lembab, tidak ada
rasa haus yang
berlebihan
NIC
Pertahankan
catatan intake dan
output yang akurat
Monitor
status
hidrasi
( kelembaban membran
mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah ortostatik
), jika diperlukan
Monitor hasil
lab yang sesuai dengan
retensi cairan (BUN ,
Hmt , osmolalitas urin,
albumin, total protein )
Monitor vital
sign setiap 15menit 1
jam
Kolaborasi
pemberian cairan IV
Monitor
status nutrisi
Berikan
cairan oral
Berikan
penggantian nasogatrik
sesuai output (50
100cc/jam)
Dorong
keluarga
untuk
membantu
pasien
makan
36
rientasi
terhadap
waktu dan tempat
baik
J
umlah dan irama
pernapasan dalam
batas normal
E
lektrolit, Hb, Hmt
dalam batas normal
p
H urin dalam batas
normal
I
ntake
oral
dan
intravena adekuat
Kolaborasi
dokter jika tanda cairan
berlebih
muncul
meburuk
Atur
kemungkinan tranfusi
Persiapan
untuk tranfusi
Pasang
kateter jika perlu
Monitor
intake dan urin output
setiap 8 jam