Laprak Percobaan 34c&d
Laprak Percobaan 34c&d
I. TUJUAN
1. Mengetahui memampuan bakteri Pseudomonas, Bacilllus, Proteus dalam
melakukan proses denitrifikasi.
2. Mengatahui keberadaan bakteri yang membantu proses denitrifikasi dalam tanah
subur dan tanah tidak subur.
Nitrogen bebas ini kemudian akan berguna bagi tanaman dan mikroorganisme lain
untuk menunjang pertumbuhannya. Selain itu, proses denitrifikasi diperlukan untuk
pengolahan limbah cair. Dengan melepaskan nitrat sebagai nitrogen yang mudah menguap,
denitrifikasi
dapat
meminimasi
fiksasi
nitrogen
sehingga
Bahan :
-Kultur bakteri Pseudomonas sp.
dan Bacillus sp, Proteus sp
- Sampel tanah subur dan tanah
tidak subur
- Media kaldu nitrat
V. HASIL PENGAMATAN
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2016, pengamatan minggu pertama dilakukan
pada tanggal 10 Maret 2016 dan pengamatan minggu kedua dilakukan tangal 17 Maret 2016.
Jenis tanah/bakteri
Tanah subur
Gambar
Keterangan
Pengamatan hari praktikum
Kelompok 33
Hari Praktikum
Terdapat gelembung gas pada
tabung durham
Pengamatan I
Pengamatan II
Tanah Tidak Subur
Kelompok 26
tabung durham
Pengamatan I
Terdapat gelembung gas pada
tabung durham
Pengamatan II
Bakteri Bacillus sp
Kelompok 28
Hari Praktikum
Tidak terdapat gelembung
gas pada tabung durham
Pengamatan I
Tidak terdapat gelembung
gas pada tabung durham
Pengamatan II
Bakteri Pseudomonas sp
Kelompok 25
Hari Praktikum
Terdapat gelembung gas pada
tabung durham
Pengamatan I
Terdapat gelembung gas pada
tabung durham
Pengamatan II
Bakteri Proteus sp
Kelompok 32
Hari Praktikum
Tidak terdapat gelembung
gas pada tabung durham
Pengamatan I
Terdapat gelembung gas pada
tabung durham
Pengamatan II
VI. ANALISIS
Pada percobaan menggunakan tanah subur, terdapat gelembung udara pada tabung
durham baik pada pengamatan pertama maupun pengamatan kedua. Gelembung udara ini
diidentifikasikan sebagai gas N2 hasil dari denitrifikasi nitrat yang ada pada media kaldu
nitrat. Kuantitas gelembung udara tersebut dapat terbilang cukup banyak dan juga terdapat
perubahan warna pada media kaldu nitrat menjadi keruh yang menandakan adanya reaksi
kimia yang berlangsung. Oleh karena itu dapat kita ketahui hasil pengamatan menunjukkan
bahwa di dalam tanah subur terdapat bakteri denitrifikasi yang dapat merubah senyawa nitrat
menjadi gas N2 dengan proses reduksi. Bakteri denitrifikasi ini akan aktif pada keadaan
anaerobik atau keadaan tanpa udara yang diciptakan pada saat proses inkubasi.
Pada pengamatan pertama dan kedua percobaan menggunakan tanah tidak subur,
terdapat gelebung udara yang diidentifikasikan sebagai gas N 2 pada tabung durham. Jumlah
gelembung tersebut lebih banyak dibandingkan dengan gelembung yang tedapat pada
percobaan dengan tanah subur. Hal ini disebabkan karena tanah tidak subur mengandung
lebih sedikit gas oksigen dibandingkan dengan tanah subur. Oleh karena itu, bakteri
denitrifikasi yang aktif pada lingkungan anaerob akan berkerja lebih baik pada tanah tidak
subur.
Pada percobaan dengan menggunakan bakteri Pseudomonas sp, didapatkan
gelembung N2 pada pengamatan pertama dan kedua. Hal ini sesuai dengan literatur yang
menyebutkan bahwa bakteri Pseudomonas sp merupakan salah satu bakteri yang dapat
mereduksi nitrat menjadi gas N2 atau proses denitrifikasi. Akan tetapi, jumlah gelembung
yang terdapat pada tabung durham tidak sebanyak pada tanah subur maupun tidak subur. Hal
ini disebabkan karena suhu inkubasi pada percobaan bukanlah suhu optimum bakteri
Pseudomonas sp untuk tumbuh. Menurut referensi yaitu biologiedukasi.com menyebutkan
bahwa suhu optimum bakteri Pseudomonas dalah 35 derajat celcius, sedangkan suhu
lingkungan inkubasi adalah 20 derajat celcius.
Hasil pengamatan menggunakan bakteri Bacillus sp menunjukkan tidak adanya
gelembung pada tabung durham baik pengamatan pertama maupun pengamatan kedua. Hal
ini berbeda dengan referensi yang menyebutkan bahwa bakteri jenis ini merupakan salah satu
bakteri yang dapat membantu proses denitrifikasi. Akan tetapi, perbedaan tersebut dapat
dijelaskan dengan karakteristik dari bakteri Bacillus itu sendiri. Menurut referensi yaitu
repository.usu.ac.id menyebutkan bahwa suhu pertumbuhan bakteri Bacillus adalah berkisar
30-50 derajat celcius. Hal ini menyebabkan bakteri ini tidak tumbuh dan aktif melakukan
proses denitrifikasi dalam suhu inkubasi yaitu 20 derajat celcius.
Hasil percobaan selanjutnya yaitu dengan menggunakan bakteri Proteus menunjukkan
tidak adanya gelembung pada pengamatan pertama, tetapi pada pengamatan hari kedua
terdapar gelembung gas N2 pada tabung durham.
G. KESIMPULAN
1. Dari hasil percobaan, setelah diinkubasi selama 2 minggu dengan suhu 20 derajat
celcius bakteri Pseudomonas dapat mereduksi nitrat menjadi gas nitrogen sedangkan
bakteri Bacillus tidak dapat melakukan proses denitrifikasi tersebut.
2. Dari hasil percobaan, terdapat bakteri denitrifikasi pada tanah subur maupun tanah
tidak subur.
H. DAFTAR PUSTAKA
http://www.biologiedukasi.com/2014/11/mikrobiologi-pseudomonas-aeruginosa.html
diakses pada 30 Maret 2016
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40776/4/Chapter%20II.pdf diakses pada
30 Maret 2016
https://id.wikipedia.org/wiki/Denitrifikasi diakses pada 30 Maret 2016
Tujuan
a. Menunjukkan adanya bakteri Azotobacter pada sampel tanah basa dan karakteristik
bakteri tersebut.
b. Menunjukkan adanya bakteri Rhizobium pada nodul akar dan karakteristik bakteri
tersebut.
II.
Prinsip Dasar
Fiksasi nitrogen merupakan fase siklus nitrogen dimana mikroorganisme mengkonversi
nitrogen atmosfer menjadi senyawa lain yang masih mengandung nitrogen. Dimediasi oleh 2
sistem mikrobial yaitu mikroba simbiotik dan mikroba non-simbiotik. Mikroba simbiotik
seperti pada genus Rhizobium pada akar tanaman kacang-kacangan. Sedangkan mikroba nonsimbiotik seperti genus Azotobacter, Clostridium, Beijerinckia
III.
Teori Dasar
Atmosfer bumi sekitar 79 persen adalah nitrogen, dan sebagian besar nitrogen atmosfer
ada dalam keadaan unsur. Sayangnya, bentuk unsur nitrogen tidak ada harganya langsung
untuk tumbuhan tingkat tinggi; mereka harus memperoleh nitrogen dalam bentuk baik
amonium atau nitrat.
Fiksasi nitrogen adalah proses dimana unsur nitrogen dari atmosfer diubah menjadi
amonium, bentuk ionik nitrogen yang tersedia bagi tumbuhan tingkat tinggi. Nitrogen adalah
unsur yang paling berlimpah keempat dalam sebagian besar organisme, dapat mencapai
sebanyak 4 persen dari berat kering tumbuhan itu.
Mayoritas nitrogen ini hadir sebagai penyusun struktur protein, tetapi juga merupakan
komponen dari berbagai senyawa biologis lainnya, seperti klorofil dan asam nukleat. Dengan
demikian, untuk pertumbuhan tumbuhan normal dan pengembangan, nitrogen harus dijaga
pada tingkat yang cukup tinggi dalam tanah.
Secara kimia, fiksasi nitrogen mensyaratkan bahwa enam elektron dan delapan ion
hidrogen ditransfer ke molekul nitrogen atmosfer. Reaksi ini adalah proses yang
membutuhkan energi; Oleh karena itu, adenosin trifosfat (ATP), bentuk energi sel yang
tersimpan, harus tersedia untuk reaksi berlangsung. Elektron, ion hidrogen, dan ATP
disediakan oleh proses respirasi seluler yang terjadi dalam sel akar.
Tidak semua spesies nitrogen bergerak pada tingkat yang sama. Sejumlah faktor dapat
menjelaskan perbedaan ini. Beberapa tumbuhan membentuk nodul jauh lebih berlimpah
daripada yang lain. Karena pembentukan nodul lebih luas, tumbuhan ini akan memfiksasi
lebih banyak nitrogen daripada mereka yang menghasilkan nodul lebih sedikit.
Bakteri pengikat nitrogen yang ada dalam hubungan simbiosis dengan tumbuhan inang
mereka. Bakteri memasok tumbuhan dengan nitrogen yang sangat dibutuhkan, sedangkan
tumbuhan memasok bakteri dengan karbohidrat dan nutrisi lainnya.
Beberapa energi, berasal dari karbohidrat tumbuhan yang disediakan, digunakan dalam
fiksasi nitrogen, tetapi ada banyak yang tersisa untuk memasok bakteri dengan semua energi
yang diperlukan untuk kelangsungan hidup mereka
Azotobacter
Azotobacter adalah species rizobacteri yang telah dikenal sebagai agen biologis
pemfiksasi nitrogen yang mengkonversi dinitrogen ke amonium melalui reduksi elektron dan
protonisasi gas dinitrogen. Azotobacter memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda-beda.
Bentuk sel Azotobacter biasanya berbentuk batang pendek, batang, dan oval serta bentuk
yang lain yang bermacam-macam.
A.agilis,
A.paspali
dan
A.vinelandii. Kita
dapat
menemukannya bakteri Azotobacter ini pada tempat dengan jenis tanah yang netral sampai
dengan tanah yang basa.
Bakteri Azotobacter mampu menambat kurang lebih 20 mg nitrogen/g gula. Ketika
menambat
nitrogen
ada
enzim
yang
bertanggung
jawab
yaitu
nitrogenase.
Bakteri Azotobacter memiliki struktur nitrogenase yang unik, mengapa unik karena
pada Azotobacter memiliki struktur nitrogenase yang terdiri dari 3 kompleks protein,
yaitu nitrogenase I (Molybdenum nitrogenase), nitrogenase II (Vanidium nitrogenase), dan
nitrogenase
III
(Ferrum
nitrogenase).
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
bakteri Azotobacter dalam penambatan nitrogen adalah faktor lingkungan, terutama ciri
kimia dan fisika habitatnya. Faktor-faktor tersebut meliputi ketersediaan senyawa nitrogen,
kesediaan nutrien anorganik, pH, dan suhu.
Rhizobium
Bakteri Rhizobium merupakan salah satu jenis bakteri penambat nitrogen yang mampu
bersimbiosis dengan tanaman, terutama pada tanaman leguminosae. Untuk memanfaatkan
simbiosis bakteri rhizobium dengan tanaman leguminosae dalam konsep pertanian organik
berkelanjutan, dibutuhkan pemahaman mengenai proses asosiasi antara rhizobium dengan
tanaman inang.
Kebanyakan bakteri rhizobium hidup dalam akar tanaman, terutama tanaman
leguminosae yang menjadikan hubungan ini sebagai bentuk simbiosis mutualisme. Bakteri
melakukan penetrasi ke dalam akar tanaman melalui akar serabut dan kulit akar-akar halus,
kemudian melakukan fiksasi atau penambatan terhadap nitrogen bebas di udara dan
membentuk bintil atau nodul akar. Karena itulah, bakteri ini dalam dunia pertanian disebut
juga sebagai bakteri bintil akar. Nitrogen bebas di udara yang telah diikat oleh bakteri
tersebut kemudian dilepas menjadi bentuk tersedia di dalam tanah.
yang sama, tanaman inang juga akan memberikan karbohidrat yang merupakan sumber
energi utama bagi bakteri rhizobium.
IV.
V.
Hasil Pengamatan
a. Isolasi Rhizobium
Tabel Hasil Pengamatan
Deskripsi : Tanggal: 3 Maret 2016
Sampel : Nodul akar tanaman
Reagen : Metilen blue
Kel.
Hasil Pengamatan
28
b. Isolasi Azotobacter
Tabel hasil pengamatan Minggu ke-1
Deskripsi :Tanggal : 10 Maret 2016
Media : Mannitol Bebas Nitrogen (MBN)
Sampel : 1 gram Tanah tidak subur ( sedikit basa)
Kel.
Foto
Kontrol
Setelah Inkubasi
Hasil Pengamatan
33
permukaan kaldu
Foto
Preparat dibawah UV
Pewarnaan Gram
Keterangan
pada preparat
-warna bakteri merah
merupakan bakteri gram negatif
VI.
Analisis
Pada praktikum Azotobacter sp pengamatan pertama, yaitu satu minggu setelah
sinari di bawah sinar UV. Bakteri Azotobacter sp akan melepaskan fluoroscens berupa lysine
dan pigmen berwarna biru di bawah sinar UV. Warna yang dihasilkan ini bisa berbeda
berdasarkan panjang gelombang sinar UV. Pengamatan memberikan hasil bahwa ada yang
bersinar dibawah sinar UV dan ada yang tidak. Kemudian sampel yang menunjukkan
fluorocens dilakukan pewarnaan gram dan menunjukkan gram negatif. Hal ini sesuai dengan
literatur yang menyebutkan bahwa bakteri Azotobacter sp merupakan bakteri gram negatif.
(Digilib.its.ac.id). Sedangkan pada sampel yang tidak menunjukkan adanya fluorocens
setelah pewarnaan gram tidak menunjukkan tanda-tanda adanya bakteri Azotobacter sp.
Tidak adanya kehadiran bakteri Azotobacter sp dapat disebabkan karena sampel koloni
bakteri yang diinokulasikan ke kaca preparat terlalu sedikit.
Pada percobaan pengamatan nodul akar untuk mengetahui adanya bakteri Rhizobium,
dilakukan pewarnaan gram. Nodul akar dihancurkan diatas kaca preparat berujuan untuk
memecah nodul sehingga bakteri Rhizobium dapat terwarnai.
Seteah dilakukan pewarnaan gram, dari hasil pengamatan menggunakan mikroskop
didapatkan bahwa adanya bakteri Rhizobium berwarna merah dan berbentuk sedikit lonjong
karena mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan. Warna merah
tersebut mengindikasikan bahwa bakteri Rhizobium merupakan bakteri gram negatif. Hal ini
sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa bakteri Rhizobium merupakan bakteri gram
negatif berbentuk bulat sedikit panjang dan dapat memfiksasi nitrogen dari atmosfer.
(sridianti.com)
VII.
Kesimpulan
1. Setelah diinokulasi dan diinkubasi, terbukti bahwa sampel tanah sedikit basa
mengandung bakteri Azotobacter sp karakteristik yaitu bersifat gram negatif
berbentuk sedikit oval, dan mengeluarkan fluorocens sebagai lysin dan pikmen
berwarna biru dibawah sinar UV.
2. Setelah nodul akar dipecah diatas kaca preparat dan dilakukan pewarnaan gram
berbukti bahwa terdapat bakteri Rhizobium yang bewarna merah menunjukkan bahwa
VIII.
Rhizobium merupakan bakteri gram negatif, dan berbentuk bulat sedikit memanjang.
Daftar Pustaka
http://shailamauludia.blogspot.co.id/2013/12/azotobacter-sebagai-bakteri-
diakses
30