Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL KERJA PRAKTIK

PENGAMATAN KEGIATAN PEMBORAN EKSPLORASI BATUBARA


DENGAN METODE OPENHOLE DRILLING PADA PT ANUGERAH
KARYA RAYA COAL KECAMATAN TEWEH TIMUR
KABUPATEN BARITO UTARA KALIMANTAN TENGAH

Disusun oleh :
ALBERTO FORES D S
NIM DBD 109 041
JONATAN SUKATENDEL
NIM DBD 109 045

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
2013

PROPOSAL KERJA PRAKTEK


DIAJUKAN KE
PT. ANUGERAH KARYA RAYA COAL
Nama
Alamat Jurusan

:
:

1. Aberto Fores Doloksaribu

(DBD 109 041)

2. Jonatan Sukatendel

(DBD 109 045)

Jurusan Teknik Pertambangan


Fakultas Teknik
Universitas Palangka Raya
Jl. H. Timang No.1 (73112) INDONESIA
Telp : 0536 3226487
Fax

Alamat Rumah

1. Alberto Fores Doloksaribu


Jl. Patimura No. 37, Palangka Raya (KAL-TENG)
2. Jonatan Sukatendel
Jl. Samratulangi No.86 , Palangka Raya (KAL-TENG)

Palangka Raya,

Januari 2013

Mahasiswa,

ALBERTO FORES DS
NIM. DBD 109 041

Menyetujui,

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Kerja Praktik,

Dosen Koordinator Kerja Praktik,

Deddy NSP Tanggara, ST., MT


NIP. 19770110 200812 1 001

Neny Sukmawatie, S. Hut., MP.


NIP. 19760614 200801 2 020

PROPOSAL KERJA PRAKTEK


DIAJUKAN KE
PT. ANUGERAH KARYA RAYA COAL
Nama

Alamat Jurusan

1. Aberto Fores Doloksaribu

(DBD 109 041)

2. Jonatan Sukatendel

(DBD 109 045)

Jurusan Teknik Pertambangan


Fakultas Teknik
Universitas Palangka Raya
Jl. H. Timang No.1 (73112) INDONESIA
Telp : 0536 3226487
Fax

Alamat Rumah

1. Alberto Fores Doloksaribu


Jl. Patimura No. 37, Palangka Raya (KAL-TENG)
2. Jonatan Suka Tendel
Jl. Samratulangi No.86 , Palangka Raya (KAL-TENG)
Palangka Raya,

Januari 2013

Mahasiswa,

JONATAN SUKA TENDEL


NIM. DBD 109 045

I.

Menyetujui,

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Kerja Praktik,

Dosen Koordinator Kerja Praktik,

Deddy NSP Tanggara, ST., MT


NIP. 19770110 200812 1 001

Neny Sukmawatie, S. Hut., MP.


NIP. 19760614 200801 2 020

PENDAHULUAN

Kerja praktik merupakan kegiatan Mahasiswa sebagai syarat untuk memenuhi


kurikulum perkuliahan di program studi pada suatu perguruan tinggi, dimana dituntut untuk
dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama dibangku kuliah dengan keadaan
lapangan yang sebenarnya.
Penerapan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah tersebut sering mengalami kendala
dikarenakan terbatasnya ilmu yang diperoleh di Perguruan Tinggi yang bersangkutan, baik
terbatas sarana dan prasarana sebagai penunjang kuliah yang disediakan oleh pihak Perguruan
Tinggi maupun kemampuan dari Mahasiswa itu sendiri. Keterbatasan inilah yang diantisipasi
dengan diharuskannya seorang Mahasiswa pada akhir studinya melaksanakan Kerja Praktik
(KP).
Adapun pelaksanaan Kerja Praktik (KP) tersebut dilakukan pada perusahaan yang
bergerak pada bidang usaha sesuai atau relevan dengan bidang ilmu yang dipelajari, dalam
hal ini bidang Pertambangan (sesuai bidang ilmu dan jurusan yang dipraktikkan).
Perusahaan yang ditunjuk untuk kegiatan praktik tersebut adalah perusahaan yang
dihaapkan mampu membina dan mengarahkan serta bersedia memberikan pengalaman ilmu
teori dan praktik secara langsung di lapangan kepada Mahasiswa yang melaksanakan praktik.
Hal ini penting diperhatikan, karena melalui praktik lapangan diharapkan sumber daya
manusia meningkat hingga mendapatkan pengalaman kerja yang dapat berguna nantinya pada
masa mendatang serta dapat memberikan masukan kepada pihak perusahaan terhadap segala
analisa yang akan dilakukan.

II.

LATAR BELAKANG

Industri pertambangan batubara di Indonesia, khususnya di Kalimantan Tengah


berkembang dengan pesat seiring dengan banyaknya permintaan pasar, baik untuk konsumsi
domestik maupun untuk non domestik. PT. Anugerah Karya Raya ( AKR ) Coal merupakan
salah satu perusahaan pertambangan yang memanfaatkan sumber daya alam tersebut.
Operasi penambangan di PT. Anugerah Karya Raya ( AKR ) Coal pada saat ini baru
sebatas melakukan kegiatan eksplorasi, meliputi mapping singkapan (outcrop), penentuan
batas Kuasa Penambangan (KP) dan kegiatan pengeboran awal. Dalam perancanaan tambang
kegiatan pemboran eksplorasi mempunyai peranan yang sangat penting dengan adanya
pemboran maka dapat diketahui stratigrafi lapisan batuan, gejala-gejala geologi yang terjadi,
pola persebaran batubara, kualitas batubara, ketebalan serta kedalaman batubara. Dari data
hasil pemboran kemudian diolah menjadi data log bor yang menggambarkan stratigrafi
perlapisan dari batuan, dengan adanya data tersebut maka dapat diketahui jumlah cadangan
batubara guna untuk menentukan umur sebuah tambang. Pemboran merupakan metode yang
sangat praktis untuk membuktikan keberadaan batubara serta pengambilan conto batubara
secara aktual untuk analisa kualitas dan keperluan analisa geoteknik serta geohidrologi.
Ada banyak faktor yang harus diperhatikan mulai dari keahlian operator, pemilihan alat,
metode pemboran, Formasi batuan yang dihadapi dan lumpur pemboran yang digunakan.
Namun kegiatan pemboran tidak selamanya berjalan dengan lancar sebagaimana
direncanakan. Ada kalanya dijumpai berbagai masalah yang menghambat lajunya pemboran
serta tidak didapatnya core yang sempurna. Sehinngga perlu dilakukan pengamatan terhadap
kendala -kendala yang menghambat laju pemboran dan penyebab tidak didapatnya core yang
sempurna.

III.

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari Kerja Praktek ini adalah sebagai salah satu syarat pada kurikulum
pembelajaran pada program S1 Teknik Pertambangan, Universitas Palangka Raya (UNPAR),
Provinsi Kalimantan Tengah.
Sedangkan tujuan kerja praktek ini sesuai dengan judul yang diambil yaitu
Pengamatan Kegiatan Pemboran Eksplorasi Batubara Dengan Metode Openhole Drilling di
Lokasi PT. Anugerah Karya Raya Coal Kecamatan Teweh Timur Kabupaten Barito Utara
Provinsi Kalimantan Tengah antara lain :
a)

Untuk

mengetahui

dan

mengenal

kegiatan pemboran eksplorasi baik dari tahap penentuan lubang bor, prosedur
pemboran, peralatan yang digunakan, dan kegiatan pemboran serta pengolahan
datanya.
b)

Menambah wawasan dan pengetahuan


tentang kegiatan pemboran eksplorasi di PT. Anugerah Karya Raya (AKR) Coal.

c)

Dapat mengetahui arti penting kegiatan


pemboran eksplorasi bagi kegiatan penambangan.

d)

Dapat menghasilkan tenaga kerja yang


memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga kerja yang memiliki ilmu
pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja
khususnya dalam hal pemboran eksplorasi sebagai langkah awal dalam kegiatan
penambangan.

e)

Dapat meningkatkan efesiensi proses


pendidikan dan pelatihan kerja yang berkualitas serta memberi pengakuan dan
penghargaan terhadap pengalaman praktek kerja lapangan sebagai proses
pendidikan.

IV.

BATASAN MASALAH
Dalam laporan kerja praktek ini penulis

memberikan batasan

masalah yang

menyangkut masalah pengamatan kegiatan pemboran eksplorasi batubara dengan metode


openhole drilling di Lokasi PT. Anugerah Karya Raya Coal Kecamatan Teweh Timur
Kabupaten Barito Utara Provinsi Kalimantan Tengah.

V.

METODE PENELITIAN
Di dalam melaksanakan permasalahan ini, penulis menggabungkan antara beberapa

metode, yaitu :
a)

Metode Observasi (pengamatan)


Metode ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung
dilapangan.

b)

Metode Interview (wawancara)


Metode ini dilakukan dengan cara mencari data melalui penjelasan secara
langsung dilapangan dari pihak perusahaan PT. Anugerah Karya Raya Coal
(AKR) maupun dari pihak jasa kontraktor pemboran.

c)

Metode Pustaka
Dilakukan dengan cara mencari literatur mengenai kegiatan pemboran
ekspolorasi, baik berupa data yang diberikan pihak perusahaan, maupun hasil
praktek kerja lapangan yang terdahulu.

VI.

RENCANA WAKTU PENELITIAN

Kegiatan kerja praktek ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu, mulai bulan Februari
sampai Maret yang dilakukan pada daerah Kuasa Pertambangan PT. Anugerah Karya Raya
Coal Kecamatan Teweh Timur Kabupaten Barito Utara Provinsi Kalimantan Tengah

Tabel 1.1. Waktu Penelitian


VII.

Bulan

Kegiatan

Observasi lapangan
Pengumpulan data
Pengolahan data

Februari
-

Maret
-

April

Pembuatan laporan

DAS
AR

TEORI
A. Kegiatan Pemboran Dalam Industri Batubara
Dalam industri pertambangan pekerjaan pemboran dilakukan untuk penyelidikan
subsurface baik tentang keadaan geologi maupun sifat-sifat keteknikan dari batuannya, yang
sangat berguna bagi proses sebuah penambangan. Pemboran dapat dilakukan untuk
bermacam-macam tujuan : penempatan bahan peledak; pemercontohan (merupakan metoda
sampling utama dalam eksplorasi); dalam tahan developmen : penirisan, test fondasi dan lainlain; dan dalam tahap eksplotasi untuk penempatan baut batuan & kabel batuan (dalam
batubara pemboran lebih banyak dibuat untuk pemasangan baut batuan - bolting daripada
untuk peledakan). Jika dihubungkan dengan peledakan, penggunaan terbesar adalah sebagai
pemboran produksi.
Ada 4 komponen fungsional utama. Fungsi ini dihubungkan dengan penggunaan
energi oleh sistem pemboran di dalam melawan batuan dengan cara sebagai berikut :

Mesin bor, sumber energi adalah penggerak utarna, mengkonversikan energi


dari bentuk asal (fluida, elektrik, pnuematik, atau penggerak mesin combustion)
ke energi mekanik untuk mengfungsikan sistem.

Batang bor (rod) mengtransmisikan energi dari penggerak utama ke mata bor
(bit).
Mata bor (bit) adalah pengguna energi didalam sistem, menyerang batuan secara
makanik untuk melakukan penetrasi.
Sirkulasi fluida untuk membersihkan lubang bor, mengontrol debu, mendinginkan
bit dan kadang-kadang mengstabilkan lubang bor.
Gambaran dari aksi pemboran untuk masing-masing kategori dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.

Gambar 3.1. Tipe aksi pemboran dalam memecah batuan


Faktor-faktor yang mempengaruhi unjuk kerja pemboran.
a. Variabel operasi, mempengaruhi ke empat komponen sistem pemboran (drill, rod,
bit dan fluid). Variabel dapat dikontrol pada umumnya dan mencakup dua
kategori dari faktor-faktor kekuatan pemboran : (a) tenaga pemboran, energi
semburan dan frekuensi, kecepatan putar, daya dorong dan rancangan batang bor
dan (b) sifat-sifat fluida dan laju alirnya.
b. Faktor-faktor batuan, faktor bebas yang terdiri dari : sifat-sifat batuan, kondisi
geologi, keadaan tegangan yang bekerja pada lubang bor yang sering disebut

sebagai drillability factors yang menentukan drilling strength dari batuan


(kekuatan batuan untuk bertahan terhadap penetrasi) dan membatasi unjuk kerja
pemboran.
c. Faktor-faktor pelayanan, yang terdiri dari pekerja dan supervisi, keter-sediaan
tenaga, tempat kerja, cuaca dan lain-lain, juga merupakan faktor bebas.
Untuk memilih dan mengevaluasi sistem pemboran yang optimal, ada 4 parameter
yang harus diukur atau diperkirakan,yaitu :
a. Energi proses dan konsumsi daya (power)
b. Laju penetrasi
c. Lama penggunaan bit (umur)
d. Biaya (biaya kepemilikan + biaya operasi

B. Klasifikasi Alat Bor


Macam-macam alat bor dapat dibedakan berdasarkan berdasarkan : cara kerjanya,
jenis alat pemutarnya serta cara bergerak dan transportasinya.
1.

Berdasarkan Cara Kerjanya


Berdasarkan cara kerjanya dan mekanisme pemboran (metode pemborannya), alat
bor eksplorasi dapat dibedakan menjadi :
a.

Metode tumbuk (Percussive Method)


Dioperasikan dengan cara mengangkat dan menjatuhkan alat bor berat secara
berulang-ulang kedalam lubang bor, sehingga lubang bor terbentuk akibat
mekanisme tumbukan dan beban rangkaian bor. Pada metode tumbuk, yang
terjadi adalah proses peremukan (crushing) permukaan batuan oleh mata bor.
Cara ini sesuai digunakan pada yang lunak sampai keras dan mudah pecah.
Frekuensi pukulan normal untuk mesin bor adalah 50 tumbukan/detik.

Adapun jenis dari alat bor dengan metode ini antara lain :
Bor Tumbuk Kabel, prinsip kerjanya: pipa bor beserta bitnya bekerja
naik turun seperti menumbuk. Kecepatan pemboran sangat tergantung
kemampuan penetrasi mata bor yang dipengarui oleh tinggi dan berat
tumbukannya

Hammer Drill, prinsip kerjanya mata bor berkerja naik turun seperti
menumbuk.
b.

Metode Putar (Rotary Method)


Pada metode pemboran ini, lubang bor dibentuk dengan mekanisme putar
dan disertai pembebanan. Pipa bor berputar, bergerak atau menggerus

sehingga batuan menjadi terpotang dan terlepas atau hancur menjadi cutting.
c.
Metode Tumbuk-Putar (Rotary-Percussive Drill Method)
Adapun jenis dari alat bor dengan merode ini antara lain :
Drifter jack hammer, dipakai untuk pemboran mendatar sehingga
memerlukan penopang (muonting device), sehingga penyangga disebut
jack leg.
Stoper jack hammer, digunakan untuk pemboran dengan arah keatas,
sehingga disangga dengan tekscoping tube. Biasa digunakan pada
pemboran daitambang bawah tanah, contohnya pembuatan rise maupun
pembuatan shaft dengan arah keatas
Sinker jack hammer, digunakan untuk pemboran dengan arah bawah,
contohnya pembuatan winze maupun pembuatan shaft dengan arah
kebawah.
2. Berdasarkan Jenis Alat Pemutarnya (Sumber Tenaganya)
Berdasarkan jenis alat pemutarnya, dapat dibedakan menjadi beberapa macam
diantaranya :
a. Spindel, pada pemboran ini, bor dimasukkan kedalam tabung spindel dan
dapat berputar karena dipegang atau di chuck oleh baut yang menekan

didinding luar pipa bor. Metode ini juga biasa digunakan dalam pemboran
inti.
b. Pemutar Rotor (Rotary Top Head) Pipa bor dihubungkan langsung dengan
rotor atau gear box yang diletakkan diatas pipa bor, pipa bor berputar dari
gear bok tidak dapat diubah-ubah.
3. Berdasarkan Cara Bergerak dan Transportasinya
Berdasarkan cara bergerak dan transportasinya mesin bor digolongkan menjadi
beberapa macam, antara lain :
a. Skid Mounted
Mesin bor diletakkan pada suatu rangkaian pipa besi, dan dipindahkan secara
manual. Alat bor ini sangat cocok digunakan pada medan yang sangat sulit
(pada daerah bergunung dan belum ada akses jalan).
b. Truck Mounted
Mesin bor diletakkan diatas truck, sangat praktis dalam berpindah-pindah
dari suatu lokasi pemboran kelokasi pemboran yang lain. Mempunyai tenaga
yang lebih besar karena sumber tenaga mesin bor bergabung dengan
rangkaian truck, sehingga lubang bor dapat lebih besar dan dalam
dibandingkan skid mounted.
c. Trailer Mounted
Mesin bor diletakkan diatas trailer sehingga sangat praktis dalam berpindahpindah, serta mempunyai sumber tenaga yang lebih besar dari jenis truck
mounted serta hasil kedalaman lubang bor lebih besar dibandingkan truck
mounted.
d. Crawler Mounted
Mesin bor diletakkan diatas roda crawler, cocok digunakan pada daerah yang
berbukit-bukit, cukup curam maupun daerah yang becek.

C. Tahapan Kegiatan Pemboran Eksplorasi


Tahapan-tahapan secara umum yang dilakukan sebelum kegiatan pemboran eksplorasi
adalah sebagai berikut :
Kajian Peta Geologi dan Struktur Geologi daerah rencana pemboran.
Orentasi/survey lapangan berdasarkan penafsiran dari pemetaan geologi
permukaan, peta topografi ataupun peta geomorfologi yang ada.
Menentukan titik lokasi rencana pemboran dengan cara membuat estimasi
kedalaman

batubara

main seam dari tafsiran pemetaan geologi dan

penampang/section yang telah dibuat.


Melakukan pemasangan titik-titik pemboran dengan GPS.
Melakukan pembebasan lahan / konpensasi lahan lokasi titik yang akan dilakukan
pemboran.
Pengawasan pemboran, dilakukan baik pada Open Hole maupun Coring dan hasil
pemeriannya dibuat pada Log Bor
1. Penentuan Lokasi Lubang Bor
Untuk menentukan lokasi lubang bor maka seorang geologis mempunyai peranan
tersendiri, yaitu disesuaikan dengan tujuan diadakannya pekerjaan pemboran. Peyesuaian itu,
antara lain :
a. Langkah awal dari penentuan lubang bor yang didasarkan peta topografi dan peta
geologi yang telah ada. Hal ini untuk memperjelas keadaan geologi daerah yang
akan dibor. Namun prinsip yang digunakan dalam meletakan lubang bor yaitu
bahwa daerah tersebut akan mewakili daerah yang luas maka hal ini akan lebih
mendekat sempurna apabila didasarkan pada peta topografi dan peta geologi.

b. Langkah selanjutnya yaitu didasarkan pada maksud keteknikan dari pemboran


tersebut.
c. Lokasi lubang bor juga sering diletakan di daerah rencana persedian material agar
diketahui cadangan yang terkandung baik volume, sifat matrialnya,dan lain-lain.
2.

Prosedur Pemboran
Adapun prosedur kegiatan pemboran, antara lain :
a. Menentukan lokasi daerah yang akan di bor.
b. Mempersiapkan mesin pengerak, penampungan air, pipa-pipa bor, dan peralatan
lain yang dianggap perlu.
c. Pipa disambung dengan stang bor pada bagian atas dan pada bagian bawah
disambungdengan mata bor, dan dimasukkan pada lubang bor.
d. Mengalirkan air pencuci ke lubang bor setelah terlebih dahulu melewati bagian
peyaringan. Air yang telah dialirkan tersebut kebawah setelah melewati bagian
luar dari mata bor. Fungsi air disini adalah untuk :
Untuk mendinginkan pipa-pipa bor akibat panas yang ditimbulkan oleh
gesekan bit dengan batuan.
Sebagai pelumas bit.
Mengangkut potongan-potongan batuan ke atas permukaan tanah.
Pelepasan air ini diatur sesuai dengan kebutuhan dari pemboran untuk
menghasilkan inti sebaik mungkin baik pada open hole maupun coring.
e. Kemudian selanjutnya yaitu pengambilan hasil pemboran, pada kedalaman
tertentu, kemudian hasil pemboran didiskripsi sifat batuannya.
3. Pelaksana
Tim pelaksana yang melakukan kegiatan ini meliputi Master Bor, Geologists dan

Crew bor.

D. Peralatan
Beberapa peralatan inti yang diperlukan pada kegiatan pemboran eksplorasi yaitu:
1. Mesin Bor
2. Kompresor
3. Stang Bor
Fungsi utama dari stang bor adalah:
Menghubungkan kelli terhadap drill collar dan mata bor didasar lubang bor.
Memberikan panjang rangjkaian pipa bor, sehingga dapat menembus formasi
yang lebih dalam.
Memungkinkan naik turunnya mata bor.
Meneruskan aliran lumpur bor dari swivel kemata bor.
4. Core Barrel
5. Mata Bor
6. Peralatan Pelengkap
a.
Alat untuk menaikkan dan menurunkan:
Water Swive
Hoisting sater swivel

Hoisting plug ( hoisting swivel)


Hoisting rock socket
Rod holder
Snacht block
Traveling block
Crown block
Lawering iron
Come along
b.

Peralatan pancing

Rod coupling tap


Rod insite tap rod outside tap
Casing tap core barrel tap
Rod brand
Knocking block
Drive hammer with chain
Pipe pulling jack

7. Menara
Terdapat dua tipe menara yang biasa digunakan dalam pemboran yaitu:
Derriks, digunakan untuk pemboran tegak.
Tripod, digunakan untuk pemboran miring.
8. Peralatan teknis

Parmelee wrench
Pipe wrench
Super tong
VIII. PENUTUP
Demikian proposal ini dibuat sebagai bahan pertimbangan bagi pihak perusahaan
dengan harapan dapat memudahkan pelaksanaan Kerja Praktik (KP) nantinya. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini banyak terdapat kekurangan atau kekeliruan,
untuk itu dimohon adanya saran konstruktif untuk perbaikan dan penyempurnaan
pelaksanaan Kerja Praktik (KP) ini.

Anda mungkin juga menyukai