Anda di halaman 1dari 65

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

BAGIAN I
PERSYARATAN UMUM DAN PEKERJAAN PENDAHULUAN
PASAL 1
PERSYARATAN UMUM
1.1. Umum
Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini, Penyedia Konstruksi
diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan besertauraian pekerjaan
danpersyaratan pelaksanaan seperti yang akan diuraikan dalam buku ini.
Bila terdapat ketidakjelasan dan atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini.
PenyediaKonstruksidiwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Konsultan Manajemen Konstruksi untuk
mendapatkan penyelesaian.
1.2. Lingkup Pekerjaan
Penyediaan tenaga kerja, bahan dan alat kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini serta
mengamankan, mengawasi dan memelihara bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa
pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan dapat selesai dengan sempurna dan masa
pemeliharaan berakhir.
1.3. Sarana Kerja
Penyedia Konstruksi wajib memasukkan Jadwal Kerja, Jadwal material, jadwal tenaga kerja dan jadwal alat.
PenyediaKonstruksi juga wajib memasukkan identifikasi dari tempat kerja, nama, jabatan dan keahlian
masing masing anggota pelaksana pekerjaan, serta inventarisasi peralatan yang digunakan dalam
melaksanakan pekerjaan ini. Penyedia Konstruksi wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan /
material di tapak yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu
pekerjaan lain. Semua sarana yang digunakan harus benar benar baik yang memenuhi persyaratan kerja,
sehingga kelancaran dan memudahkan kerja di tapak dapat tercapai.
1.4. Gambar Dokumen
1.4.1. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam Gambar yang ada dalam Buku Uraian
Pekerjaan ini, maupun perbedaan yang terjadi akibat keadaan di tapak, Penyedia Konstruksi wajib
melaporkan hal tersebut kepada Konsultan manajemen konstruksi secara tertulis untuk mendapatkan
keputusan pelaksanaan di tapak setelah Konsultan manajemen konstruksi berunding terlebih dahulu
dengan PPK / Direksi Teknis. Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Penyedia
Konstruksi untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.
1.4.2. Apabila terdapat perbedaan antara dokumen-dokumen sebagai berikut:
1. Dokumen Gambar gambar dan Berita Acara Perubahan;
2. RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) dan Berita Acara Perubahan;
3. BQ;
Maka:
a. Apabila item pekerjaan terdapat dalam sekurang-kurangnya salah satu dari tiga dokumen
diatas dan tidak terdapat pada dua dokumen lainnya, maka item pekerjaan tersebut wajib
dikerjakan dan merupakan bagian biaya kontrak dan sebelumnya dikonsultasikan dengan
pihak-pihak yang berwenang / pemutus dan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan
manajemen konstruksi dan PPK.
b. Apabila terdapat item pekerjaan yang ada pada sekurang-kurangnya dua dokumen diatas,
tetapi berbeda spesifikasinya, maka spesifikasi yang dipakai adalah spesifikasi yang tercantum
dalam dokumen, menurut hirarki sebagai berikut:
Dokumen Gambar gambar dan Berita Acara Perubahan
BQ
RKS

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

1.4.3.

1.4.4.

1.4.5.

1.4.6.

RKS
RUSUS

Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Penyedia Konstruksi diwajibkan memperhatikandan
meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum seperti, peil, ketinggian, lebar, ketebalan, luas
penampang, dan lain lain sebelum memulai pekerjaan. Bila ada keraguan mengenai ukuran atau bila
ada ukuran yang belum tercantum dalam gambar Penyedia Konstruksi wajib melaporkan hal tersebut
secara tertulis kepada Konsultan manajemen konstruksi dan Konsultan manajemen konstruksi
memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan setelah berunding
dulu dengan Perencana.
Penyedia Konstruksi tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran yang tercantum didalam
gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan manajemen konstruksi. Bila Hal tersebut terjadi,
segala akibat yang akan menjadi tanggungjawab Penyedia Konstruksi baik dari segi biaya maupun
waktu.
Penyedia Konstruksi harus selalu menyediakan dengan lengkap masing-masing dua salinan, segala
gambar spesifikasi teknis, addendum, berita acara perubahan dan gambar pelaksanaan yang telah
disetujui dan ditempatkan di Direksi Keet. Dokumen ini harus dapat dilihat Konsultan manajemen
konstruksi disetiap saat sampai dengan serah terima kesatu, dokumen tersebut akan didokumentasikan
oleh Pemberi Tugas.
Untuk kontrak pekerjaan ini sifatnya Lampsum, apabila ada perbedaan perhitungan volume, Penyedia
Konstruksi tidak akan mempersalahkan dikemudian hari.

1.5. Gambar Pelaksanaan dan Contoh Material


1.5.1. Gambar pelaksanaan meliputi Gambar kerja (shop drawing), diagram MEP merupakan data yang
disiapkan oleh Penyedia Konstruksi atau Sub Penyedia Konstruksi.
1.5.2. Contoh material material / bahan yang disediakan Penyedia Konstruksi untuk menunjukkan jenis bahan,
kelengkapan dan kualitas bahan, akan dipakai oleh Konsultan manajemen konstruksi untuk menilai
pekerjaan dan atas persetujuan PPK / Direksi Teknis.
1.5.3. Penyedia Konstruksi menyerahkan segera semua gambar pelaksanaan dan contoh material yang
disyaratkan dalam dokumen kontrak kepada PPK / Direksi Teknis. Penyedia Konstruksi harus
melampirkan keterangan tertulis mengenai setiap perbedaan dengan Dokumen Kontrak jika ada hal
yang demikian.
1.5.4. Dengan menyerahkan gambar pelaksanaan dan contoh material yang telah ditanda tangani Penyedia
Konstruksi, dianggap Penyedia Konstruksi telah meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau contoh
material tersebut dengan dokumen kontrak.
1.5.5. Konsultan manajemen konstruksi akan memeriksa dan menolak atau menyetujui Gambar pelaksanaan
atau contoh material material dalam waktu paling lama 24 jam, sehingga tidak mengganggu jalannya
pekerjaan dengan mempertimbangkan syarat-syarat dalam Dokumen kontrak dan syarat-syarat
keindahan.
1.5.6. Penyedia Konstruksi akan melakukan perbaikan yang diminta Konsultan manajemen konstruksi dan
menyerahkan kembali segala gambar pelaksanaan dan contoh material sampai disetujui.
1.5.7. Persetujuan Konsultan manajemen konstruksi terhadap gambar pelaksanaan dan contoh material, tidak
membebaskan Penyedia Konstruksi dari tanggungjawabnya atas perbedaan dengan dokumen kontrak,
apabila perbedaan tersebut tidak diberitahukan secara tertulis kepada Konsultan manajemen
konstruksi.
1.5.8. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar pelaksanaan atau contoh material yang harus disetujui
Konsultan manajemen konstruksi, tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan tertulis dari PPK /
Direksi Teknis / Konsultan manajemen konstruksi.
1.5.9. Gambar pelaksanaan atau contoh material harus dikirim kepada Konsultan manajemen konstruksi
dalam dua salinan, Konsultan manajemen konstruksi akan memeriksa dan mencantumkan tanda Telah
Diperiksa Tanpa Perubahan atau Telah Diperiksa Dengan Perubahan atau Ditolak. Satu salinan
diserahkan oleh Konsultan manajemen konstruksi untuk arsip sedangkan yang kedua dikembalikan
kepada Penyedia Konstruksi untuk dibagikan atau diperlihatkan kepada Sub Penyedia Konstruksi atau
yang bersangkutan lainnya.
1.5.10. Katalog dan / atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan kepada Konsultan manajemen konstruksi
bila katalok dan / atau barang cetakan tersebut sudah jelas dan tidak perlu diubah. Barang cetakan ini
harus diserahkan dalam dua rangkap untuk masing- masing jenis dan diperlakukan sama seperti butir
di atas.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

1.5.11. Contoh material yang telah disetujui oleh PPK / Direksi Teknis / Konsultan manajemen konstruksi
disimpan di Direksi Keet.
1.5.12. Contoh material yang dikehendaki oleh PPK / Direksi Teknis harus segera disediakan atas biaya
Penyedia Konstruksi. Contoh material tersebut jika telah disetujui, disimpan di Direksi Keet untuk
dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan-bahan atau cara pengerjaan yang dipakai tidak sesuai
dengan contoh material, baik kualitas maupun sifatnya.

1.6. Jaminan Kualitas


1.6.1. Penyedia Konstruksi menjamin kepada PPK dan Konsultan manajemen konstruksi, bahwa semua
material untuk pekerjaan ini adalah baru dan memenuhi spesifikasi yang ditentukan, kecuali ditentukan
lain oleh PPK / Direksi Teknis, serta Penyedia Konstruksi akan melaksanakan semua pekerjaan dengan
baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan dokumen kontrak.
1.6.2. Apabila diminta, Penyedia Konstruksi wajib memberikan bukti mengenai hal-hal tersebut dalam butir
1.6.1
1.6.3. Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan manajemen konstruksi bahwa pekerjaan telah
diselesaikan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggungjawab Penyedia Konstruksi
sepenuhnya.
1.7. Subsitusi
Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya:
Material Peralatan, perkakas, aksesoris yang tidak disebutkan nama pabriknya dalam Spesifikasi Teknis,
Penyedia Konstruksi harus mengajukan secara tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkannya.
Katalog dan selanjutnya menguraikan data yang menunjukkan secara benar bahwa produk yang
dipergunakan adalah sesuai dengan spesifikasi teknis dan kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan.
1.8. Material dan Tenaga Kerja
Seluruh material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru, dan material harus tahan terhadap
iklim tropik. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerjaaan harus
mempunyai ketrampilan. Dan peralatan yang dipergunakan masih dapat berfungsi.
Penyedia Konstruksi harus melengkapi Surat Sertifikat yang sah untuk setiap personal ahli.
1.9. Klausul Disebutkan Kembali
Apabila dalam dokumen tender ini ada klausul yang disebutkan kembali pada butir lain, maka ini bukan
berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan pengertian lebih menegaskan masalahnya.
PPK dibebaskan dari patent dan lain-lain segala tuntutan terhadap hak-hak khusus. Hak tersebut menjadi
tanggung jawab penyedia kontruksi.
1.10. Koordinasi Pekerjaan
Untuk kelancaran pekerjaan ini harus melaksanakan koordinasi dengan pemangku kepentingan yang
terlibat di dalam proyek ini.
Seluruh aktifitas yang menyangkut kegiatan ini harus dikoordinir oleh penyedia konstruksi lebih dahulu agar
gangguan dan konflik dapat dicegah.
Memerinci setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk menghindari konflik, serta harus mendapat
persetujuan dari PPK / Direksi Teknis / Konsultan manajemen konstruksi.
1.11. Perlindungan Terhadap Orang, Harta Benda, dan Pekerjaan
1.11.1. Perlindungan terhadap kepentingan umum. Penyedia Konstruksi harus menjaga jalan umum, jalan kecil
dan jalan jangan terhalang oleh peralatan, bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara
kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
1.11.2. Orang-orang yang tidak berkepentingan.
Penyedia Konstruksi harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat pekerjaan.
1.11.3. Perlindungan terhadap bangunan yang ada:

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

Selama masa pelaksanaan kontrak, Penyedia Konstruksi bertanggung jawab penuh atas segala
kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan, saluran pembuangan dan sebagainya di tempat
pekerjaan, dan kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan operasi Penyedia Konstruksi, dalam arti
kata luas. Itu semua harus diperbaiki oleh Penyedia Konstruksi sampai seperti kondisi semula.
1.11.4. Pengamanan pekerjaan:
Penyedia Konstruksi bertanggungjawab penuh atas pengamanan, penerangan dan perlindungan
terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan kontrak, siang dan malam. Pemberi
Tugas tidak bertanggungjawab terhadap Penyedia Konstruksi dan Sub Penyedia Konstruksi, atas
kehilangan atau kerusakan bahan-bahan bangunan dan peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam
pelaksanaan.
1.11.5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Penyedia Konstruksi harus mengadakan K3 di lapangan, dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan
tindakkan pengamanan yang layak untuk melindungi para pekerja dan tamu yang datang kelokasi.
Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti disyaratkan harus memuaskan Pemberi Tugas dan juga
harus menurut ketentuan Undang-undang yang berlaku, dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat No. 5 / 2014 tentang Pedoman Sistem Managemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3).
1.11.6. Gangguan pada tetangga :
1. Sebelum memulai pekerjaan Penyedia Konstruksi melakukan sosialisasi dengan masyarakat
sekitar
2. Dalam pelaksanaan segala pekerjaan yang akan menyebabkan gangguan pada lingkungan,
Penyedia Konstruksi harus selalu berkoordinasi dengan Konsultan manajemen konstruksi dan
Pemberi Tugas.
1.12. Peraturan Hak Paten
Penyedia Konstruksi harus melindungi pemilik (Owner) terhadap semua Claim atau tuntutan, biaya atau
kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan merek dagang atau nama produksi, hak cipta
pada semua material dan peralatan yang dipergunakan dalam proyek.
1.13. Iklan
Penyedia Konstruksi tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun didalam sempadan (batas) site
atau ditanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak Pemberi Tugas.
1.14. Peraturan Tenis yang Digunakan
1.14.1. Dalam melaksanakan pekerjaan kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
ini, berlaku dan mengikat ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya:
1. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari Dewan Teknik
Pembangunan Indonesia. (DTPI)
2. Peraturan Umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
3. Spesifikasi Bahan Bangunan (SNI 03-6861-2002).
4. Peraturan dan Ketentuan Lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah setempat yang
bersangkutan dengan masalah bangunan.
1.14.2. Untuk melaksanakan dalam butir tersebut di atas, berlaku dan mengikat pula:
1. Gambar Perencanaan yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disyahkan oleh Pemberi
Tugas termasuk juga Gambar detail (shopdrawings) yang dibuat oleh Penyedia Konstruksi dan
sudah disahkan atau disetujui PPK / Konsultan manajemen konstruksi.
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
3. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
4. Rincian negosiasi beserta lampiran-lampirannya.
5. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) yang telah disetujui.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

PASAL 2
TEMPAT DAN URAIAN PEKERJAAN
2.1. Keterangan Umum
Pekerjaan ini harus diselesaikan sesuai dengan yang dimaksud dalam RKS, Gambar perencanaan dan
Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta agenda yang disampaikan selama pekerjaan. Pekerjaan ini
terletak di Kelurahan TuboKota Ternate (sesuai dengan lokasi yang tertera di Kontrak).
2.2. Lingkup Pekerjaan
2.2.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu serta metode
kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
2.2.2. Pada spesifikasi teknis diatur seluruh pekerjaan berdasarkan peraturan dan ketentuan yang berlaku,
baik yang bersifat daerah, nasional maupun internasional serta berdasarkan jenis bahan/material, cara
pelaksanaan (metode) dan sistem yang dibutuhkan.
2.2.3. Pada spesifikasi teknis diatur seluruh pekerjaan berdasarkan peraturan dan ketentuan yang berlaku,
baik yang bersifat daerah, nasional maupun internasional serta berdasarkan jenis bahan/material, cara
pelaksanaan (metode) dan sistem yang dibutuhkan.
2.2.4. Seluruh pekerjaan akan dikelola oleh Konsultan manajemen konstruksi, yaitu dalam hal koordinasi,
Pengawasan yang mencakup mutu hasil kerja (kualitas), waktu pelaksanaan (schedule) dan
pembiayaan.
2.2.5. Seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan estetika, penentuan warna harus terlebih dahulu
dikonsultasikan dengan Konsultan manajemen konstruksi serta mendapat persetujuan dari Pemberi
Tugas.
2.2.6. Lingkup Pekerjaan ini meliputi :
1. Pemasangan papan nama (papan proyek)
2. Pembangunan direksi kit dan gudang
3. Pekerjaan Persiapan dan Pembersihan Lapangan
4. Pekerjaan Pengamanan Lapangan dan Pengadaan Sarana
5. Penentuan Tinggi Peil ( Level ) dan Ukuran
6. Pekerjaan Galian dan Urugan Tanah
7. Pekerjaan Pondasi
8. Pekerjaan Beton
9. Pekerjaan Pasangan
10. Pekerjaan Kusen, Daun Pintu dan Jendela
11. Pekerjaan Urugan Lantai
12. Pekerjaan Rangka Atap dan Penutup Atap
13. Pekerjaan Plesteran dan Acian Dinding
14. Pekerjaan Plafond
15. Pekerjaan Rabat Lantai
16. Pekerjaan Finishing Lantai
17. Pekerjaan Daun Pintu
18. Pekerjaan Alat Penggantung dan Pengunci
19. Pekerjaan Kaca
20. Pekerjaan Pengecatan
21. Pekerjaan Plumbing
22. Pekerjaan Sanitair dan Aksesories
23. Septictank, Peresapan dan Sumur Resapan
24. Pekerjaan Jalan dan Drainase
25. Pekerjaan Sistem Distribusi Daya Listrik
26. Penerangan dan Kotak Kontak
2.3. Peraturan-peraturan yang Dipakai
Peraturanperaturan/ standar setempat yang biasa dipakai:

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

1. Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah Nomor: 403/Kpts/M/2002 Tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat)
2. Permen PU No.28 2016 - AHSP Pekerjaan Umum
3. Peraturan-peraturan/standar setempatyang biasa di pakai
4. SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
5. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002
6. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-2002
7. SNI Kayu 2002
8. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972; NI-8
9. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
10. Ketentuan-ketentuan Umum Untuk Pelaksanaan Kontraktor Pelaksana Pekerjaan Umum (A.V.) no 9
tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 14571
11. Petunjuk-petunjuk dan Peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan Konsultan
manajemen konstruksi, Konsultan Perencana, Pejabat Pembuat Komitmen dan Tim Pengelola Proyek
12. Keputusan rapat evaluasi pelaksanaan pekerjaan
13. Semen Portland harus memenuhi NI-8, SU 0013-81 dan ASTM C 1500-78A
14. Pasir beton Kerikil/ Split Air yang digunakan harus memenuhi PUBI 82
15. Pengendalian seluruh pekerjaan beton harus sesuai dengan persyaratan PBI 1971 (NI-2) PUBI 1982
dan (N1-8)
16. Standar dari bahan waterproofing mengikuti prosedur yang ditentukan oleh pabrik dan standar-standar
lainnya seperti : NI.3, ASTM 828, ASTME, TAPP I 803, dan 704
17. Pengendalian seluruh pekerjaan karpet harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM-D-2859 dan
ASTM-E-648 dan sesuai ketenruan-ketentuan dari pabrik
18. Syarat bahan glass block sesuai dengan standard pabrik, tanpa cacat serta memenuhi dalam PUBI
1982 pasal 63 dan SII 0189/78
19. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai dengan persyaratan dalam NI-5 (PKKI tahun 1961), PUBI
82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan dalam SII 0458-81
20. Pengendalian seluruh pekerjaan cat, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan dan memenuhj persyaralan pada PUBI 1982 pasal 54 dan NI-4
21. Bahan cat yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal
53,BS No.3900:1970/1971, AS.K-41 dan NI.4. serta mengikuti ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan
22. Persyaratan bahan marmer harus konsisten terhadap PUBI pasal 26 dan SII 0015-76
2.4. Syarat-syarat Pelaksanaan
2.4.1. Semua jenis pekerjaan harus dibuat shop drawing dan diajukan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi untuk diperiksa dan disetujui.
2.4.2. Semua bahan material, terutama finishing utama sebelum dikerjakan, Kontraktor Pelaksana harus
mengajukan 2 atau 3 buah contoh material produk yang setara kepada Konsultan manajemen
konstruksi, selanjutnya Konsultan manajemen konstruksi mengajukan bahan material tersebut kepada
PPK / Direksi Teknis untuk mendapatkan persetujuannya.
2.4.3. Hal-hal yang bertalian erat dengan estetika seperti : wama cat, keramik, politur dan sebagainya harus
mendapat persetujuan dari PPK / Direksi Teknis terlebih dahulu sebelum dilaksanakan. Material yang
tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya
tambahan.
2.4.4. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis-operatif dari
pabrik material yang bersangkutan termasuk mengajukan cara perawatan/maintenance seluruh
bahan/material bangunan sebagai informasi bagi Konsutan Pengawas dan kelak dapat digunakan
oleh Pemilik Bangunan.
2.4.5. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan agar dapat melakukan
penyelesaian/penggantian dalam suatu pekerjaan, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus
disetujui Konsultan manajemen konstruksi
2.4.6. Semua material yang dikirim ke tapak /lapangan harus dalam keadaan tertutup atau dalam
kantong/kaleng yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan tipe dan tingkatannya, dalam
keadaan utuh dan tidak ada cacat

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

2.4.7.

Bahan harus disimpan dulu di tempat yang kering, berventlilasi baik, terlindung dan bersih. Tempat
penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya
seperti yang disyaratkan dari pabrik
2.4.8. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor Pelaksana diharuskan memeriksa tapak/lapangan yang tejadi
disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya pekerjaan.
2.4.9. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor Pelaksana
harus segera melaporkan kepada Konsultan manajemen konstruksi. Kontraktor Pelaksana tidak
diperkenankan melakukan pekerjaan di tempat tersebut sebelum kelainan/perbedaan diselesaikan
2.4.10. Setiap produk yang diajukan oleh Main/Sub Kontraktor harus dilengkapi dengan cara perawatan/
maintenance dari produk tersebut yang :
1. Sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik yang bersangkutan
2. Sesuai dengan persyaratan/peraturan setempat
3. Disetujui oleh Konsultan manajemen konstruksi.
2.4.11. Untuk setiap pekerjaan cat, maka Kontraktor Pelaksana:
1. Harus melakukan pengecatan secara full system
2. Harus mengajukan sistem pangecatan dan jenis cat
3. Harus mengajukan urutan kerja
4. Harus mengajukan bukti pesanan kepada pabrik cat sesuai dengan jumlah kebutuhan kegiatan

PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PEMBERSIHAN LAHAN
3.1. Lingkup Pekerjaan
3.1.1. Mobilisasi dan Demobilisasi peralatan.
3.1.2. Pemasangan Papan Proyek
3.1.3. Penyediaan pengangkutan, peralatan-peralatan, kendaraan-kendaraan/ alat-alat besar yang menunjang
pelaksanaan kegiatan baik yang menyewa maupun milik perusahaan.
3.1.4. Persiapan Lapangan.
Pembersihan lapangan dan sisa-sisa bangunan lama yang dianggap mengganggu pelaksanaan
kegiatan.
3.2. Syarat-Syarat Pelaksanaan
3.2.1. Pengukuran
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus mengadakan pengukuran -pengukuran
lapangan dan pematokan untuk dapat menentukan patok-patok utama bagi pembangunan. Biaya
pengukuran dan pematokan sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor Pelaksana.
3.2.2. Sarana Kegiatan
Kontraktor Pelaksana harus memperhitungkan sarana kegiatan berupa fasilitas penerangan dan
penyediaan air bersih yang cukup pada saat pelaksanaan pekerjaan, serta membuat jalan masuk ke
dalam tempat kegiatan dimana kekuatan struktur dari jalan tersebut mampu menerima keluar
masuknya angkutan-angkutan material.
3.2.3. P.P.P.K.
Kontraktor Pelaksana selama pelaksanaan harus menyediakan kotak obat-obatan untuk P.P.P.K.
3.2.4. Keamanan Kegiatan
Kontraktor Pelaksana harus menempatkan petugas keamanan untuk menjaga keamanan kegiatan,
baik barang-barang milik perusahaan maupun Direksi.
3.2.5. Pembersihan lokasi pekerjaan
Kontraktor Pelaksana harus membersihakan dan merapikan lokasi dari sisa-sisa material serta
menanam bibit pohon sesuai kesepakatan.
3.2.6. Pemeliharaan bangunan
Kontraktor Pelaksana harus memperhitungkan biaya pemeliharaan, kebersihan dan tanggung jawab
atas kerusakan-kerusakan akibat kesalahan teknis selama waktu pemeliharaan.
3.2.7. Kontrol Kualitas Bahan

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

3.2.8.

3.2.9.

RKS
RUSUS

Kecuali ditentukan lain Kontraktor Pelaksana harus sudah mempertimbangkan semua biaya
sehubungan dengan kontrol kualitas bahan kepada pihak ketiga. Kontraktor Pelaksana harus
menyediakan alat-alat praktis untuk memeriksa bahan tersebut.
Penggunaan dan Persyaratan Teknis
Persyaratan teknis ini disiapkan untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan. Syarat
seluruh bangunan-bangunan dan pekerjaan-pekerjaan lainnya sebagai kesatuan yang tidak dapat
terpisahkan, kecuali disebutkan lain. Maka setiap bab dalam persyaratan ini, disesua ikan dengan
yang dinyatakan dalam gambar kerja. Keterangan-keterangan tambahan tertulis dan perintah dari
Konsultan manajemen konstruksi/Perencana.
Standard-standard yang dipakai terutama adalah standard-standard yang berlaku, sedangkan untuk
pekerjaan-pekerjaan yang standarnya belum dibuat dan diberlakukan di negara ini, maka harus
digunakan Standar-standar Intemasional yang berlaku atau setidak-tidaknya standar dari negaranegara produsen bahan yang menyangkut pekerjaan tersebut.
Penjelasan RKS dan Gambar
1. Kontraktor Pelaksana wajib meneliti semua Gambar dan Rencana Kerja dan Syarat -syarat
(RKS) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang
mengikat/berlaku adalah Gambar Kerja, bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang
lain, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku (detail), begitupula
apabila dalam bestek (RKS) tidak dicantumkan sedangkan gambar ada, maka gambarlah yang
mengikat.
3. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan
menimbulkan
kesalahan, Kontraktor Pelaksana wajib menanyakan kepada Konsultan
manajemen konstruksibeserta PPK dan Kontraktor Pelaksana mengikuti keputusannya.

PASAL 4
PEKERJAAN PENGAMANAN LAPANGAN DAN PENGADAAN SARANA
4.1. Bouwkeet (Bangunan Sementara)
Kontraktor Pelaksana harus menyediakan dan mendirikan semua bangunan sementara (Bouwkeet) untuk
digunakan sebagai ruang kerja / kantor direksi dan staf petugas lapangan, sebagai ruang rapat koordinasi,
dan gudang penyimpanan dan perlindungan bahan bangunan.Setelah berakhirnya pekerjaan,
KontraktorPelaksana wajib membongkar dan menyingkirkan bangunan sementara tersebut dari lokasi.
4.2. Pembangkit Tenaga Sementara
Setiap pembangkit tenaga sementara atau penerangan buatan yang dipergunakan untuk pekerjaan
harus disediakan oleh Kontraktor Pelaksana, termasuk pemasangan sementara kabel -kabel,
meterandan sebagainya. Setelah pekerjaan selesai Kontraktor Pelaksana wajib menyingkirkan semua
barang tersebut dari lokasi pekerjaan, yang semua beban menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana.
4.3. Air Kerja.
Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan apabila mungkin didapat dari sumber yang sudah ada di
lokasi kegiatan dan sebelumnya harus dikoordinasikan kepada Penanggung Jawab Kegiatan.
4.4. Jalan Masuk
Tempat Pekerjaan dan Jalan Sementara/jalan masuk ketempat pekerjaan harus diadakan oleh
Kontraktor Pelaksana bilamana diperlukan atau disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan lokasi
kegiatan tersebut. Selama pekerjaan Kontraktor Pelaksana harus memelihara seluruh jalan -jalan
sementara dan sebagainya yang mungkin diperlukan untuk memasuki bagian pekerjaan dan
menyingkirkan/membersihkan kembali pada waktu penyelesaian pekerjaan atau jika diperintahkan juga
memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

4.5. Iklan
Kontraktor Pelaksana tidak diijinkan memuat/memasang iklan dalam bentuk apapun di dalam Iokasi
kegiatan, tanpa izin Pihak Penanggung Jawab Kegiatan.
4.6. Pencegahan Pelanggaran Wilayah
Kontraktor Pelaksana diharuskan menjaga daerah operasinya di sekitar tempat pekerjaan.
4.7. Orang-orang yang tidak Berkepentingan
Kontraktor Pelaksana harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat pekerjaan
dan dengan tegas memberikan perintah demikian kepada staf pelaksana yang bertugas dan para
penjaga.
4.8. Perlindungan Terhadap Milik Umum
Kontraktor Pelaksana harus menjaga agar jalan umum, dan hak memakai jalan, bersih dari alat-alat
mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi
kendaraan umum maupun pejalan kaki, selama kontrak berlangsung. Kontraktor Pelaksana harus
bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas utilitas (Perlengkapan umum)
seperti saluran air, telepon, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh operasi -operasi Kontraktor
Pelaksana
4.9. Perlindungan Terhadap Bangunan yang Ada
Selama masa-masa pelaksanaan Kontrak, Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh atas segala
kerusakan, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran pembuangan dan sebagainya ditempat pekerjaan, dan
kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan karena operasi-operasi Kontraktor Pelaksana dalam arti
kata yang luas. Itu semua harus diperbaiki oleh Kontraktor Pelaksana hingga dapat diterima oleh
Penanggung Jawab Kegiatan.
4.10. Penjagaan
Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perilindungan terhadap
pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan kontrak, siang malam. Penanggung Jawab
Kegiatan tidak bertanggung jawab terhadap Kontraktor Pelaksana, dan Sub Kontraktor Pelaksana, atas
kehilangan dan kerusakan bahan-bahan bangunan atau peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam
peiaksanaan.
4.11. Perlindungan Pekerjaan
Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan -bahan
bangunan dan perlengkapan instalasi ditempat pekerjaan, hingga kontrak selesai dan diterima oleh
Penanggung Jawab Kegiatan.
4.12. KM/WC Proyek
Kontraktor Pelaksana harus menyediakan KM/WC untuk pekerja minimal 1 unit, untuk melayani
keperluan pekerja dalam hal kebersihan selama pekerjaan berlangsung.
4.13. Gangguan Pada Tetangga
Segala pekerjaan yang menurut Penanggung Jawab Kegiatan mungkin akan menyebabkan gangguan
pada penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan sesuai pengarahan Penanggung Jawab
Kegiatan, dan semua resiko akibat gangguan ini menjadi beban Kontraktor Pelaksana.
4.14. Pelaksanaan Pekerjaan diluar Lokasi Pekerjaan.
Apabila Kontraktor Pelaksana melaksanakan pekerjaan diluar lokasi pekerjaan supaya memberitahukan
kepada Konsultan manajemen konstruksi atau PPK untuk diadakan pemeriksaan.
4.15. Alat Bantu dan Alat Kerja.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

Kontraktor Pelaksana wajib mengadakan peralatan kerja tukang secara memadai dan alat bantu kerja
yang diperlukan selama pekerjaan berlangsung termasuk alat berat yang diperlukan dan menjamin
semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan aman, semua alat bantu dan alat kerja yang
dipergunakan menjadi beban Kontraktor Pelaksana.
4.16. Bahan-bahan dan Tenaga Pelaksanaan
Semua bahan untuk seluruh pekerjaan ini harus dalam keadaan 100% baru, dalam keadaan baik dan
sesuai dengan yang dimaksud. Contoh material bahan harus disetujui secara tertulis kepada Konsultan
manajemen konstruksi sebelum pemasangan.
Kontraktor Pelaksana harus menempatkan di lapangan secara penuh (Life time) seorang Koordinator
yang ahli dibidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa dan dapat mewakili Kontraktor
Pelaksana dengan predikat baik.
4.17. Gambar Terlaksana
Kontraktor Pelaksana harus membuat catatan-catatan yang cermat dari pelaksanaan dan penyesuaian
di lapangan. Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set gambar sebagai gambar sesuai
pelaksanaan (as built drawing). As Built Drawing harus segera di serahkan kepada Konsultan
manajemen konstruksi setelah pekerjaan selesai beserta blue printnya sebanyak tiga set.

BAGIAN II
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAL 1
PEKERJAAN PENENTUAN TINGGI PEIL (LEVEL) DAN UKURAN
1.1. Patokan Tinggi Peil Bangunan
Untuk Rumah Menapak, lantai terletak pada 0,00 m atau + 0,20 dari muka level jalan lingkungan.
Untuk Rumah Panggung, lantai terletak pada 0,00 m atau +1,20 dari muka level jalan lingkungan.
1.2. Penetuan BilaTerdapat Perbedaan Ukuran
Kontraktor Pelaksana harus segera melaporkan kepada Konsultan manajemen konstruksi sebelum
pelaksanaan suatu pekerjaan.
Pemakaian ukuranyang keliru sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung
jawabKontraktor Pelaksana.
1.3. Penggunaan Peralatan(Instrumen)
Kontraktor Pelaksana diharuskan menggunakan peralatan (Instrumen) yang diperlukan (dan tidak
rusak)untuk mendapatkan ukuran, sudut-sudut, dan ukuran tegak secara tepat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Untuk itu dihindari cara pengukuran dengan perasaan, penglihatan dan secara
kira-kira.

PASAL 2
PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN
2.1.Lingkup Pekerjaan
2.1.1. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini
dengan hasil yang baik dan sempurna.
2.1.2. Pekerjaan ini meliputi: semua penggalian, penimbunan kembali, pengurugan di bawah lantai,
pengerjaan tanah kasar dan alur pipa-pipa sub-drainase serta pekerjaan teknis. Penggalian dan
penimbunan kembali untuk pekerjaan mekanikal dan elektrikal termasuk pada pasal ini.

10

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

2.1.3.

RKS
RUSUS

Semua penggalian tanah dan pengurugan tanah kembali harus dilaksanakan sesuai dengan
gambar dan semua petunjuk yang disampaikan oleh Konsultan manajemen konstruksi, selama
berlangsungnya pekerjaan.

2.2. Syarat-Syarat Penggalian


2.2.1. Pekerjaan penggalian pondasi, sloof dan poer dan lain lain, dapat dilaksanakan secara
konvensional dan semua peralatan yang dibutuhkan harus disediakan oleh Kontraktor Pelaksana,
baik yang menyangkut peralatan untuk pekerjaan persiapan maupun peralatan untuk pekerjaan
penggaliannya sendiri dan alat-alat bantu yang diperlukannya.
2.2.2. Sebelum pekerjaan penggalian dapat dilaksanakan, Kontraktor Pelaksana wajib untuk mengajukan
permohonan tertulis kepada Konsultan manajemen konstruksi yang menyebutkan tanggal akan
dimulai-nya pekerjaan penggalian, uraian teknis tentang cara-cara penggalian yang akan
dilaksanakan.
2.2.3. Dalam melaksanakan pekerjaan penggalian ini, Kontraktor Pelaksana wajib melaksanakan pekerjaan pencegahan atau kelongsoran tanah, pekerjaan penanggulangan air tanah yang meng genang,
pekerjaan perbaikan bila terjadi kelongsoran dan lain sejenisnya.
2.2.4. Semua galian harus dilaksanakan sampai diperoleh panjang galian, kedalaman, kemiringan dan
lengkungan yag sesuai dengan yang tertera di dalam gambar.
2.2.5. Bila kedalaman penggalian terlampaui kedalaman yang dibutuhkan sebagaimana yang tertera di
dalam gambar, Kontraktor Pelaksana harus menimbun dan memadatkannya kembali dengan pasir
urug, dan semua biaya tambahan yang diakibatkannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2.2.6. Bila kondisi dari tanah pada kedalaman yang ditentukan di dalam gambar ternyata meragukan,
Kontraktor Pelaksana harus secepatnya melaporkan hasil tersebut kepada Konsultan manajemen
konstruksi secara tertulis, agar dapat diambil langkah-langkah yang dianggap perlu.
2.2.7. Permukaan tanah yang sudah selesai digali dan telah mencapai kedalaman rencana harus
dipadatkan kembali untuk mendapatkan permukaan yang padat, rata. Pemadatan tanah digunakan
alat pemadat tanah yang sebelumnya disetujui oleh Konsultan manajemen konstruksi.
2.2.8. Kontraktor Pelaksana harus melaporkan hasil pekerjaan galian tanah yang telah selesai dan
menurut pendapatnya sudah dapat digunakan untuk pemasangan pondasi/ pekerjaan berikutnya
kepada Konsultan manajemen konstruksi untuk dimintakan persetujuannya.
2.2.9. Semua kelebihan tanah galian harus dikeluarkan dari lapangan ke lokasi yang disetujui oleh
Konsultan manajemen konstruksi. Kontraktor Pelaksana bertanggungjawab untuk mendapatkan
tempat pembuangan dan membayar ongkos-ongkos yang diperlukan.
2.2.10. Air yang tergenang dilapangan, atau dalam saluran dan galian selama pelaksanaan pekerjaan dari
mata air, hujan atau kebocoran pipa-pipa harus dipompa keluar atau biaya Kontraktor Pelaksana.
2.2.11. Hambatan yang Dijumpai Waktu Penggalian
1. Semua akar-akar pohon, batang-batang pohon terpendam, beton-beton tak terpakai atau
pondasi-pondasi bata, septicktank bekas, pipa drainase yang tak terpakai, batu-batu besar
yang dijumpai pada waktu penggalian harus dikeluarkan atas biaya Kontraktor Pelaksana.
Tanah yang berlubang akibat hambatan yang dijumpai harus diperbaiki kembali dengan pasir
beton : semen dengan perbandingan 10 : 1
2. Instalasi umum yang tertanam dan masih berfungsi seperti pipa drainase, pipa air minum, pipa
gas, kabel listrik yang dijumpai pada waktu penggalian diusahakan tidak terganggu atau
menjadi rusak.
Bilamana hal ini dijumpai maka Konsultan manajemen konstruksi dan PPK / Direksi Pengawas
harus segera diberitahu dan mendapatkan instruksi selanjutnya untuk mengeluarkan instalasi
tersebut sebelum penggalian yang berdekatan diteruskan.
Bilamana terjadi kerusakan-kerusakan pada instalasi tersebut diatas, maka Konsultan
manajemen konstruksidan PPK / Direksi Pengawas harus segera diberitahu dan semua
kerusakan-kerusakan harus diperbaiki atas biaya Kontraktor Pelaksana.
2.3. Syarat-Syarat Urugan
2.3.1. Yang dimaksud disini ialah pekerjaan pengurugan / timbunan yaitu dimana permukaan tanah yang
direncanakan lebih tinggi dari permukaan tanah asli, sebagaimana tertera dalam gambar rencana.

11

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

2.3.2.
2.3.3.
2.3.4.
2.3.5.

2.3.6.
2.3.7.

RKS
RUSUS

Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua semak, akar pohon, sampah, puing
bangunan dan lain-lain sebelum pengurugan dimulai.
Tanah yang digunakan untuk mengurug harus bersih dari bahan organis, sisa-sisa tanaman,
sampah dan lain-lain.Tanah yang digunakan untuk timbunan.
Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis tebal maksimal hamparan 25 cm setiap lapisan,
kemudian tanah tersebut dilembabkan sebelum dilakukan pemadatan minimal setara MTR 80
dengan cbr 4% rendam air.
Pelaksanaan pengurugan / penimbunan dapat menggunakan mesin gilas dan pada daerah yang
oleh Konsultan manajemen konstruksi dianggap berbahaya atau dengan jarak lebih kurang 45 cm
dari saluran atau batas-batas atau pekerjaan-pekerjaan yang mungkin menjadi r usak digunakan
Stamper.
Semua urugan kembali di bawah atau disekitar bangunan dan pengerasan harus sesuai dengan
gambar rencana. Material untuk penimbunan ini harus memenuhi spesifikasi yang ditentukan.
Tanah sisa urugan atau tanah yang tidak dapat dipakai harus dibuang keluar tapak atau atas
petunjuk Konsultan manajemen konstruksi, dengan biaya Kontraktor Pelaksana.

PASAL 3
PEKERJAAN URUGAN PASIR
3.1. Lingkup Pekerjaan
3.1.1. Pasal ini menguraikan semua pekerjaan urugan pasir yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor,
seperti pengurugan pasir dibawah Pile Cap, Sloof, lantai, dibawah perkerasan-perkerasan dan lainlain sebagainya serta pekerjaan pemadatan urugan pasir tersebut, sebagaimana yang tertera pada
gambar.
3.1.2. Pengurugan Pasir harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang tercantum di dalam PUBI
1979 (NII-3) ayat 12.1.
3.1.3. Menyediakan tenaga kerja , peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini
dengan hasil yang baik dan sempurna.
3.2. Persyaratan Bahan
Pasir urug yang akan dipakai harus bersih dan cukup keras, sesuai dengan persyaratan yang tercantum
di dalam PUBI 1971 ayat 12.1. Pasir laut dapat digunakan, asal dicuci secara memadai.
3.3. Syarat Pelaksanaan Pekerjaan
3.3.1. Sebelum pengurugan pasir dilaksanakan Kontraktor Pelaksana wajib untuk memeriksa ketinggian
dari tanah atau konstruksi dibawahnya untuk meyakinkan bahwa ketinggian yang ada telah sesuai
dengan gambar, dan bahwa tanah dibawahnya telah dipadatkan sehingga didapat permukaan yang
rata dan padat.
3.3.2. Hasil pemeriksaannya ini harus dilaporkan kepada Konsultan manajemen konstruksi, yang akan
segera melakukan pemeriksaan, berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut.Konsultan manajemen
konstruksi akan menolak atau memberikan persetujuannya untuk pelaksanaan pekerjaan
pengurugan pasir.
3.3.3. Pengurugan pasir harus dilaksanakan dengan cara menebarkan, meratakan dan memadatkan
secara mekanik sampai diperoleh ketebalan dan ketinggian yang sesuai dengan gambar
perencanaan.
3.3.4. Urugan pasir tidak boleh ditutup oleh konstruksi atau pekerjaan lain sebelum disetujui oleh
Konsultan manajemen konstruksi.Konsultan manajemen konstruksi berhak untuk membongkar
pekerjaan diatasnya, bilamana urugan pasir tersebut belum disetujui olehnya.
3.3.5. Tebal dan peil urugan pasir harus sesuai dengan gambar, jika tidak dinyatakan secara khusus
dalam gambar, maka tebal urugan pasir minimal = 10 cm.

PASAL 4
PEKERJAAN LANTAI SCREED

12

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

4.1. Lingkup Pekerjaan


4.1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
4.1.2. Pekerjaan lantai screed meliputi area di atas plat-plat atap teras, serta untuk seluruh detail seperti
yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan manajemen konstruksi.
4.2.Persyaratan Bahan
4.2.1. Semen Portland yang digunakan harus mutu terbaik tipe I, dari satu hasil produk yang disetujui
Konsultan manajemen konstruksi serta memenuhi syarat-syarat dalam NI-8, SII 0013-81 dan ASTM
C150-78A.
4.2.2. Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 11 dan SII 0404-80.
4.2.3. Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982 pasal 9, AFNOR P 18-303 dan NZA 3121 / 1974
4.2.4. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan yang disyaratkan dalam NI -2, NI-8 dan
PUBI 1982.
4.3. Gambar Detail Pelaksanaan
4.3.1. Kontraktor Pelaksana wajib membuatshop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan pada
gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
4.3.2. Kontraktor Pelaksana wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan pada
gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
4.3.3. Kontraktor Pelaksana wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak:
4.3.4. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan
produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang beium tercakup seca ra lengkap di dalam
gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
4.3.5. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
manajemen konstruksi.
4.4. Syarat-Syarat Pelaksanaan
4.4.1. Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan
contohnya kepada Konsultan manajemen konstruksi untuk mendapatkan persetujuannya.
4.4.2. Lantai screed dilakukan bila dasar lantai yang merupakan beton tumbuk atau plat beton t elah
dibersihkan dari segala kotoran, debu dan bebas dari pengaruh pekerjaan yang lain.
4.4.3. Bahan lantai screed merupakan campuran dari bahan PC dan pasir dengan perbandingan 1pc: 3ps
4.4.4. Lapisan atas / finish lantai screed adalah acian PC tanpa campuran bahan lai n, yang dilapiskan ke
seluruh permukaan lantai dan diratakan. Tebal acian minimum 2 (dua) mm setelah diratakan dan
dilicinkan, atau bahan / material lain sesuai yang disebutkan / disyaratkan dalam gambar detail atau
sesuai petunjuk Konsultan manajemen konstruksi.
4.4.5. Tebal adukan Iantai screed termasuk acian minimal dibuat 50 mm atau sesuai yang ditentukan oleh
Konsultan manajemen konstruksi, dari adukan 1 pc : 3 ps. Permukaan Iantai screed harus betulbetul rata, kecuali bila disyaratkan lain, bebas cacat (retak-retak), sehingga siap dipasang keramik
dan bahan finishing lainnya.
4.4.6. Sebagai persiapan sebelum Iantai screed dilakukan, alas Iantai screed harus dibersihkan dengan
sikat kawat dan air, supaya agregate muncul dan memberi ikatan yang baik dengan screed. Ca ra
lain adalah membuat permukaan beton menjadi kasar dengan cara yang disetujui Konsultan
manajemen konstruksi. Setelah dibersihkan, alas lapisan dibasahi (semalam) dan setelah kering
dilapis cairan semen (air semen) maximum 20 menit, selanjutnya screed dicor.
4.4.7. Screed harus selalu dibasahi selama 7 hari.

PASAL 5
PEKERJAAN PONDASI BATU KALI
5.1. Lingkup Pekerjaan

13

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

5.1.1.
5.1.2.

RKS
RUSUS

Menyediakan tenaga kerja, bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan
seperti pada gambar-gambar atau disebutkan dalam spesifikasi ini dengan hasil yang baik dan
sempurna.
Pekerjaan ini meliputi pasangan pondasi batu belah/batu kali untuk pondasi dan bagian-bagian lain
yang dianggap perlu.

5.2. Persyaratan Bahan


5.2.1. Batu belah/batu kali dari jenis yang keras tidak keropos, adalah batu besar yang dibelah-belah
menjadi ukuran normal dan harus memenuhi P.U.B.I.(NI-3-1970).
5.2.2. Semen Portland harus memenuhi NI-18.
5.2.3. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.
5.2.4. Air harus memenuhi PBVI-1982 pasal 9.
5.3. Syarat Syarat Pelaksanaan
5.3.1. Kontraktor Pelaksana harus membuat shopdrawing dan disetujui oleh Konsultan manajemen
konstruksipada bagian-bagian yang akan dimulai pekerjaan. Shopdrawing harus diajukan paling
lambat 1 (satu) hari sebelum tanggal pelaksanaan pekerjaan tersebut.
5.3.2. Galian tanah harus sudah selesai dan sudah diperiksa oleh Konsultan manajemen konstruksidan
dinyatakan diterima.
5.3.3. Pada bagian bawah pasangan pondasi harus dipasang urugan pasir dengan tebal minimal 10 cm.
5.3.4. Pondasi tersebut harus dipasang dengan campuran 1 pc : 5 pasir.
5.3.5. Pasangan batu belah tersebut harus dikerjakan dengan cara yang baik, batu kali harus keras
dengan permukaan kasar tanpa cacat atau retak.
5.3.6. Batu kali yang digunakan paling tidak memiliki 3 sisi bekas pecahan
5.3.7. Pekerjaan pemasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk yang ditunjukan
dalam gambar. Tiapbatu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga semua hubungan batu
melekat satu dan lainnya dengan sempurna, semua batu harus dipasang diatas lapisan adukan dan
dicetak ditempatnya sehingga tegak. Adukan harus mengisi penuh rongga antara batu untuk
mendapatkan masa yang kuat dan menyatu.

PASAL 6
PEKERJAAN BETON
6.1.Lingkup Pekerjaan
6.1.1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan sempurna.
6.1.2. Pekerjaan ini meliputi beton sloof, beton kolom struktur, balok, kolom praktis, rink balok dandak atap
teras, untuk bangunan yang dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan pekerjaan
bekisting/acuan, dan semua pekerjaan beton yang ditunjukkan dalam gambar.
6.1.3. Ketentuan ketentuan dalam pekerjaan beton dalam pasal ini mengikat untuk pe kerjaan beton
nonstruktur
6.2. Persyaratan Bahan
6.2.1. Semen
Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement yang telah mengacu standart SNI
Penyedia Jasa harus menempatkan semen tersebut dalam gudang yang baik untuk mencegah
terjadinya kerusakan. Semen yang menggumpal, sweeping, tercampur dengan kotoran atau kena
air/lembab tidak diijinkan untuk digunakan dan harus segera dikeluarkan dari proyek.
6.2.2. Agregat Kasar
Berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dan mempunyai ukuran terbesar 2 cm.
6.2.3. Agregat Halus
Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari pemecah batu dan harus bersih dari
bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan tidak mengandung lebih dari 50% substansi-substansi
yang merusak beton.

14

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

6.2.4.
6.2.5.

RKS
RUSUS

Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak atau garam serta zat-zat
yang dapat merusak beton atau baja tulangan.
Baja Tulangan
1. Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi persyaratan PBI NI-2 1971, dengan tegangan
leleh karakteristik (fy) = 240Mpa atau baja BJTP 24
2. Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak dan karat serta bahan-bahan lain yang mengurangi
daya lekat.
3. Untuk pembuatan tulangan untuk batang-batang lurus atau dibengkokan, sambungan kait-kait
dan pembuatan sengkang disesuaikan dengan dengan persyaratan yang tercantum pada SNI
2847:2013 Kecuali ada petunjuk yang lain dari perencana.
4. Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehinaga posisi dari tulangan sesuai dengan
rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk maupun tempat selama pengecoran
berlangsung.
5. Toleransi pembuatan tulangan disesuaikan dengan persyaratan P.B.I. 1971.
6. Toleransi baja tulangan
Diameter, ukuran sisi
Variasi
Toleransi
atau jarak antara dua
dalam
Diameter
permukaan
yang
berat yang
berlawanan
diperboleh
kan
< 10 mm
10 < d < 16 mm

7%
5%

0,4 mm
0,4 mm

7. Sambungan tulangan dan penjangkaran harus dilaksanakan sesuai persyaratan untuk itu yang
tercantum dalam SNI 2847:2013
8. Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada saat
pemesanan baja tulangan Penyedia Jasa harus menyerahkan sertifikat resmi dari laboratorium
khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.
6.2.6.
6.2.7.

6.2.8.
6.2.9.

Cetakan Beton
Dapat menggunakan kayu kelas II, multipleks dengan tebal minimal 9 mm atau plat baja, dengan
syarat memenuhi ketentuan-ketentuan yang tersebut dalam PBI NI-2 1971.
Mutu Beton
Mutu beton harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan karakteristik :
bk = 100 kg/cm 2.. untuk konstruksi beton B0 seperti lantai kerja dan screeding lantai.
bk = 175 kg/cm 2.[K175]. untuk konstruksi beton non struktural seperti ring balk, kolom struktur.
Kawat Pengikat dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.
Cacat pada Beton
Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, Konsultan manajemen konstruksi/Direksi
Pengawas mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut :
1. Konstruksi beton yang keropos
2. Konstruksibeton tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisinya tidak sesuai
dengan gambar.
3. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.
4. Konstruksi beton yang tidak berisikan kayu atau benda lain.
5. Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus dibongkar dan diganti
dengan yang baru, kecuali Konsultan manajemen konstruksi/Direksi Pengawas
menyetujuiuntuk diadakan perbaikan atau perkuatandari cacat yang ditimbulkan tersebut. Untuk
itu Kontraktor Pelaksana harus mengajukan usulan-usulanperbaikan yang kemudian akan di
teliti/diperiksa dan disetujui bila perbaikan tersebut dianggap memungkinkan.

6.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

15

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

6.3.1.

Sebelum melaksanakan pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus memberikan contoh


material, misalnya : besi, koral, pasir PC untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan manajemen
konstruksi.
6.3.2. Digunakan mutu U24. Besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti
serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2 (PBI 1971)
Biladipandang perlu Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
6.3.3. Tulangan yang dipakai untuk pekerjaan sloof, kolom struktur, balok latei, dan ring balk menggunakan
tulangan 12mm dengan sengkang 6 150.
6.3.4. Apabila tidak ditunjukkan dalam gambar, kolom struktur dan ring balk harus dipasang disetiap
pasangan dinding seluas maksimal 9m 2, atau setiap jarak 3m.
6.3.4 Angkur-angkur dinding dipasang setiap jarak 50 cm tulangan 10mm dengan panjang angkur 60 cm.
6.3.5. Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton non struktur adalah 17.5 MPA dan harus memenuhi
persyaratan yang ditentukan dalam PBI-1971.
6.3.6. Pembuatan tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan, sambungan kait-kait dan
pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus sesuai SNI DT-91-0008-2007.
6.3.7. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan gambar konstruksi.
6.3.8. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut tidak berubah tempat
selama pengecoran, dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut
beton sesuai dengan ketentuan dalam SNI DT-91-0008-2007.
6.3.9. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram
cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan
dan penempatan penahan jarak.
6.3.10. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk
menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan
sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
6.3.11. Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng, diameter kawat lebih
besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam SNI DT-91-0008-2007.
6.3.12. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat. Persiapan
perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.
6.3.13. Untuk pondasi cerucuk dipasang cerucuk sesuai gambar menggunakan kayu Gelam 8-15 cm
sampai kedalaman minimal 1,5 m atau menyesuaikan kondisi lapangan.
6.4. Pekerjaan Stek
Pekerjaan stek kolom dan stek kolom struktur
6.4.1. Besi stek kolom harus memenuhi syarat-syarat spesifikasi/peraturan yang berlaku.
6.4.2 Besi beton harus terpasang sesuai dengan Gambar Kerja dan turut dicor sampai batas permukaan
atas sloof
6.4.3. Besi tetap lurus setelah selesai pekerjaan cor.
6.4.4. Stek tulangan 12mm, tidak dibenarkan ditekuk.
6.5. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan :
6.5.1. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah pengecoran.
6.5.2. Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain.
6.5.3. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu
pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
6.5.4. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan air terus menerus
selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai ketentuan dalam SNI DT-91-0008-2007).

PASAL 7
PEKERJAAN BETON NON STRUKTUR
7.1. Lingkup Pekerjaan

16

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

7.1.1.
7.1.2.

RKS
RUSUS

Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan sempurna.
Pekerjaan ini meliputi rabat beton untuk bangunan yang dimaksudkan termasuk pekerjaan pekerjaan
bekisting/acuan, dan semua pekerjaan beton yang bukan struktur, sesuai yang ditunjukkan di dalam
gambar.

7.2. Persyaratan Bahan


7.2.1. Semen Portland
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merk dan atas persetujuan
Perencana dan Supervisi dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya
tidak dibenarkan untuk digunakan. Penyimpanan Semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa
sehingga bebas dari kelambaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk
sesuai dengan syarat penumpukan semen.
7.2.2. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis, Lumpur dan
sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971.
7.2.3. Koral Beton / Split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan/Penimbunan pasir koral beton harus dipisahkan satu
dengan yang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan
perbandingan adukan beton yang tepat.
7.2.4. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alkali dan
bahanbahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton dan harus memenuhi NI-3 pasal 10. Apabila
dipandang perlu PPK dapat minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor Pelaksana.
7.2.5. Besi Beton
Digunakan mutu U-24, besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti serpihserpih. Penampang besi bulat serta memenuhi persyaratan (PBI 1971). Bila dipandang perlu Kontraktor
diwajibkan untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah
atas biaya Kontraktor.
7.2.6. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material, misalnya :
besi, koral, pasir PC untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan manajemen konstruksi.
7.2.7. Contoh yang telah disetujui oleh Konsultan manajemen konstruksi, akan dipakai sebagai
standard/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Kontraktor Pelaksana ke
Tapak.
7.3. Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
7.3.1. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak bercacat. Beberapa
bahan tertentu harus masih di dalam kotak/kemasan aslinya yang masih tersegel dan berlabel
pabriknya.
7.3.2. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan bersih sesuai
dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik.
7.3.3. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.
7.3.4. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan.Bila ada
kerusakan, Kontraktor wajib mengganti atas beban Kontraktor Pelaksana.
7.4. Syarat-syarat Pelaksanaan
7.4.1. Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah K175 dan harus memenuhi
persyaratan yang ditentukan dalam PBI-1971.
7.4.2. Pembesian
1. Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan, sambungan kait-kait
dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus sesuai PBI-1971.
2. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton. harus disesuaikan dengan gambar konstruksi.
3. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak berubah tempat

17

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

7.4.3.

7.4.4.

7.4.5.

7.4.6.

7.4.7.

RKS
RUSUS

selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan memasang
selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam PBI 1971.
4. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja dalam waktu
24 jam setelah ada perintah tertulis dari Konsultan manajemen konstruksi.
Cara Pengadukan
1. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
2. Takaran untuk Semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh Supervisi.
3. Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa slump pada
setiap campuran baru. Pengujian slump, minimum 5 cm dan maksimum 10 cm.
Pengecoran Beton
1. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram
cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuranukuran dan ketinggian, pemeriksaan
penulangan dan penempatan penahan jarak.
2. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Konsultan manajemen konstruksi.
3. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk
menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos
dan sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
4. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka tempat
perhentian tersebut harus disetujui oleh Konsultan manajemen konstruksi.
Pekerjaan Acuan / Bekisting
1. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan/yang
diperlukan dalam gambar.
2. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan, sehingga cukup kokoh dan
dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran dilakukan.
3. Acuan harus rapat (tidak bocor), pemiukaannya licin, bebas dari kotoran, potongan kayu,
tanah/Lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa
merusak pemiukaan beton.
4. Kontraktor harus memberikan contoh material (besi, koral/split, pasir dan Semen Portland) kepada
Konsultan manajemen konstruksi, untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan dilakukan.
5. Bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan yang aman, sehingga mutu
bahan dan mutu pekerjaan tetap terjamin sesuai persyaratan.
6. Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng, kawat lebih
besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syaratsyarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI 1971).
7. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.Persiapan
perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.
8. Beton harus dibasahi paling sedikit selama tujuh hari setelah pengecoran.
Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting
Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari Konsultan manajemen
konstruksi. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan
beton tanpa persetujuan dari Konsultan manajemen konstruksi.
Syarat Pengamanan Pekerjaan
1. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah
pengecoran.
2. Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain.
3. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi
mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
4. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan air terus
menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai ketentuan dalam PBI Th.1971)

18

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

PASAL 8
PEKERJAAN BEKISTING
8.1. Lingkup Pekerjaan
8.1.1. Pasal ini menguraikan semua pekerjaan perancangan, pembuatan, pemasangan dan pembongkaran
semua bekisting beton yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor, sesuai dengan kebutuhan dalam
menyelenggarakan pekerjaan beton, sebagaimana yang tertera didalam gambar. Pada dasarnya,
bekisting adalah konstruksi bantu yang mendukung beton yang belum mengeras.
8.1.2. Semua Bekisting Beton harus dilaksanakan dengan mengikuti semua persyaratan yang tercantum
didalam RKS ini, PBI 1971, PUBI 1982, PKKI 1961 dan semua Perintah yang disampaikan oleh
Konsultan manajemen konstruksi selama pelaksanaan Pekerjaan.
8.2. Persyaratan bahan
Semua bekisting beton yang akan dipakai harus kuat, tidak berubah bentuk waktu di isi adukan dan tidak
bocor. Bahan yang dipakai dapat berupa kayu yang bermutu baik dan tidak mudah lapuk, besi atau bahan
lainnya yang disetujui oleh Konsultan manajemen konstruksi. Bekisting harus dirakit dengan menggunakan
paku kayu, baut atau lainnya dengan ukuran yang sesuai.
8.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
8.3.1. Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan gambar-gambar rencana dari bekisting kepada Konsultan
manajemen konstruksi untuk disetujui, sebelum pekerjaan dimulai. Gambar tersebut harus
mencantumkan secara jelas konstruksi dan bahan dari bekisting, sambungan-sambungannya,
kedudukannya dan sistim rangkanya. Semua biaya yang diperlukan sehubungan dengan perencanaan
bekisting ini harus sudah termasuk ke dalam biaya konstruksi.
8.3.2. Bekisting harus direncanakan untuk dapat memikul beban konstruksi dan getaran yang ditimbulkan oleh
alat penggetar. Defleksi maksimum dari bekisting antara tumpuan harus dibatasi sampai 1/400 bentang
antar tumpuan. Bilamana menggunakan konstruksi bekisting dari kayu, maka untuk kolom dan
pekerjaan beton lainnya harus dipakai papan dengan ketebalan minimum 2,5 cm, balok 5/7, 6/10 dan
dolken 8/11.
8.3.3. Bekisting harus ditunjang dengan batang besi yang kokoh dan untuk mencegah terjadinya defleksi
maka bekisting dibuat anti lendutan keatas sebagai berikut :
Semua balok atau pelat lantainya 0,2 % lebar bentang pada tengah-tengah bentang.
Semua balok Cantilever dan pelat lantainya 0,4 % dari bentang, dihitung dari ujungbebas
8.3.4. Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan yang perlu, sehingga
pada akhir pekerjaan beton, permukaan dan bentuk konstruksinya adalah sesuai dengan kedudukan
(peil) dan bentuk yang tertera pada gambar.
8.3.5. Semua bekisting tersebut harus dirakit kedalam bentuk, ukuran garis dan dimensi yang tertera dan
yang dibutuhkan, untuk memperoleh kedudukan, ketinggian dan posisi yang tepat. Konstruksinya harus
dibuat sedemikian rupa sehingga tidak mudah dicabut bila tidak dipalu atau dicongkel. Bekisting harus
dibuat cukup rapat agar adukan tidak lolos pada saat pengecoran.
Pada tempat yang tertutup atau sukar dijangkau, pembukaan sementara harus disediakan untuk
membuang benda yang tidak dinginkan.
8.3.6. Bilamana sebelum atau selama pekerjaan pengecoran, bekisting menunjukkan tanda penurunan yang
besar, yang menurut pendapat Konsultan manajemen konstruksiakan menyebabkan kedudukan (peil)
akhir tidak dapat mencapai kedudukan yang semestinya, maka Konsultan manajemen konstruksi
berhak untuk memerintahkan dibongkarnya pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan dan mewajibkan
Kontraktor Pelaksana untuk memperkuat bekisting tersebut sampai dianggap cukup kuat. Semua biaya
yang timbul karenanya menjadi tanggungjawab dari Kontraktor Pelaksana.
8.4. Pembongkaran Bekisting
8.4.1. Bekisting untuk bagian beton yang mana saja yang tidak memikul beban struktur dapat dibongkar
setelah beton cukup mengeras.

19

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

8.4.2.

Bekisting untuk bagian struktur dan pekerjaan lainnya yang memikul beban struktur harus dibiarkan
untuk sekurang-kurangnya sampai beton mencapai kekuatan yang dipersyaratkan seperti yang
disebutkan dibawah ini, atau seperti yang diperintahkan oleh Konsultan manajemen konstruksi.
LAMA
PEMBONGKARAN

PRESENTASE
KEKUATAN RENCANA

Bagian tengah balok

28 hari

100

Pelat lantai

21 hari

80

Dinding beton

2 hari

25

Kolom beton

4 hari

25

Bekisting tepi balok

2 hari

25

1.

8.4.3.
8.4.4.

RKS
RUSUS

BAGIAN STRUKTUR

Bekisting untuk bagian beton yang mana saja yang tidak memikul berat struktur dapat dibongkar
setelah beton cukup mengeras.
Pembongkaran bekisting harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga keamanan konstruksi tetap
terjamin dan sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada PBI 1971 NI-2.

PASAL 9
PEKERJAAN PERANCAH LUAR
9.1. Lingkup Pekerjaan
Pasal ini menguraikan pekerjaan perancah luar yang harus dilaksanakan pada saat pelaksanaan.
9.2. Persyaratan bahan
9.2.1. Peralatan yang digunakan sebagai perancah luar adalah scaffolding yang lengkap serta bagian luarnya
dipasang jaring-jaring luar.
9.2.2. Scaffolding atau perancah yang dipakai harus kuat dan lengkap terdiri dari batang-batang silang
beserta perkuatannya. Sedangkan untuk jaring-jaring luar terbuat dari anyaman tambang plastik atau
nylon.
9.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
9.3.1. Perancah luar dipasang pada sekeliling bangunan dengan cara-cara yang benar sehingga tidak
membayakan pekerja, bangunan yang dikerjakan maupun keadaan sekelilingnya.
Perancah luar harus dipasang minimal sama dengan bangunan yang dikerjakan dan dicat dengan
warna yang mencolok.
9.3.2. Untuk naik turun gedung selama pelaksanaan berlangsung, pada perancah luar harus dipasang tangga
dilengkapi dengan border mendatar.
Sedangkan untuk jaring-jaring luar dipasang pada scaffolding secara kuat, rapih dan tidak kendor.
Jaring ini harus tahan terhadap tiupan angin dan memberi perlindungan serta rasa nyaman bagi yang
bekerja pada dinding luar.
9.3.3. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor harus segera
melaporkan kepada Konsultan manajemen konstruksi sebelum pekerjaan dimulai.
9.3.4. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat dalam hal ada kelainan/perbedaan
ditempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
9.4. Pengamanan Pekerjaan

20

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

9.5.1.
9.5.2.

RKS
RUSUS

Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah dilakukan, terhadap
kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan lainnya.
Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik atau Pemakai pada waktu
pekerjaan ini dilakukan dilaksanakan maka Kontraktor harus memperbaiki/mengganti sampai
dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan manajemen konstruksi. Biaya yang timbul untuk pekerjaan ini
adalah tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

9.5. Pengujian
Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan percobaan dengan cara merendam minimal selama 3 x 24
jam di atas permukaan yang diberi lapisan kedap air pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan setelah
mendapat persetujuan dari Konsultan manajemen konstruksi.

BAGIAN III
PEKERJAAN ARSITEKTUR
PASAL 1
PEKERJAAN PASANGAN DINDING
1.1.Lingkup Pekerjaan
1.1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
1.1.2. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar
atau sesuai petunjuk Konsultan manajemen konstruksi.
1.2.Persyaratan Bahan
1.2.1. Batu bataatau yang umum di dapat di lokasi kegiatan, yang dipasang adalah dari mutu yang terbaik,
produk lokal dan disetujui Konsultan manajemen konstruksidan harus memenuhi NI-10
1.2.2. Semen Portland yang digunakan satu merek dan harus memenuhi NI-18.
1.2.3. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.
1.2.4. Air yang digunakan adalah air bersih tidak mengandung zat lain seperti asam, minyak, lumpur dan
harus memenuhi PUBI -1982 Pasal 9.
1.3.Gambar Detail Pelaksanaan
1.3.1. Kontraktor Pelaksana wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan pada
gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
1.3.2. Kontraktor Pelaksana wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam gambar kerja / dokumen kontrak:
1.3.3. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan
produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam
gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
1.3.4. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
manajemen konstruksi.
1.4.Syarat-Syarat Pelaksanaan
1.4.1. Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan
contohnya kepada Konsultan manajemen konstruksi untuk mendapatkan persetujuannya.
1.4.2. Semua bahan yang dipasang harus baru, baik, tidak cacat, warna dan tekstur bahan harus
seragam.
1.4.3. Pasangan batu bata, dengan menggunakan aduk campuran spesi 1 pc : 3 pp.

21

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

1.4.4.

1.4.5.
1.4.6.
1.4.7.
1.4.8.
1.4.9.
1.4.10.
1.4.11.
1.4.12.

1.4.13.
1.4.14.
1.4.15.
1.4.16.

RKS
RUSUS

Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan sloof sampai
ketinggian 30 cm diatas permukaan lantai dasar, dinding di daerah basah setinggi 160 cm dari
permukaan lantai, serta semua dinding yang pada gambar menggunakan simbol aduk trasram /
kedap air digunakan aduk rapat air dengan campuran 1 pc : 3 pasir pasang.
Batu bata yang digunakan batu bata ex. Lokal dengan kualitas terbaik, siku dan sama ukurannya,
atau yang disetujui Konsultan manajemen konstruksi.
Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga jenuh.
Setelah batu bata terpasang dengan aduk, nat / siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan bersihkan
dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siarsiar telah dikerok serta dibersihkan.
Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap berdiri maksimum 10 lapis setiap
harinya, diikuti dengan cor kolom struktur.
Bidang dinding batu yang luasnya lebih besar dari 12 m ditambahkan kolom dan balok penguat
(kolom dan balok praktis) dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 4 12 mm, beuguel
8 mm jarak 20 cm.
Pembuatan lubang pasangan untuk perancah / steiger sama sekali tidak diperkenankan.
Pembuatan lubang pada pasangan batu bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan
beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton 8 mm jarak 50 cm, yang terlebih dahulu
ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan batu
bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
Pasangan batu bata untuk dinding batu harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm dan
untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm, pelaksanaan harus cermat, rapi dan benar -benar tegak
lurus.
Dinding batu bata yang baru dipasang harus dibasahi dengan air terus menerus selama paling
sedikit 7 hari dan tidak diperkenankan terkena sinar matahari langsung.
Antara sambungan dinding dengan kolom, pondasi dan balok harus dipasang angkur besi beton
dengan 8 panjang 50 cm dan beton yang berhubungan langsung dengan dinding bata harus
diketrik atau dikasarkan dulu agar pasangan tembok dapat merekat dengan baik.
Siar-siar pasangan bata harus dikerok dan dibersihkan sebelum spesie menjadi kering sehingga
membentuk lekukan agar supaya plesteran dapat merekat dengan baik.

1.5. Syarat Pemeliharaan


1.5.1. Kontraktor Pelaksana wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak / cacat, perbaikan dilaksanakan
sedemikian rupa hingga tak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
1.5.2. Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pelaksanaan, maka Kontraktor
Pelaksana wajib memperbaiki sampai dinyatakan diterima oleh PPK, biaya yang timbul untuk
pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana
1.5.3. Kontraktor Pelaksana wajib melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan
untuk dapat dihindarkan dari kerusakan.
1.5.4. Biaya yang diadakan untuk pengamanan hasil pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana.

PASAL 2
PEKERJAAN PLESTERAN, ACIAN DINDING DAN PLESTER CIPRAT
2.1.Lingkup Pekerjaan
2.1.1. Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan
termasuk alat bantu dan alat angkut diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran sehingga
dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
2.1.2. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding batu batu bata di dalam maupun di
luar bangunan, pekerjaan selokan dan sesuai disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
Pekerjaan plesteran ini dimaksudkan untuk plesteran dinding baru dan untuk plesteran dinding lama
yang dikelupas lapisan plesterannya.

22

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

2.1.3.

RKS
RUSUS

Pekerjaan plester ciprat dikerjakan pada permukaan dinding batu bata yang telah diplester rata
terlebih dahulu. Pekerjaan plester ciprat ada diluar bangunan pada tempat-tempat sesuai gambar.

2.2. Persyaratan Bahan


2.2.1. Semen Portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh pekerjaan).
2.2.2. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.
2.2.3. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10.
2.2.4. Penggunaan adukan plesteran :
1. Adukan 1 pc : 4 pasir tebal 15mm, dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya.
2. Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC atau tertentu atas pentujuk
Konsultan manajemen konstruksi.
2.2.5. Adukan plesteran ciprat menggunakan 1 pc : 2 pasir,
2.3.Gambar Detail Pelaksanaan
2.3.1. Kontraktor Pelaksana wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan pada
gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
2.3.2. Kontraktor Pelaksana wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak:
2.3.3. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan
produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam
gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
2.3.4. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
manajemen konstruksi.
2.4. Syarat-Syarat Pelaksanaan
2.4.1. Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan
contohnya kepada Konsultan manajemen konstruksi untuk mendapatkan persetujuannya.
2.4.2. Semua bahan yang dipasang harus baru, baik, tidak cacat, warna dan tekstur bahan harus
seragam.
2.4.3. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai dengan
petunjuk dan persetujuan Konsultan manajemen konstruksi dan persyaratan tertulis dalam uraian
dan syarat pekerjaan ini.
2.4.4. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau pasangan dinding
batu bata telah disetujui oleh Konsultan manajemen konstruksi sesuai uraian dan syarat pekerjaan
yang tertera dalam spesifikasi teknis.
2.4.5. Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara pembuatannya
menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Untuk bidang kedap air, beton, pasangan batu bata yang berhubungan dengan udara luar, dan
semua pasangan batu bata dibawah permukaan tanah sampai ketinggian 30 cm dari permukaan
lantai dan 160 cm dari permukaan lantai untuk kamar mandi, WC / Toilet dan daerah basah lainnya
dipakai plesteran 1 pc : 4 pasir.
Untuk aduk kedap air, harus ditambah dengan water proofing setara sikka raintide, dengan
perbandingan bagian 1 liter untuk 0,75 m.
Untuk bidang lain diperlukan plesteran campuran 1 pc : 4 pasir.
Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran yang
homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur delapan hari (kering benar), untuk
adukan plesteran finishing harus ditambah dengan addivite plamix dengan dosis 300
250 gram plamir untuk setiap 50 kg semen.
Semua jenis aduk perekat tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam
keadaan baik dan belum mengering. Diusahakan agar jarak waktu pencampuran aduk perekat
tersebut dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk adukan kedap air.
2.4.6. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa, listri k
dan plumbing untuk seluruh bangunan.

23

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

2.4.7.
2.4.8.
2.4.9.
2.4.10.
2.4.11.
2.4.12.

2.4.13.

2.4.14.
2.4.15.
2.4.16.

2.4.17.

2.4.18.
2.4.19.

RKS
RUSUS

Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting dan
kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting
harus tertutup aduk plester.
Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish dengan cat
dipakai plesteran halus (acian diatas permukaan plesterannya).
Untuk dinding tertanam di dalam tanah diberapen dengan memakai spesi kedap air 1 pc : 3 pasir
pasangan.
Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaanya diberi alur-alur garis
horizontal atau diketrek (scarth) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan finishingnya,
kecuali yang menerima cat.
Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 meter, dipasang tegak dan menggunakan kepingkeping plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang.
Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom yang dinyatakan dalam
gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar. Tebal pelsteran maksimum 2,5 cm, jika
ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat
dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang dizinkan Konsultan manajemen konstruksi.
Untuk pekerjaan plester ciprat plester rata dulu dinding yang akan diberi plester ciprat. Alat
cipratnya diperlukan adalah kawat ayam yang telah diberi bingkai kayu. Lempar dengan keras
adukan menggunakan sendok semen hingga menerobos kawat ayam. Adukan dilempar dari jarak
sekitar 30 cm. Perbandingan adukan plester ciprat adalah 1pc:2pp.
Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu bidang datar,
harus diberi nat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 1 cm, kecuali bila ada petunjuk
dalam gambar atau ditentukan lain oleh Konsultan manajemen konstruksi.
Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung bidang tidak
melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m, jika melebihi Kontraktor Pelaksana berkewajiban
memperbaikinya dengan biaya dari Kontraktor Pelaksana.
Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba -tiba,
dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering, selama 7 (tujuh) hari terus
menerus dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan-bahan penutup yang
bisa mencegah penguapan air secara cepat.
Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus dibongkar
kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan manajemen konstruksi
dengan biaya dari Kontraktor Pelaksana. Setelah acian selesai, acian harus dibasahi terus menerus
sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari.
Selama pemasangan dinding batu bata / beton bertulang sebelum difinish, Kontraktor Pelaksana
wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain.
Setiap kerusakan menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana dan wajib diperbaiki.
Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2
(dua) minggu.

PASAL 3
PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN
3.1.Lingkup Pekerjaan
3.1.1. Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur atap
berupa rangka batang baja ringan yang telah dilapisi lapisan anti karat.
3.1.2. Rangka batang berbentuk segitiga, trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :
1. Rangka utama atas (top chord)
2. Rangka utama bawah (bottom chord)
3. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut menakik sendiri
(self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
4. Rangka gording (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan jarak
sesuai dengan ukuran jarak genteng.
3.1.3. Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:
1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi

24

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

2. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop Permanen (Fabrikasi),


3. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi kegiatan.
4. Penyediaan tenaga kerja beserta alat / bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan.
5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka kuda-kuda
(truss), balok tembok (top plate / murplat), gording, sekur overhang, ikatan angin dan bracing
(ikatan pengaku).
6. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)
3.1.4.

Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi:


1. Pemasangan penutup atap
2. Pemasangan kap finishing atap
3. Talang selain jurai dalam
4. Accesories atap

3.2. Persyaratan Material Rangka Atap


3.2.1. Material struktur rangka atap: Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties)
1. Baja Mutu Tinggi G 550
2. Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
3. Tegangan Maksimum 550 Mpa
4. Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
5. Modulus geser 80.000 Mpa

3.2.2.

Lapisan anti karat :


Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis lapisan anti karat
(coating):
1. Galvanised (Z220)
a. Pelapisan Galvanised
b. Jenis Hot-dip zinc
c. Kelas Z22
d. Ketebalan pelapisan 220 gr/m
e. Komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran
2. Galvalume (AZ100)
a. Pelapisan Zinc-Aluminium
b. Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
c. Kelas AZ100
d. Ketebalan pelapisan 100 gr/m
e. Komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.
3. Multigrip ( MG )

25

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

3.2.3. Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi untuk menahan gaya
lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:
1 Galvabond Z275
2 Yield Strength 250 MPa
3 Design Tensile Strength 150 MPa
3.2.4

Alat Sambung (Screw)


Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar elemen rangka
atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw sebagai berikut:
1. Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2
2. Panjang (termasuk kepala baut) 16 mm
3. Kepadatan Alur 16 alur / inci
4. Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
5. Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm

3.2.5.

Kekuatan Mekanikal
1. Gaya geser satu baut 5,10 KN
2. Gaya aksial 8,60 KN
3. Gaya Torsi 6,90 KN

3.3. Persyaratan Pra Konstruksi


3.3.1. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan pemasangan rangka atap
baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat).
3.3.2. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang dilampirkan pada
dokumen tender.
3.3.3. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan bertanggung jawab
terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi
profil, panjang profil dan jumlah alat sambung pada setiap titik buhul.
3.3.4. Perubahan bahan / detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan manajemen
konstruksi, dan Pihak Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
3.3.5. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi di workshop permanen dengan
menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin keakurasian hasil perakitan (fabrikasi).
3.3.6. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari Fabrikan penyedia jasa
Rangka Atap Baja ringan.
3.3.7. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari badan akreditasi nasional
(instansi yang berwenang sesuai dengan kompetensinya).
3.4. Persyaratan Pelaksanaan
3.4.1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan sesuai gambar
dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan
standar perhitungan mengacu pada standar peraturan yang berkompeten.
3.4.2. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
3.4.3. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan menggunakan mesin rakit (Jig)
dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
3.4.4. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi rata air
(waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka atap.

26

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

3.4.5.
3.4.6.

3.4.7.

RKS
RUSUS

Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai untuk
tumpuan kuda-kuda.
Pihak kontraktor bersedia menyediakan contoh genteng metal yang akan dipakai sebagai penutup
atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan dapat memasang gording dengan jarak yang
setepat mungkin, dan penyediaan genteng metal tersebut sudah harus ada pada saat kuda -kuda
tiba dilokasi kegiatan.
Jaminan Struktural
1. Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan maupun
keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan, meliputi kuda -kuda, pengakupengaku dan gording.
2. Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan Peraturan Pembe banan
Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang tercantum pada Cold
formed code for structural steel (Australian Standard / New Zealand Standard 4600 :
1996)dengan desain kekuatan strukural berdasarkan Dead and live loads Combination
(Australian Standard 1170.1 Part 1) &Wind load (Australian Standard 1170.2 Part 2) dan
menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan Screws-self drilling-for the building and
construction industries (Australian Standard 3566).

PASAL 4
PEKERJAAN PENUTUP ATAP GENTENG METAL
4.1. Lingkup Pekerjaan
1.1.1. Menyediakan tenaga kerja, bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan
dengan hasil yang baik dan diterima oleh Konsultan manajemen konstruksi.
1.1.2. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan penutup atap seperti yang ditunjukkan dalam gambar
sesuai dengan petunjuk Konsultan manajemen konstruksi.
4.2. Persyaratan Bahan
1.2.1. Genteng dan nok yang digunakan adalah Genteng Metal.Ukuran panjang, lebar dan tebal g enteng
metal dan nok harus sama untuk seluruh atap. Overlaping minimal 100 mm.
1.2.2. Permukaan genteng metal dan nok harus mulus, tidak terdapat cacat, retak, gompel dan lain lain.
Bentuk genteng metal dan nok harus sama untuk masing masing jenisnya
1.2.3. Bahan yang didatangkan ke lapangan telah diseleksi, dalam keadaan baik dan tidak cacat.
1.2.4. Kontraktor wajib bertanggung jawab terhadap hasil akhir dan selama masa jaminan den gan hasil
baik.
4.3.Syarat-syarat pelaksanaan
1.3.1. Seluruh pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan standar spesifikasi dari produsen termasuk jarak
gording, kemiringan atap dan overlap antara genteng metal dan sesuai dengan petunjuk /
persetujuan Konsultan manajemen konstruksi.
1.3.2. Kontraktor diwajibkan mengikuti semua gambar detail yang berhubungan dengan pekerjaan atap
genteng metal, nok dan mekanisme kerja yang ditentukan oleh Konsultan manajemen konstruksi.
1.3.3. Pekerjaan ini dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan yang terkait sebelumnya telah diterima oleh
Konsultan manajemen konstruksi dan telah menyetujui untuk pelaksanaan.
1.3.4. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh installer yang telah berpengalaman melaksanakan
pemasangan pekerjaan sejenis dengan bahan yang sama dan dengan hasil yang baik.
1.3.5. Kontraktor bertanggung jawab terhadap hasil akhir dan selama masa jaminan dengan hasil baik dan
wajib memperbaiki atau mengganti yang rusak baik yang terlihat maupun yang tersem bunyi hingga
menjadi baik dengan seluruh biaya ditanggung Kontraktor Pelaksana.
1.3.6. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai untuk
tumpuan kuda-kuda.

PASAL 5

27

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

PEKERJAAN PLAFON
5.1. Lingkup Pekerjaan
5.1.1. Termasuk dalam pekerjaan plafonini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan termasuk
alatbantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plafon, sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
5.1.2. Lingkup pekerjaan ini meliputi pekerjaan kalsiboard dengan menggunakan rangka hollow dan
aksesorisnya termasuk wall angle, sesuai disebutkan dalam gambar dan sesuai petunjuk dari
Konsultan manajemen konstruksi.
5.2. Persyaratan Bahan
PlafonKalsiboard3.5mm
Persyaratan Bahan
1. Ukuran
2. Warna
3. Type
4. Rangka

:Kalsiboard 3.5mm
: Standard pabrik, tebal 3.5mm (1200x2400) mm
: Finishing cat emulsion acrylic
: Warna ditetapkan kemudian.
: a. Hollow40.40 2 mm,
b. List Plafon: Wall Angle merupakan Aksesoris dari rangka hollow

5.3. Gambar Detail Pelaksanaan


5.3.1. Kontraktor Pelaksana wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan pada
gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
5.3.2. Kontraktor Pelaksana wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam gambar kerja / dokumen kontrak:
5.3.3. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan
produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam
gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
5.3.4. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
manajemen konstruksi. Dan harus memuat :
1. Penunjukkan lay-out
2. Posisi untuk manhole (inspection manhole)
3. Gambar-gambar koordinasi yang menunjukkan koordinasi ME dan / atau perlengkapan
plumbing dan fixtures (lampu, sprinkler, dan sebagainya) bila ada, serta design ceiling dan
konstruksinya.
5.4. Syarat-Syarat Pelaksanaan
5.4.1. Pengiriman dan penyimpanan
1. Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu
diserahkan contohnya kepada Konsultan manajemen konstruksi untuk mendapatkan
persetujuannya.
2. Semua bahan yang dipasang harus baru, baik, tidak cacat, basah, dan tidak melengk ung,
warna dan tekstur bahan harus sama.
3. Contoh material ukuran sebenarnya yang menunjukkan pola dan warna. Kontraktor harus
membuat Mock-up yang mewakili sistem pemasangan ceiling.
4. Material harus disimpan dalam ruangan, ditutup, ditumpuk rata, terangkat dari lantai dan
terlindung dari air, yang semuanya sesuai petunjuk pabrik.
5.4.2. Ketentuan Pemasangan
1. Periksa area yang dijadwalkan akan dipasang unit ceiling penggantung ini untuk mengetahui
ketidakrataan, ketidaksamaan dan kelembaban yang mungkin mempengaruhi kualitas dan
pelaksanaan dan pelaksanaan pekerjaan.
2. Berilah tanda dan perkiraan kemungkinan celah untuk akses dan lokasi yang sulit sebelum
pemasangan.
3. Jangan memasang ceiling mendahului pekerjaan mekanikal dan elektrikal dan untuk itu
diperlukan pemeriksaan sampai kesiapan menyeluruh telah dilakukan dan pekerjaan lain
tersebut telah selesai seluruhnya.

28

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

4. Bila terdapat rekomendasi dari pabrik memiliki perbedaan berarti dari spesifikasi disini, harus
memakai rekomendasi dari pabrik, kecuali bahwa spesifikasi disini harus diberlakukan sesuai
petunjuk Konsultan manajemen konstruksi dan Pemberi Tugas.
5. Dipasang sedemikian rupa dengan penguat-penguat sehingga menghasilkan permukaan yang
rata, horisontal dan tidak bergelombang / melendut.
6. Semua nat harus lurus, pertemuannya tegak lurus dan rapi.
7. Dalam hal pemotongan, harus menggunakan alat pemotong (cutter) mekanik.
8. Hasil pemasangan tersebut harus mendapat persetujuan Konsultan manajemen konstruksi.
9. Setelah seluruh pekerjaan selesai, bersihkan panel ceiling dari bekas telapak tangan, kotoran,
lemak, dan benda-benda asing lain.

PASAL 6
PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA KAYU
6.1. Lingkup Pekerjaan
6.1.1. Menyediakan tenaga kerja, bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan
kusen pintu dan jendela kayu sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
6.1.2.

Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan kusen pintu dan jendela kayu, termasuk kaca, engsel, daun
pintu dan jendela rangka kayu, handle pintu, aksesoris jendela dan aksesoris lain yang dibutuhkan
atau seperti yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.

6.2. Persyaratan Bahan


6.2.1. Bahan Rangka Kayu
1. Harus benar - benar kayu mutu terbaik dari jenisnya masing - masing.
2. Dihindarkan adanya cacat - cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah - pecah,
melengkung, melintir, urat kapur ,basah dan lapuk, melebihi yang diperkenankan sesuai
dengan PUBI- 1982. Pasal 37.tabel 2.
3. Syarat - syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PKKI. Pasal 37.
Dengan kadar air maksimal 24%.( clean and dry )
4. Semua kayu yang dipasang/dipakai ialah kayu Kelas II atau yang disetujui oleh Konsultan
manajemen konstruksiPengawas.
5. Penimbunan kayu ditempat pekerjaan sebelum pemasangan, harus diletakkan di
tempat/ruangan yang kering dengan sirkulasi udara yang baik. tidak terkena cuaca langsung
dan harus dilindungi dari kerusakan.
6. Seluruh kayu harus dianti rayap
7. Ukuran kusen adalah 50 x 150 atau sesuai dengan gambar detail
8. Tebal rangka kayu daun atau sesuai dengan gambar / Door Schedule.
6.2.2.

Bahan perekat
1. Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik.
2. Semua permukaan rangka kayu harus diserut, harus rata, lurus dan siku.

6.2.3.

Bahan Panil Daun Pintu.


Daun pintu dengan konstruksi kayu/plastic laminated dengan bahan - bahan :
1. Plastic laminated ketebalan 0.5 (nol koma lima) mm/PVC untuk pintu kamar mandi
2. Kayu yang dipakai adalah klas II seperti telahdisebutkan terdahulu, yang telah disetujui oleh
Konsultan manajemen konstruksi.
3. Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus rata, lurus dan siku.
4. List akhiran daun pintu, lis kaca digunakan kayu kelas II, Sesuai dengan gambar detail.

6.2.4.

Bahan finishing :
Finishing untuk permukaan kusen dan daun pintu / jendela lihat Door Schedule

29

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

6.3. Gambar Detail Pelaksanaan


6.3.1. Kontraktor Pelaksana wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan pada
gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
6.3.2. Kontraktor Pelaksana wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak:
6.3.3. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan
produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam
gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
6.3.4. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
manajemen konstruksi.
6.4. Syarat-syarat Pelaksanaan
6.4.1. Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan
contohnya kepada Konsultan manajemen konstruksi untuk mendapatkan persetujuannya.
6.4.2. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada
kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
cara pemasangan, mekanisme dan detail sesuai dengan gambar detail dari perencana.
6.4.3. Seluruh pekerjaan kusen dan daun pintu/ jendela harus dikerjakan diworkshop, penyimpanan
kusen, pintu/ jendela di workshop atau ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/ tempat
dengan sirkulasi yang baik, tidak terkena suaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.
6.4.4. Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan penguat lain yang
diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk
bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
6.4.5. Semua kayu tampak harus diserut rata, halus, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-sisinya, dan di
lapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan.
6.4.6. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
6.4.7. Daun Pintu :
1. Daun pintu sesuai door dan window schedule yang dipasang pada rangka kayu adalah dengan
cara lem, tanpa pemakuan, jika diperlukan, harus digunakan skrup galvanized atas persetujuan
manajemen konstruksi. tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang tampak.
2. Permukaan kayu tidak boleh didempul.
6.4.8. Setelah pemasangan kusen atau daun pintu Kontraktor diwajibkan memberikan perlindungan
sedemkian rupa sehingga terhindar dari kerusakan kerusakan oleh benturan-benturan benda
benda lain dan dari kelembaban ataupun terkena cuaca langsung.
6.4.9. Apabila terjadi cacat atau kerusakan-kerusakan baik yang terlihat maupun yang tersembunyi,
Kontraktor wajib memperbaiki ataupun mengganti dengan yang baru sampai dengan disetujui oleh
Konsultan manajemen konstruksi dengan seluruh biaya ditanggung oleh Kontraktor.

PASAL 7
PEKERJAAN DAUN PINTU DAN DAUN JENDELA
7.1.Lingkup Pekerjaan
1.1.1 Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, hingga dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.
1.1.2 Pekerjaan pembuatan rangka kayu, panel dan jendela rangka kayu dipasangkan pada pintu-pintu
dan seluruh detail seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
7.2. Persyaratan Bahan
7.2.1. Pintu Utama, Kamar da pintu belakang
1. Bahan rangka pintu solid dari kayu klas II yang telah dikeringkan, ukuran sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar.

30

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

2. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus kering dengan permukaan rata, bebas dari cacat
seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya. Kelembaban bahan kayu yang digunakan,
disyaratkan maksimum 12%.
3. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI - 5 (PKKI tahun 1961), PUBI
82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan dlm SII 0458-81.
4. Setiap sambungan rangka daun pintu dan setiap penempelan permukaan bahan pelapis untuk
panel daun pintu, digunakan lem kayu yang bermutu baik
7.2.2.

Pintu Kamar Mandi WC


1. Pintu PVC standar dilengkapi dengan jalusi
2. Ukuran
: 70x195 cm
3. Tebal Profil
: minimal 1.33 mm
4. Finish dan warna
: Warna Biasa ditentukan kemudian
5. Pemakaian
: sesuai gambar

7.2.3.

Jendela Rangka Kayu


1. Bahan jendela rangka kayu dari klas II yang telah dikeringkan, ukuran sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar.
2. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus kering dengan permukaan rata, bebas dari cacat
seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya. Kelembaban bahan kayu yang digunakan,
disyaratkan maksimum 12%.
3. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI - 5 (PKKI tahun 1961), PUBI
82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan dlm SII 0458-81.

7.3. GambarDetail Pelaksanaan


7.3.1. Kontraktor Pelaksana wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan pada
gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
7.3.2. Kontraktor Pelaksana wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak:
7.3.3. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan
produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam
gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
7.3.4. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
manajemen konstruksi.
7.3.5. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor Pelaksana diwajibkan untuk meneliti gambar -gambar
yang ada dengan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola
layout/penempelan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail.
7.4. Syarat-syarat Pelaksanaan
7.4.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar -gambar yang ada
dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, layout /
penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
7.4.2. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan pintu ditempat pekerjaan harus ditempatkan
pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung
dari kerusakan dan kelembaban.
7.4.3. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu agar tetap terjamin kekuatannya
dengan memperhatikan kerapihan, tidak boleh ada lubang atau cacat bekas penyetelan.
7.4.4. Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus, rata, lurus dan siku satu sama lain sisi ukuran
rangka kayu merupakan ukuran jadi.
7.4.5. Penyambungan rangka daun pintu dibuat sistim lubang dan pen dengan paku / pasak kayu atau
bambu serta digunakan lem kayu yang bermutu dan produk dalam negeri dari merk seperti yang
telah disyaratkan dan disetujui Konsultan manajemen konstruksi. Pekerjaan daun pintu dilakukan
dibengkel penyambungan rangka dan penempelan seluruh bahan panel, dilakukan dengan sistem
pres di pabrik.

31

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

7.4.6.
7.4.7.

RKS
RUSUS

Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Konsultan manajemen
konstruksi, tanpa meninggalkan bekas / cacat pada permukaan kayu yang tampak.
Daun pintu setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak melintir dan semua peralatan
dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.

PASAL 8
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
8.1. Lingkup Pekerjaan
8.1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, perlengkapan daun pintu / daun jendela dan
alat Bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.
8.1.2. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada daun
pintu kayu dan jendela seperti yang ditunjuk / disyaratkan dalam detail gambar.
8.2. Persyaratan Bahan.
8.2.1. Semua Hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam buku
Spesifikasi Teknis, bila terjadi perubahan atau penggantian Hardware akibat dari pemilihan merek,
Kontraktor Pelaksana wajib melaporkan hal tersebut kepada Konsultan manajemen konstruksiuntuk
mendapatkan persetujuan.
8.2.2. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal
8.3. Perlengkapan Pintu Dan Jendela.
Untuk ketentuan perincian tipe dan jenis perlengkapan yang digunakan antara ini :
8.3.1 Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu :
1. Untuk daun jendela kaca dipakai pengunci yang kuatdengan finish serasi dengan door
hardware.
2. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipasang setinggi
105 cm dari lantai pada klos kayu yang tertanam dalam kusen, atau sesuai petunjuk Konsultan
manajemen konstruksi.
8.3.2 Pekerjaan Engsel :
1. Untuk pintu-pintu panel pada umumnya menggunakan engsel pintuyang kuat, dipasang
sekurang-kurangnya 3 (tiga) buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup kembang
dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang dipasang harus
diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 kg.
2. Untuk jendela digunakan engsel sampingyang kuat
8.3.3 Pekerjaan aksesories jendela
1. Pengunci Jendela menggunakan grendel yang kuat dan baik
2. Pengunci boven light menggunakan Springknip setara produk Grendel dan engsel yang
digunakan.
8.3.4. BahanBahan :
Untuk ketentuan tipe dan jenis perlengkapan yang digunakan harus diambil dari agen resmi
produsen dan harus mendapatkan surat garansi.
8.3.5. Kontraktor Pelaksana wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
manajemen konstruksi.
8.4. Persyaratan Pelaksanaan.
8.4.1. Engsel atas dipasang + 25 cm (as) dari permukaan atas pintu.
1. Engsel bawah dipasang + 25 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
2. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
8.4.2. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 25 cm dari permukaan pintu, engsel tengah
dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
8.4.3. Penarik pintu (door pull) dipasang 1050 mm (as) dari permukaan lantai.

32

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

8.4.4.
8.4.5.
8.4.6.
8.4.7.

RKS
RUSUS

Pemasangan lockease, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan sesuai dengan
letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan manajemen konstruksi, apabila hal tersebut tidak
tercapai, Kontraktor Pelaksana wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian secara
kasar dan halus.
Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
Kontraktor Pelaksana wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan dan disetujui
Konsultan manajemen konstruksi. Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum
tercakup secara lengkap di dalam gambar dokumen kontrak, sesuai dengan Standar Spesifikasi
Produsen.

PASAL 9
PEKERJAAN KACA
9.1. Lingkup Pekerjaan
9.1.1. Menyediakan tenaga kerja, bahan peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan
sehinga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
9.1.2. Pekerjaan kaca meliputi seluruh kaca eksterior seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam detail
gambar.
9.2. Persyaratan Bahan
9.2.1. Kaca adalah bahan terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumya mempunyai ketebalan yang
sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses, gilas dan pengambangan
(Float Glass), mempunyai permukaan yang rata dan tidak bergelombang.
9.2.2. Bahan Kaca
Kaca jendela/pintu :
1. Produksi kaca yang setara Asahimas.
2. Jenis float glass.
3. Warna Bening
4. Tebal 5 mm
9.2.3. Toleransi Lebar dan Panjang.
Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi yang ditentukan oleh produsen sesuai
standard SII.
9.2.4. Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi potongan yang rata
dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.
9.2.5. CacatCacat.
1. Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari pabrik.
2. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelombang (ruang-ruang yang berisi gas yang terdapat
pada akaca).
3. Kaca yang digunakan harus sesuai dengan komposisi kimia yang dapat menganggu
pandangan.
4. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau seluruh
tebal kaca).
5. Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah luar atau
masuk).
6. Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah cacat garis timbul yang
tembus padangan, gelombang adalah permukaan kaca yang berubah dan menggan ggu
pandangan.
7. Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch), bebas lengkungan
(lembaran kaca yang bengkok).

33

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

9.2.6.

9.2.7.

RKS
RUSUS

8. Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.


9. Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang ditentukan oleh
pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm kira-kira 0,3 mm.
Bahan Kaca :
Bahan kaca, harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1962, digunakan setara produk Mulia
Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan Konsultan
manajemen konstruksi.
Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus digerinda/ dihaluskan,
hingga membentuk tembereng.

9.3. Gambar Detail Pelaksanaan


9.3.1. Kontraktor Pelaksana wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan pada
gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
9.3.2. Kontraktor Pelaksana wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam gambar kerja / dokumen kontrak:
9.3.3. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan
produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam
gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
9.3.4. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahu lu dari Konsultan
manajemen konstruksi.
9.4. Syarat-Syarat Pelaksanaan
9.4.1. Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan
contohnya kepada Konsultan manajemen konstruksi untuk mendapatkan persetujuannya.
9.4.2. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat pekerjaan
dalam buku ini dan mengikuti semua persyaratan / petunjuk dari produsen.
9.4.3. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Konsultan manajemen konstruksi.
9.4.4. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda untuk
mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur, tanda-tanda harus dibuat dari
potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci.
9.4.5. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat pemotongan kaca khusus.
9.4.6. Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk kedalam alur kaca pada
frame / rangka.
9.4.7. Pembersih akhir dari kaca menggunakan kain katun yang lunak dengan mengunakan cairan
pembersih kaca yang baik.
9.4.8. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus dig erinda/ dihaluskan,
hingga membentuk tembereng.

PASAL 10
PEKERJAAN FINISHING LANTAI DAN DINDING
10.1.Lingkup Pekerjaan
10.1.1. Pelapisan lantai dan dinding pada tempat-tempat yang ditunjukan dalam gambar.
10.1.2. Pelapisan lantai dan toilet
10.1.3. Pemasangan Batu andesit pada tempat-tempat uang ditunjukan dalam gambar
10.2.Persyaratan Material/Bahan
10.2.1. Prinsip
1. Semua jenis bahan/material harus disetujui oleh Konsultan manajemen konstruksi/Pejabat
Pembuat Komitmen / Direksi Pengawas.
2. Penempatan material harus sesuai dengan fungsinya.
3. Semua pekerjaan finishing lantai harus dikerjakan setelah pekerjaan pendukung dibawahnya yaitu
water proofing untuk KM/WC dan area yang diminta dalam gambar, rabat beton untuk lantai dasar
dan pasir urug untuk semua lantai sudah diselesaikan dan dinyatakan diterima oleh Pengawas

34

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

4. Pasangan pelapis ini merupakan pekerjaan final sehingga harus diyakini bahwa pekerjaanpekerjaan yang mendahuluinya sudah selesai secara tuntas.
5. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan contoh bahan sebanyak 3 (tiga) set kepada Konsultan
manajemen konstruksi/Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapatkan persetujuan (tekstur dan
warna), selanjutnya dipakai sebagai standar dalam memeriksa/menerima bahan yang dikirim ke
lapangan.
6. Kontraktor Pelaksana wajib menyerahkan/menyediakan cadangan bahan sebanyak 2,5% dari
keseluruhan bahan yang dipasang.
10.2.2. Bahan Perekat dari Semen, Pasir dan Air harus memenuhi syarat :
1. Portland Cement (PC)
a. Semen yang digunakan harus semen Portland jenis I atau II yang memenuhi Standard Semen
Indonesia (NI-8 1964 dan ASTM C -150).
b. Semen harus disimpan di tempat yang terlindung dari cuaca luar, kelembaban dan air, serta
dijaga jangan sampai terjadi kontaminasi. Penyimpanan semen harus mengikuti ketentuanketentuan material saat ini.
c. Semen harus disimpan dengan teratur dan rapi sesuai urutan kedatangannya dan
pemakaiannya harus diusahakan sesuai dengan urutan kedatangannya sehingga tidak ada
semen yang terlalu lama penyimpanannya.
d. Umur semen yang akan digunakan tidak boleh lebih dari 2 (dua) bulan.
e. Semen yang telah menggumpal tidak boleh digunakan.
f. Jumlah semen yang disimpan harus diperhitungkan agar cukup banyak untuk menghindarkan
kemacetan pekerjaan yang diakibatkan oleh keterlambatan pengiriman.
g. Harus dijaga agar tidak terjadi proses pelembaban pada semen yang sedang dalam
pengangkutan ataupun penyimpanan.
h. Kadar alkali maksimum 0,40 %. Bahan perekat yang merupakan produk industri dapat
digunakan atas persetujuan Konsultan manajemen konstruksi/Pejabat Pembuat Komitmen.
i. Bahan perekat tersebut berbahan dasar semen, pasir silica dan mengandung Polymeric
Binder dan atau berbahan dasar Synthetic Latex. Produk yang dapat dijadikan referensi
adalah produk ex AM.
2. Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam, keras, bersih dari
tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan organis.
3. Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa, garam dan kotoran
lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
10.2.3. Persyaratan Keramik dan material lainnya.
1. Harus dapat dijamin ketersediaan Keramik yang sama/homogen dalam jumlah yang mencukupi
untuk menjamin keseragaman penampilan dan estetika.
2. Pemasangan Keramik untuk lantai harus sudah dipasang lapis perkerasan rabat beton atau lantai
kerja / spesi tebal 5cm, diatas perkerasan rebat beton dipasang urug pasir setebal 10cm
3. Bahan pengisi nat harus mendapat persetujuan dari pemberi tugas / Pejabat Pembuat Komitmen /
Konsultan manajemen konstruksi
4. Pekerjaan pemasangan Keramik dipasang menggunakan adukan 1pc: 5 ps
5. Semua Keramik PC/ Tegel abu-abu dan jenisnya harus memenuhi syarat sbb :
a. Kualitas
: Kelas I
b. Ketebalan minimum
: 2cm
c. Warna
: Putih
d. Mutu
: setara lokal
e. Ukuran :
Lantai
: 30x30 cm,
lantai KM/WC
: 20x20 cm bertextur,
dinding KM/WC
: 20x25 cm

35

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

6.

RKS
RUSUS

meja dapur
: 20 x 20 cm
Batu Andesit harus memenuhi syarat sbb:
a. Kualitas
: Kelas baik
b. Ketebalan Minimum
: 1,4 cm
c. Warna
: Gelap
d. Mutu
: Setara Lokal
e. Ukuran
Dinding Depan
: 20x40cm
Kolom depan
: 3x40 cm

10.3. Gambar Detail Pelaksanaan


10.3.1. Kontraktor Pelaksana wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan pada
gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
10.3.2. Kontraktor Pelaksana wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup lengkap
dalam gambar kerja / dokumen kontrak:
10.3.3. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan
produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam
gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
10.3.4. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
manajemen konstruksi.
10.4. Syarat-Syarat Pelaksanaan
10.4.1. Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan contohnya
kepada Konsultan manajemen konstruksi untuk mendapatkan persetujuannya.
10.4.2. Semua bahan yang dipasang harus baru, baik, tidak cacat, warna dan tekstur bahan harus seragam
10.4.3. Pelaksanaan hanya dapat dimulai setelah :
1. Diterbitkannya surat persetujuan material dari Konsultan Pengawas / Pejabat Pembuat Komitmen.
2. Gambar kerja / shop drawing pemasangan telah disetujui oleh Konsultan manajemen konstruksi /
Pejabat Pembuat Komitmen.
3. Pekerjaan yang berkaitan mendahului pemasangan pelapis lantai seperti plafond, instalasi listrik,
telepon, pipa-pipa, pemadatan lantai telah selesai dilaksanakan dengan baik dan diterima oleh
Konsultan manajemen konstruksi / Pejabat Pembuat Komitmen.
10.4.4. Pada ruangan lantai harus sudah dipasang urug pasir setebal 10 cm dipadatkan dan rabat beton
setebal 5 cm
10.4.5. Pada pemasangan lantai kamar mandi / WC harus sudah terpasang waterproofing dan sudah dilakukan
pengujian rendam selama 3 hari dengan hasil pengujian baik dan tidak bocor, serta sudah terpasang
urug pasir dipadatkan dengan ketebalan minimal 5 cm
10.4.6. Dipasang pada seluruh lantai dan dinding yang telah ditentukan/ditunjukkan dalam detail gambar.
10.4.7. Sebelum dipasang harus dicuci sampai permukaannya bersih dari segala kotoran (tanah, lumpur,
minyak dan cat).
10.4.8. Untuk Pekerjaan Pas. Batu andesit, Batu Andesit yang akan dipasang terlebih dahulu direndam air.
Pengisian adukan harus cukup merata / padat. Setelahnya dibersihkan dari kotoran, dan pemolesan
10.4.9. Siar-siar diisi dengan grout semen dan cairan penambah zat pengisi, nat / perekat adhesive produk
yang telah disetujui oleh Konsultan manajemen konstruksi / Pejabat Pembuat Komitmen.
10.4.10. Kerusakan atau Cacat.
Bila terjadi kerusakan / cacat, Kontraktor Pelaksana diwajibkan untuk memperbaiki kembali dengan
tidak mengurangi mutu pekerjaan. Biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
10.4.11. Pipa Sparing dan atau Jaringan Pipa.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan atau jaringan pipa sudah harus terpasang
pada tempatnya. Kontraktor Pelaksana harus mempelajari gambar kerja dan koordinasi dengan
pekerjaan plumbing dan mekanikal dibawah pengarahan Konsultan manajemen konstruksi / Pejabat
Pembuat Komitmen.

36

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

PASAL 11
PEKERJAAN PENGECATAN
11.1. Lingkup Pekerjaan
11.1.1. Pekerjaan ini termasuk namun tidak terbatas pada penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan dan
alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan pengecatan sehingga tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu dan sempurna untuk operasional.
11.1.2. Persiapan permukaan bidang yang akan dicat.
11.1.3. Pengecatan permukaan dengan bahan yang telah ditentukan.
11.1.4. Pekerjaan ini meliputi pengecatan seluruh permukaan plesteran, beton, metal (logam), kayu/
plywood, plafond dan/atau bagian lain sesuai dengan yang tertera pada gambar dan yang tidak
disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Konsultan
manajemen konstruksi.
11.2. Persyaratan Bahan
11.2.1. Cat Dasar
Cat dasar yang digunakan harus mengikuti ketentuan sebagai berikut :
1. Alkali Resisting Primer/Alkali Resistant Sealer untuk cat interior dan eksterior pada bidang
permukaan plesteran, beton, plywood, plafond setara Dulux
2. Quick-Drying Metal Primer Chromate/Zinc Chromate Primer untuk bidang permukaan besi dan
logam lainnya.
11.2.2. Cat Akhir
Cat akhir yang digunakan harus mengikuti ketentuan sebagai berikut :
1. Vynil Acrylic Emulsion/Acrylic Emulsion untuk cat interior pada bidang permukaan plasteran,
beton, plywood, plafond, dan sejenisnya setara Jotun warna ditentukan kemudian
2. Acrylic Emulsion Exterior Grade Fungi/Acrylic Resin/Weathershield untuk cat eksterior pada
bidang permukaan plesteran, beton, atau lainnya. Setara Jotun warna ditentukan kemudian
3. Synthetic Super Gloss/Synthetic Enamel setara Dulux untuk cat pada bidang permukaan
kayudan besi meliput, daun pintu dan daun jendela dan railing seperti ditunjukan pada gambar.
11.2.3. Persyaratan lain
1. Semua material cat, baik cat dasar cat akhir maupun bahan pengencernya, harus merupakan
produk asli keluaran satu produsen yang sama
2. Tidak dibenarkan melakukan pencampuran cat sendiri (mengoplos) atau menggunakan material
yang berbeda dengan yang telah ditentukan/disyaratkan oleh produsen.
11.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
11.3.1. Contoh dan Bahan Untuk Perawatan
1. Kontraktor Pelaksana harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada
lembaran Plywoodukuran 30 x 30 cm 2, dan pada bidang tersebut harus dicantumkan dengan
jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir).
2. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Konsultan manajemen konstruksi
dan harus disetujui secara tertulis oleh Konsultan manajemen konstruksi.
11.3.2. Pekerjaan Persiapan
1. Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor Pelaksana harus membuat Mock-Up pada satu bidang
untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang akan dijadikan contoh pilihan warna,
texture, material dan cara pengerjaan. Bidang yang akan dipakai sebagai Mock -Up ini akan
ditentukan oleh Konsultan manajemen konstruksi.
2. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Konsultan manajemen konstruksi,
bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.
3. Pemeriksaan Kelembaban Tembok
Untuk mengetahui kelembaban tembok gunakan alat PROTIMETER MINI yaitu alat untuk
mengukur kelembaban atau kadar air.
Untuk memeriksa tembok apakah cukup kering untuk dicat, tutup permukaan tembok dengan
Plastik yang tidak bocor/sobek sebesar 30 x 30 cm dan ke empat sisinya dengan double tape
adhesive. Biarkan selama 24 jam untuk membaca kadar air atau kelembaban, tusukkan jarum

37

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

electrode alat PROTIMETER MINI sampai menembus plastik tersebut. Untuk pengecatan
dengan cat dasar air, pembacaan meter harus pengecatan dengan cat dasar minyak,
pembacaan meter harus menunjukkan daerah warna hijau (kadar air kurang dari 14%).
Bila tidak ada alat tersebut dapat juga dilakukan pemeriksaan secara Visual dan d irasakan
dengan telapak tangan.
Jika warna permukaan tembok/dinding masih berwarna abu-abu tua sampai hitam dan kalau
dipegang terasa lembab atau dingin, menunjukkan kadar air dalam tembok masih hangat,
menunjukkan tembok belum cukup kering untuk dilakukan pengecatan.
4. Pemeriksaan Kadar Alkali Tembok
Cara yang paling mudah adalah dengan menggunakan kertas lakmus. Gunakan kertas lakmus
pH ( INDIKATOR PAPIER NATURALIT ) untuk pH 5,5 9,0 dari perusahaan MERCK.
Tempelkan potongan kertas lakmus yang telah disobek sebesar 2 3 cm pada permukaan
tembok yang telah dibasahi dengan air bersih. Lakukan pada beberapa tempat.
Bila kertas lakmus berubah warna menjadi hijau kebiru-biruan sampai hijau muda menandakan
kadar alkali sekitar pH 7, permukaan tembok siap untuk dicat.
Bila kertas lakmus berubah warna menjadi biru sampai biru tua menandakan pH lebih besar pH
8 yang berarti kadar alkali masih tinggi. Tembok belum layak untuk dicat.
11.3.3. Pekerjaan Pengecatan Dinding
1. Permukaan dinding yang akan dicat harus kering minimal telah berusia 28 hari dan bebas dari
kotoran, debu, minyak, olie dengan pH max. 7. Apabila permukaan dinding kadar alkalinya
masih diatas pH 7 meskipun plesteran telah cukup lama maka bidang dinding tersebut harus
dicuci terlebih dahulu menggunakan larutan Asam HCL dengan kadar 10% kemudian bilas
dengan air bersih dan biarkan dinding mengering.
2. Selanjutnya dinding diampelas permukaannya selanjutnya dibersihkan dengan air dan biarkan
dinding mengering, jika terdapat pengkristalan/pengapuran bidang dinding tersebut harus dicuci
dengan larutan WASHING COMPOUND kemudian bilas dengan air bersih sampai larutan
tersebut tidak tersisa dan biarkan mengering.
11.3.4. Pengecatan harus dilakukan oleh Aplikator dan wajib mengikuti semua persyaratan teknis aplikasi
dari produsen tanpa terkecuali.
11.3.5. Apabila terjadi kerusakan baik yang terlihat maupun yang tersembunyi dan tidak disebabkan oleh
Pemilik atau Pemakai maka Kontraktor Pelaksana wajib memperbaiki seluruh pekerjaan yang rusak
sampai dengan disetujui oleh Konsultan manajemen konstruksi dengan seluruh biaya ditanggung
Kontraktor Pelaksana.
11.3.6. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan material pengecatan kepada Konsultan manajemen
konstruksi untuk kemudian akan diteruskan kepada Pemilik tiap warna dan jenis cat yang dipakai
sebanyak 5% dari volume masing-masing atau atas persetujuan Konsultan manajemen konstruksi.
Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencatumkan dengan jelas identitas cat yang
ada didalamnya, cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan oleh Pemilik.
11.3.7. Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak ada gelembunggelembung dan dijaga terhadap pengotoran-pengotoran. Kalau terdapat bidang catyang cacat
Kontraktor harus segera memperbaiki tanpa ada penambahan biaya.

BAGIAN IV
PEKERJAAN SANITARI
PASAL 1
PEKERJAAN SANITARI DAN AKSESORIS
1.1. Lingkup Pekerjaan

38

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

1.1.1.
1.1.2.

RKS
RUSUS

Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja bahan,
peralatan dan alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaian/operasinya.
Pekerjaan pemasangan sanitair ini sesuai yang dinyatakan/ditunjukkan dalam detail gambar atau
sesuai dengan persyaratan dan standard yang berlaku.

1.2. Persyaratan Bahan


1.2.1. Semua material yang dipakai harus memenuhi ukuran, standard dan mudah didapatkan dipasaran,
kecuali bila ditentukan lain.
1.2.2. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai dengan
yangtelah direkomendasikan oleh produsen untuk masing-masing tipe yang dipilih.
1.2.3. Semua tipe sanitair dan perlengkapan yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik,tidak
ada bagian yang gumpil, retak, atau cacat tersembunyi lainnya dan telah mendapatpersetujuan dari
Konsultan manajemen konstruksi.
1.2.4. Tipe sanitair yang digunakan :
1. Kloset Jongkok
Produksi
: Setara/sekualitas INA
Warna
: Ditentukan kemudian.
Kualitas
: Kw 1
2. Floordrain
Jenis
: Stainless
Produksi
: Setara/sekualitas SAN EI
Warna
: Ditentukan kemudian.
Kualitas
: (Kw 1).
3. Roof drain
Jenis
: Metal
Produksi
: Setara/sekualitas SAN EI
Warna
: Ditentukan kemudian.
Kualitas
: (Kw 1).
4. Talang PVC
Jenis
: Plastik
Produksi
: Setara/sekualitas Maspion
Warna
: Ditentukan kemudian.
Kualitas
: (Kw 1).
5. Dipakai kran Besi.
Semua tipe kran sebelum dipasang harus mendapat persetujuan dari PPK / Direksi Pengawas.
1.3. Syarat Syarat Pelaksanaan
11.3.1. Semua sanitair dan kelengkapannya sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada PPK / Direksi
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
11.3.2. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian sanitair dan kelengkapannya sampai dengan
disetujui oleh PPK / Direksi Pengawasberdasarkan contoh yang diberikan Kontraktor Pelaksana
11.3.3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor Pelaksana harus meneliti gambar yang ada dan kondisi
di lapangan, termasuk mempelajari tipe, bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing -sparing,
cara pemasangan dan detailsesuai gambar dan dikoordinasikan dengan PPK / Direksi Pengawas.
Bila ada perbedaan antara gambar dengan gambar, gambar dengan spesifikasi dan sebagainya,
maka Kontraktor Pelaksana harus segera melaporkan kepada PPK / Direksi Pengawas.
11.3.4. Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada perbedaan di
gambar dan di lapangansebelum ada persetujuan dari PPK / Direksi Pengawas.
11.3.5. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan dengan gambar serta
petunjukpemasangan dari produsen yang diterangkan dalam brosur-brosur bersangkutan.
11.3.6. Pemasangan sanitair harus baik, rapi, lurus, dan dibersihkan dari kotoran, noda, serta
penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada yang bocor.

39

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

11.3.7. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan


hasilpekerjan dan fungsinya.
11.3.8. Kontraktor Pelaksana wajib memperbaiki/mengulang/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadiselama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor Pelaksana selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.

PASAL 2
PEKERJAAN SEPTIK TANK DAN PERESAPAN
2.1.Lingkup Pekerjaan
2.1.1. Termasuk dalam pekerjaan Septictank dan Peresapan ini adalah penyediaan tenaga kerja bahan,
peralatan dan alatbantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu dan sempurna dalam pemakaian/operasinya.
2.1.2. Pekerjaan ini terdiri dari galian tanah, Septic tank, pasangan batu bata trasraam, pekerjaan
plesteran trasraam, cor beton bertulang tutup septiktank dan peresapan.
2.2. Persyaratan Material/Bahan
2.2.1. Pada dasarnya semua jenis bahan/material harus disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) /
Direksi Pengawas.
2.2.2. Semen yang digunakan harus semen Portland jenis I atau II yang memenuhi Standard Semen
Indonesia.
2.2.3. Semen harus disimpan di tempat yang terlindung dari cuaca luar, kelembaban dan air, serta dijaga
jangan sampai terjadi kontaminasi. Penyimpanan semen harus mengikuti ketentuan yang berlaku.
2.2.4. Semen harus disimpan dengan teratur dan rapi sesuai urutan kedatangannya dan pemakaiannya harus
diusahakan sesuai dengan urutan kedatangannya sehingga tidak ada semen yang terlalu lama
penyimpannnya.
2.2.5. Umur semen yang akan digunakan tidak boleh dari 2 (dua) bulan.
2.2.6. Semen yang telah menggumpal tidak boleh digunakan.
2.2.7. Jumlah semen yang disimpan harus diperhitungkan agar cukup banyak untuk menghindarkan
terhambat pekerjaan yang diakibatkan oleh keterlambatan pengiriman.
2.2.8. Harus dijaga agar tidak terjadi proses pelembaban pada semen yang sedang dalam pengangkutan
ataupun penyimpanan.
2.2.9. Kadar alkali maksimum 0,40 %. Bahan perekat yang merupakan produk industri dapat digunakan atas
persetujuan PPK / Direksi Pengawas.
2.2.10. Pasiryang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir yang tajam, keras, bersih dari tanah dan
lumpur dan tidak mengandung bahan organik.
2.2.11. Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa, garam dan kotoran
lainnya.
2.3. Gambar Detail Pelaksanaan
2.3.1. Kontraktor Pelaksana wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan pada
gambar dokumen kontrak dan disesuaikan dengan keadaan lapangan.
2.3.2. Kontraktor Pelaksana wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup lengkap
dalam gambar kerja / dokumen kontrak.
2.3.3. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi
Pengawas.
2.4. Pelaksanaan Pekerjaan
2.4.1. Penggalian septik tank dan peresapan harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan kondisi
eksisting.
2.4.2. Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan kedalaman yang perlu untuk
septik tank dan peresapan

40

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

2.4.3.

Penggalian tanah septik tank dan peresapan mencakup pemindahan tanah serta batu-batuan lain yang
dijumpai dalam pekerjaan.
2.4.4. Kalau terjadi kesalahan dalam penggalian tanah sehingga dicapai kedalaman yang melebihi apa yang
tertera dalam gambar, maka kelebihan dari pada galian harus diurug kembali dengan pasir dan
dilakukan pemadatan sesuai yang dipersyaratkan biaya akibat pekerjaan tersebut ditanggung oleh
Kontraktor
2.4.5. Semua tanah galian harus langsung diangkut keluar dari lokasi proyek, tidak dibenarkan menimbun
hasil galian di lokasi proyek dengan alasan untuk pekerjaan urugan ataupun dengan alasan lainnya,
sebelum dilakukan pembuangan keluar lokasi supaya dikonsultasikan ke PPK / Direksi Pengawas,
2.4.6. Dinding resapan dibuat dari pasangan batu bata dengan melihat gambar perencanaan.
2.4.7. Dibagian atas resapan ditutup cor beton tebal 15 cm.
2.4.8. Pipa penghubung dari Septik tank ke peresapan dipakai pipa PVC diameter 100 (4 inch)
2.4.9. Pemasangan Septik tank dan pembuatan peresapan harus dikerjakan oleh tenaga yang
berpengalaman dalam bidang ini.
2.4.10. Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa, garam dan kotoran
lainnya.

PASAL 3
PEKERJAAN DRAINASE
3.1.Lingkup Pekerjaan
1.1.1. Termasuk dalam pekerjaan drainase ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahanperalatan dan alat
bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
dan sempurna dalam pemakaian atau operasinya.
1.1.2. Pekerjaan ini meliputi suatu galian tanah, yang digunakan sebagai landasan pondasi konstruksi jalan
dengan kemiringan melintang yang benar sebelum dipasang suatu lapisan yang baru pada suatu
permukaan jalan.
1.1.3. Pembuatan drainase baru, terdiri dari pasangan drainase/gorong-gorong dan pemasangan goronggorong beton.
3.2.Persyaratan Material/ Bahan
3.2.1 Ketebalan, lebar dan tinggi pasangan drainase/gorong-gorong seperti yang ditunjukkan pada gambar
standar sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dan ditentukan, kecuali dinyatakan lain secara
tertulis.
3.2.2. Ketebalan, lebar dan panjang gorong-gorong seperti yang ditunjukkan pada gambar perencanaan
sesuai dengan standar spesifikasi yang ditentukan, terkecuali dinyatakan lain secara tertulis.
3.2.3. Permukaan masing-masing pasangan drainase/gorong-gorong pada setiap pasangan harus rata, lurus
dan siku tidak boleh berbeda dari permukaan normal.
3.2.4. Lebar dan tinggi galian tanah harus digali dan diatur dilapangan sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pengawas.
3.3. Gambar Detail Pelaksanaan
3.3.1. Kontraktor Pelaksana wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan pada
gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
3.3.2. Kontraktor Pelaksana wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup lengkap
dalam gambar kerja / dokumen kontrak:
3.3.3. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan
produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam
gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
3.3.4. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi
Pengawas.
3.4.Pelaksanaan Pekerjaan

41

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

3.4.1.

3.4.2.
3.4.3.
3.4.4.
3.4.5.
3.4.6.
3.4.7.

RKS
RUSUS

Drainase/gorong-gorong mula-mula harus dipasang dengan menggunakan mal dari kayu balokan
sebagai acuan untuk memasang tali agar dalam pemasangan nanti tidak bengkok dan lari dari ukuran
gambar kerja. Pembentukan akhir untuk persiapan pembuatan pasangan drainase/gorong-gorong
serta perbaikan kerusakan yang mungkin terjadi selama pelaksanaan, baru dikerjakan sesudah
sambungan dan elevasinya sudah disiapkan.
Contoh bahan yang digunakan, termasuk semen, pasir, dan kerikil untuk pekerjaan drainase/goronggorong harus diperiksa dan disetujui Direksi Pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
Setiap bagian pekerjaan yang menunjukkan ketidakteraturan atau cacat dikarenakan jeleknya
penanganan atau gagalnya kontraktor untuk mematuhi persyaratan spesifikasi, harus diperbaiki oleh
kontraktor sampai memuaskan PPK / Direksi Pengawas tanpa ada biaya tambahan.
Drainase/gorong-gorong dengan bahan terpilih untuk pemasangan yang digunakan sebagai bahan
dasar.
Lokasi pemasangan drainase/gorong-gorng dibersihkan dari segala kotoran dan tumbuhan yang
mengganggu pekerjaan.
Bagian sisi luar beton tepi diberi penahan baru dan disesuaikan dengan keadaan lokasi.
Semua pekerjaan diatas ukuran, jarak dan bahan dipergunakan sesuai gambar terlampir dan menurut
petunjuk Direksi Pengawas.

BAGIAN V
PEKERJAAN MEKANIKAL/PLUMBING DAN ELEKTRIKAL
PASAL 1
PEKERJAAN SISTEM DISTRIBUSI DAYA LISTRIK
1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup pengadaan bahan dan alat pemasangan serta perbaikan selama masa
pemeliharaan untuk sistem distribusi daya listrik.
Item pekerjaan tersebut terdiri dari :
1. Box Panel PVC
2. Kotak Kontak / Stop Kontak AC 220 Volt
3. Pekerjaan lainya yang tidak disebutkan di sini yang menunjang pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas.
1.2Daftar Material
NO
1.
2.
3.

ITEM
Kabel tegangan rendah NYM, NYY, NYFGBY
MCB
Isolasi kabel

MERK
Supreme, Kabelindo, Tranka,Metal
MG, Siemens, ABB
3M

PASAL 2
PEKERJAAN PENERANGAN DAN KOTAK KONTAK
2.1. Bahan dan Peralatan
1.1.1. Lampu
Lampu harus sesuai dengan yang dimaksud dalam gambar detail elektrikal: Kabel-kabel harus
diberikan saluran atau klem-klem tersendiri sehingga tidak menempel pada ballast.
1.1.2. Pengetesan
Test penyalaan dilakukan setelah instalasi terpasang. Pada test penyalaan ini akan diuji mutu instalasi
1.1.3. Jaringan Instalasi
Proses pemasangan jaringan dengan menggunakan kabel tanah mengikuti ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
1. pemasangan kabel tanah di dalam tanah harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa sehingga

42

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

kabel tersebut terhindar dari kerusakan mekanis dan kimiawi yang mungkin timbul pada tempat
dimana kabel tersebut dipasang.
2. pelaksanaan pemasangan kabel yang tidak dapat memenuhi kedalaman 1,20 meter, maka
penanaman kabelnya dilakukan sebagai berikut:
a. Minimum 0,80 meter di bawah permukaan tanah yang dilewati kendaraan
b. Minimum 0,60 meter di bawah permukaan tanah yang tidak dilewati kendaraan
(pedestrian)Kabel tanah harus diletakan pada pasir atau tanah halus, galian tanah tersebut
harus stabil, kuat, rata dengan ketentuan tebal lapisan pasir atau tanah halus tersebut tidak
lebih dari 10 cm di sekelilling kabel tanah tersebut.
3. Pada bagian atas pasir urug halus dipasang beton cetak pelindung kabel dengan ukuran 40 cm x
20 cm x tebal 7 cm.
4. Pada kondisi dimana terdapat kabel PLN tegangan menengah atau tinggi maka kabel tanah harus
di tempatkan di atas kabel PLN (jarak 30 cm).
5. Pada persilangan dimana terdapat kabel tanah dan kabel lainya harus diambil salah satu tindakan
pengamanan yang disebutkan dalam ketentuan di bawah ini, kecuali jika salah satu kabel yang
bersilangan itu terletak dalam satu saluran.
a. Di atas kabel tanah yang terletak di bawah, harus dipasang tutup pelindung dari lempengan
atau pipa beton atau sekurang-kurangnya dari bahan yang tahan lama atau yang sederajat.
b. Di atas kabel yang terletak di atas, dipasang pipa pvc atau dari bahan lain yang cukup kuat,
tahan lama dan tahan api. Pipa ini harus dipasang menjorok keluar sekurang-kurangnya 0,5
meter dari kabel yang terletak di bawah diukur dari sisi luar kabel.
1.1.4. Kotak-kontak biasa(KKB)
Kotak-kontak biasa (KKB) yang dipakai adalah kotak-kontak satu fasa. Semua kotak-kontak harus
memiliki terminal fasa, netral dan pentanahan. Kotak-kontak Biasa ditempatakan 60 cm dari lantai
rata dinding dan Kotak-kontak harus dari satu tipe dengan rating 250 Volt, 10 Amp. Dengan Merk
Setara Brocco
1.1.5. Sakelar Dinding
Sakelar harus dari satu tipe yaitu untuk pemasangan rata dinding dengan ketinggian 120 cm dari
lantaidanmempunyai rating 250 Volt,10 Amp dari jenis single atau double dengan merk setara
Brocco
1.1.6. Kotak untuk sakelar dan kotak-kontak
Kotak dari bahan PVC dengan kedalaman minimal 35 mm, kotak harus mempunyai terminal
pentanahan. Sakelar dan kotak-kontak dipasang dalam kotak dengan menggunakan baut.
1.1.7. Kabel instalasi
1. Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan kotak kontak harus kabel inti tembaga dengan
insulasi PVC, berinti lebih dari satu (NYM). Kabel harus mempunyai penampang minimum 2,5
mm2.
2. Kode warna insulasi kabel harus memenuhi ketentuan dalam PUIL 2011 sebagai berikut :
a. Fasa R, S, T
: merah, kuning, hitam
b. Netral
: biru
c. Pembumian
: hijau dan kuning
3. Sambungan kabel harus dibuat baik secara listrik dengan menggunakan konus
penyambungan(lasdop) plastic atau konektor lain yang di setujui DIreksi Pengawas.
4. Sambungan kabel hanya boleh dilakukan dalam kotak penyambungan(T-doos).
5. Di dalam pipa tidak boleh ada sambungan kabel.
6. Kabel harus dari merk Supreme, Kabelindo, Tranka dan Kabel Metal.
7. Lasdop dari merk 3 M, T &B
1.1.8. Pipa instalasi pelindung kabel
Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah PVC conduit khusus untuk instalasi listrik. Pipa,
elbow junction box dan kelengkapan lainnya harus sesuai antara satu dan lainnya.
Diameter yang dipakai adalah 20 mm dan 25 mm.
Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara junction box dan armature lampu.
PVC conduit dari setara Maspion.
2.2. Pemasangan

43

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

2.1.1.

2.1.2.
2.1.3.
2.1.4.
2.1.5.
2.1.6.
2.1.7.
2.1.8.

RKS
RUSUS

Pemasangan lampu-lampu
1. Semua fixture penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh tukang-tukang yang
berpengalaman dengan cara yang harus disetujui oleh Direksi Pengawas dan seperti
ditunjukan
dalam gambar.
2. Pada waktu diselesaikan pemasangan fixture penerangan, seluruhnya harus dalam keadaan yang
baik dan siap untuk bekerja dalam kondisi sempurna serta bebas dari semua cacat/kekurangan.
3. Pada waktu pemeriksaan akhir semua fixture dan semua perlengkapan harus siap menyala.
4. Semua fixture dan perlengkapan harus bersih dari debu, plester dan lain2.
5. Semua reflector, kaca, panil pinggir atau bagian-bagian lain yang rusak sebelum pemeriksaan akhir
harus diganti oleh Kontraktor Pelaksana tanpa biaya tambahan.
Sakelar dan kotak-kontak biasa
Kecuali tercatat atau dipersyaratkan lain, tinggi pemasangan saklar adalah 120 cm dari permukaan
lantai dan untuk kotak-kontak biasa harus 60 cm dari permukaan lantai.
Panel Tenaga Surya (Photovotaic Solar Modul) di letakan di atap bangunan sesuai gambar perencanaan
dan disetujui oleh PPK / Direksi Pengawas.
Inverter / alat perubah arus searah (DC) 24 V menjadi arus bolak-balik (AC) 220 V ditempatkan didalam
bangunan dan menempel pada dinding dengan ketinggian 180 cm dari permukaan lantai.
Batere kering / Aki Rechargeable 100 ampher hour (ah) 12 V/DC ditempatkan dalam bangunan diatas
permukaan lantai dekat dengan box panel pvc listrik.
Saklar pemindah arus dari PLN/Genset ke Tenaga Surya di tempatkan dalam bangunan berdekatan
dengan panel box pvc dengan ketinggian 150 cm dari permukaan lantai.
Kwh meter 1 phasa 220V/50Hz di tempatkan di dinding luar bangunan dengan ketinggian 200 cm dari
permukaan lantai.
Pemasangan panel surya dan kelengkapan instalasi listrik lainnya harus diperiksa dan disetujui oleh
PPK / Direksi Pengawas sebelum pemasangan.

2.3. Pengujian
2.3.1. Pengujian seluruh sistem diselenggarakan setelah seluruh pekerjaan selesai. Pengujian sistem terdiri
dari :
1. Pengujian sambungan-sambungan
2. Pengujian tahanan isolasi tiap sikrit
3. Pengujian tahanan pembumian
4. Pengujian pemberian tegangan
2.3.2. Paling lambat 2 minggu sebelum pengujian dilaksanakan, Kontraktor Pelaksana harus sudah mengajukan jadwal dan prosedur pengujian kepadaKonsultan manajemen konstruksi untuk mendapatkan
persetujuan. Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan manajemen konstruksi. Kontraktor Pelaksana
harus membuat catatan hasil pengujian. Segala biaya untuk penyelenggaraan pengujian ditanggung
oleh Kontraktor Pelaksana. Kontraktor Pelaksana harus melakukan general test penerangan selama 3
x 24 jam

PASAL 3
PEKERJAAN PLUMBING
3.1.Lingkup Pekerjaan
3.1.1. Sistem pemipaan air bersih didalam bangunan seperti ditunjukan dalam gambar lengkap dengan katup
penyetop, elbow, sambungan T, fitting dan perlengkapan lain yang diperlukan.
3.1.2. Pompa transfer ke roof tank yang akan melayani bangunan dengan kapasitas serta headnya
sebagaimana ditunjukan oleh gambar plambing.
3.1.3. Untuk menjalankan pompatransfer air bersih mendapatkan suplai daya listrik 1 phasa.
3.1.4. Semua alat plumbing(fixture) yang direncanakan dipasang di luar dan dalam bangunan, termasuk
fitting, kran dan alat-alat lain yang diperlukan.
3.1.5. Sistem pemipaan air kotor dan air kotoran dari setiap fixture di dalam bangunan hingga ke jaringan
pembuangan air kotor dan air kotoran, lengkap dengan pipa ven beserta penunjangnya seperti
ditunjukan dalam gambar perencanaan.

44

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

3.2. Bahan Dan Peralatan


2.2.1 Pipa air bersih
Pipa transfer dan distribusi air bersih yang ditanam di dalam tanah, dinding maupun pipa cabang untuk
instalasi air bersih ke setiap alat plumbing(fixture) terbuat dari PVC
Pipa air dingin dari merk setara Wafin AW
3.2.2. Pipa air kotor
Pipa air kotor dari floor drain dan kitchen zinkdapur terbuat dari pipa PVC klas AW tekanan kerja 7,5
Kg/cm2
Pipa PVC dari merk : Wavin setara
3.2.3 Pipa air kotoran
Pipa air kotoran dari closet jongkok terbuat dari pipa PVC klas AW tekanan kerja 7,5 Kg/cm2
Pipa PVC dari merk : Wavin setara
3.2.4. Pipa air hujan
Pipa untuk air hujan dari roof drain talang atas terbuat dari pipa PVC klas AW tekanan kerja 7.5 Kg/cm2
Pipa PVC dari merk : Wavin setara
3.2.5. Untuk Floor drain atau pembuangan saluran air kotor kamar Mandi terbuat dari bahan stainless stell.
3.2.6. Setiap bahan pipa, fitting dan peralatan-peralatan yang akan dipasang pada instalasi harus memiliki
merk yang jelas dari pabrik pembuatnya.
3.3.Perancangan
3.3.1. Pengisian tangki atas dilakukan oleh 1 buah pompa sumur dangkal yang terletak pada gambar
perencanaan dan kondisi lapangan yang bekerja secara otomatis menggunakan radar plampung.
Fungsi radar plampung air pompa akan off / berhenti bila ketinggian air pada tangki atas telah mencapai
ketinggian yang telah ditetapkan atau air pada tanki air atas akan habis pompa akan bekerja secara
otomatis.
3.3.2. Air bersih yang sudah di tampung di tangki air atas kemudian didistribusikan secara gravitasi melalui
pipa tegak air bersih dan menuju ke instalasi kamar Mandi dan dapur.
3.4. Pemasangan
3.4.1. Pelaksanaan pemasangan harus direncanakan dengan baik, dan semua pembongkaran bagian-bagian
bangunan lainya hanya boleh dilaksanakan setelah mendapatkan ijin tertulis dari PPK / DIreksi
Pengawas, pemasangan harus dibuat secara rinci oleh Kontraktor Pelaksana. Hal ini agar dapat
diketahui dengan tepat letak/ukuran lubang pada dinding yang diperlukan untuk jalur pipa. Kontraktor
Pelaksana bertanggung jawab atas ukuran(dimensi)dan lokasi lubang-lubang tersebut. Apabila
diperlukan, dilakukan pembobokan/penambalan tanpa tambahan biaya.
3.4.2. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas penyediaan lokasi pemasangan yang tepat.
Pemasangan pada lokasi bangunan yang dicor dengan beton dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana
struktur atas petunjuk Kontraktor Pelaksana Plumbing.
3.4.3. Selama pemasangan berlangsung, Kontraktor Pelaksana harus menutup ujung pipa yang terbuka untuk
mencegah tanah, debu, dan kotoran lain masuk ke dalam pipa.
3.4.4. Semua sambungan yang menghubungkan pipa dengan ukuran yang berbeda harus menggunakan
reducing fitting. Sedapat mungkin belokan atau el-bow dengan jenis long radius. Belokan atau el-bow
short radius hanya boleh digunakan apabila kondisi setempat tidak memungkinkan memakai long
radius, dan Kontraktor Pelaksana harus memberitahukan hal ini kepada Direksi Pengawas. Fiting dan
alat yang menimbulkan tahanan aliran air yang tidak wajar tidak boleh digunakan.
3.4.5. Penggantung atau penumpu pipa harus terikat secara kuat pada bangunan dengan menggunakan
dynabolt atau fischer dilengkapi dengan kontruksi baja bila memang diperlukan.
3.4.6. Setiap pipa cabang utama yang masuk ke lantai harus dilengkapi dengan katup penyetop(gate Valve).
3.4.7. Semua peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dalam pekerjaan ini harus disediakan dan
dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana tanpa menuntut biaya tambahan.

3.5. Pengujian

45

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

Setelah pipa dipasang, seluruh jaringan pipa air bersih harus diuji dengan tekanan uji sebesar 2 (dua) kali
tekanan kerja (Working Pressure) selama paling kurang 12 (duabelas) jam tanpa mengalami kebocoran.
3.5.1.
3.5.2.
3.5.3.

Apabila suatu bagian dari pipa akan ditutup oleh tembok atau konstruksi bangunan lainya, maka bagian
tersebut harus diuji dengan cara yang sama seperti yang tertulis diatas sebelum ditutup dengan tembok
atau konstruksi bangunan lainnya.
Kontraktor Pelaksana harus menguji semua motor yang telah terpasang pada beban normal dan
menyerahkan hasil pengujian kepada Direksi pengawasuntuk arsip Pemberi Tugas.
Kontraktor Pelaksana harus melakukan penyetelan yang perlu pada semua alat-alat pengaturan
otomatis.
1. Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ada kerusakan maka Kontraktor Pelaksana harus
mengganti bagian yang rusak tersebut dan pengujian diulang sampai hasil pengujianya diterima
oleh DIreksi Pengawas.
2. Penggantian bagian yang rusak tersebut harus dengan yang baru. Penambalan dengan bahan
apapun tidak diperkenankan.

3.6.Persetujuan Bahan Dan Peralatan


3.6.1. Dalam waktu paling lama 30(tiga puluh) hari setelah Kontraktor Pelaksana memperoleh kontrak
pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus mengajukan daftar yang lengkap dari pabrik atau perusahaan
yang membuat atau memproduksi alat atau bahan yang akan dipasang untuk memperoleh persetujuan
dari PPK / Direksi Pengawas.
3.6.2. Setelah daftar tersebut disetujui, Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan brosur-brosur dari
alat/bahan yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan manajemen konstruksi.
3.6.3. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pembiayaannya karena bila ada
perubahan dari contoh bahan atau peralatan yang akan dipasang untuk mendapatkan persetujuan dari
PPK / Direksi Pengawas.
3.7.Daftar Material
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

ITEM
Pipa air bersih
Pipa air kotor, air kotoran dan air hujan
Fiting-fiting
Pompa hisap/pompa listrik sumur dangkal
Sanitar
Closet jongkok CE 7
Kran
Floor drain dan Roof Drain
Water tank500 ltr. PVC

MERK
Setara Wavin kelas AW
Setara Wavin klas AW
Setara Wavin
Setara Wasser
setara INA
Setara INA
Setara SAN EI
Setara SAN EI
Setara Penguin

46

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

BAGIAN VI
PEKERJAAN SUMUR BOR DAN PEMASANGAN PIPA JARINGAN AIR MINUM
PASAL 1
PEKERJAAN SUMUR BOR DAN PERLENGKAPANNYA
1.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk paket ini adalah pekerjaan Pemboran dan Konstruksi Sumur Bor dan harus melakukan
pengumpulan data dan pengujian sumur yang meliputi pengambilan contoh Cutting, Logging Geofisik, Airlift
Test, Pemompaan Uji, Pengambilan contoh Air dan Pemeriksaan Kwalitas Air dari sumur tersebut. Pekerjaan
Logging, Air Lift Test dan pemompaan uji harus dilaksanakan dibawah pengawasan langsung Direksi Pekerjaan.
1.2 Persyaratan Umum

1.2.1 Lokasi Pekerjaan


Lokasi Pekerjaan Sumur Bor yang akan dilaksanakan di tersebar dibeberapa Kecamatan dalam
lingkup wilayah Kabupaten Wajo.
Apabila dibutuhkan maka lokasi sumur dapat di pindahkan atas instruksi dari Direksi pekerjaan
setelah mendapat persetujuan dari DireksiTeknik/Konsultan Pengawas dan Pejabat Pembuat
Komitmen Pelaksana Kegiatan dengan harapan untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
a. Persiapan Lokasi Pemboran
Untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan pemboran, sebelum mobilisasi Penyedia Jasa harus
mengajukan usulan pada Direksi pekerjaan tentang peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan
untuk konstruksi sumur dan penempatannya pada tiap lokasi Pemboran. Setelah usulan tersebut
disetujui oleh Direksi pekerjaan maka pekerjaan persiapan lokasi dapat dimulai. Apabila diperlukan
dan diminta oleh direksi pekerjaan, Penyedia Jasa harus memasang lapisan batu pada site
pemboran hingga jadi lebih tinggi dari sekitarnya menghindari genangan air (terutama pada musim
hujan). Apabila pada lokasi tersebut terdapat tanaman atau bangunan, Penyedia Jasa harus
membebaskannya dengan ganti rugi. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan atau
mencegah masuknya orang yang tidak berkepentingan maka tiap lokasi pemboran harus
dilengkapi pagar sesuai dengan yang diintruksikan Direksi.
b. Penyediaan Air Dilokasi Pekerjaan Pemboran
Untuk keperluan pekerjaan pemboran, Rekanan Kontraktor sebagai Penyedia Jasa diwajibkan
menjamin kelancaran penyediaannya. mutu dan jumlah air yang disediakan harus sesuai dengan
kebutuhan yang ditentukan oleh Direksi pekerjaan. Tidak ada pembiayaan khusus yang dapat
dimintakan kepada Pengguna Jasa untuk penyediaan air selama Pekerjaan ini berlangsung,
sehingga Penyedia Jasa sudah harus memperhitungkan dan menyiapkan pembiayaan tersebut
dengan biaya sendiri.
c. Pengamanan Lokasi
Penyedia Jasa berkewajiban menjaga keamanan peralatan, pipa-pipa dan semuaperlengkapan
yang terdapat dilokasi pemboran. Penyedia Jasa juga harusmenjaga semua bangunan, pipa
saluran, pohon, jalan dan lain-lainnya disekitarlokasi pemboran supaya tidak terganggu selam
pekerjaan berlangsung.Apabila seluruh pekerjaan selesai Penyedia Jasa harus merestorasi
lokasitersebut sehingga mendekati keadaannya semula dan membayar ganti rugi biaya sendiri
seandainya terjadi kerusakan.

47

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

1.2.2 Tipe Sumur


Sumur yang akan dikerjakan oleh Penyedia Jasa adalah jenis Explorasi Sumur Dalam, Pada bagian
atas dari ruang anulus, harus dibeton atau dicor semendan lubang pipa. Segala dimensi dan ukuran
kedalaman, diameter, panjang,lebar, jenis dan detail dari konstruksi sumur Explorasi.
1.3 Persyaratan Teknis
1.3.1 Prosedur Pekerjaan Konstruksi Sumur Produksi
Untuk memulai pekerjaan Pemboran ditiap titik, Penyedia Jasa harus memberitahukan pada Direksi
pekerjaan paling kurang 24 jam sebelumnya. Kalau tidak ditentukan lain oleh Direksi pekerjaan,
maka pemboran akandilakukan dengan metode Direct Circulation Mud Flush. Secara umum
pekerjaan konstruksi sumur produksi adalah sebagai berikut :
a. Persiapan site dan persiapan pekerjaan.
b. Pemasangan mesin Bor.
c. Pemboran lubang 18 dari permukaan tanah sampai pada kedalaman 12 m atau seperti
yang ditentukan oleh Direksi pekerjaan.
d. Pemasangan pipa konduktor sementara dengan diameter 18.
e. Pemboran lubang [8 ] dari kedalaman 12 m sampai pada kedalaman 60-80 m dan
pengambilan contoh batuan cutting pada tiap meter.
f. Pembersihan lubang bor dengan sirkulasi lumpur dan mengurangi materialpengencer.
g. Logging RESISTIVITY dan SELF POTENTIAL untuk menentukan kedalamandan ketebalan
lapisan pembawa air (akuifer).
h. Pelaksanaan Uji debit (Air Lift Test).
i. Pelaksanaan pemompaan uji pendahuluan, step drawdown test minimal 4step, Long Period
Test dan Recovery.
j. Pemasangan pipa kontruksi diameter 6, sesuai dengan design sumur Explorasi.
k. Pencabutan pipa konduktor sementara .
l. Pengisian semen atau grouting kedalam rongga disekeliling pipa jambang
m. Pembongkaran mesin bor .
n. Pemasangan tutup sumur dan kunci, dan pembuatan landasan beton ukuran 1 x 1 x 0.5 meter
disekeliling konstruksi sumur.
o. Pemulihan dan pembersihan kembali lokasi pemboran.
1.3.2 Pemasangan Mesin Bor
Sebelum operasi pemboran dimulai, mesin bor harus dipasang dengan hati-hati diatas pondasi yang
kuat agar dapat memberikan hasil pemboran yang baikdan mencegah kerusakan mesin bor itu
sendiri serta menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan terhadap personil atau tenaga kerja
pemboran. Rel master dijaga tetap tegak lurus dan meja bor dijaga horizontal juga menjaga
kelurusan lubang bor.
1.3.3 Pemasangan dan pencabutan pipa konduktor
Pipa konduktor Conduktor Pipe/Surface Casing dipasang disetiap lokasi sumur untuk mencegah
runtuhnya lapisan tanah atas selama pengeboran berlangsung. Diameter pipa konduktor, ditentukan
oleh Direksi pekerjaan berdasarkan diameter lubang yang akan dibor. Kedalaman pipa konduktor
ditentukan bersadarkan keadaan lapangan ditiap lokasi dan harus dengan persetujuan Direksi
pekerjaan. Setelah pekerjaan yang membutuhkan pipa konduktor selesai dilaksanakan maka
Penyedia Jasa harus mencabut pipa tersebut dan apabila tidak dapat dicabut akan menjadi resiko
Penyedia Jasa.
1.3.4 Diameter Kedalaman Pemboran
Apabila tidak ditentukan lain untuk sumur produksi maka pemboran harus dilaksanakan sesuai
dengan design yaitu dengan 18 pada bagian atas lubang sumur explorasi. Apabila potensi
akuifer dinilai belum mencukupi atau disebabkan kualitas airyang tidak memenuhi syarat yang
diinginkan, maka kedalaman pemboran dan pemasangan pipa dapat diubah atas pertimbangan atau
intruksi Direksi pekerjaan.

48

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

1.3.5 Metoda Pemboran


Metoda pemboran yang akan digunakan adalah metoda Diret Circulation MudFlush kecuali bila
Direksi Pekrjaan menginstruksikan untuk menggunakanmetoda lain sesuai dengan keadaan
lapangan yang dihadapi.
1.3.6 Pengawasan Lumpur Pemboran
Alat Marsh Funnel dan Mud Balance mutlak harus selalu disediakan di lokasi pemboran agar selalu
dapat dilakukan pengecekan sifat lumpur setiap saat.Selama operasi pemboran Kekentalan dan
densitas lumpur harus diukur setiap jam dengan marsh Funnel dan Mud Balance. Kekentalan
lumpur pemboran harus dipertahakan kira-kira antara 35 sampai 45 detik. Densitas lumpur harus
dipertahankan kira-kira 1,07, Kadar pasir dari lumpur pemboran harus lebih kecil dari 5 %. Apabila
sirkulasi lumpur berhenti pada waktu pekerjaan pemboran maka mata bor stang bor harus segera
diangkat dari lubang sumur.
1.3.7 Pencucian Lubang Sumur
Untuk memperoleh lubang bordan contoh hasil boring sample yang baik makaPenyedia Jasa harus
melaksanakan pencucian lubang bor dengan lumpur pemboran atau sirkulasi lumpur tanpa
penetrasi tiap 6 meter atau setiap 1(satu) batang stang bor. Pemcucian dilakukan dengan jalan
melaksanakan sirkulasi lumpur tanpa menambah kedalaman lubang sampai lubang bor bersihdari
material hancuran formasi (cutting).
1.3.8 Pelebaran Lubang Bor
Apabila pemboran dilaksanakan dengan prosedur lubang penuntun Pilot Holedan menunjukan
adanya akifer produktif maka Penyedia Jasa harus melaksanakan pelebaran lubang bor reaming
sampai dengan diameter dan kedalaman yang ditentukan oleh Direksi pekerjaan, Pelebaran lubang
bor dilaksanakan dengan mengunakan reaming bit atau three cutter hole opener dengan diameter
yang sesuai dan dilengkapi dengan pilot bit sebagai alat bantu lubang berdiameter sama dengan
lubang yang dilebarkan. Hal ini dimaksudkan supaya ketegak lurusan pelebaran lubang sama
dengan lubangpenuntun.
1.3.9 Berakhirnya Operasi Pemboran
Apabila lubang bor telah mencapai kedalaman yang ditentukan atau seperti yang diintruksi Direksi
pekerjaan, maka pemboran akan dihentikan atas izin Direksi pekerjaan. Kemudian lubang bor harus
dicuci sampai bersih dari endapan dengan melaksanakan sirculasi lumpur lebih kurang selama 4
(empat) jam terus menerus. Setelah lubang bor betul-betul bersih maka kekentalan lumpur
pemboran dikurangi sampai 33 detik Marsh Funnel dengan cara menambah material pengencer,
lalu Penyedia Jasa mempersiapkan sumur untuk pelaksanaan logging.
1.3.10 Pembongkaran Mesin Bor
Setelah pekerjaan pemboran, instalasi sumur dan pekerjaan lain yang memerlukan mesin bor dari
satu lokasi dinyatakan selesai, maka mesin borharus di bongkar dan dipindahkan oleh Penyedia
Jasa ke lokasi berikutnya beserta semua peralatan dan material yang akan dipakai.
1.4 Pengumpulan Contoh Formasi (Sample)
Contoh Formasi sample dari formasi yang dibor harus diambil dan harus dapatmewakili litologi setiap
meter pemboran, kemudian disimpan dalam botol/kantong plastik tembus pandang /transparan. Masingmasing contoh beratnyaharus tidak kurang dari 1 Kg, dan bebas dari lumpur. Pada masing-masingbotol,
harus dicantumkan tulisan nama/lokasi, kedalaman dan tanggalpengambilannya, contoh hasil disusun
pada kotak sample tiap kotak isi 50contoh. Kotak sample, botol/plastik tersebut harus disediakan oleh
Penyedia Jasa.Pemeriksaan bantuan (diskripsi litologi) harus dilakukan terhadap setiap contohbantuan
yang di kumpulkan dan Penyedia Jasa harus membuat catatan yangtepat mengenai batas kedalaman
setiap litologi yang ditembus.
1.5 Logging Geofisik
Logging geoefisik diutamakan terdiri dari Resistivity Log dan SP Log, bila diperlukan, akan dipergunakan
juga Gamma Ray Log yang harus dikerjakan Penyedia Jasa pada setiap sumur pada supervisi langsung
Direksi. Sebelumnya lubang bor yang telah selesai dikerjakan. harus dicuci dengan sirkulasise cukupnya

49

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

untuk menghilangkan endapan dan mencegah runtuhnya lubangbor, Kekentalan lumpur bor, dalam
keadaan lubang sudah bersih dari kotoran,harus dipertahankan 33 detik marsh funnel; sehingga
memudahkan pengoperasian logging sampai dasar lobang bor. Logging akan dikerjakan sepanjang
lubang bor dari dasar sampai kepermukaan tanah, pengambilan logging dengan urutan dari permukaan
sampai dasar dipakai sebagai dasar pengaturan skala-skala grafik yang dihasilkan pada pengambilan
data yang sesungguhnya dengan urutan dari dasar lubang bor kepermukaan sudah diperoleh grafis yang
tidak keluar dari lebar kertas maksimum. Pengambilan data logger harus dilakukan berulang kali sampai
diperoleh gambaran ataudata yang sebaik mungkin.Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan elektrik
logger termasuk tinta,kertas dan perlengkapan lain sehingga logger tidak terganggu dalam operasinya
sampai mendapatkan hasil recording atou rekaman data yang memuaskan. Penyedia Jasa harus
mempersiapkan sumur untuk dilogging dan memberikan laporan setelah persiapan selesai.Penyedia Jasa
harus menyediakan transportasi peralatan dan perlengkapan maupun operator logger dari manapun
kelokasi. Transportasi harus menggunakan kendaraan tertutup bebes dari hujan, untuk mencegah
kerusakan atau gangguan kerusakan pengopasian logger. Pekerjaan logging harus dihentikan sementara
pada saat terjadinya hujan sangat lebat atau banyak petir, hal itu untuk menjaga ketelitiaan data yang
bebas dari gangguan elektris.Penyedia Jasa harus mencari imformasi dari radius maksimum 200 meter
darilubang bor dan melaporkan pada Direksi apabila di sekitar lubang bor yang dilogging terdapat meterial
bangunan atau konstruksi metalik yang ditanam misalnya pipa besi, kabel tranmisi, telepon bawah tanah
,bahkan instalasi sumur berkontruksi metal, rel lori terpendam dan lain-lainnya. Hal tersebut mungkin akan
diperlukan dalam koreksi data hasil rekaman logger.
1.6 Ketegak Lurusan Lubang Bor
Lubang bor harus dibuat benar-bbenar vertikal dan tegak lurus untuk menjamin kelancaran pemasangan
pipa sumur. Penyimpangan vertical (Vertikal deviation)tidak boleh melebihi dua pertiga dari diameter
terkecil sumur untuk setiap 30 m. Alat yang dipakai adalah Bobin Set. Sebagai contoh, bila mana diameter
terkecil yang dibor adalah 180 mm, maka penyimpangan vertikal tidak bolehmelebihi 100 mm setiap 30
m.Data tersebut direkap pada gambar Assbuild Drawing. Bila mana deviasi inidilewati maka Penyedia
Jasa wajib melakukan pemboran ulang atas biaya sendiri.
1.7 Pengisian Semen
Setelah development sumur selesai dan pipa Penyedia Jasa dicabut maka rongga sisa lubang bor
dengan pipa jambang diluar pipa jambang sumur harus diisi semen atau grouting mulai kedalaman
tertentu sampai kepermukaan tanah. Cara pengisian dan kedalamannnya untuk tiap lokasi akan
ditentukan oleh Direksi dilapangan. Pengisian semen (Grouting) dapat juga dilakukan pada suatu zona
kedalaman tertentu guna menahan interusi dan atau kontaminasi air tanah yang berkualitas jelek atau
tidak diinginkan airnya untuk disadap, penyemenan tersebut apabila ada akan diperintahkan dan diberi
petunjuk oleh Direksi pekerjaan.
1.8 Pemasangan Pipa Sumur
1.8.1 Material Sumur
Material Sumur yang akan dipasang untuk instalasi sumur bor antara lain terdiri dari :
a. Pipa GIV 6x 6 meter
b. Tutup atas sumur top cap
1.8.2 Pemasangan Pipa Sumur
Setelah pemboran selesai sesuai dengan kedalaman yang ditentukan, maka harus dilakukan
sirkulasi lumpur lebih kurang 4 (empat) jam atau sampai lubang bor betul-betul bersih dari sisa
cutting, sesuai dengan telah diuraikan sebelumnya pada spesifikasi ini. Kemudian Penyedia Jasa
harus memasang pipa dan pipas aringan didalam lubang bor pada posisi yang tepat sesuai dengan
design sumur yang dibuat oleh Direksi Pekerjaan. serta penyemenan atau grouting bagian atas.
1.9 Pekerjaan Air Lift Test Sumur

50

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

Penyedia Jasa harus melakukan melakukan uji pendahuluan dengan cara Air lift test untuk mengetahui
debit sementara sumur bor tersebut. Metode Air lift test sumur yang mungkin dipilih untuk dilaksanakan
adalah sebagai berikut :
1.9.1
1.9.2

Kompressor Udara (Air Compessor)


Pipa tiup kompessor ditempatkan kurang lebih pada kedalaman yang sama pada ujung jambang
sumur.
Penentuan cara air lift test sumur bor/dalam dan urut-urutan kerjanya secara terperinci akan
dijelaskan oleh Direksi pekerjaan pada waktu pelaksanaaan pekerjaan dilapangan.

1.10 Pengetesan Pompa/Pemompaan Uji


Setelah konstruksi sumur selesai, Penyedia Jasa harus mempersiapkan pemompaan uji. Pengian yang
akan dilaksanakan antara lain adalah sebagai berikut :
a. Pemompaan uji pendahuluan (Preliminary pumping test)
b. Uji penurunan bertingkat (step drawdown test)
c. Uji debit tetap (constant rate test)
d. Uji pemulihan (recovery test)
Penyedia Jasa harus menyediakan semua perlatan, pekerja, bahan baker dan semua kebutuhan lain
untuk selama periode waktu pemompaan uji, kecuali jika ditetapkan atau diinstruksikan lain oleh Direksi.
1.10.1 Peralatan Pemompaan Uji
Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan pemompaan uji adalah sebagaiberikut :
a. Alat Pemompaan
Pemompaan uji dilaksanakan dengan jenis pompa turbin / submersible yang mempunyai
kapasitas maksimum tidak kurang dari 10 ltr/det dengan tinggi head penghisap tidak kurang dari
60 m untuk sumur dalam DWS lengkap dengan mesin penggerak dan pengatur debit.
b. Alat Pengukur Debit
Debit pemompaan diukur dan diamati dengan menggunakan kotak pengukur debit yang
dilengkapi dengan alat ukur Thompson type V-Notchatau Orifice weir atau flow meter.
c. Alat Pengukur Muka Air
Permukaan air dalam sumur diukur dengan indicator muka air dengan ketelitian pengukuran
paling tidak 1 (satu) Cm dan menggunakan tenagalistrik battery atau menggunakan sounding
meter.
d. Alat Pelengkap Lainnya
Untuk melaksanakan pengukuran yang tepat dan sesuai dengan periode waktu yang ditentukan
maka dibutuhkan stop watch atau jam meteran, ECmeter, blangko-blangko, flash light, tenda
pengaman, tali temali, jerigensample air, semua biaya ditanggung Penyedia Jasa. Jika
diperlukan untuk melakukan pengamatan pada sumur-sumur pengamat disekitar sumur yang
dipompa dibutuhkan alat transportasi untuk personil pemompaan uji.
1.10.2 Pemompaan Uji Pendahuluan
Setelah pemasangan pompa uji selesai, Penyedia Jasa harus melaksanakan pemompaan uji
pendahuluan yaitu dengan melakukan pemompaan pada sumur tersebut dengan debit
maksimum pompa selama 6 (enam) jam dan setelah pompa berhenti dilaksanakan pengukuran
kambuhnya muka air (recovery) atau seperti yang diinstruksikan oleh Direksi pekerjaan.
Tujuan dari pemompaan uji pendahuluan adalah untuk melakukan pemeriksaan terhadap hasil
development sumur dan untuk memperoleh gambaran umumtentang hubungan debit
pemompaan dan penurunan muka air sehingga debit pemompaan pada tiap tingkat dari uji
penurunan bertingkat dapat ditentukan.Oleh sebab itu Penyedia Jasa diharuskan melakukan
pengamatan terhadap debit, kedalaman muka air dan kandungan pasir dari air yang dipompa

51

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

sesuai dengan yang ditentukan oleh Direksi pekerjaan. Apabila hasil pemompaan uji
pendahuluan menunjukan bahwa Development sumur belum sempurna maka Direksi berhak
memberikan instruksi untuk melanjutkan Development sumur dan Penyedia Jasa harus
melaksanakannya. Setelah segala persyaratan pengujian dianggap telah memenuhi oleh Direksi
pekerjaan, maka Penyedia Jasa dapat mempersiapkan pelaksanaan uji penurunan bertingkat.
1.10.3

1.10.4

Uji Penurunan Bertingkat (Step Drawdown Test)


Setelah permukaan air dalam sumur pulih dari pemompaan uji pendahuluan maka Penyedia
Jasa harus melaksanakan uji penurunan bertingkat. Sumur dipompa dengan debit yang
meningkat secara berurutan selama periode 120 menit untuk masing-masing tingkat debit.
Pengujian harus dilaksanakan paling kurang 4 (emat) tingkat. Debit untuk tiap tingkat pengujian
ditentukan oleh Direksi pekerjaan berdasarkan hasil pemompaan uji pendahuluan. Debit
pemompaan pada setiap tingkat pengujian harus dipertahankan supayatetap stabil dengan
melaksanakan pengamatan secara efektif. Pengamatan terhadap debit pemompaan dan
penurunan muka air didalam sumur yang dipompa harus dilakukan pada interval waktu tertentu
sesuai dengan ketentuan/standar pengetesan sumur bor/dalam.
Uji Debit Tetap ( Constans Rate Test )
Setelah permukaan air dalam sumur pulih dari uji penurunan bertingkat maka Penyedia Jasa
harus melaksanakan uji debit tetap yaitu melakukan pemompaan dengan debit yang tetap
selama 72 (Tujuh Puluh Dua) jam secaraterus menerus. Debit pemompaan ditentukan oleh
Direksi berdasarkan uji penurunan bertingkat. Pengamatan terhadap debit pemompaan harus
dilaksanakan paling tidak sekali tiap jam supaya debit pemompaan dapat dipertahankan stabil.
Penyedia Jasa harus melaksanakan pengamatan terhadap penurunan muka air tanah pada
sumur yang dipompa. Apabila kondisi lapangan memungkinkan maka disamping melaksanakan
pengamatan pada sumur yang dipompa, Penyedia Jasa harus melaksanakan pengamatan
penurunan muka air tanah paling tidak pada 2 (dua) sumur tabung yang terdapat dalam radius
1200 meter dari sumur yang dipompa dan 1 (satu) sumur gali yang terdapat dalam radius 400
meter dari sumur yang dipompa, sumur yang diukur tanpa dipompa tersebut selanjutnya disebut
sebagai sumur pengamat. Pengukuran permukaan air pada sumur yang dipompa dan sumursumur pengamat dilakukan pada interval waktu sebagai berikut (lihat juga formulir pada
lampiran -B) :
Selama pemompaan uji debit tetap, Kontraktor harus melaksanakan pengukuran terhadap Ph,
Temperatur dan Ec air yang dipompa. Pengukuran dilaksanakan paling tidak 4 kali selama
pemompaan dengan selang waktu kira-kira 24 jam. Penyedia Jasa harus menjaga supaya
lokasi pemompaan uji bebas darigenangan air permukaan atau air hujan serta air hasil
pemompaan uji itu sendiri sehingga tidak mempengaruhi pengujian. Untuk itu sebelum
pelaksanaan pemompaan uji Penyedia Jasa harus membuat saluran pembuang untuk
menyalurkan air yang dipompa ke tempat yang lebih jauh dari sumur tanpa menimbulkan
kerugian pihak lain. Apabila pemompaan terhenti sebelum waktu yang ditentukan karena
kerusakan mesin atau kehabisan bahan bakar maka Penyedia Jasa harus mengulangi
pemompaan uji dan biaya yang dikeluarkan untuk pemompaan sebelum pompa berhenti
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

1.10.5 Uji Pemulihan ( Recovery Test )


Setelah pemompaan dihentikan pada akhir uji debit tetap, maka air mulai pulih menuju
kedudukannya yang semula. Uji pemulihan akan dimulai setelah pemompaan berhenti sampai
muka air pulih seperti kedudukannya sebelum dipompa. Penyedia Jasa harus melakukan
pengukuran muka air sejak pemompaan berhenti sampai muka air kembali pulih pada
kedudukannya semula atau maksimum selama 24 jam. Pengukuran dilakukan pada sumur
yang telah dipompa dan pada semua sumur pengamat dengan interval waktu seperti pada
waktu uji debit tetap.

52

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

1.11 Analisa Kualitas Air


Pada waktu pemompaan uji ditiap sumur, Penyedia Jasa harus mengambil air untuk dianalisa.
Pengambilan contoh air dilaksanakan pada menjelang berakhirnya pemompaan uji debit tetap sebanyak 2
(dua) contoh untuk setiap sumur dengan volume masing-masing tidak kurang dari 1 (satu) liter.
Contoh air tersebut disimpan dalam botol Polyethilene yang sebelum dipakai harus dicuci dan dibilas
dengan air sumur tersebut paling tidak sebanyak 3 (tiga) kali, kemudian diisi penuh sehingga tidak ada
udara yang tertinggal didalam, lalu ditutup dengan rapat. Pada masing-masing botol/jerigen dicantumkan
tulisan nomor sumur, lokasi, dan tanggal pengambilan contoh air tersebut.
Rekanan Kontraktor selaku Penyedia Jasa harus melakukan analisa kimia terhadap salah satu dari
contoh airtersebut dengan segera yaitu dengan mengirimkan pada laboratorim yang disetujui oleh Direksi.
Contoh air yang kedua harus segera dikirimkan pada Direksi diKantor Proyek untuk diamati. Analisa kimia
air harus dilakukan terhadap parameter sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.

Warna, Bau, Kekeruhan


Dissolved Soilds
Suspended Solide
pH7. Kesadahan (CaCo3)
SAR, Daya Hantar Listrik, Na, K dan seterusnya terhadap zat zat lain yang terkandung

Kandungan-kandungan zat kimia tersebut diukur dan dinyatahkan dalam satuan ppm serta diberikan
rekomendasi dari laboratorium penguji tentang memenuhi syarat atau tidaknya air tersebut dipakai
sebagai air minum maupunair irigasi. Prosentase kesadahan maksimum yang diizinkan untuk analisa
kimiadari contoh air dari tiap sumur ditetapkan sebagai berikut : TDS ( ppm ) 50 100 200 500 1.000
2.000% kesalahan maksimum 15 7 5 4 3 2yang diizinkanApabila hasil analisa kimia contoh air dari suatu
sumur menyimpang dari yangtelah ditentukan maka Kontraktor harus melakukan analisa ulang
terhadapcontoh air sumur tersebut dengan biaya sendiri.
1.12 Pemasangan Tutup Sumur Dan Patok Nomor Sumur
Apabila pemompaan uji telah selesai dilaksanakan, Penyedia Jasa harus memasang tutup sumur lengkap
dengan kuncinya untuk mencegah material-material asing masuk kedalam sumur. Setelah sumur tertutup.
Penyedia Jasa harus memasang patok tanda pengenal sumur dimana tercantum nomor sumur, tahun
pembuatan dan tanda pengenal/nama Penyedia Jasa yang melaksanakannya. Pembuatan patok dan
tempat pemasangan harus sesuai dengan petunjuk Direksi pekerjaan.
1.13 Pemulihan Lokasi
Setelah pelaksanaan seluruh kegiatan pekerjaan pemboran selesai maka penyedia jasa diwajibkan untuk
memulihkan keadaan lokasi pemboran mendekati kondisi semula. Jika diperlukan Penyedia Jasa harus
menimbun kembali bekas galian kolamlumpur maupun kolam pengendap dan lain sebagainya, semua
biaya yang timbul akibat pemulihan lokasi peboran menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
Pasal 2
PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA
JARINGAN AIR MINUM DAN PERLENGKAPANNYA
2.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk paket ini adalah mengadakan dan menyediakan seluruh material/bahan
termasuk pipa, fitting dan accesoriesnya seperti ditentukan dalam Daftar Kuantitas Pekerjaan, termasuk
semua baut-baut, mur, packing karet, alat penguji / test tekanan pipa dan flange penutup test, ring-ring,
tali-tali untuk isolasi serta bahan-bahan pendukung lainnya yang diperlukan untuk pekerjaaan ini.

53

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

2.2 Persyaratan Umum Pengadaan Pipa


2.2.1 Kualitas Bahan dan Material
Pipa fitting dan accessories yang telah dapat diproduksi di Indonesia, harus dilampiri dengan
surat ijin penggunaan SII, Standar Industri Indonesia dari Departemen Perindustrian, oleh
produsen/ pabrik pembuat serta dapat menunjukkan pengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga)
tahun
2.2.2 Standar Kualitas yang dapat Dignakan
Standar Kualitas yang digunakan untuk spesifikasi ini, adalah standar yang berlaku secara
nasional Indonesia maupun yang diakui secara Internasional, sebagai berikut :
SII
Standar Industri Indonesia
ISO
International Organization for Standardization
JIS
Japan Industri Standard
ANSI
American National Standard Institute
ASTM
American Sociaty or Testing and Materials
AWWA
American Mater Works Associatuon
BS
British Standard
AS
Australian Standard
DIN
Duetsche Industri Norm
Jika terjadi perbedaan antara Standard Indonesia (SII) dengan Standar International, maka
standar Indonesia yang akan berlaku dan jika Standar Indonesia tidak menetapkan kriteria /
persyartan yang dibutuhkan, maka dapat digunakan persyaratan sesuai dengan Standar
Internasional aeperti tersebut diatas.
2.3 Persyaratan Teknis Perpipaan
2.3.1

Pipa PVC Polyvinyl Chloride dan Perlengkapannya


Bahan dan Material Pipa
Pipa PVC harus sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam SII 0344-82,S-12,5 atau
standar internasional lain yang dapat diterima, dengan kualitas sama atau lebih tinggi.
Bahan baku utama Pipa PVC harus Polyvinyl Chloride tanpa pembentuk sifat plastis dengan
kandungan PVC murni harus lebih besar dari 92,5 %. Hasil akhir produksi harus merupakan
produk yang homogen, tahan serta tidak akan terurai oleh air. Pipa PVC tidak boleh
membahayakan kesehatan bagi pemakai air, dimana bau dan rasa tidak boleh terdeteksi.
Rekanan harus bertanggung jawab atas setiap kegagalan pengujian yang dilakukan oleh
laboratorium independen terhadap kandungan bahan baku PVC.
2.3.1.1

Sambungan dan Hubungan Pipa


Hubungan dan sambungan dengan solvent cement hanya dapat dipakai untuk
diameter pipa sesuai dengan 2H , sedangkan untuk diameter-diameter pipa yang
lebih besar yang dipasang dalam tanah dipilih hubungan dengan ring karet atau
rubber ring.
Untuk hubungan hubungan pipa PVC dengan ring karet salah satu ujungnya
harus diakhiri dengan spigot. Ujung-ujung pipa yang rata harus dengan sudut
lengkungan (defleksi ) tidak lebih dari 10 derajat atau memakai ketentuanketentuan dari produsen / pabrik pembuatnya, sehingga hubungan tersebut kedap
air dan tidak bocor.

54

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

2.3.2

RKS
RUSUS

Fitting-fitting Pipa
Fitting-fitting yang dipakai pada pipa-pipa PVC, harus sesuai dengan SH 0950-84 atau
standar yang sama dan harus dimanufaktur dengan metoda injection moulded.
Fitting-fitting dari Cast Iron, Ductile Iron atau Grey Iron yang dipergunakan untuk pipa
PVC, harus sesuai dengan SII 0598-81 atau ISO 13 1978 dengan system hubungan
mekanikal (mechanical joint).
Flange socket (ujung-ujung flange dan socket) harus dipakai untuk menyambung, bagianbagian dari pipa PVC keflange pada pekerjaan koneksi pipa.
Fitting-fitting dari bahan cast iron, ductile iron atau grey iron yang ditanam dalam tanah
harus dilindungi bagian dalam dan luarnya terhadap karat, dengan lapisan bitumen atau
epoxy dengan ketebalan untuk bagian dalam minimum 0,025 mm dan bagian luar mimimum
0,04 mm. Pelapis bagian dalam harus terbebas dari racun dan bau.

2.3.3

Bahan-bahan Penghubung dan Penyambung Pipa


Rekanan harus melengkapi dan menyediakan solvent cement, bahan pelumas dan cairan
pembersih, sesuai dengan jumlah yang direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya /
manufactur.Jumlah yang disediakn harus ditambah dengan 15 % sebagai cadangan untuk
kelebihan pemakaian dan harus disebutkan jumlah perpaketnya.
Karet penutup harus tahan terhadap serangan microorganisme dan semua zat-zat yang
dikandung oleh air dan tahan dalam keadaaan normal.Karet penutup yang terdiri dari karetkaret asli atau karet-karet sintetis harus sesuai dengan standar yang ada. Cincin-cincin karet
penutup harus dilengkapi dengan jumlah yang cukup ditambah 5% cadangan.
Pelumas untuk cincin-cincin karet harus tidak membahayakan tidak menimbulkan rasa atau
warna pada air minum disamping juga tidak akan mempengaruhi kesehatan.

2.4

2.3.4

Pengujian
Setiap pipa dan bentuknya harus mampu terhadap pengujian tekanan hidrolistatis sebesar
2,5 kali dari tekanan kerja maksimum, atau sekitar 25 atm selama 1 jam pada 20 C
temperature air. Pipa-pipa dan fitting yang bocor atau rusak dan tidak bisa diperbaiki lagi,
harus diganti dengan yang baru.Pengujian tekanan untuk seluruh pipa dan fittingnya harus
disesuaikan dengan persyaratan pada SII 0344-82 atau ISO 1167-1973 dan standar lain yang
sama.

2.3.5

Pemberian Tanda
Pada bagian luar setiap pipa dan fittingnya harus diberi tanda yang meliputi diameter nominal
dala mm, kelas pipa , nama pabrik pembuat/ manufaktur, merk dagang serta waktu (bulan
dan tahun) manufaktur pembuatannya.
Setiap pipa lengkung (bend dan elbow) juga diberi tanda seperti tersebut diatas, termasuk
besar sudut lengkungnya pada setiap sisi pipa.Setiap pemberian tanda tersebut tidak boleh
mempengaruhi segi kekuatan pipa dan kemampuan fitting-fittingnya.

Pipa Baja/GI dan Perlengkapannya


2.4.1

Umum
Pipa baja harus memenuhi standar kualitas yang ditetapkn dalam SII 2527 90 atau AWWA C
200-86 dan standar internasional lain yang sama atau lebih tinggi.
Bahan pipa harus dimanufaktur dari baja, yang berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa
kadar sulfurnya (S) tidak melebihi 0.50 % dan kadar Phospor tidak lebih dari 0.05 %.
Setiap pipa harus diuji dipabrik, dengan pengujian tekanan hidrolis sebesar 50 atm. Jika ada
pipa yang gagal atau rusak dalam pengujian tekanan hidrolis tersebut, harus diganti dengan
yang baru.

55

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

2.4.2

RKS
RUSUS

Penyambungan Pipa
Pipa-pipa baja, bengkokan dan kelengkapan-kelengkapan lain dari baja, kedua ujungnya
harus merupakan pipa polos. Radius pipa dengan toleransinya harus dapat memenuhi
persyaratan yang ada, agar tidak menimbulkan masalah pada saat pengelasan sambungan
dilapangan, terutama akibat dari tidak bulatnya ujung ujung pipa terhadap radius dalamnya.
Agar dapat dilakukan penyambungan pipa dengan cara las temu, maka bidang potong dari
ujung-ujung pipa tersebut harus dengan sudut 30 derajat pada sebelah luarnya , diukur dari
garis yang tegak lurus pada sumbu pipa, dengan toleransi tidak lebih besar dari 5 derajat
dengan lebar permukaan pada bagian rata ujung pipa sekitar 1,6 mm dengan toleransi lebih
/kurang 0.8 mm.
Untuk penyambungan pipa baja dengan menggunakan flange, harus sesuai dengan
persyaratan pada ISO 2084 atau standar lain yang sama.
Rekanan harus mengadakan dan melengkapi semua bahan-bahan untuk penyambungan pipa,
termasuk sabuk penumpu, bahan untuk penyelesaian lapisan pelindung luar dan dalam pipa
setelah penyambungan las selesai dilakukan.

2.4.3

Perlengkapan Pipa
Seluruh perlengkapan pipa baja harus sesuai dengan persyaratan dan standar pada AWWA
C- 208 atau Standar Internsional yang sama atau lebih tinggi.
Semua pembuatan perlengkapan pipa baja harus dilakukan dibengkel pipa (pipe shop), sesuai
dengan kekuatan, tekanan yang diijinkan serta ketebalan minimum yang dipersyaratkan untuk
batang pipa baja.Jika diperlukan, cincin-cincin penguat atau pelana harus disediakn dan
diadakan oleh rekanan.
Pembuatan bengkokan pipa (bend) baja harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini :
a. Untuk sudut 60 s/d 90 derajat maksimum terdiri dari lima bagian
b. Untuk sudut 45 derajat, maksimum terdiri dari empat bagian
c. Untuik sudut 30 derajat, maksimum terdiri dari dua bagian.
Bengkokan pipa baja yang dibentuk, tidak boleh digunakan untuk pipa dengan diameter
nominal kurang dari 450 mm dan hanya dalam kondisi yang sangat terpaksa.
Seluruh detail rencana untuk perlengkapan pipa harus dilakukan oleh rekanan dan harus
diajukan serta disetujui oleh Direksi / Pemberi tugas.

2.4.4

Pengelasan Pipa
Hasil pengelasan harus diuji selama proses pembuatannya, sesuai dengan ketentuan pada
AWWA C 200-86, sebagai berikut :
a. Contoh hasil las, yang berasal dari bagian ujung pipa, diambil tegak lurus las atau dapat juga
diambil dari plat uji yang dibuat dari bahan yang sama dengan yang digunakan untuk
pembuatan pipa. Plat uji tersebut harus dilas dengan prosedur, operator dan alat yang sama
serta berurutan sesuai dengan pengelasan yang dilakukan pada pipa.
b. 2 (dua) contoh hasil las untuk uji tegangan harus dilakukan dan harus menunjukkan tegangan
patah (tensile strength) tidak kurang 100% tegangan patah dari bahan dasar.
c. 2 (dua) contoh untuk uji bengkokan harus dilakukan dan harus mengalami pembengkokan 180
% pada jig. Jika melakukan uji Guided Bend satu contoh hasil las harus dibengkokan dengan
permukaan yang merupakan permukaan dalam pipa menghadap keluar pada uji bengkokan.
Contoh hasil las dianggap memenuhi syarat apabila :
o Tidak terjadi keretakan atau cacat terbuka lainnya melebihi 1/8 inchi, yang diukur kesegala
arah pada las atau antara las dengan bahan dasar setelah pembengkokan
o Contoh hasil las mengalami retak atau patah dan menunjukkan penetrasi pada seluruh tebal
las, dan tidak ada slag yang masuk atau keropos, sampai pada tidak adanya kantong-kantong

56

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

gas atau slag yang masuk melebihi 1/16 inchi dan jumlah ukuran cacat dalam tiap inchi
persegi dari las tidak melebihi 3/8 inchi
d. Apabila pada contoh las terjadi cacat pada waktu mengerjakan dengan mesin atau terdapat
cacat-cacat lain yang tidak ada hubungannya dengan pengelasan, maka contoh hasil las
tersebut harus diganti dengan yang lain.
2.5

Katup Katup Air/Valve


2.5.1

Umum
Rekanan harus menyediakn dan mengadakan semua katup-katup air termasuk pintu-pintu,
penstock, hydrant kebakaran dan sebagainya sesuai dengan keperluan pada daftar kuantitas
material. Semua katup-katup untuk jenis yang sama harus dari satu pabrik/ manufaktur. Katukatup tersebut harus dilengkapi nama pabrik pembuatnya, tekanan kerja, diameter dan arah
aliran pada bahannya.
Rekanan harus mengajukan gambar-gambar pabrikasi (shop drawing) kepada Direksi
/Pemberi Tugas untuk disetujui.
a.
b.
c.
d.

Gambar-gambar tersebut harus mencakup :


Daftar dan urutan material
Detail seal dan bagian-bagian yang dapat berubah
Nama pabriknya
Ukuran, detail, bahan dan tebal setiap item

Rekanan harus menunjukkan sertifikat dari pabrik pembuatnya untuk setiap katup sesuai
dengan syarat-syarat yang ditentukan.
2.5.2

Katup Pintu (Gate Valve)


Jenis, ukuran dan pemipaan katup-katup sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar
pabrikasi. Semua gate valve yang dipergunakan dalam jalur pipa hendaknya mampu untuk
tekanan kerja 120 m kolom air, double disc, badan besi tuang, bingkai tembaga, gate valve
tanpai tangkai pemutar sesuai dengan persyaratan AWWA C-500.
Pengakhiran ujung-ujung katup hendaknya mempunyai ujung penyambung flange, kecuali bila
ditunjukkan lain dalam gambar. Flange untuk katup hendaknya sesuai dengan ANSI B-16.1
untuk flange and fitting cast iron kelas-125. Semua katup hendaknya dilengkapi dengan kunci
mur 2 inchi persegi dan mmbuka kearah yang seragam. Permukaaan-permukaan luar dan
dalam setiap katup hendaknya dilapisi atau dipoles dengan 2 (dua) lapisan aspal.

2.5.3

Katup Kupu-Kupu (Butterfly valve)


a. Badan katup kupu-kupu harus terdiri dari besi cor atau baja dan harus jenis yang pendek
sesuai dengan ASTM A-126. Katup kupu-kupu harus sesuai untuk dioperasikan secara
mekanis dngan listrik atau dengan tekanan udara
b. Disc-seating harus dari bahan kuningan dan replaceable cadless disc garket harus dari
karet, yang diikatkan pada disc dengan baut-baut baja tidak berkarat. Karet gasket lebih
disukai yang diperkuat dengan logam
c. Katup-katup harus mampu dijalankan dengan aliran maksimum yang dapat terjadi pada
keadaan-keadaan tertentu.
d. Mekanisme untuk semua katup, kecuali jika ditentukan lain, diikat atau ditahan pada badan
katup dengan sepotong pemisah jarak. Mekanisme pengoperasian untuk katup-katup yang
lain harus ditinggikan pada kedudukan lantai yang sesuai dan akan dioperasikan melalui
tangkai yang sama seperti yang ditunjukkan dalam gambar pabrikasi dan persyaratan pada
AWWA C-504. Sumbu putar dari semua valve disc harus horizontal, kecuali jika ditetapkan
lain

57

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

e. Setiap mekaninsme pengoperasian harus dapat diganti atau diperiksa dan diperbaiki. Cara
pencegahan harus dibuat agar cakram tidak terkunci pada saaat terbuka penuh atau pada
posisi ditutup rapat ketik mekanisme pengoperasian harus selalu dapat diperiksa, diatur,
diperbaiki dan diganti
f. Mekanisme pengoperasian untuk semua katup harus dapat melakukan penguncian,
dengan arti bahwa air tidak dapat mengakibatkan cakram bergerak dari posisi yang telah
ditetapkan
2.5.4

Katup-Katup Penahan (Check Valve)


a. Katup-katup penahan harus sesuai untuk digunakan pada posisi horizontal atau vertical
yang arah alirannya keatas, sesuai dengan standar AWWA C 508-82
b. Katup penahan dengan diameter nominal 300 mm dan lebih besar harus dari jenis NonSlamming dengan Concretic Spring Loaded Disc atau Concretic Rubber Membrance
c. Katup penahan dengan diameter lebih kecil dari 300 mm harus dibuat sedemikian rupa
sehingga cakram (disc) atau alat-alat lain sebagai pelengkapnya mudah dibuka dan
diganti tanpa harus membuka seluruh katup dari perpipaan
d. Badan katup harus terdiri dari cor dengan kekuatan tarik maksimum 2.200 kg/cm.
Cakram harus dari perunggu dengan besi cor atau perunggu seluruhnya
e. Body seat harus dengan ulir cepat dan disekrupkan kedalam kedudukannnya yang benar
pada badan. Muka dari cincin harus dihaluskan dengan mesin
f. Setiap katup harus mampu menahan tekanan hidrostatis 20 kg/cm dengan ujung kepala
besar. Pengujian harus menunjukkan tidak ada kebocoran pada logam sambungan.
Pengujian kedua dibuat dengan tekanan 3 kg/cm yang melalui kepala besar pada sisi
masuk dan lubang keluar terbuka untuk diperiksa. Kebocoran yang melalui katup rata-rata
11 ml/ jam/ cm dari ukuran nominal katup

2.5.5

Katup-katup Penguras
a. Katup-katup penguras harus terdiri dari jenis-jenis cakram (disc) bundar. Katup-katup
penguras terebut lengkap disediakan dengan angker, baut-baut, ganjal-ganjal rangka
dasar, gasket dan sebagainya yang akan dipasang pada lantai beton
b. Rangka beton cakram (disc) harus terbuat dari besi cor
c. Cakram tersebut harus dilengkapi dengan gasket yang tidak terputus yang dapat diganti
d. Mekanisme pengoperasian harus sedemikian mudah untuk membuka katup tersebut pada
tinggi tekanan maksimum yang berbeda
e. Pada posisi tertutup, katup-katup penguras harus menjadi kedap pada tekanan kerja
f. Tekanan kerja harus 1.5 kali tinggi tekanan maksimum yang berbeda
g. Katup-katup penguras mempunyai tangkai-tangkai pemegang dari baja lunak, dengan ulir
dan dapat dengan mudah dilumasi
h. Kontraktor harus melengkapi seluruh detail katup penguras beserta ukurannya dan
dipasang sesuai petunjuk Direksi / Pemberi Tugas

2.5.6

Katup-katup Lain
Katup-katup lain seperti diafrgma, katup bola dan sumbat harus disesuaikan dengan ketentuan
dan persyaratan pada standar yang ada atau ketentuan-ketentuan lain yang dapat diterima.

2.6 Persyaratan Khusus/Tambahan

58

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

2.6.1

RKS
RUSUS

Flange dan Gasket


Flange
a. Jika tidak ditentukan oleh keadaan, maka ukuran dan perlubangan dari semua flange pada
pekerjaan pipa harus disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan dari SII 0598-81 atau bagian 2 spesifikasi PN 10
b. Bagian leher dan bagian rata dari flange-flange yang dilas dengan St. 37.2 sesuai denga DIN
17-100 atau standar lain yang sama. Flange yang buntu harus St..37.1 sesuai dengan
standar yang sama
c. Semua flange harus direncanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada pada
spesifikasi teknis ini, dan harus mempunyai celah-celah tempat sesatan gasket untuk
menjamin sambungan yang kedap air
d. Setiap flange tunggal harus diberi tanda sesuai dengan diameter nominal dalam mm, kelas,
nama pabrik pembuatnya atau merk dagang dan tahun pembuatannya

2.6.2

Gasket
Gasket untuk flange harus sesuai dengan standar ISO 4633-1983 serta mempunyai diameter
yang sama denagn masing-masing luar flange.
Gasket flange harus terbuat dari karet , diperkuat dengan satu atau dua perantara. Ketebalan 3
mm dan harus dapat menahan arus listrik.

2.6.3

Flange Adaptor Pipa


Rekanan harus menyediakan semua adaptor untuk keperluan sambungan dari berbagai
diameter dan material. Detil penyusunan bahan, rencana dan letak semua adaptor pipa harus
diketahui Direksi untuk disetujui sebelum dirakit.

2.6.4

Penahan Hubungan Flange (Flange Joint Insulation)


Untuk dua pipa yang saling berhubungan, harus dilengkapi dengan insulasi / penahan. Penahan
hubungan flange harus cocok unutk tekanan baja paling tidak 8 kg/cm . Material penahan/
insulasi dari polythelene stud-sleveer, 2 fauric reinforced phenolic washer dan 2 shell washer
harus dilengkapi denga kancing. Gasket harus dengan muka yang penuh dan harus dari lembarlembar dielektrik.

2.6.5

Baut, Mur dan Washer


Baut, Mur dan Washer untuk hubungan / sambungan flange harus terbuat dari baja galvanis
yang dipanaskan sesuai denga ISO 1461. Baut dan mur harus sesuai juga dengan ISO /R 898.
Panjang ulir dan batas akhir mur dalam putaran baut harus sebanding, atau paling harus sama
dengan diameter baut .

2.7 Pekerjaan Pemasangan Pipa


2.7.1 Lingkup Pekerjaan
Untuk pekerjaan pemasangan, rekanan harus bertanggung jawab dan menyelesaikan seua
pekerjaan pemasangan, pengujian dan pekerjaan-pekerjaan khusus lain seperti tercantum dalam
ketentuan- ketentuan persyaratan dan spesifikasi teknis ini. Semua biaya termasuk pekerja
bahan dan keperluan lain seperti pelumas bahan-bahan kimia dan sebagainya sampai kepada
perlengkapan-perlengkapan lain harus termasuk dalam penawaran kontrak.
Pekerjaaan utama pemasangan pipa meliputi :
a. Pekerjaan Tanah
b. Pekerjaan Pemasangan pipa dan accesories
c. Pekerjaan Beton
2.7.1.1 Pekerjaan Tanah

59

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

Galian Tanah Untuk Pipa


1.

Umum
Galian harus dibuat sedemikian sehingga pipa dapat diletakkan pada lintasan dan kedalaman
yang dikehendaki. Penggalian hanya dilakuakan sesuai dengan pipa yang akan dipasang seperti
diijinkan oleh Direksi / Pemberi Tugas. Galian harus dikeringkan dan dijaga selama pelaksanaan,
sehingga pekerjaan yang dikerjakan dalam galian dapat aman dan efisien

2.

Lebar Galian dan Kedalaman Galian


Lebar galian dan kedalaman galian harus sesuai gambar, dan cukup untuk meletakkan pipa dan
sambunganya secara baik.Timbunan harus ditempatkan seperti yang disyaratkan. Galian harus
dibuat dengan lebar ekstra , jika diperlukan seperti untuk memasukkan penyangga-penyangga
galian dan peralatan pipa.

3.

Ruang Peyambungan
Ruang peyambungan harus di buat agar setiap sambungan dapat di kerjakan dengan baik.

4.

Pengalian dan Pembuatan Dasar Pipa


Galian harus dibuat sesuai dengan kedalaman yang dikehendaki, untuk membuat dasar pipa
yang rata dan seragam pada tanah serta padat untuk setiap tempat diantara ruang
peyambungan. Setiap bagian dasar galian yang disyaratkan harus diganti dengan bahan yang
disetujui oleh Direksi.

5.

Pengendalian Pada Tanah yang Jelek


Jika dasar galian teryata tidak stabil atau mengandung bahan-bahan seperti debu, sampah dan
sebagainya yang menurut Direksi harus disingkirkan,maka rekanan harus mengadakan
pengalian dan membuat bahan-bahan tersebut, Jika menurut Direksi diperlukan pondasi khusus
seperti pengalian tanah atau penimbungan, rekanan harus meyelesaikannya dengan petunjuk
Direksi.

6.

Penguat Galian
Jika diperlukan, galian dapat diberi penguatan agar tidak runtuh, juga untuk keamanan pekerja
dan pengaman permukaan jalan serta bangunan-bangunan lainnya

7.

Pemakaian Bahan-bahan Bangunan


Bahan-bahan bangunan yang dapat dipakai kembali untuk memperbaiki permukaan bekas galian
harus dipisahkan dari bahan-bahan buangan lainnya

8.

Penimbunan Pasangan Jaringan Pipa


Pekerjaan penimbunan galian dilaksanakan setelah diadakan pembersihan dan perapian galian
dari kotoran, batu atau benda keras lainnya yang dapat merusak konstruksi jaringan pipa.
Pekerjaan penimbunan meliputi beberapa syarat teknis, yaitu ;
o Penimbunan dengan pasir urug pada dasar pipa minimum 5 10 cm sebagai lapipsan
bawah/landasan jaringan pipa,
o Setelah konstruksi jaringan pipa dinyatakan telah terpasang dengan baik dilanjutakn
penimbunan dengan pasir urug hingga terisi penuh dan padat dan mencapai minimum 10 cm
di atas permukaan pipa,
o Penimbunan dengan menggunakan tanah bekas galian dilaksanakan dengan mebersihkan
tanah bekas galian dari batu atau benda keras lainnya dapat dapat mengganggu kestabilan
konstriksi jaringan perpipaan yang ada di bawahnya,
o Sedangkan penimbunan jaringan pipa yang tidak menggunakan lapisan pelindung pasir
(berdasarkan perencanaan teknis), rekanan pelaksana harus membersihkan tanah timbunan
(tanah ex galian) dari batu atau benda keras lainnya dan penimbunan kembali harus
diratakan pengan permukaan yang ada dan dipadatkan.

60

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

9.

RKS
RUSUS

Sisa penimbunan/tanah ex galian


Semua bahan-bahan galian yang merupakan sisa penimbunanharus dibuang, rapihkan
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aktifitas disekitarnya, jalan orang dan lalu lintas.
Demikian juga tanah galian yang belum digunakan untuk penimbunan/bahan galian tidak boleh
merusak bangunan-bangunan perorangan lainnya.

2.7.2

Persyaratan Umum Pemasangan Pipa


1. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan
Rekanan harus memasang semua peralatan dan bahan-bahan yang disediakan sesuai
dengan yang ditetapkan dalam dokumen kontrak/Daftar Kuantitas Pekerjaan, pengecualian
untuk pemasangan switchgear tegangan tinggi harus disesuaikan dengan persyaratan lain.
2. Rambu Lalu Lintas
Selama pelaksanaan pemasangan pipa, harus selalu memasang Rambu Lalu Lintas pada
tempat yang tepat, sehingga keselamatan lalu lintas dan pekerjaan terjamin.Bilamana terjadi
kecelakaan lalu lintas pada lokasi pekerjaan yang disebabkan atas kelalaian / kesalahan
pemasangan Rambu Lalu Lintas maka pihak kontraktor harus bertanggung jawab dan
menanggung resiko yang terjadi.
3. Gangguan Pelayanan
Gangguan pelayanan untuk pekerjaan sambungan dari pipa baru ke pipa lama harus
dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu langganan dan tidak terlalu lama
menghentikan pipa dinas serta diusahakan agar daerah pelayanan yang terganggu seminimal
mungkin.

2.7.3

Persyaratan Teknis Pemasangan Pipa


Rekanan harus melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan pemasangan jaringan pipa sesuai
dengan dokumen pelelangan dan syarat-syarat yang tercantum dalam spesifikasi teknis ini.
Pekerjaan yang tidak tercantun dalam persyaratan-persyaratan yang ditentukan akan
dilaksanakan sesuai dengan praktek-praktek yang bisa dikerjakan dan sesuai dengan
persyaratan Direksi / Pemberi Tugas.
Lintasan dan Sudut Belokan
Tanggung jawab Rekanan
o Rekanan harus bertanggung jawab atas persyaratan dasar bahwa pipa dipasang sesuai
dengan lintasan dan sudut belokan yang dikehendaki dengan sambungan (fitting), katupkatup (Valves) dan penguras (Drain) pada tempat yang diperlukan.
Penyimpangan Penyimpangan (Deviasi) oleh Struktur lain
o Jika terdapat hambatan yang tidak tampak dalam gambar dan akan mengganggu
kemajuan pekerjaaan sehingga diperlukan perubahan-perubahan maka Direksi / Pemberi
tugas berhak untuk merubah gambar-gambar rencana yang ada.
Pemasangan Pipa dan Perlengkapannya/Accessories
Penurunan Pipa ke dalam Galian (Penempatan & Penyetelan Pipa)
o Untuk mendapatkan keamanan dan keberhasilan pekerjaaan, rekanan harus
menggunakan semua peralatan dan fasilitas yang telah disetujui Direksi. Semua pipa-pipa
sambungan dan katup diturunkan kedalam galian dengan hati-hati menggunakan Derek,
tali atau peralatan yang lain untuk menghindari kerusakan pipa dan lapisan pipa. Pipa tidak
boleh dijatuhkan kedalam galian, jika terjadi kerusakan pada pipa, sambungan, katup dan
peralatan lain sewaktu pengankutan, harus segera dilaporkan kepada Direksi untuk
dilakukan perbaikan, membuang atau mengganti bahan-bahan yang rusak.

61

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

Pemeriksaan Sebelum Pemasangan


o Sebelum pemasangan pipa dimulai dimensi galian parit harus diperika dan disetujui dahulu
oleh Direksi / Pengawas Lapangan yang disyahkan dengan Berita Acara Lapangan
o

Semua pipa dan sambungan harus diperiksa dengan teliti terhadap retak-retak dan
kerusakan lain pada waktu pipa berada diatas galian sebelum pemasangannya. Ujung
spigot harus diperiksa dengan seksama, karena bagian ini yang paling mudah rusak pada
waktu pengankutan.

Pemasangan pipa dapat dilaksanakan setelah disetujui oleh Direksi / Pengawas lapangan
dan disyahkan dengan Berita Acara Pemeriksaan Pemasangan Pipa

Pembersihan Pipa dan Peralatan


Seluruh kotoran dan sisa lapisan (coats) harus dihilangkan dari akhiran bell dan spigot tiap
pipa, bagian luar dari akhir spigot dan bagian dalam bell juga harus kering, bebas dari lemak
dan minyak sebelum pipa dipasang.

Perletakan Pipa
Harus dijaga bahan-bahan lain tidak masuk kedalam pipa ketika pipa diletakkan pada waktu
peralatan pipa berada dalam galian.Letak akhiran spigot harus tetap dengan bell dan dipasang
dengan lintasan dan sudut yang benar.Pipa harus diletakkan dengan benar dan timbunan
harus dipadatkan kecuali pada bagian bell.

Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menempatkan tee atau katup harus dikerjakan dengan rapi dan teliti
tanpa menyebabkan kerusakan pipa dan lapisannya serta ujungnya harus halus.

Arah Ujung Bell Pada Pemasangan


Pipa harus dipasang pada akhiran bell yang menghadap kearah depan dari pemasangan. Jika
pipa diletakkan pada sudut kemiringan 10 derajat atau lebih besar, pemasangan dimulai dari
bawah dan dilanjutkan keatas dengan akhiran bell menghadap keatas.

Kondisi Yang Tidak Sesuai untuk Pemasangan Pipa


Pemasangan pipa tidak boleh dilakukan, jika menurut Direksi kondisi didalam galian tidak
memungkinkan

Isolasi Pipa
Bila diperlukan sambungan pipa yang berlainan bahannya, maka isolasi pipa harus dipasang
dengan persetujuan Direksi.

Perubahan Pemasangan Pipa


Pekerjaan pemasangan pipa dan accesories sudah harus sesuai gambar typical pemasangan
pipa atau gambar bestek lainnya, jika terdapat perubahan-perubahan ukuran, kontraktor harus
melapor- kan kepada Direksi, dan selanjutnya dapat dilaksanakan setelah mendapat
persetujuan.
Penyambungan Pipa
Sambungan Pipa Dengan Las
Pengelasan sambungan yang diperlukan atau ditentukan, harus sesuai dengan standar German
DIN 19630, 2470 dan 2559 serta PUBI 1982 pasal 80 atau 811 0192 78.

Penempatan Katup (Valve) dan Penyambungan (Fitting)


Persyaratan Umum
o Katup dan perlengkapan pipa lainnya harus diatur dan di pasang pada pipa seperti yang
disyaratkan pada bagian sebelumnya mengenai pembersihan, perletakan dan
penyambungan pipa. Kontraktor harus mengadakan semua komponen yang diperlukan untuk
pembuatan ruang katup dan jalan masuk untuk memriksa katup yang tertanam. Termasuk
tutup (cap) yang terbuat dari besi sepeti yang ditentukan dalam gambar.

62

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

Lokasi Katup
o Lokasi katup dijalur pipa harus sesuai dengan ketentuan dan pengarahan yang diberikan oleh
Direksi.
Bak Katup Permukaan (Surface Valve Box) dan Ruang Katup (Valve Chamber).
o Bak katup permukaan tidak boleh menghantarkan tekanan terhadap katup, harus terletak tepat
ditengah serta tegak lurus diatas pemutar katup tersebut. Tutup bak harus rata dengan
permukaan jalan / trotoar yang ada atau permukaan lainnya, sesuai dengan pengarahan
direksi. Bak katup harus dikonstruksi dari beton bertulang dengan dimensi yang ditentukan
dalam gambar. Bak beton yang dicor diatas boleh dipasang atas ijin Direksi. Pemutar
dipasang rata dengan permukaan jalan/ trotoar yang ada atau permukaan lainya menurut
petunjuk Direksi.
Pipa Penguras
o Cabang penguras tidak boleh disambung kesaluran pembuangan manapun, atau kesaluran
terendam, atau dipasang sedemikian sehingga aliran kembali distribusi.
Blok Penahan (Thrut Block)
o Semua pergeseran / pergerakan jalur pipa yang akan terjadi harus dicegah dengan memasang
blok penahan dari beton. Kontraktor harus merencanakan, menyediakan dan memasang
semua blok penahan yang diperlukan. Blok penahan dipasang pada semua percabangan
pipa , penutup, tapper, belokan (bend), reducer, fire hydrant, katup dan sebagainya. Blok
penahan harus diletakkan sedemikian rupa untuk memudahkan perbaikan katup, hydrant,
fittings dan lain-lain. Kualitas beton harus kelas K 175 dengan campuaran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr
kekuatan tekan hari ke 28 tidak kurang dari 140 kg/cm. Analisa struktur harus disiapkan oleh
kontraktor dan disetujui oleh Direksi. Gaya tekan, kalkulasi dan ukuran blok penahan harus
diambil dari petunjuk pabrik untuk suatu jenis bahan pipa khusus, sedangkan tekanan pipa
sama dengan tekanan pengujian dilapangan yang sebenarnya.
Penimbunan Kembali
Bahan Timbunan
Semua bahan timbunan harus bebas dari batu batuan, sampah, debu atau bahan-bahan
lain yang tidak sesuai sebagai bahan timbunan.

Penggunaan Bahan Galian Sebagai Timbunan


Jika jenis bahan tidak ducantumkan dalam uraian pekerjaan maupun gambar, maka rekanan
dapat menimbun dengan galian yang terdiri dari bahan-bahan yang mengandung lempung,
pasir, kerikil, atau bahan lainnya yang dapat dipakai sebagai bahan timbunan.

Penimbunan Pasir dan Kerikil


Jika penimbunan pasir dan kerikil tidak ditunjukkan dalam gambar dan menurut rencana
Direksi harus digunakan pada sebagian dari pekejaan, maka rekanan harus menyediadakn
dan menimbun dengan pasir atau kerikil sesuai dengan petunjuk Direksi sebagai suatu
pekerjaan tambahan.

Penimbunan dibawah Pipa


Semua galian harus ditimbun dengan tangan mulai dasar sampai pertengahan pipa dengan
pasir , kerikil, atau bahan lain yang disetujui. Penimbunan dilakukan dengan 15 cm dan
dipadatkan dengan pemadat. Bahan disebarkan kesetiap penjuru ruang galian disekitar pipa
secara merata.

Penimbunan Diatas Pipa


Dari garis tengah pipa serta perlengkapannya sampai kedalam kira kira 30 cm diatas pipa,
galian harus ditimbun dengan tangan atau dengan metode mekanis yang disetujui, harus
dihindari terjadinya kerusakan atau pergeseran pipa.

63

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

Penimbunan s/d permukaan Tanah


Dari kedalaman 30 cm diatas permukaan pipa hingga kepermukaan galian harus ditimbun
dengan tangan atau dengan metode mekanis serta dipadatkan dengan penadat untuk
mencegah menurunnya permukaan setelah selesai pekerjaan penimbunan.
Pasir Timbunan
Semua pasir yang digunakan untuk menimbun harus dengan butiran halus sampai dengan
kasar tidak bertepung dan bebas kotoran, debu-debu atau bahan yang lain. Lempung yang
terdapat pada pasir tidak boleh melebihi 10 % berat keseluruhan
Penyelesaian Akhir Jaringan

Pengecatan
Permukaan yang tampak dicat sesuai dengan petunjuk digambar atau seperti yang
diperkirakan Direksi dengan menggunakan cat tahan karat.Permukaan yang telah dicat bila
rusak atau luntur saat pemasangan, harus diperbaiki dan dicat kembali sampai seperti
keadaaan semula atau seperti yang disetujui oleh Direksi.

Pembersihan Pipa
Rekanan harus membersihkan seluruh pipa yang terpasang dengan penggelontoran yang
sesuai dengan petunjuk direksi.Penggelontoran dengan memancarkan air dari cabang
penguras, dimulai dari bagian hulu dan secara berturut-turut kebagian hilir.Lamanya
pemancaran air dari tiap-tiap bagian pengurasan harus dikerjakan sesuai dengan petunjuk
Direksi.

Pengujian Tekanan Hidrostatis


Umum
Uraian berikut ini adalah syarat-syarat yang diperlukan untuk pengujian sambungan pipa
dalm menjamin bahwa tingkat kebocoran dapat ditekan sekecil mungkin.

Pengujian Tekanan
Sesudah pipa dipasang dan sebagian ditimbun, pipa-pipa yang telah terpasang harus diuji
terhadap tekanan hidrostatis.

Lamanya Pengujian Tekanan


Lamanya pengujian tekanan harus paling sedikit 30 menit atau lebih sesuai dengan
pengarahan Direksi dan ketentuan pabrik pembuatnya.

Prosedur
Untuk pipa dengan diameter 600 mm atau lebih kecil, setiap bagian yang berkatup harus
diisi perlahan lahan dengan air dan harus diuji dengan pengujian tekanan sebeasar 150
% dari tekanan pengoperasian normal dengan memakai pompa yang dihubungkan kejalur
pipa yang telah disetujui oleh Direksi

Menghilangkan Udara Sebelum Pemgujian


Sebelum diadakan Pengujian tekanan, seluruh udara dari dalam pipa harus dikeluarkan,
jila tidak akan terdapat udara yang permanen pada setiap titik yang tinggi, dan harus
memasang Corporation Cock pada titik tersebut sesuai dengan arahan dari Direksi,
sehingga udara dapat dikeluarkan pada saat pipa diisi dengan air.

Pemeriksaaan dibawah Tekanan


Pipa, Perlengkapan, katup-katup dan sambungan lain yang terbuka harus betul-betul
diperiksa selama pengujian tekanan. Jika terlihat adanya kebocoran sambungan harus
dikencangkan. Setiap terjadi retakan atau kerusakan pada pipa, perlengkapan atau pada
katup-katupnya pada waktu pengujian, maka harus disingkirkan dan diganti sesuai
dengan petunjuk Direksi dan pengujian harus diulangi sampai mendapat persetujuan dari
Direksi.

64

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RKS
RUSUS

Pengujian Kebocoran
Pengujian kebocoran dilakukan sesudah pengujian tekanan diselesaikan dengan baik.
Alat pengukuran dan peralatan untuk pengujian kebocoran ini disediakan oleh rekanan,
baik peralatan pipa, sambungan-sambungan serta alat-alat lainnya yang membantu
pengerjaan pengujian ini. Lamanya waktu setiap pengujian. Kebocoran ini adalah 2 (dua)
jam dan selama pengujian pipa harus beroperasi pada tekanan normal.
Kebocoran akan didefinisikan sebagai jumlah air yang harus disediakan pada pipa yang
baru dipasanng untuk mengatur tekanan sesudah udara dalam pipa dikeluarkan dan pipa
telah diisi dengan air. Pemasangan pipa tidak akan diterima bila kebocoran lebih besar
dari nilai yang tertera dalam tabel berikut ini. Semua nilai dalam tabel ini dihitung
berdasarkan standar AWWA.

Variasi Kebocoran yang Diijinkan


Jika pada pengujian terhadap pipa yang terpasang terjadi kebocoran yang lebih besar dari
tabel yang diberikan diatas, maka rekanan harus memperbaiki sambungan sehingga
tercapai batas kebocoran yang dikehendaki, dan atas biaya rekanan.

Penimbunan Sebelum Pengujian


Jika diinginkan penimbunan sebagian, karena masalah gangguan lalu lintas atau
keperluan lain, maka rekanan harus mengerjakan dengan petunjuk Direksi.

Perbaikan Kembali
Rekanan berkewajiban serta bertanggung jawab melakukan perbaikan kembali, sesuai dengan
konstruksi semula dengan kualitas yang minimal harus sama, untuk semua bangunan yang
rusak oleh rekanan akibat pelaksanaan pekerjaan pipa antara lain :

Jalan aspal harus kembali bersatu


Trotoar beton harus kembali berbeton
Bidang berumput / tanaman yang dirusak harus seperti semula

Seluruh biaya perbaikan kembali tersebut adalah tanggung jawab dari rekanan.

65

Anda mungkin juga menyukai