: YUNIAR NOVIANTI
NIM
: 03071181419025
KELAS
: GEO 14
Mata Kuliah/Kode
: SEDIMENTOLOGI
:3
Pertemuan ke-
Tanggal
: 21 SEPTEMBER 2015
Pokok Bahasan
: BATUAN KARBONAT
Pengajar
: ELISABETH, S.T.,M.T.
BATUAN KARBONAT
Batuan karbonat adalah batuan dengan kandungan material karbonat lebih dari
50 % yang tersusun atas partikel karbonat klastik yang tersemenkan atau karbonat
kristalin hasil presipitasi langsung (Rejers & Hsu, 1986). Bates & Jackson (1987)
mendefinisikan batuan karbonat sebagai batuan yang komponen utamanya adalah
mineral karbonat dengan berat keseluruhan lebih dari 50 %. Sedangkan batugamping
menurut definisi Reijers &Hsu (1986) adalah batuan yang mengandung kalsium
karbonat hingga 95 %. Sehingga tidak semua batuan karbonat adalah batugamping.
Beberapa klasifikasi batuan karbonat telah diterbitkan oleh APPG pada Memoir
1 tahun 1962. Namun yang paling banyak digunakan oleh para ahli batuan karbonat
adalah yang dikemukakan oleh Folk (1959, 1962), Dunham (1962). Klasifikasi batuan
karbonat Dunham (1962) kemudian disempurnakan oleh Embry dan Klovan (1971).
Gambar 1. Klasifikasi batuan karbonat menurut Folk (1959) yang membagi batuan
karbonat secara deskriptif. Kehadiran sparit dan mikrit menjadi pertimbangan utama
dalam klasifikasi ini.
ternedapkan. Bila kehadiran sparit memiliki selang waktu, maka butiran akan ikut
tersolusi sehingga dapat mengisi grain. Peristiwa ini disebut post early diagenesis.
Dasar yang dipakai oleh Dunham untuk menentukan tingkat energi adalah fabrik
batuan. Bila batuan bertekstur mud supporteddiinterpretasikan terbentuk pada energi
rendah karena Dunham beranggapan lumpur karbonat hanya terbentuk pada
lingkungan berarus tenang. Sebaliknya grain supported hanya terbentuk pada
lingkungan dengan energi gelombang kuat sehingga hanya kompone n butiran yang
dapat mengendap.
(calcite
crystalline
rocks
dan
dolomite
crystalline
rock s).
Tekstur ini oleh Embry & Klovan 1971 menyempurnakannya klasifikasi Dunham
(1962) dengan mempertimbangkan pengaruh energi dan sedimen-sedimen yang
terbawa dan terakumulasi pada batuan tersebut. Embry & Klovan melihat pentingnya
ukuran fragmen (butiran) yang terakumulasi pada batuan yang didominasi oleh
matriks. Batuan dengan tekstur wackestone dengan kandungan butiran lebih besar dari
2 mm, maka menurut Embry & Klovan bahwa batuan ini erat hubungannya dengan
sumber butiran (fragmen) sehingga perlu memberikan nama khusus yaitu floatstone
untuk
grainstone Embry & Klovan menamakannya sebagai rudstone untuk batuan dengan
butiran lebih besar dari 2 mm.
Gambar 3. Klasifikasi batuan karbonat oleh Dunham 1962 yang telah dimodifikasi
oleh Embry dan Klovan (1971) yang mempertimbangkan ukuran butir dan bentuk
perkembangan organisme pembentuk batuan
Klasifikasi
batuan
karbonat
yang
dibedakan
berdasarkan
tekstur
pengendapannya, tipe butiran, dan faktor lainnya seperti yang diperkenalkan oleh
Dunham 1962. Klasifikasi ini dimodifikasi oleh Embry dan Klovan (1971) yang
mempertimbangkan ukuran butir dan bentuk perkembangan organisme pembentuk
batuan.
Selain berdasarkan pada ukuran fragmen dalam batuan, Embry & Klovan juga
memberikan perhatian pada organisme yang menyusun batuan karbonat yang dalam
klasifikasi Dunham (1962) menamakan boundstone. Menurutnya bahwa cara sedimen
terperangkap pada organisme penyusun boundstone perlu dibedakan menjadi tiga yaitu
bindstone, bafflestone dan framestone.
Bindstone adalah orgnisme yang menyusun batuan karbonat dimana cara
hidupnya dengan mengikat sedimen yang terakumulasi pada organisme tersebut.
Organisme yang seperti ini biasanya hidup dan berkembang didaerah berenrgi sedang
tinggi. Batuan ini umumnya terdiri dari kerangka ataupun pecahan-pecahan kerangka
organik, seperti koral, bryozoa dll, tetapi telah diikat kembali oleh kerak lapisanlapisan (encrustation) gamping yang dikeluarkan oleh ganggang merah.
Penyempurnaan klasifikasi Dunham oleh Embry dan Klovan yang membagi
boundstone menjadi tiga yaitu bafflestone, bindstone dan framestone. Selain itu
wackestone menjadi floatstone dan grainstone manjadi rudstone jika butiran lebih
besar dari 2 mm.
Bafflestone adalah tekstur batuan karbonat yang terdiri dari organisme penyusun
yang cara hidupnya menadah sedimen yang jatuh pada organisme tersebut. Tekstur ini
umumnya dijumpai pada daerah berenergi sedang. Bafflestone terdiri dari kerangka
organik seperti koral (branching coral) dalam posisi tumbuh (growth position) dan
diselimuti oleh lumpur gamping. Kerangka organik bertindak sebagai baffle yang
menjebak lumpur gamping. Tekstur yang ketiga adalah framestone. Batuan ini
tersusun oleh organisme yang hidupnya pada daerah yang berenergi tinggi sehingga
tahan terhadap gelombang dan arus. Penyusun batuan ini seluruhnya dari kerangka
organik seperti koral, bryozoa, ganggang, sedangkan matriksnya < 10% dan semen
mungkin kosong. Secara umum pembagian zona energi dan batuan penyusun meurut
Embry & Klovan (1971).
DAFTAR PUSTAKA
Chewel, Abaz. 2011. Klasifikasi Batuan Karbonat (online). Tersedia di: http://kepala
Batu43.blogspot.co.id/2011/02/klasifikasi-batuan-karbonat.html?=1. (Diakses
tanggal 20 September 2015)
Tim Pengajar Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada. 2013. Buku Panduan
Praktikum Batuan Karbonat. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.