Anda di halaman 1dari 22

KARYA ILMIAH TUGAS MATA KULIAH AUDITING 1

Evaluasi Pengendalian Internal Terhadap Manajemen PT. Sepatu Bata Tbk

Disusun oleh Kelompok E :


Nadya Azzahra

(14102042)

Aprilia Hasrul Sani

(14102044)

Puput Pasandra Putri (14102053)


Firdiani Zamil F

(14102058)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS TRILOGI
JAKARTA
2016

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulilahirabil alamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT. Dan
solawat serta salam kami panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW atas selesainya
karya ilmiah ini dengan tepat waktu. Penyusunan karya ilmiah ini merupakan
salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Auditing
1. Dalam karya ilmiah ini kami akan mengulas mengenai evaluasi pengendalian
internal terhadap manajemen PT. Sepatu Bata Tbk.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
penyusunan karya ilmiah ini.
Kami menyadari bahwa masukan dari semua pihak terutama para
pembimbing sangat kami harapkan untuk perbaikan dikemudian hari. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Jakarta, 17 Januari 2017

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
I.

II.

III.

IV.

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang..............................................................................

1.2

Rumusan Masalah.........................................................................

1.3

Tujuan dan Tujuan Penelitian........................................................

1.4

Manfaat Penelitian........................................................................

LANDASAN TEORI
2.1

........................................................................................................

2.2

........................................................................................................

PEMBAHASAN
3.1

.......................................................................................................

3.2

.......................................................................................................

3.3

.......................................................................................................

3.4
3.5

.......................................................................................................
.......................................................................................................

PENUTUP
4.1

Kesimpulan..................................................................................

4.2

Saran............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................

iii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Memasuki mekanisme pasar bebas diera ekonomi masyarakat asean,
seharusnya setiap perusahaan di Indonesia harus benar-benar mempersiapkan
bisnisnya dan mengemasnya menjadi lebih baik. Hal ini sangat penting dan
diperlukan oleh setiap perusahaan manapun agar tidak kalah bersaing dengan
perusahaan luar negeri lainnya. Salah satu faktor yang diperlukan agar bisa
mengemas kembali suatu bisnis adalah dengan memperhatikan segala urusan dari
dalam perusahaan, hal ini berarti seorang pemimpin perusahaan harus benar-benar
memperhatikan perusahaan dari sisi internal kemudian bisa menciptakan sisi
eksternal perusahaan yang baik pula. Salah satunya adalah dengan memperhatikan
sistem pengendalian internal yang ada diperusahaan tersebut.
Pengendalian

internal

dari

dalam

perusahaan

yang

baik

akan

meningkatkan kinerja para karyawan perusahaan dan bisa berdampak baik pula
terhadap kelancaran bisnis perusahaan tersebut dimasa yang akan datang. Selain
itu dari sisi yang sama sistem pengendalian manajemen tersebut diharapkan
memberikan manfaat yang berasal dari peningkatan kemungkinan bahwa tujuan
perusahaan akan dicapai.
Manfaat ini dapat dijelaskan terkait ketat (atau longgarnya) sistem
pengendalian internal manajemen. Sistem pengendalian internal manajemen yang

lebih ketat memberikan jaminan lebih bahwa karyawan akan bertindak untuk
kepentingan terbaik perusahaan.
Secara konseptual dalam implementasinya diperusahaan, pengendalian
internal manajemen yang ketat dapat berjalan dengan efektif

apabila pihak

perusahaan telah memahami secara baik tentang objek-objek dari keempat sistem
pengendalian tersebut.
Sistem pengendalian internal manajemen memberikan suatu manfaat
pokok, yaitu probabilitas yang lebih tinggi sehingga karyawan akan mencapai
tujuan perusahaan. Namun, dalam membuat suatu pengendalian menjadi efektif
ada biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Biaya tidak langsung terkadang lebih besar daripada biaya langsung, hal
ini berasal dari efek negatif yang melekat pada penggunaan tipe pengendalian
yang spesifik. Biaya tidak langsung yang lain disebabkan oleh buruknya desain
sistem pengendalian manajemen atau oleh implementasi tipe pengendalian yang
salah pada situasi tertentu. Untuk membuat penilaian biaya keuntungan, manajer
harus memahami efek samping, penyebab, dan konsekuensinya (biaya).
Oleh karena itu, kami akan membahas mengenai sistem pengendalian
manajemen di PT. Sepatu Bata, Tbk dan menganalisa apakah penerapan sistem
pengendalian manajemen di PT. Sepatu Bata, Tbk, terbilang ketat atau longgar.
Dan biaya apa saja yang dikeluarkan oleh PT.Sepatu Bata, Tbk untuk membuat
sistem pengendalian manajemen menjadi efektif guna mencapai tujuan
perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas masalah dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana analisis visi dan misi PT. Sepatu Bata, Tbk. ?
2. Bagaimana control system tighnest pada PT. Sepatu Bata, Tbk ? Apakah
terbilang sistem pengendalian manajemen tersebut ketat atau longgar?
3. Berdasarkan informasi mengenai sistem pengendalian manajemen yang
diterapkan di PT. Sepatu Bata, bagaimana desain dan evaluasi MCS
(Management Control System) pada PT. Sepatu Bata, tbk tersebut?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian


Maksud :
Berdasarkan rumusan masalah diatas penyusun bermaksud untuk
mengulas mengenai evaluasi pengendalian internal terhadap manajemen PT.
Sepatu Bata Tbk.
Tujuan :
Berdasarkan maksud diatas penyusun bertujuan.
1. Menganalisis visi dan misi PT. Sepatu Bata, Tbk.
2. Mendeskripsikan control system tighnest pada PT. Sepatu Bata, Tbk serta
mendeskripsikan sistem pengendalian manajemen tersebut ketat atau
longgar.
3

3. Mendeskripsikan informasi mengenai sistem pengendalian manajemen


yang diterapkan di PT. Sepatu Bata, bagaimana desain dan evaluasi MCS
(Management Control System) pada PT. Sepatu Bata, tbk tersebut.
1.4

Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan diatas penelitian ini memiliki manfaat diantaranya.


1. Bagi mahasiswa, diharapkan dapat menganalisis evaluasi pengendalian
internal terhadap manajemen PT. Sepatu Bata Tbk.
2. Bagi dosen, agar dapat mengevaluasi dan memberikan penilaian kepada
mahasiswa mengenai hasil dari analisis evaluasi pengendalian internal
terhadap manajemen PT. Sepatu Bata Tbk.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 PENGENDALIAN INTERNAL
Pengendalian internal harus dilaksanakan seefektif mungkin dalam suatu
perusahaan untuk mencegah dan menghindari terjadinya kesalahan, kecurangan,
dan penyelewengan. Di perusahaan kecil, pengendalian masih dapat dilakukan
langsung oleh pimpinan perusahaan. Namun semakin besar perusahaan, dimana
ruang gerak dan tugas- tugas yang harus dilakukan semakin kompleks,
menyebabkan pimpinan perusahaan tidak mungkin lagi melakukan pengendalian
secara langsung, maka dibutuhkan suatu pengendalian internal yang dapat
memberikan keyakinan kepada pimpinan bahwa tujuan perusahaan telah tercapai.
Pengertian pengendalian internal menurut Alvin A. Arens dan James K.
Loebecke dalam bukunya Auditing An Intergrated Appoach (2000 : 315) adalah
sebagai berikut.
Internal control is a process designed to provide reasonable assurance the
achievement of managements objectivesin the following categories.
a) Reliability of financial reporting,
b) Effectiveness and efficiency of operations,
c) Compliance with applicable laws and regulation.

Dari definisi diatas, maka pengendalian internal merupakan suatu proses


untuk mencapai tujaun tertentu yang dilakukan oleh manusia yang diharapkan
hanya dapat memberikan keyakinan yang memadai, bukan keyakinan mutlak bagi
manajemen dan dewan direksi perusahaan.
Menurut Mulyadi dalam buku Sistem Akuntansi (2008:163), Sistem
pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode, ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan
keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong efisiensi dan
mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Menurut Mulyadi dalam bukunya Auditing (2008 : 181), tujuan
pengendalian internal adalah sebagai berikut.
a.

Keandalan informasi keuangan;

b.

kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku;

c.

efektifitas dan efisiensi operasi.

2.2 Unsur-Unsur Pengendalian Internal


6

Menurut AICPA (American Instituten of Certified Public Accountants)


dalam SAS (Statement on Auditing Standards) No. 78 yang terdapat dalam
Standar Profesi Akuntan Publik menyatakan bahwa komponen pengendalian
internal terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut.
1) Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian terdiri dari tindakan, kebijakan, prosedur yang
mencerminkan sikap menyeluruh manajemen puncak, direktur dan dewan
komisaris, dan pemilik suatu satuan usaha (Alvin A. Arens dan James K.
Loebbecke, 2000 : 261).
2) Pengendalian risiko
Menurut Hall Singleton (2007 : 29), perusahaan harus melakukan penilaian
risiko (risk assessment) untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mengelola
risiko yang berkaitan dengan pelaporan keuangan.
3) Informasi dan komunikasi
Menurut Mulyadi dalam bukunya Auditing (2008 : 179-180), sistem akuntansi
yang efektif adalah sistem akuntansi yang dapat memberikan keyakinan yang
memadai bahwa transaksi dicatat atau terjadi adalah :
a)

sah,

b) telah diotorisasi,
c)

telah dicatat,

d) telah dinilai secara wajar,

e)

telah digolongkan secara wajar,

f)

telah

dicatat

dalam

periode

seharusnya,
g) telah dimasukkan ke dalam buku
pembantu & diringkas dengan benar
7

4) Aktivitas pengendalian
Hall Singleton (2007 : 32), Aktivitas pengendalian (control activity)
adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk memastikan bahwa
tindakan yang tepat telah dilakukan untuk menangani berbagai risiko yang telah
diidentifikasi perusahaan.
Menurut Hall Singleton (2007 : 33-38), Aktifitas pengendalian dapat
dikategorikan dalam beberapa aktivitas diantaranya:
1.

otorisasi transaksi;

2.

pemisahan tugas;

3.

catatan akuntansi;

4.

pengendalian akses;

5.

verifikasi independen.

5) Pemantauan
Pemantauan (monitoring) adalah proses penilaian kualitas kinerja struktur
pengendalian intern secara periodik dan terus-menerus. Pemantauan dilaksanakan
oleh orang yang semestinya melakukan pekerjaan tersebut, baik pada tahap desain
maupun pengoperasian pengendalian pada waktu yang tepat. Tujuannya untuk
menetukan apakah pengawasan internal telah beroperasi sebagaimana yang telah
diperbaiki sesuai dengan perubahan keadaan.
8

Pemantauan dapat dilakukan olehsutau bagian khusus yang disebut dengan


bagian pemeriksaan intern (audit internal).
1. Ketatnya pengendalian hasil
Keberhasilan pengendalian yang ketat tergantung pada karakteristik definisi dari
area hasil yang diinginkan, pengukuran kinerja, dan penguatan atau insentif yang
diberikan.
2. Definisi hasil yang diinginkan
Yaitu agar pengendalian manajemen dikatakan ketat dalam suatu sistem
pengendalian hasil, dimensi hasil harus sesuai dengan tujuan organisasi yang
sebenarnya, target kinerja harus spesifik, hasil yang diinginkan harus secara
efektif dikomunikasikan dan di internalisasi oleh karyawan yang sikapnya sedang
dikendalikan, dan apabila pengendalian hasil digunakan secara eksklusif pada
bagian kinerja yang ada, pengkurannya pasti lengkap.
3. Pengkuran Kinerja
Pengendalian hasil yang ketat juga tergantung pada kecukupan
pengukuran kinerja yang digunakan. Pengendalian hasil tergantung pada
pengukuran yang teliti, objektif, tepat waktu dan mudah dipahami.
Sistem

pengendalian

hasil

yang

digunakan

untuk

menerapkan

pengendalian yang ketat memerlukan semua kualitas pengukuran yang tinggi. Jika
pengukuran gagal pada bagian manapun, sistem pengendalian tidak dapat
digolongkan sebagai pengendalian yang ketat karena adanya permasalahan
perilaku yang memungkinkan.

4. Insentif yang diberikan


Pengendalian hasil mungkin menjadi lebih ketat jika imbalan dihubungkan
secara langsung dan pasti dengan pencapaian hasil yang diinginkan. Hubungan
langsung berarti bahwa pencapaian hasil diterjemahkan secara eksplisit dan jelas
menjadi imbalan. Hubungan pasti antara hasil dan imbalan berarti bahwa tidak
ada alasan yang ditoleransi.
5. Ketatnya Pengendalian Tindakan
Karena tipe pengendalian tindakan cukup berbeda satu sama lain, maka
pembahasannya pun harus terpisah. Secara keseluruhan sistem pengendalian
tindakan harus dianggap hanya jika besar kemungkinan bagi karyawan untuk terus
menerus terlibat dalam semua tindakan yang penting untuk keberhasilan operasi
dan tidak akan terlibat dengan tindakan yang merugikan.
6. Ketatnya Pengendalian Personel/Kultural
Ada beberapa situasi sistem pengendalian manajemen yang didominasi
oleh pengendalian personel atau kultural dapat juga dianggap ketat. Dalam
organisasi sosial atau voluntir, pengendalian personel biasanya menunjukkan
jumlah pengendalian yang signifikan, sebagaimana kebanyakan voluntir sangat
puas dengan melakukan kebaikan, sehingga termotivasi untuk melakukannya
dengan baik.

10

Pengendalian personel/kultural yang ketat juga ada pada bisnis yang


berorientasi laba. Keberadaannya pada perusahaan laba tersebut merupakan hal
umum ketika pengendalian personel/kultural mungkin menjadi efektif karena
adanya rasa saling melengkapi atau kesesuaian antara keinginan organisasi dan
keinginan individu yang ingin mereka capai bersama.
Namun, dalam banyak kasus, tingkat pengendalian pada pengendalian
personel/kulturl kurang ketat dikarenakan rasa saling melengkapi antara tujuan
individu dan organisasi lebih kecil daripada rasa kekeluargaan perusahaan.

BAB III
11

PEMBAHASAN
3.1

Visi dan Misi pada PT. Sepatu Bata, Tbk


Visi

Memperkuat posisi Bata sebagai pemimpin bisnis alas kaki di Indonesia dan
meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka pendek dan jangka
panjang.
Misi
Untuk sukses sebagai organisasi dunia yang paling dinamis, fleksibel dan
mengerti kondisi pasar alas kaki sebagai bisnis utamanya.
3.2

Sistem Pengendalian Internal pada PT. Sepatu Bata, Tbk


PT. Sepatu Bata, Tbk menerapkan sistem pengendalian internal yang
mencakup pengendalian hasil, pengendalian tindakan, dan pengendalian
personel. Manajemen PT. Sepatu Bata, Tbk selalu melakukan evaluasi yang
rutin untuk mengukur ketat atau tidaknya sistem pengendalian internal yang
telah diterapkan. Hal tersebut kami gambarkan pada poin-poin berikut ini

3.2.1

Ketatnya Pengendalian Hasil


Dari segi pengendalian hasil sebenarnya PT. Sepatu Bata,Tbk
sudah cukup ketat dalam menerapkannya, terbukti dari pembahasan
sebelumnya tentang pengendalian hasil PT. Sepatu Bata, dari elemen
awal hingga pada tahap akhir pada saat pemberian insentif telah

12

dijalankan secara efektif, mulai dari penetapan dimensi kerja, target


maupun pengukuran kinerja karyawan.
Insentif yang diberikan oleh PT. Sepatu Bata, Tbk didasarkan pada
pengukuran kinerja karyawan. Dan setiap karyawan menunjukkan kinerja
yang berbeda-beda.
Pengendalian hasil mungkin akan menjadi lebih ketat jika imbalan
dihubungkan secara langsung dan pasti dengan pencapaian hasil yang
diinginkan.

Pada PT. Sepatu Bata ini contohnya untuk mengendalikan kinerja


karyawan agar dapat mencapai target penjualan maka PT. Sepatu Bata
menerapkan sistem reward yaitu pemberian insentif secara spesifik dalam
pengukurannya.
Apabila karyawan dapat mencapai target yang sudah ditentukan oleh
perusahaan dan kepala toko, maka pramuniaga ataupun kepala toko
tersebut akan mendapatkan insentif sesuai dengan kelebihan produk yang
dapat dijual diatas standar yang ditentukan.
Sehingga, dari hasil yang didapatkan pun masing-masing karyawan
benar-benar termotivasi dalam mencapai target yang diinginkan oleh
perusahaan. Ini membuktikan bahwa peran pengendalian hasil sangat
ketat pada PT. Sepatu Bata,Tbk.

13

3.2.2

Ketatnya Pengendalian Tindakan


Dari segi pengendalian tindakan, menurut store manager PT.

Sepatu Bata,Tbk cabang kalibata city, pengendalian tindakan yang


diterapkan adalah dengan cara

mengawasi langsung pekerjaan para

karyawan maupun pramuniaga dalam menjalankan tugas mereka apakah


sudah baik dan sesuai dengan keinginan perusahaan.
Selain itu ada cara lain dalam melakukan pengendalian yaitu
dengan melakukan pengendalian secara fisik seperti pembatasan akses
pada pembayaran dikasir jadi tidak semua karyawan bisa melakukan
transaksi keuangan agar tidak terjadi kecurangan. Tidak hanya sampai
disitu pengawasan juga dilakukan dengan cara pengecekan barang, agar
tidak terjadi hal-hal yang menyimpang. Namun, menurut store manager
itu sendiri sebenarnya tidak bisa selalu mengawasi setiap karyawan dan
tergantung kepada masing-masing pribadi bisa menjalankan tugasnya
dengan baik dan benar karena pada kenyataanya masih ada beberapa
karyawan yang belum menyadari tugasnya.
Contohnya ketika ada pembeli yang datang ada beberapa
pramuniaga masih belum bisa menjelaskan spesifikasi dari sepatu dan
membuat pelangaan tertarik hal ini biasanya diatasi oleh store manager
yang turun langsung berinteraksi dengan para pembeli.
Maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian tindakan pada
PT. Sepatu Bata cukup ketat namun belum bisa dikatakan ketat karena

14

masih terjadi sedikit penyimpangan dengan kemungkinan serta resiko


yang dapat merugikan perusahaan meskipun hal terkecil.
3.2.3

Ketatnya Pengendalian Personel/Kultural


Jika

melihat

dari

konsep

pada

dasarnya

pengendalian

personel/kultural dapat dilihat dari sejauh mana kesesuaian antara tujuan


masing-masing karyawan dan tujuan organisasi. Sistem pengendalian
budaya (kultural) pada PT.Sepatu Bata, Tbk sebenarnya sudah dapat
dibilang cukup ketat.
Namun tidak terlalu ketat karena pada kenyataannya selama bapak
misgiyono menjabat sebagai kepala toko 20 tahun di cabang Kalibata
City ada pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh salah satu
pramuniaga nya, yaitu melanggar salah satu kode etik yang diterapkan
PT. Sepatu Bata yaitu jujur dan disiplin. Bapak misgiyono sangat
menerapkan sistem jujur pada karyawan dan pramuniaga dicabang
kalibata city. Pada pembahasan sebelumnya juga dijelaskan bahwa,
masih ada beberapa karyawan yang belum patuh terkait kode etik PT.
Sepatu Bata, yaitu JUJUR & DISIPLIN.
Misalnya, pada store sepatu bata kalibata city pernah terjadi
penyimpangan terkait kode etiknya yaitu ketidakjujuran salah satu
pramuniaga store yang tiba-tiba tidak mengetahui ada barang toko yang
kehilangan. Dari kasus tersebut dapat disimpulkan pengendalian budaya
yang masih sangat longgar yang didukung oleh pengendalian personel
yang belum terkontrol dengan baik sehingga pada kenyataannya masih

15

terjadi ketimpangan antara tujuan individu karyawan yang belum sejalan


dengan keinginan perusahaan.
3.3

Desain dan Evaluasi MCS (Management Control System) Pada PT.


Sepatu Bata,Tbk
Menurut kelompok kami, manajemen control system (MCS) sudah cukup

baik karena sudah menerapkan keempat sistem pengendalian. Seperti pembahasan


kami sebelumnya, sistem pengendalian hasil pada PT. Sepatu Bata diberikan
dalam bentuk insentif jika mencapai target perusahaan, hal ini sangat memotivasi
para karyawan untuk terus memberikan kinerja terbaik mereka.
Selanjutnya untuk pengendalian tindakan yaitu dengan pengawasan secara
langsung dari manager ataupun kepala toko PT. Sepatu Bata terhadap kinerja
masing-masing karyawan, selanjutnya juga ada stock opname yang merupakan
bentuk pengendalian tindakan, maksudnya yaitu selalu melakukan pengecekan
terhadap barang yang masuk atau keluar gudang sehingga tidak terjadi tindakan
yang tidak berkenan, hal ini dilakukan setiap dua minggu sekali.
Tak hanya sampai disitu pengendalian tindakan juga berkelanjutan dengan
dilakukan pembatasan akses komputer pada cashier atau bagian keuangan
sehingga tidak semua karyawan dapat mengakses tanpa perizinan kepala toko.
Berikutnya ada pengendalian personel dan cultural, untuk pengendalian
cultural (budaya) sendiri dari perusahaan mengeluarkan kode etik perusahaan
yaitu jujur dan disiplin, yang harus diikuti dan dipatuhi oleh masing-masing
karyawan.

16

Disisi lain pengendalian personel bisa dilihat dari keberhasilan


pengendalian budaya, karena penerapan pengendalian personel harus dilakukan
sendiri oleh masing-masing karyawan.
Dan sejauh ini memang jarang sekali terjadi penyimpangan pada kode etik
di PT.Sepatu Bata, dengan begitu dapat disimpulkan bahwa pengendalian personel
oleh masing-masing karyawan benar dijalankan dengan terbuktinya keselarasan
antara tujuan individu dengan tujuan perusahaan.
Namun dengan menjalankan keempat sistem pengendalian tersebut bukan
berarti tidak ada hal yang harus dievaluasi. Seperti di jelaskan pada point
sebelumnya mengenai ketatnya sistem pengendalian, bahwa tidak semua
pengendalian tersebut dapat dikatakan ketat dan terkendali dengan baik. Seperti
misalnya pada pengendalian tindakan dan personel ataupun budaya masih belum
terlalu ketat, menurut analisa kelompok kami sebaiknya pada pengendalian
tindakan ditambahkan memasang CCTV agar semua gerak-gerik karyawan
terawasi karena seperti yang dikatakan oleh manager PT. Sepatu Bata diapun
sebenarnya tidak bisa bisa mengawasi 24 jam sekaligus untuk masing-masing
karyawan, selain itu perlu diadakan kembali pelatihan terhadap para pramuniaga
toko terkait dengan kemampuan personel selling yang masing kurang, karena
belum efektif membuat pelanggan tertarik terhadap produk bata itu sendiri,
akibatnya terkadang store manager sepatu bata yang turun sendiri melayani
pelanggan, oleh sebab itu hal seperti ini seharusnya lebih diperhatikan kembali.
Untuk pengendalian personel dan budaya juga masih longgar, namun
sebenarnya kaitan antara dua pengendalian ini sangat erat. Mungkin untuk segi
pengendalian personel salah satu bentuk awal adalah dari tahap perekrutan
17

karyawan, untuk PT. Sepatu Bata sendiri sebenarnya sudah cukup baik karena
rata-rata karyawan yang bekerja sebagian besar diambil dari orang-orang yang
sudah dikenal sebelumnya sehinga mungkin evaluasinya adalah lebih pada
pelatihan kualitas dan tata cara sikap masing-masing karyawan agar nantinya
membawa pengaruh positif terhadap pengendalian buadayanya yang tercermin
ketika mereka mematuhi kode etik perusahaan.

18

BAB IV
PENUTUP
4.1

Kesimpulan
Dari hasil evaluasi terhadap pengendalian internal yang diterapkan PT.

Sepatu Bata, Tbk kami menyimpulkan bahwa PT. Sepatu bata terbilang sudah
cukup ketat dalam menerapkan sistem pengendalian internal nya. Seperti untuk
mengendalikan kinerja karyawan agar dapat mencapai target penjualan maka PT.
Sepatu Bata menerapkan sistem reward yaitu pemberian insentif secara spesifik
dalam pengukurannya, Selain itu PT. Sepatu Bata juga melakukan pengendalian
secara fisik seperti pembatasan akses pada pembayaran dikasir jadi tidak semua
karyawan bisa melakukan transaksi keuangan agar tidak terjadi kecurangan. Tidak
hanya sampai disitu pengawasan juga dilakukan dengan cara pengecekan barang,
agar tidak terjadi hal-hal yang menyimpang.
4.2

Saran
Menurut kelompok kami, Sistem Pengendalian Internal di PT. Sepatu

Bata, Tbk sudah baik. Baik dari ketatnya pengendalian hasil, pengendalian
tindakan maupun ketatnya pengendalian personel/kultural. Tetapi menurut kami
dari segi pengendalian hasil sebaiknya adanya penggajian untuk para kepala toko
yang bertanggung jawab dalam kegiatan operasional disetiap store sepatu bata.
Serta harus adanya pengawasan yang ketat dari kepala toko maupun pramuniaga
tetapi lebih baik lagi apabila setiap store dipasang CCTV. Sehingga apabila terjadi
kecurangan ataupun kehilangan dapat diselidiki lebih lanjut dan cepat.

19

Anda mungkin juga menyukai