Bab Ii
Bab Ii
KAJIAN TEORETIS
A. Termodinamika
Termodinamika adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara panas
dan usaha (kerja), serta sifat-sifat yang mendukung hubungan tersebut berupa
energi dan transformasinya (Zulhelmi, 2010). Dalam termodinamika terdapat
istilah pembagian dunia yaitu sistem, lingkungan dan alam semesta. Suatu
sistem termodinamika didefinisikan sebagai suatu kumpulan zat yang
memiliki massa yang tetap dan tertentu, yang dibatasi oleh suatu permukaan
tertutup. Sistem juga dapat dipandang sebagai zat kerja yang merupakan
pusat perhatian kita yang dibatasi oleh dinding tertutup atau sesuatu yang
akan diamati dan dibatasi oleh kenyataan atau ideal dari batasan. Dinding
tertutup itu adalah pembatas antara sistem dan lingkungannya. Lingkungan
merupakan kajian diluar sistem itu sendiri sedangkan gabungan dari sistem
dan lingkungan disebut alam semesta (universal). Hal ini dapat digambarkan
seperti udara yang dikompres di dalam suatu silinder. Gas atau udara di dalam
silinder disebut sebagai sistem, dinding silinder dan piston disebut sebagai
permukaan yang tertutup dan udara diluar disebut sebagai Lingkungan
(Harijono, 1994).
1. Sistem Termodinamika
sistem adalah zat kerja yang merupakan pusat perhatian kita yang
dibatasi oleh dinding tertutup. Sistem berupa zat padat, gas, cair, dwi
kutup magnet, foton, dan lain-lain. Dinding tertutup adalah dinding yang
membatasi antara sistem dengan lingkungannya. Dinding ini dapat
berupa permukaan nyata atau permukaan khayal. Lingkungan adalah
semua sistem lain diluar sistem yang menjadi pusat perhatian kita dan
dapat selingkar dengan sistem (massa dan energi). Gabungan antara
sistem dengan lingkungannya disebut semesta (Universal). Sistem dalam
termodinamika dapat dibedakan atas tiga:
dingin). Prinsip ini merupakan hukum alam yang penting dan salah
satu bentuk dari hukum kekekalan energi.
Sistem yang mengalami perubahan volume akan melakukan
usaha dan sistem yang mengalami perubahan suhu akan mengalami
perubahan energi dalam. Jadi, kalor yang diberikan kepada sistem
akan menyebabkan sistem melakukan usaha dan mengalami
perubahan energi dalam. Prinsip ini dikenal sebagai hukum
kekekalan energi dalam termodinamika atau disebut hukum I
termodinamika.
Secara
matematis,
hukum
termodinamika
dituliskan sebagai
Q=W + U
(2.1)
perubahan
energi
dalam
dari
suatu
sistem
R , PV ,V P .
dicelupkan kedalam cairan berwarna. Ketika udara dalam tabu menyusut, zat
cair masuk kedalam pipa tetapi tidak sampai labu. Beginilah cara kerja
termoskop. Untuk suhu yang berbeda, tinggi kolom zat cair di dalam pipa
juga berbeda. Tinggi kolom ini digunakan untuk menentukan suhu. Prinsip
kerja termometer buatan Galileo berdasarkan pada perubahan volume gas
dalam labu. Tetapi dimasa ini termometer yang sering digunakan terbuat dari
bahan cair misalnya raksa dan alkhohol. Prinsip yang digunakan adalah
pemuaian zat cair ketika terjadi peningkatan suhu benda. Raksa digunakan
sebagai pengisi termometer karena raksa mempunyai keunggulan yaitu, raksa
penghantar panas yang baik, pemuaiannya teratur, titik didihnya tinggi,
warnanya mengkilap, tidak membasahi dinding. Sedangkan keunggulan
alkhohol yaitu, titik bekunya rendah, harganya murah, pemuaiannya 6 kali
lebih besar dari pada raksa sehingga pengukuran mudah diamati (Anonym,
2008).
C. Kalor
Kalor dalam ilmu fisika didefnisikan sebagai salah satu bentuk energi.
Energi kalor ini dapat mengalir dan berpindah suatu material atau benda ke
material atau benda yang lain. Proses perpindahan tersebut terjadi untuk
mencapai kesetimbangan. Seperti yang kita ketahui bahwa satuan dari energi
adalah joule. Oleh karenanya kalor dapat diberi satuan dengan joule juga.
Walaupun kalor merupakan salah satu bentuk energi, kalor memiliki satuan
yang sering dipakai yaitu kalori. Akan tetapi, satuan internasional yang
disepakati untuk energi (termasuk kalor) adalah joule, dimana 1 kalori (kal)
memiliki nilai yang sebanding dengan 4,2 joule. Jika dibalik maka nilai 1
joule sama dengan 0,24 kalori. Satu kalori didefinisikan sebagai banyaknya
kalor yang diperlukan untuk memanaskan air 1 kg sehingga suhunya naik
sebesar 1C. Suhu sendiri memiliki makna sebagai besaran yang digunakan
untuk menyatakan derajat panas suatu benda, secara mikroskopik sebenarnya
adalah energi kinetik dari suatu benda (partikel benda yang panas akan
bergerak dengan kecepatan yang lebih tinggi daripada benda dengan suhu
rendah) (Khoirul Bashoir, 2015)
Kalor merupakan energi yang ditransfer dari satu benda ke benda
lainnya karena adanya perbedaan suhu. Kalor berpindah dari benda yang
suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda
bersentuhan. Jika kedua benda tersebut disentuhkan cukup lama sehingga
suhu keduanya menjadi sama, dikatakan dalam keadaan setimbang termal,
dan tidak ada lagi kalor yang mengalir diantaranya (Giancoli, 1998:484).
Jika kalor diberikan pada suatu benda, temperatur benda tersebut akan
naik. Besar kalor Q yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur zat tertentu
sebanding dengan massa zat (m), kalor jenis zat (c), dan perubahan suhu yang
diinginkan (T). Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
Q=m c t
(2.2)
Keterangan:
Q
Benda akan menyerap kalor jika ada kenaikan suhu dan akan melepas
kalor ketika terjadi penurunan suhu.
Pada zat yang berubah wujud, suhu benda akan konstan dan kalor
yang diberikan digunakan untuk berubah wujud. Secara matematis besarnya
kalor yang diserap atau dilepas dirumuskan sebagai berikut:
Q=mL atau Q=mU
(2.3)
Keterangan:
Q : besarnya kalor yang diserap atau dilepas oleh benda saat berubah
wujud (Joule)
m : massa benda (Kg)
10
: kalor lebur, yakni besarnya kalor yang diserap oleh benda saat benda
melebur (Joule/Kg)
: kalor uap, yakni besarnya kalor yang diserap oleh benda saat benda
menguap (Joule/Kg)
Benda akan menyerap kalor jika berubah wujud dari suhu rendah ke
dari tiap benda dalam penyerapan dan pelepasan kalor maka diberi nama
kalor jenis. Maka untuk kenaikan atau penurunan sebesar 1
dari benda
yang berbeda tetapi massanya sama akan menyerap atau melepas kalor
dengan jumlah yang berbeda, tergantung kalor jenis dari benda tersbut.
Satuan kalor jenis dalam standar internasional (SI) adalah J/Kg .
sedangkan dalam sistem CGS adalah J/gram (Khoirul Bashoir, 2015).
Tabel 2.1 Kalor Jenis untuk beberapa Zat (Khoirul Bashoir, 2015)
No
Zat
Kal/g
J/Kg
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Air
Air Laut
Alkohol
Minyak Tanah
Air Raksa
Es
Alumunium
Kaca
Besi
Tembaga
Kuningan
Perak
Emas
1,00
0,93
0,55
0,52
0,033
0,595
0,214
0,16
0,11
0,093
0,90
0,059
0,030
4200
3900
230
220
140
2500
900
670
460
390
380
230
126
11
14
Timbal
0,031
130
Zat yang memiliki kalor jenis tertinggi adalah air yaitu 4200 J/Kg
sehingga air dapat berfungsi sebagai pendingin yang baik, karena untuk
menaikkan suhu air sebesar 1 (memanaskan air) membutuhkan kalor yang
banyak daripada zat yang lain.
Berdasarkan penjelasan di atas juga sudah disinggung sedikit
mengenai kalor laten. Kalor laten adalah kalor yang diperlukan atau
dilepaskan oleh benda dengan massa sebesar 1 Kg untuk berubah wujud.
Dalam bahasa yang sederhana adalah Kalor laten adalah kalor yang
diperlukan atau dilepaskan oleh benda saat melakukan perubahan wujud.
Dalam satuan internasional kalor laten memiliki satuan Joule/Kg sedangkan
dalam satuan cgs, kalor laten memiliki satuan Joule/ gram. Kapasitas kalor
memiliki pengertian sebagai banyaknya kalor yang diserap oleh suatu benda
dengan massa tertentu untuk menaikkan suhu sebesar 1 . Jika suhu benda
turun sebesar 1 maka kalor tersebut adalah kalor yang dilepas oleh benda
dengan massa tertentu.
Satuan kapasitas kalor dalam sistem International yaitu J/Kg
sedangkan satuan dalam sistem cgs adalah J/gram. Secara matematis
kapasitas kalor dirumuskan sebagai:
C=Q/matau C=c . T
(2.4)
Keterangan:
Q
: banyaknya kalor yang dilepas atau diterima oleh suatu benda (Joule)
T : perubahan suhu ()
D. Fluida
Pada umumnya materi dapat di bedakan menjadi tiga wujud, yaitu
padat, cair dan gas. Benda padat memiliki sifat mempertahankan bentuk dan
ukuran yang tetap. Jika gaya bekerja pada benda padat, benda tersebut tidak
12
13
jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi
massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.
Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total
volumenya. (Iskandar, 2013). Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan
total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki
massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih
rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih
rendah (misalnya air).
E. Tekanan
Tekanan adalah perubahan momentum rata-rata yang ditimbulkan oleh
tumbukan pertikel
(2.6)
Fluida berbeda dengan zat pada, yaitu tak dapat menopang tegangan
geser. Jadi, fluida berubah bentuk untuk mengisi tabung denagn bentuk
bagaimana pun. Bila sebuah benda tercelup dalam fluida seperti air, fluida
mengadakan sebuah gaya yang tegak lurus permukaan benda disetiap titik
pada permukaan. Jika benda cukup kecil sehingga kita dapat mengabaikan
14
tiap perbedaan kedalam fluida. Gaya persatuan luas yang diadakan oleh fluida
sama disetiap titik pada permukaan benda. Gaya persatuan luas ini dinamakan
tekanan fluida (Tipler, 1998).
Seperti yang diketahui semua penyelam, tekanan didanau atau
dilautan bertambah dengan bertambahnya kedalaman. Demikian pula tekanan
atmosfer berkurang bila ketinggian bertambah. Inilah sebabnya mengapa
kabin pesawat terbang harus diberi tekanan (Tipler, 1998). Atmosfir
merupakan lapisan yang melindungi bumi. Lapisan ini meluas hingga 1000
Km keatas bumi dan memiliki massa 4.5 x 10 18 Kg. Massa atmosfir yang
menekan permukaan inilah yang disebut dengan tekanan atmosfir. Tekanan
atmosfir dipermukaan laut adalah 76 cmHg (Anonim, 2010).
Untuk cairan seperti air yang kerapatannya konstan dimana-mana,
tekanan bertambah secara linier dengan kedalaman. Tekanan pada kedalaman
h lebih besar dari pada tekanan dibagian atas sejumlah
gh
berlaku untuk
P0
15
16
(2.7)
Jika tekanan dalam gas dalam ruangan tertutup lebih rendah daripada
tekanan udara luar, maka permukaan raksa pada pipa terbuka akan
lebih rendah dari pada permukaan raksa pada pipa yang berhubungan
dengan ruang tertutup. Misalkan selisih tinggi raksa adalah h, maka
tekanan gas dalam ruangan sebesar:
P=Bar . h
(2.8)
Keterangan:
Bar : tekanan udara luar
h
(2.9)
Keterangan:
P1
P2
18
20
Merkuri atau air raksa (Hg) banyak digunakan pada alat ukur suhu
maupun tekanan. Seperti pada alat ukur tekanan untuk mengukur tekanan
udara. Salah satu bentuk alat ukur tekanan udara yaitu manometer yang
digunakan untuk mengukur tekanan udara ruang hampa. Cairan yang
digunakan untuk mengisi manometer adalah air raksa, sehingga mampu
manahan tekanan zat yang cukup tinggi.
Raksa memiliki sifat termometrik yang lebih baik dari pada zat cair
lain. Sifat termometrik zat merupakan sifat dasar suatu zat yang apabila
diubah-ubah suhunya akan berubah pula secara teratur. sifat termometrik
tersebut antara lain, yaitu cepat mengambil panas dari benda-benda yang
hendak diukur, pemuaiannya teratur, tidak membasahi dinding, mudah dilihat
skalanya yang ditunjukkan (Azhar, 2014).
H. Pompa Kompresor
Kompresor torak adalah mesin atau alat untuk memampatkan udara
atau gas. Secara umum biasanya mengisap udara, yang merupakan campuran
beberapa gas dengan susunan 78% nitrogren, 21% oksigen dan 1% campuran
argon, carbon dioksida, uap air, minyak, dan lainnya. Namun ada juga
kompressor yang mengisap udara/gas dengan tekanan lebih tinggi dari
tekanan atmosfer dan biasa disebut penguat (booster). Sebaliknya ada pula
kompressor yang menghisap udara/gas bertekanan lebih rendah dari tekanan
atmosfer dan biasanya disebut pompa vakum.
Fungsi kompresor adalah untuk menaikkan tekanan suatu gas.
Tekanan gas dapat dinaikkan dengan mengurangi volumenya. Ketika
volumenya dikurangi, tekanannya naik.
Karena proses pemampatan, udara mempunyai tekanan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan tekanan udara lingkungan (1 atm). Dalam
keseharian, kita sering memanfaatkan udara mampat baik secara langsung
atau tidak langsung. Sebagai contoh, udara mampat yang digunakan untuk
mengisi ban mobil atau sepeda motor, udara mampat untuk membersihkan
bagian-bagian mesin yang kotor di bengkel-bengkel dan manfaat lain yang
sering dijumpai sehari-hari.
21
Gambar 2.2
(Qusumma, 2015)
Tekanan menjadi naik terus sampai melebihi tekanan di dalam ban,
sehingga udara mampat dapat masuk ban melalui katup. Karena diisi udara
mampat terus menerus, tekanan di dalam ban menjadi naik. Jadi jelas dari
contoh tersebut, proses pemampatan terjadi karena perubahan volume pada
udara yaitu menjadi lebih kecil dari kondisi awal.
Kompresor Piston (bolak-balik) terdiri dari 3 jenis:
1.
2.
3.
23
24
Gambar 2.5
25
26