Anda di halaman 1dari 15

CBD

(Case Based Discussion)

Disusun oleh:
RIRIN FARDIANTI ATMAYASARI, S.Ked
011.06.0050

Pembimbing :
dr.Kadek Dwi Pramana, M. Biomed, Sp.PD

DOKTER MUDA BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIZAR
2016

BAB I
PENDAHULUAN

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik


dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada dibetes berhubungan dengan
kerusakan jangka panjang, disfungsi, atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama
mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah. Jika tidak ditangani dengan baik
tentu saja angka kejadian komplikasi kronik DM juga akan meningkat, termasuk
komplikasi kaki diabetes.1
Kaki diabetes merupakan salah satu komplikasi kronik DM yang paling
ditakuti. Hasil pengobatan kaki diabetes sering mengecewakan baik bagi dokter
pengelola maupun bagi penderita dan keluarganya. Sering kaki diabetes sering
berakhir dengan kecacatan dan kematian.1
Tejadinya masalah kaki diawali dengan adanya hiperglikemia yang
menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada pembuluh darah. Neoropati, baik
sensorik maupun motorik dan autonomik akan menyebabkan berbagai perubahan
pada kulit dan otot. Perubahan ini kemudian mengakibatkan terjadinya perubahan
distribusi tekanan pada telapak kaki dan selanjutnya akan mempermudah terjadinya
ulkus. Adanya kerentanan terhadap infeksi menyebabkan infeksi mudah berkembang
menjadi infeksi yang luas. Faktor aliran darah yang kurang juga menambah rumitnya
pengelolaan kaki diabetes.1

Menurut data WHO (World Health Organization), Indonesia menempati


urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita Diabetes Mellitus di dunia. Pada tahun
2000 yang lalu saja, terdapat sekitar 8,2 juta penduduk Indonesia yang mengidap
diabetes. Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi
Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta orang. Sedangkan hasil Riset
kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab
kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki
ranking ke-2 yaitu 14,7%. Dan daerah pedesaan, DM menduduki ranking ke-6 yaitu
5,8%.2
Di Indonesia prevalensi kaki diabetes pada populasi jarang dilaporkan. Di
Poliklinik Endokrin RS Dr Kariadi Semarang dari data yang dikumpulkan mulai
bulan Januari 2001 sampai Juni 2002 didapatkan 4 % pasien DM yang dirujuk ke
poliklinik endokrin RS Dr Kariadi Semarang, mengalami komplikasi makroangiopati
berupa kaki diabetes.3 Di RSUPN dr Cipto Mangunkusumo angka kematian dan
angka amputasi masih sangat tinggi, masing-masing 16 % dan 25 % (data
RSUPNCM tahun 2003). Sebanyak 14,3 % pasien akan meninggal setahun pasca
amputasi dan sebanyak 37 % akan meninggal 3 tahun pasca amputasi.1
Tugas laporan kasus ini dibuat dengan tujuan untuk lebih memahami cara
mendiagnosis, dan mengetahui prinsip penatalaksanaan pada pasien DM dengan
komplikasi kaki diabetes. Sehingga diharapkan akan menambah pengetahuan dalam
menangani kasus tersebut.

BAB II
LAPORAN KASUS

Bagian Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Al-Azhar
M AT AR AM

CATATAN RIWAYAT PENYAKIT


IDENTITAS

Nama Penderita

: Tn. A

No. RM

: 03-25-01

Umur

: 48 Tahun

Kelamin

: laki - laki

Status

: Menikah

Alamat

: Belumpang Beluk

Tgl. Pemeriksaan/ MRS

: 20 juli 2016

Ko. Asisten

: Ririn Fardianti Atmayasari, S.Ked

ANAMESIS
-

Keluhan Utama
Nyeri pada kaki kanan.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke UGD RSUD tanjung pukul 12.00 wita dengan keluhan
nyeri, bengkak dan bernanah pada kaki kananya. Pasien memiliki riwayat luka
akibat diabetes militus pada kakinya sejak 7 bulan terakhir. Pasien juga
mengeluh penglihatannya kabur, BB turun secara terus menerus dan sering
merasa haus dan lapar selama menderita DM. Batuk (+) tidak berdahak, sakit
kepala (-) , nyeri dada (-), mual (+), muntah (-), nyeri perut ulu hati (+), BAB
DBN dan BAK sering pada malam hari namun kesan normal.

Riwayat Penyakit Dahulu dan pengobatan.


Pasien memiliki sakit serupa pada kaki yang sama sejak 7 bulan terakhir
dan 1 bulan yang lalu dirawat inap dengan keluhan yang sama. Stroke (-),
hipertensi (-), DM (+) sejak 2 tahun yang lalu, penyakit jantumg (-), penyakit
ginjal (-). Riwayat pengobatan dan mengonsumsi obat DM (+).

Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien tidak memiliki riwayat anggota keluarga dengan penyakit yang
sama.

Riwayat Pribadi Sosial


Pasien memiliki kebiasaan mengonsumsi makan makanan yang manis
manis sebelum menderita DM.

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum
GCS
Gizi
Kesadaran
Tanda Vital
Tensi
Nadi
Pernapasan
Suhu
Kepala

:sedang
: E4V5M6
: Cukup
: Komposmentis
:
: 120/80 mmhg
: 80 kali / menit
: 22 kali / menit
: 36 C
: Deformitas (-), Simetris Muka (+), Rambut (+), Allopecia

occipital (-)
Mata
Telinga
Hidung
Leher

: CA (+/+), Sklera Ikterus (-/-), edema palpebra (-/-)


: bentuk normotia, othorea (-), Pendengaran (+) N
: Perdarahan ( - ), Sekret ( - )
: pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-), peningkatan JVP

(-)
Thorax
Paru

Inspeksi

chest (-)
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Askultasi
Abdomen :
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi

Ekstremitas

: pergerakan dinding dada simetris, retraksi sela iga (-), barrel


: vocal fremitus normal, nyeri tekan (-)
: sonor dikedua lapang paru
: vesikuler (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
:
: Ictus cordis tidak terlihat
: Ictus cordis teraba di ICS V
: Dalam batas normal.
: S1S2 reguler, Gallop (-), Murmur (-)
: Distensi (-), buli-buli teraba penuh (-)
: Bising usus (+) Normal
: nyeri tekan (+) epigastrium, pembesaran hepar (-)
: timpani seluruh lapang abdomen

: akral hangat (+/+/+/+), CRT <2


Edema tungkai (+/-)
Luka kaki diabetic (+/-)

Laboratorium:

Tanggal
20/07/201

Pemeriksaan
- WBC
- RBC
- HGB
- HCT
- MCV
- MCH
- MCHC
- PLT
-

GDS

Nilai
-

11.8
3.14
7.9
24,3
77.5
25.1
32.5
513

304

Nilai normal
- 4 - 11
- 0,8 - 4,0
- 12 - 18
- 36 - 54
- 79 99
- 27 31
- 33 - 37
- 150-400
-

70-170

22/07/2016

GDP

Assesment :
DM tipe II + Diabetik food grade V

207

60 - 100

FOLLOW UP

Time
21/07/16

S
O
A
P
DM type II +
Kaki kanan KU : Sedang

GCS
: E4V5M6
Diabetic food
masih sakit, Kes : CM

TD : 120/80 mmhg
bengkak dan
Nadi: 80 x / m
RR: 22 x / m
luka.
Bernanah(+) T: 36,0 C
Batuk(+) tdk K/L: CA (-/-), SI (-/-),

edema palpebra (-/-)


berdahak
Demam (-) Thorax :
Paru : barrel chest (-)
Mual (-)
Muntah (-)
simetris, vocal fremitus

ireguler, G (-), M (-)


Abd: Distensi (-), bulibuli teraba penuh (-),
NT (-), BU(+)N

tpm makro
Inj.
Ceftriaxone
2x1 gr
Inj.mebonida

zole 3x1
Inj.omeprazo

le
Novorapid

3x6 IU
Rawat luka
Konsul

normal, sonor +/+, Rh


(-/-), Wh (-/-)
Cor : S1S2 tunggal

IVFD NS 15

dr.iwan Sp.B

Ekstremitas : edema kaki


(+/-),

AH

(+/+/+/+),

CRT <2
22/07/16

Kaki kanan
masih sakit,
bengkak dan

luka.
Bernanah(+)
Batuk(+) tdk

DM type II +
KU : Sedang
GCS
: E4V5M6
Diabetic food
Kes : CM
TD : 110/70 mmhg
Nadi: 83 x / m
RR: 22 x / m
T: 36 C
K/L: CA (+/+), SI (-/-),

edema palpebra (-/-)


berdahak
Demam (-) Thorax :
Paru : barrel chest (-)
Mual (-)
Muntah (-)
simetris, vocal fremitus

TERAPI

LANJUT
Rencana
debridement
OK

dr.Dwi

Sp.PD
Setuju
tindakan bila

ireguler, G (-), M (-)


Abd: Distensi (-), buli-

GDS 200
dan HB 10

buli teraba penuh (-),


NT (-), BU(+)N
Ekstremitas : edema kaki

preop.
Konsul

(+/-) (), AH (+/+/+/+),

sigit, Sp.An:
Transfuse

CRT <2

pagi.
Consul:
Advice

normal, sonor +/+, Rh


(-/-), Wh (-/-)
Cor : S1S2 tunggal

besok

Kaki kanan

dr.

PRC s/d HB
10 -> setuju

masih sakit,

tindakan.

bengkak dan

KU : Sedang
GCS
: E4V5M6
Kes : CM
berkurang
TD : 120/70 mmhg
Batuk(+) tdk Nadi: 85 x / m
RR: 22 x / m
berdahak
T: 36 C
Demam (-)
K/L: CA (+/+), SI (-/-), DM type II +
Mual (-)
Muntah (-)
Diabetic food
edema palpebra (-/-)
Thorax :
Paru : barrel chest (-)
luka.
Bernanah(+)

simetris, vocal fremitus


23/07/16

normal, sonor +/+, Rh


(-/-), Wh (-/-)
Cor : S1S2 tunggal
ireguler, G (-), M (-)
Abd: Distensi (-), bulibuli teraba penuh (-),
NT (-), BU(+)N
Ekstremitas : edema kaki
(+/-) (), AH (+/+/+/+),
CRT <2

TERAPI

LANJUT
Rawat luka
BPL

Foto:

BAB III
PENUTUP

A.

Kesimpulan

a. Diabetes melitus adalah salah satu di antara penyakit tidak menular


yang menjadi salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat manusia.
b. Prevalensi penyakit diabetes meningkat karena terjadi perubahan gaya
hidup, kenaikan jumlah kalori yang dikonsumsi, kurangnya aktifitas
fisik dan meningkatnya jumlah populasi masyarakat usia lanjut.
c. Untuk mengurangi angka kejadian diabetes melitus harus dilakukan
upaya pencegahan primer, sekunder dan tersier.
d. Berbagai komplikasi dari penyakit DM salah satunya adalah kaki
diabetes.
Saran
a. Kepada masyarakat khususnya penderita DM, agar selalu melakukan
pemeriksaan atau kontrol tekanan darah, dan kadar kolesterol total
secara rutin serta menjaganya pada kondisi yang normal.
b. Berolahraga setiap pagi, makan makanan yang bergizi rendah
karbohidrat dan lemak namun tinggi protein, vitamin dan mineral.
Perbanyak makan sayuran dan makanan berserat tinggi lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sudoyo, A, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi kelima.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009

2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Hari Diabetes Sedunia


2010.

http://www.pppl.depkes.go.id/index.php?c=berita&m=fullview&id=61.

Diakses 15 Juni 2011


3. Pemayun T G D. 2002. Gambaran Makro dan Mikroangiopati Diabetik
di Poliklinik Endokrin, dalam Naskah lengkap Kongres Nasional V
Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) dan Pertemuan Ilmiah
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni). Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, p 87 97.
4. Diabetes Care. Scope Management of Type 2 Diabetes : Prevention and
Management of Foot Problems. Volume 25, June 2002;S 1085 - 1094.
http://www.nice.org.uk/nicemedia/pdf/footcare_scope.pdf. Diakses 25 juli
2016
5. Bethesda. 2001. Foot Care Kit For Diabetes Help Prevent Amputations
in

National

Diabetes

Education

Program .

http://ndep.nih.gov/materials/pubs/feet/feet.htm. Diakses 27 juli 2016


6. Sutjahjo A. 1997. Pengobatan Hiperbarik Pada Kaki Diabetik dalam
Makalah

Kaki

Diabetik

Patogenesis

dan

Penatalaksanaan ,

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai