Anda di halaman 1dari 24

1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S DENGAN DIAGNOSA


MEDIS AMI (AKUT MIOKARD INFARK)
DI RUANG ICCU RSST KLATEN

Disusun oleh :

EDITA PUSPARATRI
(J 230 165 081)

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S DENGAN DIAGNOSA MEDIS AMI
(AKUT MIOKARD INFARK) DI RUANG ICCU RSST

A. PENGKAJIAN

1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Tanggal & jam masuk RS
Tanggal & jam pengkajian
Diagnosa Medis
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Hubungan dengan pasien

: Tn. S
: 68 tahun
: Laki-laki
: Sarjana
: Pensiunan
: Islam
: 22 Desember 2016, jam 10.40 WIB
: 23 Desember 2016, jam 08.00 WIB
: AMI (Akut Miokard Infark)
: Ny. L
: 37 tahun
: Perempuan
: Klaten
: Anak

2. Keluhan Utama
Paien mengatakan nyeri dada
P : Biologis
Q : Seperti ditusuk tusuk
R : Dada kiri
S :5
T : Hilang timbul
3. Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan nyeri dada dan sesak nafas sejak 3 hari
yang lalu, terasa panas pada ulu hati, membaik dengan istirahat,
dan terasa sakit saat aktivitas, keringat dingin. Kemudian keluarga
membawa pasien periksa ke IGD RSST Klaten agar segera diberi
penanganan.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki riwayat penyakit
jantung sejak 4 tahun lalu, dan penyakit Diabetes Mellitus sejak 1,5
tahun yang lalu.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan, ibu pasien juga mengalami riwayat
penyakit jantung.
4. Primary Survey

a. Airway and Spine Protection


Pasien tidak mengeluh batuk, tidak ada secret.
b. Breathing
Pasien bernafas spontan, pengembangan dada simetris, RR :
18x/menit, tidak menggunakan alat bantu pernapasan, tidak
cyanosis, tidak adanya deformitas.
c. Circulation
Nadi : 80x/menit, akral hangat, capillary refil kembali dalam < 3
detik, tidak adanya perdarahan.
d. Disability
GCS : 15
Eye 4
: Membuka mata dengan spontan
Verbal 5
: Orientasi baik
Motorik 6
: Mengikuti perintah
e. Exposure
Tidak adanya deformitas, tidak ada trauma.
5. Secondary Survey
a. Alergi
Pasien mengatakan tidak memili riwayat alergi terhadap obat,
makanan, maupun minuman.
b. Medication
Keluarga pasien mengatakan sebelum dirawat dirumah sakit
pasien sudah mengkonsumsi obat sesuai resep dokter
Nitrokaf
1x1 dikonsumsi sejak 1 tahun lalu
Furosemide 1x4mg dikonsumsi sejak 1 tahun lalu
Lantus
1x 10 unit dikonsumsi sejak 1 tahun lalu
Simvastatin 1x 20 mg dikonsumsi sejak 1 tahun lalu
Ranipril
1x1/2 dikonsumsi sejak 3 tahun lalu
Aminefron 3x2 dikonsumsi sejak 1 tahun lalu
c. Past Illness / Past Health History
Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki riwayat penyakit
jantung sejak 4 tahun lalu, dan penyakit Diabetes Mellitus sejak
1,5 tahun yang lalu.
d. Last Meal
Keluarga pasien mengatakan terakhir yang dimakan sebelum
pasien masuk rumah sakit adalah nasi, sayur kangkung, lele,
tempe, sambal, dan minum air putih, kopi.
e. Environment / Event Leading
Pada tanggal 22 Desember 2016, jam 10.40 WIB pasien datang ke
IGD RSUD dr. Soehadi Prijonegoro dengan keluhan nyeri dada,

sesak nafas, terasa panas pasa ulu hati, membaik dengan istirahat,
dan terasa sakit saat aktivitas, keringat dingin, keadaan umum
lemah, kesadaran compos mentis, GDS : 264 mg/dL
f. Head To Toe Assessment
1) Head and Face
Bentuk kepala mesochepal, tidak ada luka, ekmosis bentuk
hidung simetris, telinga tidak ada pengeluaran cairan, pupil
isokor diameter 3 mm.
2) Neck
Tidak ada pembesaran JVP, nilai JVP 6 cm.
3) Chest
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tak tampak
Palpasi : detak jantung tidak sama dengan nadi
Perkusi : perkusi jantung redup
Auskultasi : bunyi jantung I dan II
Paru-paru
Inspeksi : ekspansi dada ka/ki simetris
Palpasi : tactile fremitus ka/ki simetris
Perkusi : perkusi paru sonor
Auskultasi : tidak ada ronchi
4) Abdomen and Flanks
Inspeksi : tidak acytes, warna kulit normal tidak sianosis
Palpasi

: perkusi perut timpani

Perkusi

: nyeri tekan tidak ada, masa tidak teraba

Auskultasi : bowel sounds 7x/menit


5) Pelvis and Perineum
6) Ekstremitas
Akral hangat, tidak terdapat oedem ekstremitas
g. Pengkajian Sistem
1) Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan apabila sakit langsung periksa ke dokter.
2) Pola nutrisi metabolik
Program diit di RS

: Diit Jantung 3

BB sebelum sakit

: 54 kg

BB dlm 1 bulan terakhir : tidak di timbang

BB saat pengkajian

: 54 kg

TB

: 165 cm

IMT & interpretasi : BB (kg)/TB(m) = 54 kg/(165) cm= 54


kg/(1,65) m = 19,85. Interpretasi : pasien dalam kategori IMT
normal.
Intake makanan
Menu

Sebelum sakit
Saat pengkajian
makan Nasi, sayur, tempe, Nasi bubur, sop,

setiap hari

tahu, buah, kopi, teh

buah, telur, tempe

Frekuensi

3 kali per hari

susu
3 kali per hari

makan per hari


Nafsu makan

Nafsu makan baik

Nafsu

Porsi
dihabiskan
Keluhan

berkurang
porsi

yang Satu porsi


Tidak

makan

makan Tidak nafsu makan

makanan asin, dan


kecut.
3) Pola eliminasi
a) Pola eliminasi bowel dan bladder
Bowel/buang air besar (BAB)
Sebelum sakit
Frekuensi per hari Dua hari sekali
Kebiasaan waktu Tidak ada

Saat pengkajian
Belum BAB
Tidak ada

BAB
Konsistensi
Bau
Warna
Keluhan

Belum BAB
Belum BAB
Belum BAB
Belum BAB sejak 2

Lunak
Khas
Kuning
Tidak ada keluhan

hari yang lalu, perut


terasa kembung.
Penggunaan obat Tidak menggunakan Tidak

menggunakan

pencahar

obat pencahar

obat pencahar

Bladder/ buang air kecil (BAK)


Sebelum sakit
4 - 5 kali perhari
Kuat
Khas
Kuning
Tidak ada
Tidak
Tidak ada keluhan
Tidak ada

Frekuensi per hari


Pancaran
Bau
Warna
Darah dalam urin
Pemakaian kateter
Keluhan
Urin tampung, total

Saat pengkajian
5 - 6 kali perhari
Kuat
Khas
Kuning
Tidak ada
Tidak
Tidak ada keluhan
700 cc

4) Aktivitas dan latihan


Pekerjaan

: Pensiunan

Olahraga rutin

: tidak ada

Alat bantu

: tidak ada

Terapi

: tidak ada

Kemampuan melakukan ROM : aktif


Kemampuan ambulasi : dibantu keluarga
Kemampuan perawatan diri :
Kemampuan

Sebelum sakit

Saat pengkajian

perawatan diri
0
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas
di

tempat tidur

Berpindah

Ambulasi/ROM
Keterangan : 0: mandiri
1: alat bantu
2: dibantu orang lain
3: dibantu orang lain dan alat
4: tergantung

5) Pola tidur dan istirahat


Sebelum

Saat pengkajian

sakit
Jumlah jam tidur
siang
Jumlah jam tidur
malam
Kebiasaan
pengantar tidur
Penggunaan obat
tidur
Kesulitan saat tidur

Satu jam

Susah tidur siang

8 9 jam

4 6 jam

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada
Sesak napas dan tidak nyaman

Tidak ada

pasien tampak lelah


Jika ada pengunjung dan pasien

Gangguan
lingkungan

dengan posisi tidur (orthopnea),

Tidak ada

di samping tempat tidur dan


berisik, kalau malam baru bisa
tidur dari jam 1 sampai 6 pagi.

6) Pola perceptual
Penglihatan normal dilihat dari pasien tidak menggunakan
kacamata,

pendengaran

normal

dilihat

dari

ketika

berkomunikasi pasien merespon dan kata kata nyambung.


7) Pola persepsi diri
Pasien mengatakan menerima sakitnya karena itu adalah ujian
dari Tuhan Yesus.
8) Pola seksualitas dan reproduksi
Pasien menikah dan memiliki 3 anak dengan 2 cucu.
9) Pola peran hubungan
Pasien dalam keluarganya berperan sebagai suami, ayah dan
kakek, dan memiliki hubungan yang dekat dengan anggota
keluarga yang lain.
10) Pola management koping stress
Pasien mengatakan jika pasien mengalami masalah, pasien
bercerita pada istrinya untuk mrngurangi beban pikiran.
11) Sistem nilai dan keyakinan

Pasien mengatakan, sejak sakit tidak bisa ke gereja, tetapi


keluarga selalu datang dan berdoa bersama dirumah sakit.

6. Pemeriksaan Penunjang
a. Tanggal 22 Desember 2016 ; 13.25 WIB (pemeriksaan darah
lengkap)
Pemeriksaan
HEMATOLOGI
Darah Rutin I
Hemoglobin
Eritrosit
Hematokrit
Index Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
Lekosit
Trombosit
RDW CV
MPV
Hitung Jenis
Neutrofil
Lomfosit
Monosit
Eosinofil
Basofil

Hasil

Unit

Nilai Normal

Interpretasi

14,6
4,64
41,1

g/dl
Juta/L
%

12,2 18,1
4,04 6,13
37,7 53,7

Normal
Normal
Normal

88,5
31,4
35,4
8,55
130
11,4
7,22

fL
pg
g/dL
ribu/L
ribu/L
%
fL

80 97
27 31,2
31,8 35,4
4,6 10,2
150 450
11,5 14,5
0 99,9

Normal
High
Normal
Normal
High
Low
Normal

72,8
18,5
7,1
0,9
0,8

Total Neutrofil

6,23

%
%
%
%
%
ribu/L

37 80
19 48
0 12
07
0 2,5
1,5 7

Normal
Low
Normal
Normal
Normal
Normal

ribu/L

1 3,7

Normal

Total Monosit

0,60

ribu/L

Normal

Total Eosinofil

0,1

ribu/L

Normal

Total Basofil

0,07

ribu/L

Normal

Total Lymphosit

KIMIA KLINIK

GDS
Fungsi Hati
AST (SGOT)

141

mg/dL

< 200

Normal

22

U/l

< 37

Normal

ALT (SGPT)

18

U/l

< 42

Normal

206,2
4,72

mg/dL
mg/dL

10 50
0,6 11

High
Low

43

U/l

< 25

High

Fungsi Ginjal
Ureum
Kreatinin
Jantung
CK MB

7. Terapi
No
1

Tanggal
23
Desember

Nama & dosis

Dosis

kemasan
Infus :

pemberian

1. Infus RL 20 tpm

20 tpm

2016
Injeksi :
1. Ceftriaxon 1

Rute

IV

Kategori

Mengganti
cairan

10

gram
2. Ranitidine 25 mg
3. Arixtra 2,5 mg
4. Lantus 12 unit

1x1 gr

IV
Antibiotik

2x25 mg

IV

5. Kidmin 1 fls
1x2,5 mg

IV

1x12 unit

IM

1x1fls

IV

Menetralkan
asam
lambung
Anti
koagulan
Menurunkan
kadar gula
dalam darah

Oral :
Menghambat
pemecahan
protein otot
dan
meningkatka
n sintesa
protein otot

1. Ranipril 5 mg
2. Simvastatin 20
mg
3. Furosemide 1 mg
4. Asam Folat 1 mg
5. Nitrocaf 1 mg

1x5 mg

Oral

1x20 mg

Oral

1 x 1 mg

Oral

2x1 mg

Oral

6. Aminefron 2 tab
Menurunkan
tekanan darah
Menurunkan
kadar
kolesterol
Diuretik
1x1 mg

Oral

Multivitamin

11

3x2 tab

Oral
Obat infark
miokard

Mengobati
kelainan
fungsi ginjal
kronik

24
Desember

Infus :
1. Infus RL 16 tpm

16 tpm

IV

2016

Mengganti
cairan

Injeksi :
1. Ceftriaxon 1 gram
2. Ranitidine 25 mg
3. Arixtra 2,5 mg
4. Lantus 12 unit

1x1 g

IV

2x25 mg

IV

5. Kidmin 1 fls
1x2,5 mg

IV

1x12 unit

IM

1x1fls

IV

Oral :
1. Ranipril 2,5 mg
2. Simvastatin 20 mg
3. Furosemide 1 mg
4. Asam Folat 1 tab
5. Nitrocaf 1 tab

1x2,5 mg

Oral

Antibiotik
Menetralkan
asam
lambung
Anti
koagulan
Menurunkan
kadar gula
dalam darah
Menghambat
pemecahan
protein otot
dan
meningkatka
n sintesa
protein otot

12

1x20 mg

Oral

1 x 1 mg

Oral

2x1 tab

Oral

Menurunkan
tekanan darah
Menurunkan
kadar
kolesterol
Diuretik

6. Aminefron 2 tab

1x1 tab

Oral

3x2 tab

Oral

1x75 mg

Oral

Multivitamin

7. CPG 75 mg
Obat infark
miokard
Mengobati
kelainan
fungsi ginjal
kronik
Mencegah
8. Aspilet 80 mg

pembekuan
darah

dan

mengurangi
1x80 mg

Oral

resiko
penyakit
kardiovaskul
ar lainnya

Anti platelet

13

ANALISA DATA
No
1.

Data
Ds: Pasien mengatakan nyeri dada

Etiologi
Agen injuri

tanpa penyebaran

cedera biologis

P : Sumbatan arteri koronaria


Q : Seperti ditusuk tusuk
R : Dada kiri
S:5
T : Hilang timbul

Problem
Nyeri akut

(miokard infark)

Do: wajah pasien tampak meringis,


gelisah
TD : 160/77 mmHg
N : 98x/menit
S

: 36,7 C

RR : 18x/menit
CK MB : 43 U/l
EKG : ST elevasi di Lead V2, ST
depresi di Lead V4,V5,V6
Kolaborasi dng dokter pemberian
terapi Aspilet 1x80 mg, CPG
1x75mg, Nitrokaf 1xtab, Arixtra
1x2,5 mg
Ds: Pasien mengatakan sesak nafas
2.

Do: adanya edema di ekstremitas


bawah, BAK sehari 650 cc dengan
warna kekuningan
TD : 130/82 mmHg
N : 103x/menit

Penurunan perfusi
ginjal

Kelebihan
volume cairan

14

: 36, C

RR : 24x/menit
Kolaborasi dng dokter pemberian
terapi Furosemide 1x1mg ,
Aminefron 3x2 tab
Ds: Pasien mengatakan merasa
lemas, dan sesak saat beraktifitas
berlebihan.
3.

Kelemahan umum

Do: keadaan umum lemah

Intoleransi
Aktivitas

TD : 130/80 mmHg
N : 99x/menit
S

: 36 C

RR : 22x/menit

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri cedera biologis (miokard
infark).
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan perfusi ginjal
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.

INTERVENSI KEPERAWATAN
No
Dx
1

Tanggal
23-12-2016

Kriteria Hasil (NOC)


Setelah

dilakukan

Intervensi (NIC)

asuhan 1. Observasi nyeri

TT
D

15

keperawatan

selama

2x24 2. Anjurkan

jam diharapkan pasien :


1. Pasien mampu mengontrol
nyeri

dengan

teknik

relaksasi nafas dalam


2. Mengatakan bahwa nyeri
berkurang dengan skala
nyeri 1-2
3. Pasien tidak gelisah
4. TTV
dalam
rentang
normal (120-80 mmHg)
5. CK-MB normal <25 U/l

23-12-2016

pasien

menghentikan
aktifitas selama ada
serangan

dan

istirahat.
3. Ajarkan

teknik

relaksasi nafas dalam


untuk

mengurangi

nyeri
4. Monitoring TTV
5. Kolaborasikan
dengan

dokter

pemberian

terapi

oksigenasi 2-4 lpm


asuhan 1. Monitoring TTV
2. Monitor
adanya
keperawatan selama 2x24
dypsneu, fatigue, dan
jam diharapkan curah jantung
tachypneu
stabil / membaik dengan
3. Kolaborasi
dengan
Kriteria Hasil :
dokter
pemberian
1. Keluaran urin normal 60
terapi obat diuretik
cc / jam
2. Tidak adanya edema
dan oksigenasi
3. TTV
dalam
rentang 4. Monitoring keluaran
Setelah

dilakukan

normal (120-80 mmHg)

urin
5. Hindari
manuver

valvasa
atau

mengejan
6. Berikan diit rendah
3

23-12-2016

natrium
Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV pasien
2. Bantu
pasien
keperawatan selama 2x24
mengidentifikasi
jam diharapkan pasien :
1. Mampu
berpartisipasi
aktivitas yang mampu
dalam

aktivitas

fisik

dilakukan
3. Ajarkan

keluarga

16

sesuai kemampuan pasien

untuk

dan rentang TTV dalam

membantu

batas normal (TD : 120 - 8


mmHg, N : 60 - 100 x /

pasien
4. Berikan

dapat

diit

aktivitas
sesuai

terapi
menit)
5. Tingkatkan istirahat
2. Mampu melakukan ADL
ditempat tidur
secara mandiri
3. Sirkulasi dan respirasi
adekuat

IMPLEMENTASI
No

Tanggal
Dx
1,2,3 23-12-16
07.00

Implementasi

Respon

Memonitoring TTV dan

S : Pasien mengatakan dada

mengkaji skala nyeri pasien

ampeg dan nyeri dada


P: Sumbatan arteri koronaria
Q : Seperti ditusuk tusuk
R : Dada kiri
S:5
T : Hilang timbul
O : Pasien tampak meringis

TTD

17

TD : 125/75 mmHg
N : 98x/m enit
S
1,2,3 08.00

: 36 C

Memberikan oksigenasi

RR : 20x/menit
S : pasien mengatakan sakit

sesuai terapi, memberikan

ketika obat masuk, pasien

posisi semi fowler dan

mengatakan sedikit sesak


O : Injeksi Ceftriaxon 1 gr,

memberikan terapi sesuai


resep dokter

Injeksi Ranitidine 25 mg
masuk melalui IV dan
Ranipril 5 mg masuk melalui
oral, nasal canul terpasang 3

1,2

09.15

Mengajarkan pasien teknik


relaksasi nafas dalam

1,2,3 10.00

Menganjurkan pasien untuk


beristirahat

13.20

Memberikan terapi sesuai


resep dokter

1,2,3 16.00

Memonitoring TTV

lpm
S : pasien mengatakan rileks
setelah melakukan relaksasi
O : pasien tampak rileks ,
RR : 18x/menit
S : pasien mengatakan akan
tidur
O : pasien tampak
memejamkan mata
S:O : inj. Arixtra 2,5 mg masuk
melalui IV
S:O : TD : 130/70 mmHg
N : 89x/menit
S

1,2,3 19.00

Memberikan terapi sesuai


resep dokter

1,2,3 20.00

Memonitoring TTV

: 36,2 C

RR : 19x/menit
S: O : injeksi ranitidine 25nmg
masuk melalui IV
S : pasien mengeluh nyeri
dada berkurang dengan skala
nyeri 3

18

O : KU membaik
TD : 128/80 mmHg
N : 93x/menit
S
1,2,3 22.00

: 36 C

Memonitoring TTV dan

RR : 18x/menit
S : pasien mengatakan pusing

memberikan terapi sesuai

O : injeksi Lantus 12 unit

resep dokter

masuk melalui IM
TD : 130/85 mmHg
N : 90x/menit
S

: 36 C

RR : 20x/menit
1,2,3 22.30

1,2,3 24-12-16
01.00

Menganjurkan pasien untuk

S : pasien mengatakan akan

beristirahat

tidur
O : pasien tampak

Memonitoring TTV

memejamkan mata
S:O : TD : 125/80 mmHg
N : 90x/menit
S

1,2,3 03.00

Memonitoring TTV

: 36,2 C

RR : 20x/menit
S:O : TD : 125/70 mmHg
N : 88x/menit
S

1,2,3 05.00

Memonitoring TTV

: 36 C

RR : 18x/menit
S:O : TD : 120/70 mmHg
N : 89x/menit
S

1,2,3 07.00

Memonitoring TTV dan

: 36 C

RR : 18x/menit
S : pasien mengatakan mau

19

1,2,3 08.00

memandikan pasien

dimandikan
O : TD : 130/75 mmHg
N : 92x/menit
RR : 20x/menit
S : 35,9 0C

Mengkaji skala nyeri pasien

S : Pasien mengatakan nyeri


dada berkurang
P : Biologis
Q : Seperti ditusuk tusuk
R : Dada kiri
S:3
T : Hilang timbul
O : Pasien lebih tenang
TD : 120/70 mmHg
N : 95x/menit
S

1,2,3 08.20

: 36 C

Memberikan oksigenasi

RR : 20x/menit
S : pasien mengatakan sakit

sesuai terapi, memberikan

ketika obat masuk, pasien

posisi semi fowler dan

mengatakan sedikit sesak


O : Injeksi Ceftriaxon 1 gr,

memberikan terapi sesuai


resep dokter

Injeksi Ranitidine 25 mg
masuk melalui IV dan
Ranipril 5 mg masuk melalui
oral, nasal canul terpasang 3

1,2

09.15

Mengingatkan pasien untuk


melakukan teknik relaksasi
nafas dalam

1,2,3 10.00

Menganjurkan keluarga
untuk membantu dalamk

13.20

aktifitas pasien
Memberikan terapi sesuai
resep dokter

lpm
S : pasien mengatakan rileks
setelah melakukan relaksasi
O : pasien tampak rileks ,
RR : 18x/menit
S : pasien mengatakan makan
disuapin istrinya
O : diit DJ3 habis porsi
S:O : inj. Arixtra 2,5 mg masuk

20

1,2,3 16.00

Memonitoring TTV

melalui IV
S:O : TD : 135/70 mmHg
N : 88x/menit
S

1,2,3 19.00

Memberikan terapi sesuai


resep dokter

1,2,3 20.00

Memonitoring TTV

: 36,2 C

RR : 19x/menit
S: O : injeksi ranitidine 25nmg
masuk melalui IV
S : pasien mengeluh nyeri
dada berkurang dengan skala
nyeri 3
O : KU membaik
TD : 125/70 mmHg
N : 90x/menit
S

1,2,3 21.00

: 36 C

Memonitoring TTV dan

RR : 18x/menit
S:-

memberikan terapi sesuai

O : injeksi Lantus 12 unit

resep dokter

masuk melalui IM
TD : 125/70 mmHg
N : 90x/menit
S

: 36,2 C

RR : 20x/menit
1,2,3 22.30

1,2,3 25-12-16
01.00

Menganjurkan pasien untuk

S : pasien mengatakan akan

beristirahat

tidur
O : pasien tampak

Memonitoring TTV

memejamkan mata
S:O : TD : 120/80 mmHg
N : 85x/menit
S

: 36,1 C

21

1,2,3 03.00

RR : 22x/menit
S:-

Memonitoring TTV

O : TD : 125/75 mmHg
N : 89x/menit
S
1,2,3 05.00

: 36 C

RR : 19x/menit
S:-

Memonitoring TTV

O : TD : 120/70 mmHg
N : 84x/menit
S
1,2,3 07.00

: 36 C

RR : 18x/menit
S : pasien mengatakan mau

Memonitoring TTV dan


memandikan pasien

dimandikan
O : pasien kooperatif
TD : 125/70 mmHg
N : 90x/menit
S : 36,2 C
RR : 20x/menit

EVALUASI
No

Tanggal

Dx
1,2,3 24-12-16

EVALUASI
S:
- Pasien mengatakan dada ampeg dan nyeri dada
- Pasien mengatakan sakit ketika obat masuk, pasien
mengatakan sedikit sesak

TT
D

22

- Pasien mengatakan rileks setelah melakukan relaksasi


P : Sumbatan arteri koronaria
Q : Seperti ditusuk tusuk
R : Dada kiri
S:4
T : Hilang timbul
O : Pasien tampak meringis
TD : 130/85 mmHg
N : 90x/menit
S

: 36 C

RR : 20x/menit
- Injeksi Ceftriaxon 1x1 gr, Injeksi Ranitidine 2x25 mg, : inj.
Arixtra 1x2,5 mg masuk melalui IV dan Ranipril 1x5 mg
masuk melalui oral, nasal canul terpasang 3 lpm, injeksi
Lantus 1x12 unit masuk melalui IM
A : Masalah nyeri, penurunan curah jantung dan intoleransi
aktivitas belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitoring TTV dan skala nyeri
- Berikan terapi sesuai resep dokter
- Anjurkan pasien untuk beristirahat
1,2,3 25-10-16
S:
- Pasien mengatakan nyeri dada berkurang
- Pasien mengatakan sakit ketika obat masuk, pasien
mengatakan sedikit sesak
- Pasien mengatakan rileks setelah melakukan relaksasi
P : Sumbatan arteri koronaria
Q : Seperti ditusuk tusuk
R : Dada kiri
S:3
T : Hilang timbul
O : Pasien tampak meringis
TD : 125/70 mmHg
N : 90x/menit
S : 36,2 C

23

RR : 20x/menit
- Injeksi Ceftriaxon 1x1 gr, Injeksi Ranitidine 2x25 mg, : inj.
Arixtra 1x2,5 mg masuk melalui IV dan Ranipril 1x5 mg
masuk melalui oral, nasal canul terpasang 3 lpm, injeksi
Lantus 1x12 unit masuk melalui IM
A : Masalah penurunan curah jantung dan intoleransi
aktivitas belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitoring TTV dan skala nyeri
- Berikan terapi sesuai resep dokter
- Anjurkan pasien untuk beristirahat

DISCHARGE SUMMARY
1. Kondisi terakhir klien : sesak nafas dan nyeri dada pasien berkurang,
keadaan umum membaik
P : Sumbatan arteri koronaria
Q : Seperti ditusuk tusuk
R : Dada kiri
S:3
T : Hilang timbul
TD : 125/70 mmHg
N : 90x/menit
S : 36,2 C
RR : 20x/menit
Sp02 : 98% tanpa oksigenasi
Diagnosa : AMI
2.

Proses transfer
b. Klien dipindah ke ruang Melati 4 pada tanggal 25 Desember 2016
c. Klien ditransfer oleh perawat dan mahasiswa dari ICCU
d. Klien ditransfer menggunakan bed tanpa 02

24

Anda mungkin juga menyukai