Tugas Bahasa Indonesia
Tugas Bahasa Indonesia
MEMBUAT MAKALAH
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta hidayah
kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalahnya
yang berjudul Pengajaran Pembelajaran Bahasa Indonesia Walaupun melalui jalan yang
panjang di sertai dengan berbagai macam kesulitan, namun syukur alhamdulillah berkat adanya
usaha dan bantuan dari berbagai pihak, maka kesulitan tersebut dapat terselesaikan.
Makalah ini kami susun dengan maksud untuk memenuhi tugas makalah yang di berikan oleh
bapak Suprih Widodo,S.Si,M.T .
Dalam penyusunan makalah ini, Penulis tidak lupa mengucapkan bnyak terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Akhir kata kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kekurangan ataupun
kesalahan dalam penyusunan makalah ini, namun kami harapkan mudah-mudahan makalah ini
menjadi bermanfaat bagai perkembangan teknologi khususnya dan ilmu pengetahuan pada
umumnya.
DAFTAR ISI
ABSTRAK.. i
KATA PENGANTAR.. ii
DAFTAR ISI. ii
BAB I PENDAHULUAN.. 2
A.
B.
Rumusan Masalah. 2
C.
Tujuan. 2
D.
Manfaat 2
E.
BAB II PEMBAHASAN.. 2
A.
B.
C.
D.
Kesimpulan. 2
B.
Saran. 2
DAFTAR PUSTAKA.. 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi, butuh berkomunikasi dengan menusia
lain. Interaksi terasa semakin penting pada saat manusia ingin menampilkan eksistensi diri agar
keberadaan dirinya di antara manusia lain dapat diakui. Kemudian juga terasa sangat perlu
dilakukan karena dorongan sosial-kultur, yang mendesak dan bergejolak ingin menyampaikan
sesuatu kepada orang lain serta bisa memahami pesan yang disampaikan orang lain secara
resiprokal, dapat saling memberi, saling menerima, saling memahami, dan saling mafhum.
Supaya interaksi dapat berlangsung interaktif, tentu membutuhkan alat, sarana atau media, dan
yang paling utama digunakan manusia adalah BAHASA.
Ilmu Bahasa, Studi Bahasa, kajian tentang bahasa, sekarang sudah bersifat universal.
Demikian pula pendidikan bahasa dan pembelajaran bahasa setiap jenjang pendidikan pada
era globalisasi ini amat sangat diperlukan. Oleh karena itu, pengajaran bahasa, khususnya
bahasa Indonesia, telah ditanamkan kepada anak sejak di usia dini. Hal ini dapat dilihat dari
pengajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar khususnya di kelas rendah oleh para
pendidik/guru.
Berhasil atau tidaknya seorang pendidik mengajarkan bahasa Indonesia yang baik dan benar
kepada anak didiknya, dapat dilihat dari metode pengajaran yang digunakan pendidik tersebut
dan bagaimana respons dari anak didiknya. Jika seorang pendidik memakai suatu metode
tertentu dengan baik dan benar ketika mengajar maka anak didiknya pun akan merespons
pesan atau informasi yang diberikan pendidik tersebut dengan baik pula. Begitupun sebaliknya.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan pengajaran bahasa Indonesia dan apa saja fungsinya?
2.
3.
Metode apa saja yang digunakan dalam pengajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah?
4.
C. Tujuan
1.
2.
3.
Untuk mengetahui metode metode yang digunakan dalam pengajaran bahasa Indonesia
4.
Untuk mengetahui teknik teknik yang digunakan dalam pengajaran bahasa Indonesia
D. Manfaat
Untuk menambah pengetahuan tentang pengajaran pembelajaran bahasa Indonesia. Untuk
gambaran tentang bagaimana seharusnya guru mengajarkan bahasa Indonesia di Sekolah
Dasar dengan benar.
B.
Rumusan masalah
C.
Tujuan
D.
Manfaat
E.
Bab II Pembahasan
A.
B.
C.
D.
Kesimpulan
B.
Saran
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengajaran Bahasa Indonesia (MK, 1991) adalah proses mengajar atau mengajarkan Bahasa
Indonesia. Tujuan utamanya adalah siswa mampu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia,
baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa Indonesia diajarkan kepada siswa dengan kedudukan
sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara. Dalam mempelajari Bahasa Indonesia, siswa
sudah memiliki bahasa pertama yaitu bahasa daerah. Oleh karena itu, pengajaran Bahasa
Indonesia ini merupakan pengajaran bahasa kedua setelah bahasa daerah.
Menurut Bachman memandang bahwa pengajaran bahasa kedua (Rosmana, 2008) adalah
pemberdayaan sejumlah kompetensi siswa untuk berkomunikasi dengan bahasa tertentu. Ada 5
kompetensi yang harus diberdayakan dalam diri siswa ;
Kompetensi kebiasaan
Kompetensi kognitif (skemata)
Kompetensi strategi produktif
Kompetensi mekanisme psikofisik
Kompetensi kontekstual
Pengajaran Bahasa Indonesia yang dilaksanakan di Sekolah Dasar adalah mengjarkan bahasa
Indonesia yang berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Untuk itu, fungsi
pengajaran Bahasa Indonesia, selain untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa, ada
fungsi lainnya yaitu :
1.
2.
Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia dalam rangka
pelestarian dan pengembangan budaya.
3.
Sarana peningkatan pengetahuan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
4.
Sarana penyebarluasan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai
dengan konteks untuk berbagai keperluan dan berbagai masalah.
5.
sebagai
upaya
B.
Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan untuk bermacam-macam fungsi sesuai dengan apa
yang ingin disampaikan oleh penutur. Dalam pelaksanaannya, bermacam-macam fungsi
tersebut dapat dipadukan melalui berbagai kegiatan pembelajaran (bermain peran, percakapan
mengenai topic tertentu, menulis karangan, dsb).
Landasan formal pengajaran Bahasa Indonesia adalah Kurikulum Bahasa Indonesia yang
ditetapkan oleh pemerintah. Dikemukakan dalam Kurikulum (GBPP) Bahasa Indonesia SD
bahwa pengajaran Bahasa Indonesia pada hakikatnya belajar berkomunikasi dan peningkatan
kemampuan siswa dalam berbahasa Indonesia lisan maupun tulisan.
Berdasarkan penjelasan dalam Kurikulum Bahasa dan Sastra Indonesia SD, bahwa bahan
pembelajaran kebahasaan mencakup lafal, ejaan dan tanda baca, kosakata, struktur,
paragraph, dan wacana. Lafal yang baik dan wajar perlu diperkenalkan sejak dini, termasuk
cara pengucapan yang jelas dan intonasi yang wajar sesuai dengan situasi kebahasaan. Ejaan
dan tanda baca diajarkan tahap demi tahap untuk membiasakan siswa menggunakannya baik
untuk kegiatan membaca meupun menulis dengan tingkat ketelitian dan pemahaman yang
tinggi. Ketelitian di dalam ejaan dan tanda baca diperlukan di dunia modern. Misalnya untuk
memahami atau menyusun dokumen penting dan penggunaan komputer. Sarana penahapan
dan penyebaran pembelajaran mengenai lafal, intonasi, ejaan, dab tanda baca, untuk siswa
yang berkemampuan lebih tinggi, butir-butir pada tahapan kemudian dapat diperkenalkan lebih
awal. Pembelajaran kosakata, struktur, paragraf, dan wacana bukan berupa penyajian kaidah
atau peristilahan, melainkan berupa kegiatan memahami dan menggunakan kosakata dan
struktur. Jadi, penekanan pembelajaran kosakata, struktur, paragraf, dan wacana bukan pada
pembahasan bagian-bagian kalimat, paragraf, atau wacana, melainkan pada pengembangan
gagasan melalui hubungan antar kalimat, antar kalimat dalam paragraf, dan antar paragraf
menjadi wacana yang utuh.
Setelah melaksanakan praktik mengajar siswa kelas 2 di SDN 2 Gunung Karung kecamatan
Maniis, dapat dilihat kemampuan para siswa pad mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Keterampilan yang ditekankan pada pembelajaran Bahasa Indonesia di sini adalah
keterampilan membaca dan menulis. Ketika para siswa membaca sebuah wacana secara
bersama-sama, pada umumnya mereka telah dapat membaca dengan baik denga suara yang
nyaring. Hanya saja lafal dan intonasinya masih harus diperbaiki. Salah satu contoh mereka
belum dapat mebedakan bagaimana pelafalan dan intonasi ketika membacakan kalimat
langsung dan tidak langsung. Selain itu juga keberanian siswa serta keaktifannya dapat dilihat
ketika perwakilan siswa menurut barisan tempat duduk mereka, disuruh untuk maju ke depan
kelas untuk membacakan wacana yang telah ditulis di papan tulis. Bagi siswa yang aktif dan
memiliki keberanian, mereka langsung mau maju ke depan untuk membaca tanpa harus
dituntuk oleh guru. Suara siswa tersebut ketika membaca juga terdengar lantang dank keras.
Tapi sebaliknya, bagi siswa yang pasif dan kurang memiliki keberanian serta percaya diri,
mereka harus ditunjuk terlebih dahulu agar mau membaca di depan kelas. Bahkan siswa
seperti ini terkadang harus dirayu dulu agar mau membaca di depan kelas. Siswa yang pasif
cenderung lebih pelan suaranya ketika membaca. Hal ini disebabkan oleh kurangnya rasa
percaya diri yang mereka miliki.
Di sinilah peran guru untuk memotivasi siswa agar dapat berperilaku aktif dalam kegiatan
belajar. Buat siswa senyaman mungkin ketika guru memberikan materi pelajaran. Jangan
sekali-kali mengtakan SALAH jika siswa melakukan suatu kesalahan. Guru dapat mengatakan
jawabannya kurang tepat atau kata-kata yang lainnya agar tidak melemahkan kainginan dan
semangat siswa untuk menjawa suatu pertanyaan yang diajukan guru. Sehingga siswa dapat
menggali lagi pengetahuan mereka sampai mereka dapat menjawab pertanyaan tersebut
dengan tepat.
Dalam hal keterampilan menulis, yaitu penulisan kalimat berupa sebuah wacana yang utuh,
siswa kelas 2 SDN 2 Gunung Karung, masih perlu diperbaiki lagi dalam hal penggunaan tanda
baca dan penulisan hurup kapital. Kebanyakan dari mereka belum dapat membiasakan menulis
kalimat langsung dengan menggunakan tanda petik (). Sehingga mereka tidak dapat
membedakan kalimat langsung dan tidak langsung. Kalimat yang seharusnya menggunakan
tanda baca koma, tanda seru, dan tanda tanya belum dapat mereka biasakan untuk
menuliskannya. Kebanyakan dari mereka tidak memperhatikan hal tersebut. Padahal hal itu
dapat berpengaruh ketika membacanya.
Penulisan huruf kapital juga masih banyak yang tidak diperhatikan. Misalnya ketika terdapat
nama hari di tengah-tengah kalimat. Kebanyakan dari mereka menuliskannya dengan huruf
kecil. Begitu juga penulisan nama orang.
Oleh sebab itu, guru harus sering memperingatkan siswa tentang kesalahan penulisan tersebut.
Sehingga siswa dapat memperbaiki dan membiasakannya sampai seterusnya.
C.
Menurut GBPP 1984 yang memuat empat belas metode pengajaran bahasa. Metode-metode
sebagai berikut ini (Resmini, 2006):
1. Metode Penugasan
2. Metode Eksperimen
3. Metode Proyek
4. Metode Diskusi
5. Metode Widyawisata
6. Metode Bermain Peran
7. Metode Demontrasi
8. Metode Sosiodrama
9. Metode Pemecahan Masalah
10. Metode Tanya-Jawab
11. Metode Latihan
12. Metode Ceramah
13. Metode Bercerita
14. Metode Pameran Tarigan
Sedangkan untuk sekarang metode lebih meliputi, pemilihan bahan, penentuan urutan bahan,
pengembangan bahan, rancangan evaluasi dan remedial. berikut ini adalah metode yang
digunakan dalam Kurikulum 2004 maka langkah dilakukan setelah guru menetapkan
kompetensi dasar beserta indikato -indikatornya. Beberapa metode ini digunakan secara
terpisah maupun digabungkan dengan metode lain atau beberapa metode dalam
pelaksanaannya.
1.
Metode Langsung
Metode ini menerapkan secara langsung semua aspek dalam bahasa yang diajarkan. Misalnya,
dalam suatu pembelajaran pelajaran bahasa Indonesia didaerah bahasa pengantar dikelas
adalah bahasa Indonesia tanpa diselingi bahasa daerah/bahasa ibu.
2.
Metode Alamiah
Metode ini berprinsip bahwa mengajar bahasa baru (seperti bahasa kedua) harus sesuia
dengan kebiasaan belajar bahasa yang sesungguhnya seperti yang dilalui anak-anak ketika
belajar bahasa ibunya.proses alamiah sangat berpengaruh pada metode ini.
3.
Metode Tatabahasa
Metode ini memusatkan pada pembelajaran vokabulerr (kosakata), kelebihan metode ini
terletak pada kesederhanaannya dan sangat mudah dalam pelaksanaannya.
4.
Metode Terjemahan
Metode terjemahan (the translation method) adalah metode yang lazim digunakan dalam
pengajaran bahasa asing, termasuk alam pengajaran bahasa Indonesia yang umumnya
merupakan bahasa kedua setelah bahasa penggunaan bahasa ibu/daerah.
5.
Metode ini menekankan pada pembatasan dan penggradasian kosakata dan struktur bahasa
yang akan diajarkan, kata-kata dan pola kalimat yang tinggi pemakaiannya dimasyarakat
diambil sebagai sumber bacaan dan latihan penggunaan bahasa.
6.
Metode Linguistik
Prinsip metode ini adalah pendekatan ilmiah karena yang menjadi landasan pembelajaran
adalah hasil dari penelitian para linguis (ahli bahasa). Urutan penyajian bahan pembelajaran
disusun sesuai tahap-tahap kesukaran yang mungkin dialami siswa.
Dengan demikian pada metode ini tidak dilarang menggunakan bahasa ibu murid, karena
bahasa ibu murid akan memperkuat pemahaman bahasa tersebut.
7.
Metode SAS
Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) bersumber pada ilmu jiwa yang berpandangan bahwa
pengamatan dan penglihatan pertama manusia adalah global atau bersifat menyeluruh. Dengan
demikian segala sesuatu yang diperkenalkan pada murid haruslah mulai ditunjukan dan
diperkenalkan struktur totalitasnya atau secara global.
8.
Metode Bibahasa
Metode ini hampir sama dengan metode linguistik, bahasa ibu murid digunakan untuk
menerangkan perbedaanperbedaan fonetik, kosakata, struktur kalimat dan tata bahasa kedua
bahasa itu.
9.
Metode Unit
penyajian bahan
Perencanaan atau disebut desain yang disusun di depan kelas. Ada tiga tahapan kegiatan
teknik di depan kelas. Pertama, kegiatan penyajian dan penjelasan bahan pembelajaran.
Kedua, kegiatan latihan yang dilaksanakan oleh siswa dalam rangka memahami bahan
pembelajaran. Ketiga, kegiatan umpan balik untuk menentukan arah kegiatan belajar berikutnya
sekaligus merupakan pengulangan atau lanjutan kegiatan belajar berikutnya.
Strategi ini bermanfaaat untuk mengembangkan pengertian baru pada diri siswa tenang
sesuatu masalah sehingga dia sadar bagaimana bertingkah laku dalam situasi tertentu.
Strategi ini bermanfaat karena dapat mengembangkan kejelasan pengertian dan
internalisasi pada diri siswa tentang materi baru.
Strategi ini dapat mengmbangkan berpikir kreatif, baik pada diri siswa maupun pada
guru.
Strategi ini dilaksanakan dalam suasana kebebasan intelektual dan kesamaan martabat
antara siswa.
Strategi ini membantu siswa menemukan cara berpikir baru dalam memecahkan suatu
masalah.
B. Saran
Kita sebagai calon guru yang akan mengajar di sekolah Dasar hendaknya mengetahui tentang
apa apa saja yang harus dipahami oleh kita sebagai calon guru. Jangan sampai kita mengajar
dengan asal asalan karena itu akan membuat ketidak nyamanan bagi siswa. Di biasakan setiap
kita akan mengajar kita terlebih dahulu harus mempunyai rencana pembelajaran atau yang
biasa di sebut RPP, mengapa demikian agar pembelajaran kita terencana.
Jadi kita dapat mengetahui tema apa yang akan di bahas metode apa saja yang akan
digunakan dan teknik apa saja yang akan dipakai. Oleh karena itu kita harus selaku calon guru
harus mengetahui teori-teori tersebut sehingga dapat dituangkan dalam proses pembelajaran.