Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

KASUS

KEPANITERAAN

KLINIK

SENIOR

DI

FASILITAS

PELAYANAN KESEHATAN PRIMER PUSKESMAS KTK

Identitas Pasien
Nama

Ny. VL

Umur

27 tahun

Pekerjaan

Ibu rumah tangga

No MR

Alamat

Jln. By Pass No. 213 KTK Kota Solok

Tgl. Masuk

9 November 2016

JUDUL PENYAKIT

: KEK (Kurang Energy Kronik)


No. ICD X : E46

DEFINISI
KEK adalah Menurut Depkes RI (2002) menyatakan bahwa kurang energi kronis
merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang berlangsung pada wanita
usia subur (WUS) dan pada ibu hamil. Kurang gizi akut disebabkan oleh tidak mengkonsumsi
makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik (dari segi kandungan gizi) untuk
satu periode tertentu untuk mendapatkan tambahan kalori dan protein (untuk melawan) muntah
dan mencret (muntaber) dan infeksi lainnya. Gizi kurang kronik disebabkan karena tidak
mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik dalam
periode/kurun waktu yang lama untuk mendapatkan kalori dan protein dalam jumlah yang
cukup, atau disebabkan menderita muntaber atau penyakit kronis lainnya, dimana ibu menderita

keadaan kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan


timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. Ibu hamil diketahui menderita KEK dilihat dari
pengukuran LILA, adapun batas LILA ibu hamil dengan rsiko KEK di Indonesia adalah kurang
dari 23,5cm.
Faktor Resiko
Pada ibu hamil (Bumil) yang menderita KEK mempunyai resiko kematian ibu
mendadak pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan Berat Lahir Rendah (BBLR).
Pada keadaan ini banyak ibu yang meninggal karena perdarahan, sehingga akan menigkatkan
angka kematian ibu dan anak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik (KEK) Menurut
(Djamaliah, 2008) antara lain : jumlah asupan energi, umur, beban kerja ibu hamil,
penyakit/infeksi, pengetahuan ibu tentang gizi dan pendapatan keluarga.
1. Jumlah asupan makanan Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari pada
kebutuhan wanita yang tidak hamil. Upaya mencapai gizi masyarakat yang baik atau optimal
dimulai dengan penyedian pangan yang cukup. Penyediaan pangan dalam negeri yaitu : upaya
pertanian dalam menghasilkan bahan makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buahbuahan.
Pengukuran konsumsi makanan sangat penting untuk mengetahui kenyataan apa yang dimakan
oleh masyarakat dan hal ini dapat berguna untuk mengukur gizi dan menemukan faktor diet yang
menyebabkan malnutrisi.
2. Usia ibu hamil Semakin muda dan semakin tua umur seseorang ibu yang sedang hamil
akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi
yang banyak karena selain digunakan pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri, juga
harus berbagi dengan janin yang sedang dikandung. Sedangkan untuk umur tua perlu energi yang
besar juga karena fungsi organ yang melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal, maka
memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung.
Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun, dengan
diharapkan gizi ibu hamil akan lebih baik.

3. Beban kerja/Aktifitas Aktifitas dan gerakan seseorang berbeda-beda, seorang dengan


gerak yang otomatis memerlukan energi yang lebih besar dari pada mereka yang hanya duduk
diam saja. Setiap aktifitas memerlukan energi, maka apabila semakin banyak aktifitas yang
dilakukan, energi yang dibutuhkan juga semakin banyak. Namun pada seorang ibu hamil
kebutuhan zat gizi berbeda karena zat-zat gizi yang dikonsumsi selain untuk aktifitas/ kerja zatzat gizi juga digunakan untuk perkembangan janin yang ada dikandungan ibu hamil tersebut.
Kebutuhan energi rata-rata pada saat hamil dapat ditentukan sebesar 203 sampai 263 kkal/hari,
yang mengasumsikan pertambahan berat badan 10-12 kg dan tidak ada perubahan tingkat
kegiatan.
4. Penyakit /infeksi Malnutrisi dapat mempermudah tubuh terkena penyakit infeksi dan
juga infeksi akan mempermudah status gizi dan mempercepat malnutrisi, mekanismenya yaitu :
a) Penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu makan, menurunnya absorbsi dan kebiasaan
mengurangi makanan pada waktu sakit. b) Peningkatan kehilangan cairan atau zat gizi akibat
diare, mual, muntah dan perdarahan yang terus menerus. c) Meningkatnya kebutuhan, baik dari
peningkatan kebutuhan akibat sakit atau parasit yang terdapat pada tubuh.
5. Pengetahuan ibu tentang Gizi Pemilihan makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi oleh
pengetahuan, sikap terhadap makanan dan praktek/ perilaku pengetahuan tentang nutrisi
melandasi pemilihan makanan. Pendidikan formal dari ibu rumah tangga sering kali mempunyai
asosiasi yang positif dengan pengembangan pola-pola konsumsi makanan dalam keluarga.
Beberapa studi menunjukkan bahwa jika tingkat pendidikan dari ibu meningkat maka
pengetahuan nutrisi dan praktek nutrisi bartambah baik. Usaha-usaha untuk memilih makanan
yang bernilai nutrisi semakin meningkat, ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai pengetahuan
nutrisi akan memilih makanan yang lebih bergizi dari pada yang kurang bergizi.
6. Pendapatan keluarga Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan
kuantitas makanan. Pada rumah tangga berpendapatan rendah, sebanyak 60 persen hingga 80
persen dari pendapatan riilnya dibelanjakan untuk membeli makanan. Artinya pendapatan
tersebut 70-80 persen energi dipenuhi oleh karbohidrat (beras dan penggantinya) dan hanya 20
persen dipenuhi oleh sumber energy lainnya seperti lemak dan protein. Pendapatan yang
meningkat akan menyebabkan semakin besarnya total pengeluaran termasuk besarnya
pengeluaran untuk pangan.

7. Pemerkaan Kehamian ( Perawatan Ante Natal) Dalam memantau status gizi ibu hamil,
seorang ibu harus melakukan kunjungan ketenaga kesehatan. Karena pemeriksaan kenaikan berat
badan perlu dilakukan dengan teliti, jangan sampai wanita hamil terlalu gemuk untuk
menghindarkan kesulitan melahirkan dan bahkan jangan terlalu kurus karena dapat
membahayakan keselamatan dirinya dan janin yang dikandungannya (Sjahmien Moehji, 2003)
Anamnesis :
Seorang pasien perempuan umur 20 tahun datang ke Poli Ibu Puskesmas KTK pada
tanggal 5 oktober 2016 dengan keluhan lemah letih lesu sejak 1 bulan yang lalu.
Riwayat Kesehatan Sekarang :

Lemah letih lesu di rasakan sejak beberpa tahun yang lalu,meningkat sejak 1bulan yang

lalu.
Nafsu makan menurun sejak 1 bulan yang lalu
Demam (-)
Pasien mengatakan sedang hamil HPHT : 18-8-2016 TP :11-5-2017
Mual(+) muntah (-)
BAB (+) BAK (+) normal
Riwayat perdarahan selama hamil tidak ada
HPHT : 25-07-2015
TP : 02-05-2016

Riwayat Menstruasi : Menarche umur 14 th, siklus haid teratur


1 x 28 hari, lamanya 5-7 hari, banyaknya 2-3x ganti duk/hari, nyeri (+)

ANC : kontrol ke bidan 1 kali saat umur kehamilan 1 bulan

Riwayat penyakit dahulu : Tidak pernah menderita penyakit jantung, paru, hati, ginjal, DM,
hipertensi dan gangguan jiwa.
Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada keluarga yang menderita penyakit keturunan, menular
dan kejiwaan.
Riwayat Perkawinan : 1 x tahun 2015
Riwayat Kehamilan/Abortus/Persalinan : 1/0/0

Riwayat Kontrasepsi

: (-)

Riwayat Imunisasi

: Imunisasi TT tidak ada

Riwayat pendidikan

: SMA

Riwayat pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum

: sedang

Kesadaran

: compos mentis

Tekanan darah : 100/80 mmHg


Frekuensi nadi: 80x/menit, isi cukup, reguler
Frekuensi napas

: 20x/menit, reguler

Suhu

: 36.5oC

TB

: 160 cm

BB Sebelum Hamil

: 45kg

Kepala

: tidak ditemukan deformitas

Mata

: konjunctiva anemis +/+, sclera tidak ikterik

Leher
Thorak

BB Saat Hamil : 41kg

: JVP 5-2 cmH20, kelenjar tiroid tidak membesar


: Paru :
Inspeksi : gerakan normal simetris kiri dengan kanan
Palpasi : Fremitus sama kiri dengan kanan
Perkusi : sonor paru kiri dan kanan
Auskultasi : vesikuler normal, rhonki (-), wheezing(-)
Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat

Palpasi :ictus cordis tidak teraba


Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi jantung murni, teratur, bising (-)
Kulit

: turgor baik, ikterus (-)

Kepala

: tidak ditemukan deformitas,normochepal.

LILA

: 21cm

Abdomen

: status obtetrikus

Genitalia

: status obstetrikus

Ekstremitas

: akral hangat, edema tungkai bawah -/-, sianosis (-).

Status Obstetrikus
Muka : chloasma gravidarum (-)
Mammae : membesar, aerola dan papila mammae hiperpigmentasi,colostrum(-)
Abdomen
Inspeksi : Tampak membuncit sesuai usia kehamilan.
Linea mediana hiperpigmentasi, striae (+), sikitrik (-)
Palpasi :TFU sulit dinilai
Perkusi
: Timpani
Auskultasi : BU (+)
DJJ : belum ada
Genitalia : Inspeksi : vulva/uretra tenang, PPV (-)
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar bartarti
Diagnosa : G1P0A0H0 gravid 6minggu + KEK
Laboratorium :
Hb 10,8 g/dl
Ht 32,7%
Leukosit 11.94x 103/uL
Trombosit 200 x 103/uL
Promotif :

pelayanan antenatal terpadu dan berkualitas secara keseluruhan meliuti hal-hal sebagai berikut :
a

Memberikan pelayanan dan konseling kesehatan termasuk gizi agar kehamilan

b
c
d

berlangsung sehat.
Melakukan deteksi dini masalah,penyakit dan penyulit/komlpikasi kehamilan
Menyiapkan persalinan yang bersih dan aman
Merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi

e
f

komplikasi.
Melakukan penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat waktu bila diperlukan
Melibatkan ibu dan keluarganya terutama suami yang menjaga kesehatan dan gizi ibu
hamil,menyiapkan persalinan dan kesiagaan bila terjadi komplikasi.

Dalam melakukan pemeriksaan antenatal care, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan
yang berkualitas sesuai standar terdiri dari :
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Timbang BB
Ukur Lingkar Lengan Atas
Ukur TD
Tinggi fundus
DJJ
Tentukan presentasi janin
Beri imunisasi TT
Beri tablet tambah darah
Periksa laboratorium (darah rutin,HIV,hepatitis)
Tatalaksana kasus

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal diatas dan hasi pemeriksaan laboratorium,setiap


kelianan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan
tenanaga kesehatan kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan system rujukan

Preventif :
UPAYA PENANGGULANGAN KEK PADA IBU HAMIL
1

Kondisi KEK pada ibu hamil harus segera ditindak lanjuti sebelum usia kehamilan
16minggu. Pemberian makanan tambahan yang tinggi kalori tinggi protein dan dipadukan
dengan penerapan porsi kecil tapi sering, pada faktanya memang berhasil menekan angka
kejadian BBLR di Indonesia. Penambahan 200-400 kalori dan 12-20gr protein dari
kebutuhan ibu adalah angka yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan gizi janin.

2
3

Konsumsi Fe selama hamil


Pemantauan status gizi dan kesehatan melalui pemeriksaan di posyandu atau polindes

dengan menggunakan KMS ibu hamil dan pita LILA


PMT bagi ibu hamil (pemberian makanan tambahan kudapan atau makanan biasa dengan
komposisi energy 600-700kkal dan protein 15-20gr selama 90 hari makan) sasaran
keluarga miskin program JPS-BK untuk mengatasi masalah KEK.
Suplementasi Tablet besi-folat, (kadar besi 60mg, asam folat 250ug), dikonsumsi minimal

90tablet selama kehamilan (dr.Suparyanto,M.Kes.2011).

Selain program di atas, masalah KEK pada ibu hamil dapat dibantu dengan cara pengaturan
diet yang benar pada penderita. KEK seorang ibu hamil memerlukan tambahan energy untuk
pertumbuhan janin, plasenta dan jaringan jaringan lain sebesar 3000kkal per hari. Tambahan
protein yang dibutuhkan pada trimester pertama,kedua dan ketiga sebesar 17gram/hari
(hardiansyah dan tambunan,2004)
Menurut Kristiyanasari (2010) dalam buku Gizi Ibu Hamil, ada bebrapa cara yang dapat
mengetahui status gizi ibu hamil, antara lain memantau penambahan berat badan selama hamil,
mengukur LILA untuk mengetahui apakah seseorang menderita KEK dan mengukur Hb untuk
mengetahui kondisi ibu apakah menderita anemia gizi.
Penilaian satatus gizi ibu hamil ,antara lain:
a

.memantau penambahan BB selama hamil. Mengalami kenaikan BB sebanyak 10-12kg.


trimester I kenaikan BB seorangibu tidak mencapai 1kg,namun pada trimester keII
penambahan BB sebanyak 3kg,pada trimester ke III sebanyak 6kg.dan idealnya
penambahan BB seorang ibu yang gemuk selama hamil yaitu 7kg,dan 12.5kg untuk ibu
yang tidak gemuk.

b. pengukuran LILA mengetahui suatu cara untuk mengetahui resiko KEK,dan resiko
melahirkan bayi Berat Badan Lahir Rendah.
c.IMT prahamil digunakan untuk memonitor pertambahan BB selama kehamilan karena
secara rasional wanita hamil yang kurus membutuhkan BB yang banyak selama kehamilan
daripada wanita normal

Pada kasus KEK ibu dirujuk pada ahli gizi.


Terapi edukatif yang diberikan saat home visite,menyampaikan kepada pasien bahwa :

Makan lebih banyak dari sebelum hamil agar penambahan Berat Badan sesuai dengan

umur kehamilan
Bagi ibu yang terlalu kurus tambahkan sumber energy dan protein
Usahakan konsumsi makanan dengan porsi kecil tapi sering
Utuk mneghindari penimbunan cairan / edema perhatikan penggunaan garam dan
minuman agar tidak berlebihan.

Bahan makanan dan makanan yang dianjurkan:

Sumber karbohidrat : beras,kentang,bihun,mie,roti,macaroni,krackers.dll


Sumber protein : ayam,ikan,daging,telur,hati,keju,susu,kacang-kacangan,tahu,tempe.
Sumber vitamin dan mineral : sayur dan buah bewarna segar.

Terapi yang diberikan berdasarkan ahli gizi :


Bahan Makanan
Nasi/penukar
Daging/penukar
Tempe/penukar
Sayur
Buah
Minyak
Kacang hijau
Susu
Tepung saridele
Gula

Nilai gizi

Trimester I
3 gelas
2 potong
5 potong
3 gelas
2 potong
2 sdm
2 sdm
2 sdm
1sdm

Trimester II dan III


3 gelas
2 potong
5 potong
3 gelas
2 potong
2 sdm
2 sdm
2 sdm
4 sdm
1 sdm

Energi : 2095,8kal

Energi : 2164,5kal

Proten : 79,5 gram

Proten : 82,5 gram

Lemak : 57 gram

Lemak : 65 gram

KH : 273,8 gram

KH : 275 gram

Vit C : 70mg

Vit C : 70 mg

Zat besi : 31 mg
Menu Pagi, Siang, Malam :

Zat besi : 31 mg

Pagi :
-

Nasi
Ayam goreng
Oseng-oseng jagung muda + wortel
Susu

Jam 10.00 : bubur kacang hijau


Siang :
-

Nasi
Sop sayuran
Ikan balado
Kripik tempe
Jeruk

Jam 18.00 : selada buah


Malam :
-

Nasi
Telur balado
Perkedel tahu
Tumis tauge + baso
pisang

PMT ini diberikan selama 3 bulan berturut-turut dan ibu di harapkan untuk datang ke
puskesmas 1 kali 2 minggu dalam 1 bulan untuk memperiksa Berat Badan, LILA dan kesehatan
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai