Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEGAWATDARURATAN PADA

PENDERITA HIPOGLIKEMIA

Disusun Oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Andhi yulianto
Amelia dora
Angga Pratama
Arie Estu Prasetio Redy
Christina Dinda P K
Divi Siswanti
Donny Maulana
Eri Kusmiyati
Mardhatillah

10. Ilham
11. Laras Ayu Ningtias
12. Melta Oktasari
13. Mita Widya Ningrum
14. Nanda Elok Juwita
15. NurAina Surya
16. Nurbani Indah Sari
17. Putri Azura

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya

sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan

makalah

dengan

judul

Makalah

Kegawatdaruratan Pada Penderita Hipoglikemia kami dapat menyelesaikan tugas ini


untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat I Program Studi ilmu
keperawatan universitas tanjungpura
Dalam penyusunan dan penyelesaian asuhan keperawatan pada gerontik ini, penulis
mendapatkan bantuan dari beberapa pihak yang telah memberi bimbingan, dukungan serta
semangat kepada penulis.
Penulis menyadari dalam penyusunan Makalah Kegawatdaruratan Pada Penderita
Hipoglikemia ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sebuah kesempurnaan.
Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna memperbaiki
Makalah Kegawatdaruratan Pada Penderita Hipoglikemia ini dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Amin. Terima kasih.
Pontianak, Desember 2016

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Meningkatnya prevalensi diabetes melitus di beberapa negara berkembang akibat
peningkatan kemakmuran dinegara bersangkutan, akhir-akhir ini banyak disoroti.
Peningkatan pendapatan perkapita dan perubahan gaya hidup terutama di kota-kota besar
mengakibatkan peningkatan prevalensi penyakit degeneratif. Berdasarkan pola pertambahan
penduduk sat ini diperkirakan jumlah penderita DM di dunia tahun 2010 sebanyak 306 juta
jiwa, di negara-negara ASEAN 19,4 juta dalam tahun 2010 dan di Indonesia pada tahun 2000
berjumlah 8,4 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2030 dapat mencapai 21,3 juta jiwa
(diabetes care 2004). Indonesia menempati urutan keempat dalam jumlah penderita diabetes
terbesar di dunia setelah India, Cina, dan Amerika serikat (Depkes 2001).
Hipoglikemia pada pasien diabetes tipe I ( DMT I ) dan diabetes tipe II ( DMT II )
merupakan faktor penghambat utama dalam mencapai sasaran kendali glukosa darah normal
atau mendekati normal. Tidak ada definisi kendali glukosa darah yang baik dan lengkap tanpa
menyebutkan bebas dari hipoglikemia. Dokter dan tenaga kesehatan lain haru memahami
benar tentang hal ini dan pasien diabetes dan keluarganya harus diberi informasi tentang
masalah hipoglikemia. Resiko hipoglikemia timbul akibat ketidak sempurnaan terapi saat ini,
dimana kadar insulin diantara dua makan dan pada malam hari meningkat secara tidak
proporsional dan kemampuan fisiologis tubuh gagal melindungi batas penurunan glukosa
darah yang aman.
Faktor paling utama yang menyebabkan hipoglikemia sangat penting dalam
pengelolaan diabetes adalah ketergantungan jaringan syaraf pada asupan glukosa yang
berkelanjutan. Glukosa merupakan bahan bakar metabolisme paling utama untuk otak. Oleh
karena otak hanya menyimpan glukosa (dalam bentuk glikogen) dalam jumlah yang sangat
sedikit, fungsi otak yang normal sangat tergantung asupan glukosa dalam sirkulasi. Gangguan
pasokan glukosa yang berlangsung dari beberapa menit dapat menimbulkan disfungsi sistem
syaraf pusat, gangguan kognitif dan koma.

Dalam keadaan puasa dan makan, istirahat dan aktivitas jasmani, masuknya glukosa ke
sirkulasi serta ambilan dari sirkulasi sangat bervariasi untuk memepertahankan kadar glukosa
plasma dalam rentang batas yang sempit terdapat meknisme yang sangat peka dan
terelaborasi. Kadar glukosa plassma yang tinggi mengganggu keseimbangan air di jaringan,
menimbulkan glukosuria dan meningkatkan glikosilasi jaringan, sebaliknya kadar yang
terlalu rendah menyebabkan disfungsi otak, koma, dan kematian. Pada individu normal yang
sehat, hipoglikemia yang sampai menimbulkan gangguan kognitif yang bermakna tidak
terjadi karena mekanisme homeostatis glukosa endogen berfungsi dengan efektif.
Terkait dengan hal tersebut, maka penulis menyusun makalah ini guna memberikan
pengetahuan mengenai persoalan hipoglikemia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah itu hipoglikemia?
2. Apa saja etiologi/penyebab hipoglikemia?
3. Bagaimanakah klasifikasi hipoglikemia?
4. Apa saja faktor predisposisi hipoglikemia?
5. Apa saja manifestasi klinis hipoglikemia?
6. Bagaimanakah pathofisiologi hipoglikemia?
7. Bagaimana pathway hipoglikemia?
8. Apa saja komplikasi hipoglikemia?
9. Apa saja pemeriksaan diagnostik hipoglikemia?
10. Bagaimanakah pencegahan hipoglikemia?
11. Bagaimanakah penatalaksanaan hipoglikemia?

C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Menggambarkan teori tentang hipoglikemia dan konsep asuhan keperawatan pada
penderita hipoglikemia.
2. TUJUAN KHUSUS
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :

a. Mengidentifikasi proses terjadinya hipoglikemia.


b. Mengetahui pengertian, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, pathofisiologi,
pathway,

komplikasi,

pemeriksaan

diagnostik,

pencegahan,

dan

penatalaksanaan pada hipoglikemia.


c. Mengidentifikasi pengkajian, diagnosa, intervensi, dan penatalaksanaan pada
penderita hipoglikemia.
d. Mengimplementasikan intervensi pada penderita hipoglikemia.

D. MANFAAT
1. Bagi Penyusun
Meningkatkan kemampuan dalam pembuatan makalah dengan menggunakan
sumber-sumber yang tersedia.
2. Bagi Pembaca
Sebagai sarana pembelajaran dan menambah wawasan khususnya tentang teori
hipoglikemia dan bagaimana asuhan keperawatan pada penderita hipoglikemia.
3. Bagi Institusi Pendidik Prodi Keperawatan Purwokerto
Dapat menambah wawasan bagi mahasiswa dan sebagai bahan referensi bagi
mahasiswa.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Hipoglikemia adalah sindroma klinis terdiri dari kompleks gejala yang disertai
oleh kadar glukoma plasma kurang dari 50 mg/dl dan disembuhkan oleh terapi yang
meninggikan kadar glukosa plasma. Sifat dan beratnya gejala tergantung dari kadar

glikemik sebelumnya, kecepatan penurunan glukosa, dan adanya neuropati atau obatobatan yang melumpuhkan saraf simpatik. Gejala awal biasanya berkeringat, tremor,
rasa cemas, palpitasi, dan takikardia, semuanya diperantarai oleh system saraf simpatik.
Dengan turunya glukosa lebih jauh (yang lebih mungkin terjadi jika gangguan saraf
menyembunyikan gejala awal), dapat terjadi konfusi, nyeri kepala, perubahan
kepribadian, stupor, koma, atau kejang. ( Michael L Callaham, M.D, 1997)
Hipoglikemia

didefinisikan

sebagai

kadar

glukosa

darah

yang

bersirkulasi < 2 mmol/L (Hitz dan Watson 1996 dalam Philip Jevon
dan Beverly Ewens 2007)
B. Etiologi
Etiologi hipoglikemia secara garis besar dibagi atas 3 yaitu:
1. Oleh karena aktivasi hormon insulin yang meninggi atau
menurunnya hormon-hormon diabetagenik, diantaranya:
a. Hipoglikemia yang disebabkan oleh kelebihan insulin. Sebab
yang

paling

sering

adalah

overdosis

dari

insulin

yang

diberikan.
b. Hipoglikemia yang disebabkan oleh karena overdosis dari
antidiabetik oral seperti sulfonilurea yang diklasifikasikan
sebagai insulin endogenushipoglikemia.
c. Terjadi produksi insulin berlebih misalnya
pankreas sehingga terjadi insulinomas.
d. Antibody

mediated
(autoimun)

pada

tumor

hipoglikemia

yang

disebabkan oleh endogenus antibody yang mengaktifkan


insulin reseptor.
e. Hipoglikemia yang disebabkan oleh berbagai bahan obat yang
menyebabkan meningginya kadar insulin antara lain obat oral
hipoglikemia.
f. Hipoglikemia yang disebabkan oleh menurunnya hormon
diabetogenik seperti kortikosteroid..
2. Disebabkan oleh karena produksi glukosa yang menurun, hal ini
terjadi karena:
a. Kerusakan pada hati
b. Kerusakan pada ginjal
c. Berbagai obat
d. Sepsis
e. Kongenital enzim defisiensi

3. Hipoglikemia yang disebabkan karena puasa sehingga terjadi


rendahnya alanin(17) sebagai glukoneogenik precusor.
C. Klasifikasi
Menurut prof. Dr. H. Tabrani Rab, 1968, hipoglikemi secara garis
besarnya yaitu :
a. Hipoglikemi yang disebabkan oleh kelebihan insulin. Sebab yang
paling sering adalah overdosis dari insulin yang diberikan.
b. Hipoglikemi yang disebabkan oleh karena overdosis

dari

antidiabetik oral seperti sulfonylurea yang diklasifikasikan sebagai


insulin endogenus hipoglikemi.
c. Insulinomas yang disebabkan oleh karena fasting hipoglikemi dan
terjadinya produksi insulin yang berlebih misalnya pada tumor
pancreas.
d. Nesidioblastosis yang disebabkan oleh karena adenomatosis dari
sel-sel beta yang menyebabkan terjadinya

insulin-mediated

hipoglikemia.
e. Antibody-mediated (autoimun) hipoglikemi yang disebabkan oleh
karena endogenus antibody yang mengaktifkan insulin reseptor.
f. Hipoglikemi yang disebabkan oleh berbagai bahan yang
menyebabkan meningginya kadar insulin antara lain obat oral
hipoglikemi. Yang termasuk dalam kelompok ini termasuk obat
yang

meninggikan

sirkulasi

insulin

(kloroquin),

obat

yang

menghambat glukogenesis (etanol) dan berbagai zat yang tidak


diketahui

mekanismenya,

kedalam

warfarin dan kapoten.


g. Hipoglikemi yang disebabkan

kelompok

oleh

ini

menurunnya

termasuk
hormon

diabetogenik seperti kortikosteroid.

1. Disebabkan oleh karena produksi glukosa yang menurun.


Hal ini disebabkan oleh karena produksi gula yang menurun.
Kerusakan dapat terjadi:
a. Pada liver
b. Pada ginjal

c. Berbagai obat
d. Sepsis
e. Kongenital enzim defisiensi
2. Hipoglikemi yang disebabkan oleh karena puasa.
Hipoglikemi yang disebabkan oleh karena puasa terutama terjadi
pada anak-anak yang disebabkan oleh karena kegagalan substrat
glukoneogenik.

Tiap

mal

nutrisi

yang

berat

menyebabkan

terjadinya hipoglikemi yang disebabkan oleh karena rendahnya


alanin sebagai glukoneogenik precursor. Selain itu dapat pula
disebabkan oleh penyakit yang menyertai kegagalan ginjal dan hati
yang dapat dikoreksi dengan pemberian alanin.
D. Faktor Predisposisi
Menurut Manjoer Arif

2001 , Faktor predisposisi terjadinya

hipoglikemi pada pasien yang mendapat pengobatan insulin atau


sulfonilurea.
1. Faktor-faktor yang berkaitan dengan pasien.
-

Pengurangan/keterlambatan makan.

Kesalahan dosis akut.

Perubahan tempat suntikan insulin.

Penurunan kebutuhan insulin.

Penyembuhan dari penyakit.


Nefropati diabetik
Hipotiroidism.
Penyakit addison
Hipopiturtarisme

Hari-hari pertama persalinan.

Penyakit hati berat.

Gastroparesis diabetik

2. Faktor- faktor yang berkaitan dengan dokter.


-

Pengendalian glukosa darah yang ketat.

Pemberian obat-obat yang mempunyai potensi hipoglikemik.

Penggantian jenis insulin.

E. Manifestasi Klinis
Menurut Mansjoer Arif 2001, Gejala-gejala hipoglikemi terdiri dari dua
fase, yaitu :
1. Fase I : gejala-gejala akibat aktivitas pusat autonom di hipotalamus
sehingga hormon epinefrin dilepaskan gajala awal ini merupakan
peringatam karena saat itu pasien masih sadar sehingga dapat
diambil tindakan yang perlu untuk mengatasi hipoglikemi lanjut.
Gejala tersebut: terjadi palpitasi, lemah dan cemas.
2. Fase II : gejala-gejala yang terjadi akibat mulai terganggunya fungsi
otak karena itu dinamakan gejala neurologis, diantaranya: sakit
kepala, konfusi, bicara kabur, perubahan persepsi, perburukan
kognitif, letargi, dan kejang koma.
F. Patofisiologi
Seperti sebagian besar jaringan lainnya, matabolisme otak
terutama bergantung pada glukosa untuk digunakan sebagai bahan
bakar. Saat jumlah glukosa terbatas, otak dapat memperoleh glukosa
dari penyimpanan glikogen di astrosit, namun itu dipakai dalam
beberapa menit saja. Untuk melakukan kerja yang begitu banyak,
otak sangat tergantung pada suplai glukosa secara terus menerus
dari darah ke dalam jaringan interstitial dalam system saraf pusat
dan saraf-saraf di dalam system saraf tersebut.
Oleh karena itu, jika jumlah glukosa yang di suplai oleh darah
menurun,

maka

akan

mempengaruhi

juga

kerja

otak.

Pada

kebanyakan kasus, penurunan mental seseorang telah dapat dilihat


ketika gula darahnya menurun hingga di bawah 65 mg/dl (3.6 mM).
Saat kadar glukosa darah menurun hingga di bawah 10 mg/dl (0.55

mM), sebagian besar neuron menjadi tidak berfungsi sehingga dapat


menghasilkan koma.

G. Pathway

Aktivasi hormone insulin yang meninggi, kerusakan hati dan ginjal,


Overdosis antidiabetik

Produksi glukosa menurun <60 mg/dl

Penurunan nutrisi jaringan otak

Respon sistem saraf pusat

Respon otak

Respon vegetative

Koreteks serebri kurang energy (<50 mg/dl)


adrenalin

Pelepasan norepinefrin dan

Sulit berkonsentrasi/berpikir, gemetar,


berkeringat

Takikardi, pucat, gemetar,

kepala terasa melayang, gangguan proses pikir


Tidak sadar, stupor, kejang,
koma

H. Pemeriksaan Diagnostik

1.

Prosedur khusus: Untuk hipoglikemia reaktif tes toleransi glukosa postpradial oral 5

jam menunjukkan glukosa serum <50 mg/dl setelah 5 jam.


2. Pengawasan di tempat tidur: peningkatan tekanan darah.
3. Pemeriksaan laboratorium: glukosa serum <50 mg/dl, spesimen urin dua kali negatif
terhadap glukosa.
4. EKG: Takikardia.

I. Penatalaksanaan
1. Glukosa oral
Sesudah diagnosa hipoglikemi ditegakkan dengan pemeriksaan
glukosa darh kapiler, 10-20 glukosa otral harus segera diberikan.
Idealnya dalam bentuk tablet, jelly, atau 150-200 ml minuman yang
mengandung glukosa seperti jus buah segar dan non diet cola.
Sebaiknya coklat manis tidak diberikan karena lemak dalam coklat
dapat menghambat absorbsi glukosa. Bila belum ada jadwal makan
dalam 1-2 jam perlu diberikan tambahan 10-20 gr karbohidrat
kompleks.
2. Glukagon intramuskular
Glukagon 1 mg intramuskular dapat diberikan oleh dokter dan
perawat yang terlatih dan hasilnya akan tampak dalam 10 menit.
Bila pasien sudah sadar, pemberian glukagon harus diikuti dengan
pemberian glukosa oral 20 mg dan dilanjutkan dengan pemberian 40
mg karbohidrat dalam bentuk tepung untuk mempertahankan
pemulihan.

Pada

kasus

hipoglikemi

yang

diinduksi

alkohol,

pemberian glukagon mungkin tidak efektif.


3. Glukosa intravena
Glukosa intravena harus diberikan dengan hati-hati. Pemberian
glukosa dengan konsentrasi 50% terlalu toksik untuk jaringan dan
75-100 ml glukosa 20% atau 150-200 ml glukosa 10% dianggap lebih
aman. Ekstravasasi glukosa 50% dapat menimbulkan nekrosis yang
memerlukan amputasi.

J. Komplikasi

Komplikasi akut yang paling berbahaya adalah terjadinya hipoglikemia


(penurunan kadar gula darah sangat rendah), karena dapat mengakibatkan koma (tidak
sadar) bahkan kematian bila tidak cepat ditolong. Keadaan hipoglikemia ini biasanya
dipicu karena penderita tidak patuh pada jadwal makanan (diit) yang telah ditetapkan,
sedangkan penderita tetap minum obat antidiabetika atau mendapatkan injeksi insulin.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Diabetes merupakan penyakit berjangka panjang maka di abaikan komplikasi DM dapat
menyerang seluruh anggota tubuh yang diakibatkan kadar gula darah yang tidak terkontrol
pada pengidap diabetes. Komplikasi akut yang paling berbahaya adalah terjadinya
hipoglikemia (penurunan kadar gula darah sangat rendah), karena dapat mengakibatkan koma
(tidak sadar) bahkan kematian bila tidak cepat ditolong. Keadaan hipoglikemia ini biasanya
dipicu karena penderita tidak patuh pada jadwal makanan (diit) yang telah ditetapkan,
sedangkan penderita tetap minum obat antidiabetika atau mendapatkan injeksi insulin.
Gejala-gejala terjadinya hipoglikemia adalah rasa lapar, lemas, gemetar, sakit kepala, keringat
dingin dan bahkan sampai kejang-kejang.
Hipoglikemia ialah suatu penurunan abnormal kadar gula darah atau kondisi
ketidaknormalan kadar glukosa serum yang rendah. Hipoglikemia dapat disebabkan oleh
berbagai kelainan mekanisme kontrol pada metabolisme glukosa, antara lain : inborn erors of
metabolism, perubahan keseimbangan endokrin dan pengaruh obat-obatan maupun toksin.
Cara menjaga kadar gula darah tetap terkontrol antara lain yaitu dengan diit yang tepat,
olahraga teratur, dan konsumsi obat jika diperlukan. Modalitas utama dalam pengaturan
diabetes melitus terdiri dari terapi farmakologis yang meliputi perubahan gaya hidup dengan
melakukan pola makan yang dikenal sebagai gizi medis.

B. SARAN
Diperlukan suatu pemahaman yang baik agar tidak salah dalam memahami tentang
pengertian, frekuensi penderita, etiologi, manifestasi klinik, komplikasi, pengobatan atau
penatalaksanaan dari hipoglikemia.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai