I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: An. Z. F.
Umur
: 4 tahun 5 bulan
Jenis kelamin
: laki-laki
Alamat
Agama
: Islam
Tanggal masuk RS
: 07 Agustus 2006
Tanggal keluar RS
: 13 Agustus 2006
: Tn. S
Nama Ibu
: Ny. H
Umur
: 32 tahun
Umur
: 28 tahun
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Karyawan swasta
Pekerjaan
: Karyawati swasta
Penghasilan
: Rp 2.000.000
Penghasilan
: Rp 2.000.000
Keluhan tambahan
Pasien tidak
menggigil, tidak kejang, tidak mimisan, gusi tidak berdarah, tidak ada bintikbintik merah pada kulit dan tidak ada batuk pilek serta sesak napas.
Sejak satu hari SMRS pasien muntah dua kali. Muntah terjadi setiap kali
makan, banyaknya kira-kira seperempat gelas aqua berisi makanan yang
dimakan dan tidak ada warna kemerahan pada muntahan.
Pasien tidak
pernah berpergian ke luar kota dalam waktu dekat. Pasien sudah berobat ke
dokter dan diberi obat penurun panas serta antibiotik. Karena tidak ada
perbaikan, pasien kembali ke dokter kemudian dilakukan pemeriksaan darah
dan dianjurkan untuk rawat inap di rumah sakit. Pasien masih mau minum
seperti biasa namun makannya agak berkurang sejak sakit.
Riwayat BAK : lancar, warna kuning jernih, tidak nyeri, tidak ada warna
kemerahan, jumlah tidak berkurang.
Riwayat BAB : pasien belum BAB sejak dua hari SMRS.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Kejang, batuk-batuk lama dan campak disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Di rumah pasien dan lingkungan sekitarnya
: Teratur
Tempat kelahiran
: Klinik bersalin
Ditolong oleh
: Dokter
Cara persalinan
: Ekstraksi vakum
Penyakit kehamilan
: Tidak ada
Masa gestasi
: Cukup bulan
: 3300 gram
: 51cm
Sianosis
: Tidak ada
Ikterus
: Tidak ada
Data Perumahan
Pasien tinggal bersama kedua oragtuanya, status rumah milik sendiri, luas
8 m x 6 m dengan 1 buah pintu masuk, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1
dapur, 1 ruang tamu, tidak ada halaman rumah. Ventilasi baik dengan 3
jendela, lantai keramik. Terdapat selokan di depan rumah, tidak berbau, dan
alirannya lancar.
Riwayat Imunisasi
Imunisasi
0
BCG
DPT
Polio (OPV)
Hepatitis B
Campak
I
I
2
I
I
II
II
3
II
III
Waktu Pemberian
Bulan
4
6
9 15 18
Tahun
6 12
III
IV
III
I
: 5 bulan
Psikomotor
- Tengkurap
: 4 bulan
- Duduk
: 6 bulan
- Berjalan
: 15 bulan
-
Berlari
: 18 bulan
- Merangkak
: 7 bulan
- Berbicara
: 24 bulan
- Berdiri
: 9 bulan
Usia 1 tahun sampai sekarang : Susu Pediasure 4-5 x @ 180 cc, nasi 3 x @ 1
piring kecil + sayur (bayam/labu) + lauk (1 potong ayam/ikan/tahu), porsi
makan dihabiskan, buah pisang atau pepaya atau apel 1x/hari.
Kesan : Kualitas cukup
kuantitas : cukup
III.PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal 07 Agustus 2006
Status Generalis
Keadaan umum
Kesadaran
: kompos mentis
: 100/60 mmHg
- Nadi
: 120 x / menit
- Suhu
: 37,6 0C
- Pernapasan
: 22 x / menit
Data Antropometri
Berat badan
Panjang badan
Lingkar kepala
: 50 cm
: 15 cm
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
V IV III II I I II III IV V
V IV III II I I II III IV V
Leher
Thorax
Paru-paru
- Inspeksi : Bentuk normal, simetris dalam keadaan stasis dan dinamis.
- Palpasi
Ekstremitas
Kulit
(11-15 g / dl)
- Hematokrit : 38 Vol %
(37-47 Vol %)
- Eritrosit
(4,8-6,2 juta / l)
: 4,8 juta / l
- Leukosit
: 2700 / l
(5-10 x 10 3 / l)
- Trombosit
: 61.000 / l
(150-350 x 103 / l)
- LED
: 18 mm/jam
- Hitung jenis :
Basofil/eosinofil/batang/segmen/limfosit/monosit :0/0/0/50/50/0
Serologi :
Widal : S. typhi O : (-)
S. typhi H : (-)
Ig G Dengue : (+)
Ig M Dengue : (+)
V. RESUME
Telah diperiksa seorang anak laki-laki berusia 4 tahun 5 bulan dengan
keluhan demam sejak 5 hari SMRS. Demam timbul mendadak, naik turun
tidak tentu waktu, ada sakit kepala, badan terasa lemas dan pegal. Pasien
tidak menggigil, tidak kejang, tidak mimisan, gusi tidak berdarah, tidak ada
bintik-bintik merah pada kulit. Sejak 1 hari SMRS pasien muntah setiap kali
makan. Pasien tidak pernah berpergian ke luar kota dalam waktu dekat.
Pasien sudah berobat ke dokter dan diberi obat penurun panas serta
antibiotik, namun tidak ada perbaikan. Pasien belum BAB sejak 2 hari
SMRS, BAK tidak ada keluhan.
Pemeriksaan fisik :
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran
: kompos mentis
Tanda vital
: 120 x/menit
Nafas : 22 x/menit
Suhu : 37,6 0C
Berat Badan
: 16 kg
Tinggi Badan
: 98 cm
Kulit
Laboratorium :
Hematologi :
- Hematokrit
: 38 Vol %
- Leukosit
: 2700 / l
- Trombosit
: 61.000 / l
Serologi :
- Ig G Dengue : (+)
- Ig M Dengue : (+)
VI. DIAGNOSIS KERJA
Demam Berdarah Dengue Grade I
VII.
DIAGNOSA BANDING
Tidak ada
PENATALAKSANAAN
1. Non medikamentosa :
-
Kebutuhan cairan :
Maintenance: (10x100 cc) + (6x50 cc) = 1300
Koreksi suhu: 0,6 x 12% x 1300 cc
Total kebutuhan cairan
cc
93,6 cc
-------------= 1393,6 cc 1500 cc/hari
(IVFD RL 3 kolf/24 jam)
2. Medikamentosa :
Antipiretik
X.
PROGNOSIS
Ad vitam
: bonam
Ad fungsionam: bonam
Ad sanationam : bonam
FOLLOW UP
8/8-06
8/8 sore
pagi
KU
Tampak sakit
sedang
Kesadaran
Suhu
Hb
Leukosit
Hematokrit
Trombosit
KM
37,7
13
2600
37
53.000
14,3
1900
42
52.000
9/8-06
9/8
10/8-06
11/8-06
12/8-06
13/8-06
pagi
sore
Tampak sakit
Tampak
Tampak
Tampak
Tampak
sedang
sakit
sakit
sakit
sakit
sedang
KM
36,5
12,6
3100
38
52.000
sedang
KM
37
11,8
3600
36
54.000
sedang
KM
36,8
12,4
6000
37
60.000
ringan
KM
36,5
12,4
10.000
36
109.000
KM
37,1
12,2
1600
35
50.000
12
2300
36
48.000
TINDAK LANJUT
-
TINJAUAN PUSTAKA
serotipe yaitu Den 1, Den 2, Den 3, dan Den 4. Den 3 paling dominan dan
diasumsikan menimbulkan manifestasi yang berat.
Sifat dari nyamuk Aedes aegypti yang perlu kita ketahui antara lain :
-
Tersebar luas di seluruh pelosok tanah air baik kota maupun desa, tidak dapat
hidup pada ketinggian > 1000 m di atas permukaan laut.
CARA PENULARAN
Virus Dengue masuk ke tubuh nyamuk Ae. Aegypti pada saat menghisap
darah manusia yang sedang terinfeksi virus Dengue dalam keadaan viremia (2
hari sebelum panas sampai dengan 5 hari setelah demam).
nyamuk tetap akan terinfeksi sepanjang hidupnya.
Bila terinfeksi,
menimbulkan penyakit.
PATOGENESIS
Virus Dengue dibawa oleh nyamuk Ae. Aegypti dan Ae. Albopictus
sebagai vektor ke tubuh manusia melalui tusukan nyamuk tersebut. Namun tidak
semua orang yang terkena gigitan nyamuk tersebut dapat terserang penyakit
10
DBD. Apabila terdapat kekebalan yang cukup dalam tubuh manusia tersebut
maka tidak akan terserang sakit, meskipun dalam darahnya terdapat virus
tersebut.
mengalami demam yang ringan bahkan sakit berat, yaitu demam tinggi yang
disertai perdarahan bahkan syok, tergantung dari tingkat kekebalan yang
dimilikinya.
Kompleks tersebut
Terjadi sekresi
adalah :
11
Agregasi
trombosit
menyebabkan
terjadinya
Adanya kebocoran
12
Nyeri seluruh tubuh : nyeri kepala, nyeri belakang mata terutama bila
digerakan, nyeri otot, nyeri tulang, nyeri sendi dan nyeri perut.
dibuktikan
dengan
adanya
trombositopenia
dan
peningkatan
hematokrit.
Kriteria diagnosa DBD menurut WHO 1997 :
a. Klinis
-
b. Laboratoris
-
Diagnosis ditegakkan dengan dua kriteria klinis dan satu kriteria laboratoris.
Adanya efusi pleura dan atau hipoalbuminemia memperkuat diagnosis.
Menurut WHO 1997, DBD dibagi menjadi 4 derajat, yaitu :
I. Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi
perdarahan adalah uji tourniquet positif.
II. Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit atau perdarahan
lain.
13
III. Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan dalam, tekanan nadi
menurun < 20 mmHg, hipotensi, sianosis sekitar mulut, kulit dingin dan
lembab, tampak gelisah.
IV. Syok berat, nadi tidak dapat diraba, tekanan darah tidak dapat diukur.
C. SINDROM SYOK DENGUE (SSD)
Biasanya terjadi pada saat atau segera setelah suhu turun, biasanya antara
hari ke-3 sampai ke-7.
Gelisah yang timbul sesuai dengan keadaan syok :
-
B. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Radiologis
- Rontgen toraks PA terdapat gambaran efusi pleura terutama pada
hemitoraks kanan
- USG abdomen tampak ascites dan efusi pleura bagian kanan
2. Serologis
14
gangguan
metabolik
seperti
hipoksemia,
hiponatremia
atau
Karena
PT
dan
PTT
memanjang,
alkalosis,
hiponatremia,
15
yang penting dan paling mudah dilakukan dalam memonitor kelainan ginjal.
Diuresis diusahakan >1 mm3/kg/jam. Pada syok yang tidak diatasi dengan
baik dapat terjadi syok berulang. Pada keadaan syok berat sering dijumpai
akut tubular nekrosis yang ditandai dengan penurunan jumlah urin dan
peningkatan kadar ureum dan kreatinin.
C. Edema Paru
Terjadi akibat pemberian cairan yang berlebihan. Pemberian cairan pada
hari ketiga sakit sampai kelima sesuai panduan yang diberikan, biasanya
tidak akan menyebabkan edema paru oleh karena perembesan plasma masih
terjadi. Bila pada saat terjadi reabsorbsi plasma dari ruang ekstravaskuler,
cairan tetap diberikan (kesalahan terjadi bila hanya melihat penurunan kadar
Hb dan Ht tanpa memperhatikan hari sakit) pasien akan mengalami distress
pernafasan disertai sembab pada kelopak mata.
Rontgen toraks PA
hepatitis,
trombositopenia
yang
leptospirosis
jelas
dan
disertai
sebagainya.
hemokonsentrasi
Adanya
dapat
membedakannya.
2. Demam Chikungunya (DC). Pada DC biasanya seluruh anggota keluarga
dapat terserang dan penularannya mirip dengan influenza. Gejalanya
serangan demam mendadak, masa demam lebih pendek, suhu lebih
16
17
perifer lengkap dan homeostatis tiap 4-6 jam. Bila ada tanda-tanda KID berikan
heparin. Transfusi komponen darah diberika sesuai indikasi. FFP diberikan bila
terdapat defisiensi faktor pembekuan (PT dan PTT memanjang). PRC diberikan
bila nilai Hb kurang dari 10 g/dl, transfusi trombosit diberikan pada DBD
dengan perdarahan spontan dan masif dengan jumlah trombosit < 100.000
disertai atau tanpa KID.
Pada kasus dengan KID pemeriksaan homeostasis diulang 24 jam kemudian,
sedangkan pada kasus tanpa KID pemeriksaan dikerjakan bila masih ada
perdarahan.
dengan plasma exkpander (dekstran) 1-1,5 liter/24 jam. Bila tidak tersedia dapat
diberikan kristaloid. Juga diberikan terapi simtomatik sesuai indikasi.
Protokol IV : DBD dengan syok dan perdarahan spontan.
Fase awal segera berikan infus larutan kristaloid terutama RL 20 ml/kgBB/jam.
Berikan O2 2-4 liter/menit, periksa elektrolit dan ureum, kreatinin. Evaluasi
selama 30-120 menit. Syok dikatakan teratasi bila keadaan umum membaik,
keadaan sistem saraf pusat baik, sistole di atas 100 mmHg dengan tekanan nadi
>20 mmHg. Nadi 100x/menit dengan volume yang cukup. Akral hangat, tidak
pucat serta diuresis 0,5-1 ml/kgBB/jam. Bila syok telah teratasi infus dikurangi
menjadi 10 ml/kgBB/jam lanjut evaluasi 60-120 menit beriktu.
Bila klinis
menjadi stabil kurangi lagi menjadi 4 jam/kolf. Selama ini peruksa ulang Hb,
Ht, Trombosit serta elektrolit tiap 4-6 jam.
Bila hemodinamik masih belum stabil dengan Ht > 30% anjurkan kombinasi
kristaloid dan koloid dengan perbandingan 3-4:1 namun bila Ht <30% berikan
18
larutan koloid 10-20 ml/kgBB/jam maksimal 1500 cc/24 jam. Bila Ht <30%
segera transfusi darah merah. Bila syok masih juga belum teratasi berikan obatobatan vasopresor seperti dopamin, dobutamin atau epinefrin. Bila ternyata ada
KID berikan heparin dan transfusi komponen darah sesuai indikasi. Tanpa KID
periksa homeostatis diulang bila masih ada perdarahan. Berikan juga obatobatan sesuai gejala yang ada.
Protokol V : DBD dengan syok tanpa pendarahan.
Sama prinsipnya dengan protocol no IV hanya pemeriksaan klinis dan lab
dilakukan seteliti mungkin untuk menentukan kemungkinan pendarahan
tersembunyi disertai KID, maka heparin dapat diberikan. Bila tidak didapatkan
tanda-tanda pendarahan, walau hasil pemeriksaan homeostatis menunjukan KID
maka heparin tidak diberikan, kecuali bila ada perkembangan kearah perdarahan.
Referensi :
1. Dengue Hemorrhagic Fever. August11,2004. www.emedicine.com/ ped/
topic 589.htm-124k
2. Hassan R, Alatas H. Demam Berdarah Dengue. Dalam : Buku Kuliah 2
Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta :FKUI, 2002 .hal 593-598.
3. Rampengan T, Laurentz I. Demam Berdarah Dengue. Dalam : penyakit
infeksi Tropik pada Anak. Jakarta : EGC,1997. hal 135-55.
4. Rezeki S, Irawan H. Demam Berdarah Dengue, Naskah Lengkap, Jakarta
: FKUI, 2005. hal 32-131.
19