PANKREATITIS
Disusun Oleh:
Suci Mentari, S. Ked
H1AP12045
Pembimbing:
dr. Galuh Setyorini, Sp. PD
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Spondilitis tuberkulosis juga dikenal sebagai Pott disease, yaitu
infeksi pada vertebra dan keterlibatan diskus intervertebralis oleh
Mycobacterium tuberculosis. Tulang belakang adalah lokasi yang paling
sering TB muskuloskeletal, dan gejala umum yang berhubungan dengan
nyeri punggung dan ekstremitas bawah kelemahan / paraplegia.1,2
Percival Pott pertama kali menguraikan tentang tuberkulosa pada
kolumna spinalis pada tahun 1779. Destruksi pada diskus dan korpus
vertebra yangberdekatan, kolapsnya elemen spinal dan kifosis berat dan
progresif kemudian dikenal sebagai Potts disease. Walaupun begitu
tuberkulosa spinal telah diidentifikasi pada mumi di Mesir sejak 3000 tahun
sebelum masehi dengan lesi skeletal tipikal dan analisis DNA.3
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi pembunuh nomor satu di
dunia, 95% kasus berada di negara berkembang. Sekitar 10% dari kasus TB
ekstrapulmonar merupakan spondilitis TB dan 1,8% dari total kasus TB.4
Terhitung kurang lebih 3 juta kematian terjadi setiap tahunnya
dikarenakan penyakit ini.5 Tuberkulosa tulang dan sendi merupakan 35%
dari seluruh kasus tuberkulosa ekstrapulmonal dan paling sering melibatkan
tulang belakang, yaitu sekitar 50% dari seluruh kasus tuberkulosa tulang.
Keterlibatan spinal biasanya merupakan akibat dari penyebaran hematogen
dari lesi pulmonal ataupun dari infeksi pada sistem genitourinarius.3
Indonesia menempati peringkat ketiga setelah India dan China
sebagai negara dengan populasi penderita TB terbanyak. Setidaknya hingga
20 persen penderita TB paru akan mengalami penyebaran TB ekstraparu.
Sebelas persen dari TB ekstraparu adalah TB osteoartikular, dan kurang
lebih setengah penderita TB osteoartikular mengalami infeksi TB tulang
belakang.2
Komplikasi spondilitis TB dapat mengakibatkan morbiditas yang
cukup tinggi yang dapat timbul secara cepat ataupun lambat. Paralisis dapat
timbul secara cepat disebabkan oleh abses, sedangkan secara lambat oleh
menunjang
diagnosis
TB
tulang
belakang
dapat
tomography.6
Radiografi
konvensional
adalah
pilihan
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada referat ini yaitu, Bagaimana gambaran
radiologi konvensional yang dapat menunjang diagnosis spondilitis
tuberculosis.
1.3
Tujuan
Referat ini bertujuan mengetahui gambaran radiologi konvensional
pada kasus spondilitis tuberkulosis.
1.4
Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan dapat menjadi sumber rujukan untuk memahami gambaran
radiologi konvensional pada kasus spondilitis tuberkulosis.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat menjadi sumber bacaan untuk mengurangi angka
kejadian spondilitis tuberkulosis.
3. Bagi Institusi
Diharapkan dapat menjadi rujukan untuk
pembuatan makalah
berikutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Anatomi Vertebra
Columna vertebralis berfungsi menyanggah cranium, gelang bahu,
ekstremitas superior, dan dinding thorax serta gelang panggul meneruskan
1.
2.
3.
4.
2.1.5 Os Sacrum
Os sacrum terdiri atas lima vertebra rudimeter yang bergabung
menjadi satu membentuk sebuah tulang berbentuk baji yang cekung di
anterior. Pinggir atas atau basis tulang bersendi dengan vertebra
lumbalis. Pinggir bawah yang sempit bersendi dengan os coccygis. Di
lateral os sacrum bersendi dengan dua os coxae untuk membentuk
articulatio sacroiliaca. Pinggir anterior dan atas vertebra S1 menonjol
ke depan sebagai promontorium sacralis.8
Terdapat foramina vertebralis dan membentuk canalis sacralis.
Canalis sacralis berisi radix anterior dan posterior nervi spinales
sacrales dan cocygeales, filum terminale, dan zat-zat fibroadiposa.
Permukaan anterior dan posterior sacrum mempunyai empat foramen
pada setiap sisi untuk tempat lewatnya rami anteriores dan posterores
n. spinalis S1-4.8
Gambar 8. Os Sacrum9
2.1.6 Os Coccygis
9
Gambar 9. Os Coccygis9
2.2
Spondilitis Tuberkulosis
2.2.1 Definisi
Spondilitis tuberkulosis adalah infeksi pada vertebra oleh
kuman Mycobacterium tuberculosa bersifat kronis berupa
infeksi granulomatosis sehingga dapat menyebabkan destruksi
tulang, deformitas dan paraplegia. 11
2.2.2 Etiologi
Spondilitis tuberculosa disebabkan
Mycobacterium
tuberculosis,
Mycobacterium tuberculosis
berbentuk
oleh
karena
basil
bakteri
(basilus).
10
2.2.3 Epidemiologi
Tuberculosis vertebra merupakan 50% dari tuberkulosis
muskuloskeletal, dan biasanya menginfeksi vertebra lumbal bawah dan
lumbar atas.1 Kejadian TB di Amerika Serikat meningkat di akhir
1980-an, untuk awal 1990-an, jumlah kasus telah menurun dalam
beberapa tahun terakhir. Frekuensi tuberkulosis tetap stabil. Tulang
dan tuberkulosis jaringan lunak menyumbang sekitar 10-15% kasus
tuberkulosis dan antara 1% dan 2% dari total kasus. Sekitar 1-2% dari
total kasus tuberkulosis disebabkan penyakit Pott. Di Belanda, antara
tahun 1993 dan 2001, TB tulang dan sendi menyumbang 3,5% dari
semua kasus TB (0,2-1,1% pada pasien asal Eropa, dan 2,3-6,3% pada
pasien asal non-Eropa).13
Data dari Los Angeles dan New York menunjukkan bahwa
tuberkulosis muskuloskeletal mempengaruhi Amerika terutama Afrika,
Hispanik Amerika, Asia Amerika, dan individu asing lainnya. Seperti
bentuk-bentuk lain dari TB, frekuensi Penyakit Pott adalah terkait
dengan faktor sosial ekonomi dan paparan historis untuk infeksi.13
Meskipun beberapa seri telah menemukan bahwa penyakit Pott
tidak memiliki predileksi seksual, penyakit ini lebih sering terjadi pada
laki-laki (rasio laki-laki-perempuan 1,5-2: 1). Di Amerika Serikat dan
negara-negara maju lainnya, penyakit Pott terjadi terutama pada orang
dewasa. Di negara-negara dengan tingkat yang lebih tinggi dari
penyakit Pott, keterlibatan pada orang dewasa muda dan anak-anak
mendominasi.13
2.2.4 Patofisiologi
Penularan tuberkulosis paru terjadi karena kuman dibatukkan
atau dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei. Bila partikel kuman ini
terisap oleh orang sehat, ia akan menempel pada saluran napas atau
jaringan paru. Bila kuman menetap dijaringan paru, berkembang biak
dalam sitoplasma makrofag, maka kuman dapat terbawa masuk ke
organ lainnya.14
11
12
Manifestasi Klinis(1,4)
Pasien biasanya datang dengan nyeri punggung, kelemahan
ekstremitas
bawah paraplegia
dan deformitas
kifosis. Gejala
13
Klasifikasi
14
2.2.8
Diagnosis
Diagnosis memerlukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Diagnosis spondilosis tuberculosa tergantung
pada kehadiran temuan klinis dan neuroimaging karakteristik.
Konfirmasi etiologi membutuhkan temuan basil tahan asam pada
15
16
pada
orang
dewasa
akan
menyebabkan
tetraparesis
5. Infeksi di regio torakal akan menyebabkan punggung
tampak menjadi kaku. Bila berbalik ia menggerakkan
kakinya, bukan mengayunkan dari sendi panggulnya. Saat
mengambil sesuatu dari lantai ia menekuk lututnya
sementara tetap mempertahankan punggungnya tetap
kaku. Jika terdapat abses, maka abses dapat berjalan di
bagian kiri atau kanan mengelilingi rongga dada dan
tampak sebagai pembengkakan lunak dinding dada. Jika
menekan abses ini berjalan ke bagian belakang maka
dapat menekan korda spinalis dan menyebabkan paralisis.
6. Di regio lumbar : abses akan tampak sebagai suatu
pembengkakan lunak yang terjadi di atas atau di bawah
lipat paha. Jarang sekali pus dapat keluar melalui fistel
dalam pelvis dan mencapai permukaan di belakang sendi
panggul. Pasien tampak berjalan dengan lutut dan hip
dalam posisi fleksi dan menyokong tulang belakangnya
dengan meletakkan tangannya diatas paha. Adanya
kontraktur otot psoas akan menimbulkan deformitas
fleksi sendi panggul.
7. Tampak adanya deformitas, dapat berupa : kifosis
(gibbus/angulasi tulang belakang, skoliosis, subluksasi,
spondilolistesis, dan dislokasi.
8. Terjadinya gangguan neurologis menandakan bahwa
penyakit telah lanjut. Adanya gejala dan tanda dari
kompresi medula spinalis (defisit neurologis). Terjadi
pada kurang lebih 10-47% kasus. Insidensi paraplegia
17
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pemeriksaan Laboratorium
Darah
Pada saat awal penyakit didapatkan jumlah leukosit
sedikit meningkat dengan hitung jenis pergeseran ke kiri.
Jumlah limfosit masih dibawah normal. Laju endap
darah mulai meningkat. Pemeriksaan serologi didasarkan
pada deteksi antibodi spesifik dalam sirkulasi. Pada uji
Peroksidase Anti Peroksida (PAP-TB) mendapatkan nilai
sediaan biakan.14
Tes Tuberkulin
Tes Montoux digunakan untuk membantu menegakkan
diagnosis tuberkulosis pada anak-anak.14
Biopsi jaringan granulasi atau kelenjar limfe regional.5
18
serebrospinalis
rendah,
test
Queckenstedt
19
Gambaran
kifosis
pada
radiologi
terlihat
terlambat,
dan
menyebabkan
menujukkan
terjadinya
kerusakan
diskus.
20
diskus intervertebralis
(kanan);
fraktur
kompresi
dengan
Gambar 15. Pada foto lateral terlihat area lusen pada vertebra yang
berdekatan erosi, ruang diskus intervetebralis menyempit (kanan);
Gambaran lusen dengan sklerosis disekitar menandakan infeksi kronik
(kiri).17
21
22
merupakan cold
23
meluas
dibawah
ligament
longitudinal
anterior.
24
Gambar 22. Seorang laki-laki berusia 43 tahun dengan tuberculosis spinal. A. gambaran
radiografi lateral dari vertebra lumbal menunjukkan erosi fokal (tanda panah) pada aspek
antero-superior dari corpus vertebra lumbal IV. Subtle erosion juga terdapat pada endplate
vertebra lumbal III antero-inferior. B. gambaran radiografi didapat 3 bulan sebelumnya
menunjukkan perubahan erosi pada corpus vertebra, sklerosis pada end plate vertebra,
hilangnya discus intervertebralis yang berdekatan, tampak suatu massa jaringan lunak
pada bagian anterior (tanda panah)2
Berikut
ini
adalah
perubahan
radiografi
karakteristik
25
Diagnosis Banding
1. Metastase Tulang
Metastase terutama menyebar ke tulang-tulang yang mengandung
sumsum sehingga lebih sering ditemukan pada tulang-tulang
axial. Setiap tumor primer dapat bermetastase ke tulang, namun
metastase yang paling sering adalah payudara, prostat, paru,
ginjal, tiroid, dan kalenjar adrenal.
Gambaran radiologis dari metastase tulang dapat litik atau
sklerotik:2
Deposit litik: gambaran utama berupa destruksi tulang dengan
batas yang tidak jelas dan dapat menyebabkan fraktur
patologis.
Deposit sklerotik: terlihat sebagai peningkatan densitas yang
tidak berbatas tegas dengan diikuti hilangnya arsitektur tulang.
Lesi sekunder pada vertebrae dapat berupa pedikel yang
sklerotik. Dengan adanya lesi multiple, diagnosa metastase
hampir dapat dipastikan.
Metastasis pada tulang tidak melibatkan penyempitan diskus
intervertebralis.
26
Gambar 24. Metastase vertebral. Onset low back pain dan kelemahan pada
kaki tiba-tiba pada wanita 62 tahun dengan riwayat kanker payudara.
Radiografi menunjukkan pengurangan panjang vertebra T6. Pedikel kiri
menghilang akibat destruksi tulang22
2. Spondilitis Piogenik
Spondilitis piogenik adalah salah satu penyakit dengan presentasi
gejala yang serupa dengan spondilitis TB dan tidak mudah untuk
membedakan keduanya tanpa pemeriksaan penunjang yang
adekuat.
Spondilitis
Staphylococcus
piogenik
umumnya
aureus, Streptococcus,
disebabkan
oleh
dan Pneumococcus.
27
3. Brucellosis
Dapat hadir sebagai granulomatosa osteomielitis tulang belakang
yang bisa sulit untuk membedakan dari TB. Keduanya basil tahan
asam, yang dapat menyebabkan kaseosa granuloma. Pada
penyakit ini tidak terdapat kalsifikasi paravertebral mass dan
gibbus.1
28
4. Fraktur kompresi
Kecuali terdapat proses osteoporotik, hanya cedera berat yang
akan menimbulkan fraktur badan vertebra. Fraktur dapat
menyebabkan fragmen tulang terpisah dari vertebra atau
mengalami penekanan disertai hilangnya ketinggian pada badan
vertebra, yang seringkali disertai desakan/jepitan di bagian
anterior. Fragmen-fragmen tulang dapat bergeser ke posterior
kedalam
kanalis
spinalis
sehingga
menyebabkan
gejala
neurologis.21
Prognosis
Modalitas pengobatan saat ini sangat efektif terhadap penyakit
spondilitis tuberculosa, jika tidak terdapat cacat parah atau defisit
neurologis. Deformitas dan defisit motorik adalah konsekuensi paling
serius dari penyakit spondilitis tuberculosa dan akan
menjadi
29
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Spondilitis tuberkulosis juga dikenal sebagai Pott disease, yaitu infeksi
pada vertebra dan keterlibatan diskus intervertebralis oleh Mycobacterium
tuberculosis. Tulang belakang adalah lokasi yang paling sering TB
muskuloskeletal, dan gejala umum yang berhubungan dengan nyeri punggung
dan ekstremitas bawah kelemahan / paraplegia.
Frekuensi predileksi paling sering spondilitis tuberkulosis pada vertebra
yaitu pada daerah thorakal bawah atau lumbal bawah, jarang di daerah
30
3.2 Saran
Spinal
Cord
Medicine.
Vol.34(5).
Available
at:https://www.
31
masterclass.
Thoracolumbar
2016.
Spine-Normal
radiologymasterclass.
Trauma
Anatomy.
X-ray
Axial
Available
Skeleton
at:http://www.
co.uk/tutorials/musculoskeletal/x-ray_trauma_
Current
at:http://emedicine.medscape.com/article/226141-workup#c8
32
19. Shanley, DJ. 1995. Tuberculosis of The Spine: Imaging Feature. (Online).
Available
at:www.ajronline.org/cgi/reprint/164/3/659.pdf.
[Accessed
October 2016)
20. Al-Shahed MS, Shafif H, Haddad MC, Aabed My, Sanmak BM, Mutairi
MA. 1994. Imaging Features of Musculosceletal Brucellosis. Scientific
Exhibit.
21. Patel, Pradip L. 2007. Lecture Notes Radiologi Edisi Kedua. Bab 7:191209. Jakarta.
22. Arnold H. 2012. Radiographic Anatomy of the Spine. Available at:
cw.tandf.co.uk/imagingforstudents/sample.../Chapter-9-Spine.
[Accessed
October 2016].
23. Moesbar, N. 2006. Infeksi Tuberkulosa pada Tulang Belakang.Majalah
Kedokteran Nusantara. Vol. 39(3).
24. AI De Backer, KJ Mortele, IJ Vanschoubroeck, et al : Tuberculosis of The
Spine : CT and MR Imaging Features; JBR-BTR, 2005, 88.
33