Anda di halaman 1dari 4

Pendahuluan

Latar belakang
Domperidon dan Ranitidine HCl adalah kombinasi obat yang ditujukan untuk
mengatasi gejala tukak peptik jangka pendek dan mengatasi hiperasiditas.
Domperidon secara individu memiliki efek farmakologis sebagai anti emetik dengan
efek antagonis pada reseptor dopamin perifer. Serbuk domperidone berwarna putih
atau hampir putih dengan kelarutan mudah larut dalam etanol dan metanol namun
kurang larut dalam air. Ranitidin HCl sebagai antagonis reseptor H2 memiliki efek
mengurangi sekresi asam lambung pada saluran pencernaan. Serbuk ranitidin HCl
memiliki warna putih atau kuning pucat dengan bentuk kristalin. Kelarutan ranitidin
adalah mudah larut dalam air dan agak mudah larut dalam etanol anhidrat.
Bahan baku obat, umumnya mengalami pemeriksaan minimal pada dua titik
yaitu dalam tahap penerimaan barang untuk stok atau ketika sudah selesai di produksi
sebagai bagian dari Quality Control (QC). Banyak metode untuk menentukan DP, RT,
bersama atau dalam kombinasi bersama obat lain dalam matriks yang berbeda,
diantaranya adalah metode spektrofotometer dan kromatografi. Penentuan kadar
secara simultan yang ada diterapkan dalam metode kromatografi cair dengan deteksi
UV atau spektrofotometri dengan metode yang berbeda. Pemeriksaan rutin bahan
baku obat dengan metode yang rumit dan mahal tentu akan membawa dampak buruk
terhadap kelangsungan industri. Maka dari itu, dalam jurnal yang ditulis oleh AbdelGhany et al., diajukan validasi terhadap empat metode spektroskopi untuk analisis
sediaan domperidon-ranitidine dalam serbuk bulk atau sediaan farmasi.
Metode spektroskopi diharapkan mampu dilakukan dengan biaya yang minimal
namun memiliki hasil yang efektif. Validasi yang dilakukan sebagai teknik assay
untuk identifikasi dan kuantitasi domperidon-ranitidin tanpa melalui proses
pemisahan. Adapun spektra yang terbentuk dari larutan biner tumpang tindih
sehingga diharapkan metode yang diajukan dapat mengeliminasi masalah tersebut.
Pokok pembahasan
1. Simultaneous Ratio Substraction (SRS), Ratio Substraction (RS) dengan
spektroskopi orde nol (D0), Ratio Derivat (1DD), spektroskopi Mean Centering
Ratio (MCR) dapat memecahkan masalah spektra tumpang tindih pada larutan
biner.
2. Rekoveri dan akurasi yang baik menjadi dasar dapat diterapkannya metode
dalam laboratorium QC.
3. Validasi metode yang diajukan mengacu pada ICH guidelines
4. Metode yang diajukan telah diuji-terapkan dengan sukses pada formulasi
farmasetis

Metode analisis
Simultaneous Ratio Substraction (SRS) dan Ratio Substraction (RS)
Metode SRS serta RS diaplikasikan dalam analisis campuran dua obat yang
spektranya saling mengganggu. Salah satu kadar obat ditambahkan, sehingga kadar
obat lainnya (X) dapat ditentukan dengan membagikan spektrum campuran dengan
konsentrasi yang diketahui (Y) sebagai pembagi (Y).
Simultaneous Ratio Substraction (SRS)
Pada metode SRS, kadar X dihitung menggunakan persamaan regresi yang mewakili
hubungan amplitudo dengan perbandingan spektra X/Y' dan konsentrasi X dalam
ppm. Sedangkan kadar Y dihitung melalui pengukuran nilai konstan (Constant Value)
menggunakan persamaan regresi yang mewakili hubungan amplitudo rasio spektra
X/Y' dan konsentrasi Y dalam ppm.
Untuk menentukan persamaan regresi yang akan digunakan dalam menentukan kadar
sampel, dibuat larutan baku kerja ekivalen 5-50 g Domperidon (DP) dan 10-450 g
Ranitidin (RT) yang diukur, dipindahkan ke labu ukur 10 mL, dan diadkan secara
kuantitatif dengan methanol. Spektra orde nol dari masing-masing larutan diukur
pada rentang panjang gelombang 200-400 nm, kemudian disimpan dalam komputer
(fig. 3). Spektra yang telah disimpan ini kemudian dibagi secara terpisah dengan
spektrum RT (5 g/ml) memberikan kurva baru yang mewakili DP/RT + konstanta.
Kurva kalibrasi hubungan amplitudo rasio spetra RT/RT dan konsentrasi
menunjukkan nilai konstan pada panjang gelombang 315-345 nm sedangkan DP/RT
pada 207,6 nm, persamaan regresi dapat diperoleh. Amplitudo pada daerah konstan
(315-425 nm) disimpan dan nilai konstan pada kurva disubstraksi, sehingga
didapatkan rasio spektra DP/RT (fig.4) yang digunakan untuk menentukan nilai DP
menggunakan persamaan regresi.

Amplitudo rasio spektra pada panjang gelombang 207,6 nm digunakan untuk


menentukan nilai DP menggunakan persamaan regresinya. Sedangkan nilai RT
dihitung menggunakan persamaan regresi nilai konstan pada 315-345 nm.
Kelebihan metode SRS ini adalah hanya satu pembagi yang dibutuhkan dan sedikit
tahapan manipulasi untuk menentukan secara simultan kedua komponen dalam
campuran, sehingga metode ini sangat sederhana, cepat, akurat, dan kedua komponen
dapat ditentukan.

Ratio Substraction (RS) dengan spektrofotometri orde nol (D0)


Metode RS berbeda dengan metode SRS karena kurva kalibrasi untuk mendapatkan
persamaan regresi memerlukan spektra orde nol DP pada panjang gelombang 207,6
nm pada konsentrasi tertentu. Begitu pula dengan kurva kalibrasi RT yang didapat
dengan menentukan terlebih dahulu spektra orde nol RT pada panjang gelombang
325,0 nm.
Amplitudo rasio spektra pada 207,6 nm yang digunakan untuk menentukan nilai DP
dilipatgandakan dengan rasio spektra yang didapat pada spektrum RT (5 g/ml) pada
orde nol untuk spektrum DP dan nilai DP dihitung dari persamaan regresi pada maks
207,6 nm. Metode yang sama diterapkan untuk mendapatkan persamaan regresi
spektra RT pada maks 325,0 nm.

Anda mungkin juga menyukai