Anda di halaman 1dari 2

PENYULUHAN DIARE

I.

LATAR BELAKANG
Diare masih merupakan masalah kesehatan utama pada anak terutam balita di
negara berkembang karena angka kesakitan dan kematiannya masih tinggi. Sekitar
80% kematian karena diare terjadi pada anak di bawah 2 tahun. Menurut data World
Health Organization (WHO), diare adalah penyebab nomor dua kematian balita di
seluruh dunia. Di Indonesia, diare adalah pembunuh balita nomor dua setelah ISPA
(Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Sementara UNICEF (Badan Perserikatan BangsaBangsa untuk urusan anak) memperkirakan bahwa, setiap 30 detik ada satu anak yang
meninggal dunia karena diare.
Secara global setiap tahunnya ada sekitar 2 miliar kasus diare dengan angka
kematian 1.5 juta pertahun. Pada negara berkembang, anak-anak usia dibawah 3 tahun
rata-rata mengalami 3 episode diare pertahun. Setiap episodenya diare akan
menyebabkan kehilangan nutrisi yang dibutuhkan anak untuk tumbuh, sehingga diare
merupakan penyebab utama malnutrisi pada anak (WHO, 2009).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2007) yang dilakukan
oleh Kemenkes cq Badan Litbangkes pada tahun 2007, penyakit diare menjadi
penyebab utama kematian bayi (31,4 %) pada usia 29 hari-11bulan dan anak balita
usia 12-59 bulan (25,2 %). Pada tahun 2006 angka kesakitan diare 423 per 1.000
penduduk dan pada tahun 2010 angka kesakitan diare 411 per 1.000 penduduk.
Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan
dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan insidens naik. Pada tahun 2000 IR
penyakit Diare 301/ 1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374 /1000 penduduk,
tahun 2006 naik menjadi 423 /1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000
penduduk. Kejadian Luar Biasa (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan CFR
yang masih tinggi. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 Kecamatan dengan jumlah
kasus 8133 orang, kematian 239 orang (CFR 2,94%). Tahun 2009 terjadi KLB di 24
Kecamatan dengan jumlah kasus 5.756 orang, dengan kematian 100 orang (CFR
1,74%), sedangkan tahun 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah
penderita 4204 dengan kematian 73 orang (CFR 1,74 %.)
Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang P2P Dinas Kesehatan Kota
Makassar 2007, jumlah penderita diare sebanyak 52.278 orang dan 14.493 atau
sebesar 28% diantaranya adalah balita. Secara keseluruhan dilaporkan 10 penyakit

diare yang meninggal dunia. Untuk penderita diare, masih menurut data hasil
surveilans, paling banyak diderita oleh wargaberusia antara 1-4 tahun atau yang masih
tergolong balita. Pada usia ini, jumlah penderita adalah sebanyak 7.379 orang. Data
surveilans juga menyebutkan penderita diare dari warga Sulawesi Selatan yang
berusia 5-9 tahun mencapai 2.955, usia 10-14 tahun sebanyak 1.746 orang, usia 15-19
tahun sebanyak 1.467, usia 55-59 tahun sebanyak 856 orang, usia 60-69 tahun
sebanyak 1.125 orang dan di atas 70 tahun sebanyak 554 orang.
Salah satu langkah dalam pencapaian target Millenium Development Goals/
MDGs (Goal ke-4) adalah menurunkan kematian anak menjadi 2/3 bagian dari tahun
1990 sampai pada 2015. Penyebab utama kematian akibat diare adalah tata laksana
yang tidak tepat baik di rumah maupun di sarana kesehatan. Untuk menurunkan
kematian karena diare perlu tata laksana yang cepat dan tepat (Kemenkes, 2011).
Berbagai faktor mempengaruhi terjadinya kematian, malnutrisi, ataupun
kesembuhan pada pasien penderita diare. Pada balita, kejadian diare lebih berbahaya
dibanding pada orang dewasa dikarenakan komposisi tubuh balita yang lebih banyak
mengandung air dibanding dewasa. Jika terjadi diare, balita lebih rentan mengalami
dehidrasi dan komplikasi lainnya yang dapat merujuk pada malnutrisi ataupun
kematian.
Faktor ibu berperan sangat penting dalam kejadian diare pada balita. Ibu
adalah sosok yang paling dekat dengan balita. Jika balita terserang diare maka
tindakan-tindakan yang ibu ambil akan menentukan perjalanan penyakitnya. Tindakan
tersebut dipengaruhi berbagai hal, salah satunya adalah pengetahuan. Pengetahuan
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt
behavior). Pengetahuan ibu mengenai diare meliputi pengertian, penyebab, gejala
klinis, pencegahan, dan cara penanganan yang tepat dari penyakit diare pada balita
berperan penting dalam penurunan angka kematian dan pencegahan kejadian diare
serta malnutrisi pada anak.
II.

PERMASALAHAN DI KELUARGA DAN MASYARAKAT

III.

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

IV.

PELAKSANAAN

V.

EVALUASI

Anda mungkin juga menyukai