Adanya smegma
Kondiloma akuminata
Kontraindikasi
Sirkumsisi tidak boleh dilakukan pada :
Epispadia
Chorde
Sonde
11.
Gunting jaringan
12.
Gunting benang
13.
Benang bedah yang cepat diserap, misalnya plain catgut 3/0
secukupnya
14.
Jarum jahit cutting lengkungan , atau lebih baik bila ada
dengan jarum jahit a-traumatic cutting
15.
Needle holder
16.
Pinset
Prosedur
7.
Gunting
preputium dorsal tepat digaris tengah (diantara dua klem) kira-kira
sampai 1 sentimeter dari sulkus koronarius (dorsumsisi),buat tali
kendali. kulit Preputium dijepit dengan klem bengkok dan frenulum
dijepit dengan kocher
1.
Pindahk
an klem (dari jam 1 dan 11 ) ke ujung distal sayatan (jam 12 dan
12)
1. Luka ditutup dengan kasa atau penutup luka lain, dan diplester.
Lubang uretra harus bebas dan sedapat mungkin tidak terkena urin.
HEMOSTASIS
Perawatan perdarahan di lakukan dengan mencari sumber perdarahan
dengan menghapus daerah luka dengan menggunakan kasa, bila di
dapatkan sumber perdarahan segera di jepit dengan klem/pean arteri
kecil. Tarik klem, ligasi dengan mengikat jaringan sumber perdarahan
dengan catgut. Potong ikatan sependek mungkin. Cari seluruh sumber
perdarahan lain dan lakukan hal yang serupa.
Jika mempergunakan flashcutter, cukup menyentuh pendarahan dengan
probe bipolar, seketika langsung terhenti.
WOUND SUTURE
Jahitan Frenulum
Frenulum biasanya dijahit dengan matras horizontal atau boleh dengan
matras 8 (cross) ataupun matras horizontal. Setelah dijahit sisakan
benang untuk digunakan sebagai kendali.
Jahitan Dorsal
Jahitan pada dorsal penis mengunakan jahitan simpul. Sisakan benang
untuk dibuat tali kendali. (Gambar 18 Simpul pada jam 12)
Jahitan bagian kulit mukosa yang lain
Dengan menggunakan kendali untuk mengarahkan posisi penis jahit
sekeliling luka dengan jahitan simpul (jam 12). Jahitan simpul bisa
dilakukan pada jam 3 dan 9 atau jam 2,4, 8 dan 10. Tidak diianjurkan
Mengikatnya terlalu erat. Tidak dianjurkan menggunakan jahitan jelujur
(Continuous Suture). Bila telah dijahit semua maka lihat apakah ada
bagian yang renggang yang memerlukan jahitan.
WOUND CARE
Setelah selesai di jahit olesi tepi luka dengan betadine, bila perlu beri dan
olesi dengan salep antibiotik.Perawatan luka bisa dilakukan dengan
metode tertutup atau terbuka.
Metode terbuka (Open Care )
Perawatan ini bisa dilakukan bila ada jaminan penderita mampu menjaga
kebersihan luka. Setelah diolesi betadine dan salep antibiotika biarkan
secara terbuka (dianjurkan urologi).
Metode tertutup (Close Care)
Setelah diberi betadine dan salep antibiotika, berikan sufratule secara
melingkar. Tutup denga kasa steril, ujung kain kasa dipilin sebagai tempat
fiksasi supra pubic dengan menggunakan plester (Balutan Suspensorium)
atau biarkan berbentuk cincin (Balutan Ring).
POST OPERATION CARE
Medikamentosa :
1. Analgetika : Antalgin 500mg PO 3dd1,Asam Mefenamat 500mg PO 3dd1
2. Antibiotika : Amoksisilin 500mg PO 3dd1,Eritromisin 500mg 3dd1
3. Roboransia : Vitamin B Complex,Vitamin C
Edukasi
1. Luka dalam 3 hari jangan kena air.
2. Hati hati dengan perdarahan post circumsisi, bila ada segera kontrol
3. Perbanyak istirahat
4. Bila selesai kencing hapus sisa air kencing dengan tisue atau kasa
5. Perbanyak dengan makan dan minum yang bergizi
6. Setelah 3-5 hari post circumsisi buka perban di rumah segera kontrol.
Komplikasi
1. Penderita alergi terhadap obat anestesi lokal. Lebih sering pada
prokain dan jarang didapati pada lidokain. Seharusnya disiapkan
pula obat untuk mengatasi shock anaphilaktik
2. Perdarahan. Terutama pada frenulum, karenanya untuk mencegah
perdarahan, jahitan pada frenulum diyakinkan cukup adekwat.
Perdarahan juga dapat terjadi pada pada penderita dengan kelainan
pembekuan darah.
3. Infeksi. Bila asepsis-antisepsis kurang diperhatikan, atau terkena
urin.
4. Pengangkatan kulit preputium kurang adekwat, sehingga glans
masih tertutup kulit.