Anda di halaman 1dari 6

CIRCUMSISI TEKNIK DORSUMSISI (Teknis Melakukan Sunat)

TEKNIK KONVENSIONAL DORSUMSISI ( Dorsal Slit Operation )


Teknik Dorsumsisi adalah teknik sirkumsisi dengan cara memotong
preputium pada bagian dorsal pada jam 12 sejajar sumbu panjang penis
ke arah proksimal, kemudian dilakukan pemotongan sirkuler kekiri dan
kekanan sejajar sulcus coronarius.
Keuntungan :
1. Kelebihan kulit mukosa bisa diatur
2. Resiko menyayat/memotong penis lebih kecil
3. Mudah mengatur panjang pendek pemotongan mukopsa
4. Tidak melukai glan dan frenulum
5. Pendarahan bisa cepat diatasi
6. Baik untuk penderita fimosis/paraphimosis.
7. Baik untuk pemula.(tehnik yang paling aman)
Kerugian :
1. Pendarahan relative lebih banyak.
2. Teknik sulit dan lebih rumit
3. Insisi sering tidak rata, tidak simetris.
4. Waktu lebih lama.
Indikasi medis sirkumsisi antara lain :

Phimosis atau paraphimosis

Infeksi glans penis (balanitis) rekurens

Adanya smegma

Kondiloma akuminata

Kontraindikasi
Sirkumsisi tidak boleh dilakukan pada :

Hipospadia, karena kulit preputium akan dipergunakan dalam


membuat uretra

Epispadia

Chorde

Webbed penis, yaitu adanya jaringan antara penis dan skrotum

Bila menemui penderita dengan kelainan seperti tersebut diatas,


konsulkan kepada ahli bedah. Tentu saja bila ada infeksi pada kulit penis
dan sekitarnya lebih baik disembuhkan dulu, dan bila keadaan umum
kurang baik harus diperbaiki.
Persiapan
Setelah fisik dan mental dipersiapkan, informed consent didapat dari
penderita atau keluarganya, disiapkan alat-alat :
1. Sarung tangan steril 2 pasang
2. Kasa steril
3. Disinfektan, seperti povidone iodine
4. Klem untuk disinfeksi
5. Doek lubang steril
6. Spuit 2.5 atau 5 cc steril
7. Lidokain untuk anestesi infiltrasi
8. 2 atau 3 klem lurus
9. 2 atau klem arteri kecil
10.

Sonde

11.

Gunting jaringan

12.

Gunting benang

13.
Benang bedah yang cepat diserap, misalnya plain catgut 3/0
secukupnya
14.
Jarum jahit cutting lengkungan , atau lebih baik bila ada
dengan jarum jahit a-traumatic cutting
15.

Needle holder

16.

Pinset

Prosedur

1. Disinfeksi penis dan sekitarnya dengan cairan disinfeksi


2. Persempit lapangan tindakan dengan doek lubang steril
3. Lakukan anestesi infiltrasi subkutan dimulai dari pangkal penis
melingkar. Bila perlu tambahkan juga pada daerah preputium yang
akan dipotong dan daerah ventral
4. Tunggu 3 5 menit dan yakinkan anestesi lokal sudah bekerja
dengan mencubitkan pinset
5. Bila didapati phimosis, lakukan dilatasi dengan klem pada lubang
preputium, lepaskan perlengketannya dengan glans memakai sonde
atau klem sampai seluruh glans bebas. Bila ada smegma,
dibersihkan.
6. Jepit kulit preputium sebelah kanan dan kiri garis median bagian
dorsal dengan 2 klem lurus. Klem ketiga dipasang pada garis tengah
ventral. (Prepusium dijepit klem pada jam 11, 1 dan jam 6 ditarik ke
distal)

7.

Gunting
preputium dorsal tepat digaris tengah (diantara dua klem) kira-kira
sampai 1 sentimeter dari sulkus koronarius (dorsumsisi),buat tali
kendali. kulit Preputium dijepit dengan klem bengkok dan frenulum
dijepit dengan kocher

1.

Pindahk
an klem (dari jam 1 dan 11 ) ke ujung distal sayatan (jam 12 dan
12)

Insisi meingkar kekiri dan kekanan dengan arah serong menuju


frenulum di distal penis (pada frenulum insisi dibuat agak meruncing
(huruf V), buat tali kendali )
1. Cari perdarahan dan klem, ikat dengan benang plain catgut yang
disiapkan.
2. Setelah diyakini tidak ada perdarahan (biasanya perdarahan yang
banyak ada di frenulum) siap untuk dijahit.Penjahitan dimulai dari
dorsal (jam 12), dengan patokan klem yang terpasang dan jahitan
kedua pada bagian ventral (jam 6). Tergantung banyaknya jahitan
yang diperlukan, selanjutnya jahitan dibuat melingkar pada jam 3,6,
9,12 dan seterusnya

1. Luka ditutup dengan kasa atau penutup luka lain, dan diplester.
Lubang uretra harus bebas dan sedapat mungkin tidak terkena urin.
HEMOSTASIS
Perawatan perdarahan di lakukan dengan mencari sumber perdarahan
dengan menghapus daerah luka dengan menggunakan kasa, bila di
dapatkan sumber perdarahan segera di jepit dengan klem/pean arteri
kecil. Tarik klem, ligasi dengan mengikat jaringan sumber perdarahan
dengan catgut. Potong ikatan sependek mungkin. Cari seluruh sumber
perdarahan lain dan lakukan hal yang serupa.
Jika mempergunakan flashcutter, cukup menyentuh pendarahan dengan
probe bipolar, seketika langsung terhenti.
WOUND SUTURE
Jahitan Frenulum
Frenulum biasanya dijahit dengan matras horizontal atau boleh dengan
matras 8 (cross) ataupun matras horizontal. Setelah dijahit sisakan
benang untuk digunakan sebagai kendali.
Jahitan Dorsal
Jahitan pada dorsal penis mengunakan jahitan simpul. Sisakan benang
untuk dibuat tali kendali. (Gambar 18 Simpul pada jam 12)
Jahitan bagian kulit mukosa yang lain
Dengan menggunakan kendali untuk mengarahkan posisi penis jahit

sekeliling luka dengan jahitan simpul (jam 12). Jahitan simpul bisa
dilakukan pada jam 3 dan 9 atau jam 2,4, 8 dan 10. Tidak diianjurkan
Mengikatnya terlalu erat. Tidak dianjurkan menggunakan jahitan jelujur
(Continuous Suture). Bila telah dijahit semua maka lihat apakah ada
bagian yang renggang yang memerlukan jahitan.
WOUND CARE
Setelah selesai di jahit olesi tepi luka dengan betadine, bila perlu beri dan
olesi dengan salep antibiotik.Perawatan luka bisa dilakukan dengan
metode tertutup atau terbuka.
Metode terbuka (Open Care )
Perawatan ini bisa dilakukan bila ada jaminan penderita mampu menjaga
kebersihan luka. Setelah diolesi betadine dan salep antibiotika biarkan
secara terbuka (dianjurkan urologi).
Metode tertutup (Close Care)
Setelah diberi betadine dan salep antibiotika, berikan sufratule secara
melingkar. Tutup denga kasa steril, ujung kain kasa dipilin sebagai tempat
fiksasi supra pubic dengan menggunakan plester (Balutan Suspensorium)
atau biarkan berbentuk cincin (Balutan Ring).
POST OPERATION CARE
Medikamentosa :
1. Analgetika : Antalgin 500mg PO 3dd1,Asam Mefenamat 500mg PO 3dd1
2. Antibiotika : Amoksisilin 500mg PO 3dd1,Eritromisin 500mg 3dd1
3. Roboransia : Vitamin B Complex,Vitamin C
Edukasi
1. Luka dalam 3 hari jangan kena air.
2. Hati hati dengan perdarahan post circumsisi, bila ada segera kontrol
3. Perbanyak istirahat
4. Bila selesai kencing hapus sisa air kencing dengan tisue atau kasa
5. Perbanyak dengan makan dan minum yang bergizi
6. Setelah 3-5 hari post circumsisi buka perban di rumah segera kontrol.
Komplikasi
1. Penderita alergi terhadap obat anestesi lokal. Lebih sering pada
prokain dan jarang didapati pada lidokain. Seharusnya disiapkan
pula obat untuk mengatasi shock anaphilaktik
2. Perdarahan. Terutama pada frenulum, karenanya untuk mencegah
perdarahan, jahitan pada frenulum diyakinkan cukup adekwat.
Perdarahan juga dapat terjadi pada pada penderita dengan kelainan
pembekuan darah.
3. Infeksi. Bila asepsis-antisepsis kurang diperhatikan, atau terkena
urin.
4. Pengangkatan kulit preputium kurang adekwat, sehingga glans
masih tertutup kulit.

5. Pengangkatan kulit terlalu banyak, yang dapat menyebabkan


kesulitan dalam menjahit, tegang dan mempengaruhi penis sewaktu
ereksi nantinya
6. Glans ikut terpotong atau amputasi glans. Dengan dorsumsisi lebih
dahulu, hampir tidak pernah terjadi. Glans terpotong paling banyak
didapati pada teknik guoletin, karena tanpa membuka preputium
terlebih dahulu

Anda mungkin juga menyukai