Anda di halaman 1dari 9

HARGA DIRI RENDAH

A. Kasus (Masalah Utama)


Harga diri rendah
1. Pengertian
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak
berarti, dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi
negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri (Keliat dkk,
2011).
2. Tanda Dan Gejala
Berikut ini adalah tanda dan gejala harga diri rendah :
Mengkritik diri sendiri, perasaan tidak mampu, pandangan hidup
yang pesimis, penurunan produktivitas, penolakan terhadap
kemampuan

diri,

kurang

memperhatikan

perawatan

diri,

pberpakaian tidak rapi dan selera makan kurang, tidak berani


menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, bicara lambat
dengan nada suara lemah.
Data subjektif : sulit tidur, merasa tidak berarti, merasa tidak
berguna, merasa tidak mempunyai kemampuan positif, merasa
menilai diri negatif, kurang konsentrasi, merasa tidak mampu
melakukan apapun, merasa malu.
Data objektif : kontak mata berkurang, murung, berjalan
menunduk, postur tubuh menunduk, menghindari orang lain,
bicara pelan, lebih banyak diam, lebih senang menyendiri,
aktivitas menurun, mengkritik orang lain.
B. Proses Terjadinya Masalah

1. Etiologi
a. Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya pemeriksaan
fisik yang sembarangan pemasangan yang tidak sopan
(pengukuran pubis, pemasangan kateter pemeriksaan
perincal).
b. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang
tidak tercapai karena dirawat/sakit/penyakit.
c. Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai,
misalnya

berbagai

pemeriksaan

dilakukan

tanpa

penjelasan, berbagi tindakan tanpa persetujuan.

`Harga diri rendah biasanya terjadi karena adanya kritik


dari diri sendiri dan orang lain, yang menimbulkan penurunan
produktivitas

berkepanjangan,

yang

dapat

menimbulkan

gangguan dalam berhubungan dengan orang lain dan dapat


menimbulkan perasaan ketidakmampuan dari dalam tubuh,
selalu

merasa

bersalah

terhadap

orang

lain,

selalu

berperasaan negatif tentang tubuhnya sendiri.


Klien yang mempunyai gangguan harga diri rendah akan
mengisolasi diri dari orang lain dan akan muncul perilaku
menarik diri, gangguan sensori persepsi halusinasi bisa juga
mengakibatkan adanya waham.
a. Faktor predisposisi
-

Faktor yang mempengaruhi harga diri: penolakan


orang tua, harapan orang tua tidak realistis, sekolah
ditolak, pekerjaan.

Faktor

yang

mempengaruhi

performa

peran:

stereotip peran gender, tuntutan peran kerja,


harapan peran budaya.
-

Faktor

yang

mempengaruhi

identitas

pribadi:

ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok


sebaya dan perubahan struktur sosial.
b. Faktor presipitasi
Ketegangan peran oleh stress yang berhubungan
dengan frustasi yang dialami dalam peran/posisi,
halusinasi pendengaran dan penglihatan, kebingungan
tentang seksualitas diri sendiri, kesulitan membedakan
diri sendiri dari orang lain, gangguan citra tubuh,
mengalami dunia seperti dalam mimpi.
2. Pohon Masalah

3. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji

Masalah keperawatan : gangguan konsep diri : harga diri


rendah
Data subjektif : Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa,
tidak

tahu

apa-apa,

bodoh,

mengkritik

diri

sendiri,

mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.


Data obyektif : Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila
disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin
mengakhiri hidup.
C. Diagnosa Keperawatan : Harga diri rendah kronis
D. Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan : Klien mampu :
1. Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, proses terjadinya
dan akibat harga diri rendah kronik.
2. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
3. Menilai kemampuan yang dapat digunakan.
4. Melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai kemampuan.
5. Melakukan kiegiatan yang sudah dilatih.
Tindakan keperawatan :
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih
dimiliki pasien.
a. Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki pasien seperti kegiatan pasien
dirumah sakit, di rumah, dalam keluarga dan lingkungan
adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.

b. Beri pujian yang realistis/nyata dan hindarkan setiap kali


bertemu dengan pasien penilaian yang negative.
2. Membantu klien menilai kemampuan yang dapat digunakan.
a. Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih
dapat dignakan saat ini.
b. Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan
terhadap kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
c. Perlihatkan

respon

yang

kondusif

dan

menjadi

pendengar yang aktif.


3. Membantu klien memilih/menetapkan kemampuan yang akan
dilatih.
a. Mendiskusikan dengan pasin beberapa kegiatan yang
dapat dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan
pasien lakukan sehari-hari.
b. Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat
pasien lakukan secara mandiri, mana kegiatan yang
memerlukan bantuan minimal dari keluarga dan kegiatan
kegiatan apa saja yang perlu bantuan penuh dari
keluarga atau lingkungan terdekat pasien. Berikan
contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan
pasien. Susun bersama pasien dan buat daftar kegiatan
sehari-hari pasien.
4. Melatih kemampuan yang dipilih klien.
a. Mendiskusikan

dengan

pasien

untuk

kemampuan pertama yang dipilih.


b. Melatih kemampuan pertama yang dipilih.

melatih

c. Berikan dukungan dan pujian pada klien dengan latihan


yang dilakukan.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP) Pasien
SP I
1. Mengidentifikasi penyebab , tanda dan gejala, perilaku
harga diri rendah dan akibat harga diri rendah.
2. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki pasien.
3. Membantu pasien meniali kemampuan pasien yang
masih dapat digunakan.
4. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih
sesuai dengan kemampuan pasien.
5. Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih.
6. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan
pasien.
7. Menganjurkan pasien memasukkan jadwal kegiatan
harian.
SP II
1. Mengevaluasi

jadwal

kegiatan

harian

pasien

(kemampuan yang telah dilatih sebelumnya).


2. Melatih kemampuan kedua yang telah dipilih.
3. Menganjurkan pasien memasukkan jadwal kegiatan
harian.
SP III
1. Mengevaluasi

jadwal

kegiatan

harian

pasien

(kemampuan yang telah dilatih sebelumnya).


2. Melatih kemampuan ketiga yang telah dipilih.
3. Menganjurkan pasien memasukkan jadwal kegiatan
harian.
SP IV

1. Mengevaluasi

jadwal

kegiatan

harian

pasien

(kemampuan yang telah dilatih sebelumnya).


2. Melatih kemampuan keempat yang telah dipilih.
3. Menganjurkan pasien memasukkan jadwal kegiatan
harian.

Contoh Latihan :
Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
klien, membantu klien menilai kemampuan yang masih
dapat digunakan, membantu klien memilih/menetapkan
kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang
sudah

dipilih

dan

menyusun

jadwal

pelaksanaan

kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.


ORIENTASI:
Selamat pagi, Perkenalkan nama saya

Aristyawati, biasa

dipanggil Aris, saya mahasiswa keperawattan


Denpasar yang sedang

praktik diruangan ini.,

Poltekkes
Bagaimana

keadaan ibu hari ini ?


Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan
dan kegiatan yang pernah

ibu lakukan? Setelah itu kita akan

nilai kegiatan mana yang masih dapat

ibu dilakukan. Setelah

kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih
Dimana kita duduk? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa
lama? Bagaimana kalau 20 menit?

KERJA:

Ibu, apa saja kemampuan yang ibu miliki? Bagus, apa lagi?
Saya buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang
biasa

ibu lakukan? Bagaimana dengan merapihkan kamar?

Menyapu ?

Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan

kegiatan yang ibu miliki .

ibu dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang

masih dapat dikerjakan di rumah sakit ? Coba kita lihat, yang


pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3
yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang
masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini.
Sekarang, coba

ibu pilih satu kegiatan

yang masih bisa

dikerjakan di rumah sakit ini. O yang nomor satu, merapihkan


tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita
latihan merapikan tempat tidur ibu. Mari kita lihat tempat tidur
ibu Coba lihat, sudah rapikah tempat tidurnya?
Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur, mari kita
pindahkan dulu bantal dan selimutnya. Bagus ! Sekarang kita
angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. Nah, sekarang kita
pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !.
Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir
masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan di
sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan
sebelah bawah/kaki. Bagus!
ibu sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali.
Coba perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus

Coba ibu lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM


(mandiri) kalau ibu lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika
diingatkan bisa melakukan, dan ibu ibu (tidak) melakukan.
TERMINASI
Bagaimana perasaan

ibu setelah kita bercakap-cakap dan

latihan merapikan tempat tidur ? Yah, ternyata ibu banyak


memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit ini.
Salah satunya, merapikan tempat tidur, yang sudah
praktekkan dengan baik sekali.

ibu

Nah kemampuan ini dapat

dilakukan juga di rumah setelah pulang.


Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian.

Ibu mau

berapa kali sehari merapikan tempat tidur? Bagus, dua kali yaitu
pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00
Besok pagi

kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Ibu

masih ingat kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah


selain merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci piring.. kalu
begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di
dapur ruangan ini sehabis makan pagi Sampai jumpa ya

Anda mungkin juga menyukai