Anda di halaman 1dari 41

Abstraksi

Panel Surya merupakan elemen penting dari SBCS (Pengisi Baterai Berbasis
Surya) dengan memanfaatkan energy yang dipancarkan matahari. Dibandingkan
dengan semua sumber energy lain, energy surya tersedia melimpah dan gratis
yang dapat digunakan untuk mengisi baterai yang digunakan pada setiap modul
atau kit elektronik pada penggunaan alat sehari-hari.
Kontroler Pengisi Daya Pintar akan dirancang agar baterai yang sedang diisi daya
nya tidak kelebihan pengisian (over charge) untuk memastikan tidak ada
pengurangan daya tahan baterai. Sistem seperti ini membutuhkan sensor untuk
mendeteksi apakah baterai telah terisi penuh atau belum. Setelah terisi penuh,
pendeteksi keamanan dapat dicapai dengan mendesain sebuah system logika
pada pengisi daya nya yang secara otomatis memutus tegangan menuju baterai
saat baterai selesai diisi penuh.
Ketika baterai ini dihubungkan dengan pehitungan, baterai tersebut hanya terisi
pada rentang waktu yang singkat mempertimbangkan waktu pancar sinar
matahari per hari di Bangladesh yang hanya berkisar 5 jam/ hari; Sedangkan
Pengisi Baterai Berbasis Diesel (DBSC) memakan waktu 1-2 hari.

Daftar Isi
Judul
Pernyataan Originalitas
Kata Pengantar
Abstraksi
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
BAB I : Pendahuluan
Latar Belakang
Motivasi
Tujuan
Luaran Thesis
BAB II : Gambaran Umum Penelitian
Panel PV
Kontroler Pengisi Daya
Baterai
BAB III : Deskripsi Sistem
Panel Surya
Unit Pengisi Daya
Baterai
BAB IV : Pemrograman Mikro C
Pemrograman pada PIC
Algoritma Kontroler Pengisi Daya
Baris Program Mikro C
BAB V : Implementasi pada Proteus
Komponen Rangkaian
Skematik Rangkaian
Hasil Simulasi
BAB VI : Desain
Tipe Kontroler Pengisi Daya
Proteksi OverCharge
Proteksi terhadap DeepDischarge
Set Poin Kontroler Pengisi Daya
Rangkaian Pengisi Daya
Implementasi PCB
BAB VII : Interfacing
Mengapa perlu interfacing?
Bagaimana membuat Interface tersebut?

BAB VIII : Hasil Penelitian


Keseimbangan Sistem
Penelitian pada Kontroler Pengisi Daya yang Berbeda
Pengujian Laboratorium
BAB IX : Kesimpulan
Batasan Masalah
Saran

Daftar Gambar
Gambar 2.1 : Kontroler Pengisi Daya dan Pengkabelan Baterai

Gambar 2.2 : Model standar dari SBCS


Gambar 3.1 : Profil discharge baterai
Gambar 3.3 : IRFZ44N MOSFET
Gambar 4.1 : ALgoritma Pengisian Daya
Gambar 5.1 : Skematik Rangkaian
Gambar 5.2 : Tidak Ada Pengisian
Gambar 5.3 : Lebar Pulsa 10%
Gambar 5.4 : Lebar Pulsa 90%
Gambar 6.1 : Diagram Alir dari tahap pengisian daya pada baterai lead-acid
Gambar 6.2 : Kontroler Shunt
Gambar 6.3 : Kontroler Series
Gambar 6.4 : Set poin Kontroler Pengisi Daya
Gambar 6.5 : Rangkaian Pengisi Daya
Gambar 6.6 : Implementasi PCB
Gambar 7.1 : Alur Sinyal pada bagian perangkat lunak
Gambar 8.1 : Off Load Test
Gambar 8.2 : Karakteristik I-V pada kontroler pengisi daya
Gambar 8.3 : Karakteristik P-V pada kontroler pengisi daya
Gambar 8.4 : kontroler pengisi daya Rahimafrooz
Gambar 8.5 : Rangkaian dari kontroler pengisi daya Rahimafrooz
Gambar 8.6 : bentuk gelombang pada saat tidak ada pengisian
Gambar 8.7 : bentuk gelombang pada saat pengisian bulk
Gambar 8.8 : bentuk gelombang pada saat pengisian float
Gambar 8.9 : bentuk gelombang pada saat pengisian penuh

Daftar Tabel
Tabel 3.1 : Kondisi Pengisian Baterai
Table 3.2 : Karakteristik I-V Baterai

Tabel 8.1 : Pengujian off load kontroler pengisi daya

BAB I
Pendahuluan

Solar Energy, radiasi yang dihasilkan oleh reaksi fusi nuklir jauh pada inti
matahari, matahari menyediakan hampir semua panas dan cahaya yang
diterima bumi dan karena itu menopang setiap makhluk hidup. Bangladesh
sebagai negara yang peduli terhadap isu lingkungan, sumber energi
berkelanjutan menjadi lebih dan lebih populer di sini. Energi surya dapat
dikonversi ke listrik langsung oleh sistem SHS. Arus dikonversi ke listrik dari PV
ditentukan oleh charge controller. Sebuah charge controller yang efisien dapat
digunakan untuk melakukan pengisian baterai dan proses pemakaian (discharge)
lebih cepat dan lebih baik. Jaringan listrik yang ada tidak mampu memasok
kebutuhan listrik. Jadi Solar Baterai Charging Station (SBCS) merupakan sebuah
proyek baru yang telah muncul ke pedesaan Bangladesh serta di daerah
perkotaan untuk mengubah skenario. Sekarang, yang diperlukan adalah tenaga
kerja dan sedikit masalah ekonomi.
Kontroler Pengisi Daya cerdas dirancang dengan maksud untuk mengurangi
waktu pengisian baterai, sehingga mampu melakukan pengisian lebih dari satu
baterai pada satu waktu dan mendapatkan arus yang diinginkan dari panel PV.
Central Solar Battery Charging Station (CSBCS) memberikan kekuatan untuk
pengisian baterai dari panel surya yang berdiri sendiri. Orang-orang membawa
baterai atau sewa dari stasiun pengisian ulang untuk melakukan pengisian
sampai ke tingkat-dimana tegangan tertentu dipantau oleh perangkat lunak yang
baru didedikasikan untuk proyek ini. CSBCS awalnya dipahami di seluruh dunia
sebagai langkah untuk membawa harga listrik per rumah tangga yang
terjangkau untuk masyarakat pedesaan miskin, dan untuk mendorong
pembentukan usaha masyarakat memasok kebutuhan listrik sederhana dari
pengguna akhir (end users) jauh dari grid pada sebuah perusahaan berbasis
model elektrifikasi.
Mempertimbangkan meningkatnya kebutuhan akan listrik, Bangladesh
menetapkan energy surya sebagai backup untuk generasi listrik untuk
meningkatkan kekurangan daya tersebut yang tidak dapat disediakan oleh
jaringan listrik nasional. Lebih dari itu daerah pedesaan tertinggal kita
menghadapi krisis terbesar dalam hal kelistrikan. Oleh karena itu, tujuan kami
adalah untuk membuat energy surya terkenal oleh masyarakat sebagai sumber
energy terbarukan yang terbaik dengan mengimplementasikan Central Solar
Battery Charging Station dengan tujuan untuk menyediakan listrik tambahan.
Dengan begitu, semakin banyak masyarakat yang mengunakan energy surya
sebagai sumber listrik utama mereka. Mengunakan compound sel surya, panel
surya dapat menangkap jumlah energy yang cukup besar setiap harinya. Ketika
baterai surya juga diperhitungkan, baterai akan terisi hanya pada rentang waktu
yang singkat berkisar 5 jam per hari di Bangladesh; Sedangkan Diesel Battery
Charging Stations (DBCS) memakan 1-2 hari. [1] Listrik tersebut seketika diubah
dan kemudian disimpan dalam stasiun pengisian untuk kemudian dikonsumsi
oleh baterai. Jika panel menghasilkan daya yang tidak diperlukan langsung,
pelanggan dapat menyimpan energi yang di produksi, setiap kali mereka
mewajibkan itu. Siapa pun yang bertujuan mencari tabungan untuk masa depan
planet ini sebaiknya memang melihat ke energi surya.

1.1 Latar Belakang


Krisis listrik merupakan problem utama dewasa ini. Problem ini lebih kritis untuk
populasi masyarakat miskin pada negara dunia ketiga seperti kita. Banyak
masyarakat kita hidup tanpa fasilitas dasar listrik. Di beberapa area diluar
perkotaan, ada sebuah layanan listrik umum yang disebut PALLI BIDYUT yang
dapat menyuplai listrik skala kecil pada area dimana kebutuhan dasar tersebut
dibutuhkan. Hari ke hari krisis listrik ini meningkat sampai dimana tidak ada lagi
solusi untuk kita kecuali menggunakan tenaga surya atau turbin angina untuk
menghasilkan listrik. Sekali lagi, kita tidak hanya menghadapi krisis listrik tapi
juga hari dimana harga gas dan semua sumber daya alam seperti minyak, solar,
bensin dsb meningkat sampai ketitik dimana sumber tersebut langka. Karena itu
dibutuhkan sebuah system yang tidak hanya akan mengurangi krisis listrik tetapi
juga krisis bensin atau sumber daya alam lain untuk kendaraan.
Kami memiliki desain keseluruhan dari Central Solar Battery Charging Station
(CSBCS) berikut dengan implementasi sukses dari perangkat keras dan
perangkat lunak untuk memperlihatkan seluruh aktivitas tidak hanya secara
visual tetapi dapat dimonitor dan dikontrol dari jarak jauh. Implementasi dari
SBCS juga termasuk desain dari kontroler pengisi daya pintar dengan tampilan
waktu pengosongan baterai, membuat alat ini mampu untuk mengisi daya lebih
dari satu baterai sekaligus dan mendapatkan arus yang diinginkan dari beban

1.2 Tujuan
Negara kami merupakan Negara tropis dimana banyak sinar matahari yang
tersedia untuk memenuhi kebutuhan produksi listrik. Jenis proyek ini bukan lah
hal baru tapi untuk Negara kami, proyek ini dapat di implementasikan untuk
keperluan komersial, proyek ini dapat membawa perubahan revolusioner pada
gaya hidup dan kemakmuran ekonomi yang juga meningkatkan GDP Bangladesh.
Sebagai Negara dengan defisit daya dengan puncak beban sekitar 25%, Lebih
dari 60% masyarakatnya tidak memiliki akses listrik. Negara hanya memproduksi
3500-4200 MW listrik sedangkan kebutuhan energy listrik mencapai rata-rata
4000-5200 MW, berdasarkan estimasi resmi. Eneri surya merupakan sebuah
solusi ideal karena dapat menyediakan listrik tanpa batasan wilayah dan
sepenuhnya bersih dalam hal polusi dan kesehatan. Karena proyek ini
menghemat uang untuk pembangunan jalur transmisi listrik, maka sudah pasti
ekonomis. Produsen panel surya di Bangladesh sekarang mengharapkan harga
baterai dan aksesorisnya untuk secara drastic berkurang. Lebih dari utu, setelah
anggaran saat ini 2012, harga per unit listrik akan menguat lebih besar. Hal ini
menyanjung lebih keras untuk masyarakat biasa untuk mengatasi dengan harga
pemasangan per unit listrik dari PDB. Jadi alternatif terbaik adalah untuk
mengembangkan dari SBCS di negara kita efektif.
Mengacu pada tujuan tersebut, kami termotivasi untuk mengerjakan proyek ini
untuk membantu masyarakat dengan beberapa cara. Masyarakat kita tidak
terlalu efisien untuk dipantau. Kami dapat menggunakan perangkat lunak yang
sudah tersedia. Melalui pemantauan kami dapat mengontrol system dari jarak

jauh sehingga efesiensi yang menghalangi kami untuk mengembangkan


software dapat teratasi.

1.3 Sasaran Penelitian


1) Kita dapat mengisi baterai menggunakan system surya rumahan atau
pada IPS di stasiun kami dan juga perangkat lunak yang telah
dikembangkan akan menyelamatkan baterai dari kerusakan yang
disebabkan system.
2) Stasiun pengisian kami dapat digunakan untuk mengisi bermacam baterai
termasuk Baterai Rickshaw atau baterai yang menggunakan system surya
rumahan baik sewa maupun pembayaran bulanan.
3) Lampu listrik yang digunakan pada area pedesaan juga dapat diisi
4) Sasaran pertama dari thesis ini adalah untuk mengidentifikasi alas an
mengapa kegagalan algoritma pengisian daya dari system yang sudah
ada yang memanfaatkan teknologi yang sudah umum.
5) Tujuan berikutnya adalah untuk membuat suatu algoritma pengisian daya
baru yang akan mengatasi kesalahan deteksi pada system pada saat
melindungi baterai tiap kali kelebihan pengisian. Kami menyajikan sebuah
algoritma baru pengisian daya berbasis tegangan.
6) Beberapa cara untuk meningkatkan kecepatan pengisian merupakan hal
yang kritis pada aplikasi ini seperti hal nya pada aplikasi lain sebab panel
surya portable umumnya memiliki nilai daya yang rendah per meter
persegi. Maka, penelitian ini juga mengembangkan cara untuk
mengoptimasi keluaran daya panel surya ketika mengisi baterai
7) Perangkat lunak kami dapat mengurangi biaya
8) Diikuti oleh beberapa Negara kami juga mengganti stasiun pengisian
bahan bakar dengan stasiun surya pengisian baterai dengan beberapa
modifikasi.

1.4 Ikhtisar Tesis


Tugas Akhir Photovoltaic Charge Controller ini tersusun ke dalam bab berikut:
Bab 2 : Tinjauan pustaka dari proyek ini berdasarkan jurnal dan referensi lainnya.
Bab 3: Metode pengembangan Photovoltaic Charge Controller . Detail progress
dari proyek akan dijelaskan pada bab ini
Bab 4 : Algoritma dari rangkaian kontroler pengisian daya dan implementasi
baris perintah pada mikrokontroler
Bab 5 : simulasi dan hasil keseluruhan system
Bab 6 : Desain perangkat keras dan perangkat lunak dari purwarupa proyek

Bab 7 : Antar muka antar dua grup


Bab 8 : Hasil yang didapat dan batasan dari poyek. Diskusi seputar hasil dan
performa dari Photovoltaic Charge Controller .
Bab 9 : Berisi tentang kesimpulan proyek, rintangan yang dihadapi dan
rekomendasi kedepan juga didiskusikan pada bab ini.

BAB II
Gambaran umum penelitian
2.1 Panel PV
Dalam sel Photovoltaic, cahaya menarik electron untuk bergerak dari satu
lapisan ke lapisan lain melalui material silicon semikonduktor. Hal ini
menghasilkan arus listrik.
Sel surya disebut juga Photovoltaic dibuat dari irisan tipis silicon Kristal, gallium
arsenid atau material semikonduktor lainnya yang mengubah radiasi surya
langsung menjadi listrik. Sel dengan efisiensi konversi lebih dari 30% sudah
tersedia. Dengan menghubungkan sejumlah besar sel tersebut kedalam modul,
biaya dari listrik Photovoltaic telah berkurang dari 30 ke 20 sen per kWh.
Amerika pada saat ini membayar 6 sampi 7 sen per kWh untuk pembangkit
listrik konvensional.
Sel surya sederhana menyediakan sejumlah kecil daya untuk jam dan kalkulator.
Sistem yang lebih kompleks dapat menghasilkan listrik untuk rumah dan jaringan
listrik. Biasanya meskipun sel surya memberikan daya kecil jarak jauh untuk
perangkat tanpa perawatan seperti pelampung, satelit komunikasi dan cuaca
dan perangkat pada wahana antariksa.

2.2 Kontroler Pengisi Daya


Kontroler pengisi daya, regulator pengisi atau regulator baterai membatasi nilai
hingga dimana arus listrik ditambah atau dikurangi dari baterai. Hal itu
mencegah kelebihan pengisian dan bias mencegah terjadinya tegangan berlebih.
Yang dapat mengurangi kinerja atau masa hidup baterai dan mungkin
menyebabkan resiko keselamatan. Hal tersebut juga mencegah pengosongan
penuh baterai (deep discharging) atau melakukan pengosongan terkontrol,
bergantung pada teknologi baterai untuk melindungi masa hidupnya. Istilah
Charge Controller atau Charge Regulator mengacu kepada antara perangkat
stand-alone atau rangkaian control terintegrasi dengan baterai, perangkat
berdaya baterai atau pengisi baterai.
Kontroler Pengisi Daya telah dijual secara umum sebagai perangkat terpisah,
sering kali disambungkan dengan generator surya atau angin untuk penggunaan
pada RV, boat dan sistem pengisian rumah jarak jauh. Pada aplikasi surya,
kontroler pengisi daya juga disebut regulator surya.

Beberapa kontroler pengisian atau regulator mematikan aliran arus lebih lanjut
ke baterai ketika sudah terisi penuh. Kontroler pengisi shunt atau regulator shunt
mengalihkan kebocoran listrik pada beban shunt seperti pemanas air ketika
baterai terisi penuh. Kontroler pengisian sederhana menghentikan pengisian
baterai ketika sudah melewati level tegangan tertentu dan mengaktifkan kembali
ketika tegangan baterai dibawah levelnya. Teknologi Pulse Width Modulation
(PWM) dan Maximum Power Point Tracker (MPPT) sudah lebih canggih
menyesuaikan nilai pengisian tergantung level baterai, untuk mengizinkan
pengisian mendekati kapasitas maksimumnya. Kontroler pengisian juga dapat
mengawasi temperature baterai untuk mencegah overheating. Beberapa system
kontroler pengisian juga menampilkan data, mengirim data ke penampil jarak
jauh dan mencatat data untuk menelusuri aliran listrik terhadap waktu.

Gambar 2.1 : Kontroler Pengisian dan Pengkabelan Baterai

2.3 Baterai
Kondisi baterai dan bersamaan dengan status pengisian yang didapat dari
membaca penggunaan baterai untuk system surya dipakai untuk mengukur
kondisi PWM. Hal tersebut krusial untuk mengikuti rating dari desain kami
sehingga alat tersebut akan bekerja dengan berbagai macam baterai. Grafik
dibawah merepresentasikan ide cemerlang tentang kondisi baterai otomotif yang
umumnya digunakan termasuk pengisian dan pengosongan :

Tabel 2.1 : Kondisi Pengisian Baterai

Gambar 2.2 : Model Standar dari SBCS

BAB III
Deskripsi Sistem

Solar Home System (SHS) biasanya mempunyai desain yang umun dan
mengandung komponen:
1. PV Generator yang tersusun dari atau lebih dari bagian PV, yangmana
terhubung ke DC bagian produksi daya .
2. Mesin pendukung untuk generator PV.
3. 12V lead-acid baterai.
4. Kontroller Pengisi daya untuk mencegah daya yang berlebih dari baterai.
5. Lampu LED.
6. Kabel koneksi (kabel, saklar, dan kotak koneksi)
Project ini dibagi menjadi dua bagian :
1. Implementasi Hardware
2. Implementasi Software
Project ini telah di desain dan diterapkan dari pengisi daya solar. Untuk Solar
Baterry Charging Station (SBSC), proyek CARG mempunyai tujuan untuk
menerapkan dan memonitoring sistem Solar Home system (SHS).

Keadaan Komponen lain dari sistem harus bagus . Ukuran, tegangan,


thresholds dari pengisi daya ini , langsung mempengaruhi waktu hidup
dari baterai dan lampu.

3.1 solar panel


Penggunaan matahari sebagia alternatif untuk menghasilkan energi listrik
selalu digunakan hingga sekarang. Energi solar termasuk salah satu dari
energi yang dapat diperbaharui dengan cepat. Photovoltaic merupakan
sumber energi yang paling bagus. Cahaya yang bersinar diatas krystal
akan menghasilkan listrik. Tidak ada bagian yang berpindah. Matahari
merupakan suber bahan bakar yang tidak berbayar, jumlanyah banyak,
dan didistribusikan secara luas, selalu tersedia untuk setiap negara dan
orang di seluruh dunia. Lebih dari 165,000 TW sumber daya solar yang
ada didunia , daya solar yang digunakan saat ini sebanyak 16 TW atau
prediksi dimasa depan akan menjadi 60 TW. Melakukan pengisian daya
baterai dengan solar tidaklah sulit. Sebenarnya, komponen yang paling
penting dari solar panel adalah kontroller pengisi daya solarnya, yang
tersedia dari banyak sumber. Dengan adanya kontroller pengisi daya,
mengatur sebuah photovoltaic sistem pengisi daya baterai sangatlah
mudah mengikuti prosedurnya.

3.2 Baterai
Solar baterai menghasilkan listrik melalui proses konversi. Sumber dari
listrik merupakan zat photosensitive semiconducting seperti sebuah
silikon krystal yang telah ditambahkan impurities . Saat krystal terkena
cahaya, elektron terlepas dari permukaan krystal dan berpindah ke
permukaan yang lain. Di permukaan itu elektron akan dikumpulkan
sebagai arus listrik. Solar baterai mempunyai waktu hidup yang lama.
Solar baterai digunakan pada pesawat luar angkasa sebagi sumber listrik
untuk mengoperasikan peralatan kapal.

Baterai dapat diisi ulang , tapi tidak boleh diisi ulang berlebihan. Jika
tidak,maka betarai akan tertutup semua dan bocor. Ketika nilainya 12v
dan 80Ah, seharusnya tidak usah diisi ulang saat dibawah 80%.

Tabel 3.1: karakteristik baterai

Diagram 3.1 : pengisian ulang baterai

Aturan dasar untuk pengisian baterai lead-acid (tegangan yang


disebutkan untuk 6 cell, 12V baterai) yaitu :
-

Jangan menghubungan baterai dengan tegangan saat tegangannya


menurun 10.5V saat diisi.

Baterai bisa saja diisi tanpa batas (biasanya disebut float charging
atau preservation charging), jika tegangan disimpan dalam batas
tertentu ( bervariasi sesuai dengan type baterai antara 13,4V dan
13,8V)
Saat peredaran ( melalu pengisian dan pemakaian berturut-turut),
tegangan baterai menjadi lebih tinggi dari saat baterai diisi tanpa
batas (14,2 V menjadi 14,5 V).
Tidak baik untuk mengisi ulang baterai melebihi batas tegangan
(14,4V) dalam waktu yang lama.
Sebaiknya mengubah level tegangan mengikuti temperatur/suhu
baterai.
Aman untuk mengisi ulang lead-acid baterai dengan arus C/10h ,
dimana C adalah kapasitas baterai dalam Ah.

Tetapi, pengisian baterai lead-acid yang ideal terdiri dari 3 tahap :


pengisian arus-konstan, penambahan pengisi daya, dan pengisi daya
float .
Tegangan dan arus baterai tiap sel telah digambarkan pada gambar
3.1.
Energi yang paling banyak diberikan pada baterai adalah saat tahap
pertama. Pada tahap kedua daya baterai sedikit bertambah saat
arusnya berkurang. Ini merupakan tahap penting untuk mengisi
baterai sampai 100% dari kapasitas sebelumnya. Kehilangan
disebabkan karena self-discharge akan diganti saat tahap terakhir.

3.3 Unit Pengisi


3.3.1 Kontroller pengisi daya
Fungsi utama dari kontroller pengisi adalah Solar Home System yaitu
untuk mempertahankan beterai setinggi munkin saat bagian PV
mengisi daya kontroller pengisi daya baterai melindungi baterai dari
kebihan daya dan melepaskan muatan untuk mencegah pengisian
daya keluar. Dapat disimpulkan kontroller pengisi daya langsung
mengontrol pengisian daya baterai.
Tanpa kontroller pengisi daya , arus dari ruang akan mengalir pada
baterai sebanding dengan radiasi. Jika daya baterai terisi penuh, maka
pengisian baterai yang tidak teratur menyebabkan tegangan baterai
mencapai tingkat yang tinggi, gas beracun, hilangnya elektrolit,
pemanasan internal, dan terjadinya korosi. Sebenarnya kontroller

pengisi daya mempertahankan kondisi dan memperpanjang waktu


hidup baterai.

3.3.2 Pulse Width Modulation (PWM)


Pulse Width Modulation (PWM) menyesuaikan rasio pertukaran seperti
menginput perubahan untuk menghasilkan tegangan yang konstan.
Tegangan Dc diubah menjadi gelombang sinyal, bolak balik antara
terisi penuh dan kosong. Dengan kontroller sikuit analog digital, sistem
biaya dan konsumsi daya dapat berkurang drastis. Saat ini, banyak
mikro kontroller tersedia dalam on-chip kontroller PWM.
Secara singkat, PWM adalah cara digital pengkodean tingkat sinyal
analog. Kontoller PWM dapat digunakan dalam dua cara : mode
tegangan dan mode arus. Dalam mode tegangan, tegangan yang
dikeluarkan meningkat dan menurun sebagaimana rasio meningkat
dan menurun . Tegangan yang dihasilkan dapat dideteksi dan
digunakan untuk arus balik. Jika mode tegangan memiliki dua tahap
regulasi, tahap yang pertama akan membuat tegangan maximun yang
aman untuk membuat baterai terisi penuh. Lalu akan menurunkan
tegangan rendah untuk mempertahankan pengisian yang terputus.
Tahap kedua regulasi penting untuk sistem yang mengalami kelebihan
energi dalam beberapa hari atau minggu (atau sedikit menggunakan
energi). Hal ini akan membuat daya tetap penuh tetapi meminimalkan
kehilangan air dan stress. Tegangan dengan kontroller yang mengubah
pengisian daya disebut set point. Saat menentukan set point yang
ideal, ada beberapa hal yang harus ditentukan antara pengisian daya
cepat sebelum matahari terbenam dan daya baterai yang berlebih.
Penentuan dari set point tergantung dari pola penggunaan, tipe
baterai,pengalaman dan fisolofi dari desain sistem atau operator.
Menentukan siklus, D untuk mendapatkan tegangan output yang
diperlukan
D = Vo/Vd
Keterangan :
D = Duty Cycle
Vo = Voltage output
Vd = Voltage input
D = 12V/17.4V
D = 0.7
%D = 70%

3.3.3 PIC 16F876A Mikrokontroller


Divisi semikonduktor dari General Instruments Inc awalnya
dikembangkan PIC (Programmable Interface Controller) sederet dengan
mikrokontroller.
PIC yang pertama merupakan perbaikan dari mikrokontroller karena
diprogram, output yang tinggi, input/output controller dibuat
mendekati sebuah RISC (Reduced Intruction Set Code) arsitektur. Pic
yang pertama dapat berjalan efisien pada satu instruksi tiap per
putaran waktu,, perputaran waktu berasal dari osilator dibagi dengan
4. Awalnya PIC dapat berjalan deng frekuensi osilator yang tinggi 20
MHz. Hal ini membuatnya lebih cepat untuk 8-bit mikrokontroller,
tetapi ciri yang utamanya yaitu 20mA dari sumbernya dan hilangnya
kemampuan arus pada maisng maisng I/O (Input/Output) pin. Waktu
untuk micro menyebarkan tinggi arus I/O utamanya hanya 1milliampere (MA) dan 1,6 mA sink.

Gambar 3.2 : Tipe dari PIC Mikrokontroller


3.3.4 Mosfet
Seperti yang disebutkan sebelumya saklar akan menjadi MOSFET
(Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) MOSFET
merupakan transistor yang paling populer yang digunakan untuk
saklar, bersama dengan BJTs (Bipolar Junction Transistor). Perbedaan
yang utama antara MOSFET dan BJTs tegangan yang dikendalikan
(sedikit atau tidak arus yang digunakan) dan arus yang dikendalikan
(tegangan digunakan untuk mengendalikan arus). MOSFET
membutuhkan energi lebih sedikit untuk mengendalikan tegangan.
MOSFETs merupakan N-channel yang sebagian besar terbuat dari Ntype berbahan semikonduktor atau P-channel yang sebagian besar
terbuat dari P-type berbahan semikonduktor.

Simbol sirkuit ada pada gambar ini .

Gambar 3.3: IRFZ44N MOSFET


MOSFET mempunyai kecepatan pertukaran yang cepat, impedansi
masukan yang tinggi dan bagus untuk mengganti konventer. Tegangan
diterapkan pada pintu gerbang (1), permukaan baterai pada saluran
(2), dan permukain panel ada di sumbernya (3).

BAB IV
Koding Mikro C
4.1 Pemrograman PIC
Mikrokontroler PIC ini dapat diporgram dengan bahasa tingkat tinggi atau dengan
bahasa natural mesin (Assembly). Dalam tesis ini yang dipilih bahasa C,
menggunakan perangkat lunak Micro C. Keuntungan dari bahasa C terdiri dari
control dan efisiensi yang lebih baik. Alasan lain menggunakan bahasa C dalah
karena antar-muka dengan programmer yang sederhana dan mudah dimengerti.

4.2 Algoritma Pengisi Daya


Algoritma Pengisi daya ditunjukan dalam diagram alir berikut :

Gambar 4.1 : Algoritma Pengisian

4.3 Kode Mikro C


Mikrokontroler PIC 16F876A dapat deprogram menggunakan perangkat lunak
penulis PIC. Kode berikut ditulis dan diimplementasikan pada mikrokontroler :

BAB V

Implementasi Proteus

ISIS menyediakan lingkungan pengembangan untuk PROTEUS VSM,


sistem tingkat simulator yang interaktif. Produk ini menggabungkan
mode sirkuit simulator, model mikropprosesor dan model komponen
interaktif untuk memungkinkan simulasi lengkap berbasis desain
mikrokontroller.
ISIS menyediakan sarana untuk desain di tempat pertama, arsitektur
untuk simulasi interaktif, dan sistem untuk mengatur sumber dan kode
objek yang terkait dengan setipa proyek. Selain itu, beberapa objek
grafis dapat ditempatkan pada skema untuk memungkinkan waktu
yang tidak terlalu lama, frekuensi dan swept variabel simulasi yang
akan dilakukan.

Fitur utama PROTEUS VSM :


-

Simulasi Mixed Mode berbasis Berkeley SPICE3F5 dengan ekstensi


untuk digital simulasi .
Mendukung untuk dua interaktif dan grafik berbasis simulasi.
Model CPU tersedia untuk microkontroller yang popular seperti PIC
dan seri 8051.
Interaktif model perifer termasuk tampilan LED dan LCD, matriks
keypad yang universal, terminal RS232 dan perpustakaan untuk
saklar,pot, lampu dan lain-lain.
Intrumen visual termasuk volmeter,amperemeter, sinar osiloskop
ganda dan 24 saluran logika analyzer.
Di layar grafik-grafik ditempatkan langsung pada skema seperti
objek lain. Grafik dapat ditampilkan dalam mode layar penuh untuk
pengukuran dengan kursor.
Tipe Grap Based Analysis termasuk transient, frekuensi, noise,
distorsi, AC dan DC dan Fourier Transform . Grafik Audio
memungkinkan pemutaran dari gelombang simulasi.
Dukungan langsung untuk model komponen analog dalam format
SPICE.
Membuka arsitektur untuk komponen plug in yang dikodekan
dalam bahasa C++ atau bahasa pemograman yang lain. Bisa
menjadi listrik, grafik atau kombinasi dari keduanya.
Simulasi digital termasuk seperti bahasa pemograman BASIC untuk
permodelan dan melakukan uji vektor.
Desain dibuat untuk membuat netlist dan membuat PCB, jadi tidak
perlu membuat desain dua kali.

Rincian lengkap dari semua fitur disediakan dalan PROTEUS VSM


manual.
5.1 komponen Sirkuit
Tidak ada panel atau instrumen serupa yang tersedia di Proteus.
Untuk itu, sumber arus DC ditampilkan dalam panel. Sumber arus
DC memiliki arus konstan dari 5A.
Tegangan regulator 7805 telah dihilangkan dari simulasi, karena
tidak ada nomor pin 19 atau pin VDD di PIC16F876A dalam
PROTEUS. Tujuan dari tegangan regulator adalah untuk memberikan
tegangan 5V untuk microkontroller. Untuk itu tegangan
mikrokontroller akan terbakar.
Digital oskiloskop kan terhubung untuk mendapatkan tampilan dari
PWM. Digital oskiloskop merupakan instrument visual yang tersedia
dalam PROTEUS VSM. Digital oskiloskop mempunyai 4 channel.
Channel A adalah channel yang menunjukkan gelombang persegi.
5.2 Skematik sirkuit
Setelah semua komponen sirkuit ditambahkan, tandanya simulasi
akan dilakukan. Simulasi dilakukan dengan menggunakan baterai
dengan nilai yang berbeda. Tiap nilai baterai akan dicatat di
oskiloskop digital. Hal ini sesuai dengan nilai yang ada di PWM.

Gambar 5.1: Skematik Sirkuit

5.3 Hasil Simulasi


PROTEUS VSM hadir dengan fasilitas Visual Instrument. Oskiloskop
digunakan untuk mendapatkan output PWM dari pin CCP1. Pin CCP1
menghasilkan gelombang persegi. Untuk itu pin ke 13 dari
mikrokontroller dihubungkan ke Channel A dari oskiloskop. Output
dari tiga tegangan berbeda dari sel baterai kan ditampilkan disini.

Gambar 5.2 : Tidak diisi daya

Gambar 5.3 : lebar nadi 10%

Gambar 5.4 : lebar nadi 90%

BAB VI

Desain
Dalam mendesain kontroler pengisi daya, rangkaian yang dibuat telah
disimulasikan pada ISIS 7 PROFESSIONAL. Mikrokontroler PIC16F876A dapat
mengubah masukan tegangan kedalam sinyal PWM. Sinyal PWM tersebut
memiliki rentang dari 0 sampai 100%. Terdapat juga mosfet untuk pensaklaran
(switching) antara panel dan baterai. Hasil simulasi yang ada mendekati hasil
pengujian.
Kontroler pengisi daya dapat menjadi beberapa tahap perangkat, sehingga
didapat pedoman sederhana untuk pengisian pada tahap purwarupa. Setelah
fungsi ini diimplementasikan dan diverifikasi, algoritma untuk mendapatkan
pengisian ideal (deskripsi diatas) dapat diimplementasikan untuk memperbaiki
kualitas proses pengisian.
Dari pedoman dasar dijelaskan, bahwa fungsionalitas minimum dari perangkat
keras pengontrol harus menerapkan pengukuran tegangan dan switching off
pada beban dan masukan dari panel surya.

Gambar 6.1 : Diagram kondisi pengisian baterai lead-acid

6.1 Tipe Kontroler pengisi


Ada dua tipe kontroler pengisian dasar :

6.1.1 Kontroler Shunt


Semua kontroler shunt harus memiliki diode pembatas seri antara baterai dan
elemen shunt untuk mencegah terjadinya hubung-singkat pada baterai ketika
modul sedang meregulasi. Karena terdapat sedikit penurunan tegangan antara
modul dan kontroler dan disebabkan oleh pengkabelan dan resistansi elemen
shunt, modul tersebut sebenarnya tidak selalu benar-benar terhubung singkat,
menghasilkan sedikit disipasi daya dalam kontroler. Untuk alasan ini, kebanyakan
kontroler shunt memerlukan heat sink untuk mendisipasi daya, dan pada

umumnya digunakan terbatas pada system PV dengan modul arus kurang dari
20 Ampere.[6]

Gambar 6.2 : Kontroler Shunt

Desain Shunt Terinterupsi


Kontroler shunt terinterupsi secara menyeluruh memutus array arus pada
sebuah penginterupsi atau on-off fashion ketika baterai mencapai titik acuan
tegangan regulasi. Ketika baterai berkurang mendekati array tegangan
penghubung, kontroler menghubungkan array untuk melanjutkan pengisian
baterai. Siklus antaran regulasi tegangan dan menghubungkan kembali array
tegangan adalah mengapa kontroler ini sering disebut juga kontroler on-off atau
pulsing. Kontroler shunt terinterupsi tersedia secara luas dan murah,
bagaimanapun perangkat tersebut umumnya terbatas untuk digunakan pada
system dengan array arus kurang dari 20 ampere disebabkan oleh kebutuhan
disipasi panas. Secara umum, Kontroler shunt on-off mengkonsumsi daya kurang
dari kontroler bertipe seri yang menggunakan relay (didiskusikan nanti), maka
perangkat ini merupakan yang terbaik untuk system kecil dimana bahkan
kerugian parasit kecil menjadi bagian signifikan dari beban system. Kontroler
shunt terinterupsi dapat digunakan pada semua tipe baterai, bagaimana pun
cara dimana perangkat ini menerapkan daya ke baterai mungkin tidak optimal
untuk semua desain baterai. Secara umum, konstanta-tegangan, PWM atau
desain kontroler linier direkomendasikan oleh produsen gelled dan baterai AGM
lead-acid. Bagaimana pun, Kontroler shunt terinterupsi merupakan kontroler
sederhana, rendah biaya dan melakukan dengan baik pekerjaannya di banyak
system PV stand-alone.

Desain shunt-linier
Sekali baterai berubah hampir terisi penuh, kontroler shunt-linier
mempertahankan baterai mendekati tegangan tetap dengan bertahap shunting
the array melalui elemen regulasi semikonduktor. Pada beberapa desain,
rangkaian komparator pada kontroler mendeteksi tegangan baterai, dan
membuat penyesuaian yang cocok terhadap impedansi dari elemen shunt,
hingga meregulasi array arus. Pada desain lain, diode zener sederhana

digunakan, yang merupakan factor pembatas pada penilaian biaya dan daya
untuk kontroler ini. Umumny terdapat disipasi panas yang lebih pada kontroler
shunt-linier dibanding dengan Desain Shunt Terinterupsi. Kontroler shunt-linier
popular digunakan dengan baterai tersegel VRLA. Algoritma ini menerapkan
daya ke baterai pada metode preferensial untuk tipe baterai tersebut, dengan
membatasi arus ketika menahan baterai pada tegangan regulasi nya.

6.1.2 Kontroler seri


Pada kontroler seri, baikantara relay atau saklar solid-state rangkaian terbuka
antara modul dan baterai untuk menyudahi pengisian atau membatasi arus pada
cara linier-seri untuk menahala tegangan baterai pada nilai maksimum. Pada
desain penginterupsi seri yang sederhana, kontroler menghubungkan kembali
modul ke baterai saat baterai gagal hubung kembali ke titik acuan tegangan
modul.[6]

Gambar 6.3 : Kontroler Seri

Fungsi dari kontroler pengisi baterai

Desain pengiterupsi seri


Kontroler seri paling simple bertipe penginterupsi seri, melibatkan satu langkah
control, merubah baik pengisian arus array atau on-off. Kontroler pengisian
secara konstan memantau tegangan baterai, dan memutus atau rangkaian
terbuka seri pada array saat baterai mencapai titik acuan regulasi tegangan.
Setelah sebuah pre-set periode waktu, atau ketika tegangan baterai turun ke titik
acuan tegangan array hubung kembali, array dan baterai terhubung, dan siklus
ini terus terjadi. Saat baterai menjadi lebih terisi penuh, waktu untuk tegangan
baterai mencapai regulasi tegangan menjadi pendek setiap siklus, sehingga
jumlah arus array yang melewati baterai menjadi sedikit setiap waktu. Pada cara
ini, terisi penuh didekati perlahan pada langkah kecil atau pulsa, sama dengan
operasi kontroler tipe shunt terinterupsi. Perbedaan prinsipnya adalah kontroler

mode seri atau shunt dengan array mana yang teregulasi. Mirip dengan tip
kontroler shunt terinterupsi, tipe desain seri terinterupsi merupakan yang paling
cocok digunakan dengan baterai flooded dibanding dengan tipe VRLA tersegel
disebabkan oleh cara daya diterapkan ke baterai.

Interupsi seri, 2 langkah, desain arus-konstan


Kontroler tipe ini sama dengan tipe seri terinterupsi, bagaimanapun ketika titik
acuan regulasi tegangan dicapai, sebagai gantinya array arus terinterupsi secara
total, sebuah arus linier konstan tetap diterapkan pada baterai. Pengisian trickle
ini terus-menerus baik untuk periode waktu pre-set atau sampai tegangan turun
untuk array terhubung kembali disebabkan kebutuhan beban. Maka arus array
penuh sekali lagi diperboiehkan mengalir, dan siklus berulang. Terisi penuh
dicapai pada fashion kontinyu, daripada sebuah langkah lebih kecil seperti yang
dijelaskan diatas untuk tipe kontroler on-off . Meningkatnya array arus sebuah
beban menarik turun kontroler dua tahap segera karena tegangan baterai. Yang
lain menjaga arus pada level pengisian trickle yang kecil sampai tegangan
baterai telah menarik kebawah dibawah nilai tengahnya (biasanya 12,5 21,8
volt) sebelum arus array penuh diperbolehkan untuk lanjut.

6.2 Proteksi pengisian berlebih (overcharge)


Pada system baterai 12 V berkisar antara 10,5 volt dan 14,4 volt, tergantung
pada kondisi sesungguhnya dari pengisian baterai, arus pengisian, arus
pengosongan, tipe dan umur baterai.
Ketika baterai normal terisi penuh dan tidak mengisi atau mengosongkan arus
mengalir dibanding tegangan baterai adalah 12,4 sampai 12,7 volt, ketika arus
pengisian mengalir maka tegangan akan lomat ke level lebih tinggi seperti
contoh 13,7 v (tergantung arusnya), ketika beban berpindahdari tegangan drops
down ke level lebih rendah contoh 12 volt atau 11,8 volt (juga tergantung dari
arusnya). Modul PV menghasilkan energy dan arus mengalir kedalam baterai
sehingga level tegangan meningkat sampai kisaran 14,4 volt. Kemudian proteksi
pengisian berlebih berpindah ke pengisian arus atau menguranginya (dengan
PWM).

6.3 Proteksi pengosongan dalam (Deep Discharge)


Ketika baterai mengalami pengosongan dalam (deep discharge), reaksi pada
baterai terjadi menyamai grid, dan melemahkan ikatan antaran material aktif
dan grid. Ketika kami mengosongkan dalam baterai berkali-kali, kehilangan
kapasitas dan hidup akan nyata terjadi. Untuk melindungi baterai dari

pengosongan dalam, kebanyakan kontroler pengisian menyertakan fitur opsional


untuk memutus beban ke system sesaat baterai mencapai tegangan rendah atau
kondisi pengisian rendah.
Jika tegangan system jatuh dibawah 11,5 v untuk periode minimum 20 detik
makan kontroler pengisian akan mati untuk minimal 30 detik. Maka semua
beban yang terhubung ke kontroler terputus. Jika tegangan baterai meningkat
diatas 12,5 volt untuk ebih dari 20 detik maka kontroler pengisian akan
terhubung kembali ke beban untuk waktu minimal 30 detik. Penundaan 30 detik
diintegrasikan untuk melindungi system terhadap situasi tak menentu.

6.4 Titik acuan kontroler pengisi


Titik acuan kontroler pengisi merupakan level tegangan baterai dimana kontroler
pengisi melakukan fungsi kontrol atau pensaklaran. Empat titik acuan kontrol
dasar didefinisikan untuk kebanyakan kontroler pengisi yang memiliki fitur
proteksi kelebihan pengisian (overcharge) atau pengosoan (deep discharge)
baterai. Regulasi Tegangan (VR) dan Array Reconnect Voltage (ARV) mengacu ke
titik acuan tegangan dimana array terhubung dan terputus dari baterai. Low
voltage load disconnect (LVD) dan load reconnect voltage (LRV) mengacu pada
titik acuan tegangan dimana beban terputus dari baterai untuk mencegah
overdischarge. Gambar 12-1 menunjukan titik acuan dasar kontroler pada
diagram yang disederhanakan mem-plot tegangan baterai terhadap waktu
pengisian dan siklus pengosongan. Berikut diskusi detail untuk setiap titik acuan
kontroler pengisian.

6.4.1 Titik acuan High Voltage Disconnect (HVD)


Titik acuan High Voltage Disconnect (HVD) adalah satu spesifikasi kunci dari
kontroler pengisian. Titik acuan regulasi tegangan adalah tegangan maksimum
dimana kontroler pengisian mengizinkan baterai untuk mencapai, membatasi
overcharge. Sesaat kontroler mendeteksi baterai mencapai titik acuan regulasi
tegangan, controller akan baik menghentikan pengisian atau mulai meregulasi
jumlah arus yang dikirim ke baterai.

6.4.2 Titik acuan Array Reconnect Voltage (ARV)


Pada tipe kontroler terinterupsi (on-off), saat modul atau array arus terputus
pada titik acuan regulasi tegangan, tegangan baterai akan mulai berkurang. Jika
laju pengisian dan pengosoan cukup tinggi, tegangan baterai akan berkurang
pada laju yang sangat besar ketika tegangan baterai berkurang menuju

tegangan yang telah ditetapkan, sekali lagi modul akan terhubung untuk mengisi
baterai. Tegangan dimana modul terkoneksi didefinisikan sebagai Titik acuan
Array Reconnect Voltage (ARV).

Gambar 6.4 : Titik Acuan Kontroler Pengisian

6.4.3 Voltage Regulation Hysteresis (VRH)


Perbedaan tegangan antaran titik acuan pemutus tegangan tinggi dan array
reconnect voltage sering disebut Voltage Regulation Hysteresis (VRH) . VRH
adalah factor utama yang menentukan efektifitas pengisian baterai untuk tipe
kontroler terinterupsi (on-off) . Jika hysteresis terlalu besar, arus modul tetap
terputus untuk periode panjang, secara efektif menurunkan penggunaan energy
modul dan membuatnya sangat sulit untuk mengisi penuh baterai. Jika regulasi
hysteresis terlalu kecil, modul akan mengalami siklus on and off dengan cepat.
Kebanyakan kontroler tipe terinterupsi (on-off) mempunyai nilai hysteresis antara
0,4 dan 1,4 volt untuk system bernilai 12 volt.

6.4.4 Titik acuan Low Voltage Load Disconnect (LVD)


Deep Discharging pada baterai dapat membuatnya rentan untuk membektu dan
memperpendek masa operasinya. Jika tegangan baterai turun terlalu rendah,
disebabkan cuaca buruk berkepanjangan atau beban non-esensial tertentu yang
terhubung dengan kontroler pengisian diputusnya beban dari baterai untuk
mencegah pengosongan lebih lanjut. Hal ini dapat terselesaikan menggunakan
perangkat Low Voltage Load Disconnect (LVD) untuk menghubungkan antara
baterai dengan beban non-esensial. Perangkat LVD dapat berupa relay atau
saklar solid-state yang memutus arus dari baterai ke beban.

6.4.5 Titik acuan Load Reconnect Voltage (LRV)

Tegangan baterai pada saat kontroler mengizinkan beban terhubung kembali ke


baterai disebut juga Load Reconnect Voltage (LRV) . Setelah kontroler memutus
beban ke baterai pada titik acuan LVD, tegangan baterai terus meningkat. Pada
titik tertentu, kontroler mendeteksi bahwa tegangan baterai dan kondisi
pengisian sudah cukup tinggi untuk terhubung ke beban, disebut Load
Reconnect Voltage (LRV). LRV haruslah 0,08 V/sel (atau 0,5V per 12V) (lihat [1])
lebih tinggi dari tegangan pemutus-beban. Secara khusus titik acuan LVD
menggunakan system PV kecil antara 12,5V dan 13V untuk kebanyakan nilai
baterai lead-acid 12V. JIka titik acuan LRV dipilih terlalu rendah, beban mungkin
akan terhubung sebelum baterai selesai diisi.

6.4.6 Low Voltage Disconnect Hysteresis (LVDH)


Perbedaan tegangan antara titik acuan pemutus tegangan rendah dan tegangan
penghubung baban disebut juga Low Voltage Disconnect Hysteresis (LVDH). Jika
Low Voltage Disconnect Hysteresis terlalu kecil, beban mungkin akan terus
menerus on dan off pada kondisi pengisian baterai yang rendah, mungkin
merusak beban atau kontroler, dan memperpanjang waktu yang dibutuhkan
untuk mengisi penuh baterai. Jika Low Voltage Disconnect Hysteresis terlalu
besar beban mungkin akan tetap mati untuk periode panjang sampai array
mengisi penuh baterai.

6.4 Rangkaian pengisian


Rangkaian pengisian untuk proyek SBCS ini berbasis mikrokontroler dan
mengontrol penskalaran MOSFET. Hal tersebut berkorelasi dengan kebutuhan
yang disebutkan diatas. Rangkaian tersebut dapat terputus pada HVD dan
mengisi pada LVD.

Gambar 6.5 : Rangkaian Pengisian

Implementasi PCB
PCB diimplementasikan untuk membuat board kontroler pengisian.

Gambar 6.6 : Implementasi PCB

BAB VII
Antar-Muka
7.1 Mengapa antar-muka?
Kartu akuisisi data USB-4716 menyediakan driver perangkat yang memberikan
fungsi yang berbeda dari sistem. Driver perangkat lunak-Active DAQ Pro
memberikan fungsi yang berbeda untuk menggunakan sistem DAQ dan mewakili
data. Fungsi terutama diklasifikasikan sebagai dua kategori yaitu Active DAQ
kontrol perangkat Pro dan Active DAQ kontrol Pro GUI. Kami telah menggunakan
fungsi kontrol perangkat untuk memanipulasi data yang datang melalui kartu
DAQ Kami terintegrasi fungsi kontrol perangkat untuk Graphical User Interface
untuk mengontrol data yang berasal dari kartu DAQ.

7.2 Bagaimana antar-muka


Interfacing antara kartu DAQ dan visual studio 2010 edisi yang kami gunakan
adalah bagian paling penting dalam proyek. Kartu mengambil data dari kontroler
pengisian dan mengirimkan data ke komputer. komputer mendapat data digital

dan perangkat lunak mengambil tanggung jawab untuk diproses lebih lanjut dari
data dan menunjukkan hal itu dengan cara tertentu. Hal ini serbaguna untuk
memastikan komunikasi antara perangkat lunak dan kartu demikian. Langkahlangkah melakukan interfacing diberikan di bawah ini:

Meskipun kita tidak menggunakan driver perangkat lunak Active DAQ Pro
yang disediakan oleh perusahaan produsen Advantech, kita harus
memastikan bahwa itu bekerja dengan baik seperti yang kita tidak
menulis ulang sinyal yang diperlukan dibangun di GUI, kita hanya meraih
dari apa yang dibangun di GUI.
Oleh karena itu, langkah pertama adalah untuk menginstal perangkat
lunak untuk kami memastikan bahwa windows akan mengenali perangkat
keras. Itu hanya mengakui hardware dan menciptakan komunikasi dengan
perangkat lunak yang dikembangkan.
Pilih fungsi .dll yang diperlukan yang diperlukan untuk memproses sinyal
melalui GUI yang baru kami dibangun menggunakan yang disediakan.
Kebutuhan fungsi pemrosesan sinyal analog AdvAI. Seperti yang kita
digunakan C # bahasa untuk antarmuka pengguna grafis kami
menambahkan fungsi yang ditetapkan dalam lingkungan pengembangan
C # sebagai referensi. Di sini kita menggunakan VISUAL STUDIO versi
2010.
Setelah itu pilih perangkat dengan memanggil pilih fungsi perangkat. Itu
membuat yakin kita menggunakan versi yang benar dari produk yang
kami USB4716.
Kemudian perlu untuk memilih nama perangkat dan jumlah perangkat
dengan menggunakan nama perangkat dan properti nomor perangkat
Terakhir menggunakan data properti analog untuk mengontrol data input
analog yang datang dari Central Solar Battery Charging Station.
Setelah mendapatkan analog software input data proses itu diperlukan
kemudian mewakili secara visual menggunakan GUI yang kita diubah
menjadi perangkat lunak individu setelah itu.

Gambar 7.1 : Aliran Sinyal menuju bagian Perangkat Lunak

BAB VIII
Hasil Eksperimen
8.1 Keseimbangan Sistem :
Keseimbangan system yang digunakan untuk seluruh bagian non-photovoltaic
dari system PV. Mereka berkontribusi signifikan terhadap keseluruhan system
dan mendapat hal ini salah akan berujung pada kegagalan system. Komponen
Keseimbangan Sistem dapat dibagi menjadi komponen elektrik dan mekanik.
Komponen Elektronik yaitu :

Kabel
Fuse
GroundingPenangkal petir
Baterai
Regulator pengisian

Komponen mekanis yaitu struktur penunjang modul dan system penjejak.

8.2 Eksperimen pada kontroler pengisian berbeda


Dua pengontrol daya baterai yang berbeda (a) kontroler pengisian Rahimafrooz,
(b) Galchip kedua produk Bangladesh telah dikumpulkan dan diuji. Kami
mengamati perilaku dua kontroler pengisian yang berbeda. Knntroler pengisian
galchip diuji untuk kebutuhan primer. Itu diuji untuk arus berlebih dan
perlindungan saat terjadi overcharged. Itu tidak memiliki perlindungan IDCOL. Itu
tidak memiliki kebocoran arus sebaliknya.

Gambar 8.1 : Tes Off-Load

Tabel 8.1 : Tes Off-Load Kontroler Pengisian

Gambar 8.2 : Karakteristik I-V Kontroler Pengisian

Gambar 8.3 : Karakteristik P-V Kontroler Pengisian

Untuk pengukuran ini baterai 2,2 Ah @ 20 jam terhubung dengan _ daya baterai
yang berbeda controller dan baterai yang mulai pengisian dengan 12V power
pack dan 200mA arus konstan. Pada awalnya tegangan meningkat. Jadi saat
sedang memberi makan ke dalam baterai. Dan kontroler pengisian Rahimafrooz
tidak mengatur dan semua saat ini sedang memberi makan ke dalam baterai.

Gambar 8.4 : Kontroler Pengisi Rahimafrooz

Sekitar 75 menit setelah tegangan baterai dicapai tegangan regulasi set point
(14,48 volt) dari daya baterai controller, dan controller mulai mengatur arus.
Selama peraturan, tegangan baterai maksimum adalah antara 14,4 dan 14,5
volt. tegangan baterai maksimum ini berhubungan dengan pengaturan tegangan
set point untuk daya baterai yang berbeda . Tegangan baterai minimum adalah
sekitar 13,94 volt. Fakta bahwa tegangan minimum adalah konsisten selama
periode regulasi menunjukkan bahwa controller telah mengatur tegangan baterai
antara regulasi tegangan dan modul rekoneksi set poin. perbedaan tegangan
0.54 volt ini sering disebut sebagai hysteresis controller. histeresis adalah
spesifikasi penting untuk controller dan harus dipilih dengan baik untuk
mencapai pemanfaatan energi modul yang baik dan pengisian baterai yang
benar.
Kemudian beban (CFL lampu 12V / 0.51 A) terhubung dalam sistem untuk
memulai proses pemakaian dalam. Tegangan baterai menurun terus dari 12.8V

ke 12.18V setelah satu menit charge controller terputus beban. Diamati di


osiloskop bahwa ketika tegangan baterai adalah 11.9V charge controller terputus
beban. Dan ada kenaikan tajam dalam tegangan baterai saat mendekati ke
opencircuit (tanpa beban) tegangan sekitar 12,9 volt. set point tegangan regulasi
ini mungkin tidak cocok untuk jenis SHS, karena kontroler pengisian Rahimafrooz
ini dibuat untuk sistem home surya yang keluarnya baterai dinilai pada tingkat
debit 100 jam.

Gambar 8.5 : Rangkaian Kontroler Pengisi Rahimafrooz

Charge controller cover dihapus dan menemukan diagram rangkaian yang


ditunjukkan pada gambar 8.5. Ditemukan bahwa ada lima resistensi variabel,
salah satunya untuk penyesuaian tegangan tinggi Putus set point dan satu lagi
sedang menyesuaikan untuk memutus debit dalam set point. Sekali lagi itu
terhubung beban dan baterai ke sistem dan menyesuaikan resistansi variabel
untuk perlindungan debit dalam dengan bantuan osiloskop. Hal itu tetap dalam
keluarnya putuskan set point in11.5volts dan beban tegangan rekoneksi set point
di 12.5volts.

8.3 Hasil Uji Laboratorium


simulasi adalah sama dengan tes yang sebenarnya. Denyut nadi menunjukkan
nilai yang diperlukan untuk mengisi baterai. Pada tahapan yang berbeda, siklus
PWM perlu disesuaikan untuk mengontrol pengisian baterai. Hal ini dapat
memutuskan baterai di High Voltage Disconnect (HVD) dan Low Voltage
Disconnect (LVD).

Gambar 8.6 : Bentuk Gelombang pada saat tidak ada pengisian

Gambar 8.7 : Bentuk Gelombang padaa saat pengisian Bulk

Gambar 8.8 : Bentuk Gelombang pada saat pengisian Float

Gambar 8.9 : Bentuk Gelombang pada saat pengisian penuh

BAB IX
Kesimpulan
Munculnya kebutuhan listrik telah menyebabkan propagasi keseluruh negeri dari
sistem pembangkit listrik berbasis energi surya yang mengintegrasikan
penyimpanan baterai melalui penggunaan Solar Home Sistem (SHSs) dan
sebagian besar penduduk negara itu tergantung pada mata pencaharian menjadi
pengayuh becak (roda tiga) [5]. Untuk mengatasi masalah itu, pelaksanaan Solar
Battery Charging Station (SBCS) telah muncul ke pedesaan maupun di perkotaan
Bangladesh untuk mengubah skenario. Dengan demikian, implementasi software
dari SBCS sangat penting untuk memonitor sistem dan menjaga baterai aman.
Sementara mempertahankan baterai dari SBCS manual, mungkin terjadi
kesalahan dan baterai bisa mendapat overchared. Tetapi melakukannya
menggunakan software tidak hanya aman, tetapi juga waktu dan biaya yang
efektif. Demikian moto kami adalah untuk membuat perangkat lunak biayaefektif untuk memantau stasiun dari daerah terpencil sekalipun. Dengan
selesainya GUI kita akan dapat menyaring beberapa baterai secara bersamaan di
bawah monitor yang sama dan akan memungkinkan untuk waktu visualisasi
nyata dari semua jenis bacaan, seperti tegangan dan persentase pengisian dari
setiap baterai.

9.1 Batasan Masalah

Charge controller ini dapat mengisi baterai tetapi memiliki beberapa batasan.
1. Ada banyak waktu ketika luapan arus terjadi.
2. Hal ini juga menghadapi kejenuhan.
3. PCB tidak begitu efisien.

9.2 Pekerjaan masa depan


Ada banyak celah depan. Proyek ini dapat menjadi proyek prototipe besar dalam
waktu dekat. Hanya beberapa modifikasi dapat membuat perubahan besar.

12V pengisi ditingkatkan ke 48 V kemudian (beberapa modifikasi yang


diperlukan, mudah daripada perhitungan kembali).
Menggunakan generator diesel cadangan.
Membuatnya lebih efisien sehingga dapat menahan kejenuhan dan
meluapnya arus .
Bangunan stasiun pengisian solar yang lebih besar yang terhubung ke
sistem jaringan nasional untuk bertemu meningkatnya permintaan beban
Pengisian kendaraan, portabel surya pengisi daya ponsel dapat
ditingkatkan
Bangunan stasiun pengisian solar yang lebih besar yang terhubung ke
sistem jaringan nasional untuk bertemu meningkatnya permintaan beban
Dapat digunakan untuk membuat kontroler pengisian canggih untuk
digunakan canggih

Daftar Pustaka
1. http://bdoza.wordpress.com/2009/05/11/solar-energy-alternative-source-ofenergyfor-bangladesh/
2. http://en.wikipedia.org/wiki
3. Infrastructure Development Company Limited (IDCOL) Bangladesh. URL:
http://www.idcol.org/energyProject.php
4. A N M Zobayer et al, Thesis on Miniaturized Solar Home System For
Lighting Purpose With Light Emitting Diodes, Carl von Ossietzky
University,Oldenburg/Germany & Center for Solar Energy and Hydrogen
Research (ZSW),Baden-Wrttemberg, Stuttgart /Germany
5. Rachaen M. Huq et al, Thesis on Development of Torque Sensor Based
Electrically Assisted Hybrid Rickshaw, CARG Project, BRAC University
6. James P. Dunlop, P.E. et al, Batteries and Charge Controller In Stand-Alone
Photovoltaic Systems fundamentals and applications

Anda mungkin juga menyukai