PENDAHULUAN
1.1.
PENGERTIAN JUDUL
Pengertian judul : Sasana Kebangkitan Memorial Building of Bantul
Building
: Gedung, Bangunan
Memorial Building
: Gedung Peringatan
Bantul
1.2.
LATAR BELAKANG
1.2.1. Umum
Untuk mengenang sejarah maupun peristiwa besar dapat diwujudkan
dengan berbagaimacam cera. Di luar negeri selain museum terdapat pula
bangunan peringatan (memorial building) yang berfungsi untuk mengenang suatu
peristiwa bersejarah maupun untuk mengeang suatu tokoh besar atau tokoh
pahlawan, terdapat War Memorial Building di Balboa Park, Joseph Smith
Memorial Building di Salt Lake City Utah. Sebagai contoh The War Memorial
Building ini didesain oleh kelompok arsitek terkemuka di San Diego pada tahun
1950 untuk menghormati warga Amerika yang berpartisipasi dalam konflik
(perselisihan) luar negeri.
Di Indonesia salah satu wujud untuk mengenang suatu peristiwa maupun
menyimpan benda-benda bersejarah diwujudkan dalam sebuah museum. Museum
itu sendiri merupakan sebuah sarana untuk menyimpan benda-benda yang
mempunyai sejarah tinggi yang berfungsi untuk mengenang dan mengingatkan
tentang peristiwa apa yang terjadi sebelumnya. Banyak museum yang terdapat di
Indonesia seperti yang sudah kita kenal Museum Jogja Kembali, Museum Gajah
di Jakarta, Museum Lubang Buaya yang terdapat di Jakarta, Museum Tsunami di
Aceh, Museum Karst di Wonogiri dan banyak lainnya. Dengan adanya museum
disuatu daerah maka diharapkan akan memajukan pariwisata daerah tersebut
sehingga bisa mendongkrak pendapatan daerah tersebut. Museum merupakan
salah satu objek wisata yang bisa menarik para wisatawan baik lokal maupun
manca Negara.
Dalam lingkup sebuah wilayah seperti kabupaten memiliki peristiwaperistiwa penting dan bersejarah untuk dikenang merupakan hal penting untuk
menunjukkan eksistensi suatu wilayah tersebut mulai dari bagaimana wilayah
tersebut dapat terbentuk, bagaimana sejarahnya, siapa pemimpinnya dan peristiwa
apa saja yang pernah terjadi di wilayah tersebut. Yang patut menjadi perhatian
bahwa sampai saat ini belum ada satu wadah atau wujud yang benar-benar
mengenang salah satu peristiwa bersejarah di Bantul bahkan secara umum dapat
2
administratif.
Tanggal 26 dan 31 Maret 1831 Pemerintah Hindia Belanda dan Sultan
Yogyakarta mengadakan kontrak kerja sama tentang pembagian wilayah
administratif baru dalam Kasultanan disertai penetapan jabatan kepala
wilayahnya. Saat itu Kasultanan Yogyakarta dibagi menjadi tiga kabupaten yaitu
Bantulkarang untuk kawasan selatan, Denggung untuk kawasan utara, dan
Kalasan untuk kawasan timur. Menindaklanjuti pembagian wilayah baru
Kasultanan Yogyakarta, tanggal 20 Juli 1831 atau Rabu Kliwon 10 sapar tahun
3
Dal 1759 (Jawa) secara resmi ditetapkan pembentukan Kabupaten Bantul yang
sebelumnya di kenal bernama Bantulkarang. Seorang Nayaka Kasultanan
Yogyakarata bernama Raden Tumenggung Mangun Negoro kemudian dipercaya
Sri Sultan Hamengkubuwono V untuk memangku jabatan sebagai Bupati Bantul.
Tanggal 20 Juli ini lah yang setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Jadi
Kabupaten Bantul. Selain itu tanggal 20 Juli tersebut juga memiliki nilai simbol
kepahlawanan dan kekeramatan bagi masyarakat Bantul mengingat Perang
Diponegoro dikobarkan tanggal 20 Juli 1825.Pada masa pendudukan Jepang,
pemerintahan berdasarkan pada Usamu Seirei nomor 13 sedangakan stadsgemente
ordonantie dihapus. Kabupaten Memiliki hak mengelola rumah tangga sendiri
(otonom).
Kemudian setelah kemerdekaan, pemerintahan ditangani oleh Komite
Nasional Daerah untuk melaksanakan UU No 1 tahun 1945. Tetapi di Yogyakarta
dan Surakarta undang-undang tersebut tidak diberlakukan hingga dikeluarkannya
UU Pokok Pemerintah Daerah No 22 tahun 1948. dan selanjutnya mengacu UU
Nomor 15 tahun 1950 yang isinya pembentukan Pemerintahan Daerah Otonom di
seluruh Indonesia.
Seiring dengan perjalanan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan silih
bergantinya kepemimpinan nasional, kini ini Kabupaten Bantul telah mengalami
kemajuan pesat diberbagai bidang dibawah kepemimpinan Drs. HM. Idham
Samawi yang menjabat sejak akhir tahun 1999.
1.2.3. Peristiwa Gempa Bumi Bantul sebagai Peristiwa Bersejarah
Masih terbesit di ingatan kita, Indonesia juga mengalami beberapa kali
diguncang gempa dahsyat yang merenggut banyak korban jiwa. Letak Indonesia
yang berada diantara 3 lempeng utama dunia yaitu lempeng Australia, lempeng
Eustria dan lempeng Pasifik serta berada di posisi Ring of Fire menjadikan
Indonesia kerap kali diguncang gempa bumi dan letusan gunung berapi.
Salah satu peristiwa bersejarah itu adalah gempa yang melanda
Yogyakarta, tepatnya Bantul pada 27 Mei 2006 yaitu gempa bumi seperti yang
dilangsir
sebuah
sumber
menyebutkan bahwa Bantul dan sekitarnya dilanda bencana gempa bumi pada
tanggal 27 Mei 2006 dengan kekuatan 6,2 skala richter selama 57 detik. Sumber
Departemen Sosial menyebutkan setidaknya korban tewas 6.234 orang, sementara
korban luka-luka 36.300 orang , 154.000 rumah hancur total dan 260.000 rumah
mengalami kerusakan.
Berikut
daftar
gedung
yang
mengalami
rusak
parah
Kejadian ini mendapat respon positif dari dunia Internasional yaitu dengan
berdatangannya lembaga-lembaga kemanusiaan untuk membantu para korban
gempa sendiri, hal ini meninggalkan duka mendalam karena mereka kehilangan
sanak saudara dan juga harta benda dan menyisakan trauma yang tidak mudah
untuk disembuhkan.
1.2.4. Kebutuhan Bantul Akan Memorial Building
Indonesia merupakan salah satu dari beberapa negara yang cukup sering
dilanda gempa bumi, berikut sejarah mengenai gempa di Indonesia yang pernah
tercatat (sumber : http://winanto.blog.uns.ac.id/2009/10/01/sejarah-gempa-bumidi-indonesia/, diakses 2012):
a. 30 september 2009 gempa besar berkekuatan 7,6
skala ritchter
skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan lebih dari 300.000
keluarga kehilangan tempat tinggal.
g. 26 Desember 2004 Gempa dan Tsunami di Aceh, Nias,. Korban lebih
150.000 orang di Aceh dan Nias. Ketinggian tsunami mencapai 35 meter
karena gempa tektonik 8.5 SR di Samudera Hindia.
h. 4 Mei 2000 Gempa bumi 6,5 SR Sulawesi Tengah,. Korban 386 orang.
i.
j.
1.3.
1.3.1. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan sebelumnya, maka dapat
diangkat sebuah permasalahan :
Sebuah bangunan yang berfungsi untuk mengenang atau memperingati sebuah
peristiwa besar dan bersejarah di Bantul yang dapat mewadahi kebutuhan
pendidikan, hiburan/wisata, dan informasi yang bersifat dokumen maupun bendabenda visual.
10
1.3.2. Persoalan
Memorial Building ini diarahkan untuk memperoleh sebuah wadah yang
berfungsi
sebagai
Gedung
Peringatan
yang
menerapkan
prinsip-prinsip
1.4.
1.4.1. Tujuan
Merancang sebuah Memorial Building yang dapat mewadahi fungsi untuk
mengenang atau memperingati sebuah peristiwa besar dan bersejarah di Bantul
yang dapat mewadahi kebutuhan pendidikan, hiburan/wisata, dan informasi.
1.4.2. Sasaran
Mendapatkan hasil aplikasi konsep dari bentuk fisik perencanaan dan
perancangan bangunan Memorial Building yang mampu merefleksikan seluruh
konsep perencanaan yang ditentukan sebelumnya diantaranya:
a. Dapat membuat konsep pengelompokan kegiatan, pola kegiatan,
kebutuhan ruang, besaran ruang, pola hubungan ruang dan organisasi
11
1.5.
1.6.
13