Anda di halaman 1dari 4

Jahiliyah Modern

Kondisi masyarakat modern saat ini jika dibandingkan dengan kondisi masyarakat
jahiliyah pra hijrah tampak banyak kemiripan, dan bahkan dalam beberapa hal justru lebih
buruk. Ciri utama masyarakat jahiliyah dahulu adalah kehidupan diatur dengan aturan dan
sistem jahiliyah, yaitu aturan dan sistem buatan manusia sendiri. Pada masyarakat Quraisy,
aturan dan sistem kemasyarakatan dibuat oleh para pemuka kabilah. Hal itu mereka
rumuskan melalui pertemuan para pembesar dan tetua kabilah di Dar an-Nadwah. Kondisi
yang sama persis juga berlangsung saat ini. Kehidupan diatur dengan aturan dan sistem
buatan manusia yang dibuat oleh para wakil yang berkumpul di gedung parlemen.
Dalam aspek ekonomi, riba, manipulasi, kecurangan dalam timbangan dan takaran,
penimbunan, eksploitasi oleh pihak ekonomi kuat terhadap ekonomi lemah, konsentrasi
kekayaan pada segelintir orang, dsb, kental mewarnai kehidupan ekonomi masyarakat
jahiliyah. Hal yang sama juga mewarnai kehidupan ekonomi modern saat ini. Bahkan saat ini
riba justru menjadi pilar sistem ekonomi dan negara menjadi salah satu pelaku utamanya.
Pada aspek sosial, masyarakat jahiliyah pra hijrah identik dengan kebobrokan moral
yang luar biasa. Mabuk, pelacuran dan kekejaman menyeruak di mana-mana. Anak-anak
perempuan yang baru lahir pun dibunuh. Kondisi itu juga terjadi saat ini bahkan lebih buruk.
Perzinaan difasilitasi dengan lokalisasi. Jika dahulu anak perempuan yang dibunuh, sekarang
banyak anak tanpa pandang laki-laki atau perempuan dibunuh bahkan sebelum lahir. Lihat
saja data menunjukkan lebih dari dua juta aborsi terjadi setiap tahunnya di negeri ini.
Dalam aspek politik dan konstelasi internasional, bangsa Arab jahiliyah pra hijrah
bukanlah bangsa yang istimewa. Dua negara adidaya saat itu, Persia dan Byzantium, sama
sekali tidak melihat Arab sebagai sebuah kekuatan politik yang patut diperhitungkan. Begitu
pula saat ini. Negeri-negeri kaum Muslim, termasuk negeri ini, juga tidak pernah
diperhitungkan oleh negara-negara lain; kecuali sebagai obyek penjajahan. Kekayaan alam
negeri kita dijadikan jarahan oleh negara-negara penjajah dan para kapitalis. Jutaan kilometer
persegi perairan dan jutaan hektar daratan negeri ini sudah dikapling-kapling untuk
perusahaan-perusahaan yang kebanyakan asing. Sampai-sampai dalam eksploitasi migas,
hampir

sulit

sekali

menemukan

bendera

sendiri.

Karena itu tepat jika kondisi kehidupan saat ini disebut jahiliyah modern. Maju secara
sains dan teknologi, namun aturan dan sistemnya tetap aturan dan sistem jahiliyah, aturan dan
sistem buatan manusia, yang menentukan format, corak dan kondisi kehidupan masyarakat.
Sebab

Utama:

Kapitalisme,

Demokrasi

dan

Pengaruh

Asing

Kondisi jahiliyah modern saat ini pada dasarnya kembali kepada tiga sebab utama, yaitu

ideologi kapitalisme, demokrasi dan pengaruh asing. Ideologi kapitalisme berlandaskan


akidah pemisahan agama dari kehidupan dan negara. Agama dibatasi tidak lebih pada batasbatas tembok masjid. Akidah ini mengharuskan penyerahan pengaturan berbagai interaksi
kehidupan

kepada

manusia.

Pelaksanaannya dilakukan melalui sistem demokrasi. Inti demokrasi adalah kedaulatan


rakyat. Artinya, rakyatlah yang berhak membuat dan menetapkan aturan, hukum dan sistem.
Tidak ada demokrasi tanpa kedaulatan rakyat. Karena tidak mungkin semua rakyat
berkumpul setiap kali ingin membuat aturan, maka dicetuskanlah konsep perwakilan. Rakyat
memilih wakil untuk mewakili mereka membuat dan menetapkan hukum. Pada akhirnya,
pembuatan dan penetapan hukum sejatinya berada di tangan para wakil itu. Dengan begitu
demokrasi menjadi pintu sekaligus mekanisme masuk dan lahirnya aturan dan sistem
jahiliyah. Akibat aturan dan sistem jahiliyah itulah segala kebobrokan, keburukan,
kerendahan dan masalah jahiliyah modern sekarang ini terjadi. Karena itu sebab utama dari
semua kejahiliyah modern saat ini adaah sistem demokrasi itu sendiri. Sistem demokrasi
itulah yang menjadi sebab utama segala bentuk kebobrokan, keburukan, problem dan
penderitaan

yang

dialami

dan

menimpa

masyarakat

modern

sekarang

ini.

Sementara pengaruh asing, negeri-negeri kaum Muslimin sejak lepas dari penjajahan
fisik, pengaruh asing tetap dipertahankan dan dijadikan sandaran. Bahkan eksistensi dan
keberlangsungan para penguasanya banyak bergantung kepada pengaruh asing itu. Dengan
pengaruh asing itulah, aturan dan sistem penjajah dipaksakan dan dipertahankan.
Hal itu membuat orang-orang kafir mempunyai jalan untuk menguasai kaum Muslimin.
Orang orang kafir barat memperalat negeri kaum Muslimin termasuk negeri ini demi
kepentingan-kepentingan mereka. Mereka merampas kekayaan alam kita dengan transaksitransaksi ilusif, dan merampok migas kita dengan perjanjian-perjanjian yang tidak fair dan
manipulatif. Jadilah orang-orang kafir itu bisa meracuni akal-akal kita dengan tsaqafah dan
kultur mereka, merusak kehidupan kita dengan peradaban mereka, membuat keamanan kita
tergadai pada pengaruh mereka dan lebih dari itu mereka merampas kehendak kita. Melalui
pengaruh itulah, asing penjajah memaksakan sistem demokrasi kepada kita. Dan melalui
sistem demokrasi itu sendiri, asing penjajah terus memaksakan dan mempertahankan
pengaruhnya atas kita agar makin menancap dalam. Banyaknya UU dan aturan yang
dipaksakan, didektekan, dirumuskan, dan diarahkan oleh asing melalui Bank Dunia, ADB,
IMF,

USAID,

Perubahan

berbaga

lembaga
Besar

dan

oleh

negara
Sebuah

asing

adalah

buktinya.
Keharusan

Di tengah kungkungan kehidupan jahiliyah modern inilah penting bagi kita


merefleksikan makna hijrah pada tataran riil. Dalam hal itu, perjuangan merealisasi hijrah
seperti yang dilakukan Nabi saw dan para sahabat untuk saat ini tentu sangat relevan, bahkan
merupakan keniscayaan. Sebab, hal itu memungkinkan kaum Muslim untuk: meninggalkan
kekufuran dan dominasi kaum kafir menuju iman dan kekuasaan Islam; meninggalkan darul
kufur menuju Darul Islam; meninggalkan sistem jahiliah menuju ideologi dan sistem syariah;
meninggalkan kekalahan menuju kemenangan dan kemuliaan Islam; dan merubah penindasan
menjadi

tebaran

kerahmatan.

Untuk itu mutlak harus dilakukan perubahan. Perubahan itu tidak akan datang begitu
saja. Akan tetapi perubahan itu harus kita usahakan. Sebab Allah SWT berfirman:


Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (TQS ar-Radu []: 11)
Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan: Allah dalam ayat ini memberitahukan
bahwa Dia tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga terjadi perubahan dari mereka
sendiri, baik dari mereka atau dari orang yang mengatur/mengurusi mereka atau dari sebagian
mereka

dengan

sebab

tertentu.

Perubahan yang harus diwujudkan itu bukan sembarang perubahan, tetapi haruslah
perubahan besar. Yaitu perubahan besar untuk merubah kejahiliyahan modern ini menjadi
kehidupan yang Islami dan Allah ridhai. Perubahan besar dari akidah sekulerisme menjadi
akidah tauhid; dari ideologi kapitalisme menjadi ideologi Islam; dari demokrasi dengan
kedaulatan rakyatnya menjadi Islam dengan kedaulatan syara; dan perubahan besar dari
aturan dan sistem jahiliyah buatan manusia menjadi aturan, hukum dan sistem Islam dengan
syariahnya yang sumbernya wahyu yang diturunkan dari sisi Allah Sang Pencipta dan Maha
Bijaksana. Allah SWT berfirman:


Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik
daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? (QS al-Maidah [5]: 50)
Menyongsong

Perubahan

Besar

Dunia

Menuju

Khilafah

Perubahan besar itu hanya bisa direalisasikan dengan mencampakkan sekulerisme


kapitalisme berikut sistem ekonominya dan sistem demokrasinya. Dan selanjutnya
menggantinya dengan akidah Islam dengan hukum-hukum syariah yang diterapkan ecara
total

dan

menyeluruh

dalam

sistem

Islam

yaitu

al-Kilafah

ar-Rasyidah.

Saat ini, dunia Islam tengah dan terus memproses perubahan. Masing-masing negeri
berlomba untuk merealisasi perubahan besar yang diridhai Allah SWT itu. Karena itu, kita
yang ada di negeri ini tentu saja tidak boleh tertinggal dalam perlombaan merealisasi
perubahan besar dari sistem jahiliyah kapitalisme demokrasi menuju penerapan syariah Islam
dalam

bingkai

al-Khilafah

ar-Rasyidah

ini.

Masing-masing dari kita wajib ambil bagian dalam proses dan perjuangan merealisasi
perubahan besar dunia menuju Khilafah Rasyidah ini. Selain untuk merefleksikan makna
hijrah pada tataran praktis, hal itu juga menjadi manifestasi dan pembuktian atas kebenaran
keimanan kita.


Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul
menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu (TQS al-Anfal [8]:24)
Wallh alam bi ash-shawb. []

Anda mungkin juga menyukai