PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial
dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak
akan berkata-kata, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan melakukan apa yang
dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, 2003).
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesaui dengan keinginanya sendiri
dan memperoleh kesenangan (Foster, 1989).
Bermain adalah cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dalam
dirinya yang tidak disadarinya (Miller dan Keong, 1983).
Bermain sama dengan bekerja pada orang dewasa, dan merupakan aspek
terpenting dalam kehidupan anak serta merupakan satu cara yang paling efektif untuk
menurunkan stress pada anak, dan penting untuk kesejahteraan mental dan emosional
anak (Champbell dan Glaser, 2005).
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh terapi bermain terhadap proses adaptasi / hospitalisasi anak
usia toddler yang menjalani rawat inap di RS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
b. Tujuan Khusus
1.
toddler
2.
3.
4.
5.
BAB II
DESKRIPSI KASUS
A. KARAKTERISTIK SASARAN
Kriteria Anak
1. Anak usia toddler 1-3 tahun
2. Anak kooperatif
3. Anak dengan komunikasi verbal baik
4. Anak yang tidak ada kontra indikasi untuk bermain
B. ANALISA KASUS
Usia
: 3 tahun
Jumlah peserta : 1 orang
Nama anak
: Rama
Keadaan umum : baik dan kooperaktif
C. PRINSIP BERMAIN MENURUT TEORI
Menurut Soetjiningsih (1995) bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
agar aktifitas bermain bisa menjadi stimulus yang efektif :
1.
Perlu ekstra energi
Bermain memerlukan energi yang cukup sehingga anak memerlukan nutrisi
yang memadai. Asupan atau intake yang kurang dapat menurunkan gairah anak. Anak
yang sehat memerlukan aktifitas bermain yang bervariasi, baik bermain aktif maupun
bermain pasif. Pada anak yang sakit keinginan untuk bermain umumnya menurun
karena energi yang ada dugunakan untuk mengatasi penyakitnya.
2. Waktu yang cukup
Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain sehingga stimulus yang
diberikan dapat optimal. Selain itu, anak akan mempunyai kesempatan yang cukup
untuk mengenal alat-alat permainannya.
3. Alat permainan
Alat permainan yang digunakan harus disesuaikan dengan usia dan tahap
perkembangan anak. Orang tua hendaknya memperhatikan hal ini sehingga alat
permainan yang diberikan dapat berfungsi dengan benar dan mempunyai unsur
edukatif bagi anak.
4.
Ruang untuk bermain
Aktifitas bermain dapat dilakukan di mana saja, di ruang tamu, di halaman,
bahkan di ruang tidur. Diperlukan suatu ruangan atau tempat khusus untuk bermain
bila memungkinkan, di mana ruangan tersebut sekaligus juga dapat menjadi tempat
untuk menyimpan permainannya.
5.
Pengetahuan cara bermain
Anak belajar bermain dari mencoba-coba sendiri, meniru teman-temannya,
atau diberitahu oleh orang tuanya. Cara yang terahkir adalah yang terbaik karena anak
lebih terarah dan berkembang pengetahuannya dalam menggunakan alat permainan
tersebut. Orang tua yang tidak pernah mengetahui cara bermain dari alat permainan
yang diberikan, umumnya membuat hubungannya dengan anak cenderung menjadi
kurang hangat.
6. Teman bermain
Dalam bermain, anak memerlukan teman, bisa teman sebaya, saudara, atau
orang tuanya. Ada saat-saat tertentu di mana anak bermain sendiri agar dapat
menemukan kebutuhannya sendiri. Bermain yang dilakukan bersama orang tuanya
akan mengakrabkan hubungan dan sekaligus memberikan kesempatan kepada orang
tua untuk mengetahui setiap kelainan yang dialami oleh anaknya. Teman diperlukan
untuk mengembangkan sosislisasi anak dan membantu anak dalam memahami
perbedaan.
BAB III
METODOLOGI BERMAIN
A. JUDUL PERMAINAN
Menyusun piramid
B. ALAT YANG DIPERLUKAN
1.
Balok piramid
C. WAKTU PELAKSANAAN
Terapi bermain ini dilaksanakan di :
1. Tanggal
: Kamis, 19 Mei 2016
2. Jam
: 16.00 - selesai
3. Tempat
: RS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
4.
5.
6.
Jumlah peserta
Jumlah perawat
Alat yang digunakan
: 1 orang
: 1 orang
: Balok piramid
D. PROSES BERMAIN
1.
Pembukaan
a. Persiapan (10 menit)
1) Mempersiapkan alat untuk terapi bermain
2) Mempersiapkan tempat bermain
3) Mempersiapkan anak
b. Perkenalan (5 menit)
1) Leader memperkenalkan anggota kelompok pada anak-anak
2) Leader dan fasilitator membantu anak untuk memperkenalkan diri
pada teman-teman
c.
Penjelasan (5 menit)
Menjelaskan kepada anak untuk menuangkan pikirannya dalam permainan
tersebut.
2.
Pelaksanaan(30 menit)
a. Anak dikumpulkan dalam satu lingkaran
b. Masing-masing anak berespon terhadap benda/permainan yang ada
dihadapannya
c.
Untukbalon susun, masing-masing anak diberi kebebasan untuk
menyusunnya
G. ANTISIPASI HAMBATAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Anak berselisihan
a.
Antara anak yang berselisih dilerai.
b.
Tanyakan penyebab perselisihan yang terjadi.
c.
Jika tidak berhasil libatkan pendamping atau orangtua.
Anak menangis
a.
Mendekati anak dan menghibur anak.
b.
Berusaha menenangkana anak dan memberi mainan.
c.
Libatkan pendamping atau orangtua.
Anak marah
a.
Meredam emosi dengan mengajak anak bercanda.
b.
Menanyakan penyebab marah.
Anak pasif
Perawat memotivasi anak untuk ikut bermain dengan memberikan pujian.
Anak bermain sendiri
a.
Anak dibimbing untuk mengikuti permainan.
b.
Membujuk anak untuk mau bergabung dengan teman yang lain.
Anak ingin BAK / BAB
Membantu anak untuk BAB / BAK dengan mengajaknya ke kamar mandi.
a)
b)
c)
d)
BAB IV
PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN
No
Waktu
Tahap
Penyaji
Audien
1.
5 menit
Mendengar,
memperhatikan,
menjawab
2.
30 menit
Menerima alat
permainan dan
bertanya tentang
kejelasan cara
bermain
3.
5 menit
Memperhatikan
Bertanya dan
mendengarkan
jawaban
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Anak usia toddler berkumpul di ruang bermain yang ada di ruang RS ISLAM
SULTAN AGUNG SEMARANG. Leader dan coleader berada di antara anak-anak toddler.
Fasilitator membagikan alat permainan berupa balok piramid. Satu permainan minimal untuk
2 anak, dan digilir untuk masing-masing anak. Observer berada di antara anak-anak sambil
mengamati jalannya proses bermain. Dengan adanya proses bermain anak akan senang
sehingga akan mengurangi stres hospitalisasi. Dengan adanya proses bermain juga akan
membantu proses tumbuh kembang anak.
Evaluasi
Hasil permainan sesuai dengan harapan kelompok yaitu anak mampu menyusun balok
sesuai dengan kreatifitas masing-masing dan mampu mengenal lingkungan. Anak-anak usia
toddler kelihatan senang saat disuruh bermain karena walaupun sakit anak masih mampu
bermain sesuai dengan perkembangan usia. Dari terapi bermain yang telah dilakukan ada
hasil atau pengaruhnya terhadap anak usia toddler yaitu peserta terapi bermain tidak ada yang
mengalami keterlambatan perkembangan.
DAFTAR PUSTAKA