Anda di halaman 1dari 1

BAB III

PENUTUPAN
III.1 Kesimpulan
Pasien Ny. SC usia 43 tahun dengan keluhan sessak dan batuk ditegakkan
diagnosis asma bronkial dengan derajat berat karena adanya keluhan sesak napas
disertai suara napas bebunyi saat ekspirasi (mengi). Sesak napas dirasakan setiap
hari serta dirasakan pula saat malam. Sesak mengganggu aktivitas dan tidur
pasien. Pasien merasa paling nyaman dalam posisi duduk. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan adanya ekspirasi memanjang dan whezing pada kedua lapangan paru.
Sementara pada saat terapi awal di unit gwat darrat, pasien diberikan terapi
inhalasi (nebulasi) ventolin sebanyak 3 kali pemberian namun respon tidak
sempurna. Berdasarkan kriteria Depkes tahun 2003, Asma berat adalah serangan
asma yang tidak respon atau memberikan respon lambat dalam pemberian
bronkodilator dalam waktu 1 jam atau tiga kali pemberian bronkodilataor setiap
20 menit. Sehingga, pemberian kortikosteroid parenteral diberikan pada pasien
ini, untuk menghentikan proses inflamasi yang berlangsung.
Asma bronkial dicirikan sebagai suatu penyakit kesulitan bernapas, batuk,
dada sesak dan adanya wheezing episodik. Gejala asma dapat terjadi secara
spontan ataupun diperberat dengan pemicu yang berbeda antar pasien. Frekuensi
asma mungkin memburuk di malam hari oleh karena tonus bronkomotor dan
reaktifitas bronkus mencapai titik terendah antara jam 3-4 pagi, meningkatkan
gejala bronkokontriksi.
Terapi pengobatan asma meliputi beberapa hal diantaranya yaitu menjaga
saturasi oksigen arteri tetap adekuat dengan oksigenasi, membebaskan obstruksi
jalan napas dengan pemberian bronkodilator inhalasi kerja cepat (2-agonis dan
antikolinergik) dan mengurangi inflamasi saluran napas serta mencegah
kekambuhan dengan pemberian kortikosteroid sistemik yang lebih awal.

24

Anda mungkin juga menyukai