Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TAQWA DAN PERILAKU MANUSIA

Disusun oleh:
1. Laila Qonita Ekosari (140210102049 )
2. Nita Dwi Handayani (140210102075)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat, karena berkat rahmat-Nya makalah


ini dapat penulis selesaikan sesuai yang diharapakan. Dalam makalah ini
membahas tentang Taqwa dan Perilaku Manusia.
Makalah ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah
Pendidikan Agama Islam serta memperdalam pemahaman mahasiswa mengenai
taqwa dan perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam makalah ini tentunya jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik
yang bersifat membangun sangat penulis butuhkan untuk kesempurnaan makalah
ini. Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat

Jember, 29 April 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR

ii

DAFTAR ISI

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

La
tar Belakang

1
Ru

1.2.
musan Masalah

2
Tu

1.3.
juan

BAB II PEMBAHASAN
2.1.

Pe
ngertian Taqwa

3
Ci

2.2.
ri Ciri Orang yang Taqwa

4
K

2.3.
orelasi antara Keimanan dan Ketaqwaan
2.4.
plementasi Iman dan Taqwa dalam Kehidupan Sehari Hari

5
Im
6

BAB III PENUTUP


3.1.

Ke
simpulan

7
Sa

3.2.
ran
DAFTAR PUSTAKA

7
8

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Manusia dalam menjalani kehidupan selalu berinteraksi dengan manusia lain atau
dengan kata lain melakukan interaksi sosial. Dalam melakukan interaksi sosial
manusia harus memiliki akhlak yang baik agar dalam proses interaksi tersebut
tidak mengalami hambatan atau masalah dengan manusia yang lain.
Ketakwaan adalah suatu hal yang abstrak. Selain tidak mampu ditangkap
oleh panca indra, ketakwaan juga tidak dapat diukur oleh manusia, hanya Allahlah
yang mampu melihat ketakwaan seseorang. Allah begitu mencintai orang-orang
yang bertakwa. Ketakwaan adalah ketulusan hati, dan kebersihan jiwa.
Begitu cintanya Allah terhadap orang yang bertakwa ini, sehingga Allah
mempersembahkan pahala berlipat ganda untuk orang-orang yang bertakwa ini.
Tak hanya pahala dan kenikmatan surga yang hanya bisa dirasakan di akhirat saja,
namun Allah juga sangat melindungi orang-orang yang bertakwa ini. orang-orang
yang bertakwa akan dihindarkan dari segala kemadharatan dunia dan orang-orang
yang tercela, mungkin sekali waktu Allah akan menguji kesabaran orang yang
bertakwa, namun sifat orang yang bertakwa senantiasalah sabar ketika ditimpa
segala kesusahan dunia.
Betapa sayangnya Allah kepada orang yang bertakwa, namun seperti
apakah sifat-sifat orang yang bertakwa itu?
Orang yang bertakwa bukanlah orang yang menunda-nunda kebaikan,
beriman, serta diliputi oleh sikap-sikap baik lainnya yang akan dijelaskan pada
bab pembahasan.
Jalan menuju ketakwaan bukanlah jalan yang terjal dan sulit untuk dilalui,
jalan takwa adalah jalan lurus, ringan, namun hanya membutuhkan kesabaran
untuk dilaksanakan. Pun kesabaran pun mamu dilebur oleh keikhlasan, dan orang

yang paling beruntung di dunia ini tidak lain adalah orang yang bertakwa. Dan
kita semoga menjadi orang yang bertakwa. Amin.

1.2 RUMUSAN MASALAH


2 Apakah yang disebut dengan taqwa?
3 Bagaimanakah ciri ciri orang yang bertakwa?
4 Bagaimana korelasi iman dan taqwa?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian taqwa
2. Untuk mengetahui ciri-ciri orang yang bertaqwa
3. Untuk mengetahui korelasi iman dan taqwa

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Taqwa
Taqwa secara umum memiliki pengertian melaksanakan perintah
Allah dan menjauhi larangan Allah. Orang yang bertaqwa adalah orang yang
beriman, yaitu orang yang berpandangan dan bersikap hidup dengan ajaran
Allah menurut sunnah rasul, yakni orang yang melaksanakan sholat, sebagai
upaya pembinaan iman dan menafkahkan rizkinya untuk kepentingan ajaran
Allah.
Ketaqwaan adalah kekuatan dari dalam yang cemerlang dan unik.
Pertumbuhannya dapat mengukir sejarah baru di dunia.
Bersihkanlah iman kita dari syirik dengan menjauhi mantra-mantra,
ajaran sesat, takhayul dan perdukunan yang sesat. Pastikan kita melakukan
ibadah-ibadah wajib setiap hari dan menjauhi maksiat dalam bentuk apapun.
Bertemanlah dengan orang-orang yang sholeh agar kita tidak menyimpang.
Allah berfirman dalam QS. At-Taghabun (64) : 16
Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan
dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu.

Taqwa memiliki 3 (tiga) tingkatan yaitu :


1. Pertama: Ketika seseorang melepaskan diri dari kefakiran dan
mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, dia disebut orang yang
taqwa.
2. Kedua: Menjauhi segala hal yang tidak disukai Allah SWT dan
Rasul-nya, ia memiliki tingkat taqwa yang tinggi.
3. Ketiga: orang yang setiap saat selalu berupaya menggapai cinta
Allah SWT, inilah tingkat taqwa yang tertinggi.

Allah berfirman lewat surat Ali Imran ayat 102;

Artinya :
Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan
sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan
muslim (beragama Islam).
2.2 Ciri ciri orang yang taqwa
Dalam Al-Quran banyak disebutkan ciri-ciri orang yang bertaqwa.
Ciri utama orang yang bertaqwa ialah, yaitu orang-orang yang
menafkahkan (hartanya) baik diwaktu lapang maupun sempit, orang-orang
yang menahan amarahnya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan)
orang lain, Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (Q.S. Ali
Imran: 134).

Ayat di atas menyatakan orang yang bertaqwa dan mulia, minimal


mempunyai lima syarat:
1.

Bersadaqah dalam kondisi apapun yang dialami, baik lapang ataupun sempit,
merugi atau beruntung.

2.

Siap menahan amarahnya. Yakni, hamper-hampir tidak pernah marah dan kalu
terpaksa marah cepat sekali berhenti.

3.

Memaafkan kesalahan orang adalah baik, tapi tidaklah sempurna tanpa disertai
memperlihatkan kebaikan, misalnya dengan mencarikan solusi.

4.

Sesudah memperlihatkan kebaikan dan mencarikan solusi, tidaklah sempurna


tanpa mencintainya. Yakni berubah mencintainya, sekalipun pernah bermusuhan.

5. Mencintainya tidaklah sempurna, tanpa memperlakukan seperti mencintai dirinya


sendiri. Artinya, cinta yang diperlihatkan cinta sejati. Dan itulah yang dapat
mencabut total akar permusuhan.
2.3 Korelasi antara Keimanan dan Ketaqwaan
Korelasi Keimanan dan Ketakwaan pada keesaan Allah yang dikenal dengan
istilah tauhid dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Tauhid teoritis.
Tauhid yang membahas tentang keesaan Zat, keesaan Sifat, dan
keesaaan Perbuatan Tuhan.Pembahasan keesaan Zat, Sifat, dan Perbuatan
Tuhan berkaitan dengan kepercayaan, pengetahuan, persepsi, dan
pemikiran atau konsep tentang Tuhan. Konsekuensi logis tauhid teoritis
adalah pengakuan yang ikhlas bahwa Allah dalah satu-satunya Wujud
Mutlak, yang menjadi sumber semua wujud.Adapun tauhid praktis yang
disebut juga tauhid ibadah, berhubungan dengan amal ibadah manusia.
2. Tauhid praktis.
Terapan dari tauhid teoritis. Kalimat Laa ilaaha illallah (Tidak ada
Tuhan selain Allah) lebih menekankan pengertian tauhid praktis (tauhid
ibadah). Tauhid ibadah adalah ketaatan hanya kepada Allah. Dengan kata lain,
tidak ada yang disembah selain Allah, atau yang berhak disembah hanyalah
Allah semata dan menjadikan-Nya tempat tumpuan hati dan tujuan segala
gerak dan langkah.
Selama ini pemahaman tentang tauhid hanyalah dalam pengertian
beriman kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Mempercayai saja keesaan
Zat, Sifat, dan Perbuatan Tuhan, tanpa mengucapkan dengan lisan serta
tanpa mengamalkan dengan perbuatan, tidak dapat dikatakan seorang yang
sudah bertauhid secara sempurna. Dalam pandangan Islam, yang dimaksud
dengan tauhid yang sempurna adalah tauhid yang tercermin dalam ibadah

dan dalam perbuatan praktis kehidupan manusia sehari-hari. Dengan kata


lain, harus ada kesatuan dan keharmonisan tauhid teoritis dan tauhid praktis
dalam diri dan dalam kehidupan sehari-hari secara murni dan konsekuen.
Dalam menegakkan tauhid, seseorang harus menyatukan iman dan amal,
konsep dan pelaksanaan, fikiran dan perbuatan, serta teks dan konteks.
Dengan demikian bertauhid adalah mengesakan Tuhan dalam pengertian
yakin dan percaya kepada Allah melalui pikiran, membenarkan dalam hati,
mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan. Oleh
karena itu seseorang baru dinyatakan beriman dan bertakwa, apabila sudah
mengucapkan kalimat tauhid dalam syahadat asyhadu allaa ilaaha illa Alah,
(Aku bersaksi bahwa tidakada Tuhan selain Allah), kemudian diikuti dengan
mengamalkan semua perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya.
2.4 Implementasi Iman dan Taqwa dalam Kehidupan Sehari hari
1. Melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda.
2. Menanamkan semangat berani menghadapi maut.
3. Menanamkan sikap self help dalam kehidupan.
4. Memberikan ketenangan jiwa.
5. Memberikan kehidupan yang baik.
6. Melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen.
7. Memberikan keberuntungan.
8. Mencegah penyakit.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ketaqwaan bermakna luas. Hal ini dapat diketahui dari definisi para ulama
yang menerangkan bahwa ketakwaan ialah upaya seorang hamba membuat
pelindung antara dirinya dengan sesuatu yang ia takuti. Dengan begitu, seorang
hamba yang ingin bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla, berarti ia ingin
membangun pelindung antara dirinya dari Allah Azza wa Jalla yang ia takuti
kemarahan dan kemurkaan-Nya, dengan melaksanakan amal ketaatan dan
menjauhi larangan-Nya.
3.2. Saran
Sebagai umat muslim dan hamba Allah SWT, ada baiknya kita
bersungguh-sungguh dalam melaksanakan perintah Allah swt dan
meninggalkan segala perbuatan dosa dan maksiat, baik yang kecil maupun
yang besar. Mentaati dan mematuhi perintah Allah adalah kewajiban setiap
muslim. Dan juga, seorang muslim yang bertakwa itu sebaiknya
membersihkan dirinya dengan segala hal yang halal karena takut terperosok
kepada hal yang haram.

DAFTAR PUSTAKA
Husein, Mochtar. 2008. Hakikat Islam Sebuah Pengantar Meraih Islam Kaffah.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Mufid AR, Ahmad. 2008. Tanya Jawab Aqidah Islamiah. Yogyakarta :
InsanMadani.
Azra. Azumardi, Dr. Prof. Dkk. 2002 . Pendidikan Agama Islam pada Perguruan
Tinggi Umum: Jakarta.
Cholid, M, Drs. M, M.Ag, dkk. 2003. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan
Tinggi. Bandung: STPDN Press

Anda mungkin juga menyukai