Anda di halaman 1dari 38

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran bahasa Indonesia secara fungsional dan komunikatif adalah
pembelajaran yang lebih menekankan siswa untuk belaajar berbahasa, dalam
kaitannya dengan fungsi bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Siswa bukan
sekedar belajar tentang pengetahuan bahasa, melainkan belajar menggunakan bahasa
untuk keperluan berkomunikasi. Untuk itu, pendekatan pembelajaran yang sesuai
adalah pendekatan komunikatif.
Pembelajaran bahasa Indonesia dengan pendekatan komunikatif itu diarahkan
untuk membentuk kompetensi komunikatif, yakni kompetensi kemampuan untuk
menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi, baik pada aspek
pemahaman, aspek penggunaan, maupun aspek apresiasi (Suparno 2001). Hal
tersebut diatas berarti, melalui pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa
memiliki kemampuan untuk menangkap makna dari sebuah pesan atau informasi
yang disampaikan serta memiliki kemampuan untuk menalar dan mengemukakan
kembali pesan atau informasi yang diterimanya itu. Siswa juga diharapkan memiliki
kemampuan untuk mengekpresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan
perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik. Kompetensi komunikatif itu dapat
dicapai melalui proses pemahiran yang dilatihkan dan dialami dalam kegiatan
pembelajaran.
Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang berkaitan dengan pengungkapan
pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan tersebut adalah keterampilan menulis
paragraf. Keterampilan menulis paragraf sebagai keterampilan berbagasa yang
bersifat produktif-aktif merupakan salah satu kompetensi dasar berbahasa yang harus
dimiliki siswa agar terampil berkomunikasi secara tertulis. Siswa akan terampil
mengorganisasikan gagasan dengan runtut, menggunakan kosakata yang tepat dan
sesuai, memperhatikan ejaan dan tanda baca yang benar, serta menggunakan ragam
kalimat yang variatif dalam menulis jika memiliki kompetensi menulis paragraf yang
baik.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan di kelas, ditemukan bahwa menulis
kerap kali menjadi suatu hal yang kurang diminati dan kurang mendapat respon yang
baik dari siswa. Siswa tampak mengalami kesulitan ketika harus menulis. Siswa tidak
tahu apa yang harus dilakukan ketika pembelajaran menulis dimulai. Mereka
terkadang sulit sekali menemukan kalimat pertama untuk memulai paragraf. Siswa
kerap menghadapi sindrom kertas kosong (blank page syndrome) tidak tahu apa yang
akan ditulisnya. Mereka takut salah, takut berbeda dengan apa yang diinstruksikan
gurunya.
Keterampilan menulis di kelas terkadang juga hany diajarkan pada saat
pembelajaran menulis saha, pahadal pembelajan keterampilan menulis dapat
dipadukan atau diintegrasikan dalam setiap proses pembelajaran di kelas.
Pengintegrasian itu dapat bersifat internal dan eksternal. Pengintegrasian internal

berati pembelajaran menulis diintegrasikan dalam pembelajaran keterampilan


bebahasa yang lain. Menulis dapat pula diintegrasikan secara eksternal dengan mata
pelajaran lain diluar mata pelajaran bahasa Indonesia.
Kecenderungan lain yang terjadi adalah pola pembelajaran menulis di kelas yang
dikembangkan dengan sangat terstruktur dan mekanis, mulai dari menentukan topik,
membuat kerangka, menentukan ide pokok paragraf, kalimat utama, kalimat penjelas,
ketepatan penggunaan pungtuasi dan sebagainya. Pola tersebut selalu berulang tiap
kali pembelajaran menulis. Pola tersebut tidak salah, tetapi pola itu menjadi kurang
bermakna jika diterapkan tanpa variasi strategi dan teknil lain. Akibatnya, waktu
pembelajaran pun lebih tersita untuk kegiatan tersebut, sementara kegiatan menulis
yang sebenarnya tidak terlaksana atau sekedar menjadi tugas di rumah. Kegiatan
menulis seperti ini bagi siswa menjadi suatu kegiatan yang prosedural dan menjadi
tidak menarik. Penekanan pada hal yang bersifat mekanis adakalanya membuat
kreatifitas menulis tidak berkembang karena hal itu tidak mengizinkan gagasan
tercurah secara alami. Bahkan, Tompokins (1994:105) menegaskan bahwa terlalu
menuntut kesempurnaan hasil tulisan dari siswa justru dapat menghentikan kemauan
siswa untuk menulis.
Pembelajaran menulis juga sering membingungkan siswa karena pemilahanpemilihan yang kaku dalam mengajarkan jenis-jenis tulisan atau jenis-jenis paragraf,
seperti narasi, eksposisi, deskripsi, dan argumentasi. Pengategorian yang kaku itu
membuat siswa menulis terlalu berhati-hati karena takut salah, tidak sesuai dengan
jenis karangan yang dituntut. Padahal, ketakutan untuk berbuat salah tersebut dapat
mematikan kreativitas siswa untuk menulis. Selain itu, Halliday (dalam Tompkins &
Hoskisson, 1991:187) menyatakan bahwa pengategorian jenis-jenis karangan tersebut
terlihat artifasial ketika kita meminta siswa menggunakannya untuk berbagai tujuan
yang berbeda, sebab siswa terkadang mengombinasikan dua atau lebih kategori untuk
mengemukakan sebuah gagasan dalam tulisannya.
Menulis merupakan suatu keterampilan dan keterampilan itu hanya akan
berkembang jika dilatihkan secara terus menerus atau lebih sering. Memberikan
kesempatan lebih banyak bagi siswa untuk berlatih menulis dalam berbagai tujuan
merupakan sebuah cara yang dapat diterapkan agar keterampilan menulis meningkat
dan berkembang secara cepat.
Permasalahan lain yang terkait dengan pembelajaran keterampilan menulis di
sekolah adalah sistem penilaian dan pencapaian target kurikulum pembelajaran yang
hanya diukur berdasarkan hasil tes-tes tertulis di akhir caturwulan, semester, atau
tahun pelajaran. Padahal, tidak semua keterampulan berbahasa dapat dievaluasi
dengan menggunakan paper and pencil tests (Saukah, 1999). Untuk mengetahui
kemampuan dan perkembangan keterampilan berbahasa, termasuk menulis tidak
tidak cukup hanya dilihat melalui jawaban soal-soal yang diberikan satu atau dua kali
ditengah dan diakhir semester (subsumatif dan sumatif). Tes-tes tertulis hanya salah
satu bagian saja dari proses penilaian.
Menyikap hal tersebut perlu diterapkan suatu model penilaian keterampilan
menulis yang autentik dari komprehensif dengan berbagai teknik dan prosedur. Model

penilaian tersebut melihat perkembangan dan keberhasilan keterampilan berbahasa


siswa secara berkelanjutan (Pulh, 1997:6). Penilaian tersebut juga harus dilakukan
secara autentik, yaitu didasarkan proses perkembangan dan data-data autentik yang
menggambarkan keterampilan berbahasa yang dikuasainya (Nurhadi, 2003:19).
Dalam konteks yang lebih komunikatif, penilaian pun tidak hanya dilakukan oleh
guru, siswa dapat belajar saling menilai dengan temannya, bahkan belajar menilai
dirinya sendiri.
1.2 Fokus Penelitian
Permasalahan pokok yang menjadi fokus penelitian ini adalah rendahnya
keterampilan menulis paragraf siswa Kelas II SMP Negeri 1 Andoolo. dari studi awal
yang dilakukan di sekolah itu, ditemukan beberapa indikator yang menunjukkan
rendahnya keterampilan menulis siswa di sekolah tersebut. Indikator yang dapat
dilihat dari hasil tulisan siswa adalah (1) gagasan utama yang disajikan tidak jelas dan
banyak paragraf yang memiliki lebih dari satu gagasan utama, (2) gagasan
pengembang yang disajikan tidak padu dan tidak mendukung gagasan utama, (3)
banyak paragraf yang hanya terdiri dari atau kalimat, (4) kalimat-kalimat yang
digunakan banyak yang memiliki struktur yang tidak tepat, (5) pilihan kata yang
digunakan masih terbatas dan kurang tepat, utamanya pada penggunaan konjungsi,
dan (6) tanda baca dan ejaan yang digunakan masih banyak kesalahan. Berdasarkan
indikator-indikator tersebut hasil tulisan diposisikan pada kualifikasi kurang sampai
dengan cukup.
Indikator-indikator rendahnya keterampilan menulis paragraf siswa tersebut
didukung pula dengan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran menulis. Hasil
pengamatan itu menunjukkan tiga hal yang berhubungan dengan rendahnya
keterampilan menulis siswa. Pertama, siswa memerlukan waktu yang cukup lama
untuk menyelesaikan sebuah paragraf yang baik. Kedua, siswa mengalami
kebingungan untuk menentukan topik, gagasan utama, atau kalimat pertama yang
akan ditulis. Ketiga, siswa kurang antusias dan tidak menunjukkan respon yang baik
ketika mendapat tugas menulis.
Dari hasil analisis dan diskusi disimpulkan dua faktor utama sebagai penyebab
rendahnya keterampilan menulis tersebut. Pertama, faktor yang berhubungan dengan
strategi pembelajaran keterampilan menulis. Kedua, faktor yang berkaitan dengan
proses penilaian pembelajaran keterampilan menulis.
Ada lima indikator faktor penyebab yang berhubngan dengan strategi
pembelajaran menulis. Pertama, pembelajaran menulis yang dikembangkan masih
dilakukan dengan cara mengutamakan aspek teoritis, mekanis, dan kurang variatif
sehingga kurang menarik minat belajar siswa. Kedua siswa belum dibiasakan dan
latih untuk menulis secara berkesinambungan. Ketiga, tugas-tugas menulis paragraf
atau membuat karangan yang harus dikerjakan siswa sangat formal, dibatasi jenisnya
secara berksinambungan. Ketiga, tugas-tugas menulis paragraf atau membuat
karangan yang harus dikerjakan siswa sangat formal, dibatasi jenisnya secara kaku,
dan menuntut kesempurnaan hasil sehingga kreativitas siswa untuk mengekspresikan

diri melalui tulisan kurang dapat berkembang. Keempat, bimbingan dan penguatan
yang diberikan guru terhadap kegiatan menulis yang dilakukan siswa belum optimal.
Kelima, pembelajaran menulis yang dilaksanakan cenderung ekslusif, tidak terpadu
dengan pembelajaran aspek keterampilan berbahasa lain.
Indikator faktor penyebab yang berkaitan dengan proses penilaian pembelajaran
keterampilan menulis ada empat hal. Pertama, penilaian keterampilan menulis hanya
dilakukan melalui soal-soal tes sehingpa kurang memperhatikan aspek komunikatif
dalam pembeiajarean bahasa. Kedua, penilaian tidak merekam perkembanil-an
kemampi:an menulis yang sebenarnva karena tidak dilakukan secara berkelanjutan.
Ketiga, peniiaian hanya dilakukan sepihak oleh guru secara tertutup. Keempat, hasil
penilaian tidak merefleksi kebutuhan belajar siswa.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah, maka masalah dalam penelitian
ini secara umum adalah "bagaimaanakah upaya meningkatkan keterampilan menulis
paragraf siswa kelas II SMP Negeri 1 Andoolo melalui penerapan kegiatan menulis
jurnal dan pemanfaatannya untuk penilaian autentik?". Rumusan masalah umum itu
dirinci meniadi tiga masalah khusus. Ketiga masalah khusus tersebut adalah sebagai
berikut :
1). Bagaimanakah upaya meningkatkan keterampilan menulis paragraf siswa kelas II
SMP Negeri 1 Andoolo melalui tindakan pemahaman konsep dan pemodelan
kegiatan menulis jurnal ?.
2). Bagaimanakah upava meningkatkan keterampilan menulis paragraf siswa kelas II
SMP Negeri 1 Andoolo melalui tindakan pelaksanaan dan pembiasaan kegiatan
menulis jurnal dalam pembelajaran ?
3). Bagaimanakah upaya meningkatkan keterampilan menulis paragraf siswa kelas II
SMP Negeri 1 Andoolo melalui tindakan penilaian autentik dengan
memanfaatkan tuiisan-tulisan dalam jurn,al siswa.
1.4 Tu.juan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah mcndapatkan kajian tentang upaya
meningkatkan keterampilan memalis paragraf siswa kelas II SMP Negeri 1 Andoolo
Malang melalui kegiatan menulis jurnal dan pemanfaatannva untuk penilaian
autentik. Tujuan penelitian umum itu diuraikan secara khusus sebagai berikut :
1). Mendapatkan kajian tentang upaya meningkatkan keterampilan menulis paragraf
siswa kelas II SMP Negeri 1 Andoolo melalui tindakan pemahaman konsep dan
pemodelan?
2). Mendapatkan kajian tentang upaya meningkatkan keterampilan menulis paragraf
siswa kelas II SMP Negeri 1 Andoolo melalui tindakan pelaksanaan dan
pembiasaan menulis jurnal dalam pembelajaran ?
3). Mendapatkan kajian tentang upaya meningkatkan keterampilan menulis paragraf
siswa kelas II SMP Negeri 1 Andoolo melalui tindakan penilaian autentik dengan
memanfaatkan tulisan-tulisan dalam jurnal siswa?

1.5 Manfaat Penelitian


Kegiatan dan laporan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat; baik yang
bersifat teoritis maupun praktis. Manfaat teoritisnya yaitu memberi sumbangan
informasi dan masukan bagi pengembangan teori pembelajaran keterampilan menulis
dan pengembangan teori penilaian autentik dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Hasil penelitian ini juga memiliki manfaat praktis bagi guru, siswa, dan sekolah
dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran keterampilan menulis.
Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan dan
pertimbangan empiris dalam memilih strategi alternatif dan menerapkan penilaian
autentik dalam pembelajaran menulis sebagai upaya meningkatkan keterampilan
menulis siswa. Selain itu; hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong guru untuk
meneliti lebih lanjut tentang berbagai strategi pembelajaran dan proses penilaian
keterampilan menulis, dalam kaitannya dengan pengembangan profesi.
Bagi siswa, kegiatan atau tindakan dilakukan dalam penelitian ini juga
bermanfaat yaitu memberikan variasi kegiatan pembelajaran vang lebih menarik dan
bermakna. Siswa dapat berlatih mengekspresikan diri, mengemukakan gagasan, atau
perasaannya secara tertulis dengan lebih bebas dan lebih sering. Dengan berlatih
menulis jurnal secara lebih sering dan lebih bebas, diharapkan keterampilan menulis
siswa khususnya keterampilan menulis paragraf dapat menjadi lebih baik.
Bagi sekolah atau lembaga pendidikan, hasil penelitian ini bermanfaat sebagaa
bahan pertimbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran dan
kualitas sekolah. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan referensi dan bahan
pertimbangan bagi pengemhangan kurikulum, perangkat pembelajaran; dan proses
penilaian pembelajaran yang lebih baik.

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Kegiatan Menulis Jurnal sebagai Alternatif Tindakan
Salah satu cara alternatif yang dapat diterapkan untuk membiasakan dan
melatihkan keterampilan menulis pada siswa, khususnva menuiis paragraf adalah
dengan menuiis jurnal atau dalam istilah yang lebih umum dikenal dengan menulis
buku harian. Pembiasaan dan rutinitas menulis tersebut akan menjadi suatu kebiasaan
perilaku yang positif. Dengan menulis jurnal. siswa dapat berlatih menulis lebih
sering dan lebih bebas di luar jam pembelajaran menulis secara khusus. Siswa akan
terbiasa mengungkapkan gagasan atau perasaannya secara tertulis dalam bentuk
paragraf-paragraf yang baik. Jurnal dapat menjadi sarana yang membantu siswa
untuk belajar menulis dengan lebih menyenangkan dan berhasil (Eanes, 1997:457).
Kegiatan menulis jurnal itu tidak hanya dilakukan ketika pmbelajaran menulis,
pada pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus keterampilan lain kegiatan
tersebut juga dapat disisipkan. Guru dapat menyediakan waktu setiap bari atau
beberapa hari dalam seminggu sekitar sepuluh sampai dengan lima bela menit bagi
siswa untuk menuiis jurnal pribadinva (Capacchione, 1989:15; Tompkins &
Hoskisson, 1991:189). Dalam konteks sistem pembelajaran sekolah di Indonesia
sekilas terkesan penyedian waktu ini mengurangi alokasi waktu pembelajaran pokok,
tetapi bila disadari lebih jauh pengurangan alokasi waktu pembelajaran ini, yang
dimanfaatkan untuk menulis jurnal, dapat memberi manfaat yang besar bagi siswa.
Rutinitas menulis jurnal yang dilakukan siswa memberi manfaat positif bagi
perkembangan kemampuan menulis. Selain itu, dapat pula meningkatkan penguasaan
aspek pembahasaan yang lain secara tidak langsung. Secara berkesinambungan siswa
akan teriatih mengemukakan gagasan dan perasaannva dengan pilihan kata, kalimat;
struktur penyajian, dan pola pengernbangan yang baik. Sebab, untuk terampil
menulis, anak-anak harus sering dan bebas menulis (serta membaca) supaya mereka
terampil dalam menggunakan struktur yang kompleks dan benat secara tata bahasa
( Leonhardt, 200l : 22).
Kegiatan menulis jurnal mengajak siswa untuk lebih bebas dan kreatif
mengekspresikan diri lewat bahasa tulis. Dalam kegiatan menulis jurnal, kemampuan
komukasi secara tertulis dikembangkan, siswa mengkomunikasikan hal-hal yang
mereka amati, berbagai informasi, dan berbagai ide (Saukah, 2000). Dalam jurnal
siswa dapat menuliskan berbagai hal, tanpa tekanaii dan ketakutan membuai
kesalahan. Jika anak terbiasa menulis secara mandiri, maka mereka akan belajar cara
menulis dengan fokus vang tajam dan jelas (Leonhard. 2GG 1:21).
Tulisan dalam jurnal merupakan produk yang alamiah dan bersifat spontan.
Siswa dapat menuliskan pengalaman keseharian vang dialami atau dirasakannya,
tanggapannya tentang kegiatan pembelajaran, tanggapannya tentang suatu bacaan
yang dibacanya, tanggapan terhadap lingkungan di sekitarnva atau hal-hal lain yang
menurutnva menarik untuk di tulis. Melalui kegiatan menulis jurnal siswa berlatih
dan membiasakan diri mengemukakan gagasan, mengekspresikan diri, atau

menanggapai hal-hal yang menarik perhatiannya dalam bentul: paragraf-paragraf.


Kegiatan menulis jurnal ini memberikan kesempatan siswa untuk menulis dengan
lebih bebas. untuk keperluan tugas-tugas menulis seeara formal, tulisan dalam jurnal
dapat menjadi pilihan sumber ide awal untuk dikembangkan.
Konsep jurnai dalam penelitian ini adalah tulisan-tulisan yang ditulis siswa
daiam buku catatan khusus yang sifatnva informal, spontan, rutin, dan personal. Halha1 yang ditulis adalah tentang pengalaman pribadi, curahan perasaan atau gagasan,
tanggapan tentang), bacaan, tanggapan tentang proses pembelajaran. atau hal-hal lain
yang menarik minat dan perhatian siswa. Topik-topik yang ditulis dalam jurnal itu
dapat dipilih secara bebas atau ditentukan sesuai konteks pembelajaran. Selanjutnya,
tulisan siswa tersebut diberi respon oleh guru sebagai upaya meningkatkan motivasi
siswa untuk menulis.
Sebagai tulisan informal maka aspek yang ditekankan dalam menulis jurnal
adalah kelancaran/kefasihan (fluencv) dalam mengemukakan suatu gagasan secara
tertulis. Kejelasan isi tulisan lebih ditekankan dari pada aspek-aspek mekanik, seperti
ketepatan ejaan atau penggunaan pungtuasi. Namun. bukan berarti aspek mekanik
diabaikan oleh guru dalam pembelajaran. justru sebaiknya, tulisan-tulisan jurnal
siswa dapat menjadi bahan acuan dan refleksi bagi guru untuk mengetahui tingkat
pemahaman dan penguasaan siswa terhadap aspek-aspek tersebut.
Meskipun tulisan dalam jurnal siswa bersifat bebas, tulisan-tulisan tersebut
tetap dapat dipantau dan mendapat respon dari guru. Respon yang diberikan bukan
sekedar mengoreksi kesalahan-kesalahan mekanis penulisan, tetapi berupa respon
yang lebih bersifat positif. Respon positif itu berupa komentar atau tanggapan yang
berhubungan dengsan isi tulisan sehingga dapat menjadi penguatan atau motivasi
bagi siswa untuk terus menulis. Tulisan-tulisan respon itu juga tidak lebih panjang
dari tulisan siswa dan ditulis dengan kalimat vang baik dan benar, sehingga tulisan
tersebuut dapat menjadi model bagi siswa. Kegiatan pemberian respon secara tertulis
itu memungkinkan terjalinnya interaksi dinamis antara guru dan siswa lewat bahasa
tulis, dalam konteks pendekatan komunikatifpembelajaran bahasa.
Dalam pelaksanaannva kegiatan menulis jurnal dapat dilakukan melalui tiga
tahapan. Ketiga tahapan itu adalah (1) tahap pendahuluan. (2) tahap pelaksanaan, dan
(3) tahap penilaian. Pada tahap pendahuluan, kegiatannya pokoknya terdiri dari
pemahaman konsepdan pemodelan kegiatan yang akan dilakukan. Pada tahap
peiaksanaan. kegiatan pokoknya adalah pengintegrasian menulis jurnal dalam
pembelajaran, pembiasaan menulis jurnal secara berlanjut, pemberian penguatan dan
respon guru, serta pemberian bimbingan. untuk mengembangkan kreativitas iswa
dalam menulis. Pada tahap penilaian, kegiatan penilaian yang dilakukan dalam
bentuk penilaian proses dan penilaian hasil.
2.2 Pemanfaatan Kegiatan Menulis Jurnal sebagai Bahan Penilaian Autentik
Aspek lain yang tidak dapat diabaikan dalam upaya peningkatan keterampilan
menulis paragraf adalah cara penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran.
Penilaian yang sesuai untuk menilai perkembangan keterampilan menulis paragraf

siswa adalah penilaian autentik. Penilaian autentik sesuai untuk diterapkan karena
penilaian tersebut bersifat menyeluruh, berkesinambungan, dan berdasarkan pada
data autentik berupa tulisan siswa yang sebenarnya. Penilaian itu tidak hanya
mengacu pada produk akhir, tetapi juga mengacu pada kinerja dan proses
perkembangan beiajar siswa secara berkelanjutan.
Tulisan siswa dalam jurnal dapat digunakan sebagai salah satu bahan untuk
penerapan penilaian autentik. Penilaian autentik yang memanfaatkan tulisan siswa
dalam jurnalnya memberikan gambaran yang sebenarnya (autentik) tentang
performansi keterampilan menulis paragraf siswa. Penilaian ketcrampilan menulis
tersebul bersifat kompleks dan berkelanjutan.
Realisasi penerapan penilaian autentik dengan memanfaatkan jurnal berguna
untuk memberi informasi tentang perkembangan kosakata, struktur kalimat,
kelancaran dan kepaduan penataan gagasan dalam paragraf; serta penggunaan aspekaspek mekanik yang diperoleh siswa setahap demi setahap. Jurnal rnenjadi sebuah
portofolio yang memberikan data tentang perkembangan keterampifan menulis siswa
secara menyeluruh. Selain itu. berbagai kekurangan dan kesalahan yang terdapat
tulisan siswa melalui penilaian autentik dapat dibenahi dan dapat menjadi
pertimbangan perencananaan pembelajaran selanjutnva sehingga konsep penilaian
yang, sesungguhnya terlaksana.
Salah satu model atau perangkat penilaian autentik dalam pembelajaran
keterampilan menulis yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan tulisan dalam
jurnal siswa. Jurnal dapat menjadi sebuah afternatif bahan penilaian yang efektif
untuk mengetahui dan melihat perkembangan keterampilan menulis siswa. Jurnal
siswa dapat menjadi bagian dari portofoiio yang merekam perkembangan menulis
dari waktu ke waktu. Selain itu, pemanfaatan jurnal dalam penilaian menjadikan
penilaian tidak hanya dilakukan guru, tetapi siswa juga dapat dilatih untuk
melakukan penilaian diri-sendiri (self-assesment) terhadap tulisan-tulisan yang telah
dibuatnya. Siswa juga dapat memilih sebuah tulisan andalan dalam jurnal yang
ditulisnya untuk dinilai atau ditanggapi oleh temannva (peer-assesment). Bahkan bila
siswa tidak keberatan, orangtuanya pun dapat membaca dan memberikan penilaian
terhadap tulisan-tulisan dalam jurnal itu.
Melalui kegiatan ini siswa dapat berpikir kritis, mengamati, menemukan
kesaiahannya sendiri kemudian berupava membuat tulisan yang lebih baik. Bila
kegiatan ini dapat dilakukan secara efektif dan optimal, maka diharapkan
keterampilan menulis siswa, khususnya keterampilan menulis paragraf dapat
meningkat. Proses penilaian dan pembelajaran menulis pun menjadi lebih bermakna
hagi siswa.

10

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Raneangan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
Penggunaan pendekatan kualitatif ini didasari pemikiran bahwa penelitian ini
berupaya untuk mengungkapkan berbagai gejala yang memberikan makna dan
informasi scsuai konteks dan tujuan penelitian melalui pengumpulan data.
Pengumpulan data tersebut dilakukan pada latar alamiah dengan peneliti sebagai
instrumen utama dalam pengumpulan data.
Sejalan dengan pemfokusan dan latar alaminya yang berwujud aktivitas di dalam
kelas, rancangan penelitian tindakan yang diterapkan adalah penelitian tindakan kelas
classroom action reserch).
Berdasarkan pendekatan dan rancangan PTK yang akan diterapkan, prosedur
dan langkah-langkah penelitian ini mengikuti prinsip-prinsip dasar penelitian
tindakan. Oleh karena itu, model rancangan penelitian tindakan kelas yang akan
digunakan adalah model spirail-bersiklus sebagaimana dikemukakan Lewin dan
dikembangkan oleh kemmis dan Elliot (Elliot, 1991:71). Secara umum model siklus
ini meliputi (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, (4) analisis
dan refleksi.

3.2 Subjek Penelitian


Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II A SMPN 1 Moramo. Seluruh
siswa akan dikenai tindakan karena penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
mengikuti alur pembelajaran sebenarnva. Pertimbangan pemilihan kelas II sebagai
sumber data penelitian karena kelas II A merupakan kelas peneliti dalam
melaksanakan tugas sehari-hari dan di kelas ini terdapat masalah tersebut. Selain itu,
kelas II SMP merupakan kelas tengah, dengan siswa yang telah dapat herpikir secara
logis dan abstrak serta telah mempunvai dasar pengetahuan awal tentang
keterampilan menulis yang dipelajari di kelas I. Pengetahuan awal tersebut, misalnya
bentuk paragraf, pola-pola kalimat, dan penggunaan ejaan atau pungtuasi.
3.3 Data dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang ingin diperoleh adalah data tentang proses kegiatan dan data
tentang hasil kegiatan menulis jurnal. Data-data itu meliputi (1 ) data awal tentang
kemampuan kcterampilan menulis paragraf siswa (2) data pokok tentang upaya
peningkatan keterampilan menulis paragraf melalui tindakan pemahaman konsep dan
pemodelan kegiatan menulis jurnal. (3) data pokok tentang upaya peningkatan
keterampilan menulis paragraf melalui tindakan pelaksanaan dan pembiasaan
kegiatan menulis jurna1, (4) data pokok tentang upaya peningkatan keterampilan

11

menulis paragraf melalui tindakan penilaian autentik dengan memanfaatkan tutisantulisan dalam jurnal siswa, serta (S) data pendukung tentang perkembangan
keterampilan menulis siswa setelah tindakan. Untuk memperoleh data penelitian,
teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah wawancara, pengamatan,
pendokumentasian. dan pemberian tes menulis. Sesuai dengan (karakteristik
penelitian kualitatif, dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai instrumen utama
pengumpulan data. Data-data tersebut berupa transkrip wawancara dan rekaman
kegiatan belajar, catatan lapangan dokumentasi hasil tulisan siswa dan hasil tes
Menulis.
3.4 Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan dasar analisis data
model alir yang terdiri atas tiga tahapan yaitu (1) mereduksi data, (2) menyajikan
data, dan (3) menarik kesimpulan dan memverifikasi. Analisis data tersebut dilakukan
selama dan sesudah penelitian, mulai dari tahap perencanaan kegiatan, pelaksanaan.
Hingga refleksi kegnatan.

12

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Perencanaan Tindakan
Sesuai perencanaan yang telah dibuat tindakan pembelajaran dikembangkan
dalam tiga siklus tindakan. Perencanaan yang dibuat, disesuaikan dengan satuan
program semester yang telah disusun oleh guru mata pelajaran, sehingga pelaksaaaan
penelitian ini tetap berjalan sesuai alur progam pembelajaran mata pelajaran bahasa
Indonesia sebagaimana mestinya. kegiatan menulis jurnal dalam penelitian ini
menjadi kegiatan suplemen vang terintegrasi dalam pembeiajaran pokok.
Pelaksanaan setiap siklus terdiri atas tiga tindakan pokok. Adapun ketiga
tindakan pokok tersebut adalah (1 ) pemahaman dan pemodelan. (2) Pelaksanaan dan
pembiasaan kegiatan menulis jurnal, dan (3} pelaksanaan penilaian autentik melalui
jurnal. Dalam tiap siklus, tindakan pertama dilaksanakan dengan alokasi waktu dua
kali pertemuan jam pelajaran. Tindakan kedua dilakukan terinteigrasi dalam tiap jam
pelajaran bahasa Indonesia selama empat kali pertemuan, guru menyediakan waktu
sepuluh sampai dengan lima belas menit di menit awal atau di akhir pelajaran untuk
menulis. Materi tulisan jurnal disesuaikan dengan konteks materi pembelajaran saat
itu. Tindakan ketiga selain dilakukan secara bersinambungan oleh yang, dilakukan
pula oleh siswa sekitar dua puluh menit pada waktu yang ditentukan. Setiap siklus
siswa menulis jurnal sebanvak lima kali. Tindakan-tindakan pokok tersebut langkahlangkahnya tergambar dalam tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Rencana Pembelajaran dalam Pelaksanaan Tindakan
Tindakan Pokok

Pokok Pembelajaran

Langkah-Langkah Pembelajaran

1.
Pemahaman konsep
dan pemodelan
menulis jurnal

Membangkitkan
siswa

1.

Menyampaikan
tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan
dilakukan selama pembelajaran.

2.

Membangkitkan
skemata siswa tentang teknik pengembangan
paragraf yang baik dilakukan dengan cara
mengembangkan
tanya-jawab,
guru
memodelkan
menulis,
atau
siswa
memodelkan menulis paragraf.

3.

Guru dan siswa


mendiskusikan paragraf yang telah dibuat,
diskusi diarahkan pada keruntunan dan
kelogisan gagasan dan ketepatan penulisan.

4.

Guru menyajikan
contoh-contoh paragraf dengan pole
pengembangan yang lain. Siswa mengamati

skemata

Mendiskusikan
dan
menjelaskan
tentang
menulis paragraf yang baik
serta menyajikan model atau
contohnya.
Memberikan latihan dan
contoh
pola-pola
pengembangan paragraf.

13

contoh-contoh-contoh itu lalu diminta


membuat sebuah paragraf berdasarkan salah
satu model yang dipilih.
Untuk menghubungkannya dengan kegiatan
menulis jurnal, maka siswa diminta menulis
dengan topik yang berhubungan dengan
pengalaman,
perasaan
atau
gagasan
pribadinya.
Untuk
membantu
siswa
menemukan ide atau topik untuk ditulis,
guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan
misalnya :

Pengalaman
apakah
yang
kurang
menyenangkan yang kamu alami
dalam minggu ini?
Siapakah
orang yang kamu sayangi dalam
hidupmu selain ibu?
Apa
yang
kamu akan lakukan seandainya
kamu punya banyak uang ?
Siapakah
kamu?

14

2
Menghubungkan
pemahaman tentang menulis
paragraf yang baik dengan
kegiatan menulis jurnal

Mendiskusikan
dan
menjelaskan
tentang
kegiatan menulis jurnal
Memberikan contoh bentukbentuk
jurnal
dan
memodelkan
cara
penulisannya dengan tehnik
pengembangan
paragraf
yang baik.

Membelajarkan
dan
membimbing siswa menulis
jurnal pada tahap awal
dengan mengamati model
yang ada.

5.

3
Guru menghubungkannya konsep
menulis paragraf dengan pengalaman siswa
menulis buku harian/jurnal, melalui
pertanyaan :

Apakah kamu sering menulis


hal-hal yang bersifat pribadi?

Di mana kamu dapat merasa


aman untuk menulis atau menyimpan
tulisan itu ?

6.

Siswa menjawab pertanyaan guru


tentang hal diatas, guru mengarahkan pada
diskusi tentang konsep jurnal/buku harian.

7.

Siswa curah pendapat tentang manfaat


menulis jurnal / buku harian.

8.

Guru dan siswa bersama-sama menarik


kesimpulan dan memberi penguatan
tentang konsep jurnal berdasarkan hasil
curah pendapat.

9.

Guru memampang beberapa contoh


penulisan jurnal (yang telah diperbesar) di
papan tulis dan guru memberi penjelasan
tentang contoh jurnal tersebut.
Selain itu guru memodelkan kegiatan
menulis jurnal di muka kelas dengan
menulis sebuah paragraf yang baik.

10.

Siswa memperhatikan contoh-contoh


jurnal tersebut.

11.

Siswa memilih salah satu contoh dan


mulai menulis jurnal berdasarkan contoh
tersebut tahap-tahap aal dapat dimulai
dengan cara meniru bentuk atau mengganti
(mensubtitusi) bagian tertentu dari contoh
jurnal yang ada. Tahap berikutnya siswa
menulis berdasarkan kreatifitasnya.

12.

Guru memberikan bantuan berupa


kalimat-kalimat pertanyaan atau pernyataan
yang dapat dikembangkan oleh siswa
menjadi sebuah topik jurnal.

13.

Siswa melanjutkan menulis jurnal


yang lain di sebuah buku khusus, guru akan
memberi
respon
pada
pertemuan

15

berikutnya.

16

2.
Pelaksanaan
dan
pembiasaan
menulis jurnal.

Mengintegrasikan kegiatan
menulis
jurnal
dalam
pembelajaran
dan
membiasakan siswa untuk
menulis jurnal secara rutin.

1.

Siswa
menulis jurnal secara bebas dan spontan
beberapa menit (10-15 menit) jika kegiatan
menulis di awal pertemuan pembelajaran.
Misalnya, menulis kejadian yang dialaminya
diperjalanan, menuju sekolah, tanggapannya
tentang suasana keluarga di rumah,
keinginan-keinginannya, dsb

2.

Siswa
menuliskan jurnal berisi tanggapannya
tentang hal-hal yang dialami atau diperoleh
berkaitan dengan pembelajaran. Jika menulis
dilakukan beberapa menit sebelum jam
pelajaran/pertemuan berakhir. Misalnya,
tanggapannya
tentang
cara
guru
menjelaskan,
simpulan
materi
yang
diperoleh, respon terhadap bacaan, hal-hal
yang telah dimengerti atau belum
dimengerti, dsb.

3.

Siswa saling
berdiskusi jika menemukan kesulitan tentang
topik yang akan ditulis.

4.

Guru
memberikan tanggapan atau respon atas
tulisan-tulisan dalam jurnal siswa-siswa
terus menulis.
Respon yang diberikan lebih mengacu pada
isi topik yang ditulis bukan mengoreksi
aspek teknik dan mekanik.

5.

Guru
memberikan bimbingan dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
yang
dapat
membangkitkan ide kreatif siswa saat siswa
menemui hambatan atau macet, guru juga
mengingatkan untuk menulis dengan
pengembangan paragraf yang baik.
Misalnya :

Adak
ah pengalaman, peristiwa, atau kejadian
yang berkesan di hatimu beberapa
terakhir ini ?

Meng
apa membuatmu terkesan ?

Cerita
kan hal yang menarik yang dari kejadian
itu !

17

Dima
na peristiwa itu kamu alami ?

Apak
ah ada orang lain yang turut bersamamu.

18

3.
Penilaian
autentik
dengan
memanfaatkan
kegiatan menulis
jurnal.

Menerapkan
penilaian
autentik
dengan
memanfaatkan tulisan siswa
dalam jurnal.
Melaksanakan
penilaian
diri-sendiri oleh siswa untuk
menemukan
sendiri
kesalahan-kesalahan tulisan
dan memperbaikinya.
Melaksanakan
penilaian
sejawat (peer-assessment)
oleh siswa.
Melaksanakan
penilaian
guru dengan memanfaatkan
kegiatan dan hasil tulisan
dalam jurnal.

1.

Siswa
memilih salah satu tulisannya dalam jurnal
lalu siswa menilai/mengoreksi tulisan itu
sendiri menggunakan panduan yang
disediakan.

2.

Siswa
memilih tulisan jurna yang dapat dibaca oleh
orang lain untuk dinilai oleh temannya.
Siswa saling menilai hasil tulisan temannya
lalu mengemukakan tanggapan dan hasil
penilaiannya itu.

3.

Siswa
mencermati dan menjadikan hasil penilaian
diri sendiri maupun orang lain untuk
perbaikan penulisan jurnal selanjutnya.

4.

Guru
memantau dan mengamati aktifitas siswa
selama
proses
kegiatan,
serta
mendokumentasikan
keaktifan
siswa
mengikuti kegiatan.

5.

Guru
mencatat / merekan (bukan mengoreksi)
perkembangan pilihan topik, pengungkapan
gagasan, pilihan kata, kepaduan dan
kesatuan antar kalimat, serta teknik
penulisan. Catatan ini sebagai dokumen guru
dan sebagai portofolio untuk mengetahui
perkembangan kemampuan menulis siswa
berdasarkan jurnal. Catatan itu dimanfaatkan
juga sebagai bahan refleksi untuk
mengetahui
kebutuhan
siswa
dan
perencanaan pembelajaran selanjutnya.

4.2 Pelaksanaan Tindakan


Penelitian dilakukan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari kegiatan
perencanaan, pengamatan, analisis temuan, dan refleksi tindakan. Dalam tiap
siklusnya dilakukan tiga pokok pembelajaran. Ketiga pokok pembelajaran itu adalah
(1) kegiatan pemahaman konsep dan pemodelan kegiatan menulis jurnal, (2)
pelaksanaan dan pembiasan menulis jurnal, dan (3) penilaian autentik dengan
memanfaatkan tulisan dalam jurnal siswa.
4.2.1

Pemahaman Konsep dan Pemodelan Kegiatan Menulis

19

Dalam kegiatan peanahaman konsep dan permodelan ini guru melakukan


langkah-langkah pokok dalam pembeiajaran. langkah-langkah tersebut, yaitu (1)
menyampaikan tujuan dan pokok-pokok kegiatan pembelajaran. (2 ) membangkitkan
skemata siswa. (3) menjelaskan dan mendiskusikan tentang mcnulis paragraf yang
baik, (4) memberikan latihan dan contoh penulisan paragraf yang baik, (5)
menghubungkan kegiatan menulis paragraf dengan menulis jurnal, (6)
mendiskusikan dan menjelaskan tentang kegiatan menulis jurnal. (7) memajankan
contoh-contoh jurnal sebagai model serta (8) menulis jurnal tahap awal dengan
mengamati model yang disajikan. Melalui kegiatan-kegiaian itu, sisa manipu
mengkontruksi sendiri konsep penngetahuannya tentang menulis paragraf dengan
pola pengembangan yang baik.
Untuk lebih mengektifkan proses pembelajaran guru memanfaatkan media
pembelajaran. Media digunakan berupa (1) lembar bagan struktur paragraf, (2)
contoh-contoh, tulisan yang, dikutip dari jurnal siswa, dan (3) gambar-gambar
tentang berbagai peristiwa aktual yang tengah terjadi.

20

4.2.2

Pelaksanaan dan Pembiasaan Menulis Jurnal


Pada siklus I kegiatan yang dilakukan pada tahap ini ada 6 langkah pokok.
Keenam langkah pokok itu adalah ( 1 ) menyediakan waktu di awal pembelajaran
untuk menulis, (2) meminta siswa menulis secara bebas tentang gagasan. Perasaan,
atau berbagai hal yang dialaminya, (3) membantu memunculkan gagasan siswa
melalui kegitan tanya jawab, (4) memantau dan membimbing siswa saat menulis. (5)
memberi penguatan tiap kali perternuan, dan (6) mengumpulkan kembali buku jurnal
yang telah ditulis untuk diberi respon
Pada siklus II langkah-langkah pembalajaran tersebut tetap sama, tetapi lebih
bervariasi dibanding langkah-langkah pembelajaran pada siklus I. Pada pertemuan
pertama, guru meminta Siswa untuk menulis tentang kegiatan kesehariannya,
perasaan, pengalaman yang dialaminya, gagasan, atau tanggapannya tentang sesuatu.
Pada pertemuan kedua, guru memancing gagasan siswa untuk menulis dengan
berandai-andai melalui kegiatan tanya-jawab. Hal tersebut dapat dilihat pada
transkrip rekaman dialog berikut :
Guru : "Kalau boleh Bapak ingin bertanya pada Riza. apakah citacitamu?"
Siswa : "Jadi dokter. Pak
Guru : "Kalau kamu, Nur?"
Siswa : "Saya ingin jadi guru saja, Pak?"
Guru : "Seandainya cita-cita kalian berdua tercapai apa yang kalian
lakukan?"
Siswa : "Menolong orang sakit yang tidak mampu, Pak?
Siswa : Menjadi guru yang disenangi muridnya."
Guru : "Bagus, yang lain tentunya juga punya cita-cita yang bermacammacam. Kali ini Bapak ingin kalian menulis dalam jumai dengan
topik "Seandainya aku...",
Misalnya, seandainya aku menjadi dokter, seandainya aku seorang
guru, dan sebngainya."
Siswa : "Boleh Pak, kalau 'seandainya aku punya sayap`?"
Siswa : "Seandainya aku seorang jutawan, Pak."'
Guru : "Boleh saja, yang penting tulisan kalian runtut dan padu sehingga
gagasan yang dikemukakan mudah dimengerti."
(CL-TR 3 /PPMJ/K2/S2/Rabu,17-03-04)
Dalam dialog di atas tergambar keakraban guru dalam menjalin komunikasi
dengan siswa. Komunikasi yang akrab tersebut dilakukan guru untuk memancing
gagasan yang lebih kreatif untuk ditulis da1am jurnal. Sebelum menulis, guru
menanyakan tentang harapan dan cita-cita siswa. Guru mengajak siswa berimajinasi
seandainya cita-cita atau keinginan itu tercapai.
Guru kemudian menambahkan dan mrnuliskan beberapa topik yang
dikemukakan siswa di papan tulis . Topik-topik tersebut, antara lain sebagai berikut :
1) Seandainya aku punya sayap.

21

2)
3)
4)
5)
6)

Seandainya aku seorang jutawan.


Seandainya aku menjadi Presiden di Negeri ini.
Seandainya aku menjadi anggota DPRI
Seandainya aku dapat berkeliling dunia.
Seandainya aku menjadi seekor serangga.

Siswa cukup tertarik dengan pilihan topik-topik tersebut. Setelah memilih


salah satu topik kemudian siswa menulis jurnalnya penuh antusias. Berikut ini
disajikan salah satu contoh hasil tulisan siswa.
Tulisan RZA (Kelompok atas):
Aku sangat prihatin dan sedih melihat pertikaian, perpecahan dan
kekerasan yang terjadi di negeri ini. Aku ingin sedarkan virus
perdamaian di hati setiap rakyat di negeri ini agar mereka berhenti
bertikai. Akan aku dudukkan semua orang yang bertikai di bawah atap
kasih sayang negeriku. Kuajak mereka bergandeng tangan membangun
negeri ini menjadi negeri yang damai dan sejahtera. Semua itu akan ku
lakukan Seandainya aku menjadi presiden di negeri ini.
Aku akan menjadi pemimpin yang dapat menjadi teladan bagi rakyat.
Keadiian dan kesejahteraan akan menjadi perjuanganku. Aku tidak
ingin negeri ini terus terpuruk dalam hutang dan kemiskinan. Hal itu
menjadi cita-cita. sayangnya aku cuma siswi SMP Moramo tak ada
yang memilihku jadi presiden.
(HTS/PPMJ/K2/S2/KI-At -RZA)
Dari tulisan di atas dapat dilihat kreativitas pengembangan gagasan yang
diiakukan RZA dalam menulis. Gagasan yang dikemukakan cukup padat berisi
Pilihan kata yang digunakan dengan tepat, bahkan mulai menggunakan majas. Salah
satu contohnya pada kalimat Aku ingin sebarkan virus perdamaian di hati setiap
rakyat di negeri ini agar mereka berhenti bertikai. Kalimat tersebut memiliki
pilihan kata dan isi gagasan yang cukup baik. Kedua paragraf di atas juga menarik
karena dikembangkan dengan pola dedukatif. Pada kegiatan ketiga guru, memberikan
kesempatan menulis di akhir pembelajaran, siswa diminta mcnuliskan tanggapannya
berkaitan dengan proses pembelajaran yang telah diikuti. Pada kegiatan keempat,
kembali guru meminta siswva untuk menulis bebas tentang kegiatan kesehariannya,
pengalaman berkesan yang dialaminya, dan gagasan atau tanggapannya terhadap
peristiwa yang sedang aktual.
Pada siklus ini langkah-langkah pembelajaran juga diperbaiki kembali
berdasarkan hasil refleks siklus II. Pada kegiatan menulis pertama. siswa tetap akan
diminta menulis bebas tentang hal-hal yang berkaitan dengan perasaan atau
pengalamannya. Namun pada pertemuan kedua guru meeminta siswa menuliskan
tanggapannya tentang proses pembejajaran yang diikutinya, sehingga kegiatan

22

menulis jurnal dilakukan di pengujung jam pelajaran. Berikut ini disajikan salah satu
contoh tulisan siswa terkait dengan hal tersehut.
Tulisan UMA (keloinpok tengah)
Rabu. 10 September 2007
Hari ini kami belajar tentang menuhs telegram. Menulis telegram
ternyata repot, aku bingung. Banyak aturan yang harus diperhatikan
dalam menulis. Katimatnya harus singkat padat, tanda titik dan koma di
tulis dengan huruf. Tulisannya harus ditulis dengan huruf kapital atau
huruf kecil semua.
Dulu pernah sekali aku mengirim telegram. Aku menulis berita yang
ingin dikirim di selembar kertas yang disediakan petugas. Namun, aku
ngga lagi memperhatikan aturan-aturan itu, tetapi petugas tetap
menerimanya dan ngga marah. Menurutku mengirim telegram juga
sudah ngga praktis. Sekarang kan lebih keren mengirim berita lewat
SMS. Sebaiknya. Pak Agus mengajarkan saja cara menulis SMS yang
baik daripada tentang telegram yang jarang digunakan.
(HTS/PPMJ/K3/S2/Kl-At-UMA)
Tulisan SNT (kelompok tengah).
Rabu. 10 September 2007
Membuat telegram ternyata mudah. Berita yang panjang harus
diringkas bila ingin dikirim telegramnya. Pelalaran hari ini membuatku
tahu bahwa cara penulisan telegram menggunakan huruf kapital semua
atau hurul kecil. Tanda-tanda baca juga harus ditulis huruf kapital
semua.
Pak Nur rnengajarkan kami menulis telegrom dengan cara yang
menarik. Kami tidak langsung dljelaskan tentang telegram, tetapi
disuruh mencari sendiri dengan mencermati dan berdiskusi. Dengan
begitu saya saya jadi cepat mengerti. Saya senang dengan cara ngajar
beliau
Aku belum pernah mengirin telegram. Kalau aku ada kesempatan
aku ingin mengirim telegram pada saudaraku di tempat lain. Akan aku
terapkan pelajaran yang kudapat hari ini. Aku senang dengan pelajaran
bahasa Indonesia hari ini.
(HTS/PPM/K3/S2/Kl-Tg-SNT)
Dua contoh tulisan di atas memberikan gamharan tentang tanggapan yang
berbeda terhadap pelajaran yang diterima siswa hari itu. Tulisan pertama
mengungkapkan kekurangsetujuanya terhadap materi pelajaran yang disajikan
berkaitan dengan konteks penggunaannva. sedangkan paragraf kedua memperlihatkan

23

hal yang, sebaliknya. Dengan cara yang berbeda, kedua tulisan tersebut memberi
gambaran tentang apa yang mereka peroleh dalam kegiatan pembelajaran tulisan
pertama yang menunjukkan bahwa bentuk paragraf argumentasi digunakan siswa
dalain jurnalnya. Isi Kedua tulisan siswa dalam jurnal tersebut dapat menjadi refleksi
guru dalam merencanakan pembelajaran selaniutnya.
Pada kegiatan ketiga, guru mengaitkan kegiatan menulis dengan peristiwa
denuan peritiwa aktual yang terjadi. Pada kegiatan keempat kembali guru akan
memberi kesempatan siswa mengekspresikan gagasannya secara bebas tentang
pengalaman, perasaan. atau tanggapannya terhadap suatu hal. Dalam tiap siklus,
pelaksanaan dan pembiasaan menulis jurnal dilaksanakan sebanyak empat kali. Tiap
dua kali pertemuan menulis jurnal diselingi dengan kegiatan penilaian siswa. Selama
siswa menulis, guru senantiasa memberikan bimbingan yang dapat membangkitkan
keretivitas siswa dalam menulis.
Pemberian respon diberikan guru secar-a tertulis, tetapi respon yang diberikan
bukan hanya mengoreksi kesalahan siswa. Respon diberikan, mengarah pada
tanggapan guru terhadap isi/hal yang dikemukakan siswa. Hal tersebut dapat diiihat
pada contoh tulisan siswa berikut.
Kamis, 11 September 2007
Sudah lama aku tidak pulang ke Wawosunggu. Bosan Tinggal di
pondok terus. Aku rindu sama adikku dan ibuku. Aku mau sekali pulang
ketemu mereka. Kenapa oleh ayahku aku jauh-jauh di sekolahkan di
sini? Jauh dari keluargaku padahal di dekat rumahku juga ada sekolah
MTs.
Hari minggu kemarin aku ingin pulang tetapi uangku tidak cukup.
Hari seninnya juga ada ulangan di sekolah. Akhirnya sore itu. setelah
sholat magrib aku cepat-cepat tidur sampai lupa sholat Isya. Dalam
tidurku aku akhirnya ketemu sama adik dan ibuku biar cuma hanya
dalam mimpi.
Respon Guru :

Seandalnya hari Minggu kemarin kami pulang ke


Wawosunggu. hari Senin kamu mungkin tidak ikut
ulangan. Kamu tetap dapat bertemu dengan ibu dan
adikmu walaupun hanya dalam mimpi, Semoga
mimpimu dapat mengobati kerinduanmu.
HTS/PPMJ/K1-Bw-ASW)

Dalam contoh tulisan di atas tergambar bagaimana guru dalam memberi


respon terhadan apa yang dikemukakan siswa. Respon ini menjadi rnembuat siswa
senang karena guru menanggapi dan menunjukkan simpati terhadap persoalan yang

24

dialaminya. Hal ini sangat mengacu motivasi untuk terus menulis. Siswa merasa
tulisannya dibaca dan dihargai oleh guru mereka.
4.2.3

Penilaian Autentik dengan Memanfaatkan Tulisan dalam Jurnal Siswa


Dalam tiap siklus penilaian autentik tulisan Jurnal siswa dilakukan oleh Guru
dan siswa. Penilaian Guru mencakup penilaian proses dan penilaian hasil yang
dilakukan secara berkelanjutan selama tindakan. Kegiatan penilaian oleh siswa
mencakup penilaian hasil tulisan yang dilakukan oleh diri sendiri dan rekan sejawat
/antarsiswa.
Kegiatan penilaian oleh siswa akan dilakukan dua kali. Penilaian pertama.
berupa penilaian diri seridiri dilakukan setelah kegiatan tertulis kesatu dan kedua.
Penilaian tiang kedua berupa penilaian rekan sejawat dilakukan telah kegiatan
menulis ketua dan keempat. Dalam penilaian sejawat siswa diminta untuk memilih
salah satu tulisannya untuk saling dipertukarkan dan dinilai oleh temannya. Untuk
rnembantu siswa me!akukan penilaian terhadap tu!isannya, guru menyediakan
panduan penilaian. Selama siswa melakukan penilaian, guru akan senantiasa
memberikan bimbingan pada siswa. Berikut ini disajikan salah satu contoh hasil
penilaian terhadap tulisan temannya.
Waktu masih di kelas 6 SD, aku ingat kalau aku pernah ikut kegiatan
memperingati hari kartini. Waktu itu aku disuruh memakai baju kebaya dan
rambutku harus disanggul. Aku tidak punya baju kebaya kecil, akhirnya ibu
mengecilkan salah satu baju kebayanya agar pas dengan badanku. Aku juga
dimakeup dan dipasangi sanggul oleh ibu.
Hari itu aku diantar ayah ke sekolah naik matoku. Karena aku memakai
kain sandal slopku waktu turun dari motor aku hampir jatuh., Kepalaku juga
rasanya berat sekali karena dipasangi sanggul. Aku tidak berani banyak
bergerak takut sanggulku jatuh. Jalannya pun harus pelan-pelan. Repot sekali
rasanya memakai baju kebaya. ku.
Semua temanku yang lain juga memakai kebaya. Kami kemudian disuruh
berbaris. lbu guru lalu menilai penampilan kami. Untunglah ketika diadakan
penilaian busana aku berhasil meraih juara satu. Pengalamanku saat itu
sungguh-sungguh berkesan bagiku.
Komentar : Tulisannya sudah bagus, aku kasih, tapi jangan lupa
kalau ya! Kalau pakai semua kata teman satu saja.
kata Kapital ya' Kalau pakai semua kata teman"satu
saja. Kata karena lebih bagus nggak di awal kalimat
Perbaiki, ya (HTS/PAMJ/S3/KL-At-RZA)

25

Siswa penilai mencermati dan mengoreksi kesalahan-kesalahan tersebut. Siswa


penilai pun memberi penilaian berupa bintang tiga atau berkategori baik. Siswa
penilai juga memberikan penanda dan catatan bagian-bagian yang sebaiknya
diperbaiki.
Penilaian oleh guru dilakukan secara berkelanjutan dengan menilai kualitas
paragraf yang dihasilkan siswa tiap pertemuan dan mencatat kesalahan-kesalahan
yang kerap dilakukan siswa. Berikut ini disajikan salah satu contoh lembar catatan
yang dibuat guru.
Contoh Catatan Guru Tentang Kekerapan Kesalahan dalam Tulisan Siswa
No
Tanggal
Kesalahan yang Kerap Ditemukan
Kegiatan
Aspek
Contoh Kesalahan
1.

Kamis, 12
Februari 2004

Terbahasa

Pilihan kata
Ejaan dan
Tanda baca

Penggunaan kata penghubung diawal


kalimat yang tidak tepat.
Dan hukuman keempat merupakan..
Belum dapat membedakan penggunaan
imbuhan
didengan kata depan di
di beri pertanyaan
di susul
Penggunaan
pilihan
kata
yang
berulang-ulangan.
Setelah itu......Setelah itu.
Penulisan nama orang, nama tempat,
hari bulan dan kata sapaan banyak yang
tidak menggunakan huruf kapital.
....hari rabu kemarin...
.... temanku itu bernama sri....

Catatan kekerapan kesalahan seperti daiatas selanjutnya menjadi acuan guru


untuk perencanaan pembelajaran berikutnya. Guru membenahi kesalahan-kesalahan
tersebut dengan mengintegrasikannya dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran rutin.
Dengan tidak mengoreksi langsung kesalahan pada tulisan siswa, guru memberikan
kesempatan pada siswa untuk menemukan sendiri kesalahannya. Siswa juga merasa
senang karena merasa tulisannya tidak selalu disalahkan oleh guru.
Hasil penilaian autentik ini juga menjadi laporan tentang perkembangan
menulis siswa, khususnva menulis paragraf. Dan pencatatan dan analisis hasil tulisan
setiap pertemuan diperoleh informasi tentang perkembangan keterampilan siswa

26

selama mendapat tindakan. Hasil dukumentasi penilaian itu selanjutnva menjadi


bahan pertimbangan perencanaan pembelajaran selanjutnya.
4.3 Pembahasan Hasil Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Siswa
Hasil penelitaan tindakan ini menunjukkan bahwa dengan pembiasaan menulis
jurnal secara berkelanjutan, siswa menjadi terbiasa menulis paragraf dan
keterampilan menulis paragrafnya pun meningkat. Indikator peningkatan
keterampiian menulis paragraf tersebut dapat dilihat dari tiga hal yaitu (1) kuantitas
gagasan yang dihasilkan, (2) kualitas paragraf: dan i:cantus~asan aktivitas dan
motivasi siswa.
Peningkatan pertama terlihat dari jumlah gagasan dan pilihan topik. Jumlah
gagasan yang ditulis bertambah banyak serta memperlihatkan cara pemalu yang
beragam, tidak datemukan lagi paragraf yang hanya terdiri dari satu kalimat.
Peningkatan tersebut teriadi pada tiap siklus tindakan. Hal tersebut secara lebih jelas
dapat terlihat pada tabel 2 berikut :
Tabel 2. Perbandingan Rata-rata Jumlah Gagasan dalam Tulisan Siswa Tiap
Siklus
SIKLUS
Jumlah

PARAGRAF
Rata-Rata

Jumlah

KALIMAT
Rata-rata

Siklus I

97

10,4

431

47,8

Siklus II

120

13,3

554

61,6

Siklus III

132

14,7

606

67,3

Kualitas paragraf yang dihasilkan memperlihatkan peningkatan. Peningkatan


kualitas tersebut mencakup aspek pengembangan topik, pengorganissia gagasan,
penggunaan pilihan kata, tata bahasa, serta ejaan dan tanda baca yang secara bertahap
semakin baik. Secara lebih jelas, hal tersebut tergambar dalam tabel berikut :
Tabel 3.

Perbandingan Nilai Rata-Rata dan Kualifikasi Kualitas Tulisan Siswa


Per siklus.

SIKLUS I
Nilai
Kualifikasi
Rata-Rata
2,3

Cukup

SIKLUS II

Siklus III

Nilai RataRata

Kualifikasi

Nilai RataRata

Kualifikasi

3,1

Baik

3,4

Baik

27

Dari tabel di atas dapat dijelaskan siklus I kualitas paragraf siswa rata-rata
berkualitas cukup, cukup maka pada siklus II dan III meningkat menjadi baik.
Dengan kata lain, paragraf yang ditulis siswa umumnya telah memiliki gagasan
utama dan gagasan pengembang yang jelas. Gagasan-gagasan itu dikembangkan
secara logis dengan pengorganisasian yang baik. Struktur kalimat dan peralihan antar
gagasan dalam paragraf sudah memperlihatkan keefektifan, hal tersebut teriihat dari
sedikitnya kesalahan dalam penggunaan konjungsi. Kosa-kata yang digunakan juga
cukup tepat dan dapat mewakiii gagasan yang dikemukakan. Beberapa kesalahan tata
bahasa dari mekanik tulisan masih diketemukan, tetapi tidak banyak dan tidak sampai
mengaburkan makna gagasan yang dikemukakan.
Seiain itu, jumlah pilihan topik tulisan yang dihasilkan, sangat beragam. Hal
itu menunjukkan bahwa siswa bahwa siswa telah dapat menentukan berbagai bahan,
gagasan yang dapat mereka tulis. Keragaman topik tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4. Topik-Topik Tulisan Siswa selama Pelaksanaan Tindakan Tindakan
No

Topik Tulisan

No

Topik Tulisan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

Kenangan Di SD
Keluargaku
Orang-Orang Disekitarku
Tidak Setuju Hukuman
Sahabat Lama
Musim lama
Musim Jambu Mete
Hari Minggu Membosankan
Hobbiku membaca
Pengalaman Mengesankan
Aku sakit
Kepergian Sahabatku
Dihukum Bersama
Hari Minggu Yang Sedih
Tipuan Hadiah
Pasrahku

17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.

Pelajaran dari Buku Bacaanku


Ringkasan Isi Buku Bacaanku
Yang menarik dari Buku Bacaanku
Perjuangan Kartini
Pengalaman Hari Kartini
Adikku Berkebaya
Memancing
Pelajaran Hari ini
Diariku
Ulang Tahun Kakakku
Kesendirianku
Kamarku
Sakitnya Hatiku
Terlambat lagi
Disengat Lagi
Guruku Berubah

Keantusiasan, aktivitas, dan motovasi siswa untuk menulis yang semakin


meningkat. Hal itu ditandai dengan kemauan siswa membuat buram tulisannya di
rumah, walaupun tanpa penugasan dari guru. Siswa cepat menulis di kelas karena
umumnya mereka telah memiliki buram yang dibuat di rumah. Siswa juga
terbangkitkan motivasi untuk melukis karena merasa tidak mendapat beban tugas
yang berat. Tabel berikut menunjukkan perilaku siswa dalam belajar selama siklus
penelitian.
Tabel 5. Persentase Keaktifan Siswa Selama Pelaksanaan Tindakan

28

Siklus I

Siklus II

Siklus II

Siswa sangat aktif menulis tiap


kegiatan

2 (8%)

4 (24%)

8 (32%)

Siswa aktif menulis tiap kegiatan

9 (36%)

12 (48%)

14 (66%)

Siswa kurang aktif menulis

8 (32%)

4 (16%)

3 (12%)

Siswa pasif

6 (24%)

3 (12%)

25 (100%)

25 (100%)

25 (100%)

No
1.

Indikator

Jumlah

Dari tabel di atas terlihat terjadi peningkatan aktivitas siswa selama


pelaksanaan tindakan. Pada siklus I masih banyak siswa yang belum atau kurang aktif
untuk menilis. Namun, pada siklus II dan III jumlah siswa yang aktif dan sangat aktif
menulis terus meningkat. Bahkan, pada akhir siklus III tidak terlihat siswa yang pasif
atau tidak menulis jurnalnya.
Peningkatan tersebut dapat tercapai karena bimbingan Guru yang diberikan
secara dinamis dan tidak prosedural. Sekalipun menulis jurnal bersifat menulis
informai. tetapi bimbingan tetap diberikan sehingga dapat menggali ide-ide kreatif
siswa dalam menentukan topik dan mengemukakan gagasan. Guru jug berupaya
mengaitkan kegiatan menulis jurnal tersehut dengan konteks kehidupan atau materi
pembelaiaran sehingga gagasan yang ditulis dapat merefleksikan perkembangan hasil
belajar dan perkembangan pribadi siswa. Selain itu, respon tertulis vang, diberikan
yang ternyata mampu meningkatkan motivasi untuk menulis. Motivasi itu tumbuh
karena siswa merasa guru menghargai dan peduli dengan apa vang ditulisnya.
Pada awal pembiasaan menulis jurnal, siswa banyak membutuhkan waktu
untuk menghasilkan sebuah paragraf. tetapi setelah beberapa kali menulis siswa
menjadi semakin terampil. Bahkan dalam perkembangannya siswa mau membuat
buram tulisannya di rumah, meskipun guru tidak menugaskan ha1 itu. Dampaknya,
pemberian waktu sepuluh sampai lima beias menit yang awalnya terkesan
mengurangi waktu pembelajaran pokok dapat dimanfaatkan secara efektif, menjadi
berharga, dan lebih bermakna dalam upaya melatih keterampilan menulis siswa.
Dampak positif lain yang ditemukan dari pembiasaan menulis jurnal adalah
tumbuhnya kemauan dan keterbukaan siswa untuk mengkomunikasikan atau
mengekspresikan secara tertulis berbagai masalah atau peristiwa yang dialami. Selain
itu, kehbngungan siswa menentukan topik atau kalimat pertama saat mulai menulis
dapat teratasi melalui pembiasaan menulis jurnal.

29

Rangkaian pelaksanaan tindakan menulis jurnal adalah kegiatan penilaian


autentik dengan memanfaatkan tulisan-tulisan jurnal siswa. Penilaian autentik ini
meiiputi kegiatan penilaian diri sendiri, penilaian sejawat antar siswa, dan penilaian
oieh guru. Kegiatan penilaian autentik ini menjembatani kesenjangan antara menulis
jurnal sebagai kegiatan menulis informai dengan pembelajaran keterampilan menulis
paragraf secara formal di sekolah.
Ada empat indikator peningkatan keterarnpilan menulis paragraf siswa yang
tampak sebagai dampak dari tindakan penilaian autentik yang dilakukan oleh siswa.
Keempat indikator itu adalah ( 1 ) meningkatnya kemampuan mengidentifikasi
berbagai kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca yang terdapat daiam sebuah
tulisan. (2) meningkatnya kemampuan mengidentifikasi kalimat yang sumbang dalam
paragraf (3) meningkatnya kemampuan mengoreksi dan memperbaiki struktur
kalimat yang kurang tepat, dan (4) meningkatnya kemampuan untuk mengidentifikasi
dan memperbaiki pilihan kata yang kurang tepat.
Penilaian autentik ini juga mendorong siswa untuk mengkonstruksi sendiri
pengetahuannya tentang kaidah-kaidah teknik penulisan yang benar karena siswa
belajar dari mencermati, mengidentifikasi kesalahan-kesalahan dalam tulisan, dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan tersehut. Kemampuan mengidentifikasi berbagai
kesalahan tersebut mendorong siswa untuk menulis paragrah secara lebih cermat
sehingga tidak mengulangi kesalahan serupa saat menulis paragraf dalam jurnal
berikutnya. Di sisi lain, semangat kerja sama dan percaya diri siswa semakin
terbangun melalui kegiatan ini. Siswa belajar untuk bersikap jujur dan berani menilai
serta menghargai hasil pekerjaannya sendiri maupun pekerjaan temannya.
Penilaian autentik yang dilakukan guru juga berpengaruh terhadap peningkatan
keterarnpilan menulis paragraf` siswa karena Guru tidak sekedar memberikan
penilaian langsung pada hasil tulisan sisw .a, tetapi mengumpuikan informasi
berdasarkan aktivitas siswa saat menulis dan mereatat kesalahan-Kesalahan yang
cenderung dan kerap dilakukan siswa dalam tulisannya. Informasi ini berguna untuk
perencanaan dan penyesuaian kebutuhan belajar siswa. Guru juga melakukan
penilaian dengan mendokumentasikan perkembangan kualitas tulisan siswa tiap
pertemuan secara berkesinambungan karena hasil dokumentasi itu memberikan
gambaran tentang peningkatan kemampuan menuiis paragraf siswa yang sebenarnya.

30

BAB V
SIMPULAN
5.1 Simpulan
SaLah satu permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran bahasa
Indonesia di sekolah adalah rendahnva keterampilan menuiis paragraf siswa. Hal itu
terlihat dari rendahnva kualitas paragraf yang dihasilkan siswa. Siswa juga kurang
antusias dan mengalami kesulitan ketika mendapat tugas untuk menulis. Hal tersebut
diindikasikan karena pembelajaran menulis yang dilakukan belum mendorong dan
membentuk kebiasaaan siswa untak menulis. Pembelajaran menulis yang disajikan
belum memberi kesempatan banyak pada siswa untuk menulis. Di sisi lain penilaian
keterampilan menulis juga belum dilakukan secara komprehensif dan
berkesinambungan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut; salah satu alternatif
tindakan yang dapat diterapkan adalah penerapan kegiatan menulis jurnal dan
memanfaatkan hasil tulisan siswa dalam jurnal untuk penilaian autentik.
Penerapan kegiatan menuiis jurnai ini dapat memberikan kesempatan lebih
banyak kepada siswa untuk mengekspresikan gagasan secara tertulis. Dengan
terbiasa dan lebih sering menulis, kualitas paragraf-paragraf yang dihasilkan dapat
semakin baik. Dengan, terbiasa menulis kreativitas siswa dalam menulis pun
meningkat. Siswa semakin mudah dan terbiasa menemukan berbagai bahan atau
gagasan yang dapat ditulisnya.
Penerapan autentik oleh siswa maupun guru dengan memanfaatkan hasil
tulisan jurnal siswa juga dapat memberi pengaruh yang besar terhadap peningkatan
keterampilan menulis paragraf siswa. Dengan menilai hasil tulisannya sendiri
maupun hasil tulisan teman; siswa dapat mengkonstruksi dan menemukan sendiri
pengetahuannya Siswa belajar dari berbagai kesalahan untuk menulis lebih baik. Di
Sisi lain guru juga dapat memanfaatkan hasil autentik tulisan dalam jurnal siswa
sebagai sumber informasi untuk melibat perkembangan belajar siswa. Dalam
pelaksanaannya. kegiatan menulis jurnal dan penilaian autentik tersebut dilakukan
secara terpadu dan terintegrasi dengan kegiatan pokok pembelajaran bahasa
lndonesia.
5.2 Saran-Saran
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, penulis mengemukakan saran-saran
berikut :
1) Bagi guru bahasa Indonesia maupun guru mata pelajaran lain disarankan kegiatan
menulis jurnal ini dapat terus diterapkan dan diintegrasikan dalam pembeiajaran
karena selain memberikan gambaran tentang perkembangan keterampilan menulis
jurnal juga memberikan gambaran tentang berbagai persoalan yang berkaitan
dengan hasil belajar dan perkembangan psikologi siswa.
2) Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian tindakan serupa
disarankan untuk melakukannya dalam konteks tataran program studi atau mata

31

pelajaran lain karena menulis rnerupakan proses kognitif dan afektif yang
mencakup berbagai bidang.

32

Daftar Rujukan
Depdikbud. 1999. Penelitian Tindakan (Action Research). Bahan Pelatihan Jakarta:
Dikdasmen Depdikbud.
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia SMP dan MTs (Draf Final). Jakarta: Depdiknas.
Capacchione. L. 1989. The Creative Journal For Children: A Guide for Parents,
Teacher, and Counselors. Boston: Shambala.
Eanes, R. 1997. Content Area Literacy: Teaching Todays and Tomorrow. New York:
Delmar Publisher.
Elliot, J. 1991. AN. Action Reseach for Educational Change. Buckingham: Open
University Press.
Federikson, J. & Collins, A. 2002. What is Authentic Assesment: Term and Condition
of Use. Hougton Mifflin Company (online),
(http://www/eduplace.com/rdg/res/litass/, diakses 28 Desember 2002).
Hammond, L.D. dan Snyde, J.D.2001. Authentic Assesment of Reaching Indonesia
Context,
U.S.
Departemen
Education
(online),
(http:www.Contextual.org/abs2.htm., diakses 29 Oktober 2001 oleh
Darmono).
Laonhardt, M.2001. 99 Cara Menjadikan Anak Anda Bergairah Menulis. Terjemahan
oleh Eva Y. Nukman. 2001. Bandung Kaifa.
Nurhadi & Senduk, A.G. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam
KBK. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.
OMalley, J.M. & Piece, L.V. 1996. Authentic Assessment for Ennglish Language
Learners: Practical Approaches For Teachers. Virginia: AddisonWesley.
Puhl, C. 1997. Develop, Not Judge: Continuous Assesment in the ESL Classroom.
English Teaching Forum, April 1997, pp 2-9.
Saukah, A. 1999. Prinsip Dasar Penilaian Pendidikan Bahasa. Bahasa dan Seni.
Tahun 27, Nomor 1, Pebruari 1999, Hal; 19- 33.
Saukah, Ali. 2001. The Teaching Writing and Grammar. Bahasa dan Seni. Tahun 28,
Nomor 2, Agustus 2000, Hal. 191-199.

33

Suparno, 2001. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Pendekatan Kontekstual.


Makalah disajikan pada Simposium di Wisma Jaya, Bogor. Direktorat
SLTP, Dirjen Dikdasmen. November, 2001.
Suyanto, K.E. 2002. Authentic Assesment (Penilaian Otentik) dalam Pembelajaran
Bahasa. Materi Pelatihan Calon Pelatih Pembelajaran Kontekstual
Mata Pelajaran Bahasa Inggris Guru SLT di Malang. Direktorat SLTP,
Depdiknas. 2002.
Tompkins, G.E & Hoskisson, K. 1991. Language Arts : Content and Teaching
Strategis. New York: Macmillan.
Tompskin, G.E. 1994. Teaching Writing Balancing Process and Product. New York:
Macmillan.

34

ABSTRAK
Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf melalui Penerapan Kegiatan
Menulis Jurnal dan Pemanfaatanya untuk Penilaian Autentik pada Siswa
Kelas II SMP Negeri 1 Andoolo Kabupaten Konawe Selatan
Oleh
Samal Soni, S.Pd
Kata Kunci : menulis paragraf, menulis jurnal, penilaian autentik
Salah satu persoalan yang ditemukan di sekolah adalah rendahnya keterampilan
menulis siswa, khususnya keterampilan menulis paragraf. Hal tersebut terjadi karena strategi
pembelajaran menulis yang digunakan belum memberi kesempatan lebih banyak pada siswa
untuk mengemukakan gagasan secara tertulis dengan lebih bebas, ekspresif, dan spontan.
Pembelajaran menulis yang dilakukan belum mendorong terbentuknya kebiasaan menulis pada
siswa.
Di sisi lain, penilaian pembelajaran menulis yang diterapkan juga belum dapat
memberi informasi yang sebenarnya tentang perkembangan keterampilan menulis siswa.
Untuk mengatasi hal tersebut, diterapkan kegiatan menulis jurnal pada siswa dan
memanfaatkan tulisan dalam jurnal itu untuk bahan penilaian autentik. Dalam penerapannya
kegiatan menulis jurnal tersebut dilakukan dalam tiga tahapan. Kegiatan tahapan itu adalah (1)
pemahaman konsep dan pemodelan kegiatan menulis jurnal, (2) pelaksanaan dan pembiasaan
menulis jurnal, dan (3) penilaian autentik dengan memanfaatkan tulisan dalam jurnal siswa.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif,
sedangkan rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Rancangan
penelitian tindakan kelas tersebut dilakukan dalam tiga siklus penelitian. Subjek penelitiannya
adalah siswa kelas II A SMPN 1 Andoolo.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan tersebut dapat meningkatkan
keterampilan menulis paragraf siswa, baik dari segi kuantitas maupun kualitas paragraf yang
dihasilkan. Kegiatan menulis jurnal juga membuat kegiaan menulis menjadi lebih menarik dan
bermakna bagi siswa.
Peningkatan tersebut tidak terlepas dari upaya guru memberi respon, mengembangkan
dialog, memodelkan cara menulis paragraf yang benar, mencermati kesalahan yang kerap
dilakukan siswa, membiasakan secara tetap, serta memberikan berbagai arahan untuk
membangkitan kreativitas siswa dalam menulis paragraf. Bimbingan dan arahan guru itu tetap
diberikan, meskipun menulis jurnal adalah kegiatan menulis yang bersifat informal.
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian disarankan kepada guru bahasa Indonesia
sebaiknya kegiatan pembiasaan menulis jurnal terus diterapkan dan dilakukan dengan disertai
bimbingan yang intensif dan terarah. Dengan mencermati isi tulisan siswa, disarankan pula
kepada guru mata pelajaran lain sebaiknya kegiatan menulis jurnal ini dapat diterapkan karena
selain melatih keterampilan menulis paragraf, jurnal juga dapat mengkomunikasikan serta
merefleksikan hasil belajar dan perkembangan pribadi siswa.

35

KATA PENGANTAR
Puji ke hadirat Allah SWT atas segala karunia, rahmat, dan hidayah yang telah
dilimpahkan sehingga karya tulis yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis
Paragraf melalui penerapan Kegiaan Menulis Jurnal dan Pemanfaatannya untuk
Penilaian Autentik pada Siswa Kelas II SMP Negeri 1 Andoolo Kabupaten Konawe
Selatan. Karya tulis ini disajikan sebagai salah satu persyaratan dalam Tes Pemilihan
Guru Berprestasi Tahun 2007 Tingkat SMP di Kabupaten Konawe Selatan.
Karya tulis ini merupakan laporan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas
yang dilakukan di SMP Negeri 1 Andoolo, sebagai salah satu upaya perbaikan mutu
pendidikan. Dalam penyajiannya penulis menyadari karya tulis ini masih memiliki
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan berbagai saran
dan kritik membangun untuk perbaikan selanjutnya.
Akhirnya, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis, mulai dari pelaksanaan tindakan di kelas hingga
penyusunan karya tulis ini. semoga Allah SWT senantiasa memberikan Rahmat-Nya
untuk semua usaha yang telah dan terus kita lakukan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa. Amin
Andoolo, Juni 2007
Penulis,
Samal Soni, S.Pd

iii

36

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
ABSTRAK ......................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................
1
1.2 Fokus Penelitian ...................................................................
5
1.3 Rumusan Masalah ................................................................
7
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................
8
1.5 Manfaat Penelitian ...............................................................
9
BAB II

BAB III

BAB IV

KAJIAN TEORI
2.1 Kegiatan Menulis Jurnal sebagai Alternatif Tindakan .........
2.2 Pemanfaatan Kegiatan Menulis Jurnal sebagai Bahan
Penilaian Autentik ................................................................
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Rancangan Penelitian .................................
3.2 Subjek Penelitian .................................................................
3.3 Data dan Tehnik Pengumpulan Data ....................................
3.4 Analisis Data ........................................................................
PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN HASIL
4.1 Perencanaan Tindakan .........................................................
4.2 Pelaksanaan Tindakan ..........................................................
4.2.1 Pemahaman Konsep dan Pemodelan Kegiatan
Menulis Jurnal...........................................................
4.2.2 Pelaksanaan dan Pembiasaan Menulis Jurnal ..........
4.2.3 Penilaian Autentik dengan Memanfaatkan
Tulisan dalam Jurnal Siswa ......................................
4.3 Pembahasan Hasil Peningkatan Kemampuan Siswa dalam
Menulis Paragraf...................................................................

PENUTUP
5.1 Simpulan ..............................................................................
5.2 Saran ....................................................................................
DAFTAR RUJUKAN .....................................................................................

11
14
17
18
18
19
20
24
25
26
31
34

BAB V

iv

41
42
43

37

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

Tabel

Rencana Pembelajaran dalam Pelaksanaan Tindakan ...............

21

Tabel

Perbandingan Rata-Rata Jumlah Gagasan dalam Tulisan Siswa


Tiap Siklus ................................................................................

35

Perbandingan Nilai Rata-Rata dan Kualifikasi Kualitas Tulisan


Siswa Per Siklus ........................................................................

35

Tabel

Tabel

Topik-Topik Tulisan Siswa Selama Pelaksanaan Tindakan ......

36

Tabel

Persentase Keaktifan Siswa Selama Pelaksanaan .....................

37

38

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF


MELALUI PENERAPAN KEGIATAN MENULIS JURNAL
DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PENILAIAN AUTEMATIK
PADA SISWA KELAS II SMP NEGERI 1 ANDOOLO
KABUPATEN KONAWE SELATAN

OLEH
SAMAL SONI, S.Pd
NIP. 131 853 440
GURU SMP NEGERI 1 ANDOOLO

PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE SELATAN


DINAS PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
ANDOOLO 2007

Anda mungkin juga menyukai