Oleh
2013
Kepuasan Pengguna
Kata kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa Latin satis yang memiliki arti cukup baik dan
facio yang memiliki arti melakukan atau membuat, sehingga secara etimologi kata kepuasan
(satisfaction) memiliki definisi upaya pemenuhan sesuatu. Definisi tersebut sangat sederhana,
tetapi apabila dilihat dari sudut pandang manajemen dan perilaku konsumen istilah tersebut
menjadi begitu kompleks.
Kepuasan memiliki tiga komponen utama. Komponen utama tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kepuasan pelanggan merupakan respon (emosional atau kognitif).
2. Respon tersebut menyangkut fokus tertentu (ekspektasi produk, pengalaman dalam
menggunakan dan seterusnya).
3. Respon terjadi pada waktu tertentu (setelah menggunakan, setelah pemilihan,
berdasarkan pengalaman akumulatif, dan lain - lain).
Definisi kepuasan tidak bisa lepas dari chameleon effects yang berarti definisi dari kepuasan
sangat bervariasi antar individu dan antar situasi. Hal tersebut yang menyebabkan tidak adanya
definisi yang baku bagi istilah kepuasan, terdapat berbagai macam variabel atau dimensi yang
mempengaruhi kepuasan. Tetapi pada tahun 2000 oleh Giese dan Cote mencoba mengajukan
kerangka definisional untuk menyusun definisi kepuasan pelanggan yang sifatnya spesifik untuk
konteks tertentu (Giese & Cote, 2000). Kerangka yang diajukan tersebut bukanlah definisi umum
untuk istilah kepuasan. Dalam kerangka tersebut dapat mengidentifikasi domain konseptual
kepuasan, menjabarkan komponen komponen spesifik yang diperlukan dalam merumuskan
definisi kepuasan dan menguraikan proses menyusun definisi yang spesifik konstektual dan
dapat dibandingkan antar riset. Berdasarkan kerangka definisional tersebut kepuasan pelanggan
adalah :
Ada beberapa metoda yang dapat digunakan dalam mengukur dan memantau kepuasan
pelanggan atau pengguna. Metoda tersebut dapat dilihat pada bagian berikut ini (Tjiptono &
Chandra, 2005)
Sistem keluhan dan saran : setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan perlu
menyediakan kesempatan dan akses yang mudah dan nyaman bagi para pelanggannya
Kepuasan pengguna sering digunakan sebagai gambaran dari kesuksesan dari sistem informasi
yang dihubungkan kepada elemen pembentuk kesuksesan dalam beberapa aspek empiris dan
konseptual (Bailey & Sammy W., 1983). Hal tersebut (kepuasan) memberikan sudut pandang
yang lebih tinggi dari beberapa elemen penentu kesuksesan yang sudah ada seperti penggunaan
(usage) dan persepsi kegunaan (perceived usefulness) dari sistem informasi. Penggunaan (usage)
tidak mampu menjadi satu satunya penentu dari kesuksesan suatu sistem informasi. Begitu pula
persepsi manfaat (perceived usefulness) juga tidak mampu menangkap beberapa hal yang
mempengaruhi kepuasan pengguna sistem informasi (Ives, Margrethe, & Jack J., 1983).
Beberapa pendapat menambahkan bahwa kepuasan dari suatu produk atau layanan ditentukan
oleh attribute satisfaction (kepuasan dari beberapa atribut) & information satisfaction (kepuasan
informasi yang disediakan) yang dirasakan sendiri oleh pelanggan sesuai dengan desire
(keinginan) dan expectation (harapan) dari persepsi pelanggan (Spreng, MacKenzie, &
Olshavsky, 1996). Jurnal lain yang membahas kepuasan terhadap suatu sistem menuliskan bahwa
kepuasan pelanggan ditentukan oleh mutu sistem, mutu informasi, dan manfaat dari sistem
(Bokhari, 2005).
Berbagai pendapat mengenai penentu kepuasan dapat ditemukan dalam banyak jurnal yang
membahas mengenai customer satisfaction, jurnal jurnal tersebut memberikan gambaran
penentu kepuasan layanan jasa. Sistem informasi sebagai salah satu layanan yang diberikan oleh
organisasi atau perusahaan. Karakteristik dari sistem informasi serupa dengan karakteristik yang
dimiliki oleh layanan jasa. Beberapa karakteristik dari sistem informasi dan jasa yang beririsan
dapat dilihat pada bagian berikut (Tjiptono & Chandra, 2005):
Intangibility : tidak berwujud, tidak bisa dilihat, dicium, dirasa atau diraba. Bila barang
merupakan suatu objek, alat, material atau benda maka jasa justru merupakan perbuatan,
tindakan, pengalaman, proses, kinerja atau usaha. Selain itu jasa hanya dapat dikonsumsi
tetapi tidak dapat dimiliki, walaupun sebagian besar jasa dapat berkaitan dan didukung
dengan wujud fisik (contohnya, sepeda motor, bis, kapal, pesawat, website yang
menyediakan jasa), esensi dari apa yang dikonsumsi pengguna adalah kinerja yang
disebutkan.
Inseparability : jika barang biasanya diproduksi terlebih dahulu, kemudian dijual baru
dikonsumsi pengguna. Berbeda dengan jasa, jasa pada umumnya dijual terlebih dahulu,
baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama. Organisasi
jasa tidak dapat berproduksi tanpa adanya konsumen yang datang, berbeda dengan
produsen barang.
Perishability : jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama, tidak dapat disimpan
untuk pemakaian ulang diwaktu yang akan dating, dijual kembali atau dikembalikan.
Setelah penjelasan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi merupakan
bagian dari jasa. Oleh karena itu beberapa hal yang mempengaruhi kepuasan penggunaan suatu
sistem informasi serupa dengan kepuasan penggunaan suatu jasa.
I.1.1.1 Model End-User Computing Satisfaction oleh Torkzadeh dan Doll
Model ini dikembangkan oleh Torkzadeh dan Doll yang digunakan untuk mengukur
kepuasan dari pengguna akhir. Dalam model ini memiliki beberapa dimensi yang
digunakan seperti content, accuracy,format, ease of use, dan timeliness. Masing-masing
model tersebut memiliki beberapa pertanyaan yang digunakan untuk mengukur
kepuasan pengguna akhir tersebut (Torkzadeh & Doll, 1999). Pertanyaan-pertanyaan
tersebut adalah sebagai berikut :
Content
C1 : apakah sistem sudah memberikan informasi yang anda butuhkan ?
C2 : apakah isi dari informasi tersebut sudah sesuai dengan yang anda
butuhkan?
C3 : apakah sistem sudah memberikan laporan-laporan yang sama seperti yang
anda butuhkan?
C4 : apakah sistem sudah menyediakan informasi yang cukup?
Accuracy
A1 : apakah sistem tersebut akurat ?
A2 : apakah anda merasa puas dengan keakuratan dari sistem ?
Format
F1 : apakah anda merasa bahwa keluaran yang dihasilkan sudah dengan format
yang mudah digunakan?
F2 : apakah informasi yang disediakan jelas?
Ease of Use
E1 : apakah sistem yang digunakan user friendly?
E2 : apakah sistem tersebut mudah digunakan?
Timeliness
T1 : apakah anda mendapatkan informasi yang dibutuhkan tepat waktu anda
membutuhkannya?
T2 : apakah sistem tersebut menyediakan informasi yang up to date?
Berikut ini akan ditunjukkan gambar model pengukuran kepuasan pengguna akhir yang
dikembangkan oleh Torkzadeh dan Doll.
beroperasi sesuai dengan waktunya dan dapat digunakan sesuai dengan yang dikehendaki oleh
pengguna.
Setelah mengetahui bagaimana suatu sistem informasi dikatakan gagal, berikut ini akan
dijelaskan mengenai kesuksesan suatu sistem informasi. Dalam suatu jurnal ada yang
mengatakan bahwa jika para pengguna merasa puas dengan sistem informasi yang mereka
gunakan, maka dapat dikatakan sistem informasi tersebut dapat dikatakan bekerja dengan baik
atau sukses (Lee & Kim, 2010). Dengan kata lain faktor penentu dari kesuksesan suatu sistem
informasi adalah rasa puas dari pengguna yang sudah menggunakan sistem informasi tersebut.
Model kesuksesan Delone dan McLean merupakan model yang sederhana dan sering digunakan
para peneliti dalam meneliti sistem informasi terutama mencari seberapa sukses sistem informasi
yang mereka teliti. Teori tersebut memberikan beberapa variabel yang mempengaruhi kesuksesan
suatu sistem informasi. Pada awalnya model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean
dapat diukur dari enam faktor. Keenam faktor tersebut merupakan kesimpulan yang didapatkan
oleh Delone dan McLean saat menganalisis jurnal dan tulisan ilmiah dari berbagai macam
penelitian mengenai kesuksesan dari sistem informasi. Penjelasan singkat dari masing masing
variabel tersebut adalah sebagai berikut :
penting.
Individual impact : efek dari informasi pada perilaku penerima. Dari
semua ukuran sistem informasi yang lainnya, kategori impact ini sangat
susah untuk mendefinisikan atributnya, karena sifatnya yang ambigu.
Efek sangat erat dengan kinerja, sehingga didalamnya termasuk
produktivitas, efisiensi, dan efektivitas kinerja dari penggunaan sistem
Perkembangan model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean didasarkan pada
beberapa kritik dan saran terhadap model tersebut. Beberapa kritik yang ditujukan oleh model
DeLone dan McLean adalah sebagai berikut :
hubungan kausal dari awal sampai akhir bagian dan juga memiliki model varian. Menurut
Seddon
masalah utama
dari model
DeLone dan
McLean
adalah
mencoba
saja, sehingga para peneliti harus membuat sendiri tujuan, batasan, variabel, konteks dan
lain sebagainya dari penelitian mereka (Delone & McLean, 2003).
I.1.1.2 Faktor Penentu Kepuasan Pengguna Berdasarkan Model DeLone dan McLean
Pada tulisan ini akan dibahas mengenai faktor yang menentukan kepuasan pengguna berdasarkan
model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean. Dalam model tersebut faktor penentu
dari kepuasan pengguna adalah mutu informasi, mutu sistem, mutu layanan, dan penggunaan
dari sistem informasi tersebut. Pada tulisan ini akan dibahas tiga faktor dari empat faktor yaitu
mutu sistem, mutu sistem dan mutu layanan. Penggunaan tiga variabel tersebut karena beberapa
alasan sebagai berikut :
Penggunaan dari sistem informasi juga memiliki faktor yang hamper serupa dengan
kepuasan pengguna, sehingga untuk lebih memfokuskan penelitian maka yang diteliti
Pada bagian berikut ini akan dibahas lebih dalam mengenai ketiga faktor yang
mempengaruhi kepuasan pengguna.
a. Service quality
Mutu produk yang berupa barang dapat diukur secara objektif dan kasat mata dengan
beberapa pengukuran seperti lamanya daya tahan serta jumlah kecacatan produk. Berbeda
dengan mutu dari produk yang berupa jasa, karena jasa bersifat abstrak dan beberapa
yang telah dijelaskan sebelumnya seperti Intangibility, Heterogeneity, Inseparability,dan
Perishability. Karena karakteristik tersebut maka dalam melakukan pengukuran mutu
layanan akan berbeda dengan mutu produk yang berupa barang seperti penilaian jasa
tidak bisa dengan cara dilihat tetapi harus dirasakan langsung dan lain sebagainya.
Berikut ini akan dijelaskan bagaimana menentukan mutu dari suatu layanan atau jasa.
Artikel yang paling awal membahas tentang mutu layanan (service quality) ini adalah
artikel yang ditulis Parasuraman dan kawan-kawan pada tahun 1988. Pada artikel tersebut
dibagi menjadi lima bagian yaitu (Parasuraman, Zeithaml, & Berry, 1988):
Bagian pertama adalah bagian yang membahas batasan dari gagasan domain yang
membangun service quality dan menggambarkan pembuatan item skala.
purification
Bagian ketiga berisikan mengenai evaluasi dari reabilitas skala dan struktur dari
Pada bagian pertama seperti yang sudah disebutkan sebelumnya adalah membahas
mengenai domain yang membangun service quality. Ada beberapa konsep yang
mendasari service quality ini, konsep tersebut membahas tentang mutu yang dirasakan
oleh pelanggan. Beberapa konsep tersebut adalah sebagai berikut :
Perceived quality (Mutu yang dirasakan) vs objective quality (mutu objektif) :
Perceived quality berbeda dengan objective quality. Perceived quality adalah mutu
yang dirasakan langsung oleh pelanggan yang menggunakan suatu layanan,
sedangkan objective quality adalah mutu yang sudah ditentukan oleh para peneliti dan
pemasaran. Perceived quality dinilai dan didapatkan secara subjektif dari persepsi
pelanggan terhadap suatu layanan yang akan dan sudah disediakan.
Quality as attitude (mutu sebagai suatu pendirian) : mutu adalah evaluasi yang
ditujukan kepada suatu produk atau layanan, keseluruhan dari evaluasi menyerupai
pendirian atau attitude. Attitude adalah kecenderungan orientasi dari konsumer
terhadap suatu produk, pasar atau proses.
Quality vs satisfaction (mutu vs. kepuasan) : kepuasan adalah reaksi emosional yang
mengikuti pengalaman dari seseorang setelah menggunakan suatu produk atau
layanan dibandingkan dengan persepsinya terhadap produk layanan tesebut.
Expectation compared to perceptions (perbandingan harapan dengan persepsi)
Dimensions of service quality (dimensi dari mutu layanan) : dimensi dari service
quality ada 22 buah, tetapi pada bagian ini menggunakan sepuluh dimensi yaitu
tangibles,
reliability,
Responsiveness,
communication,
credibility,
security,
layanan tersebut memiliki sepuluh dimensi yang dinilai seperti tangibles, reliability,
Responsiveness,
communication,
credibility,
security,
competence,
courtesy,
Pada penelitian ini dimensi yang digunakan adalah kelima dimensi yang ada tersebut dan
menggunakan beberapa indikator dalam mengukurnya. Indikator tersebut masih sebatas
gambaran kasar dari kuisioner yang digunakan. Pada tahap berikutnya akan memperbaiki
sesuai dengan data yang sudah terkumpul. Berikut ini akan disajikan dimensi beserta
indikator yang digunakan dalam penelitian ini.
Dimensi
1. Tangibel
2. Reliability
3. Responsiven
ess
4. Assurance
5. Empathy
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Indikator
Kemudahan dalam memahami system informasi
Antar muka (user interface) system informasi
Fasilitas untuk akses system informasi dalam jaringan ITB
Fasilitas untuk akses system informasi di luar jaringan ITB
Keakuratan layanan sistem informasi
Kehandalan layanan sistem informasi
Kecepatan layanan system informasi
Ketepatan layanan system informasi
Jaminan kerahasiaan informasi (confidence)
Jaminan kemanan informasi (secure)
Komunikasi
Kotak saran
Contact person
Daftar Pustaka
Bailey, J. E., & Sammy W., P. (1983). Development of a Tool for Measuring and Analysing
Computer User Satisfaction. Management Science , 29 (5), 530 - 545.
Beale, I. (1996). Why Information System Fail : A Case Study. The Internal Auditor , 53 (4), 12.
Bokhari, R. (2005). The relationship between system usage and user satisfaction: a metaanalysis. Journal of Enterprise Information Management , 211 - 234.
Delone, W. H., & McLean, E. R. (2003). The DeLone and McLean Model of Information
Systems Success : A Ten-Year Update. Journal of Management Information Systems /
Spring , 19 (4), 9 - 30.
Giese, J. L., & Cote, J. A. (2000). Defining Consumer Satisfaction. Academy of Marketing
Science Review , 1-24.
Ives, Margrethe, O., & Jack J., B. (1983). The Measurement of User Information Satisfaction.
Comunication of the ACM , 26 (10), 785 - 793.
Laudon, K., & Laudon, J. (1998). Management Information Systems, New Approach to
Organization & Technology. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Lee, H. S., & Kim, J. W. (2010). Student User Satisfaction with Web-based Information Systems
in Korean Universities. International Journal of Business and Management , 62.
Parasuraman, A., Zeithaml, V. A., & Berry, L. L. (1988). Servqual: A Multiple-Item Scale For
Measuring Consumer Perceptions of Service Quality. Journal of Retailing , 64 (1), 12.
Seddon, P. (1997). A respecification and extension of the DeLone and McLean model of IS.
Information Systems Research , 8 (3), 240 - 253.
Spreng, R. A., MacKenzie, S. B., & Olshavsky, R. W. (1996). A reexamination of the
determinants of consumer satisfaction. Journal of Marketing , 60 (3), 15.
Tjiptono, F., & Chandra, G. (2005). Service, Quality & Satisfaction. Yogyakarta: C.V Andi
Offset.
Torkzadeh, G., & Doll, W. J. (1999). The Development of a Tool for Measuring the Perceived
Impact of Information Technology on Work. Omega - The International Journal of
Management Science , 327-329.