Anda di halaman 1dari 13

LEMBAR JAWABAN

Energi dan Lingkungan


Nama
NIM

: Rino Agustianto
: 2015 91 0001

UJIAN TENGAH SEMESTER 2016


UNIVERSITAS DARMA PERSADA
PROGRAM
: PASCA SARJANA
STUDI
JURUSAN
: ENERGI TERBARUKAN
SEMESTER
: Ganjil
MATA KULIAH
NAMA DOSEN

Jawaban No. 1

: ENERGI DAN
LINGKUNGAN

TAHUN
AJARAN
SISTEM
KREDIT
SEMESTER

: 2016/2017
:2

1. DR. M. Syukri Nur


2. DR. Erwin S. Sadirsan
3. Ir. Erkata Yandri, M.C

A. Energi Gelombang Laut dan Dampaknya Pada Lingkungan


Energi gelombang laut merupakan sumber energi terbarukan yang berasal dari
gelombang. Dampak yang ditimbulkan dari dikembangkannya energi tersebut adalah
dapat menciptakan penghalang bagi migrasi ikan - masalah serius di bagian barat laut
pasifik yang telah mengurangi populasi ikan salmon, yang menyebabkan energi ini
menjadi sumber energi terbarukan yang memiliki dampak yang paling kecil.
B. Energi Air dan Dampaknya Pada Lingkungan
Energi air merupakan sumber energi terbarukan yang berasal dari pergerakan
air. Sumber energi air yang paling populer adalah berasal dari sungai. Dampak yang
ditimbulkan dari dikembangkannnya sumber energi terbarukan yang berasala dari
hidro adalah menyebabkan dampak lingkungan karena harus membuka lahan untuk
pembangunan bendungan. Dampak yang ditimbulkan, meliputi terganggunya
keseimbangan ekosistem dan biodiversitas, serta menimbulkan risiko banjir dan
gempa bumi.
C. Energi Panas Bumi dan Dampaknya Pada Lingkungan
Energi geothermal adalah salah satu jenis energi yang tidak diketahui oleh
kebanyakan orang sebagai sumber daya alternatif. Bagian dalam Bumi terdiri dari
batuan cair dan pemanfaatan energi panas bumi dilakukan dengan menangkap panas
di bawah kerak bumi untuk menjadikannya sebagai sumber daya.
Ada beberapa dampak lingkungan pada energi geothermal. Pertama, Kita tidak
bisa membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi di sembarang lahan kosong di
suatu tempat. Daerah tempat pembangkit energi geothermal yang akan dibangun harus
mengandung batu-batu panas yang cocok pada kedalaman yang tepat untuk
pengeboran. Selain itu, jenis bebatuannya harus mudah untuk dibor ke dalam. Hal ini
penting untuk menjaga area sekitar karena jika lubang dibor dengan tidak benar, maka
mineral dan gas yang berpotensi membahayakan bisa menyembur dari bawah tanah.
Pencemaran dapat terjadi karena pengeboran yang tidak tepat di stasiun panas bumi.
Dan juga, memungkinkan pula pada suatu area panas bumi tertentu terjadi
kekeringan.

LEMBAR JAWABAN
Energi dan Lingkungan
Nama
NIM

: Rino Agustianto
: 2015 91 0001

D. Energi Angin dan Dampaknya Pada Lingkungan


Angin adalah sumber energi bersih, dan secara keseluruhan, penggunaan angin
untuk energi memiliki dampak lingkungan yang lebih sedikit dibandingkan banyak
sumber energi lainnya. Sebuah turbin angin memiliki jejak fisik lebih sedikit per
jumlah listrik yang dapat dihasilkan. Turbin angin memang memiliki dampak negatif
terhadap lingkungan, tetapi dampak negatif bisa diseimbangkan dengan kebutuhan
kita akan listrik; dampak lingkungan dengan menggunakan angin untuk energi secara
keseluruhan relatif lebih rendah dibandingkan sumber energi lainnya untuk membuat
listrik.
Turbin angin modern adalah mesin yang sangat besar, dan beberapa pihak
tidak suka mengenai dampak visual mereka pada lanskap. Ada beberapa turbin angin
yang terbakar, bahkan ada cairan pelumas yang bocor, meskipun hal ini relatif jarang.
Beberapa pihak tidak menyukai suara yang ditimbulkan oleh baling-baling turbin
angin. Beberapa jenis turbin angin dan proyek energi angin menyebabkan kematian
burung dan kelelawar. Namun cara untuk mengurangi dampak dari turbin angin pada
burung dan kelelawar terus diliti. Sebagian besar proyek pembangkit listrik tenaga
angin di darat juga membutuhkan jalan dan sarana transportasi yang menambah
dampak fisik terhadap lingkungan. Memproduksi logam dan bahan lainnya di turbin
angin, dan beton untuk pondasi juga memerlukan penggunaan energi, yang mungkin
berasal dari bahan bakar fosil..
E. Energi Surya dan Dampaknya Pada Lingkungan
Menggunakan energi surya tidak mengakibatkan polusi udara atau polusi air,
dan tidak juga menghasilkan gas rumah kaca, tetapi tetap memiliki beberapa dampak
tidak langsung terhadap lingkungan. Misalnya, ada beberapa bahan beracun dan
bahan kimia, dan berbagai pelarut dan alkohol yang digunakan dalam proses
pembuatan sel fotovoltaik (PV), yang mengkonversi sinar matahari menjadi listrik.
Sejumlah kecil bahan-bahan limbah juga dihasilkan.
Selain itu, pembangkit listrik panas matahari yang besar dapat merusak
ekosistem gurun jika tidak dikelola dengan baik. Burung dan serangga dapat terbunuh
jika mereka terbang melewati konsentrasi sinar matahari, seperti yang diciptakan leh
"menara tenaga surya." Beberapa sistem pembangkit panas matahari menggunakan
cairan berbahaya (untuk mentransfer panas) yang memerlukan penanganan dan
pembuangan khusus. Sistem tenaga surya mungkin memerlukan air untuk
pembersihan konsentrator dan reciever secara rutin; begitu juga dengan pendinginan
turbin-generator. Menggunakan air dari sumur bawah tanah dapat mempengaruhi
ekosistem di beberapa lokasi yang gersang.
F. Energi Biomassa dan Dampaknya Pada Lingkungan
Biomassa merupakan sumber energi terbarukan yang mengacu pada bahan
biologis yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Sumber energi biomassa yang paling
populer adalah kayu, sementara sumber-sumber energi biomassa lainnya adalah
sampah, limbah, gas TPA, dan bahan bakar alkohol. Dampak lingkungan yang
dihasilkannya antara lain :
Kayu masih merupakan sumber biomassa utama di dunia dan terlalu banyak
menggunakan kayu sebagai bahan bakar bisa mengakibatkan efek yang lebih
buruk untuk iklim daripada bertahan dengan bahan bakar fosil

LEMBAR JAWABAN
Energi dan Lingkungan
Nama
NIM

: Rino Agustianto
: 2015 91 0001

Menggunakan banyak lahan untuk biomassa dapat menyebabkan berkurangnya


lahan untuk menanam tanaman pangan yang dapat meningkatkan kelaparan di
dunia.
Banyak teknologi yang digunakan untuk mengkonversi biomassa menjadi bentuk
energi yang berguna masih tidak cukup efisien dan membutuhkan biaya yang
signifikan.
Jika tanaman dibakar langsung, biomassa dapat menyebabkan tingkat polusi yang
sama seperti bahan bakar fosil.
Ketergantungan yang tinggi pada kayu.

Dari penjabaran diatas diketahui dari variable sumber energinya didapatkan


kesimpulan dari ke enam sumber energi terbarukan tersebut energi gelombang laut
menjadi energi yang paling kecil dampaknya terhadap lingkungan karena bersumber
murni gelombang laut sedangkan yang memiliki dampak paling besar terhadap
lingkungan adalah energi biomassa yang dihasilkan atau bersumber dari tumbuhan yang
pada saat pengolahan menghasilkan polusi yang hampir sama dengan bahan bakar fosil

Jawaban No. 2

Kriteria penilaian PROPER


Kriteria penilaian PROPER didesain untuk mendorong perusahaan mencapai
keuntungan kompetitif. Efisiensi penggunaan sumberdaya didorong dengan kriteria efisiensi
energi, penurunan emisi, konservasi dan penurunan beban pencemaran air, 3R (reduce,reuse
dan recycle) limbah B3 dan limbah padat non B3 serta perlindungan keanekaragaman hayati.
Dengan semakin efisiennya pemanfaatan sumberdaya, maka PROPER mendorong
perusahaan untuk menyisihkan sebagian sumberdaya tersebut untuk masyarakat sekitarnya
dengan programprogram pemberdayaan masyarakat.
Jika dicermati, kriteria penilaian PROPER merupakan komponen-komponen dari
Ekonomi Hijau. UNEP mendefinisikan ekonomi hijau sebagai rekonfigurasi bisnis dan
infrastruktur untuk menghasilkan imbal balik yang lebih baik dari investasi sumber daya
alam, manusia, modal ekonomi sembari mengurangi emisi gas rumah kaca, mengurangi
limbah, mengurangi ekstraksi sumber daya alam dan mengurangi kesenjangan sosial.
Ekonomi hijau bermakna efisiensi pemakaian sumberdaya. Ekonomi hijau juga bermakna
pengurangan pencemaran dan kerusakankerusakan lingkungan dan ekonomi hijau bermakna
pemberdayaan masyarakat. Hal-hal tersebut merupakan prinsip-prinsip dasar kriteria
penilaian PROPER

LEMBAR JAWABAN
Energi dan Lingkungan
Nama
NIM

: Rino Agustianto
: 2015 91 0001

KRITERIA penilaian PROPER terdiri dari dua kategori, yaitu :


1. kriteria penilaian ketaatan
2. kriteria penilaian lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond
compliance).
Kriteria penilaian ketaatan menjawab pertanyaan sederhana saja: Apakah perusahaan
sudah taat terhadap peraturan pengelolaan lingkungan hidup? Peraturan lingkungan hidup
yang digunakan sebagai dasar penilaian saat ini adalah peraturan yang berkaitan dengan:
Persyaratan dokumen lingkungan dan pelaporannya; Pengendalian Pencemaran Air;
Pengendalian Pencemaran Udara; Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3);
Pengendalian Pencemaran Air Laut; dan Potensi Kerusakan Lahan.
Kriteria beyond compliance lebih bersifat dinamis karena disesuaikan dengan
perkembangan teknologi, penerapan praktik-praktik pengelolaan lingkungan terbaik dan isuisu lingkungan yang bersifat global. Penyusunan kriteria yang terkait dengan pelaksanaan
PROPER dilakukan oleh tim teknis dengan mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak,
antara lain: pemerintah kabupaten/kotamadya, asosiasi industri, perusahaan, LSM,
universitas, instansi terkait, dan Dewan Pertimbangan PROPER.
Aspek-aspek yang dinilai dalam kriteria beyond compliance meliputi: Penerapan Sistem
Manajemen Lingkungan; Upaya Efisiensi Energ; Upaya penurunan emisi; Implementasi
Reduce, Reuse dan Recycle limbah B3 dan non B3. Penekanan kriteria ini adalah semakin
banyak upaya untuk mengurangi terjadinya sampah, maka semakin tinggi nilainya. Selain itu,
semakin besar jumlah limbah yang dimanfaatkan kembali, maka semakin besar pula nilai
yang diperoleh perusahaan.
Aspek-aspek lain dalam penilaian kriteria beyond compliance, antara lain: Konservasi Air
dan Penurunan Beban Pencemaran Air Limbah; Perlindungan Keanekaragaman Hayati; dan
Program Pengembangan Masyarakat. Khusus program pemberdayaan, perusahaan harus
memiliki program strategis yang didesain untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Program
ini didasarkan atas pemetaan sosial yang menggambarkan jaringan sosial yang memberikan
penjelasan tentang garis-garis hubungan antar kelompok/individu. Rencana strategis
pengembangan masyarakat harus bersifat jangka panjang dan terperinci. Program hendaknya
menjawab kebutuhan kelompok rentan disertai indikator untuk mengukur kinerja pencapaian
program secara terukur. Tentu saja, seluruh proses perencanaan harus melibatkan anggota
masyarakat.
PROPER bertujuan mendorong ketaatan industry terhadap peraturan lingkungan hidup.
Aspek penilaian ketaatan meliputi: izin lingkungan; pengendalian pencemaran air;
pengendalian pencemaran udara; pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3); dan
potensi kerusakan lahan (khusus untuk kegiatan pertambangan). Pada tahap ini peringkat
yang dapat dihasilkan adalah Biru, Merah, dan Hitam. Tahap ini disebut juga tahap
compliance to regulation.
Selain taat pada peraturan, PROPER juga bertujuan mendorong industri menerapkan
prinsip ekonomi hijau yaitu efisiensi energi, efisiensi air, pengurangan emisi, perlindungan
keanekaragaman hayati dan mengurangi kesenjangan ekonomi dengan menerapkan program
pemberdayaan masyarakat. Kriteria penilaian untuk aspek lebih dari ketaatan yaitu: Sistem
Manajemen Lingkungan; efisiensi energi;penurunan emisi dan gas rumah kaca; efisiensi air;
penurunan dan pemanfaatan limbah B3; 3R sampah; keanekaragaman hayati; dan
Pengembangan Masyarakat. Tahap ini disebut juga tahap beyond compliance dengan
peringkat yang dapat diperoleh: HIJAU atau EMAS.
Sementara, evaluasi kinerja penaatan lingkungan dibagi menjadi dua cara yaitu: Pertama,
penilaian langsung: dilakukan melalui pengumpulan data, inspeksi lapangan, dan penyusunan
berita acara. Kedua, penilaian tidak langsung (Penilaian Mandiri). Penilaian tidak langsung
dilakukan melalui pemeriksaan isian laporan ketaatan pengelolaan lingkungan hidup.

LEMBAR JAWABAN
Energi dan Lingkungan
Nama
NIM

: Rino Agustianto
: 2015 91 0001

Peraturan PROPER dimulai dengan tahapan persiapan, pada Januari sampai Maret.
Persiapan diawali dengan penetapan peserta PROPER dengan mempertimbangkan masukan
dari tiap-tiap provinsi. Penguatan kapasitas PROPER juga diberikan kepada Provinsi yang
akan melaksanakan PROPER. Setelah tahap persiapan, provinsi melaksanakan verifikasi
lapangan sampai 3 tahap dan setiap tahap dilakukan supervisi oleh tim KLH agar tetap
menjaga standar kualitas PROPER di setiap provinsi. Dari proses supervisi diperoleh
rekapitulasi peringkat dan rapor sementara. Setelah itu perusahaan dapat memberikan
sanggahan dari hasil rapor sementara.
Tingkatan PROPER
A. Emas diberikan kepada usaha dan/atau kegiatan yang telah secara konsisten
menunjukkan keunggulan lingkungan dalam proses produksi atau jasa, serta
melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap masyarakat.
B. Hijau adalah untuk usaha dan/ atau kegiatan yang telah melakukan pengelolaan
lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance)
melalui pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan dan mereka telah memanfaatkan
sumber daya secara efisien serta melaksanakan tanggung jawab sosial dengan baik.
C. Biru adalah untuk usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan upaya pengelolaan
lingkungan, yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan atau peraturan
perundangundangan yang berlaku.
D. Merah adalah bagi mereka yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan
tetapi belum sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
E. Hitam diberikan kepada mereka yang dalam melakukan usaha dan/atau kegiatannya,
telah dengan sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian sehingga
mengakibatkan terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan, serta melanggar
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau tidak melaksanakan sanksi
administrasi.

Jawaban No. 3

Penurunan emisi gas rumah kaca sangatlah penting hal ini dikarenakan indonesia sebagai
negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari lebih dari 17 ribu pulau besar dan kecil,
Indonesia mempunyai garis pantai yang sangat panjang; di satu sisi hal ini merupakan aset
nasional tetapi di sisi lainnya, khususnya dalam mengantisipasi perubahan iklim hal ini juga
dapat menjadi beban. Selain itu, karena letak geografis dan kondisi gelogisnya, Indonesia
sangat rentan terhadap berbagai bencana alam. Mata pencarian penduduk yang sebagian besar
masih menggantungkan pada pengelolaan sumber daya alam khususnya dari sektor pertanian
menambah tingkat resiko dari ancaman dampak perubahan iklim. Memperhatikan hal-hal
tersebut diatas, Indonesia merupakan salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak
negatif perubahan iklim, sehingga sangat wajar jika Indonesia berada di garis depan dalam
upaya-upaya internasional untuk mengatasi dampak perubahan iklim.
Selain sebagai negara yang rentan terhadap dampak perubahan iklim, Indonesia
mempunyai potensi yang besar untuk melakukan upaya mitigasi perubahan iklim. Karena itu
Indonesia perlu mengoptimalkan posisi strategis tersebut dalam berbagai forum di tingkat
internasional. Di satu sisi , Indonesia diperkirakan akan menjadi salah satu dari sepuluh
penghasil emisi gas rumah kaca terbesar, dan dengan demikian memiliki peranan yang

LEMBAR JAWABAN
Energi dan Lingkungan
Nama
NIM

: Rino Agustianto
: 2015 91 0001

penting dalam upaya mitigasi gas rumah kaca secara global. Di sisi lain, kerawanan terhadap
dampak perubahan iklim yang dimiliki Indonesia menjadikan aspek adaptasi perubahan iklim
sebagai salah satu prioritas nasional yang utama. Sadar akan kedua aspek dari tantangan
perubahan iklim, Indonesia menyadari bahwa mitigasi dan adaptasi harus dijalankan secara
simultan oleh semua negara. Untuk itu, Indonesia memposisikan diri untuk bekerja sama baik
secara bilateral maupun multilateral dalam berbagai upaya internasional menghadapi
perubahan iklim. Indonesia juga menyadari bahwa penanganan perubahan iklim merupakan
bagian tak terpisahkan dari tantangan pembangunan nasional. Perencanaan atas berbagai
aspek perubahan iklim seharusnya dijalankan bersamaan dengan perencanaan pembangunan
ekonomi nasional, sehingga perencanaan untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim harus
terintegrasi dengan perencanaan pembangunan nasionaldan daerah (provinsi, kabupaten/kota
dan lokal)
Perubahan iklim akan menghasilkan tantangan yang besar bagi pembangunan yang
berkelanjutan di Indonesia. Kerentanan dan tantangan perubahan iklim tersebut tidak
menghentikan komitmen Indonesia untuk berkontribusi dalam aksi global menurunkan emisi.
Untuk itu, Indonesia berkomitmen: Menurunkan emisi sebesar 29 persen di bawah business
as usual pada tahun 2030 dan menurunkan emisi sebesar 41 persen dengan bantuan
internasional. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah Indonesia menyusun Rencana
Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) untuk mencapai tujuan
nasional, target sektoral, tolok ukur serta prioritas aksi dengan mempertimbangkan masalah
mitigasi perubahan iklim bagi sektor-sektor ekonomi yang terkena dampaknya.
Penurunan emisi dilakukan dengan mengambil langkah:
1. Di bidang energi:
Pengalihan subsidi BBM ke sektor produktif
Peningkatan penggunaan sumber energi terbarukan hingga 23 persen dari
konsumsi energi nasional tahun 2025
Pengolahan sampah menjadi sumber energi
Transfer teknologi ramah lingkungan dan peningkatan kapasitas.
2. Di bidang tata kelola hutan dan sektor lahan, melalui:
Penerapan one map policy.
Menetapkan moratorium dan review izin pemanfaatan lahan gambut.
Pengelolaan lahan dan hutan produksi lestari.
3. Sementara di bidang maritim:
Mengatasi perikanan ilegal/IUU Fishing.
Perlindungan keanekaragaman hayati laut.
Semua upaya ini dengan melibatkan masyarakat, termasuk masyarakat adat.

Jawaban No. 4

Landasan filosofi kebijakan pengelolaan jasa lingkungan adalah :


1. Kondisi kualitas lingkungan yang terus menurun yang akan mengancam
kelangsungan perikehidupan
2. Lingkungan hidup merupakan salah kesatuan ekosistem yang saling berkaitan antara
wilayah hulu, antar sektor, antar wilayah administrasi dan multistakeholder

LEMBAR JAWABAN
Energi dan Lingkungan
Nama
NIM

: Rino Agustianto
: 2015 91 0001

3. Belum adanya penilaian yang memadai dari wilayah yang menikmati jasa lingkungan
terhadap wilayah yang menyediakan jasa lingkungan
Jasa lingkungan tersebut yang harus dijaga adalah :
Walaupun ilmuwan dan ahli lingkungan telah membahas jasa ekosistem beberapa
puluh tahun, tetapi jasa-jasa ini telah dipopulerkan dan diformalkan pengertiannya melalui
Kajian Ekosistem Millenium Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2004 yaitu studi selama
empat tahun yang melibatkan 1300 ilmuwan di seluruh dunia akan tetapi ada peneliti yang
menggolongkan jasa ekosistem dalam tiga kelompok yaitu jasa produksi, jasa pengaturan
dan jasa budaya. Mereka tidak membedakan kategori jasa pendukung yang
mencerminkan proses-proses ekologis yang menjadi dasar berfungsinya ekosistem.
Alasannya adalah masuknya jasa pendukung ke dalam penilaian (valuation) akan berakibat
perhitungan ganda karena nilai mereka sudah tercermin kedalam ketiga jasa ekosistem yang
lain. Berikut adalah ekosistem dan jasa-jasa yang diberikan yang perlu dijaga agar jasa
lingkungan tidak mengalami penurunan kendati manusia menggunakan energi fosil :

A. Di pegunungan, melindungi daerah aliran sungai (DAS) dan mencegah terjadinya


erosi tanah adalah jauh lebih penting daripada di daerah dataran rendah. Ekosistemekosistem ini sering kali rapuh dan karena itu, degradasi dapat berlangsung lebih
cepat.
B. Danau memberikan ikan dan air yang dapat digunakan untuk irigasi dan rekreasi, dan
untuk mendinginkan pabrik industri, sementara sungai dapat memberikan listrik dan
mencuci kotoran. Daerah genangan air dan danau sering kali diabaikan sebagai
penampung air tawar dan penyangga terhadap banjir. Mereka juga memainkan peran
penting dalam memurnikan air. Akan tetapi, banyak dari jasa-jasa ini yang saling
mempengaruhi satu sama lain secara timbal balik; sungai yang tercemar akan
mengandung lebih sedikit ikan dan tidak akan sanggup memberikan air minum yang
bersih.
C. Padang rumput menyangga kehidupan berbagai binatang liar dan produksi ternak.
Bila utuh, padang rumput memberikan perlindungan melawan erosi tanah dan
degradasi lahan, dan menyerap karbon, jasa yang terutama amat terasa di lahan
gambut.
D. Bentang-bentang alam yang telah dimodifikasi besar-besaran seperti daerah perkotaan
masih dapat memberikan beberapa jasa ekosistem yang digariskan diatas. Taman kota
dapat memperbaiki iklim mikro kota, menawarkan jasa kesehatan dan rekreasi bagi

LEMBAR JAWABAN
Energi dan Lingkungan
Nama
NIM

: Rino Agustianto
: 2015 91 0001

warga dan memberikan habitat bagi sejumlah besar satwa liar yang menyesuaikan diri
dengan kehidupan di perkotaan.
E. Wilayah pesisir/ pantai mengandung ekosistem yang berbeda seperti bakau, tumpukan
pasir, batu karang atau tanah pasang surut. Ekosistem ini melindungi daerah pesisir
dari badai dan banjir, memberikan tempat pemijahan bagi ikan dan kepiting, dan
habitat bagi spesies migrasi. Sering kali wilayah pesisir memberikan produk lain
seperti kayu, pakan ternak, bahan bangunan dan memainkan peran penting bagi
rekreasi dan wisata. Sistem perairan merupakan rumah bagi ikan dan banyak spesies
lainnya.

Jawaban No. 5

A. Kearifan Lokal Dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam, Energi dan Lingkungan


Masyarakat setempat yang menerapkan cara hidup tradisional di daerah pedesaan,
yangmnyaris tak tersentuh teknologi umumnya dikenal sebagai masyarakat suku,
komunitas asli atau,masyarakat hukum adat, penduduk asli atau masyarakat.
Masyarakat setempat seringkali menganggap diri mereka sebagai penghuni asli
kawasan terkait, dan mereka biasanya berhimpun dalam tingkat komunitas atau desa.
Kondisi demikian dapat menyebabkan perbedaan rasa kepemilikan antara masyarakat
asli/pribumi dengan penghuni baru yang berasal dari luar, sehingga masyarakat setempat
seringkali menjadi rekan yang tepat dalam konservasi. Di sebagian besar penjuru dunia,
semakin banyak masyarakat setempat telah berinteraksi dengan kehidupan modern,
sehingga sistem nilai mereka telah terpengaruh, dan diikuti penggunaan barang dari luar.
Pergeseran nilai akan beresiko melemahnya kedekatan masyarakat asli dengan alam
sekitar, serta melunturkan etika konservasi setempat.
Masyarakat tradisional pada umumnya sangat mengenal dengan baik lingkungan di
sekitarnya. Mereka hidup dalam berbagai ekosistem alami yang ada di Indonesia, dan
telah lama hidup berdampingan dengan alam secara harmonis, sehingga mengenal
berbagai cara memanfaatkan sumberdaya alam secara berkelanjutan. Dalam kearifan
lokal juga terwujud upaya pengelolaan sumberdaya alam, energi dan lingkungan yang
juga merupakan wujud dari konservasi oleh masyarakat. Berkaitan dengan hal itu, maka
prinsip-prinsip konservasi dalam pengelolaan sumberdaya alam secara tradisional sebagai
berikut :
Rasa hormat yang mendorong keselarasan (harmoni) Hubungan manusia dengan alam
sekitarnya. Dalam hal ini masyarakat tradisional lebih condong memandang dirinya
sebagai bagian dari alam itu sendiri
Rasa memiliki yang eksklusif bagi komunitas atas suatu kawasan atau jenis
sumberdaya alam tertentu sebagai hak kepemilikan bersama (communal property
resource). Rasa memiliki ini mengikat semua warga untuk menjaga dan
mengamankan sumberdaya bersama ini dari pihak luar.
Sistem pengetahuan masyarakat setempat (lokal knowledge system) yang
memberikan kemampuan kepada masyarakat untuk memecahkan masalah-masalah
yang mereka hadapi dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang terbatas.
Daya adaptasi dalam penggunaan teknologi sederhana yang tepat guna dan hemat
(input) energi sesuai dengan kondisi alam setempat
Sistem alokasi dan penegakan aturan-aturan adat yang bisa mengamankan
sumberdaya milik bersama dari penggunaan berlebihan, baik oleh masyarakat sendiri
maupun oleh masyarakat luar (pendatang). Dalam hal ini masyarakat tradisional

LEMBAR JAWABAN
Energi dan Lingkungan
Nama
NIM

: Rino Agustianto
: 2015 91 0001

sudah memiliki pranata dan hukum adat yang mengatur semua aspek kehidupan
bermasyarakat dalam satu kesatuan sosial tertentu.
Mekanisme pemerataan (distribusi) hasil panen atau sumber daya milik bersama yang
dapat mencegah munculnya kesenjangan berlebihan di dalam masyarakat tradisional.
Tidak adanya kecemburuan atau kemarahan sosial akan mencegah pencurian atau
penggunaan sumberdaya di luar aturan adat yang berlaku
B. Pentingnya Kearifan Lokal
Sebagaimana dipahami, dalam beradaptasi dengan lingkungan, masyarakat
memperoleh dan mengembangkan suatu kearifan yang berwujud pengetahuan atau ide,
norma adat, nilai budaya, aktivitas, dan peralatan sebagai hasil abstraksi mengelola
lingkungan. Seringkali pengetahuan mereka tentang lingkungan setempat dijadikan
pedoman yang akurat dalam mengembangkan kehidupan di lingkungan pemukimannya.
Keanekaragaman pola-pola adaptasi terhadap lingkungan hidup yang ada dalam
masyarakat Indonesia yang diwariskan secara turun temurun menjadi pedoman dalam
memanfaatkan sumberdaya alam. Kesadaran masyarakat untuk melestarikan lingkungan
dapat ditumbuhkan secara efektif melalui pendekatan kebudayaan. Jika kesadaran
tersebut dapat ditingkatkan, maka hal itu akan menjadi kekuatan yang sangat besar dalam
pengelolaan lingkungan. Dalam pendekatan kebudayaan ini, penguatan modal sosial,
seperti pranata sosialbudaya, kearifan lokal, dan norma-norma yang terkait dengan
pelestarian lingkungan hidup penting menjadi basis yang utama.
Seperti kita ketahui adanya krisis ekonomi dewasa ini, masyarakat yang hidup dengan
menggantungkan alam dan mampu menjaga keseimbangan dengan lingkungannya dengan
kearifan lokal yang dimiliki dan dilakukan tidak begitu merasakan adanya krisis ekonomi,
atau pun tidak merasa terpukul seperti halnya masyarakat yang hidupnya sangat
dipengaruhi oleh kehidupan modern. Maka dari itu kearifan lokal penting untuk
dilestarikan dalam suatu masyarakat guna menjaga keseimbangan dengan lingkungannya
dan sekaligus dapat melestarikan lingkungannya. Berkembangnya kearifan lokal tersebut
tidak terlepas dari pengaruh berbagai faktor yang akan mempengaruhi perilaku manusia
terhadap lingkungannya.
C. Praktek-Praktek Kearifan Lokal
Dalam menjaga keseimbangan dengan lingkungannya masyarakat melakukan normanorma, nilai-nilai atau aturan-aturan yang telah berlaku turun temurun yang merupakan
kearifan lokal setempat. Beberapa contoh kearifan lokal adalah sebagai berikut :
Di Sulawesi
Komunitas adat Karampuang dalam mengelola hutan mempunyai cara
tersendiri dan,menjadi bagian dari sistem budaya mereka. Hutan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan,dengan alam dirinya sehingga untuk menjaga keseimbangan
ekosistem di dalamnya terdapat,aturan-aturan atau norma-norma tersendiri yang harus
dipatuhi oleh semua warga masyarakat.,Komunitas Karampuang masih sangat terikat
dan patuh terhadap aturan-aturan adatnya, yang,penuh dengan kepercayaan,
pengetahuan dan pandangan kosmologi, berkaitan dengan pengelolaan dan
pemeliharaan lingkungan. Agar tetap terjaga. Dewan Adat karampuang sebagai
symbol penguasa tradisional, sepakat untuk mengelola hutan adat yang ada dengan

LEMBAR JAWABAN
Energi dan Lingkungan
Nama
NIM

: Rino Agustianto
: 2015 91 0001

menggunakan,pengetahuan yang bersumber dari kearifan lokal yang mereka miliki.


Sebagaimana diketahui,bahwa masyarakat adat ini masih menyimpan mitos dan pesan
leluhur yang berisi larangan, ajakan, sanksi dalam mengelola hutan pesan-pesan
tersebut biasanya dibacakan oleh seorang galla (pelaksana harian pemeritahan adat
tradisional) sebagai suatu bentuk fatwa adat pada saat puncak acara adat paska turun
sawah (mabbissa lompu), di hadapan dewan adat dan warga, sebagai sutu bentuk
ketetapan bersama dan semua warga komunitas adat karampuang harus mematuhinya.
Contoh kearifan tradisional dalam bentuk adalah :Aja muwababa huna nareko depa
naoto adake, aja to muwababa huna nareko.mataratani manuke, artinya jangan
memukul tandang buah enau pada saat dewan adat belum bangun, jangan pul;a
memukul tandang buah enau pada saat ayam sudah masuk kandangnya = jangan
menyadap enau di pagi hari dan jangan pula menyadap enau di petang hari
Hal tersebut merupakan himbauan untuk menjaga keseimbangan ekosistem,
khususnya,hewan dan burung, karena menyadap pohon enau pada pagi hari
dikhawatirkan akan mengganggu ketentraman beberapa jenis satwa yang bersarang di
pohon enau tersebut, demikian pula pada sore hari akan menggangu satwa yang akan
kembali ke sarangnya.
Contoh Kearifan Tradisional dalam Bentuk Sanksi : Narekko engka pugauki
ripasalai artinya Jika ada yang melakukannya akan dikutuk = jika melanggar akan
dikenakan sanksi adat.,Maksud dari ungkapan tersebut adalah jika ada warga
komunitas adat Karampuang yang,melakukan pelanggaran atau tidak mengindahkan
pranata-pranata adat atau tidak mengindahkan ajakan dan larangan yang difatwakan
oleh dewan adat, maka ia akan diberi sanksi. Adapun besar kecilnya sanksi tergantung
dari pelanggarannya.

Di Baduy Dalam
Masyarakat Baduy percaya bahwa mereka adalah orang yang pertama kali diciptakan
sebagai pengisi dunia dan bertempat tinggal di pusat bumi. Segala gerak laku
masyarakat Baduy harus berpedoman kepada buyut yang telah ditentukan dalam
bentuk pikukuh karuhun. Seseorang tidak berhak dan tidak berkuasa untuk melanggar
dan mengubah tatanan kehidupan yang telah ada dan sudah berlaku turun menurun.
Pikukuh itu harus ditaati oleh masyarakat Baduy dan masyarakat luar yang sedang
berkunjung ke Baduy. Ketentuan-ketentuan itu diantaranya adalah :
a) Dilarang masuk hutan larangan (leuweung kolot) untuk menebang pohon,
membuka ladang atau mengambil hasil hutan lainnya
b) Dilarang menebang sembarangan jenis tanaman, misalnya pohon buah-buahan,
dan jenis-jenis tertentu
c) Dilarang menggunakan teknologi kimia, misalnya menggunakan pupuk, dan obat
pemberantas hama penyakit dan menuba atau meracuni ikan
d) Berladang harus sesuai dengan ketentuan adat, dll
Buyut dan pikukuh karuhun dilafalkan dangan bahasa sunda kolot dalam bentuk
ujaranyang akan disampaikan pada saat upacara-upacara adat atau akan diceritakan
oleh orang tua kepada anak-anaknya.Ujaran-ujaran itu dianggap sebagai prinsip hidup
masyarakat Baduy. Orang Baduy juga berpegang teguh kepada pedoman hidupnya
yang dikenal dengan dasa sila, yaitu
a) Moal megatkeun nyawa nu lian (tidak membunuh orang lain)
b) Moal mibanda pangaboga nu lian (tidak mengambil barang orang lain)
c) Moal linyok moal bohong (tidak ingkar dan tidak berbohong)

LEMBAR JAWABAN
Energi dan Lingkungan
Nama
NIM

: Rino Agustianto
: 2015 91 0001

d) Moal mirucaan kana inuman nu matak mabok (tidak melibatkan diri pada
minuman yang memabukkan
e) Moal midua ati ka nu sejen (tidak menduakan hati pada yang lain/poligami)
f) Moal barang dahar dina waktu nu ka kungkung ku peting (tidak makan pada
tengah malam)
g) Moal make kekembangan jeung seuseungitan (tidak memakai bunga-bungaan dan
wangiwangian)
h) Moal ngageunah-geunah geusan sare (tidak melelapkan diri dalam tidur)
i) Moal nyukakeun atu ku igel, gamelan, kawih, atawa tembang (tidak
menyenangkan hati dengan tarian, musik atau nyanyian)
j) Moal made emas atawa salaka (tidak memakai emas atau permata)
Dasar inilah yang melekat pada diri orang Baduy, menyatu dalam jiwa dan
menjelma dalam perbuatan, tidak pernah tergoyah dengan kemajuan zaman. Jika
dilihat kehidupan masyarakat Baduy, sulit untuk dipertemukan dengan keadaan zaman
sekarang.

Jawaban No. 6

Konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber
daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya. sedangkan
Efisiensi energi didefinisikan sebagai semua metode, teknik, dan prinsip-prinsip yang
memungkinkan untuk dapat menghasilkan penggunaan energi lebih efisien dan membantu
penurunan permintaan energi global. Contoh efisiensi energi adalah menggunakan lampu
hemat energi dan bukannya bola lampu pijar tradisional.
Kebijakan pengembangan dan konservasi energi yang tertuang dalam keputusan menteri
energi dan sumber daya mineral nomor 0002 tahun 2004 adalah sebagai berikut :
Mengembangkan mekanisme harga keekonomian energi
Memprioritaskan kebutuhan energi dalam negeri
Meningkatkan keamanan pasokan energi dengan memperhatikan aspek lingkungan
Menerapkan prinsip-prinsip good governance dan transparansi
Mendorong investasi swasta bagi pengembangan energi
Melakukan konservasi sumber daya energi
Menjamin penyediaan energi untuk seluruh lapisan masyarakat
Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan energi
Meningkatkan efisiensi penyediaan dan pemanfaatan energi
Melakukan diversifikasi energi dengan memaksimalkan sumber daya energi yang ada di
dalam negeri
Memaksimalkan pemanfaatan energi setempat (Desa Mandiri Energi)
Meningkatkan kapasitas SDM dan penguasaan teknologi
Memaksimalkan dana penerimaan negara sektor ESDM bagi pengembangan sektor
Yang tertuang dalam beberapa kebijakan diantaranya adalah :
1. Kebijakan Utama
A. Penyediaan energi melalui :
penjaminan ketersediaan pasokan energi dalam negeri

LEMBAR JAWABAN
Energi dan Lingkungan
Nama
NIM

: Rino Agustianto
: 2015 91 0001

pengoptimalan malan produksi energi


pelaksanaan konservasi energi
B. Pemanfaatan energi melalui :
efisiensi pemanfaatan energi
diversifikasi energi.
C. Penetapan kebijakan harga energi ke arah harga keekonomian dengan tetap
mempertimbangkan kemampuan usaha kecil dan bantuan bagi masyarakat tidak
mampu dalam jangka waktu tertentu
D. Pelestarian lingkungan dengan menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan
2. Kebijakan Pendukung :
A. pengembangan infastruktur energi termasuk peningkatan akses konsumen
terhadap energi
B. kemitraan pemerintah dan dunia usaha
C. pemberdayaan masyarakat
D. penelitan dan pengembangan serta pendidikan dan pelatihan
Bidang Pertanian
Pengembangan advanced energy technologies berdasarkan Landmark Teknologi
Energi
Penyelenggaraan sosialisasi energi alternatif secara kontinyu
Peningkatan efisiensi pada peralatan pemanfaat energi
Pengembangan mekanisme pendanaan bagi penelitian dan pengembangan pada sektor
pertanian
Pengembangan pemanfaatan energi untuk kegiatan ekonomi pertanian
Pengembangan energi alternatif untuk pertanian
Pemberian insentif penyediaan energi alternatif termasuk skema percepatan ,
termasuk skema percepatan depresiasi
Penyediaan subsidi energi bagi konsumen dhuafa
Penyediaan fasilitas bimbingan teknis bagi masyarakat, pengusaha dan industri
dalam hal pemanfaatan energi baru terbarukan dan teknologi energi yang efisien
Bidang Pewilayahan
Pengembangan Desa Mandiri Energi
Pengembangan kawasan khusus energi
Pengembangan kemampuan wirausaha energi di daerah
Pengembangan infrastruktur energi baru dan terbarukan
Harmonisasi pengaturan pemanfaatan kawasan hutan untuk pertambangan
dan energi
Bidang Industri/Pabrik
Penerapan mekanisme insentif ekonomi dan pajak energi
Penerapan insentif ekonomi, baik dalam bentuk fiskal maupun non fiskal,
khususnya untuk pasokan energi bagi kebutuhan industri, pengembangan
energi baru terbarukan dan peningkatan efisiensi energi
Peningkatan peluang bisnis dan industri pabrikasi dengan fokus sumber energi baru
terbarukan
Peningkatan efisiensi pada industri penyedia energi

LEMBAR JAWABAN
Energi dan Lingkungan
Nama
NIM

: Rino Agustianto
: 2015 91 0001

Penerapan standar efisiensi bahan bakar pada sektor industry


Penerapan standarisasi dan labelisasi, penerapan manajer energi dan pelaksanaan
audit energi pada sektor industri dan komersial
Penerapan kewajiban pencampuran BBN pada BBM

Bidang Bangunan Gedung


Penerapan mekanisme open access pada infrastruktur energi
Penerapan peralatan hemat energi pada bangunan gedung
Penerapan teknologi hemat energi dan manajemen energi pada banguanan gedung

Anda mungkin juga menyukai