Usia Kehamilan PDF
Usia Kehamilan PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Definisi Kehamilan
Menurut
Federasi
Obstetri
Ginekologi
Internasional,
kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Adriaansz & Hanafiah, 2009).
2.2.
kelahiran, dihitung dari hari pertama haid terakhir. Penentuan usia kehamilan bisa
dilakukan mulai dari antenatal sampai setelah persalinan. Pada masa antenatal
ditentukan dengan cara sederhana yaitu dengan menghitung Hari Pertama Haid
Terakhir (HPHT) dan kejadian-kejadian selama kehamilan yang penting
(Damanik, 2008). Apabila usia kehamilan tidak dapat ditentukan dengan jelas,
maka sonografi mungkin sangat membantu (Cunningham et al., 2006).
No.
1.
Fertilisasi in vitro
<1 hari
2.
Induksi ovulasi
3-4 hari
3.
4-5 hari
4.
5.
6.
7.
1,5 minggu
8.
9.
baik)**
10.
11.
3-4 minggu
12.
13.
4-6 minggu
14.
4-6 minggu
15.
4-6 minggu
16.
4-6 minggu
Keterangan:
* Kaidahnya adalah untuk selalu menggunakan pilihan indikator yang
lebih akurat daripada yang kurang akurat.
** Riwayat baik mewajibkan adanya pengetahuan panjang siklus
sebelumnya dengan siklus menstruasi yang teratur dan tidak adanya
penggunaan pil kontrasepsi selama 6 bulan dihitung dari hari pertama haid
terakhir.
Sumber : Bowie & Andreotti, 1983
2.2.1. Metode HPHT
Estimasi usia kehamilan berdasarkan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
merupakan metode estimasi usia kehamilan yang paling banyak digunakan di
dunia karena mudah digunakan dan tidak memerlukan biaya (Lynch & Zhang,
2007). Namun metode ini mengharuskan terpenuhinya beberapa syarat agar
memberikan keakuratan yang baik (Bowie & Andreotti, 1983), yaitu:
1. Mengetahui tanggal HPHT yang akurat dan panjang siklus sebelumnya
dengan siklus menstruasi yang teratur.
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus
disertai pelepasan endometrium. Siklus menstruasi adalah jarak antara tanggal
mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya. Hari pertama
keluarnya darah menstruasi pada siklus menstruasi yang terakhir disebut hari
pertama haid terakhir. Interval rata-rata pengulangan menstruasi diperkirakan 28
hari, tetapi terdapat variasi yang cukup besar diantara wanita secara umum
(Hanafiah, 2009).
menstruasi
normal
dapat
dipahami
dengan
baik
dengan
membaginya atas dua fase dan satu saat, yaitu fase folikuler, saat ovulasi, dan fase
luteal.
factors
dari
hipotalamus.
Dengan
penekanan
gonadotropin releasing factors ini maka sekresi follicle stimulating hormone dan
luteinizing hormone dari hipofisis ikut terhambat.
Estrogen saja dalam dosis yang memadai akan menghambat ovulasi
dengan menekan gonadotropin. Estrogen ini juga mungkin akan menghambat
implantasi dengan mengubah pematangan endometrium. Estrogen mempercepat
transportasi ovum; namun progestin menyebabkan perlambatan.
Progestin menyebabkan terbentuknya mukus serviks yang kental, sedikit,
selular, dan menghambat perjalanan sperma. Kapasitasi sperma juga mungkin
terhambat. Seperti estrogen, progestin juga menyebabkan endometrium menjadi
kurang memungkinkan untuk implantasi blastokista. Akhirnya, progestin juga
dapat menghambat ovulasi dengan menekan gonadotropin (Cunningham et al.,
2006).
Setelah kontrasepsi oral dihentikan, siklus ovulasi kembali dalam beberapa
bulan (Stubblefield & Olive, 2002). Serupa dengan masa pascapartum, dalam 3
bulan setelah penghentian, paling tidak 90 persen wanita yang sebelumnya
berovulasi secara teratur akan kembali mengalaminya. Bracken et al. mengamati
penurunan angka konsepsi selama paling tidak enam siklus setelah penghentian
kontrasepsi ini (Cunningham et al., 2006).
Rumus Naegele dilakukan dengan cara menambahkan 7 hari ke hari
pertama haid terakhir dan menghitung mundur 3 bulan. Rumus Naegele dilakukan
dengan asumsi bahwa siklus haid rata-rata adalah 28 hari dengan ovulasi terjadi
pada hari ke-14 dan lama kehamilan rata-rata 280 hari dari hari pertama haid
terakhir. Kemungkinan kesalahan dalam perkiraan usia kehamilan dalam metode
ini dapat terjadi dalam setidaknya 4 aspek (Ananth, 2007), yaitu:
a. Panjang siklus menstruasi normal yang dapat berbeda-beda pada wanita.
Bahkan pada wanita dengan panjang siklus menstruasi rata-rata, waktu
terjadinya ovulasi dapat berbeda. Baird et al. melaporkan bahwa hanya 10%
wanita dengan siklus menstruasi 28 hari dan teratur ovulasi terjadi tepat pada hari
ke-14. Ditemukan dari 75% wanita yang diteliti, ovulasi terjadi dalam 4 hari
dari hari ke-13 (Lynch & Zhang, 2007).
b. Wanita dengan siklus menstruasi yang tidak teratur atau anovulatoar tidak
dapat disertakan dalam asumsi bahwa ovulasi terjadi pada hari ke-14; pada
kenyataannya episode perdarahan yang tidak teratur terkadang dapat
merupakan keguguran kandungan spontan yang tidak diketahui.
c. Perdarahan pada awal kehamilan mungkin sering disalahartikan sebagai
periode menstruasi yang terlambat. Dengan demikian, dapat terjadi
kesalahan dalam tanggal periode menstruasi terakhir sebanyak 4 minggu.
d. Kesalahan dalam mengingat tanggal hari pertama haid terakhir.
Dari penelitian yang dilakukan, Hall et al menemukan bahwa diantara
11.602 wanita yang diteliti, 79% mengetahui tanggal HPHT pastinya (pasti dalam
1 minggu), 13% secara mengira-ngira mengetahui tanggal HPHT pastinya (pasti
dalam 2 minggu), dan 7% tidak dapat mengetahui tanggal HPHT pastinya (pasti
dalam 4 minggu) (Lynch & Zhang, 2007).
Untuk itu dalam menentukan usia kehamilan dengan menggunakan rumus
Naegele diperlukan anamnesis yang cermat. Riwayat menstruasi sangatlah
penting. Wanita yang mengalami menstruasi secara spontan dan teratur setiap
sekitar 28 hari kemungkinan besar berovulasi pada pertengahan daur. Apabila
daur menstruasinya secara bermakna lebih lama daripada 28 sampai 30 hari, maka
ovulasi lebih besar kemungkinannya terjadi jauh setelah 14 hari; atau apabila
interval terlalu lama dan tidak teratur, maka kemungkinan besar sebagian dari
episode-episode perdarahan vagina yang diidentifikasi sebagai menstruasi
didahului oleh anovulasi kronik. Tanpa menstruasi yang teratur, spontan, siklik,
dan dapat diperkirakan yang mengisyaratkan siklus ovulatorik, maka usia
kehamilan yang akurat sulit ditentukan.
Perlu dipastikan juga apakah wanita yang bersangkutan menggunakan
kontrasepsi steroid sebelum hamil. Wanita yang mengalami perdarahan lucut
berulang teratur selagi menggunakan kontrasepsi biasanya menghentikan
pemakaian kontrasepsi tersebut secara siklis dan langsung hamil tanpa mengalami
perdarahan mirip menstruasi lebih lanjut. Namun, ovulasi mungkin belum pulih
dalam 2 minggu setelah awitan perdarahan lucut terakhir, tetapi mungkin terjadi
pada tanggal-tanggal selanjutnya yang sangat bervariasi. Dalam hal ini kita sulit
memperkirakan waktu ovulasi (Cunningham et al., 2006).
10 hari
8-12
7 hari
12-14
14 hari
BPD
15-20
10 hari
20-28
2 minggu
>28
3 minggu
Pertumbuhan Janin
Kehidupan janin di dalam rahim (intrauterus) dibagi dalam fase-fase,
yaitu:
A. Fase Ovum, Zigot, dan Blastokista
Fase perkembangan yang terjadi adalah :
1. Ovulasi
2. Fertilisasi ovum
3. Pembentukan blastokista bebas
4. Implantasi blastokista
Hal ini dapat diidentifikasi selama 2 minggu pertama setelah ovulasi.
Setelah implantasi vili korionik primitif segera berkembang. Dengan terbentuknya
vili korionik, produk konsepsi sebaiknya disebut sebagai mudigah.
B. Fase Mudigah
Periode
mudigah
dimulai
sejak
awal
minggu
ketiga
setelah
seharusnya dimulai. Pada saat ini, sebagian besar uji kehamilan yang mengukur
gonadotropin korionik manusia (hCG) akan memberi hasil positif dan lempeng
embrionik sudah terbentuk. Periode mudigah berakhir pada minggu ke-8 setelah
fertilisasi. Pada waktu ini, semua struktur esensial sudah mulai berkembang.
C. Fase Janin
Fase ini terjadi 8 minggu setelah fertilisasi, atau 10 minggu setelah awitan
menstruasi terakhir (Cunningham et al., 2006).
Tabel 2.3. Peristiwa-peristiwa Penting Perkembangan Prenatal
Minggu
Peristiwa Perkembangan
1
Fusi neural fold pelipatan embrio ke dalam bentuk sepertimanusia; tunas lengan dan kaki muncul; panjang kepala (korona)
sampai pantat, 4-5 mm
20
10
25
28
38
Cukup bulan
Sumber : Needlman, 2000
2.4.
Prematuritas
Kelahiran prematur didefinisikan sebagai bayi yang dilahirkan sebelum
induksi
kelahiran
dengan
PPROM
menurunkan
insidensi
kegawatan Kesulitan
makan
pernapasan (RDS)
gangguan pertumbuhan
Perdarahan
Infeksi
Defisit sensoris
Apnea
Kebutuhan
intraventrikular
Leukomalasia
periventikular
Paten duktus arteriosus
Enterokolitis
pelayanan
kesehatan khusus
Gangguan
Incomplete
neurodevelopmental
growth
Retinopati
Kesulitan di sekolah
Distonia transien
catch-up
nekrotikans
Infeksi
Abnormalitas endokrin
Penyakit
paru-paru
kronis
Defisiensi nutrisi
Sumber : Perkin Elmer, 2009
2.5.
Postmaturitas
Postmaturitas atau kehamilan memanjang adalah kehamilan 42 minggu
lengkap (294 hari atau taksiran tanggal persalinan ditambah 14 hari) atau lebih
sejak hari pertama haid terakhir (Gumus, Kamalak & Turhan, 2009). Penyebab
tersering kehamilan memanjang adalah penentuan usia kehamilan yang tidak tepat
(ACOG Practice Bulletin No. 55, 2004).
2.5.1. Komplikasi Postmaturitas
Risiko kehamilan postmatur adalah:
a. Risiko terhadap Janin
Pada kehamilan pada 42 minggu terdapat peningkatan mortalitas perinatal
2 kali dibandingkan dengan kehamilan pada 40 minggu dan meningkat 4 kali
lipat pada kehamilan 43 minggu dan 5 sampai 7 kali lipat pada kehamilan 44
minggu (Gumus, Kamalak & Turhan, 2009). Penyebab peningkatan kematian
oleh
insufisiensi
uteroplasenta.
Kehamilan
ini
mempunyai
usia
kehamilan
yang
akurat
sangat
penting
dalam