: Rino Agustianto
: 2015 91 0001
Jawaban No. 1
: ENERGI DAN
LINGKUNGAN
TAHUN
AJARAN
SISTEM
KREDIT
SEMESTER
: 2016/2017
:2
LEMBAR JAWABAN
Energi dan Lingkungan
Nama
NIM
: Rino Agustianto
: 2015 91 0001
LEMBAR JAWABAN
Energi dan Lingkungan
Nama
NIM
: Rino Agustianto
: 2015 91 0001
Jawaban No. 2
LEMBAR JAWABAN
Energi dan Lingkungan
Nama
NIM
: Rino Agustianto
: 2015 91 0001
LEMBAR JAWABAN
Energi dan Lingkungan
Nama
NIM
: Rino Agustianto
: 2015 91 0001
Peraturan PROPER dimulai dengan tahapan persiapan, pada Januari sampai Maret.
Persiapan diawali dengan penetapan peserta PROPER dengan mempertimbangkan masukan
dari tiap-tiap provinsi. Penguatan kapasitas PROPER juga diberikan kepada Provinsi yang
akan melaksanakan PROPER. Setelah tahap persiapan, provinsi melaksanakan verifikasi
lapangan sampai 3 tahap dan setiap tahap dilakukan supervisi oleh tim KLH agar tetap
menjaga standar kualitas PROPER di setiap provinsi. Dari proses supervisi diperoleh
rekapitulasi peringkat dan rapor sementara. Setelah itu perusahaan dapat memberikan
sanggahan dari hasil rapor sementara.
Tingkatan PROPER
A. Emas diberikan kepada usaha dan/atau kegiatan yang telah secara konsisten
menunjukkan keunggulan lingkungan dalam proses produksi atau jasa, serta
melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap masyarakat.
B. Hijau adalah untuk usaha dan/ atau kegiatan yang telah melakukan pengelolaan
lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance)
melalui pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan dan mereka telah memanfaatkan
sumber daya secara efisien serta melaksanakan tanggung jawab sosial dengan baik.
C. Biru adalah untuk usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan upaya pengelolaan
lingkungan, yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan atau peraturan
perundangundangan yang berlaku.
D. Merah adalah bagi mereka yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan
tetapi belum sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
E. Hitam diberikan kepada mereka yang dalam melakukan usaha dan/atau kegiatannya,
telah dengan sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian sehingga
mengakibatkan terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan, serta melanggar
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau tidak melaksanakan sanksi
administrasi.
Jawaban No. 3
Penurunan emisi gas rumah kaca sangatlah penting hal ini dikarenakan indonesia sebagai
negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari lebih dari 17 ribu pulau besar dan kecil,
Indonesia mempunyai garis pantai yang sangat panjang; di satu sisi hal ini merupakan aset
nasional tetapi di sisi lainnya, khususnya dalam mengantisipasi perubahan iklim hal ini juga
dapat menjadi beban. Selain itu, karena letak geografis dan kondisi gelogisnya, Indonesia
sangat rentan terhadap berbagai bencana alam. Mata pencarian penduduk yang sebagian besar
masih menggantungkan pada pengelolaan sumber daya alam khususnya dari sektor pertanian
menambah tingkat resiko dari ancaman dampak perubahan iklim. Memperhatikan hal-hal
tersebut diatas, Indonesia merupakan salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak
negatif perubahan iklim, sehingga sangat wajar jika Indonesia berada di garis depan dalam
upaya-upaya internasional untuk mengatasi dampak perubahan iklim.
Selain sebagai negara yang rentan terhadap dampak perubahan iklim, Indonesia
mempunyai potensi yang besar untuk melakukan upaya mitigasi perubahan iklim. Karena itu
Indonesia perlu mengoptimalkan posisi strategis tersebut dalam berbagai forum di tingkat
internasional. Di satu sisi , Indonesia diperkirakan akan menjadi salah satu dari sepuluh
penghasil emisi gas rumah kaca terbesar, dan dengan demikian memiliki peranan yang
LEMBAR JAWABAN
Energi dan Lingkungan
Nama
NIM
: Rino Agustianto
: 2015 91 0001
penting dalam upaya mitigasi gas rumah kaca secara global. Di sisi lain, kerawanan terhadap
dampak perubahan iklim yang dimiliki Indonesia menjadikan aspek adaptasi perubahan iklim
sebagai salah satu prioritas nasional yang utama. Sadar akan kedua aspek dari tantangan
perubahan iklim, Indonesia menyadari bahwa mitigasi dan adaptasi harus dijalankan secara
simultan oleh semua negara. Untuk itu, Indonesia memposisikan diri untuk bekerja sama baik
secara bilateral maupun multilateral dalam berbagai upaya internasional menghadapi
perubahan iklim. Indonesia juga menyadari bahwa penanganan perubahan iklim merupakan
bagian tak terpisahkan dari tantangan pembangunan nasional. Perencanaan atas berbagai
aspek perubahan iklim seharusnya dijalankan bersamaan dengan perencanaan pembangunan
ekonomi nasional, sehingga perencanaan untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim harus
terintegrasi dengan perencanaan pembangunan nasionaldan daerah (provinsi, kabupaten/kota
dan lokal)
Perubahan iklim akan menghasilkan tantangan yang besar bagi pembangunan yang
berkelanjutan di Indonesia. Kerentanan dan tantangan perubahan iklim tersebut tidak
menghentikan komitmen Indonesia untuk berkontribusi dalam aksi global menurunkan emisi.
Untuk itu, Indonesia berkomitmen: Menurunkan emisi sebesar 29 persen di bawah business
as usual pada tahun 2030 dan menurunkan emisi sebesar 41 persen dengan bantuan
internasional. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah Indonesia menyusun Rencana
Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) untuk mencapai tujuan
nasional, target sektoral, tolok ukur serta prioritas aksi dengan mempertimbangkan masalah
mitigasi perubahan iklim bagi sektor-sektor ekonomi yang terkena dampaknya.
Penurunan emisi dilakukan dengan mengambil langkah:
1. Di bidang energi:
Pengalihan subsidi BBM ke sektor produktif
Peningkatan penggunaan sumber energi terbarukan hingga 23 persen dari
konsumsi energi nasional tahun 2025
Pengolahan sampah menjadi sumber energi
Transfer teknologi ramah lingkungan dan peningkatan kapasitas.
2. Di bidang tata kelola hutan dan sektor lahan, melalui:
Penerapan one map policy.
Menetapkan moratorium dan review izin pemanfaatan lahan gambut.
Pengelolaan lahan dan hutan produksi lestari.
3. Sementara di bidang maritim:
Mengatasi perikanan ilegal/IUU Fishing.
Perlindungan keanekaragaman hayati laut.
Semua upaya ini dengan melibatkan masyarakat, termasuk masyarakat adat.
Jawaban No. 4
LEMBAR JAWABAN
Energi dan Lingkungan
Nama
NIM
: Rino Agustianto
: 2015 91 0001
3. Belum adanya penilaian yang memadai dari wilayah yang menikmati jasa lingkungan
terhadap wilayah yang menyediakan jasa lingkungan
Jasa lingkungan tersebut yang harus dijaga adalah :
Walaupun ilmuwan dan ahli lingkungan telah membahas jasa ekosistem beberapa
puluh tahun, tetapi jasa-jasa ini telah dipopulerkan dan diformalkan pengertiannya melalui
Kajian Ekosistem Millenium Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2004 yaitu studi selama
empat tahun yang melibatkan 1300 ilmuwan di seluruh dunia akan tetapi ada peneliti yang
menggolongkan jasa ekosistem dalam tiga kelompok yaitu jasa produksi, jasa pengaturan
dan jasa budaya. Mereka tidak membedakan kategori jasa pendukung yang
mencerminkan proses-proses ekologis yang menjadi dasar berfungsinya ekosistem.
Alasannya adalah masuknya jasa pendukung ke dalam penilaian (valuation) akan berakibat
perhitungan ganda karena nilai mereka sudah tercermin kedalam ketiga jasa ekosistem yang
lain. Berikut adalah ekosistem dan jasa-jasa yang diberikan yang perlu dijaga agar jasa
lingkungan tidak mengalami penurunan kendati manusia menggunakan energi fosil :
LEMBAR JAWABAN
Energi dan Lingkungan
Nama
NIM
: Rino Agustianto
: 2015 91 0001
warga dan memberikan habitat bagi sejumlah besar satwa liar yang menyesuaikan diri
dengan kehidupan di perkotaan.
E. Wilayah pesisir/ pantai mengandung ekosistem yang berbeda seperti bakau, tumpukan
pasir, batu karang atau tanah pasang surut. Ekosistem ini melindungi daerah pesisir
dari badai dan banjir, memberikan tempat pemijahan bagi ikan dan kepiting, dan
habitat bagi spesies migrasi. Sering kali wilayah pesisir memberikan produk lain
seperti kayu, pakan ternak, bahan bangunan dan memainkan peran penting bagi
rekreasi dan wisata. Sistem perairan merupakan rumah bagi ikan dan banyak spesies
lainnya.
Jawaban No. 5
LEMBAR JAWABAN
Energi dan Lingkungan
Nama
NIM
: Rino Agustianto
: 2015 91 0001
sudah memiliki pranata dan hukum adat yang mengatur semua aspek kehidupan
bermasyarakat dalam satu kesatuan sosial tertentu.
Mekanisme pemerataan (distribusi) hasil panen atau sumber daya milik bersama yang
dapat mencegah munculnya kesenjangan berlebihan di dalam masyarakat tradisional.
Tidak adanya kecemburuan atau kemarahan sosial akan mencegah pencurian atau
penggunaan sumberdaya di luar aturan adat yang berlaku
B. Pentingnya Kearifan Lokal
Sebagaimana dipahami, dalam beradaptasi dengan lingkungan, masyarakat
memperoleh dan mengembangkan suatu kearifan yang berwujud pengetahuan atau ide,
norma adat, nilai budaya, aktivitas, dan peralatan sebagai hasil abstraksi mengelola
lingkungan. Seringkali pengetahuan mereka tentang lingkungan setempat dijadikan
pedoman yang akurat dalam mengembangkan kehidupan di lingkungan pemukimannya.
Keanekaragaman pola-pola adaptasi terhadap lingkungan hidup yang ada dalam
masyarakat Indonesia yang diwariskan secara turun temurun menjadi pedoman dalam
memanfaatkan sumberdaya alam. Kesadaran masyarakat untuk melestarikan lingkungan
dapat ditumbuhkan secara efektif melalui pendekatan kebudayaan. Jika kesadaran
tersebut dapat ditingkatkan, maka hal itu akan menjadi kekuatan yang sangat besar dalam
pengelolaan lingkungan. Dalam pendekatan kebudayaan ini, penguatan modal sosial,
seperti pranata sosialbudaya, kearifan lokal, dan norma-norma yang terkait dengan
pelestarian lingkungan hidup penting menjadi basis yang utama.
Seperti kita ketahui adanya krisis ekonomi dewasa ini, masyarakat yang hidup dengan
menggantungkan alam dan mampu menjaga keseimbangan dengan lingkungannya dengan
kearifan lokal yang dimiliki dan dilakukan tidak begitu merasakan adanya krisis ekonomi,
atau pun tidak merasa terpukul seperti halnya masyarakat yang hidupnya sangat
dipengaruhi oleh kehidupan modern. Maka dari itu kearifan lokal penting untuk
dilestarikan dalam suatu masyarakat guna menjaga keseimbangan dengan lingkungannya
dan sekaligus dapat melestarikan lingkungannya. Berkembangnya kearifan lokal tersebut
tidak terlepas dari pengaruh berbagai faktor yang akan mempengaruhi perilaku manusia
terhadap lingkungannya.
C. Praktek-Praktek Kearifan Lokal
Dalam menjaga keseimbangan dengan lingkungannya masyarakat melakukan normanorma, nilai-nilai atau aturan-aturan yang telah berlaku turun temurun yang merupakan
kearifan lokal setempat. Beberapa contoh kearifan lokal adalah sebagai berikut :
Di Sulawesi
Komunitas adat Karampuang dalam mengelola hutan mempunyai cara
tersendiri dan,menjadi bagian dari sistem budaya mereka. Hutan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan,dengan alam dirinya sehingga untuk menjaga keseimbangan
ekosistem di dalamnya terdapat,aturan-aturan atau norma-norma tersendiri yang harus
dipatuhi oleh semua warga masyarakat.,Komunitas Karampuang masih sangat terikat
dan patuh terhadap aturan-aturan adatnya, yang,penuh dengan kepercayaan,
pengetahuan dan pandangan kosmologi, berkaitan dengan pengelolaan dan
pemeliharaan lingkungan. Agar tetap terjaga. Dewan Adat karampuang sebagai
symbol penguasa tradisional, sepakat untuk mengelola hutan adat yang ada dengan
LEMBAR JAWABAN
Energi dan Lingkungan
Nama
NIM
: Rino Agustianto
: 2015 91 0001
Di Baduy Dalam
Masyarakat Baduy percaya bahwa mereka adalah orang yang pertama kali diciptakan
sebagai pengisi dunia dan bertempat tinggal di pusat bumi. Segala gerak laku
masyarakat Baduy harus berpedoman kepada buyut yang telah ditentukan dalam
bentuk pikukuh karuhun. Seseorang tidak berhak dan tidak berkuasa untuk melanggar
dan mengubah tatanan kehidupan yang telah ada dan sudah berlaku turun menurun.
Pikukuh itu harus ditaati oleh masyarakat Baduy dan masyarakat luar yang sedang
berkunjung ke Baduy. Ketentuan-ketentuan itu diantaranya adalah :
a) Dilarang masuk hutan larangan (leuweung kolot) untuk menebang pohon,
membuka ladang atau mengambil hasil hutan lainnya
b) Dilarang menebang sembarangan jenis tanaman, misalnya pohon buah-buahan,
dan jenis-jenis tertentu
c) Dilarang menggunakan teknologi kimia, misalnya menggunakan pupuk, dan obat
pemberantas hama penyakit dan menuba atau meracuni ikan
d) Berladang harus sesuai dengan ketentuan adat, dll
Buyut dan pikukuh karuhun dilafalkan dangan bahasa sunda kolot dalam bentuk
ujaranyang akan disampaikan pada saat upacara-upacara adat atau akan diceritakan
oleh orang tua kepada anak-anaknya.Ujaran-ujaran itu dianggap sebagai prinsip hidup
masyarakat Baduy. Orang Baduy juga berpegang teguh kepada pedoman hidupnya
yang dikenal dengan dasa sila, yaitu
a) Moal megatkeun nyawa nu lian (tidak membunuh orang lain)
b) Moal mibanda pangaboga nu lian (tidak mengambil barang orang lain)
c) Moal linyok moal bohong (tidak ingkar dan tidak berbohong)
LEMBAR JAWABAN
Energi dan Lingkungan
Nama
NIM
: Rino Agustianto
: 2015 91 0001
d) Moal mirucaan kana inuman nu matak mabok (tidak melibatkan diri pada
minuman yang memabukkan
e) Moal midua ati ka nu sejen (tidak menduakan hati pada yang lain/poligami)
f) Moal barang dahar dina waktu nu ka kungkung ku peting (tidak makan pada
tengah malam)
g) Moal make kekembangan jeung seuseungitan (tidak memakai bunga-bungaan dan
wangiwangian)
h) Moal ngageunah-geunah geusan sare (tidak melelapkan diri dalam tidur)
i) Moal nyukakeun atu ku igel, gamelan, kawih, atawa tembang (tidak
menyenangkan hati dengan tarian, musik atau nyanyian)
j) Moal made emas atawa salaka (tidak memakai emas atau permata)
Dasar inilah yang melekat pada diri orang Baduy, menyatu dalam jiwa dan
menjelma dalam perbuatan, tidak pernah tergoyah dengan kemajuan zaman. Jika
dilihat kehidupan masyarakat Baduy, sulit untuk dipertemukan dengan keadaan zaman
sekarang.
Jawaban No. 6
Konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber
daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya. sedangkan
Efisiensi energi didefinisikan sebagai semua metode, teknik, dan prinsip-prinsip yang
memungkinkan untuk dapat menghasilkan penggunaan energi lebih efisien dan membantu
penurunan permintaan energi global. Contoh efisiensi energi adalah menggunakan lampu
hemat energi dan bukannya bola lampu pijar tradisional.
Kebijakan pengembangan dan konservasi energi yang tertuang dalam keputusan menteri
energi dan sumber daya mineral nomor 0002 tahun 2004 adalah sebagai berikut :
Mengembangkan mekanisme harga keekonomian energi
Memprioritaskan kebutuhan energi dalam negeri
Meningkatkan keamanan pasokan energi dengan memperhatikan aspek lingkungan
Menerapkan prinsip-prinsip good governance dan transparansi
Mendorong investasi swasta bagi pengembangan energi
Melakukan konservasi sumber daya energi
Menjamin penyediaan energi untuk seluruh lapisan masyarakat
Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan energi
Meningkatkan efisiensi penyediaan dan pemanfaatan energi
Melakukan diversifikasi energi dengan memaksimalkan sumber daya energi yang ada di
dalam negeri
Memaksimalkan pemanfaatan energi setempat (Desa Mandiri Energi)
Meningkatkan kapasitas SDM dan penguasaan teknologi
Memaksimalkan dana penerimaan negara sektor ESDM bagi pengembangan sektor
Yang tertuang dalam beberapa kebijakan diantaranya adalah :
1. Kebijakan Utama
A. Penyediaan energi melalui :
penjaminan ketersediaan pasokan energi dalam negeri
LEMBAR JAWABAN
Energi dan Lingkungan
Nama
NIM
: Rino Agustianto
: 2015 91 0001
LEMBAR JAWABAN
Energi dan Lingkungan
Nama
NIM
: Rino Agustianto
: 2015 91 0001