PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masalah pada dasarnya adalah penyimpangan atau ketidaksesuaian dari
didukung
oleh
fakta-fakta
yang
akurat,
sehingga
dapat
Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan mengenai
BAB II
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
2.1
2.1.1
Pengertian Keputusan
Terdapat beberapa pengertian keputusan yang telah disampaikan oleh para
terbaik
Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu makin
tidak jelas. Dengan kata lain, pengambilan keputusan jenis ini meliputi prosesproses pengambilan keputusan untuk menjawab masalah-masalah yang kurang
dapat didefinisikan. Masalah-masalah ini umumnya bersifat kompleks, hanya
sedikit parameter - parameter yang diketahui dan kebanyakan parameter yang
diketahui bersifat probabilistik.
Untuk menjawab masalah ini diperlukan seluruh bakat dan keahlian dari
pengambilan keputusan, ditambah dengan bantuan sistem informasi. Hal ini
dimaksud untuk mendapatkan keputusan tidak terprogram dengan baik. Perluasan
fasilitas fasilitas pabrik, pengembangan produk baru, pengolahan dan pengiklanan
kebijaksanaan-kebijaksanaan, manajemen kepegawaian, dan perpaduan semuanya
adalah contoh masalah-masalah yang memerlukan keputusan-keputusan yang
tidak terprogram.
Sangat banyak waktu yang dikorbankan oleh pegawai-pegawai tinggi
pemerintahan, pemimpin-pemimpin perusahaan, administrator sekolah dan
manajer organisasi lainnya dalam menjawab masalah dan mengatasi konflik.
Ukuran keberhasilan mereka dapat dihubungkan secara langsung. Misalkan :
dan obyektif.
The Intuitive Model
The intuitive decesion making didefinisikan sebagai suatu proses bawah
sadar/tidak sadar yang timbul atau tercipta akibat pengalaman yang
terseleksi. Model ini tidak berarti sama sekali dilaksanakan tanpa analisis
rasional. Irasional dan rasional saling melengkapi dalam proses keputusan.
Terdapat dua pendekatan dalam menggunakan model ini, yaitu :
a. A front end approach
Pengambil keputusan mencoba untuk menghindari menganalisis
masalah secara sistematis. Di sini intuisi diberi kekuasaan penuh untuk
mengembangkan suatu gagasan yang mencoba untuk memunculkan
kemungkinan-kemungkinan yang luar biasa. Jadi keputusan tidak
dibangun dari data yang lalu.
b. A back end approach
Pengambilan keputusan menggunakan intuisi dengan bersandar pad
analisis, rasional, untuk mengidentifikan dan mengalikasi bobot nilai
kriteria. Seperti halnya untuk mengambang dan mengevalusi berbagai
alterantif. Pada saat tahap ini sudah dilaksanakan, si pengambil
keputusan beristirahat satu atau dua hari dari kegiatan keputusan ini,
sebelum menentukan pilihan keputusan akhir (final)
2.2.4
dari bentuk metode yang sederhana berlanjut ke bentuk lebih canggih, yang
paling
Dampak
ancaman
dari
masing-masing
pelaku
ikut
10
berhubungan dengan masalahnya. Hal yang paling penting pada tahap ini
adalah sikap terbuka dan fleksibilitas sehingga individu tidak akan
kekurangan alternatif yang memungkinkan dipilih. Pertanyaan yang paling
sering muncul adalah Apakah saya telah melihat dan mempertimbangkan
seluruh alternatif yang ada?
3. Mempertimbangkan setiap alternatif
Pada tahap ini, individu mulai mengevaluasi setiap pilihan yang ada
berdasarkan konskuensinya dan kemungkinan untuk dapat dlakukan atau
tidak. Dasar pertimbangkan biasanya adalah adanya manfaat atau
pengorbanan di masa yang akan datang. Ketika ia menyadari adanya
kemungkinan penyesalan di masa yang akan datang, maka ia akan semakin
berhati-hati dalam menimbang setiap alternatif yang tersedia. Pada tahap
ini biasanya akan muncul ketidakpuasan atas tindakan yang mungkin
sudah dilakukan, berusaha menghindar untuk melakukan tindakan karena
tidak ingin berkomitmen terhadap konskuensi yang akan diambil dan
responsif terhadap berbagai informasi baru yang memungkin pilihan
keputusan akan berubah. Pertanyaan akhir yang biasa muncul adalah
Alternatif apa yang terbaik bagi saya?
4. Membuat Komitmen
Tahap ini adalah tahap yang penuh dengan ketegangan. Individu
dihadapkan pada berbagai pilihan yang sudah dianalisa dan ditelaah dan
diharuskan membuat suatu keputusan tentang pilihan mana yang akan
diambil. Hal ini hanya dapat diakhiri dengan membuat keputusan dan
berkomitmen
terhadap
keputusan
tersebut.
Seringkali
individu
saya
dapat
mengimplementasikan
alternatif
terbaik
dan
11
2.4.1
Gaya Direktif
Pembuat keputusan gaya direktif mempunyai toleransi rendah pada
ambiguitas, dan berorientasi pada tugas dan masalah teknis. Pembuat
keputusan ini cenderung lebih efisien, logis, pragmatis dan sistematis
dalam memecahkan masalah. Pembuat keputusan direktif juga berfokus
pada fakta dan menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat. Mereka
berorientasi pada tindakan, cenderung mempunyai fokus jangka pendek,
suka menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, dan menampilkan gaya
kepemimpinan otokratis.
2.4.2
Gaya Analitik
Pembuat keputusan gaya analitik mempunyai toleransi yang tinggi untuk
ambiguitas dan tugas yang
Gaya Konseptual
Pembuat keputusan gaya konseptual mempunyai toleransi tinggi untuk
ambiguitas, orang yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial. Mereka
berpandangan
luas
dalam
memecahkan
masalah
dan
suka
untuk
mendapat
sejumlah
informasi
dan
kemudian
12
Gaya Perilaku
Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan toleransi ambiguitas
yang rendah, orang yang kuat dan peduli lingkungan sosial. Pembuat
keputusan cenderung bekerja dengan baik dengan orang lain dan
menyukai situasi keterbukaan dalam pertukaran pendapat. Mereka
cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat, dan menyukai
informasi verbal daripada tulisan. Mereka cenderung menghindari konflik
dan sepenuhnya peduli dengan kebahagiaan orang lain. Akibatnya,
pembuat keputusan mempunyai kesulitan untuk berkata 'tidak' kepada
orang lain, dan mereka tidak membuat keputusan yang tegas, terutama saat
hasil keputusan akan membuat orang sedih.
2.5
2.5.1
2.5.2
keputusan,
merupakan
hal
yang
dapat
mempengaruhi
13
Faktor Pengalaman
Faktor pengalaman seorang pembuat keputusan adalah hal yang sangat
penting, karena banyaknya pengalaman orang tersebut maka ia akan berani
dalam menentukan keputusan. Hal ini juga berkaitan terhadap keahlian
yang dimiliki oleh pemimpin atau anggota karena pengalaman yang
pernah dialaminya.
2.6
2.6.1
Intuisi
Pengambilan keputusan yang berdasarkan atas intuisi atau perasaan
memiliki sifat subjektif, sehingga mudah terkena pengaruh. Dalam
pengambilan keputusan berdasarkan intusi ini, meskipun waktu yang
digunakan untuk mengambil keputusan relatif pendek, tetapi keputusan
yang dihasilkan seringkali relatif
Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi
pengetahuan praktis. Karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan
keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung ruginya, baik buruknya
keputusan yang akan diambil.
2.6.3
Fakta
14
Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh
pimpinan
terhadap
bawahannya
atau
orang
yang
lebih
tinggi
Rasional
Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang
dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk
memaksimalkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga
dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang
diinginkan. Pengambilan keputusan secara rasional ini berlaku sepenuhnya
dalam keadaan yang ideal.
2.7
2.7.1
Pertimbangan-pertimbangan utilitarian.
Pertimbangan yang berhubungan dengan manfaat dari suatu keputusan.
Pertimbangan utilitarian terdiri dari:
15
Pertimbangan lain yang tidak termasuk dari manfaat atau kegunaan suatu
keputusan. Pertimbangan non utilitarian ini terdiri dari :
a. Penerimaan dan penolakan dari diri sendiri termasuk di dalamnya emosi,
perasaan dan harga diri seseorang.
b. Penerimaan dan penolakan dari orang lain termasuk di dalamnya kritik dan
penghargaan yang akan diberikan orang lain
2.8
2.8.1
2.8.2
2.8.3
Tekanan (stres)
16
oleh
pengambil
keputusan.
Kedua
hal
tersebut
akan
Waktu
Waktu dan sumber daya yang dimiliki oleh si pengambil keputusan akan
mempengaruhi proses pengumpulan informasi dan penelusuran alternatif
alternatif (Harris, 1998).
Dalam suatu pengambilan keputusan, karakterisitik pengambil keputusan
masalah.
2.9
2.9.1
Keputusan Representasi
Merupakan keputusan yang dihadapi dengan informasi yang cukup
banyak, dan mengetahui dengan tepat bagaimana memanipulasi informasi
tersebut.
2.9.2
Keputusan Empiris
Merupakan keputusan yang kurang memiliki informasi namun mengetahui
bagaimana memperoleh informasi dan pada saat informasi itu diperoleh.
2.9.3
Keputusan Informasi
17
Keputusan Eksplorasi
Merupakan keputusan yang kurang akan informasi dan tidak ada kata
sepakat yang dianut untuk memulai mencari informasi serta tidak tahu dari
mana usaha pengambilan keputusan akan dimulai.
2.10
Kepastian/ Deterministik.
Model Pengambilan Keputusan
dalam
kondisi
Berisiko
(Risk).
2.11
19
Teknik
Untuk
Merangsang
Kreativitas
Dalam
Pengambilan
Keputusan Kelompok
2.13.1 Brainstorming
Teknik brainstorming dipopulerkan oleh Alex F. Osborn dalam bukunya
Applied Imagination. Istilah brainstorming mungkin istilah yang paling sering
digunakan, tetapi juga merupakan teknik yang paling tidak banyak dipahami.
20
Tunda Keputusan.
Jangan melakukan kritik terhadap setiap gagasan yang muncul. Jangan
pula melakukan evaluasi terhadap gagasan tersebut. Gagasan dipilih
Identifikasi
Peneliti mengidentifikasi isu dan masalah yang berkembang di
lingkungannya (bidangnya), permasalahan yang melatar belakangi, atau
permasalahan yang dihadapi yang harus segera perlu penyelesaian.
21
22
kepada
gagasan/ide secara
kelompok
(Departemen
perseorangan,
dalam
kemudian
Negeri).
Teknik
23
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku, mencerminkan karakter
bagi seorang pemimpin. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah keputusan
yang diambil baik atau buruk tidak hanya dinilai setelah konsekuensinya terjadi,
melainkan
melalui
berbagai
pertimbangan
dalam
prosesnya.
Kegiatan
secara
individual
dan
dalam
tim,
mengatur
dan
mengawasi
informasi.Pengambilan keputusan adalah proses memilih di antara alternatifalternatif tindakan untuk mengatasi masalah.
Dengan demikian, fokus pengambilan keputusan adalah pada kemampuan
menganalisis situasi dengan memperoleh informasi seakurat mungking sehingga
permasalahan dapat dituntaskan.
24
Daftar Pustaka
Ernie T. S. dan Kurniawan S., Pengantar Manajemen, Jakarta: Kencana, 2010.
Susmaini dan Muhammad Rifai, Teori Manajemen Menuju Efektivitas
Pengelolaan Organisasi, Bandung: Citapustaka Media, 2007.
Mesiono, Manajemen Organisasi, Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2012.
Sondang P. Siagian, Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan Jakarta: Toko
Gunung Agung, 1987.
Khaerul Umam, Manajemen Organisasi, Bandung: Pustaka Setia, 2012.
Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi,
Jakarta: Rajawali Pers, 201
25