Anda di halaman 1dari 7

UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN

KESEHATAN JIWA UPT PUSKESMAS


BATU BRAK KABUPATEN LAMPUNG
BARAT
WINDI NUR EMIRIA, S.Kep., M.Kes.
Staf Perawat UPT Puskesmas Batu Brak
Kabupaten Lampung Barat

Latar Belakang
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi dimana seorang individu dapat
berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut
menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dan dapat bekerja secara
produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya (UU No 18 tahun
2014 tentang Kesehatan Jiwa).
Masalah kesehatan jiwa di keluarga dan masyarakat semakin meningkat,
terlihat dari banyaknya tindak kekerasan (KDRT,), kenakalan remaja (anak jalanan,
kecanduan game, tawuran), penyalahgunaan narkoba, bahkan begitu mudahnya
melakukan tindakan bunuh diri. Kurangnya pengetahuan, akses yang sulit dijangkau,
dan keterbatasan tenaga kesehatan jiwa merupakan beberapa penyebab gangguan
jiwa tidak terdeteksi di keluarga dan masyarakat
Pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia masih menyelesaikan masalah di hilir
dan bersifat pasif. Fokus pelayanan pun masih di institusi atau rumah sakit jiwa.
Menurut data hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi orang dengan gangguan jiwa
berat adalah 1,7 ( > 400 ribu jiwa). Sedangkan orang dengan gangguan mental
emosional (gejala depresi dan anxietas) pada penduduk umur 15 tahun sebesar
6,0% (>14 juta jiwa). Dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang pernah
dipasung proporsinya sebesar 14,3% atau sekitar 57 ribu kasus. Angka pemasungan

di perkotaan 10,7 %, dan angka pemasungan di pedesaan jumlahnya cukup tinggi


yaitu 18,2 %.
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 di Propinsi Lampung terdapat 0,8
prevalensi penduduk yang mengalami gangguan jiwa berat. Sedangkan 1,2 %
penduduk umur 15 tahun mengalami gangguan mental emosional. Untuk
Kabupaten Lampung Barat, prevalensi penduduk umur 15 tahun mengalami
gangguan mental emosional

sebesar 1,4 % .Dan terdapat 0,2 penduduk

Kabupaten Lampung barat yang mengalami gangguan jiwa berat. (Riskesdas


Propinsi Lampung tahun 2013).
UPT. Puskesmas Batu Brak adalah salah satu Puskesmas di Lampung Barat.
UPT. Puskesmas Batu Brak terletak di Kecamatan Batu Brak, dengan luas wilayah
18.967 Ha. dan jumlah penduduk 13.950 jiwa. Penderita gangguan jiwa di wilayah
kerja UPT. Puskesmas Batu Brak cukup tinggi, Jumlahnya lebih dari angka nasional
1,7 . Tingginya prevalensi pasien gangguan jiwa berat ini berkaitan dengan
berbagai faktor antara lain rendahnya pengetahuan masyarakat tentang gangguan
jiwa, dimana masyarakat masih beranggapan bahwa pasien gangguan jiwa adalah
orang yang sedang diganggu oleh roh halus, sehingga keputusan untuk
pengobatannya diserahkan ke dukun.
Faktor lainnya masyarakat malu jika ada keluarganya yang mengalami
gangguan jiwa. Sehingga jika ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa,
tindakan yang dilakukan adalah mengisolasi pasien dengan memasung/ mengurung
pasien sehingga tidak diketahui oleh masyarakat luas. Pada tahun 2013 jumlah
pasien jiwa yang dipasung sebanyak 5 orang. Hal tersebut apabila tidak diantisipasi
dari sekarang maka jumlah pasien jiwa akan terus meninglkat. Dan pada akhirnya
akan menambah beban keluarga, menurunkan produktivitas dan derajat kesehatan.
Belum tersentuhnya kasus gangguan jiwa pada level pelayanan kesehatan
dasar, Adanya Program upaya Kesehatan jiwa, adanya program Indonesia bebas
pasung dan visi keluarga sehat 2019 yang salah satu indikatornya adalah kesehatan
jiwa dan jumlah penderita gangguan jiwa yang angkanya lebih tinggi dari angka
nasional, maka dari beberapa hal tersebut upaya kesehatan jiwa di Indonesia dirasa
sangat penting, dan tentunya juga di Kabupaten Lampung Barat khususnya di
Puskesmas Batu Brak.

PERMASALAHAN
1. Belum tersentuhnya kasus gangguan jiwa pada level pelayanan kesehatan dasar.
2. Angka Prevalensi Gangguan Jiwa di UPT. Puskesmas Batu Brak (3,2 ) lebih tinggi
dari angka Nasional (1,7 ).
3. Masih sangat kurangnya kunjungan penderita gangguan jiwa ke pelayanan
kesehatan.
4. Stigma buruk / aib masyarakat terhadap penderita gangguan jiwa.
5. Masih tingginya kepercayaan terhadap dukun.
6. Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit gangguan jiwa dan cara perawatan
pasien gangguan jiwa di puskesmas
7. Masih adanya kasus pasung pada penderita dengan gangguan jiwa.
TUJUAN
Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan jiwa di wilayah
kerja UPT Puskesmas Batu Brak.
Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang gangguan jiwa
sehingga stigma buruk di masyarakat tentang gangguan jiwa dapat berubah.
2. Meningkatkan cakupan dan akses pelayanan kesehatan jiwa.
3. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sector.
4. Meningkatkan kemandirian dan produktifitas pasien.
5. Tidak ada lagi kasus pasung di wilayah kerja UPT Puskesmas Batu Brak.
RUANG LINGKUP
Pelayanan kesehatan jiwa dilaksanakan di seluruh wilayah kerja UPT Puskesmas
Batu Brak.

KONDISI PEMBANGUNAN KESEHATAN SAAT INI


DI WILAYAH KERJA UPT. PUSKESMAS BATU BRAK
Program kesehatan jiwa di UPT Puskesmas Batu Brak dimulai sejak bulan
Desember 2013. Adapun latar belakang aktifnya program ini didasari adanya
program kesehatan jiwa dari kementerian Republik Indonesia. Dimana diharapkan
pada tahun 2016 Indonesia akan bebas pasung. Alasan lain aktifnya program
kesehatan jiwa di UPT Puskesmas Batu Brak adalah adanya pasien gangguan jiwa
di wilayah kerja puskesmas yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan,
ketidakmampuan keluarga untuk merawat penderita gangguan jiwa, belum
tersedianya data jumlah penderita gangguan jiwa, perlakuan yang tidak manusiawi
terhadap penderita gangguan jiwa, dan stigma buruk mengenai gangguan jiwa di
masyarakat.

Pemetaan Pasien Gangguan Jiwa Berdasarkan Wilayah kerja


UPT Puskesmas Batu Brak
PEKON
P. Balak
Kegeringan
Kota Besi
Kmbahang
Canggu
Kerang
Sukabumi
Gn. Sugih
Tebaliokh
N. Ratu
Sukaraja
L. wilayah
TOTAL

PRIA
2
4
4
9
4
1
4
2
1

WANITA
2
1
3
1
1
2
1

JMLH
4
5
7
9
5
2
6
2
1
1
0
3
45

Pelaksanaan Kegiatan Program Kesehatan Jiwa UPT Puskesmas Batu Brak


Pelaksanaan Kegiatan Program Kesehatan Jiwa Upt Puskesmas Batu Brak antara
lain :
1. Pembentukan tim kesehatan jiwa UPT Puskesmas Batu Brak.
2. Kerjasama lintas program dan lintas sektoral.
3. Pendataan penderita gangguan jiwa di wilayah kerja UPT Puskesmas Batu Brak
- Menerima laporan langsung dari masyarakat.

- Kerjasama lintas program dan lintas sektoral (Kecamatan, Pekon, bidan desa,
kader,
tokoh masyarakat, dll) dalam pendataan penderita gangguan jiwa.
4. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang kesehatan jiwa untuk mencapai
Batu Brak bebas pasung.
5. Pendekatan dengan keluarga pasien dengan gangguan jiwa didampingi

aparat

pekon dan bidan desa.


6. Memberikan asuhan keperawatan dan home visite pada penderita gangguan jiwa.
7. Melakukan terapi kolaborasi pengobatan & rujukan untuk penderita gangguan jiwa.
8. Memberikan konseling kepada keluarga tentang cara perawatan pasien gangguan
jiwa di rumah.
9. Melakukan deteksi dini penyakit gangguan jiwa di poli rawat jalan (balai pengobatan),
poli gigi dan poli KIA.
10. Pembeian stimulant kepada pasien yang teratur berobat
11. Menampilkan drama bertema kesehatan jiwa pada perayaan HKN di Kabupaten
Lampung Barat tahun 2014
12. Melakukan evaluasi program kesehatan jiwa

Hasil Kegiatan

Kendala Yang Dihadapi

PERAN, TANGGUNG JAWAB DAN HARAPAN MASA DATANG


Peran Dan Tanggung Jawab Tenaga Kesehatan Dalam Upaya Kesehatan Jiwa
a. Meningkatkan kesehatan masyarakat di wilayah kerja UPT Puskesmas Batu Brak.
b. Melakukan deteksi dini gangguan jiwa di dalam gedung Puskesmas.
c. Melakukan home visite dan asuhan keperawatan kepada pasien gangguan jiwa.
d. Melakukan penyuluhan ke setiap pekon untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang gangguan jiwa dan cara perawatan pasien di rumah
e. Memantau kepatuhan minum obat pasien.
f. Menjalin kerjasama dengan lintas sektoral untuk membentuk wadah kegiatan bagi
penderita gangguan jiwa agar dapat kembali bermasyarakat.

Harapan Masa Datang Upaya Kesehatan Jiwa Dari Upaya Kesehatan Jiwa
Adapun beberapa harapan antara lain :
1. Semua pasien jiwa dapat terdeteksi sedini mungkin dan mendapatkan pengobatan.
2. Adanya alur rujukan/ konsultasi yang mudah.
3. Stigma di masyarakat berubah, bahwa gang jiwa dapat disembuhkan.

Anda mungkin juga menyukai