Anda di halaman 1dari 10

Monohero sukses lakoni tur Jogja, Bandung dan Semarang

Setelah sukses melakoni tur pertama mereka (Bali, Solo, Jakarta),


Monohero Band Psychedelic asal kota Malang yang baru saja merilis EP
Shimmy&Shimmer pada bulan september lalu ini kembali menjalani tur ke
dua mereka sebagai penutup tahun 2016. Juga sebagai penghilang
kejenuhan dalam proses recording yang mereka lakukan saat ini untuk
persiapan menuju album pertama yang rencana rilis 2017 mendatang. Dari
pada menunggu jenuh, lebih baik kita mencari sesuatu. Maka dari itu kita
berangkat tur dan memanfaatkan kendaraan umum sebagai alat
transportasinya adalah pilihan terbaik kali ini. kata Monohero. Dengan
berbagai pertimbangan, Jogja, Bandung dan Semarang adalah kota yang
mereka pilih sebagai ajang presentasi musiknya.
Tak ingin menunggu waktu, dengan persiapan kurang dari satu bulan
serta bermodalkan 50 keping EP Shimmy&Shimmer dan Merchandise,
Monohero tiba di Jogja yang sebagai lawatan pertama tur mereka yang
bertajuk Futoura pada tanggal 15 desember kemarin. Bersinggah di
Volcanic Winds Senyawa House mereka disambut baik oleh Wukir Suryadi
beserta istrinya Gendhis. Bertempat di Asmara Coffe ArtShop Jogja,
Monohero sukses membuat suka ria suasana Jogja malam itu. Sempat juga
jamming dengan musisi lokal karena permintaan audience. Saling bertukar
pengalaman bersama Senyawa family, Asrie Tresnandy (Log Sanskrit) dan
para musisi avant guitar (Ikbal Lubys dkk) menjadi kegiatan Monohero di hari
selanjutnya selama di Jogja.

Live at Asmara Coffee, Jogja (Photo by : Avieka Joeniarsah)

Bersama Asrie Tresnady (Log Sankrit), Gendhis dan Wukir Suryadi (Senyawa) di Volcanic
Winds, Jogjakarta. (Photo by : Alfian Roesman)

Menempuh perjalanan darat (bus) hampir selama hampir 15 Jam


akhirnya monohero tiba di Bandung pada tanggal 17 desember 2016.

Saat perjalanan dari Jogja menuju Bandung. (Photo by Avieka Joeniarsah)

19 desember 2016 - Omuniuum, salah satu art space, toko merchandise dan
fisik tersohor di Bandung juga Indonesia yang juga sebagai tempat
nongkrongnya para musisi dan seniman bandung adalah tempat yang tepat
bagi Monohero untuk mengawali presentasi musiknya di kota kembang.
DayuDayu, program dadakan yang direka-reka oleh Boit (Pemilik
Omuniuum) bersama rekan-rekan OmniSpace (salah satu sub. dari
Omuniuum) demi memfasilitasi Monohero yang mampir ke Bandung tak
hanya sekedar menuntut untuk live perform, Monohero juga dituntut untuk
mepresentasikan apa yang Monohero kerjakan, bercerita tentang proses
kreatif mereka sebelum memainkan musiknya. Dengan disaksikan oleh
beberapa musisi dan seniman seperti (Bottle smoker, Teman Sebangku)
menjadikan suasana dingin Bandung waktu itu menjadi hangat. Diluar
ekspetasi, acaranya berlangsung sangat menyenangkan. Monohero yang
umurnya belum genap setahun ini ternyata punya energi yang cukup besar.
Rasanya batas ruang kecil ini hilang dan kami yang menonton seperti berada
di ruang imaji penuh cahaya dan suara yang disuguhkan oleh Wafy, Omen
dan Alfian. Dikutip dari ulasan Boit pada akun instagramnya.

Prepare! at Omuniuum, bandung. (Photo by : Avieka Joeniarsah)

Live at DayuDayu, Omuniuum, Bandung. (Photo by : Avieka Joeniarsah)

Esok harinya didampingi Harry Koi Pangabdian (drummer), Monohero


bertandang ke Butchers Bill Bandung untuk melakoni panggung mereka
selanjutnya dalam acara S.A.P.A musik bersama 3 band bandung lainnya
Kotak Mainan, Parahyena, Brightfull Corolla serta Rio Satrio (solo folk dari
Samarinda).

Live at S.A.P.A musik, Butchers Bill, Bandung.

Bersama penghuni Butchers Bill, Bandung.

Belum puas melakoni dua panggung di Bandung sebelumnya, bersama Ali


Robin (seniman patung) bertempat di Scupture Studionya, Cilanguk art
districk yang juga sebagai tempat singgah Monohero selama di Bandung,
mereka mengonsep sebuah pertunjukan audio visual yang beda dari
biasanya. Dalam judul acara IRON AGE session 4 Monohero bersama
Danny (Musisi Elektronik asal Bandung) tampil memukau dengan
pertunjukan yang panggungnya berada di balkon lantai 3 rumah Ali Robin
dan disaksikan oleh penduduk sekitar juga seniman yang hadir.

Set Panggung Iron Age session 4, Cilanguk Art Districk Ali Robin Scupture Studio, Bandung. (photo
by : Avieka Joeniarsah)

Live at Iron Age session 4, Cilanguk Art Districk Ali Robin Scupture Studio, Bandung. (photo by :
Avieka Joeniarsah)

Bandung, tempat yang hangat untuk monohero. Bertemu dengan orangorang baik, pemuda kreatif, saling bertukar pikiran, saling bertukar pendapat
dan pengalaman adalah suatu berkah yang luar biasa. Suatu saat kita akan
kembali lagi ke sini kata ketiga personil Monohero Wafy, Omen dan Alfian.

Tempat singgah Monohero, Ali Robin Scupture Studio, Bandung.

Jakarta, 22 Desember 2016. Monohero melakukan sedikit refreshing


dari kesibukan tur-nya untuk menonton konser tunggal Senyawa di Gedung
Kesenian Jakarta. Tiba pada waktu sore di GKJ, mereka dikejutkan dengan
kehadiran orang-orang Omuniuum Bandung. Hadir pula anak-anak Ruang
Rupa dan beberapa musisi Ibu Kota dan seniman lainnya termasuk Patrick
Hartono (musisi elektronik musik) yang juga sebagai pembuka konser malam
itu. Kehangatan pun terjadi sekali lagi, sebelum dan setelah konser
diselenggarakan mereka saling bercengkrama, bercanda serta ada beberapa
obrolan dengan Mas Ameng dari Ruang Rupa yang sempat melihat
pertunjukan Monohero lewat akun instagram Omuniuum. Beruntung sekali
kami bisa bertemu dan berdialog dengan orang-orang hebat selama tur ini,
tegas Monohero. Jakarta memberi pesan kepada Monohero bahwa Hanya
diam tidak akan membuat musikmu terdengar. Jikalah sudah terdengar maka
bertanggung jawablah terhadap pendengar.
24 desember 2016, setelah perjalanan panjang hampir 18 jam dari
Jakarta menuju Jogja dengan menumpang di bus official senyawa
dilanjutkan melalui kendaraan umum Jogja-Semarang selama kurang lebih 5
jam Monohero tiba di Semarang, kota terkahir dalam jadwal tur Futoura
mereka kali ini. Lelah dan letih tak menghalangi mereka untuk perform
secara total dan maksimal malam harinya di acara DI(E)GITAL yg
diselenggarakan oleh Grobak Hysteria. Berbeda dengan panggung-panggung
sebelumnya. Kali ini Monohero menjalani panggung di tengah kampung dan
disaksikan warga sekitar menjadikan momen ini spesial. Bertanya-tanya
dalam batin, bagaimana respon warga ketika mendengar dan melihat
perform Monohero? Tak menunggu jawaban, Monohero tampil ganas di
Kampung Petemesan, Semarang. Tak peduli respon warga seperti apa, yang
jelas ini adalah salah satu edukasi bagi Monohero juga warga sekitar agar
untuk bagaimana bisa saling menerima.

Live at DI(E)GITAL, Kampung Petemesan, Semarang. (Photo by : Avieka Joeniarsah)

Monohero, band/unit psychedelic ambient beranggotakan Muhammad


Fadhil Wafy Music Player & Main Composser, Arie W. Omen Vocalist, dan
Alfian Roesman Visual Player yang terbentuk akhir januari 2016 ini kembali
ke kota Malang dengan bahagia, dengan bermodalkan 50 keping EP dan
Merchandise mereka telah berhasil melakukan tur Futoura kali ini. Sebuah
tanggungjawab yang cukup besar menanti, salah satunya menyelesaikan
materi album pertamanya yang rencana akan dirilis 2017 mendatang. Tema
Futoura dalam tur kali ini pun benar-benar memberi pelajaran yang
berharga untuk perkembangan Monohero selanjutya.

The Team (Arie W. Omen, Alfian Roesma, MF Wafy, Avieka J)


Written by -Arie W-

Monohero Management
Contact :
+628813233467 (Omen)
+6285755025250 (Wafy)
Email : themonohero@gmail.com
Link :
www.monohero.bandcamp.com
https://www.youtube.com/user/TheMonohero
https://www.youtube.com/watch?v=Q7aEvo9w02c&t=21s
Instagram : @monohero_music
Facebook : monohero
Twitter : @monohero_music

Anda mungkin juga menyukai