Oil Movement
by H. Amrizal, S.S.T
Perencanaan lifting
Supply Loss
Penyaluran/lifting produk
Pengelolaan limbah
Pengelolaan dermaga
Bisnis Pertamina
Pengolahan
Hulu
Impor Crude
Crude
Pemasaran
Floating Storage
Depot
Kilang
Impor BBM
Kilang Pertamina
KAPASITAS KILANG EFFEKTIF :1,057.30 MBSD
Kapasitas Operasi (terpakai)
: 965.26 MBCD
BONTANG
RU - VII-KASIM
Kap. Efektif : 9.5 MBCD
Kap. Terpakai : 9.16 MBCD
B. PAPAN
UP I P. BRANDAN
Kap. Efektif : 4.50 MBCD
Kap. Terpakai : 2.42 MBCD
MUSI
(Tutup 2007)
RU II DUMAI / S. PAKNING
Kap. Efektif : 176.00 MBCD
Kap. Terpakai : 169.43 MBCD
RU III - MUSI
Kap. Efektif
: 125.50 MBCD
Kap. Terpakai : 97.80 MBCD
RU - VI BALONGAN
Kap. Efektif
CEPU
Kap. Efektif : 3.8 MBCD
Kap. Terpakai : 2.8 MBCD
: 125.00 MBCD
RU V - BALIKPAPAN
Kap. Efektif
: 265.00 MBCD
RU IV - CILACAP
Kap. Efektif : 348.00 MBCD
Kap. Terpakai : 341.04 MBCD
*) 7 Sisters dan
Afiliasi/Kroninya
Hasil Refinery
900.000 b/d
Kebutuhan BBM
1,6 Juta b/d
Ent. Negara:
430.000 b/d
*) 7 Sisters dan
860.000 b/d Afiliasi/Kroninya
Pertamina
130.000 b/d
Minyak Mentah
800.000 b/d
*) 7 Sisters dan
Afiliasi/Kroninya
*) 7 Sisters dan
Afiliasi/Kroninya
Dokumen H. Amrizal, S.S.T
KETERSEDIAAN
DOMESTIC CRUDE DAN
ALOKASINYA
RENCANA
PENGOLAHAN
PENGADAAN
SPOT CRUDE
Pusat/Korporat
RPO
Refinery Planning
Perencanaan
Penjadwalan
Badget &
Performance
Pelaporan
BAHAN
BAKU
RPO
Crude &
Intermedia
KILANG
Kehandalan
Jadual Stop
QUALITY
CONTROL
Kualitas Produk
(on/off spec)
PRODUK
Ditentukan berdasarkan:
Perencanaan tahunan (RK) - Alokasi crude
Perencanaan bulanan (STS) - RCC meeting
GRTMPS (Generalized Refinery, Transportation,
Marketting, Planning System)
Crude Master Program
Product Master Program
LPG Master Program
Intermedia Meeting
Peran RPO
Garis besar peran RPO:
1. Merencanakan pengolahan & produksi, berdasarkan
suplai crude permintaan, kondisi kilang serta rencana
perbaikan.
2. Mengatur operasional pengolahan & produksi
berdasarkan ketersediaan crude, rencana lifting, serta
kapasitas tanki.
3. Optimasi perencanaan maupun operasional pola
pengolahan & produksi untuk memaksimalkan produk2
valuable, sehingga diperoleh margin yang optimal.
4. Evaluasi terhadap perencanaan pengembangan produk
baru beserta spesifikasi-nya, baik atas permintaan
konsumen maupun dari potensi serta kemampuan kilang.
Perencanaan Pengolahan
Perencanaan pengolahan dan produksi terdiri
atas:
Review STS
Penjabaran Rencana Kerja tahunan, baik arus minyak
maupun rencana stop kilang (time frame bulanan)
Mengakomodir kondisi bisnis terbaru (alokasi crude
dan kebutuhan pasar)
Mengakomodir performance unit kilang terbaru
(deviasi terhadap RK)
CRUDE
LSWR
HVGO
NAPHTHA
INTERMEDIA LAINNYA
LSWR
CRUDE
INTERMEDIA
LSWR
HVGO
NAPHTHA
DLL
R
E
F
I
N
E
R
Y
PRODUCTS
Penerimaan
Dalam Perencanaan Penerimaan Raw Material
berupa Crude dan Intermedia (LSWR, HOMC) baik
jumlah maupun waktunya mengacu pada :
Realisasi Pengolahan
Realisasi pengolahan di unit operasi mengacu pada :
1. STS (bulanan) / RK (tahunan)
2. Ketersediaan stock crude dan prediksi jadual
kedatangan crude
3. Ketersediaan umpan HVU (LSWR), dan jadwal
kedatangan LSWR ex Spk dan atau RUs
4. Kondisi Unit Operasi dan ketersediaan ullage saat itu
Perencanaan lifting
Supply Loss
Rencana produksi
Pasar Pertamina adalah :
1. Berdasarkan Cuptive market untuk PSO
2. Mencari sendiri untuk industri dan BBM Non
Subsidi, serta industri petrokimia
Sebagai Public Service Obligation (PSO),
Pertamina merencanakan produksi
berdasarkan permintaan dari Direktorat
Marketing & Trading sesuai dengan
alokasi/kuota BBM yang sudah ditentukan
Pemerintah per bulan atau pertahunnya
berdasarkan populasi masyarakat suatu daerah
Dokumen H. Amrizal, S.S.T
Kilang
Produk
Storage
Dokumen H. Amrizal, S.S.T
Perencanaan lifting
Supply Loss
Produk
Semua produk
Aspal, LPG, BBG, Avtur,
BBM, Solphy, dll
Keterangan
Tergantung
jenis produksi
Berupa padatan (Lilin/wax, dari masingmasing kilang
sulfur, coke, dll)
Pipeline/transfer BBM
line
Administrasi penyaluran
STS
Diperoleh
jumlah
produksi
RCC
Master
Program
Hadir:
1. OO
2. ISC
3. M&T
4. MOR
5. S&D
6. Pengolahan
7. Perkapalan
Alokasi
Crude
Rencana
Pengapalan/
Lifting
- DO
- SO
- KN
- PO
Memo rencana
pengapalan/
penyaluran:
1. 10 harian
2. Mingguan
3. Harian
System
mySAP
Penyaluran
(Kapal, Tank Car, Pipe Line, Truck/Kontainer)
Penyaluran dilakukan pada produk yang sudah on
spec (batching) berdasar :
1. Rencana Penyaluran BBM/NBM (berdasarkan
MP)
2. Surat Permintaan Transfer (Bon Permintaan
LPG & Gas Products Reg I, Dokumen Instruksi
Pengapalan, Fax lifting Mingguan dari S&D)
3. Alokasi Indent untuk green coke, solphy
Perintah penyaluran
Setelah terbit DO/PO dari mySAP, Fungsi RPO melalui
Bagian SC&D mengeluarkan perintah muat atau
bongkar, output-nya berupa order (perintah)
penyaluran:
Jenis Perintah
Loading Order (LO)
Order
Moda Transportasi
Muat crude/produk ke
kapal
Instruksi Penyaluran
Minyak (IPM)
Rencana Pengapalan
Order penyaluran yang dikeluarkan ditujukan ke Bagian terkait
seperti:
1. Oil Movement Bagian yang melakukan eksekusi
penyaluran/penerimaan
2. Laboratorium Bagian yang bertugas melakukan
pemeriksaan kualitas minyak yang akan
dikeluarkan atau diterima
3. Marine
Bagian yang melakukan penyandaran kapal
4. Finance
Bagian yang melakukan kalkulasi jumlah/
kuantitas minyak yang disalurkan
(menerbitkan Bill of lading) atau
quantity of discharge
Rencana Pengapalan
Contoh IPHM
Rencana
penyaluran
produk
ke/dari kapal
(rencana
pengapalan)
Perencanaan lifting
Supply Loss
B/L
Tangki Dit.P
R1
SFAL
Diawasi Surveyor
*B/L
SFAL
SFBD
A/R
= Bill of Lading
= Ship Figure After Loading
= Ship Figure Before Discharge
= Actual Received
SFBD
R2
R4
R3
A/R
Loading Master
Penyaluran/lifting produk
Pengelolaan limbah
Pengelolaan dermaga
Penyaluran/lifting produk
Pengelolaan limbah
Pengelolaan dermaga
Blending crude
Crude dan intermedia sebagai umpan kilang tidak selalu
tersedia cukup hanya dari satu jenis crude. Ada
beberapa alasan, yaitu:
1. Disesuaikan dengan karakteristik operasional kilang
(desain).
2. Perubahan pola operasional kilang.
3. Berkurangnya ketersediaan crude awal karena
berbagai alasan.
4. Mencari harga umpan yang lebih murah agar
diperoleh keuntungan (margin) yang lebih besar.
5. Terpaksa berpindah crude karena mempertahankan
operasional kilang agar tetap berproduksi.
Dokumen H. Amrizal, S.S.T
Blending crude
Oleh sebab itu, untuk memenuhi jumlah umpan dan
sesuai dengan karakteristik kilang, dan alasan-alasan
maka umpan perlu diblending/dicampur menjadi mix
crude atau coctail crude.
Contoh untuk kilang Refinery Unit II:
Karakteristik awal kilang RU II adalah mengolah 85 %
sweet crude (crude yang mempunyai kandungan sulfur
rendah), yaitu SLC (Sumatera Light Crude) dan 15 %
DCO (Duri Crude Oil).
Blending crude
Tetapi saat ini komposisinya sudah berubah, dimana SLC
tidak lagi dominan.
SLC 30 50 %
DCO 15 20 %
BUCO 30 50 %
Aseng 3 8 %
Doba 8 10 %
Mudi 10 15 %
Tergantung jumlah crude yang tersedia
Blending crude
Selain crude untuk umpan di primary process, ada juga
intermedia untuk umpan di secondary process, seperti:
HVU (Height Vacuum Unit) LSWR (Low Sulfur
Waxy Residue)
HCU (Hydrocracking Unit) HVGO (Heavy Gas Oil)
dari HVU.
DCU (Delayed Cooking Unit) Vacuum
Bottom/Short Residue dari HVU.
DHDT (Dehydrotreating Unit) LCGO dari DCU.
NRU (Naphtha Rerun Unit) SR. Naphtha dari CDU.
PL-I (Platforming Unit) H. Naphtha dari NRU
PL-CCR Naphtha Threating dari NHDT
Amin Unit Gas dari HCU
Dokumen H. Amrizal, S.S.T
Penyaluran/lifting produk
Pengelolaan limbah
Pengelolaan dermaga
Penyaluran/lifting produk
Pengelolaan limbah
Pengelolaan dermaga
Penyaluran/lifting produk
Pengelolaan limbah
Pengelolaan dermaga
Penyaluran/lifting produk
OM bertugas untuk menyalurkan produk sesuai dengan
order yang telah diberikan. Order dapat dalam bentuk:
Loading Order
Discharge Order
IPM
Ketiga ini dibuat secara system terkoneksi (system ROAS
= Refinery Oil Accounting System) yang dapat diakses
melalui jaringan internet sesuai distribusinya.
Berdasarkan order yang diberikan, OM langsung
bergerak aktif untuk menghubungi semua Bagian yang
terkait (Marine untuk menanyakan posisi kapal, Lab
untuk menanyakan kualitas produk, Finance untuk .
Dokumen H. Amrizal, S.S.T
Penyaluran/lifting produk
Finance untuk membuat dokumen, dll).
Jika penyaluran via kapal, maka OM akan membuat izin
sandar dan menentukan dermaga/jetty mana yang akan
digunakan.
Dalama proses penyaluran, OM bertindak mewakili
Perusahaan untuk melakukan transaksi (custody
transfer) seperti berdiskusi dengan Pihak Kapal terkait
nominasi, kesiapan kapal, dsb.
PERENCANAAN
PENGATURAN
DISTRIBUSI BBM DIIKUTI
OLEH KANTOR PUSAT,
M&T/MOR, RUS, P&O,
ISC, SHIPPING
PIPA / MOBIL
KAPAL ALOKASI
MOR I
DEPOT DUMAI
DEPOT SIAK
PLN BELAWAN
INSTRUKSI
PENYALURAN
BELAWAN
BATAM
PROGRAM PELAYANAN
TRANSFER/PEMUATAN di
RU II DUMAI & SUNGAI
PAKNING
TANJUNG UBAN
TELUK KABUNG
TANJUNG GUREM
PULAU SANBU
KAPAL ALOKASI
S&D KANTOR
PUSAT
Sumber: RU II
KIJANG
JAKARTA
NAD
RU III
RU IV
RU V
RU VI
Eksport - LSWR
NAD
BBM
30%
11%
SUMUT
BBM-Avtur-LPG
18%
SUMBAR
BBM-Avtur-LPG
RIAU
BBM Avtur - LPG
RU II
Dumai
KEP. RIAU
BBM
DKI-Avtur
73
Sumber: RU II
23%
18%
Refinery Unit II
BANYU CRUDE
MUDI
CRUDE
MUDI
CRUDE
TBBM DUMAI
74
Sumber: RU II
Penyaluran/lifting produk
Pengelolaan limbah
Pengelolaan dermaga
Pengelolaan limbah
Dalam proses pengolahan minyak bumi, terdapat
buangan dari kilang yang adakalanya dalam air terikut
minyak.
Buangan dari kilang dapat berasal dari air pendingin,
dan drain tanki. Semua buangan ini sebelum masuk ke
perairan diolah terlebih dahulu. Pengelolaan yang
dimaksud adalah memisahkan antar air dengan minyak.
Dimana minyaknya di pompakan ke tangki dan air yang
sudah bersih dibuang ke perairan
Penyaluran/lifting produk
Pengelolaan limbah
Pengelolaan dermaga
Pengelolaan dermaga
Penerimaan minyak mentah dan penyaluran produk
sebagian besar disalurkan melalui kapal, ini dikarenakan
jauhnya letak antara sumber dengan lokasi supply.
Agar penerimaan minyak mentah maupun
penerimaan/penyaluran produk berjalan dengan lancar,
maka dibutuhkan dermaga (jetty).
Di semua unit Pengolahan Pertamina, yang melakukan
pengelolaan dermaga adalah Bagian OM. Meliputi
semua fasilitas yang ada di atas dermaga. Mulai dari
penerimaan kapal hingga pelepasan kapal (selama kapal
sandar).
Dokumen H. Amrizal, S.S.T
Pengelolaan dermaga
Untuk proses lepas sandar kapal dilakukan oleh Fungsi
Marine yang bekerja sama dengan Pihak
Kesyahbandaran.
Tetapi berbeda pelabuhan/dermaga yang di kelola oleh
MOR Direktorat MT. Dimana pelabuhan dihandle
sendiri oleh Fungsi Marine petugas di TBBM.
SABANG
: Refining Units
: Fuel Depot
: Transit Terminal
: Ship to Ship
KRUENG RAYA
LHOK SEUMAWE
MEULABOH
P. NATUNA
TARAKAN
TAHUNA
LAB. DELI
SIBOLGA
BITUNG
UP. II - DUMAI
G. SITOLI
P. BATAM
TOBELO
TOLI - TOLI
SIAK
BONTANG
MOUTONG
SINTANG
P. SAMBU
SAMARINDA
PONTIANAK
TT. TLK.
KABUNG
JAMBI
DONGGALA
PARIGI
CILIK RIWUT
MANOKWARI
LUWUK
NAMLEA
KENDARI
PARE - PARE
SERUI
BULA
BANGGAI
P. PISANG
BANJARMASIN
TT.
WAY AME
SANANA
KOLONDALE
PKL.BUN
BIAK
SORONG
POSO
PALOPO
BENGKULU
PABUHA
SUBUNG
BALIKPAPAN
SAMPIT
TERNATE
GORONTALO
NABIRE
MASOHI
JAYAPURA
FAK - FAK
KOLEKA
RAHA
KOTA BARU
PANJANG
BAU -BAU
TLK. SEMANGKA
UJ. PANDANG
UP.VI
PLUMPANG
SEMARANG
TG. GEREM/MERAK
UP. IV
CILACAP
KALBUT
MENENG
TT. TLK
MANGGIS
MERAUKE
MAUMERE
BADUNG
AMPENAN
IMPORT
KALABAHI
REO
BIMA
SAUMLAKI
ENDE
WAINGAPU
L. TUKA
DILI
ATAPUPU
KUPANG
IMPORT
DOBO
CAMPLONG
SURABAYA
TT.
TUAL
BALONGAN
MARKETING
Working Area
Sumatera Utara
Kantor Region : 1
Terminal BBM : 5
NAD
Kantor Sales : 1
Terminal BBM : 5
Kep. Riau
Kantor Sales : 1
Terminal BBM : 5
Sumatera Barat
Kartor Sales
:1
Terminal BBM : 1
Riau
Kantor Sales : 1
Terminal BBM: 3
MARKETING
KRUENG RAYA
MEDAN GROUP
SIMELUE
MEULABOH
IMPOR
NATUNA
KISARAN
P. SIANTAR
SIBOLGA
GN. SITOLI
TG. UBAN
SIAK
KABIL
TEMBILAHAN
KIJANG
TELUK KABUNG
LEGENDA
KILANG/REFINERY UNIT
INSTALASI/
T. BBM
REGULAR SUPPLY
CILACAP
MARKETING
DPPU
PREMIUM
SOLAR
PERTAMAX
AIRLINERS
KONSUMEN UMUM
SPBU
PREMIUM
SOLAR
APMS/SPDN/
MOBIL
TANKI
PIPA
INSTALASI/DEPOT
KILANG PERTAMINA/
IMPORT
SOLAR
M.BAKAR
AGEN INDUSTRI
INDUSTRI/PLN
KEROSENE
AMT
PREMIUM
SOLAR
AVTUR
PANGKALAN
TNI/POLRI
PIPA
INDUSTRI/PLN
TANKER
SOLAR
BUNKER SERVICE
SPBB
KAPAL LAUT
86
KESIAPAN
SARFAS
BBMNPSO
NON PERTAMINA
SUBSIDI
PERATURAN PERUNDANGAN MIGAS
I KESIAPAN
SARFAS
PERTAMINA
Keterangan:
Outlet Pertamax
SPBU Tersedia Solar Non Subsidi
FRM REG II
Dokumen H. Amrizal, S.S.T
MARKETING
MGL
KUTA LHOKSEUMAWE
ZPP
HULAJ
U
IGL
DEPOT
TANDEM
WDS/
WD
DMI
CTS
GAL
CTM
TN/SM
MSW
J
SMC
NIJA
SW L
PMI
SMM
S
TG
BBPT
RMJ
NASANGG
A
KILANG
DUMAI
CAHAYA RIAU
PKSG
SIGI
RSS
SIG
ABM
K
SPM
DEPOT
TJ. UBAN
SJA
SRM
GCS
G
MAS
RBK
M
MAS
ABBP
PRIZACO
PUTRA
SINDO
MARKETING
Modern outlet
Retailer / Toko
SPPEK
Sub Agen
Kilang Pertamina
Agen
Kilang Swasta
LPG FP Pertamina
Rumah
Tangga
Komersil
Industry
Import
SPPBE
MARKETING
Kepri Telah
terdistribusi :
298.221 paket .
Close 2011
SUMUT Telah
terdistribusi :
2.594.163
paket.Close 2012
SUMBAR
Estimasi :
971.420
Belum
Progress
MARKETING
Depot
SPPBE
Agen
Pangkalan
Monitoring &
Pembinaan:
Monitoring &
Pembinaan:
Monitoring &
Pembinaan:
Tabung
Bocor
Tabung
Bocor
Tabung Bocor
Tabung
Rusak/Afkir
Tabung Ilegal
Tabung
Rusak/Afkir
Tabung Ilegal
Sosialisasi
Berkala &
Koordinasi
dengan Aparat
Terkait
Pengoplosan
Tabung
Ilegal
Pengoplosan
Monitoring
Selesai
91
MENGAPA PERLU
KEEKONOMIAN ?
Perubahan hubungan bisnis Pertamina dengan
pemerintah
Ketersediaan Crude
Tuntutan peningkatan kualitas produk
Diperlukan OPTIMASI
GRTMPS
Tool yang membantu kalkulasi perencanaan
secara kompleks, menyangkut pemilihan
pengolahan crude dan perencanaan produksi
dengan mengakomodir utilisasi unit kilang.
Model yang dipakai :
Model individual Refinery Unit
Model Global
KETERSEDIAAN CRUDE
Kebutuhan dunia akan minyak mentah terus meningkat dengan
rata-rata peningkatan sebesar 2.07% per tahunnya (high case) atau
1.01% per tahun (low case).
Ketersediaan minyak mentah dunia sebagian besar berasal dari
kawasan Timur Tengah yang berjenis Sour Crude, yang didominasi
dari Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab, dan Iraq
Produsen minyak mentah jenis Sweet yang besar adalah dari
kawasan West African, yang sebagian besar berasal dari Nigeria
dan Angola.
Untuk memenuhi kebutuhan operasi kilang, Pertamina setiap
tahunnya harus mengimpor minyak mentah dari kawasan Timur
Tengah dan kawasan lainnya.