Anda di halaman 1dari 16

a.

Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang digunakan untuk menyelesaikan saldo menurut pencatatan akuntansi di perusahaan dengan
keadaan sebenarnya. Berikut akun-akun yang memerlukan jurnal penyesuaian.
Penyusutan Aset Tetap
Digunakan untuk mengalokasikan dana yang dikeluarkan untuk pembelian asset tetap ke tahun-tahun selama asset tetap tersebut
digunakan. Jurnal penyesuaiannya adalah:
Beban penyusutan aset tetap Rpxxxx
Akumulasi penyusutan asset tetap Rpxxxx

b.

Pemakaian Perlengkapan
Jurnal penyelesian :
Beban perlengkapan Rpxxxx
Perlengkapan Rpxxxx
Nilai nominal yang dicatat ke dalam AJP adalah nilai perlengkapan yang sudah terpakai selama periode berjalan.

c.

Beban Yang Masih Harus Dibayar


Secara umum, jurnal penyesuaiannya adalah:
Beban Rpxxxx
Utang Rpxxxx
Contoh transaksi ini adalah belum dibayar gaji karyawan di awal bulan yang akan datang, sementara tutup buku perusahaan harus
dilakukan akhir bulan ini. Oleh karena itu, akan muncul utang gaji. Jurnal Penyesuaiannya adalah:
Beban gaji Rpxxx
Utang gaji Rpxxxx
Nilai nominal yang dicatat ke AJP adalah nilai sebesar utang yang belum dibayar.

d.

1)

2)

Beban Dibayar Dimuka


Beban dibayar dimuka adalah beban yang sudah dikeluarkan lebih dahulu, namun haknya belum diteriam. Misalnya pembayaran
asuransi kendaraan untuk dua tahun ke depan. Maka di akhir tahun pertama harus disesuaikan kembali mana yang sudah menjadi
hak perusahaan dan mana yang belum.
Pencatatan dalam AJP:
Pendekatan asset, digunakan apabila pada pencatatan transaksi menggunakan akun asset, Jurnal penyesuaiannya adalah:
Beban asset (asuaransi/ikaln/sewa/dll) Rpxxxx
Asset dibayar di muka
Rpxxxx
Nominal yang dicatat adalah nominal hak yang sudah diteriam oleh perusahaan atau sudah dibebankan.
Pendekatan beban, digunakan apabila pada pencatatan transaksi menggunakan akun beban.
Jurnal penyesuaiannya adalah:
Asset dibayar dimuka RpXXXX
Beban asset (asuransi/iklan/sewa/dll) RpXXXX
Nominal yang dicatat adalah nominal hak yang belum diteriam oleh perusahaan/ yang belum terpakai.

e.

Pendapatan yang Masih Harus Diterima ( Piutang Pendapatan)


Jurnal penyesuaiannya adalah:
Piutang
Rpxxxx
Pendapatan
Rpxxxx

f.

Pendapatan Diterima di Muka


Pendapatan diterima di muka merupakan pendapatan yang diterima lebih dahulu dari jasa yang belum diberikan. Oleh karena itu,
transaksi ini menimbulkan kewajiban (utang) bagi penerima pendapatan.
Pencatatan dalam AJP:
Pendekatan kewajiban, digunakan apabila pada saat transaksi menggunakan akun kewajiban jurnal penyesuaiannya adalah:
.....diterima di muka Rpxxxx
Pendapatan..
Rpxxxx
Nama akunnya disesuaikan dengan kebutuhan transaksi. Nominal yang dicatat adalah nilai yang sudah menjadi pendapatan rill
perusahaan.
Pendekatan pendapatan, digunakan apabila pada saat transaksi menggunakan akun pendapatan. Jurnal penyesuaiannya adalah:
Pendapatan. Rpxxxx
..diterima di muka Rpxxxx

1)

2)

Nominal yang dicatat adalah nilai yang masih menjadi utang perusahaan terhadap pelanggaran.
g.

Persediaan
Jurnal penyesuaiannya adalah:
Ikhtisar laba rugi Rpxxx
Persediaan (awal) Rpxxxx
Persediaan (akhir) Rpxxxx
Ikhtisar laba rugi Rpxxxx

h.

Piutang Tak Tertagih


Penyesuaian ini digunakan untuk mencadangkan banyaknya perkiraan jumalh piutang yang tidak bias ditagihkan kepada
pelanggan. Jurnal penyesuaiannya menggunakan metode tidak langsung:
Beban cadangan kerugian piutang Rpxxxx
Cadangan kerugian piutang tak tertagih Rpxxxx
Jurnal penyesuaian menggunakan metode langsung:
Beban kerugian piutang Rpxxxx
Piutang dagang
Rpxxxx
Nilai nominal yang dicatat adalah sebesar taksiran kerugian tak tertagih dari total piutang pada akhir periode.

Metode Penyusutan Aktiva tetap

Standar Akuntansi Keuangan menyatakan penyusutan atau depresiasi aset tetap merupakan jumlah yang bisa
disusutkan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama massa manfaat aset tetap menggunakan berbagai
metode penyusutan yang sistematis. Apapun metode penyusutan yang digunakan, diperlukan konsistensi dalam
aplikasinya, tidak berubah ubah, tanpa memandang pertimbangan pajak ataupun tingkat keuntungan perusahaan
supaya bisa memberikan daya banding hasil operasional entitas dari beberapa periode.
Dalam bahasa sederhana, penyusutan aset tetap ialah biaya perolehan Aset Tetap yang dialokasikan kepada Biaya
Operasional akibat penggunaan aset tetap. atau dengan kata lain biaya yang dibebankan kedalam harga pokok
produksi sebagai akibat dari penggunaan aset tetap dalam proses produksi serta operasional entitas secara umum.
Contoh Jurnal Atas Penyusutan Aset Tetap sebagai berikut:
Bentuk Jurnalnya :
Debit

| Penyusutan

Kredit

Rp xxx
Akumulasi Penyusutan

Rp xxx

Biasanya dicatat saat tutup buku, besarnya nilai penyusutan tergantung dari beberapa faktor dan Ini dia beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi besarnya penyusutan.

Faktor Faktor Penyusutan Aktiva Tetap


Harga Perolehan [Acquisition Cost]
Faktor yang sangat berpengaruh atas besaran biaya penyusutan adalah harga perolehan atau acquisition cost, saya
sudah memposting artikelnya untuk lebih jelasnya silahkan baca: Perolehan Aktiva Tetap

Nilai Residu atau Nilai Sisa Aset [Salvage Value]

Nilai Sisa Aset adalah prediksi atau taksiran potensi arus kas masuk bila aset tersebut dijual pada saat penarikan
atau penghentian aset. Salvage Value tidak harus/selalu ada, misalnya pada masa penarikannya asetnya tidak bisa
dijual atau tidak laku untuk dijual. hanya jadi limbah saja

Umur Ekonomis Aset Tetap (Economical Life Time)


Dalam penentuan beban penyusutan, yang dijadikan bahan perhitungan adalah umur fungsional yang biasa dikenal
dengan umur ekonomis. Biasanya aset tetap memiliki Dua jenis umur:

1.

Umur fisik Aset Tetap, berhubungan dengan kondisi fisik suatu aset tetap. Suatu aset memiliki
umur fisik jika secara fisik aset tetap masih baik kondisinya meskipun mengalami penurunan
fungsi.

2.

Umur Fungsional Aset Tetap, berhubungan dengan kontribusi aset tetap tersebut dalam
penggunaanya. Aset Tetap masih mempunyai umur fungsional jika aset tetap tersebut masih
memberikan manfaat atau kontribusi dalam operasional produksi perusahaan meskipun secara
fisik suatu aset tersebut sudah tidak baik Dan atau bahkan jika suatu fisik aset perusahaan masih
dikatakan baik, tapi karena tidak berkontribusi bagi perusahaan, maka aset belum tentu memiliki
umur fungsional.

Metode Metode Penyusutan Aset Tetap (Depreciation Method)


Metode penyusutan yang berdasarkan waktu yaitu metode garis lurus, metode pembebanan yang menurun
yang terdiri dari metode jumlah angka tahun dan metode saldo menurun atau metode saldo menurun berganda.

Metode penyusutan berdasarkan penggunaan yaitu metode jam jasa dan metode jumlah unit produksi.

Metode penyusutan yang berdasarkan kriteria lainnya yaitu metode berdasarkan jenis kelompok, metode
analisis, metode sistem persediaan.
Namun, kebanyakan di Indonesia hanya ada beberapa metode saja yang sering digunakan dalam praktenya, berikut
adalah 2 metode penyusutan yang paling sering diaplikasikan karena mudah dan juga relevan dengan perlakuan
akuntansi.
Metode Garis Lurus [ Straight Line Method ]
Metode ini menganggap aset tetap akan mengalirkan manfaat yang merata disepanjang penggunaannya, sehingga
aset tetap dianggap akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama besar disetiap periode penggunaan
hingga aset tetap tidak dapat digunakan lagi.
Metode ini adalah salah satu metode yang termasuk paling banyak diaplikasikan oleh perusahaan perusahaan di
indonesia. Untuk penerapan Matching Cost Principle, metode penyusutan garis lurus digunakan untuk
menyusutkan aset tetap yang fungsinya tak terpengaruh oleh besarnya volume output yang dihasilkannya, semisal
bangunan, peralatan kantor dll
Metode Saldo Menurun [ Declining Balance Method ]
Dalam Metode saldo menurun ini, aset tetap tetap diasumsikan memberikan manfaat terbesarnya pada periode
awal masa penggunaan, dan akan mengalami penurunan fungsi yang makin besar di periode-periode berikutnya
seiring umur ekonomis aset tetap yang berkurang. jadi semakin lama penggunaan aset tetap maka kontribusinya
akan menurun dalam operasional perusahaan. Metode saldo menurun ini cocok diaplikasikan pada aset tetap
dimana tingkat ke-aus-annya bergantung dari volume output yang dihasilkan, contohnya mesin produksi.

Untuk contoh soal perhitungan dan penjelasan detail lainnya juga metode metode penyusutan yang lain silahkan
baca lanjutan artikel ini di link dibawah ini:

Seperti di ketahui, metode penyusutan terdiri dari beberapa metode, diantaranya:


Metode Penyusutan Garis Lurus

Metode Penyusutan Menurun Ganda

Metode Penyusutan Jumlah Angka Tahun

Metode Penyusutan Satuan Jam Kerja

Metode Penyusutan Satuan Hasil Produksi


Apapun metode dan jenis aset yang digunakan, perusahaan hendaknya menerapkan salah satu metode dengan
konsisten, tidak mengubah ubah metode yang dipakainya, dan jikapun melakukan perubahan metode penyusutan
aset tetap, hendaknya diberikan penjelasan mengenai sistem akuntansi yang dipakai dalam laporan keuangan
disertai alasannya
Metode Penyusutan Garis Lurus | Straight Line Method
Penyusutan Metode Garis Lurus ini adalah salah satu metode yang termasuk paling banyak diaplikasikan oleh
perusahaan perusahaan di indonesia. Metode garis lurus ini menganggap aktiva tetap akan memberikan kontribusi
yang merata di sepanjang masa penggunaannya, sehingga aset tetap akan mengalami tingkat penurunan fungsi
yang sama dari periode ke periode hingga aset ditarik dari penggunaannya dalam operasional perusahaan.
Perhitungan Penyusutannya:

rumus penyusutan aset tetap metode garis lurus

Bisa juga menggunakan persentase:

rumus penyusutan aset tetap metode garis lurus

Contoh Penyusutan Aset Tetap Metode Garis Lurus :


Sebuah mesin diperoleh pada tanggal 6 Juni 2014, harga perolehan mesin tersebut sebesar Rp 13,000,000 dan
mesin tersebut ditaksir memiliki umur ekonomis 10 tahun, dan apabila nanti sudah tidak digunakan lagi atau aset
ditarik penggunaannya, diperkirakan mesin tersebut masih bisa ditimbang kiloan (spesialisasi orang madura nih,
hehe becanda) besi tuanya dapat dijual seharga Rp 1.000,000. dalam pencatatan akuntansi aset tetap, perusahaan
menggunakan metode garis lurus

Beban penyusutan untuk tahun 2014, dihitungan dengan cara :


Beban Penyusutan = 7/12 x [(Rp 13,000,000 1.000,000) : 10 tahun] = Rp 699.999 ==> kita bulatkan saja Rp
700.000
# darimana angka 7/12 ?
Dalam 1 tahun, terdapat 12 bulan, dan mesin tersebut mulai dioperasikan mulai juni, seandainya mesin tersebut
diperoleh tanggal 1 januari, maka dihitung dengan cara =
12/12 x [(Rp 13,000,000 1.000,000) : 10] .dan seterusnya
Dan untuk tahun 2015, maka beban penyusutannya selama 12 bulan full jadi menggunakan 12/12
Atas pembebanan penyusutan ini dicatat sebagai berikut :
31 Desember 2014
Debit
Kredit

| Depreciation
|

Rp700.000
Accumulated
Depreciation

Rp700.000

# Pada akhir periode, penyusutan ini juga harus dilakukan jurnal penyesuaian, untuk mengakui adanya beban pada
aset mesin ini. penyesuaian atas penyusutan aset tetap ini sejumlah akumulasi penyusutan selama periode
berjalan.
Pencatatan dalam jurnal penyesuaian:
Debit

| Accumulated Depreciation

Kredit

Depreciation Expense

Rp700.000
Rp700.000

Penyusutan Aset Tetap Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)


Pada dasarnya, Aset Tetap dianggap akan memberikan kontribusi terbesarnya pada awal awal masa penggunaan, ya
karena mesin masih dalam kondisi gress, dengan kekuatan yang masih optimal. masih jauh dari masa aus mesin
atau aset tetap yang lainnya. Namun, seiring berjalannya waktu, kontribusi aset terbesar tersebut mulai menurun,
kinerjanya tak lagi bisa maksimal, mesin tak lagi muda dan turun performa, gedung mulai reyot reyot, kendaraan
mulai mogok mogok dan lain sebagainya.

Metode ini sesuai jika dipergunakan untuk jenis aset tetap yang tingkat kehausannya tergantung dari volume
produk yang dihasilkan, yaitu jenis aset mesin produksi.

Rumus Depresiasi Saldo Menurun :

Penyusutan = [(100%/umur ekonomis) x 2] x Nilai Perolehan/Nilai Buku

Contoh kasus penyusutan metode saldo menurun:

Supaya lebih mudah, kita gunakan contoh kasus sebelumnya yang kita kerjakan menggunakan metode garis lurus

Sebuah mesin diperoleh pada tanggal 6 Juni 2014, harga perolehan mesin tersebut sebesar Rp 13,000,000 dan
mesin tersebut ditaksir memiliki umur ekonomis 10 tahun, dan apabila nanti sudah tidak digunakan lagi atau aset
ditarik penggunaannya, diperkirakan mesin tersebut masih bisa ditimbang kiloan, besi tuanya dapat dijual seharga
Rp 1.000,000. dalam pencatatan akuntansi aset tetap, perusahaan menggunakan metode penyusutan saldo
menurun.

Penyusutan tahun 2014

[(100%/10) x 2 ] x 7/12 x 13.000.000 : Rp 1.516.710

Notes:
Karena selama tahun 2014 aset hanya digunakan 7 bulan, maka dikali 7/12

Penyusutan tahun 2015


[(100%/10) x 2 ] x (13.000.000 - 1.516.710) : 2.296.658

Notes:
Nilai buku aset tahun 2015 dikurangi penyusutan aset tahun sebelumnya, sebesar Rp 1.516.710
untuk tahun tahun setelahnya, cara pengerjaanya sama, hingga 10 tahun masa pengoperasian mesin tersebut.

Lalu saat pencatatan, jurnal nya adalah sama dengan metode garis lurus, cuma beda di angka saja

31 Desember 2014

Debit|

Depreciatio
n

Kredi
|
t

Rp1.516.7
10
Accumulated
Depreciation

Rp1.516.7
10

Untuk tahun berikutnya juga sama jurnalnya

31 Desember 2014

Debit|
Kredi
|
t

Depreciatio
n

Rp2.296.6
58
Accumulated
Depreciation

Rp2.296.6
58

Jurnal jurnal penyusutan tahun tahun berikutnya sama saja, jadi tidak perlu dijelaskan lagi. :)

# Pada akhir periode, penyusutan ini juga harus dilakukan jurnal penyesuaian, untuk mengakui adanya beban pada
aset mesin ini. penyesuaian atas penyusutan aset tetap ini sejumlah akumulasi penyusutan selama periode
berjalan.

Pencatatan dalam jurnal penyesuaian:

Contoh Jurnal Penyesuaian Aset Tetap Mesin Tahun 2014

Debit |
Kredi
|
t

Accumulated
Depreciation

Rp1.516.7
10

Depreciation
Expense

Rp1.516.7
10

Jurnal Penyesuaian tahun 2015

Debit |
Kredi
|
t

Accumulated
Depreciation
Depreciation
Expense

Rp2.296.6
58
Rp2.296.6
95

Untuk jurnal penyesuaian tahun tahun berikutnya, cara pengerjaanya sama saja.

Notes:
Dengan menggunakan metode penyusutan saldo menurun ini, jumlah angka penyusutan tiap tahun akan mengalami
penurunan penyusutan tiap tahunnya, ini menunjukkan dan memperlakukan aset tetap bahwa aset tetap
(khususnya mesin) memperlihatkan kinerja terbaiknya, dalam hal sumbangsih manfaat aset tetap terhadap
perusahaan berada pada saat awal awal aset tetap tersebut digunakan, semakin lama semakin menurun kinerja
aset tetap tersebut karena keausan.

Demikian penjelasan besarta contoh perhitungan mengenai Penyusutan Metode Saldo Menurun (Declining Balance
Method). selanjutnya, penyusutan aset tetap metode jumlah angka tahun, silahkan baca pada postingan saya
berikutnya di: Penyusutan Metode Jumlah Angka Tahun

Penyusutan Metode Jumlah Angka Tahun | Sum of The Years Digit Method
Pada dasarnya, Metode penyusutan aset tetap berdasarkan jumlah angka tahun mempunyai dasar konsep yang
mirip dengan konsep metode penyusutan saldo menurun. Metode jumlah angka tahun merupakan penyusutan
dipercepat berdasar pada pertimbangan biaya maintenance (perawatan) serta perbaikan aktiva tetap semakin
lama cenderung bertambah seiring pertambahan usia aktiva tetap itu sendiri.

Layaknya metode saldo menurun, semakin lama aset tetap beroperasi, maka tingkat aus-nya semakin tinggi, butuh
biaya pemeliharaan yang makin tinggi dengan kontribusi bagi perusahaan yang menurun, tidak se "joss" saat awal
awal aset tetap tersebut di peroleh, mesin contohnya, makin lama makin menurun performanya. tidak seperti awal
awal mesin baru, mesin yang lebih lama cenderung menurun performanya. Nilai penyusutan yang berkurang pada
periode berikutnya akan diimbangi oleh meningkatnya biaya maintenance dan juga perbaikan.

Dalam menentukan tarif penyusutan aset tetap dalam bentuk pecahan yang diitung dengan cara:

Pembilang (numerator) menggunakan angka tahun dimulai tahun yang terbesar ke tahun terkecil.

Penyebut (denumerator) adalah jumlah angka tahun.


Contoh, jika umur ekonomis aset adalah selama 4 tahun maka penyebut bilangan (angka) pecahannya adalah
jumlah angka tahun yaitu 1 + 2 + 3 + 4 = 10. Angka pembilang tahun ke-1 hingga tahun ke-4 masing-masing adalah
4,3,2, dan 1. Tarif penyusutan tahun ke-1 adalah 4/10, tahun ke-2 adalah 3/10, tahun ketiga 2/10 serta terakhir
tahun keempat 1/10.

Contoh soal penyusutan metode jumlah angka tahun

Pada tanggal 2 Januari 2014, PT Foraz membeli sebuah mesin untuk meningkatkan produksinya, Harga perolehan
Mesin Sebesar Rp 135.000.000,00 dengan taksiran nilai sisa (salvage value) sebesar Rp 15.000.000,00, dan ditaksir,
mesin tersebut hanya mampu berproduksi sampai dengan 4 tahun.

Perhitungan:

JAT : 1+2+3+4 = 10

Dasar Penyusutan : Rp 135.000.000,00 - Rp 15.000.000,00 = Rp 120.000.000,00

Tahun

Tarif

Dasar Penyusutan

Penyusutan

1.

4/10

Rp. 120.000.000,00

Rp. 48.000.000,00

3/10

Rp. 120.000.000,00

Rp. 36.000.000,00

2/10

Rp. 120.000.000,00

Rp. 24.000.000,00

1/10

Rp. 120.000.000,00

Rp. 12.000.000,00

Pencatatan:
Jurnalnya sama saja dengan metode garis lurus ataupun saldo menurun.
31 Desember 2014

Debit

| Depreciation

Kredit |

Akumulated
Depreciation

Untuk tahun berikutnya juga sama jurnalnya

31 Desember 2015

Rp48.000.000
Rp48.000.000

Debit

| Depreciation

Kredit |

Rp36.000.000

Akumulated
Depreciation

Rp36.000.000

Begitupun dengan jurnal jurnal tahun berikutnya, sama. hanya angka yang berbeda :)
tidak perlu saya tulis, nanti jadi panjang.. he he

Mudah bukan? eh tunggu,.. bagaimana jika aset tetap yang diperoleh, tidak pada awal tahun?
dicontoh di atas tanggal 2 januari, bagaimana jika seandainya aset tetap diperoleh misal, pada bulan 12 Agustus?
heh?

Ok, sebenarnya dasarnya sama saja, tapi pengerjaannya rada lebih lama dikit, pada tahun 2014, aset cuma
digunakan selama 5 bulan saja. perhitungan tarifnya tetap, hanya di bagi selama 5 bulan dari 12 bulan yang ada

Tahun pertama (2014)

Penyusutan = 4/10 x 5/12 x 120.000.000 = Rp 20.000.000

Dan pada tahun berikutnya 2015.

Penyusutan :

4/10 x 7/12 x 120.000.000 = 28.000.000


3/10 x 5/12 x 120.000.000 = 15.000.000 +
Rp

43.000.000

# Dari mana angka 7/12? dan kenapa tarif tahun 2015 masih menggunakan tarif tahun pertama (4/10)?

Karena pada tahun pertama, tarif 4/10 hanya digunakan selama 5 bulan saja, maka sisanya 7 bulan digunakan pada
penyusutan tahun ke dua, dan setelah tahun kedua dihitung dengan tarif tahun pertama selama 7 bulan, (7/12)
maka sisa 5 bulan berikutnya menggunakan tarif tahun berikurnya (3/10)

Begitu juga dengan tahun tahun berikutnya, pengerjaannya sama saja. pun dengan pencatatan jurnalnya, sama
saja, tapi hanya berbeda di angka penyusutannya yang dihasilkan.

Notes:
Metode Penyusutan Jumlah Angka Tahun ini jarang sekali digunakan, karena pertimbangan perpajakan, di sini,
aturan perpajakan membatasi metode ini, laporan pajak tidak bisa menggunakan metode ini dalam pelaporannya.

Ok, cukup segini yang bisa saya share tentang Penyusutan Aset Tetap Metode Jumlah Angka Tahun, apabila ada
yang salah, kritik atau pun jika belum paham silahkan berkomentar. :)

Selanjutnya silahkan baca postingan berikutnya tentang penyusutan metode satuan jam kerja di:
Penyusutan Aset Tetap Metode Satuan Jam Kerja

Penyusutan Metode Satuan Jam Kerja | Service Hours Method

Pada konsep dasarnya, pemikirdan dasar dari Penyusutan Metode Satuan Jam Kerjadidasarkan pada pemikiran
bahwa, berkurangnya nilai suatu aset disebabkan berapa jam lamanya aset tersebut digunakan, atau dioperasikan
oleh perusahaan selama umur ekonomisnya. belum tentu aset tetap berkurang nilainya gara lama waktu suatu aset
yang dimiliki perusahaan. jadi disini, metode ini berdasar bahwa berkurangnya suatu aset tetap perusahaan
disebabkan oleh masa pakainya.bukan lama waktu aset tersebut saat tahun beroperasi.

Contoh gampangnya, motor yang baru dibeli, lalu dipakai tiap hari, maka motor itu akan cepat rusak atau paling
tidak cepet membutuhkan biaya perawatan yang lebih. dibadingkan jika motor itu jarang digunakan.

Penyusutan aset tetap metode satuan jam kerja ini pada prakteknya, metode ini sering kali di abaikan, karena
alasan pajak.

Rumus untuk menghitung besarnya penyusutan metode satuan jam kerja adalah sebagai berikut:

rumus tarif penyusutan per jam

Sedangkan untuk menghitung besaran penyusutan per periode adalah sebagai berikut caranya:

beban penyusutan

Contoh soal penyusutan metode satuan jam kerja


Pada bulan Januari, PT Foraz membeli sebuah mesin dengan harga perolehan saat pembelian sebesar Rp
10.000.000,00 aset tetap berupa mesin tersebut, oleh ahli didiperkirakan dapat berproduksi selama 10.000 jam
dengan prediksi rentangan waktu penggunaan sebagai berikut:

Tahun ke-1

= 2.000jam

Tahun ke-2

= 2.000jam

Tahun ke-3

= 1.500 jam

Tahun ke-4

= 1.500 jam

Tahun ke -5

= 1.000 jam

Setelah berproduksi selama 10.000 jam, aset tetap mesin tersebut diperkirakan masih bisa dijual dengan harga Rp.
500.000,00
# Pertama kita hitung dulu tarif penyusutan mesin perjam
Rp 10.000.000 - Rp 500.000
10.000
Tarif Penyusutan = 950

Ok, jika tarif penyusutan aset tetapnya sudah diketahui, kita selanjutnya bisa membuat tabel penyusutannya
sebagai berikut:

penyusutan metode satuan jam kerja

Pada tabel penyusutan diatas, tampak bahwa menurut metode satuan jam kerja, beban penyusutan untuk tiap
periode akuntansi bervariasi, besarnya akan sebanding dengan jam kerja (kapasitas) aset tetap yang sesungguhnya
dapat dicapai.
Pencatatan, Jurnalnya sama saja dengan metode metode penyusutan aset tetap yang lain.
Jurnal Penyusutan Tahun Pertama

Debit

| Depreciation

Kredit

Rp2.850.000

Akumulated
Depreciation

Rp2.850.000

Untuk tahun berikutnya juga sama jurnalnya

Jurnal Penyusutan Tahun ke-2

Debit

| Depreciation

Kredit |

Rp1.900.000

Akumulated
Depreciation

Rp1.900.000

Untuk penjurnalan tahun tahun berikutnya sama saja, tinggal diteruskan


Demikian pembahasan mengenai penyusutan aset tetap metode satuan jam kerja , next posting, baca juga
penyusutan aset tetap metode satuan hasil produksi, di:

Penyusutan Metode Satuan Hasil Produksi

Penyusutan Metode Satuan Hasil Produksi | Productive Output Method


Dalam Penyusutan Aktiva Tetap dengan Metode Satuan Hasil Produksi, beban penyusutan ditetapkan berdasarkan
jumlah output yang dihasilkan oleh aset pada periode yang berjalan atau bahasa lain beban penyusutan dihitung
dengan Satuan Hasil Produksi, sehingga beban penyusutan tiap periode akan berfluktuasi mengikuti jumlah
produksi yang dihasilkan.

Metode satuan hasil produksi mengalokasikan biaya penyusutan berdasar atas proporsi pemakaian aset tetap yang
sebenarnya. Metode ini menggunakan output atau hasil produksi sebagai dasar acuan alokasi beban penyusutan
untuk setiap periode akuntansi.

Beban penyusutan dalam metode satuan hasil produksi diperlakukan sebagai beban variable sesuai dngan unit
output yang dihasilkan aset tetap tiap periode. kelemahannya sama dengan kelemahan pada metode jam jasa.
metode ini masuk kategori depresiasi berdasarkan faktor penggunaan. metode ini memandang beban penyusutan
sejalan dengan tingkat pemakaiannya, idealnya, metode satuan hasil produksi diterapkan pada jenis aset tetap
mesin produksi.

Berikut asumsi asumsi penyusutan metode hasil produksi digunakan:

Nilai aset tetap menurun karena penggunaan, bukan karena faktor waktu

Kerusakan serta ke-aus-an fisik aset adalah faktor penting, sedangkan tingkat Ke-usang-an bukan hal
penting,

Biaya maintenance dan perbaikan sifatnya proporsional terhadap penggunaan,


Tingkat efesiensi operasi sifatnya proporsional terhadap pemakaian aset, contohnya bahan bakar yang
jumlahnya berfluktuasi.

Pendapatan sifatnya proporsional terhadap penggunaan aset tetap


Metode hasil produksi merupakan metode penyusutan yang mengalokasikan beban penyusutan ke beberapa periode
berdasarkan pada satuan unit yang diperoleh dari penggunaan aset tetap. Umur ekonomis aset tetap dinyatakan
dalam satuan unit produksi, bukan berdasarkan tahun.

Tarif penyusutan /Unit = (harga perolehan - nilai sisa)/taksiran jml produksi

Penyusutan = produksi setahun x tarif penyusutan per unit

Contoh soal dan jawaban penyusutan metode hasil produksi

PT Foraz pada bulan januari 2014 membeli Sebuah mesin pabrik dengan harga perolehannya senilai Rp
125.000.000,00,- dan diprediksi memiliki masa manfaat hingga 5 tahun kedepan dengan nilai sisa/residu sebesar Rp
5.000.000,00,- diperkirakan mesin tersebut bisa berproduksi dan menghasilkan jumlah unit sebagai berikut:

Tahun Ke-1 = 15.000 unit

Tahun Ke-2 = 13.500 unit

Tahun Ke-3 = 12.000 unit

Tahun Ke-4 = 11.500 unit

Tahun Ke-5 = 8.000 unit


Tarif penyusutan per unit:
125.000.000 - 5.000.000
60.000
=
2.000

ok, tarif penyusutan sudah kita ketahui, kita bisa susun tabel penyusutan pertahunnya:

penyusutan metode satuan hasil produksi

saat pencatatan jurnalnya, sama saja dengan metode metode sebelumnya

Jurnal Penyusutan Tahun 2014 :

Debit

| Depreciation

Kredit |

Akumulated
Depreciation

Untuk tahun berikutnya juga sama jurnalnya

Jurnal Penyusutan Tahun 2015 :

Rp30.000.000
Rp30.000.000

Debit

| Depreciation

Kredit |

Rp27.000.000

Akumulated
Depreciation

Rp27.000.000

Untuk penjurnalan tahun tahun berikutnya sama saja, tinggal diteruskan

Saya rasa sudah cukup penjelasan tentang Penyusutan Metode Satuan Hasil Produksi,dan selesai pula pembahasan
tentang penyusutan aset tetap. jika ada yang tidak jelas, mohon kritik dan sarannya dan semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai