Disusun oleh:
1. Laila Qonita Ekosari (140210102049 )
2. Nita Dwi Handayani (140210102075)
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
La
tar Belakang
1
Ru
1.2.
musan Masalah
2
Tu
1.3.
juan
BAB II PEMBAHASAN
2.1.
Pe
ngertian Taqwa
3
Ci
2.2.
ri Ciri Orang yang Taqwa
4
K
2.3.
orelasi antara Keimanan dan Ketaqwaan
2.4.
plementasi Iman dan Taqwa dalam Kehidupan Sehari Hari
5
Im
6
Ke
simpulan
7
Sa
3.2.
ran
DAFTAR PUSTAKA
7
8
BAB I
PENDAHULUAN
yang paling beruntung di dunia ini tidak lain adalah orang yang bertakwa. Dan
kita semoga menjadi orang yang bertakwa. Amin.
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian taqwa
2. Untuk mengetahui ciri-ciri orang yang bertaqwa
3. Untuk mengetahui korelasi iman dan taqwa
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Taqwa
Taqwa secara umum memiliki pengertian melaksanakan perintah
Allah dan menjauhi larangan Allah. Orang yang bertaqwa adalah orang yang
beriman, yaitu orang yang berpandangan dan bersikap hidup dengan ajaran
Allah menurut sunnah rasul, yakni orang yang melaksanakan sholat, sebagai
upaya pembinaan iman dan menafkahkan rizkinya untuk kepentingan ajaran
Allah.
Ketaqwaan adalah kekuatan dari dalam yang cemerlang dan unik.
Pertumbuhannya dapat mengukir sejarah baru di dunia.
Bersihkanlah iman kita dari syirik dengan menjauhi mantra-mantra,
ajaran sesat, takhayul dan perdukunan yang sesat. Pastikan kita melakukan
ibadah-ibadah wajib setiap hari dan menjauhi maksiat dalam bentuk apapun.
Bertemanlah dengan orang-orang yang sholeh agar kita tidak menyimpang.
Allah berfirman dalam QS. At-Taghabun (64) : 16
Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan
dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu.
Artinya :
Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan
sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan
muslim (beragama Islam).
2.2 Ciri ciri orang yang taqwa
Dalam Al-Quran banyak disebutkan ciri-ciri orang yang bertaqwa.
Ciri utama orang yang bertaqwa ialah, yaitu orang-orang yang
menafkahkan (hartanya) baik diwaktu lapang maupun sempit, orang-orang
yang menahan amarahnya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan)
orang lain, Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (Q.S. Ali
Imran: 134).
Bersadaqah dalam kondisi apapun yang dialami, baik lapang ataupun sempit,
merugi atau beruntung.
2.
Siap menahan amarahnya. Yakni, hamper-hampir tidak pernah marah dan kalu
terpaksa marah cepat sekali berhenti.
3.
Memaafkan kesalahan orang adalah baik, tapi tidaklah sempurna tanpa disertai
memperlihatkan kebaikan, misalnya dengan mencarikan solusi.
4.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ketaqwaan bermakna luas. Hal ini dapat diketahui dari definisi para ulama
yang menerangkan bahwa ketakwaan ialah upaya seorang hamba membuat
pelindung antara dirinya dengan sesuatu yang ia takuti. Dengan begitu, seorang
hamba yang ingin bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla, berarti ia ingin
membangun pelindung antara dirinya dari Allah Azza wa Jalla yang ia takuti
kemarahan dan kemurkaan-Nya, dengan melaksanakan amal ketaatan dan
menjauhi larangan-Nya.
3.2. Saran
Sebagai umat muslim dan hamba Allah SWT, ada baiknya kita
bersungguh-sungguh dalam melaksanakan perintah Allah swt dan
meninggalkan segala perbuatan dosa dan maksiat, baik yang kecil maupun
yang besar. Mentaati dan mematuhi perintah Allah adalah kewajiban setiap
muslim. Dan juga, seorang muslim yang bertakwa itu sebaiknya
membersihkan dirinya dengan segala hal yang halal karena takut terperosok
kepada hal yang haram.
DAFTAR PUSTAKA
Husein, Mochtar. 2008. Hakikat Islam Sebuah Pengantar Meraih Islam Kaffah.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Mufid AR, Ahmad. 2008. Tanya Jawab Aqidah Islamiah. Yogyakarta :
InsanMadani.
Azra. Azumardi, Dr. Prof. Dkk. 2002 . Pendidikan Agama Islam pada Perguruan
Tinggi Umum: Jakarta.
Cholid, M, Drs. M, M.Ag, dkk. 2003. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan
Tinggi. Bandung: STPDN Press