Anda di halaman 1dari 4

TANDA VITAL

Tanda vital merupakan gabungan dua kata, yaitu tanda dan vital, yang merupakan
terjemahan istilah bahasa inggris yaitu vital sign. Vital sign adalah suatu tanda yang sifatnya
objektif yang dapat berubah setiap saat yang mencerminkan hidup yang terdiri dari tekanan
darah, respirasi, nadi, suhu tubuh, dimana untuk melihat fungsi fisiologis organ vital. Tanda
vital merupakan cara yang cepat dan efisien untuk memantau kondisi pasien dan
mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respon pasien.
SUHU
Pemeriksaan suhu akan memberikan tanda suhu inti. Diukur dengan menggunakan
termometer dan bisa diukur di beberapa tempat seperti ketiak (axila), mulut di bawah lidah,
dan anus (rectal). Suhu ketiak 0,2oC lebih rendah dari suhu bawah lidah dan 0,5oC lebih
rendah dari suhu rektum. Suhu tubuh berfluktuasi secara fisiologik sepanjang hari, terendah
pada pagi hari waktu bangun tidur dan tertinggi pada kira-kira pukul 15.00-17.00. Faktor
yang mempengaruhi suhu tubuh:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

kecepatan metabolisme basal


rangsangan saraf simpatis
hormon seperti hormon pertumbuhan, tiroid, dan seks
status gizi
aktivitas
lingkungan

Suhu: Normal:
36,5 - 37,2 oC
Subnormal: 35 - 36,5 oC
Subfebris:
37 - 38 oC
Febris:
>38 oC
Hiperpireksia: > 41oC untuk waktu yang cukup lama
Hipotermia: <35oC
Kurva suhu harian (24 jam)
1. Febris Kontinu, yaitu febris terus menerus tanpa pernah mencapai suhu normal
dengan fluktuasi <1oC. contoh: Demam Tifoid stadium awal, Ppneumonia Lobaris,
TB miliaris.
2. Febris Remiten, yaitu febris terus menerus tanpa pernah mencapai suhu normal
dengan fluktuasi >1oC. contoh: Sepsis, Demam Tifoid stadium lanjut
3. Febris Intermitten, yaitu febris dengan fluktuasi suhu yang besar sehingga kadangkadang mencapai suhu normal. contoh: Kolesistitis.
Kurva suhu mingguan
1. Demam Undulan/Relapsing Fever/Febris Rekuren, yaitu demam yang terjadi
beberapa hari disusul periode tidak demam selama beberapa hari kemudian kembali
demam untuk beberapa hari. contoh: Penyakit Hodgkin (demam Pel Ebstein), DBD
kurva demam seperti pelana (saddle back), Malaria (demam setiap hari disebut
quotidian, selang sehari disebut demam tertian, dan jika selang dua hari disebut
demam quartan).

2. Demam Hhectic, yaitu demam yang amat tidak teratur setiap hari disertai menggigil
dan berkeringat. contoh: Tbc berat
3. Residih yaitu kenaikan suhu kembali setelah suhu menjadi normal untuk beberapa
saat.
4. Rekrudesensi yaitu naiknya suhu kembali setelah beberapa saat agak menurun tetapi
belum sampai normal.
Penurunan suhu yang sifatnya lambat atau perlahan (dalam 2-3 hari) disebut
penurunan suhu secara lisis, sedangkan jika sifatnya cepat (kurang dari 36 jam) disebut
penurunan suhu secara krisis.
TEKANAN DARAH
Tekanan darah memiliki 2 komponen yaitu sistolik dan diastolik. Pada waktu
ventrikel berkonstraksi, darah akan dipompakan ke seluruh tubuh. Keadaaan ini disebut
sistolik, dan tekanan aliran darah pada saat itu disebut tekanan darah sistolik. Pada saat
ventrikel sedang rileks, darah dari atrium masuk ke ventrikel, tekanan aliran darah pada
waktu ventrikel sedang rileks disebut tekanan darah diastolik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah curah jantung, tahanan
pembuluh darah tepi, volume darah total, viskositas darah, dan kelenturan dinding arteri.
Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh pada interpretasi hasil yaitu :
- Lingkungan
- Peralatan
- Pasien

: suasana bising,kurangnya privasi, suhu ruangan terlalu panas


: kalibrasi,tipe manometer dan stetoskop, ukuran cuff (manset)
: usia, jenis kelamin, obat, status emosional, irama jantung,
merokok kopi,obesitas, olah raga
- Tehnik pemeriksaan : penempatan cuff, posisi lengan, kecepatan pengembangan
dan pengempisan cuff, pakaian terlalu tebal, kesalahan membaca
sfigmomanometer.
Parameter yang diukur pada pemeriksaan tekanan darah yaitu tekanan maksimal pada dinding
arteri selama kontraksi ventrikel kiri, tekanan diastolik yaitu tekanan minimal selama
relaksasi, dan tekanan nadi yaitu selisih antara tekanan sistolik dan diastolik (penting untuk
menilai derajat syok). Komponen suara jantung disebut suara korotkoff yang berasal dari
suara vibrasi saat manset dikempiskan. Suara korotkoff sendiri terbagi menjadi 5 fase yaitu :
1. Fase I
: Saat bunyi terdengar, dimana 2 suara terdengar pada waktu bersamaan,
disebut sebagai tekanan sistolik.
2. Fase II
: Bunyi berdesir akibat aliran darah meningkat, intensitas lebih tinggi dari
fase I
3. Fase III
:Bunyi ketukan konstan tapi suara berdesir hilang, lebih lemah dari fase I.
4.Fase IV
:Ditandai bunyi yang tiba-tiba meredup/melemah dan meniup.
5. Fase V
: Bunyi tidak terdengar sama sekali,disebut sebagai tekanan diastolik.

Penyebab Hipertensi
1. Hipertensi Primer : Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui, dihubungkan
dengan faktor keturunan.
2. Hipertensi Sekunder : Hipertensi yang dapat diketahui penyebab spesifiknya, dan di
golongkan dalam 4 kategori : Hipertensi Kardiovaskuler, Hipertensi Renal, Hipertensi
Endokrin, dan Hipertensi Neurogenik
DENYUT NADI
Denyut nadi adalah gelombang darah yang dapat dirasakan karena dipompa kedalam arteri
oleh kontraksi ventrikel kiri jantung. Denyut nadi diatur oleh sistem saraf otonom. Lokasi
untuk merasakan denyut nadi adalah :
1. Karotid : di bagian medial leher, dibawah angulus mandibularis, hindari pemeriksaan dua
sisi sekaligus pada waktu bersamaan.
2. Brakial : Diatas siku dan medial dari tendo bisep.
3. Radial : Bagian distal dan ventral dari pergelangan tangan.
4. Femoral : Disebelah inferomedial ligamentum inguinalis.
5. Popliteal : Di belakang lutut, sedikit ke lateral dari garis tengah.
6. Tibia posterior: Di belakang dan sedikit ke arah inferior dari maleolus medialis.
7. Pedis dorsalis : Lateral dari tendo m. Extensor hallucis longus.
Hal-hal yang dinilai saat pemeriksaan denyut nadi adalah :
1. Kecepatan
a. Bradikardia : denyut jantung lambat (<60x/menit), didapatkan pada atlet yang
sedang istirahat, tekanan intrakranial meningkat, peningkatan tonus vagus,
hipotiroidisme, hipotermia, dan efek samping beberapa obat
b. Takikardia : denyut jantung cepat (>100x/menit), biasa terjadi pada pasien dengan
demam, feokromositoma, congestif heart failure, syok hipovolemik, aritmia
kordis, pecandu kopi dan perokok.
c. Normal : 60-100x/menit pada dewasa.
2. Irama
a. Reguler
b. Regularly irregular : dijumpai pola dalam iregularitasnya.
c. Irregularly irregular : tidak dijumpai pola dalam iregularitasnya, terdapat pada
fibrilasi atrium.
3. Volume nadi
a. Volume nadi kecil : tahanan terlalu besar terhadap aliran darah, darah yang dipompa
jantung terlalu sedikit (pada efusi perikardial, stenosis katup mitral, payah jantung,
dehidrasi, syok hemoragik).

b. Volume nadi yang berkurang secara lokal : peningkatan tahanan setempat.


c. Volume nadi besar : volume darah yang dipompakan terlalu banyak, tahanan terlalu
rendah (pada bradikardia, anemia, hamil, hipertiroidisme).
Faktor yang mempengaruhi perubahan nadi :
1. Stress
2. Penyakit, terutama penyakit kardiovaskular
3. Suhu
4. Aktivitas dan olahraga
5. Makanan dan minuman
6. Usia
7. Jenis Kelamin
PERNAPASAN
Seseorang dikatakan bernapas bila menghirup oksigen (O2) dan mengeluarkan karbon
dioksida (CO2) melalui sistem pernapasan. Bernapas dapat dalam dan dapat pula dangkal.
Pernapasan yang dalam akan mempunyai volume udara yang besar, baik pada waktu tarik
napas/ inspirasi/ inhalasi atau pada waktu mengeluarkan napas/ ekspirasi/ekshalasi.
Pernapasan adalah suatu proses keluar dan masuknya udara dalam paru-paru yang
disertai dengan suatu keadaan pertukaran gas O2 dengan CO2. Pernapasan luar adalah proses
penyerapan O2 dan pengeluaran CO2 dari tubuh secara keseluruhan sedangkan pernapasan
dalam adalah proses pertukaran gas antara sel jaringan dengan cairan.
Frekuensi napas dipengaruhi beberapa faktor seperti aktivitas fisik, emosi, usia, dan
obat-obatan. Normalnya frekuensi pada pria yaitu 14-18 kali per menit sedangkan pada
wanita 16-20 kali per menit dan pada bayi 30-50 kali per menit. Disebut Takikardi bila
frekuensi >20 kali per menit dan Bradikardi bila <14 kali per menit.
Irama pernapasan:
1. Pernapasan Biot, yaitu pernapasan dengan irama tidak teratur sama sekali. contoh:
kerusakan otak
2. Pernapasam Cheyne-Stokes, yaitu amplitudo pernapasan mulai dari kecil makin lama
makin besar sampai mencapai yang tertinggi, kemudian makin mengecil lagi hingga
apnea (tidak bernapas) beberapa saat lalu mulai bernapas lagi dengan amplitudo kecil
dan akan membesar lagi seperti sebelumnya. contoh: gagal jantung kiri, peningkatan
TIK, keracunan opium atau barbiturat, dan uremia.
3. Pernapasan Kussmaul, yaitu pernapasan cepat dan dalam (takipnea disertai
hiperpnea). contoh: asidosis.

Anda mungkin juga menyukai