Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MANAJEMEN NYERI PADA PENDERITA KANKER


Ditunjukan untuk memenuhi Tugas dalam Stase Keperawatan Maternitas

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
WIDYA

2201121600

LASMINI

220112160017

RANDI FEBRIANA

2201121600

UMI ANNISA FURI

220112160051

NURMAWANTY

220112160067

RIKA RIYANTI TERESA

220112160082

NURUL FATIMAH SARIPUDIN

220112160094

BRIGITHA

2201121600

ERLIN

2201121600

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXII


0

PPN ANGKATAN XXXII UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Topik

: Manajemen Nyeri kanker

Sasaran

: Pasien dan atau keluarga pasien kanker di Poli Kebidanan


dan Kandungan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Hari/Tanggal

: Selasa, 17 Januari 2017

Waktu

: Pukul 10.00 10.30 WIB

Alokasi Waktu

: 30 menit

Tempat

: Poli Kebidanan dan Kandungan RSUP Dr. Hasan Sadikin


Bandung

A.

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan pasien dan atau

keluarga pasien rawat jalan mengetahui bagaimana melakukan manajemen nyeri.


Penyuluhan ini khususnya bagi pasien dan atau keluarga pasien rawat jalan yang
memiliki diagnosa medis kanker dengan harapan pasien dapat mengontrol nyeri.
B.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan 1x30 menit diharapkan pasien dan

atau keluarga pasien rawat jalan dapat menjelaskan kembali mengenai :

C.

Definisi manajemen nyeri

Tujuan manajemen nyeri

Teknik manajemen nyeri

Melakukan salah satu teknik manajemen nyeri


POKOK BAHASAN
Manejemen nyeri kanker

PPN ANGKATAN XXXII UNIVERSITAS PADJADJARAN

D.

SUB POKOK BAHASAN


-

Definisi manajemen nyeri

Tujuan manajemen nyeri

Teknik manajemen nyeri

E.

MATERI PENYULUHAN
(Terlampir)

F.

METODE
Ceramah dan tanya jawab

G.

MEDIA
PPT dan leaflet

H.

STRATEGI PELAKSANAAN
Strategi yang digunakan dalam penyampaian penyuluhan ini berupa

ceramah dan tanya jawab menggunakan media PPT pada saat penyampaian materi
dan leaflet yang akan diberikan kepada peserta pada akhir sesi penyuluhan.
I.
N
O
1.

KEGIATAN PENYULUHAN
TAHAP /
KEGIATAN
WAKTU
PENYULUHAN
Pembukaan : - Memberi salam
3 menit
pembukaan
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan
pokok bahasan dan
tujuan penyuluhan
- Apersepsi dengan menanyakan
tentang
manajemen nyeri

KEGIATAN METODE MEDIA


SASARAN
Menjawab
Ceramah
salam
Memperhatika
n
Memperhatika
n
Menjawab

PPN ANGKATAN XXXII UNIVERSITAS PADJADJARAN

2.

Pelaksanaan
: 15 menit

3.

Tanya jawab dan


Evaluasi : 10
menit
-

4.

Terminasi :
2 menit

J.

Menjelaskan
tentang pengertian
manajemen nyeri
Menjelaskan
tentang tujuan
manajemen nyeri
Menjelaskan dan
mendemonstrasika
n teknik
manajemen nyeri
Mendemonstrasika
n teknik
manajemen nyeri

- Memperhatika Ceramah PPT dan


n
dan
video
demonstrasi
- Memperhatika
n
- Memperhatika
n

- mendemonstr
asikan

Mempersilahkan kepada peserta


untuk mengajukan
pertanyaan tentang
manajemen nyeri
Menanyakan
kepada peserta
tentang
manajemen nyeri
Menyimpulkan
bersama sama hasil
kegiatan
penyuluhan
Mengucapkan
terimakasih atas
peran serta peserta
Mengucapkan
salam penutup

Mengajukan
pertanyaan

Menjawab
pertanyaan

Tanya
jawab

Tanya
jawab

Mendengarka
n

Mendengarka Ceramah
n
Menjawab
salam

EVALUASI
a. Pasien dan atau keluarga pasien dapat menjelaskan kembali pengertian
manajemen nyeri
b. Pasien dan atau keluarga pasien dapat menjelaskan kembali tujuan
manajemen nyeri

PPN ANGKATAN XXXII UNIVERSITAS PADJADJARAN

c. Pasien dan atau keluarga pasien dapat menyebutkan 3 teknik manajemen


nyeri
d. Pasien dan atau keluarga pasien dapat mendemonstrasikan salah satu
teknik manajemen nyeri

LAMPIRAN MATERI
A. PENGERTIAN NYERI

Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan
maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya
(Tamsuri, 2007). Menurut International Association for Study of Pain (IASP),
nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman perasaan emosional yang
tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau
menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
B. KARAKTERISTIK NYERI KANKER

Nyeri pada pasien kanker dapat dihasilkan dari:


-

Kanker itu sendiri menekan atau menginvasi struktur sekitarnya (kompresi


saraf, invasi tulang atau viseral dan distensi kapsul organ)

Efek samping dari pengobatan kanker (misalnya neuropati perifer yang


diinduksi oleh kemoterapi, arthralgia karena pengobatan hormonal, nyeri
paska operasi dan fibrosis paska radioterapi)

Efek lain dari kanker (kelemahan, dekubitus, dan konstipasi)

Diagnosis tambahan lainnya (osteoarthritis)


Nyeri dari kanker itu sendiri terdapat pada 75% kasus dan nyeri terkait

pengobatan pada 11% kasus. Kebanyakan pasien memiliki lebih dari satu area
nyeri. Sindrom tipikal nyeri kanker telah dideskripsikan.
C. PENGERTIAN MANAJEMEN NYERI

PPN ANGKATAN XXXII UNIVERSITAS PADJADJARAN

The British Pain Society mendefinisikan pain management (manajemen nyeri)


sebagai treatmen pilihan bagi penderita nyeri kronis yang mengalami penurunan
kualitas hidup. Dengan mengikuti manajemen nyeri, diharapkan penderita penyakit
kanker (nyeri kronis) dapat menjalankan aktivitasnya sehari hari dengan senormal
dan seoptimal mungkin.
D. TUJUAN MANAJEMEN NYERI

Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri


Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri

kronis yang persisten


Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri
Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri
Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan
pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

E. TEKNIK MANAJEMEN NYERI

Menurut Prasetyo (2010) menyatakan bahwa manajemen dalam penanganan


nyeri terbagi atas tindakan farmakologis dan non farmakologis serta pembedahan.
a

Tindakan Farmakologi
Menggunakan obat-obat dengan golongan analgetik dan obat-obat
golongan Nonsteroid (NSAID) seperti Ibuprofen, Naproksen, Indometasin,
Tolmetin, Piroxicam, serta Ketorolac (Toradol).

b. Tindakan Nonfarmakologis
Tindakan nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri terdiri dari beberapa
tindakan penanganan, misalnya penanganan fisik/stimulasi fisik, meliputi :
a). Relaksasi
Relaksasi adalah suatu tindakan untuk membebaskan mental dan
fisik dari ketegangan dan stress sehingga dapat meningkatkan toleransi
terhadap nyeri. Priharjo (2003) menyatakan bahwa adapun langkahlangkah teknik relaksasi nafas dalam adalah sebagai berikut :
-

Usahakan rileks dan tenang.

PPN ANGKATAN XXXII UNIVERSITAS PADJADJARAN

Menarik nafas yang dalam melalui hidung dengan hitungan 1,2,3,


kemudian tahan sekitar 5-10 detik.

Hembuskan nafas melalui mulut secara perlahan-lahan.

Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskannya lagi


melalui mulut secara perlahan-lahan.

Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang.

Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.

b). Imajinasi terbimbing


Imajinasi terbimbing adalah upaya untuk menciptakan kesan dalam
pikiran klien kemudian berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga
secara bertahap dapat menurunkan persepsi nyeri klien. Tindakan ini
dapat

dilakukan

secara

bersamaan

dengan

tindakan

relaksasi.

Berdasarkan pada penggunaannya terdapat beberapa macam teknik


imajinasi terbimbing:
a. Guided Walking Imagery
Pada teknik ini pasien dianjurkan untuk mengimajinasikan pemandangan
standar seperti padang rumput, pegunungan, pantai dll. kemudian
imajinasi pasien dikaji untuk mengetahui sumber konflik.
b. Autogenic Abeaction
Dalam teknik ini pasien diminta untuk memilih sebuah perilaku negatif
yang ada dalam pikirannya kemudian pasien mengungkapkan secara
verbal tanpa batasan. Bila berhasil akan tampak perubahan dalam hal
emosional dan raut muka pasien.
c. Covert sensitization
Teknik

ini

berdasarkan

pada

paradigma

reinforcement

yang

menyimpulkan bahwa proses imajinasi dapat dimodifikasi berdasarkan


pada prinsip yang sama dalam modifikasi perilaku.
d. Covert Behaviour Rehearsal
Teknik ini mengajak seseorang untuk mengimajinasikan perilaku koping
yang dia inginkan.
c). Distraksi

PPN ANGKATAN XXXII UNIVERSITAS PADJADJARAN

Distraksi adalah suatu tindakan pengalihan perhatian klien ke halhal lain diluar nyeri, sehingga dengan demikian diharapkan dapat
menurunkan kewaspadaan pasien terhadap nyeri bahkan meningkatkan
toleransi terhadap nyeri.

Prosedur teknik distraksi berdasarkan jenisnya, antara lain :


a. Distraksi visual
Melihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran, melihat
pemandangan, dan gambar (Prasetyo, 2010).
b. Distraksi pendengaran
Mendengarkan musik yang disukai, suara burung, atau gemercik air.
Klien dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan musik yang
tenang, seperti musik klasik. Klien diminta untuk berkosentrasi pada
lirik dan irama lagu. Klien juga diperbolehkan untuk menggerakkan
tubuh mengikuti irama lagu, seperti bergoyang, mengetukkan jari atau
kaki (Tamsuri, 2007).
c. Distraksi pernafasan
Cara pertama, yaitu bernafas ritmik. Anjurkan klien untuk memandang
fokus pada satu objek atau memejamkan mata, lalu lakukan inhalasi
perlahan melalui hidung dengan hitungan satu sampai empat (dalam
hati), kemudian menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan
dengan menghitung satu sampai empat (dalam hati). Anjurkan klien
untuk berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan terhadap gambar
yang memberi ketenangan, lanjutkan teknik ini hingga terbentuk pola
pernafasan ritmik. Cara kedua, yaitu bernafas ritmik dan massase,
instruksikan klien untuk melakukan pernafasan ritmik dan pada saat
yang bersamaan lakukan massase pada bagaian tubuh yang mengalami
nyeri dengan melakukan pijatan atau gerakan memutar di area nyeri
(Widyastuti, 2010).

PPN ANGKATAN XXXII UNIVERSITAS PADJADJARAN

d. Distraksi intelektual
Distraksi intelektual dapat dilakukan dengan mengisi teka-teki silang,
bermain kartu, melakukan kegemaran (ditempat tidur), seperti
mengumpulkan perangko atau menulis cerita. Pada anak-anak dapat
pula digunakan teknik menghitung benda atau barang yang ada di
sekeliling.
e. Teknik sentuhan
Distraksi dengan memberikan sentuhan pada lengan, mengusap, atau
menepuk-nepuk tubuh klien. Teknik sentuhan dapat dilakukan sebagai
tindakan pengalihan atau distraksi. Tindakan ini dapat mengaktifkan
saraf lainnya untuk menerima respons atau teknik gateway control.
Teknik ini memungkinkan impuls yang berasal dari saraf yang
menerima input sakit atau nyeri tidak sampai ke medula spinalis
sehingga otak tidak menangkap respons sakit atau nyeri tersebut.
Impuls yang berasal dari input saraf nyeri tersebut diblok oleh input
dari saraf yang menerima rangsang sentuhan karena saraf yang
menerima sentuhan lebih besar dari saraf nyeri. (Widyastuti, 2010).
d). Stimulasi elektrik (TENS)
Bisa dilakukan dengan massase, mandi air hangat, kompres dengan
es, pijatan dengan menthol dan stimulasi saraf electrik transkutan
(TENS).
e). Akupuntur
Jarum-jarum kecil yang dimasukkan pada kulit, bertujuan
menyentuh titik-titik tertentu, tergantung pada lokasi nyeri yang dapat
memblokade transmisi nyeri ke otak.
c. Pembedahan
Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non invasif
tidak dapat membebaskan nyeri.

PPN ANGKATAN XXXII UNIVERSITAS PADJADJARAN

DAFTAR PUSTAKA
Arfa, Muhamad. 2013. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Pasien Post-Operasi Appendisitis di Ruangan Bedah
RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo.
Prasetyo, S. N. 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Priharjo, R. 2003. Perawatan nyeri. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh Agung
Waluyo(dkk), EGC, Jakarta.
Tamsuri, 2007, Konsep Dan Penatalaksanaan Nyeri EGC, Jakarta.
The British Pain Society. (2007). Recommended Guilines for Pain Management
Programmes for Adults. London : The British Pain Society

PPN ANGKATAN XXXII UNIVERSITAS PADJADJARAN

Anda mungkin juga menyukai