Anda di halaman 1dari 75

REPUBLIK INDONESIA

KAJIAN EVALUASI PEMBANGUNAN


SEKTORAL

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Kelangsungan Hidup Anak

Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan


Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
2009

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

KATA PENGANTAR
Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pembangunan nasional. Peningkatan derajat
kesehatan yang terus diupayakan oleh pemerintah
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain lingkungan,
perilaku, dan pelayanan medis. Faktor-faktor ini akhirnya juga
ikut mempengaruhi kelangsungan hidup anak yang
direfleksikan oleh salah satu indikator dampak pembangunan
kesehatan, yaitu angka kematian bayi.
Berkaitan dengan hal tersebut, Direktorat Evaluasi Kinerja
Pembangunan
Sektoral,
Deputi
Evaluasi
Kinerja
Pembangunan telah menyusun kajian evaluasi pembangunan
sektoral mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kelangsungan Hidup Anak. Diharapkan kajian ini dapat
bermanfaat dan menjadi masukan bagi kita semua khususnya
dalam penyusunan kebijakan bidang pembangunan kesehatan
di masa yang akan datang
Masukan, saran, dan kritik sangat kami harapkan untuk
perbaikan dan penyempurnaan kajian ini. Akhirnya, kami
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyusunan kajian ini.
Jakarta, Desember 2009
Plt. Deputi Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan

Dr. Ir. Dedi M. Masykur Riyadi

ii

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................
DAFTAR ISI ......................................................................
DAFTAR TABEL ...............................................................
DAFTAR GAMBAR ...........................................................

ii
iii
iv
v

I.

PENDAHULUAN .....................................................
1.1.
Latar Belakang ............................................
1.2.
Ruang Lingkup .............................................
1.3.
Tujuan Penelitian .........................................

1
1
4
5

II.

LANDASAN TEORI .................................................


2.1.
Keadaan Kesehatan Indonesia ....................
2.2.
Peranan Faktor Sosial Ekonomi Terhadap
Kelangsungan Hidup Anak ...........................
2.2.1 Teori Mosley dan Chen ................................
2.2.2 Teori Filmer .................................................
2.3.
Studi Empiris ..............................................

6
6
9
10
35
37

METODOLOGI PENELITIAN ..................................


3.1.
Analisis Kuantitatif .......................................
3.2.
Data .............................................................
3.2.1 Jenis Data ...................................................
3.2.2 Sumber Data ...............................................

39
39
48
48
48

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..............................


4.1.
Perkembangan Sektor Kesehatan .............
4.2.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kelangsungan Hidup Anak (Child Survival) ..
4.2.1 Analisis Nasional .........................................
4.2.2 Analisis Regional .........................................

50
50

V.

KESIMPULAN .........................................................

65

DAFTAR PUSTAKA .................................................

67

III.

iii

52
54
56

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1
Tabel 4.1

Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8

Definisi dan Sumber Data Sekunder ............


Estimasi Angka Kematian Bayi, Angka
Harapan Hidup, Net Reproduction Rate,
Angka Kelahiran Kasar, dan Angka Fertilias
Total (menurut Provinsi), 2007 .....................
Hasil Regresi Tingkat Nasional ....................
Hasil Regresi Pulau Sumatera .....................
Hasil Regresi Pulau Jawa ............................
Hasil Regresi Pulau Bali, NTB dan NTT ........
Hasil Regresi Pulau Kalimantan ...................
Hasil Regresi Pulau Sulawesi ......................
Hasil Regresi Pulau Papua dan Maluku .......

iv

49

53
55
57
58
60
61
62
64

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3

Perbedaan Penelitian Sosial dan Medis ...


Keterkaitan Faktor Kesehatan ..................
Faktor-Faktor Penyebab Outcomes
Kesehatan ...............................................

11
20
36

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari pembangunan nasional yang harus


terus

menerus

diupayakan

oleh

pemerintah.

Derajat

kesehatan suatu negara dapat dilihat dari indikator utama


kesehatan, seperti Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant
Mortality Rate (IMR) dan Angka Kematian Ibu (AKI) atau
Maternal Mortality Rate (MMR).
Harus diakui, bahwa pembangunan kesehatan

di

Indonesia cukup jauh tertinggal dibandingkan dengan negaranegara di wilayah Asia lainnya yang kondisi sosial ekonominya
tidak jauh berbeda, seperti Malaysia, Thailand, Srilanka dan
RRC. Perbandingan AKB Indonesia dengan keempat negara
tersebut menunjukkan hasil yang kurang baik. AKB Indonesia
berdasarkan SDKI 2007 adalah 34 per seribu kelahiran hidup.
Sementara itu berdasarkan sumber CIA World Factbook
(2009) yang dikutip dalam portal indexmundi, didapatkan
bahwa AKB Malaysia cukup rendah yaitu sekitar 15,87 per
1

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

seribu kelahiran hidup, kemudian diikuti Thailand yaitu 17,63


per seribu kelahiran hidup. AKB Srilanka dan RRC masih
berada di atas Malaysia dan Thailand yaitu sebesar 18,57 per
seribu kelahiran hidup dan 20,25 per seribu kelahiran hidup.
Apabila dibandingkan, maka AKB Indonesia hampir dua kali
lipat besarnya dari rata-rata AKB di empat negara tersebut.
Berkaitan dengan permasalahan di atas, RPJMN 20042009 secara gamblang menyebutkan beberapa permasalahan
kesehatan yang dihadapi oleh pemerintah saat ini yaitu (i)
disparitas status kesehatan; (ii) beban ganda penyakit; (iii)
kinerja pelayanan kesehatan yang rendah; (iv) perilaku
masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan
sehat; (v) rendahnya kondisi kesehatan lingkungan; (vi)
rendahnya

kualitas,

pemerataan

dan

keterjangkauan

pelayanan kesehatan; (vii) terbatasnya tenaga kesehatan dan


distribusi tidak merata; dan (viii) rendahnya status kesehatan
penduduk miskin.
Selain

faktor

rendahnya

pemerataan

dan

keterjangkauan pelayanan kesehatan, faktor sosial ekonomi


juga sangat mempengaruhi angka kematian bayi dan balita.
Hal ini dapat dilihat dari masih terdapatnya kesenjangan
angka kematian bayi dan balita yang cukup besar antar tingkat
pendidikan, sosial ekonomi, antar perkotaan dan perdesaan.
2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

AKB pada penduduk yang tidak berpendidikan masih tiga kali


lipat lebih besar dibandingkan dengan yang berpendidikan
tinggi, begitu pula dengan AKB pada tingkat sosial ekonomi
rendah masih lebih besar dibandingkan dengan tingkat
ekonomi tinggi. Hal yang sama juga terjadi antar perkotaan
dan perdesaan, yaitu AKB di perdesaan lebih tinggi daripada
di perkotaan. Kesenjangan tersebut juga dapat dilihat dari
antar provinsi. AKB tertinggi terdapat di Sulawesi Barat (74 per
seribu kelahiran hidup) dan Nusa Tenggara Barat (72 per
seribu kelahiran hidup), angkanya mencapai hampir empat kali
lipat dari provinsi dengan AKB terendah yaitu Yogyakarta (19
per seribu kelahiran hidup). Hal ini menunjukkan tidak
meratanya

dan rendahnya akses serta kualitas pelayanan

kesehatan ibu dan anak.


Tingginya angka kematian bayi dan balita tidak dapat
dibiarkan begitu saja, mengingat kelangsungan hidup anak
sangat menentukan kualitas sumber daya manusia di masa
yang akan datang. Oleh karena itu, diperlukan intervensi yang
tepat untuk mengurangi angka kematian tersebut. Intervensi
yang efektif hanya dapat dilakukan, jika diketahui faktor-faktor
signifikan yang mempengaruhi kelangsungan hidup anak.
Studi empiris di negara sedang berkembang lain, seperti India
dan

Kenya,

mengenai

kelangsungan
3

hidup

anak,

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

menunjukkan bahwa tidak hanya faktor di dalam sektor


kesehatan, seperti jumlah puskesmas, bidan, dan infrastruktur
kesehatan yang mempengaruhi kelangsungan hidup anak,
tetapi juga faktor di luar sektor kesehatan, seperti tingkat
pendidikan orang tua dan tingkat pendapatan rumah tangga.

1.2.

Ruang Lingkup
Kajian evaluasi ini dilakukan untuk melihat faktor-faktor

signifikan yang mempengaruhi kelangsungan hidup anak di


Indonesia,

dengan

menggunakan

variasi

data

456

kabupaten/kota dari tahun 1999-2006.


Secara detil, kajian evaluasi ini akan memberikan
fokus perhatiannya pada hal-hal yang berkaitan dengan :

Pengaruh

faktor-faktor

yang

menyebabkan

meningkatnya kelangsungan hidup anak, terutama


untuk faktor-faktor yang lebih bersifat sosial ekonomi,
bukan faktor medis.

Kelangsungan hidup anak yang direfleksikan atau


dicerminkan oleh angka kematian bayi.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

1.3.

Tujuan Penelitian
Secara khusus, tujuan dari studi ini adalah untuk:

1. Mengidentifikasi faktor-faktor sisi permintaan dan


penawaran dari sektor kesehatan yang mempengaruhi
kelangsungan hidup anak;
2. Memperoleh gambaran pelaksanaan program sektor
kesehatan, yang berkaitan dengan kelangsungan
hidup anak;
3. Menyusun rekomendasi kebijakan terkait pelaksanaan
program sektor kesehatan yang berkaitan dengan
kelangsungan hidup anak.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Keadaan Kesehatan Indonesia


Kondisi

kesehatan

di

Indonesia

mengalami

perkembangan yang sangat berarti dalam beberapa dekade


terakhir. Meskipun demikian masih terdapat tantangan baru
sebagai akibat perubahan sosial dan ekonomi seperti yang
dijelaskan dalam salah satu publikasi World Bank yang
berjudul Peningkatan Keadaan Kesehatan Indonesia, yaitu:
1. Pola penyakit yang semakin kompleks. Indonesia saat
ini berada pada pertengahan transisi epidemiologi
dimana penyakit tidak menular meningkat drastis,
sedangkan penyakit menular masih menjadi penyebab
penyakit

yang

utama.

Angka kematian

bayi

di

Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan dengan


kebanyakan negara tetangga. Satu dari dua puluh
anak meninggal sebelum mencapai usia lima tahun.
Perubahan yang diiringi semakin kompleksnya pola
penyakit merupakan tantangan terbesar bagi sistem
kesehatan di Indonesia.
6

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

2. Tingginya ketimpangan regional dan sosial ekonomi


dalam sistem kesehatan. Di banyak provinsi, angka
kematian

bayi

dan

anak

terlihat

lebih

buruk

dibandingkan dengan situasi di beberapa negara Asia


termiskin.

Kelompok

miskin

mendapatkan

akses

kesehatan yang paling buruk dan umumnya sedikit


mendapatkan

imunisasi

ataupun

mendapatkan

bantuan tenaga medis yang terlatih dalam proses


melahirkan. Kematian anak sebelum mencapai usia
lima tahun dari keluarga termiskin mencapai sekitar
empat kali lebih tinggi dibandingkan anak dari keluarga
terkaya.
3. Menurunnya
kesehatan

kondisi
publik

dan

serta

penggunaan

kecenderungan

fasilitas
penyedia

utama fasilitas kesehatan beralih ke pihak swasta.


Angka

penduduk

yang

diimunisasi

mengalami

penurunan sejak pertengahan tahun 1990, hanya


setengah

dari

anak-anak

di

Indonesia

yang

diimunisasi. Indonesia bahkan tertinggal dibandingkan


dengan

negara-negara

seperti

Phillipina

dan

Bangladesh. Secara keseluruhan, penggunaan fasilitas


kesehatan umum terus menurun dan semakin banyak
orang Indonesia memilih fasilitas kesehatan yang
7

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

disediakan oleh pihak swasta ketika sakit. Dalam


masalah kesehatan, penduduk miskin cenderung lebih
banyak berobat pada tenaga kesehatan non-medis,
sehingga

angka

pemanfaatan

rumah

sakit

oleh

penduduk miskin masih rendah.


4. Pembiayaan kesehatan yang rendah dan timpang.
Pembiayaan

kesehatan

saat

ini

lebih

banyak

dikeluarkan dari uang pribadi yang mencapai sekitar


75-80 persen dari total biaya kesehatan. Lebih lanjut,
cakupan asuransi amat terbatas, hanya mencakup
pekerja di sektor formal dan keluarganya saja, atau
hanya sekitar sepertiga penduduk dilindungi oleh
asuransi kesehatan formal. Meskipun demikian mereka
yang telah diasuransikan masih harus mengeluarkan
sejumlah dana pribadi yang cukup tinggi untuk
sebagian besar pelayanan kesehatan. Akibatnya,
kaum miskin masih kurang memanfaatkan pelayanan
kesehatan yang dibiayai oleh pemerintah.
5. Desentralisasi

menciptakan

tantangan

dan

memberikan kesempatan baru. Saat ini, pemerintah


daerah merupakan pihak utama dalam penyediaan
fasilitas kesehatan. Jumlah pengeluaran daerah untuk
kesehatan terhadap total pengeluaran kesehatan
8

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

meningkat dari 10 persen sebelum desentralisasi


menjadi 50 persen sejak era desentralisasi pada tahun
2001. Hal ini dapat membuat pola pengeluaran
kesehatan menjadi lebih responsif terhadap kondisi
lokal dan keragaman pola penyakit. Akan tetapi hal ini
akan berdampak juga pada hilangnya skala ekonomis,
meningkatnya ketimpangan pembiayaan kesehatan
secara regional dan berkurangnya informasi kesehatan
yang penting.

2.2

Peranan

Faktor

Sosial

Ekonomi

Terhadap

Kelangsungan Hidup Anak


Beberapa teori dan studi empiris menggambarkan
kesehatan sebagai fungsi produksi, yang menunjukkan
adanya hubungan struktural antara outcomes kesehatan
dengan variabel-variabel perilaku rumah tangga, seperti
pemberian nutrisi, pemberian ASI, pengaturan jarak kelahiran,
dan sebagainya. Sejalan dengan hal tersebut, terdapat
keterkaitan antara faktor sosial ekonomi dengan kelangsungan
hidup anak. Hubungan ini dapat dijelaskan oleh dua teori,
yaitu (1) Teori Mosley dan Chen; (2) Teori Filmer berikut ini.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

2.2.1

Teori Mosley dan Chen


Mosley dan Chen (1984) membagi variabel-variabel

yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup anak menjadi


dua, yaitu; (1) Variabel yang dianggap eksogenous atau sosial
ekonomi (seperti budaya, sosial, ekonomi, masyarakat, dan
faktor regional) dan; (2) Variabel endogenous atau faktor
biomedical (seperti pola pemberian ASI, kebersihan, sanitasi
dan nutrisi).
Hubungan antara karakteristik sosial ekonomi dengan
angka

kematian

anak

sangat

kuat,

walaupun

masih

merupakan Black Box mengenai mekanisme pengaruh


karakteristik sosial ekonomi terhadap angka kematian anak
dalam penelitian sosial. Faktor medis yang menyebabkan
kematian anak tidak dapat dimasukkan ke dalam ranah
penelitian sosial, melainkan ke dalam penelitian medis. Faktor
medis tersebut lebih difokuskan pada proses biologi dari
penyakit, seperti penyakit yang menyebabkan kematian anak
(infeksi, diare dan kurang gizi). Perbedaan antara penelitian
sosial dan medis dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut.

10

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

Gambar 2.1 Perbedaan Penelitian Sosial dan Medis


A Social science approach
Socioeconomic
determinants

Mortality

B Medical science approach

Environmental
contamination/
Dietary intake

Environmental
control

Disease
Infection
Malnutrition

Personal preventive
measures

Mortality

Therapeutic
medical technology

Sumber: Mosley dan Chen (1984)

Secara

tradisional,

penelitian

ilmu-ilmu

sosial

mengenai mortalitas anak lebih fokus pada hubungan antara


status sosial ekonomi suatu masyarakat dengan tingkat/pola
mortalitas penduduk (Gambar 2.1A). Penelitian ini digunakan
untuk menarik kesimpulan mengenai sebab-akibat faktor
mortalitas, yang dilihat dari karakteristik sosial ekonomi.
Misalnya, pendapatan dan pendidikan ibu adalah dua faktor
yang bisa dihubungkan dengan faktor mortalitas anak (dan
dianggap sebagai determinan kausal) di negara berkembang.
Sedangkan, penelitian medis lebih dipusatkan pada
proses biologi yang menimbulkan penyakit dan tidak terlalu
11

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

fokus pada mortalitas itu sendiri. Asumsi dan metode yang


berbeda diklasifikasikan pada Gambar 2.1B. Variabel-variabel
pengaruh yang paling sering diukur dalam penelitian medis
adalah morbiditas, yaitu manifestasi proses penyakit di antara
mereka yang masih hidup yang biasanya dihitung berdasarkan
timbul dan berjangkitnya penyakit dalam suatu populasi.
Dampak penyakit terhadap mortalitas pada sebagian besar
penduduk cenderung diabaikan, dan determinan sosial
ekonomi biasanya dikesampingkan atau hanya dibahas
secara dangkal.
Penelitian
memberikan

sosial

kontribusi

maupun
yang

besar

penelitian
bagi

medis,

pemahaman

mengenai penyebab kematian anak di negara sedang


berkembang. Kunci dari model kelangsungan hidup anak
terletak

pada

identifikasi

sekumpulan

variabel

yang

menyebabkan peningkatan resiko kematian pada anak.

A.

Pendekatan

Variabel

Antara

atau

Determinan

Terdekat
Pendekatan variabel antara atau determinan terdekat
digunakan untuk menjelaskan bagaimana sejumlah faktor
sosial ekonomi dapat mempengaruhi kelangsungan hidup
12

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

anak.

Kunci

dari

pendekatan

ini

adalah

identifikasi

serangkaian determinan terdekat, atau variabel antara, yang


secara

langsung

mempengaruhi

risiko

morbiditas

dan

mortalitas. Semua determinan sosial dan ekonomi harus


melalui

variabel

kelangsungan

antara

hidup

untuk

anak.

dapat

Beberapa

mempengaruhi
hal

yang

perlu

diperhatikan mengenai kelangsungan hidup anak terkait


pendekatan variabel antara, yaitu:
1. Dalam suatu lingkungan yang optimal, lebih dari 97
persen bayi yang baru lahir dapat diharapkan bertahan
hidup selama lima tahun pertama dalam hidupnya.
2. Mengecilnya probabilitas kelangsungan hidup ini dalam
setiap masyarakat disebabkan oleh faktor-faktor sosial,
ekonomi, biologi, dan lingkungan.
3. Determinan sosial ekonomi (atau variabel pengaruh)
harus memberikan pengaruh melalui variabel antara
yang lebih mendasar yang pada gilirannya akan
mempengaruhi risiko penyakit dan hasil dari proses
penyakit tersebut.
4. Penyakit tertentu dan kekurangan gizi yang tampak
pada penduduk yang masih bertahan hidup dapat

13

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

dianggap sebagai indikator biologis dari pengaruh


variabel antara.
5. Gangguan
akhirnya

pertumbuhan
kematian

(growth

anak

faltering)

(variabel

dan

terpengaruh)

merupakan konsekuensi kumulatif dari proses berbagai


macam penyakit (termasuk interaksi bio-sosialnya).
Kematian seorang anak jarang disebabkan hanya oleh
satu penyakit saja.
Variabel antara ini dikelompokkan ke dalam lima kategori:
1. Faktor ibu: umur, paritas, dan jarak kelahiran;
2. Pencemaran

lingkungan:

udara,

makanan/air/jari,

kulit/tanah/zat penular kuman penyakit, serangga


pembawa penyakit (vector);
3. Kekurangan gizi: kalori, protein, gizi-mikro (vitamin dan
mineral);
4. Luka: kecelakaan, luka yang disengaja;
5. Pengendalian

penyakit

perorangan:

usaha-usaha

preventif perorangan, perawatan dokter.


Dalam mencapai nilai analitis yang maksimal, variabel
antara

tidak

menyebabkan

hanya

berlaku

gangguan

sebagai

pertumbuhan
14

indikator,
dan

yang

kematian,

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

melainkan

juga

harus

dapat

diukur

dalam

penelitian

berbasiskan populasi tertentu (population-based research).


Dalam beberapa kasus variabel antara dapat diukur secara
langsung, namun dalam kasus lain tidak dapat diukur secara
langsung. Berikut ini adalah penjelasan mengenai lima
kategori variabel antara sekaligus dengan pengukurannya.

Faktor Ibu
Faktor ibu meliputi umur, paritas dan jarak kelahiran.
Masing-masing faktor tersebut mempunyai pengaruh terhadap
hasil kehamilan dan kelangsungan hidup bayi. Selain itu,
dimungkinkan juga terdapat sinergisme diantara variabelvariabel faktor ibu, misalnya jarak kelahiran yang dekat
ditambah dengan umur ibu yang muda.

Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan berkaitan dengan penularan
penyakit kepada anak (dan ibu). Empat kategori yang
menggambarkan jalur-jalur utama penularan penyakit ke
sekelompok

besar

penduduk

meliputi:

(i)

udara

yang

merupakan jalur penyebarluasan penyakit pernapasan dan


banyak penyakit lainnya yang ditularkan melalui kontak; (ii)
15

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

makanan,

air,

dan

jari

yang

merupakan

jalur

utama

penyebarluasan diare dan penyakit usus lainnya; (iii) kulit,


tanah, dan benda mati yang merupakan jalur infeksi kulit; serta
(iv) serangga pembawa penyakit yang menularkan penyakit
parasit dan virus.
Dalam studi lapangan, tingkat pencemaran lingkungan
yang mencerminkan berbagai jalur penularan penyakit bisa
diukur secara langsung dengan pemeriksaan mikrobiologi
yang meliputi sampel udara, air, makanan, pembersihan kulit
atau serangga pembawa penyakit.
Tingkat kerawanan terhadap serangan penyakit dapat
juga

diperkirakan

dan

diketahui

derajatnya

dengan

menggunakan serangkaian indeks fisik sederhana, yang


diketahui sangat erat kaitannya dengan tingkat pencemaran
biologis suatu lingkungan. Misalnya, (i) pencemaran udara dan
risiko terkena infeksi pernapasan karena sentuhan dapat
diketahui dari intensitas kepadatan rumah tangga (orang per
kamar); (ii) pencemaran air dapat diukur dari sumber
persediaan air (parit, kolam, sumur terbuka, sumur tertutup,
pompa tangan, air ledeng); (iii) pencemaran makanan rumah
tangga dapat diukur dari praktek-praktek mencuci, memasak
dan menyimpan bahan makanan; serta (iv) pencemaran tinja

16

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

yang dapat diukur dari adanya kakus atau WC, atau


pemakaian sabun dan air.
Penggunaan lebih dari satu ukuran dapat digunakan
untuk memperoleh suatu indeks gabungan apabila memang
sesuai (misalnya, timbulnya penyakit diare, penyebaran
parasit cacing gelang, dan tidak adanya fasilitas WC). Namun
apabila hal ini dilakukan, harus juga diperhatikan untuk
memperlakukan masing-masing ukuran sebagai faktor yang
terpisah,

khususnya

interpretasi

hasil

dalam
penelitian

model
akan

multivariat

karena

dikacaukan

oleh

multikolinearitas.

Kekurangan Gizi
Kekurangan gizi berhubungan dengan kalori, protein
dan gizi mikro. Kelangsungan hidup anak tidak hanya
dipengaruhi oleh tersedianya gizi bagi anak melainkan juga
bagi ibu. Gizi dan diet ibu selama hamil mempengaruhi berat
bayi

yang

dilahirkan,

dan

selama

masa

menyusui

mempengaruhi jumlah dan kualitas gizi susu ibu.


Persediaan gizi untuk bayi (atau ibu selama hamil dan
menyusui) dapat diukur secara langsung dengan menimbang
berat semua makanan sebelum dimakan, disertai analisis
17

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

biokimia dengan mengambil sampel makanan. Pengukuran


yang kurang cermat dapat diperoleh dengan mengamati apa
yang dimakan, atau dengan cara mengingat riwayat diet.
Pengukuran-pengukuran yang lebih kasar ini dapat berguna
khususnya

dalam

mengukur

tingkat

relatif

gizi

yang

dikonsumsi. Kekurangan gizi tertentu dalam makanan dapat


juga diukur dengan ukuran-ukuran badan atau biokimia.

Luka
Luka disini meliputi luka fisik, luka bakar, dan
keracunan. Meskipun luka kecelakaan sering dianggap
sebagai kejadian kebetulan, namun tingkat dan polanya pada
suatu kelompok dapat mencerminkan resiko lingkungan yang
berbeda-beda, sesuai dengan konteks lingkungan dan sosial
ekonominya. Luka dapat juga ditimbulkan secara sengaja,
contoh yang paling nyata adalah pembunuhan bayi.
Kategori variabel ini diukur dengan timbulnya luka-luka
baru atau penyebaran kumulatif luka yang berhubungan
dengan ketidakmampuan (disability), misalnya luka bakar
yang sangat parah.

18

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

Pengendalian Penyakit Perorangan


Salah satu komponen dalam pengendalian penyakit
perorangan adalah tindakan preventif yang diambil oleh orang
sehat untuk mencegah penyakit. Hal ini meliputi tingkah laku
tradisional seperti mengikuti hal-hal tabu dalam masyarakat,
dan

praktek-praktek

modern

seperti

imunisasi

atau

pencegahan penyakit malaria dan perawatan antenatal.


Variabel ini biasanya diukur dengan pemakaian pelayanan
preventif yang dilaporkan seperti imunisasi, pencegahan
malaria, atau perawatan antenatal (sebelum lahir).
Komponen kedua dalam kategori ini adalah perawatan
dokter, yang berkaitan dengan usaha-usaha yang dilakukan
untuk mengobati penyakit setelah timbulnya penyakit.
Berbagai prosedur dapat digunakan untuk mengukur
dan membuat skala variabel antara dari kelangsungan hidup
anak. Prosedur tersebut dapat dimulai dari analisis biologis
yang canggih mengenai lingkungan dan contoh-contoh bahan
makanan, pemeriksaan medis individu, pengamatan visual
mengenai lingkungan, sampai hanya mengajukan pertanyaanpertanyaan.
Gambar 2.2 menunjukkan suatu kerangka mengenai
bagaimana kelima kelompok variabel antara dalam empat
19

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

kelompok

pertama

mempengaruhi

perubahan

tingkat

kesehatan individu terhadap penyakit. Faktor pengendalian


penyakit perorangan mempengaruhi tingkat penyakit (melalui
pencegahan) dan tingkat kesembuhan (melalui pengobatan).
Penyakit tertentu (infeksi atau kekurangan gizi) pada dasarnya
bersifat sementara, dapat disembuhkan sama sekali atau
berakibat terhadap gangguan pertumbuhan bagi mereka yang
masih hidup (atau menimbulkan cacat lainnya) dan/atau
membawa kematian.
Gambar 2.2 Keterkaitan Faktor Kesehatan

Socioeconomic determinants

Maternal
factors

Environmental
contamination

Nutrient
deficiency

Injury

Healthy

Sick
Prevention

Treatment

Growth
faltering

Personal illness
control

Sumber: Mosley dan Chen (1984)

20

Mortality

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

Salah satu aspek baru dari model konseptual ini


adalah definisi mengenai keadaan sakit tertentu yang terdapat
dalam diri individu sebagai suatu indikator beroperasinya
variabel antara, bukan sebagai sebab dari penyakit dan
kematian.
Pendekatan variabel antara atau determinan terdekat
dalam mengkaji kelangsungan hidup anak ini sejajar dengan
pendekatan yang digunakan Davis dan Blake (1965)1 dalam
mengembangkan suatu kerangka analisis untuk studi fertilitas.
Masalah-masalah yang ditimbulkan oleh analisis mortalitas
tentunya jauh lebih kompleks karena kematian seorang anak
lebih

merupakan

hasil

akhir

dari

rangkaian

kumulatif

penderitaan biologis daripada hasil dari satu peristiwa biologis


saja. Hal ini sangat berbeda dengan model fertilitas yang
semua determinannya mempengaruhi suatu peristiwa biologi
tunggal. Jadi nampaknya tidak mungkin suatu kerangka
variabel antara untuk mortalitas dengan mudah diubah
menjadi suatu sistem kuantifikasi sederhana dari kontribusi
komponen-komponen tertentu terhadap perubahan mortalitas,
seperti yang telah dikembangkan oleh Bongaarts (1978)2
1

Dari buku Singarimbun, Masri.Kelangsungan Hidup Anak. Gajah Mada University


Press, 1988

Idem

21

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

untuk model fertilitas. Dengan demikian pengembangan suatu


kerangka konseptual untuk studi kelangsungan hidup anak
membutuhkan suatu definisi dari faktor-faktor yang menjadi
variabel antara mortalitas maupun suatu redefinisi dari
variabel pengaruh dan terpengaruh.

B.

Determinan Sosial Ekonomi


Selanjutnya akan dibahas mengenai serangkaian

determinan

sosial

ekonomi

(variabel

pengaruh),

yang

menunjukkan bagaimana determinan ini melalui variabel


antara mempengaruhi tingkat gangguan pertumbuhan dan
mortalitas. Determinan sosial ekonomi tersebut dikelompokkan
ke dalam tiga kategori variabel umum yang biasanya
digunakan dalam literatur ilmu-ilmu sosial, yaitu :
1. Variabel tingkat individu: produktivitas individu (ayah,
ibu), tradisi/norma/ sikap.
2. Variabel tingkat rumah tangga: pendapatan/kekayaan.
3. Variabel

tingkat

masyarakat:

lingkungan

ekologi,

ekonomi politik, sistem kesehatan.


Berikut ini adalah penjelasan untuk masing-masing kategori
variabel.
22

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

Variabel Tingkat Individu


Produktivitas indvidu. Tiga unsur yang menentukan
produktivitas anggota rumah tangga adalah ketrampilan
(khususnya diukur dari tingkat pendidikan), kesehatan, dan
waktu. Jika hasil yang diharapkan adalah seorang anak yang
sehat,

kemampuan

melahirkan

anak

dan

kemampuan

mengasuh anak (biasanya ibu) harus dipertimbangkan secara


terpisah

dari

orang

dewasa

lainnya

(biasanya

ayah).

Produktivitas ibu (yang dipengaruhi oleh ketrampilan, waktu


dan kesehatan ibu) berpengaruh secara langsung terhadap
variabel antara. Hal ini disebabkan, begitu eratnya hubungan
biologis antara ibu dan bayi selama masa hamil dan
menyusui, sehingga kesehatan dan status gizi ibu serta pola
reproduksi ibu mempengaruhi kesehatan dan kelangsungan
hidup anak secara langsung. Tanggung jawab pribadi ibu
untuk merawat dirinya sendiri selama masa hamil dan
mengasuh anaknya merupakan tahap-tahap yang paling
penting dalam hidupnya. Tingkat pendidikan ibu dapat
mempengaruhi kelangsungan hidup anak

dengan cara

mempengaruhi

meningkatkan

pilihan-pilihan

ibu

dan

ketrampilan ibu dalam praktek-praktek upaya perawatan


kesehatan. Praktek-praktek upaya perawatan kesehatan disini

23

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

adalah

yang

berkaitan

dengan

kontrasepsi,

gizi,

ilmu

kesehatan, pencegahan dan pengobatan penyakit.


Tingkat kesehatan seorang anak dipengaruhi oleh
waktu yang disediakan ibu untuk melakukan pemeriksaan
prenatal dan kunjungan ke klinik bayi yang baik, memberikan
ASI, menyiapkan makanan, mencuci pakaian, memandikan
anak, membersihkan rumah dan mengobati penyakit. Waktu
seorang ibu dapat digunakan atau dialihkan untuk melakukan
kegiatan-kegiatan lain yang secara ekonomis bersifat produktif
atau berguna dengan kesehatan anak. Dalam masyarakat
tradisional, suatu pembagian kerja yang jelas menurut jenis
kelamin

cenderung

memaksimalkan

waktu

ibu

untuk

mengasuh anak. Sebaliknya, dalam masyarakat tradisional


yang merupakan ciri di banyak negara berkembang, waktu
mengasuh

anak

sering

digunakan

untuk

mengerjakan

pekerjaan yang menghasilkan pendapatan. Konsekuensinya,


kesehatan dan mortalitas bayi sangat tergantung pada
keadaan ekonomi rumah tangga pada umumnya.
Berkaitan dengan ayah, terutama di daerah perkotaan,
tingkat pendidikan ayah merupakan faktor yang sangat
berpengaruh dalam pembelian aset rumah tangga dan
komoditi pasar yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Jadi
dalam banyak kasus, korelasi antara pengaruh kesehatan dan
24

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

tingkat pendidikan ayah (atau anggota dewasa lainnya yang


tidak mempunyai kemampuan melahirkan tetapi secara
ekonomis produktif dalam suatu rumah tangga) sangat kuat,
terutama karena pengaruhnya terhadap variabel antara
melalui pengaruh pendapatan. Pendidikan ayah dapat juga
mempengaruhi sikap dan kecenderungan dalam memilih
barang-barang konsumsi, termasuk pelayanan pengobatan
anak. Efek ini mungkin merupakan hal yang paling berarti
dalam kelangsungan hidup anak pada saat ayah yang lebih
berpendidikan

menikah

dengan

wanita

yang

kurang

berpendidikan.
Tradisi/norma/sikap. Berikut ini adalah determinandeterminan budaya yang penting bagi kesehatan dan
kelangsungan hidup anak.

Hubungan kekuasaan dalam rumah tangga. Dalam


masyarakat tradisional, meskipun ibu mempunyai
tanggung jawab penuh untuk mengasuh anak, ia
hanya mempunyai kekuasaan yang kecil dalam hal
alokasi sumber daya (makanan) untuk dirinya ataupun
anaknya atau mengenai hal yang penting dalam
mengasuh anak (diet dan pengobatan penyakit)
Seringkali keputusan-keputusan ini diambil oleh orang
yang lebih tua, terutama ibu mertua atau suami.
25

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

Walaupun demikian, saat ini terjadi suatu perubahan


penting dalam masyarakat tradisional yaitu suatu
pergeseran hubungan kekuasaan dalam rumah tangga
ke tangan ibu untuk kepentingan anak-anaknya sejalan
dengan semakin tingginya pendidikan ibu.

Nilai anak. Terdapat semakin banyak bukti bahwa


variabel nilai anak juga penting untuk meningkatkan
kelangsungan hidup anak. Dari segi ekonomi, investasi
keluarga dalam mengasuh anak bisa tergantung pada
keuntungan-keuntungan yang diharapkan. Harapan
yang berkaitan dengan perkawinan dapat menjadi
suatu faktor keuntungan ekonomi yang menentukan
kelangsungan hidup anak. Misalnya, di Kenya, gadisgadis dinilai berdasarkan mas kawin yang diberikan.
Hal ini mempengaruhi kelangsungan hidup anak
perempuan di negara tersebut, yaitu menjadi lebih baik
daripada
perdesaan

anak

laki-laki.

Bangladesh

Studi-studi
dan

Aman,

terbaru

di

Jordania,

menunjukkan bahwa mortalitas anak perempuan lebih


tinggi daripada mortalitas anak laki-laki, karena adanya
perbedaan

pemberian

perawatan kesehatan.

26

makanan

dan

kebiasaan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

Kepercayaan mengenai penyebab penyakit. Literatur


antropologi kaya dengan contoh-contoh mengenai
bagaimana

kepercayaan

masyarakat

tentang

penyebab penyakit, telah membentuk tingkah laku


yang

berpengaruh

pada

variabel

antara

dari

kelangsungan hidup anak. Hal ini meliputi praktekpraktek pencegahan penyakit secara ritual, sampai
kepada

pemilihan

terapi

dan

orang-orang

yang

mengobati penyakit. Manifestasi dari gejala ini adalah


kurang dimanfaatkannya atau underutilization fasilitasfasilitas kesehatan modern apabila fasilitas tersebut
disediakan bagi masyarakat tradisional. Salah satu
pengaruh paling kuat dari pendidikan formal adalah
penyebaran

konsep-konsep

pengobatan

ilmiah

modern. Apabila ibu mendapat informasi mengenai


pengobatan ilmiah modern tersebut, maka akan
mengubah preferensi ibu dalam praktek pemeliharaan
kesehatan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan
kelangsungan hidup anak secara signifikan.

Preferensi makanan. Pola-pola diet yang dipilih dan


diikuti oleh masyarakat sangat dipengaruhi oleh
budaya. Hal ini dibuktikan dengan adanya berbagai
pola makanan dalam berbagai kebudayaan, bahkan di
27

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

negara-negara maju. Diet ibu selama hamil dan polapola menyusui (dan bahkan pada masa kecil ibu itu
sendiri) serta makanan tambahan merupakan faktorfaktor penting dari kelangsungan hidup anak. Oleh
karena itu,

preferensi makanan dapat dianggap

sebagai faktor penting di banyak negara berkembang,


terutama dalam masyarakat dimana pantangan dan
pembatasan makanan biasanya dilakukan selama
masa hamil, menyusui, menyapih dan sakit.

Variabel Tingkat Rumah Tangga


Efek pendapatan/kekayaan. Berbagai macam barang,
jasa dan aset pada tingkat rumah tangga akan mempengaruhi
tingkat kesehatan dan mortalitas anak melalui variabel antara.
Di bawah ini adalah beberapa hal utama yang menunjukkan
efek pendapatan/kekayaan dapat mempengaruhi kesehatan
anak.

Makanan. Tersedianya makanan pokok dalam jumlah


dan gizi yang memadai merupakan hal yang sangat
penting dalam kelangsungan hidup. Selain itu, kualitas
kebersihan makanan (bersih, segar dan tidak busuk)

28

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

juga sangat penting dalam mencegah penularan


penyakit.

Air. Jumlah dan kualitas persediaan air merupakan


determinan

yang

penting

dalam

mempengaruhi

kerawanan terhadap penyakit. Tersedianya air dalam


jumlah yang cukup dan memiliki kualitas yang
memadai untuk mandi, mencuci dan membersihkan
merupakan

variabel

yang

dapat

mempengaruhi

kelangsungan hidup anak.

Pakaian/kain-kain tempat tidur (seprei, sarung bantal,


selimut).

Tersedianya

pakaian

yang

cukup

dan

memadai akan melindungi diri dari kondisi iklim


setempat serta mengurangi timbulnya infeksi kulit dan
gangguan parasit.

Rumah. Ventilasi yang tidak baik dan kondisi kamar


tidur yang padat mempengaruhi timbulnya infeksi kulit
dan pernapasan pada anggota rumah tangga. Sanitasi
yang memadai membutuhkan kasa penahan serangga
penganggu, bahan bangunan yang dapat dibersihkan,
serta ruangan-ruangan seperti dapur, kamar mandi,
WC, kamar tidur, tempat penyimpanan makanan dan
minuman, dan tempat yang terpisah untuk hewan.
Tersedia dan terpeliharanya sambungan-sambungan
29

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

pipa ledeng dan pipa pembuangan air kotor sangat


mempermudah pemeliharaan kesehatan.

Bahan

bakar/energi.

Suplai

bahan

bakar

yang

memadai sangat penting untuk memasak makanan


dan

merebus

air,

mengawetkan

makanan

yang

disimpan, dan mensterilkan alat-alat (khususnya untuk


botol bayi). Energi dibutuhkan untuk pendinginan, yaitu
untuk mencegah penyakit diare yang disebabkan
terlalu banyaknya bakteri dalam makanan yang
disimpan, dan selain itu juga untuk menghangatkan
badan dan mengurangi infeksi pernapasan pada iklim
dingin.

Transportasi.

Sarana

transportasi

penting

untuk

mencapai fasilitas kesehatan (baik untuk preventif


maupun pengobatan), pasar untuk membeli barang
konsumsi serta tempat kerja untuk mencari nafkah.

Higiene/pelayanan

preventif.

Pelayanan

preventif

membutuhkan biaya, seperti untuk membeli sabun,


bahan-bahan

pembersih,

tambahan zat

besi, alat kontrasepsi, perawatan

antenatal, dan imunisasi.

30

insektisida,

vitamin,

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

Pengobatan penyakit. Meliputi biaya-biaya seperti


biaya dokter, biaya pemondokan, dan obat-obatan,
termasuk perawatan ibu selama melahirkan anak.

Informasi. Melalui radio, TV, surat kabar, majalah,


buku, dan saluran-saluran informal, rumah tangga
dapat diperoleh informasi yang memadai mengenai
gizi, kesehatan, kontrasepsi dan imunisasi.
Penjelasan

di

atas

menunjukkan

mengapa

pendapatan pada umumnya merupakan suatu faktor yang


begitu

besar

Khususnya

pengaruhnya

dalam

terhadap

masyarakat

miskin,

mortalitas
keluarga

anak.
bisa

membelanjakan 80 persen atau lebih dari pendapatannya


untuk makanan. Dengan demikian perbedaan pendapatan
atau harga makanan secara langsung sangat mempengaruhi
kenaikan tingkat mortalitas dan kekurangan gizi.

Variabel Tingkat Masyarakat


Lingkungan ekologi. Lingkungan ekologi meliputi iklim,
tanah, curah hujan, temperatur, letak ketinggian, dan musim.
Dalam masyarakat subsistensi perdesaan, variabel-variabel ini
mempunyai pengaruh yang besar terhadap kelangsungan
hidup anak dengan mempengaruhi jumlah dan jenis bahan
31

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

makanan yang dihasilkan, persediaan dan kualitas air,


penyebarluasan

serangga

pembawa

penyakit,

tingkat

bertambahnya bakteri dalam makanan yang disimpan, dan


drainase saluran pembuangan kotoran. Variabel ekologi juga
berpengaruh

terhadap

tersedianya

pekerjaan

bagi

masyarakat, tersedianya kesempatan dan pemakaian fasilitas


kesehatan, dan tersedianya waktu yang digunakan ibu untuk
mengasuh anak.
Ekonomi

politik.

Berikut

ini

adalah

faktor-faktor

ekonomi politik yang dapat mempengaruhi kelangsungan


hidup anak.

Organisasi produksi Organisasi produksi dapat


menentukan distribusi sumber daya serta persediaan
dan stabilitas suplai bahan makanan.

Prasarana fisik Rel kereta api, jalan raya, listrik, air,


saluran pembuangan, dan sistem telepon dapat
mempengaruhi

kesehatan.

Dampaknya

terhadap

kesehatan dapat dilihat melalui dampaknya terhadap


harga relatif kebutuhan pokok serta harga relatif
barang, jasa dan informasi yang berhubungan dengan
kesehatan. Pranata politik juga termasuk dalam
prasarana fisik. Pranata politik meliputi berbagai
organisasi pada tingkat daerah dan hubungannya
32

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

dengan pusat untuk membuat kebijakan, implementasi


program dan pelaksanaan undang-undang. Berbagai
literatur menunjukkan keberhasilan dan kegagalan
berbagai proyek kesehatan, baik yang

berskala

nasional maupun yang berskala kecil, sangat terkait


dengan pranata politik di suatu daerah.
Sistem kesehatan. Sistem kesehatan mempengaruhi
model variabel antara melalui cara-cara berikut ini.

Tindakan

yang

dilembagakan

yaitu

usaha

pemberantasan penyakit yang diwajibkan oleh undangundang

(tidak

diserahkan

kepada

kebijaksanaan

individu) untuk mempengaruhi kesehatan penduduk


dalam jumlah yang besar. Tindakan ini secara
potensial mempunyai dampak yang sangat besar
terhadap mortalitas. Usaha-usaha ini dapat dibiayai
dan langsung dilakukan oleh sistem kesehatan (usahausaha

pemberantasan

penyakit

epidemik

seperti

program pemberantasan serangga pembawa penyakit,


karantina, imunisasi) ataupun oleh perusahaan swasta.

Subsidi biaya Cara kedua yang penting dalam sistem


upaya kesehatan adalah adanya subsidi biaya, dalam
rangka merubah harga relatif barang dan jasa yang
berhubungan dengan kesehatan. Sebagai tindakan
33

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

institusional, subsidi tergantung pada kendala ekonomi


baik dalam sistem itu sendiri maupun pada tingkat
individu.

Informasi/pendidikan/motivasi kepada masyarakat


Program pendidikan/ motivasi dapat dilaksanakan
dalam beberapa tingkat pada masyarakat. Secara
institutional,

program

pendidikan/motivasi

dapat

meningkatkan ketrampilan para praktisi tradisional atau


petugas kesehatan dan individu. Program ini akan
meningkatkan ketrampilan orang tua, merubah sikap
dan preferensi orang tua, terutama ibu, sehingga dapat
meningkatkan kelangsungan hidup anak.

Peranan teknologi Teknologi kedokteran dapat


meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari sistem
kesehatan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi
variabel antara. Teknologi ilmiah yang paling modern
seperti

vaksin

dan

antibiotika

ditujukan

untuk

memberantas penyebab penyakit khusus. Teknologi


modern seyogianya harus dapat diterapkan melalui
lembaga institusional formal, karena memerlukan biaya
dan sumber daya yang tidak sedikit agar teknologi
modern

ini

dapat

menjangkau

masyarakat.
34

seluruh

lapisan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

2.2.2 Teori Filmer


Selain teori Mosley & Chen, Filmer (2003) juga
menjelaskan mengenai faktor-faktor sosial ekonomi sebagai
penyebab kematian anak, seperti yang ditunjukkan dalam
suatu kerangka teori pada Gambar 2.3. Tingkat kematian anak
dan nutrisi anak dipengaruhi oleh sisi permintaan dan
penawaran. Sisi permintaan di sini adalah perilaku atau
karakteristik rumah tangga dan individual seperti sanitasi,
tindakan pencegahan penyakit dalam keluarga, pendapatan,
pendidikan dan pengetahuan orang tua. Semakin baik
sanitasi, tindakan pencegahan penyakit dalam keluarga,
pendapatan, pendidikan dan pengetahuan orang tua, maka
semakin rendah kematian anak dan semakin baik nutrisi anak.
Tingkat pendidikan ibu memiliki korelasi yang kuat dengan
tingkat kematian anak. Studi di Peru menunjukkan pendidikan
ibu secara signifikan menurunkan kematian anak dan gizi
buruk pada anak. Selain itu, akses dan penggunaan air bersih,
sanitasi, kebiasaan mencuci tangan pada keluarga dan
individu memiliki efek langsung terhadap status kesehatan.
Studi di delapan negara menunjukkan penggunaan air bersih
telah menurunkan enam persen anak yang terkena diare.
Sedangkan dari sisi penawaran, yang menjadi faktor
penyebab kematian anak dan penentu tingkat nutrisi anak
35

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

adalah kebijakan pemerintah baik kebijakan di tingkat mikro


maupun

makro

sekaligus

implementasi

kebijakannya,

kapabilitas dari pemerintah daerah, dan infrastruktur serta


akses dan kualitas layanan kesehatan. Pelayanan kesehatan
di sini sangat penting dalam mempengaruhi outcomes
kesehatan (kematian anak dan tingkat nutrisi anak).

Gambar 2.3 Faktor-Faktor Penyebab Outcomes Kesehatan


Policies,
capacity,
technical
know-how,
politics
Global
knowledge

Health, nutrition, water


education sectors
- Service price, accessibility
and quality
- Financing arrangement

Related sectors

National
macrosector and
micro level
policies
Technical
capacity to
implement
policies

- Availability, prices and


accessibility of food, energy,
roads,
- Infrastructures
- Environment

Local Context

Governance;
politics and
patronage;
political capacity
and incentives to
implement
policies

- Local government and


politics
- Communnity institutions
- Cultural norms (including
exclusion: gender, ethnic,)
- Social capital

Households
and
individuals

Outcomes

Behaviors and
actions
Health:
preventive care,
care seeking for
illness, feeding
practices,
sanitary
practices,
Education:
enrollment and
school
participation,
leraning outside
of school

Child
mortality
Child
nutrition
School
completion/
Learning
achievement

Constraints
- Income
- Wealth
- Education and
knowledge

Supply

Demand

Sumber: Filmer (2003)

Sulitnya

akses

dan rendahnya

kualitas

layanan

kesehatan akan meningkatkan harga efektif dari layanan


kesehatan, yang berakibat pada tingginya angka kematian.
36

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

Kebijakan pemerintah harus dapat menjamin dari sisi


penawaran

mengenai layanan dan jaminan kesehatan

terutama untuk masyarakat miskin, sehingga tingkat kematian


anak dan kasus gizi buruk pada anak dapat diturunkan.

2.3.

Studi Empiris
Angka kematian anak dan bayi yang tinggi merupakan

fokus atau isu di negara sedang berkembang. Pengambil


kebijakan di negara sedang berkembang banyak melakukan
berbagai kebijakan atau tindakan yang mengagumkan untuk
menekan angka tersebut. Namun pengambil kebijakan atau
perencana program membutuhkan pengetahuan mengenai
strategi pemberian pelayanan dasar untuk menurunkan
kematian dan penyakit anak.
Studi empiris telah banyak dilakukan, salah satunya
adalah studi yang dilakukan oleh Wayan Santiyasa (1988).
Hasil

studi

tersebut

menunjukkan

bahwa

faktor

usia

melahirkan, faktor urutan kelahiran, faktor perilaku pra dan


pasca persalinan, merupakan empat faktor dominan yang
berpengaruh terhadap kematian balita. Keempat faktor ini
merupakan pencerminan dari faktor sosio demografi yang

37

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

mendiskreditkan para wanita secara individual. Dalam studi


tersebut juga disimpulkan dua hal sebagai berikut:

Dengan tingginya pengaruh faktor usia melahirkan,


faktor urutan kelahiran, faktor perilaku pra dan pasca
persalinan

ibu

terhadap

tingkat

kematian

balita

mengisyaratkan bahwa bargaining power untuk ibu


masih sangat lemah di negara sedang berkembang.

Perencanaan

dan

perawatan

balita

masih

konvensional karena sangat tergantung sepenuhnya


pada ibu, hal ini tidak sesuai dengan perkembangan
jaman dan modernisasi dalam perencanaan dan
perawatan balita, yang semestinya menjadi tanggung
jawab rumah tangga secara keseluruhan (termasuk
bapak), bukan hanya ibu saja.

38

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1.

Analisis Kuantitatif
Metode yang digunakan untuk dapat mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup anak


adalah metode Panel Data Analysis. Sebagaimana metode
ekonometrika lainnya, metode analisis data panel ini dapat
digunakan untuk menguji atau memperkirakan dampak dari
perubahan satu faktor terhadap outcomes yang diharapkan
(dalam hal ini angka kematian bayi sebagai indikator dari
kelangsungan hidup anak). Kelebihan estimasi data panel
adalah sebagai berikut:
1. Menghasilkan kumpulan data yang lebih informatif,
lebih bervariasi, memperbaiki degree of freedom, lebih
efisien dan menurunkan colinearity antar variabel
(Baltagi, 2001:6);
2. Memungkinkan menganalisis beberapa isu penting
dalam perekonomian yang tidak dapat diterangkan

39

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

dengan analisis time series atau cross section (Hsiao,


1989: 2);
3. Menghitung tingkat keberagaman karakteristik individu
yang lebih tinggi dibandingkan dengan analisis time
series (Baltagi, 2001:6);
4. Memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi dalam pemodelan
perbedaan perilaku dibandingkan dengan analisis
cross section (Greene, 1997:615); dan
5. Mampu menerangkan lebih baik dalam dynamic
adjustment (Baltagi, 2001:6).
Adapun model dasar yang digunakan dalam evaluasi
ini adalah model data panel yang didasarkan pada teori
Mosley & Chen (1984)

dan Filmer (2003) mengenai

kelangsungan hidup anak. Model ini mengangkat masalah


kelangsungan hidup anak di negara sedang berkembang
dengan memasukkan faktor karakteristik sosial ekonomi di
suatu negara atau daerah. Spesifikasi model yang digunakan
adalah sebagai berikut :

40

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

dimana:
: Kabupaten/Kota =
: angka kematian bayi. angka kematian bayi ini
merefleksikan kelangsungan hidup anak
secara berbanding terbalik. Jadi, penurunan
angka
kematian
bayi
menunjukkan
peningkatan kelangsungan hidup anak
sebaliknya peningkatan angka kematian bayi
merefleksikan
penurunan kelangsungan
hidup anak.
: persentase anak yang memperoleh imunisasi
BCG
: persentase anak yang memperoleh imunisasi
DPT
: persentase anak yang memperoleh imunisasi
Polio
: jumlah dokter umum
: persentase persalinan
tenaga kesehatan

yang

: jumlah perawat
: jumlah bidan
: jumlah rumah sakit
: jumlah puskesmas
: jumlah puskesmas pembantu
: jumlah puskesmas keliling
: jumlah posyandu
41

dibantu oleh

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

: angka melek huruf


: rata-rata lama sekolah
: rata-rata panjang jalan distrik beraspal
: persentase rumah tangga yang memiliki
akses air bersih
: dummy budaya (matrilineal/patrilineal)
: PDRB (harga konstan)
: dummy landlock
: political fractionalization (herfindahl)

Model ini telah disesuaikan dengan data yang tersedia


dan disusun dengan tujuan menganalisis dampak sejumlah
faktor terhadap kelangsungan hidup anak yang direfleksikan
oleh angka kematian bayi.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi angka
kematian bayi yang merefleksikan kelangsungan hidup anak
adalah pemberian imunisasi, jumlah dokter umum, jumlah
bidan, jumlah suster, jumlah persalinan yang ditangani oleh
tenaga kesehatan, jumlah rumah sakit, jumlah puskesmas,
jumlah puskesmas pembantu, jumlah puskesmas keliling,
jumlah posyandu, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah,
panjang jalan distrik, akses air bersih, budaya, PDRB, kondisi
geografis

kabupaten/kota

(landlock)
42

dan

political

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

fractionalization. Faktor-faktor tersebut dapat dibagi ke dalam


faktor sisi permintaan dan faktor sisi penawaran, sebagai
berikut :

Faktor sisi penawaran: (a) Fasilitas Kesehatan atau


Kebijakan Sektor Kesehatan: jumlah dokter umum,
jumlah bidan, jumlah suster, jumlah persalinan yang
ditangani oleh tenaga kesehatan, jumlah rumah sakit,
jumlah puskesmas, jumlah puskesmas pembantu,
jumlah puskesmas keliling jumlah posyandu (fasilitas
kesehatan); (b) Infrastruktur: panjang jalan distrik,
akses air bersih; (c) Konteks lokal: kondisi geografis
kabupaten/kota (landlock), political fractionalization dan
budaya.

Faktor sisi permintaan: pemberian imunisasi (health


care preventive); angka melek huruf, rata-rata lama
sekolah

(tingkat

pendidikan);

Produk

Domestik

Regional Bruto (Tingkat Pendapatan).

Hipotesis
Hubungan

antara

angka

kematian

bayi

dengan

kelangsungan hidup anak adalah berbanding terbalik, artinya,


penurunan angka kematian bayi menunjukkan peningkatan
43

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

terhadap kelangsungan hidup anak begitu pula sebaliknya.


Oleh karenanya pengaruh negatif suatu variabel terhadap
angka kematian bayi menunjukkan pengaruh yang positif
terhadap kelangsungan hidup anak. Sebaliknya, pengaruh
positif

suatu

variabel

terhadap

angka

kematian

bayi

menunjukkan pengaruh negatif terhadap kelangsungan hidup


anak.
Hipotesis yang digunakan untuk faktor sisi penawaran
dalam analisis kuantitatif ini, antara lain:

Fasilitas kesehatan memiliki pengaruh negatif terhadap


angka kematian bayi yang menunjukkan terdapat
pengaruh positif terhadap kelangsungan hidup anak.
Hal ini berarti setiap peningkatan jumlah dokter umum,
jumlah bidan, jumlah suster, jumlah persalinan yang
ditangani oleh tenaga kesehatan, jumlah rumah sakit,
jumlah puskesmas, jumlah puskesmas pembantu,
jumlah puskesmas keliling dan jumlah posyandu, akan
berdampak pada peningkatan kelangsungan hidup
anak.

Tingkat

infrastruktur

memiliki

pengaruh

negatif

terhadap angka kematian bayi yang menunjukkan

44

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

terdapat pengaruh positif terhadap kelangsungan hidup


anak.
Hal ini berarti, setiap peningkatan tingkat infrastruktur
misalnya panjang jalan distrik dan akses warga
terhadap air bersih akan berdampak pada peningkatan
kelangsungan hidup anak.

Kondisi geografis memiliki pengaruh negatif terhadap


angka kematian bayi yang menunjukkan terdapat
pengaruh positif terhadap kelangsungan hidup anak.
Hal ini berarti, setiap peningkatan kemudahan suatu
lokasi kabupaten/kota untuk dicapai, akan berdampak
pada peningkatan kelangsungan hidup anak. Dengan
argumentasi bahwa semakin mudah suatu lokasi
kabupaten/kota untuk dicapai, maka akan semakin
mudah warga mengakses fasilitas kesehatan sehingga
meningkatkan kelangsungan hidup anak. Semakin
terpencil suatu lokasi kabupaten/kota untuk dicapai
maka akan semakin sulit warga mengakses fasilitas
kesehatan sehingga menurunkan kelangsungan hidup
anak.

Political fractionalization memiliki pengaruh positif


terhadap angka kematian bayi yang menunjukkan
45

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

terdapat pengaruh negatif terhadap kelangsungan


hidup anak.
Artinya setiap peningkatan political fractionalization
akan berdampak pada penurunan kelangsungan hidup
anak. Hal ini dikarenakan sumber daya yang dimiliki
daerah akan lebih diserap ke dunia politik, bukan fokus
pada sektor lain, seperti sektor kesehatan.

Faktor budaya dapat memiliki pengaruh yang positif


dan negatif terhadap angka kematian bayi.
Selanjutnya, untuk faktor sisi permintaan yang meliputi

produk domestik regional bruto, angka melek huruf, rata-rata


lama sekolah dan imunisasi (BCG, Polio, DPT), hipotesis yang
digunakan adalah:

Tingkat pendapatan rumah tangga (PDRB) memiliki


pengaruh negatif terhadap angka kematian bayi yang
menunjukkan

terdapat

pengaruh

positif

terhadap

kelangsungan hidup anak.


Setiap peningkatan PDRB akan berdampak pada
peningkatan

kelangsungan

hidup

anak.

Tingkat

pendapatan mencerminkan kemampuan orang tua


dalam menyediakan barang dan jasa yang diperlukan
untuk kesehatan anak.
46

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

Angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah memiliki


pengaruh negatif terhadap angka kematian bayi yang
menunjukkan

terdapat

pengaruh

positif

terhadap

kelangsungan hidup anak.


Setiap peningkatan angka melek huruf dan rata-rata
lama sekolah, akan berdampak pada peningkatan
kelangsungan hidup anak. Dengan argumentasi bahwa
ketika angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah
meningkat (mencerminkan tingginya tingkat pendidikan
rumah tangga), maka orang tua dapat merawat
anaknya dengan baik, sehingga kelangsungan hidup
anak dapat ditingkatkan.

Imunisasi memiliki pengaruh negatif terhadap angka


kematian bayi yang menunjukkan terdapat pengaruh
positif terhadap kelangsungan hidup anak.
Setiap peningkatan imunisasi akan berdampak pada
peningkatan
semakin

kelangsungan

terpenuhinya

hidup

cakupan

anak.
imunisasi,

kelangsungan hidup anak dapat ditingkatkan.

47

Dengan
maka

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

3.2.

Data

3.3.1

Jenis Data
Data yang digunakan dalam studi ini adalah data

sekunder dan data primer. Data sekunder yang digunakan


dalam studi ini bersumber dari publikasi UNDP, BPS, dan
Bappenas. Selain itu juga untuk mendukung analisis dengan
data sekunder, digunakan data dan informasi yang bersifat
primer yang diperoleh di tingkat daerah. Data dan informasi
yang bersifat primer ini dikumpulkan melalui indepth interview
dan FGD yang dilakukan di tingkat daerah.

3.3.2

Sumber Data
Tabel 3.1 menjelaskan sumber data sekunder yang

digunakan dalam kajian ini.

48

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

Tabel 3.1

Definisi dan Sumber Data Sekunder

49

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1.

Perkembangan Sektor Kesehatan


Dalam

rangka

mencapai

tujuan

pembangunan

kesehatan diperlukan adanya kesadaran, kemauan dan


kemampuan semua komponen bangsa untuk mewujudkan
rakyat sehat sebagai sumber kekuatan ketahanan bangsa
yang akhirnya menjadi landasan dalam membentuk negara
yang kuat. Negara kuat dari aspek kesehatan dapat diartikan
sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang
memiliki ketahanan bangsa yang tangguh dengan basis
utamanya adalah semua rakyat sehat secara fisik, mental dan
sosial serta memiliki produktivitas yang tinggi.
Departemen Kesehatan pada periode 2005-2009 telah
memprioritaskan pelayanan kesehatan ibu dan anak sebagai
urutan pertama dalam pembangunan kesehatan. Prioritas
berikutnya adalah pelayanan kesehatan bagi masyarakat
miskin, pendayagunaan tenaga kesehatan, penanggulangan
penyakit menular, gizi buruk, dan krisis kesehatan akibat
bencana, serta peningkatan pelayanan kesehatan di daerah
50

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

terpencil, tertinggal, daerah perbatasan, dan pulau-pulau


terluar (Depkes, 2008).
Kejadian kematian dalam suatu kelompok populasi
dapat mencerminkan kondisi kesehatan masyarakatnya.
Keberhasilan pelayanan kesehatan dan berbagai program
pembangunan kesehatan lainnya juga dapat diukur melalui
tingkat kematian yang ada di Indonesia dalam periode tiga
sampai lima tahun terakhir.
Tabel

4.1

secara

spasial

pada

tahun

2007,

menunjukkan secara berurutan bahwa Provinsi Daerah


Istimewa Yogyakarta, Nanggroe Aceh Darussalam, dan
Kalimantan Timur memiliki angka kematian bayi terendah
yang

menunjukkan kelangsungan hidup anak

tertinggi,

sementara Provinsi Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Barat,


dan Sulawesi Tengah memiliki angka kematian bayi tertinggi
yang menunjukkan kelangsungan hidup anak terendah per
1.000 kelahiran hidup. Sementara jika dilihat dari angka
kematian balita per 1.000 kelahiran hidup, berurutan Provinsi
Sulawesi Barat, Maluku dan Nusa Tenggara Barat memiliki
angka tertinggi sedangkan angka terendah dimiliki oleh
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan
Kalimantan Tengah. Disparitas antar provinsi pada tahun 2007
ini menciptakan warna spesifik antar daerah untuk mengambil
51

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

terobosan-terobosan

kebijakan

di

daerah

yang

dapat

dilakukan dalam rangka meningkatkan sektor kesehatan di


daerahnya

masing-masing,

selain

menjalankan

dan

mereplikasi program pemerintah pusat yang sudah ada.

4.2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan


Hidup Anak (Child Survival)
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan model

panel data dari 456 kabupaten/kota di Indonesia dari tahun


2004-2006, maka analisis persamaan regresi dilakukan
berdasarkan tingkat nasional dan regional (pulau). Regresi
tingkat nasional dilakukan untuk menelaah faktor-faktor yang
mempengaruhi kelangsungan hidup anak secara keseluruhan
(umum), sementara regresi regional (pulau) dilakukan dengan
tujuan untuk membandingkan kinerja antar daerah yang
berkaitan

dengan

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

kelangsungan hidup anak. Hal ini tentunya juga akan


mengkonfirmasi temuan lapang yang telah dilakukan.

52

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hdup Anak

Tabel 4.1.

Estimasi Angka Kematian Bayi, Angka Harapan Hidup, Net Reproduction Rate, Angka
Kelahiran Kasar, dan Angka Fertilias Total (menurut Provinsi), 2007

Sumber: BPS, Hasil SDKI 2007 (Laporan Pendahuluan)

* : periode lima tahunan sebelum survei

53

4.2.1

Analisis Nasional
Hasil regresi nasional pada Tabel 4.2, menunjukkan

bahwa kelangsungan hidup anak yang direfleksikan oleh


angka kematian bayi dipengaruhi oleh faktor sisi penawaran,
yaitu jumlah dokter umum, jumlah persalinan yang dibantu
oleh tenaga kesehatan, jumlah posyandu, budaya, landlock
dan political fractionalization; serta faktor sisi permintaan, yaitu
rata-rata lama sekolah.
Jumlah dokter umum, jumlah persalinan yang dibantu
oleh tenaga kesehatan, jumlah posyandu dan rata-rata lama
sekolah memiliki pengaruh negatif terhadap angka kematian
bayi, artinya terdapat pengaruh positif terhadap kelangsungan
hidup anak. Setiap peningkatan jumlah dokter umum, jumlah
persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan, jumlah
posyandu, lama rata-rata lama sekolah, akan berdampak pada
peningkatan kelangsungan hidup anak. Selain itu faktor
landlock juga memiliki pengaruh negatif terhadap angka
kematian bayi yang menunjukkan pengaruh positif terhadap
kelangsungan

hidup

anak.

Artinya,

setiap

peningkatan

kemudahan suatu lokasi kabupaten/kota untuk dicapai, akan


berdampak pada peningkatan kelangsungan hidup anak. Dan
semakin

terpencil

suatu

lokasi

54

kabupaten/kota

yang

menunjukkan maka kelangsungan hidup anak akan semakin


rendah.
Faktor budaya dan political fractionalization memiliki
pengaruh

positif

menunjukkan

terhadap

terdapat

angka
pengaruh

kematian

bayi

negatif

yang

terhadap

kelangsungan hidup anak. Hal ini berarti setiap peningkatan


faktor budaya dan political fractionalization, akan berdampak
pada penurunan kelangsungan hidup anak.
Tabel 4.2

Hasil Regresi Tingkat Nasional

Dependent Variable: Angka Kematian Bayi


Koef
Variable
Regresi
Dokter Umum
-0.05412
Persalinan Yang Dibantu Oleh Tenaga
-0.11332
Kesehatan
Jumlah Posyandu
-0.00225

Prob
t.test
0.0000*
0.0000*
0.0000*

Rata-rata lama sekolah

-1.15467

0.0151**

Budaya

3.51682

0.0000*

Landlock

-1.1174

0.0077*

21.43864

0.0092*

Political Fractionalization

Keterangan: *signifikan 1 persen, **signifikan 5 persen; Angka Kematian Bayi


merupakan proksi dari Kelangsungan Hidup Anak

55

4.2.2

Analisis Regional

A.

Pulau Sumatera
Hasil regresi pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa

kelangsungan hidup anak yang direfleksikan dengan angka


kematian bayi di Pulau Sumatera dipengaruhi oleh jumlah
dokter umum, jumlah rumah sakit, rata-rata lama sekolah,
produk

domestik

regional

bruto,

budaya

dan

political

fractionalization.
Kelangsungan hidup anak di Pulau Sumatera tidak
hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor di sektor kesehatan, tapi
juga dipengaruhi oleh karakteristik sosial ekonomi.
Jumlah dokter umum, jumlah rumah sakit, rata-rata
lama sekolah dan produk domestik regional bruto memiliki
pengaruh negatif terhadap angka kematian bayi yang
menunjukkan

terdapat

pengaruh

positif

terhadap

kelangsungan hidup anak. Hal ini berarti setiap peningkatan


jumlah dokter umum, jumlah rumah sakit dan kesejahteraan
masyarakat di Pulau Sumatera yang direfleksikan dengan
rata-rata lama sekolah dan produk domestik regional bruto
akan berdampak pada peningkatan kelangsungan hidup anak
di Pulau Sumatera. Lebih lanjut, faktor budaya dan political
Fractionalization juga memiliki pengaruh positif terhadap
angka kematian bayi di pulau Sumatera yang menunjukkan

56

terdapat pengaruh negatif terhadap kelangsungan hidup anak.


Artinya setiap peningkatan faktor budaya dan political
Fractionalization

akan

berdampak

pada

penurunan

kelangsungan hidup anak.


Tabel 4.3

Hasil Regresi Pulau Sumatera

Dependent Variable: Angka Kematian Bayi


Koef
Variable
Regresi
-0.04255
Dokter Umum

Prob
t.test
0.0022*

Jumlah Rumah Sakit

-0.32273

0.0001*

Rata-rata lama sekolah

-1.83526

0.0000*

Produk Domestik Regional Bruto

-0.00399

0.0003*

Budaya

5.717061

0.0000*

Political Fractionalization

42.56628

0.0002*

Keterangan: *signifikan 1 persen; Angka Kematian Bayi merupakan proksi dari


Kelangsungan Hidup Anak

B.

Pulau Jawa
Hasil regresi pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa

kelangsungan hidup anak yang direfleksikan oleh angka


kematian bayi di Pulau Jawa dipengaruhi oleh pemberian
vaksinasi DPT, jumlah dokter umum, jumlah bidan, jumlah
rumah sakit, rata-rata lama sekolah, jumlah persalinan yang
dibantu oleh tenaga kesehatan dan panjang jalan distrik.
Faktor-faktor sisi penawaran (pemberian vaksinasi DPT,
57

jumlah dokter umum, jumlah bidan, jumlah rumah sakit, jumlah


persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan dan panjang
jalan distrik) lebih banyak mempengaruhi kelangsungan hidup
anak di Pulau Jawa dibandingkan dengan faktor sisi
permintaan (rata-rata lama sekolah).
Tabel 4.4

Hasil Regresi Pulau Jawa

Dependent Variable: Angka Kematian Bayi


Koef
Prob
Variable
Regresi
t.test
-0.9783
0.0000*
Vaksinasi DPT
Dokter Umum

-0.05026

0.0000*

Bidan

-0.00583

0.0017*

Rumah Sakit

-0.67062

0.0040*

Rata-rata lama sekolah


Persalinan yang dibantu oleh tenaga
kesehatan

-2.74637

0.0018*

-0.12143

0.0793***

Panjang jalan distrik

-0.01427

0.0000*

Keterangan: *signifikan 1 persen, ***signifikan 10 persen; Angka Kematian Bayi


merupakan proksi dari Kelangsungan Hidup Anak

Pemberian vaksinasi DPT, jumlah dokter umum,


jumlah bidan, jumlah rumah sakit, rata-rata lama sekolah,
jumlah persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan dan
panjang jalan distrik memiliki pengaruh negatif terhadap angka
kematian bayi yang menunjukkan terdapat pengaruh positif
terhadap kelangsungan hidup anak di Pulau Jawa. Hal ini

58

berarti setiap peningkatan pemberian vaksinasi DPT, jumlah


dokter umum, jumlah bidan, jumlah rumah sakit, jumlah
persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan, lama rata-rata
sekolah dan panjang jalan distrik, akan berdampak pada
peningkatan kelangsungan hidup anak di Pulau Jawa.

C.

Pulau Bali, NTB dan NTT


Hasil regresi pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa

kelangsungan hidup anak yang direfleksikan oleh angka


kematian bayi di Pulau Bali, NTB dan NTT dipengaruhi oleh
jumlah dokter umum, jumlah persalinan yang dibantu oleh
tenaga kesehatan, jumlah posyandu dan produk domestik
regional bruto. Keempat variabel tersebut memiliki pengaruh
negatif terhadap angka kematian bayi yang menunjukkan
terdapat pengaruh positif terhadap kelangsungan hidup anak.
Artinya setiap peningkatan jumlah dokter umum, jumlah
persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan, jumlah
posyandu

dan

produk

domestik

regional

bruto,

akan

berdampak pada peningkatan kelangsungan hidup anak di


Pulau Bali, NTB dan NTT.

59

Tabel 4.5

Hasil Regresi Pulau Bali, NTB dan NTT

Dependent Variable: Angka Kematian Bayi


Koef
Prob
Variable
Regresi
t.test
Dokter Umum
-0.40087
0.0000*
Persalinan Yang Dibantu Oleh Tenaga
-0.16237
0.0000*
Kesehatan
Jumlah Posyandu
-0.04227
0.0000*
Produk Domestik Regional Bruto

-0.03342

0.0217**

Keterangan: *signifikan 1 persen, **signifikan 5 persen; Angka Kematian Bayi


merupakan proksi dari Kelangsungan Hidup Anak

D.

Pulau Kalimantan
Hasil regresi pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa

kelangsungan hidup anak yang direfleksikan oleh angka


kematian bayi di Pulau Kalimantan dipengaruhi oleh jumlah
dokter umum dan rata-rata lama sekolah. Variabel dokter
umum dan rata-rata lama sekolah memiliki pengaruh negatif
terhadap angka kematian bayi yang menunjukkan terdapat
pengaruh positif terhadap kelangsungan hidup anak, artinya
setiap peningkatan jumlah dokter umum dan rata-rata lama
sekolah, akan berdampak pada peningkatan kelangsungan
hidup anak di Pulau Kalimantan

60

Tabel 4.6

Hasil Regresi Pulau Kalimantan

Dependent Variable: Angka Kematian Bayi


Koef
Variable
Regresi

Prob
t.test

Dokter Umum

-0.22335

0.0400**

Rata-rata lama sekolah

-1.75111

0.0001*

Keterangan: *signifikan 1 persen, **signifikan 5 persen; Angka Kematian Bayi


merupakan proksi dari Kelangsungan Hidup Anak

E.

Pulau Sulawesi
Hasil regresi pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa

kelangsungan hidup anak yang direfleksikan oleh angka


kematian bayi di Pulau Sulawesi dipengaruhi oleh jumlah
rumah sakit dan pemberian vaksinasi DPT. Kedua variabel
tersebut memiliki pengaruh negatif terhadap angka kematian
bayi yang menunjukkan terdapat pengaruh positif terhadap
kelangsungan hidup anak, artinya setiap peningkatan jumlah
rumah sakit dan pemberian vaksinasi DPT, akan berdampak
pada peningkatan kelangsungan hidup anak
Sulawesi.

61

di Pulau

Tabel 4.7

Hasil Regresi Pulau Sulawesi

Dependent Variable: Angka Kematian Bayi


Koef
Variable
Regresi

Prob
t.test

Rumah Sakit

-1.2632

0.0404**

Vaksinasi DPT

-0.35776

0.0000*

Keterangan: *signifikan 1 persen, **signifikan 5 persen; Angka Kematian Bayi


merupakan proksi dari Kelangsungan Hidup Anak

Peningkatan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit


telah banyak diusahakan oleh pemerintah daerah di Sulawesi,
salah satunya yang dilakukan oleh Kabupaten Takalar,
Sulawesi Selatan. Penempatan bidan di desa, pelatihan
tenaga kesehatan, pengadaan obat dan alat dan pendekatan
medis lainnya telah memberikan hasil namun tidak cukup
untuk menurunkan tingkat kematian ibu dan bayi di Kabupaten
Takalar. Para bidan yang berusia belia dipandang sebelah
mata oleh masyarakat yang lebih mendewakan dukun. Dukun
dianggap lebih berpengalaman, lebih mengenal kondisi
masyarakat setempat serta memberikan pelayanan yang
menyeluruh. Era pelatihan dukun bersalin yang populer di
tahun 1980-1990an telah berakhir karena tidak memberi
kontribusi bermakna bagi penurunan kematian ibu dan bayi.
Dukun tetap eksis dalam menolong persalinan, namun
problema kematian ibu dan bayi tetap belum terpecahkan.
Best practices telah dilakukan di Kabupaten Takalar pada
62

awal Januari 2007, dengan pendekatan Kemitraan BidanDukun, dengan mempertemukan dua kutub yang berjauhan.
Win-win solution ini diilhami oleh budaya sipakatau (saling
menghargai) yang amat subur di masyarakat Sulawesi
Selatan. Hasilnya adalah terjadinya pergeseran budaya
tempat persalinan yang rata-rata 80 persen terjadi di rumah ke
fasilitas kesehatan sampai 100 persen setelah intervensi.
Jumlah kematian ibu masih tercatat 8 per 1.000 ibu yang
melahirkan, kemudian turun menjadi 3 per 1.000 ibu
melahirkan pada tahun 2007, dan menjadi nol per 1.000 ibu
melahirkan pada tahun 2009.
F.

Pulau Papua dan Maluku


Hasil regresi pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa

kelangsungan hidup anak yang direfleksikan oleh angka


kematian bayi di Pulau Papua dan Maluku dipengaruhi oleh
rata-rata

lama

sekolah,

political

fractionalization

dan

pemberian vaksinasi BCG. Rata-rata lama sekolah dan


pemberian vaksinasi BCG memiliki pengaruh negatif terhadap
angka kematian bayi yang menunjukkan terdapat pengaruh
positif terhadap kelangsungan hidup anak. Artinya, setiap
peningkatan rata-rata lama sekolah dan pemberian vaksinasi
BCG, akan berdampak pada peningkatan kelangsungan hidup

63

anak di Pulau Papua dan Maluku. Sementara itu political


fractionalization memiliki pengaruh positif terhadap angka
kematian bayi yang menunjukkan terdapat pengaruh negatif
terhadap

kelangsungan

peningkatan

rata-rata

hidup
political

anak

sehingga

setiap

fractionalization

maka

berdampak pada penurunan kelangsungan hidup anak. Hal ini


menunjukkan bahwa situasi politik dan tingkat pendidikan
terutama orang tua di Papua dan Maluku berperan sangat
penting dalam meningkatkan kelangsungan hidup anak.
Tabel 4.8

Hasil Regresi Pulau Papua dan Maluku

Dependent Variable: Angka Kematian Bayi


Koef
Variable
Regresi

Prob
t.test

Rata-rata lama sekolah


Political Fractionalization

-1.46488

0.0307**

42.1892

0.0091*

Vaksinasi BCG

-0.48135

0.0271**

Keterangan: *signifikan 1 persen, **signifikan 5 persen; Angka Kematian Bayi


merupakan proksi dari Kelangsungan Hidup Anak

64

BAB V
KESIMPULAN

1. Hasil regresi menunjukkan bahwa faktor-faktor di sisi


penawaran

sangat

berperan

dalam

menentukan

kelangsungan hidup anak di Indonesia dibandingkan


faktor-faktor di sisi permintaan.
2. Faktor sisi penawaran yang dimaksud adalah jumlah
persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan. Hal ini
membawa konsekuensi logis pada pentingnya usahausaha capacity building bagi tenaga kesehatan yang
merupakan tugas wajib pemerintah pusat dan daerah.
3. Sementara itu yang dimaksud dengan sisi permintaan
adalah yang berkaitan dengan karakteristik sosial ekonomi
masyarakat,

yaitu

pendapatan

(PRDB)

pada

harga

konstan. Diasumsikan semakin tinggi tingkat pendapatan


masyarakat,

semakin

meningkat

pula

kemampuan

masyarakat tersebut untuk mendapatkan akses kesehatan


yang lebih memadai (layak).
4. Faktor non medis, terutama faktor sosial ekonomi memiliki
pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan faktor

65

medis dalam usaha peningkatan kelangsungan hidup anak


di Indonesia.
5. Pelaksanaan

program-program

kesehatan

ke

depan

memerlukan beberapa upaya perbaikan dalam rangka


percepatan pencapaian target nasional dan/atau untuk
perencanaan program-program serupa di masa yang akan
datang, antara lain:

Pembangunan nasional bidang kesehatan hendaknya


lebih

menitikberatkan

pembangunan

sektor

perhatiannya
sosial

pada

dibandingkan

pembangunan sektor ekonomi;

Dibutuhkan

usaha

besar

dari

pemerintah

untuk

semakin meningkatkan kesadaran masyarakat (sisi


permintaan) terhadap peningkatan kelangsungan hidup
anak di Indonesia;

Pemerintah

daerah

hendaknya

dapat

melakukan

terobosan-terobosan kebijakan di sektor kesehatan


yang lebih mampu memberi warna spesifik kedaerahan
yang sesuai, dibandingkan hanya dengan melakukan
replikasi

atau

melanjutkan

pemerintah pusat saja.

66

program-program

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2007. Survei Demografi Kesehatan


Indonesia. BPS, Jakarta.
Baltagi, Badi. 2001. Econometric Analysis of Panel Data. 2nd
Edition, John Wiley & Son
CIA World Factbook. 2009. China Infant Mortality Rate
(http://www.indexmundi.com/china/infant_mortality_rate.
html).
.
2009.
Malaysia
Infant
Mortality
Rate
(http://www.indexmundi.com/malaysia/infant_mortality_ra
te.html).
. 2009.
Sri Lanka Infant Mortality Rate
(http://www.indexmundi.com/sri_lanka/infant_mortality_ra
te.html).
.
2009.
Thailand
Infant
Mortality
Rate
(http://www.indexmundi.com/thailand/infant_mortality_rat
e.html).
Departemen Kesehatan. 2008. Profil Kesehatan Indonesia
2007. Depkes, Jakarta.
. 2008. Riset Kesehatan Dasar 2007. Depkes, Jakarta.
Filmer, Deon. 2003. Determinants of Health & Education
Outcomes Background Note for World Development
Report 2004: Making Service Work for Poor People.
World Bank.
67

Green, William. 1997. Econometrics Analysis 3rd edition.


Prentice Hall.
Hsiao, Cheng. 1989. Analysis of Panel Data. Econometric
Society Monographs. 2nd edition
Ikatan Dokter Indonesia. 2003. Health & Human Rights
Prosiding. Seminar & Lokakarya IDI (19-20 Maret 2003)
Jones, Gareth, Schultink, Werner and Babille, Marzio. Child
Survival in India. Chief, Child Development and Nutrition,
United Nationa Chidrens Fund. India Country Office.
New Delhi, India
Mosley, W. Henry and Chen, Lincoln. C. 1984. An Analytical
Framework for the Study of Child Survival in Developing
Countries. Population & Development Review, Volume
10, Issue Supplement; Child Survival: Strategy For
Research. 25-45.
Mutunga, Clive J. 2007. Environmental Determinants of Child
Mortality in Kenya. World Institute for Development
Economic Research No.2007/83..
Symala, T.S. 2004. Relationship Between Socio Demographic
Factors and Child Survival: Evidence from Goa, India. J.
Hum. Ecol, 16(2) 141-145.
Santiyasa, I. Wayan. 1988. Hubungan Faktor Sosio-Demografi
serta Prilaku Pra dan Pasca Persalinan Dengan
Kematian Balita. Fakultas MIPA, Universitas Udayana.
UNDP. 2008. Kita Suarakan MDGs Demi Pencapaiannya di
Indonesia. UNDP.

68

World Bank. Peningkatan Keadaan Kesehatan Indonesia.


Indonesia Policy Briefs-Ide-Ide Program 100 hari
(http://siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Reso
urces/Publication/280016-1106130305439/6173311110769011447/810296-1110769073153/health.pdf)
Singarimbun, Masri. 1988. Kelangsungan Hidup Anak. Gajah
Mada University Press.

69

Anda mungkin juga menyukai