Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu pangan sumber protein hewani dan variasi nutrien esensial yang penting bagi
kecerdasan serta kesehatan tubuh adalah ikan. Karena itu penting untuk mengonsumsi ikan segar
yang tidak tercemar pada masa kehamilan dan dua tahun awal kehidupan (FAO, 2014).
Konsumsi ikan dapat mengurangi risiko penyakit yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh
darah (Gillum, et al., 1996; Iso, et al., 2001; Kris-Etherton, et al., 2002). Selain itu, dengan
mengonsumsi ikan bisa mengurangi gangguan neurologis dan meningkatkan kesehatan mental
(Tanskanen, et al., 2001; Morris, et al., 2005). Adapun permasalahan gizi, nutrisi dan kesehatan
berpengaruh terhadap kualitas sumberdaya manusia dan mencerminkan kesejahteraan karena
kesehatan merupakan salah satu aspek yang menentukan tinggi rendahnya standar hidup
seseorang (Todaro, 2000). Bahkan dalam pertemuan The Copenhagen Consensus 20121 para
ekonom mengidentifikasi bahwa cara paling cerdas mengalokasikan uang untuk menghadapi 10
tantangan utama dunia adalah investasi untuk perbaikan status gizi penduduk. Kenyataannya,
dalam Global Nutrition Report 20142 Indonesia termasuk didalam 17 negara, diantara 117
negara, yang mempunyai ketiga masalah stunting 37,2%, wasting 12,1% dan overweight 11,9%.
Indikasinya bahwa masalah gizi merupakan problem bersama yang harus segera ditangani dan
salah satu solusinya adalah meningkatkan konsumsi ikan (FAO, 2014).
Untuk maksud tersebut Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mempromosikan
pentingnya mengonsumsi ikan lewat GEMARIKAN3. Hal itu merupakan salah satu upaya dalam
rangka meningkatkan konsumsi ikan Indonesia yang jauh tertinggal dari negara tetangga (Grafik
1). Indonesia merupakan produsen ikan tertinggi dengan tingkat produksi sebesar 13,6 juta ton
namun hanya mengonsumsi 32,25 kg/kapita/tahun kedua terendah dalam peringkat ASEAN,
berbanding terbalik dengan Malaysia.
Grafik 1. Produksi vs Konsumsi Ikan di ASEAN Tahun 2011
1

Dalam presentasi KKP di Workshop Hari Gizi Nasional, 24 Pebruari 2015

2 Dipaparkan pada Diseminasi Global Nutrition Report, 9 Pebruari 2015


3 Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh KKP dan bekerjasama dengan instansi lainnya.

Produksi Ikan (Juta Ton)

Konsumsi Ikan (Kg/Kapita/Tahun)


13.6

Indonesia

5.15

Vietnam

58.1

Malaysia

55

Myanmar

Myanmar

2.98

Vietnam

33.2

Filipina

2.93

Filipina

32.7

Thailand
Malaysia

2.6
1.6

Indonesia
Thailand

32.25
22.4

Sumber: http://kkp.go.id/2016/09/28/ikan-melimpah-konsumsi-digalakkan/

Seperti terlihat pada grafik diatas, produksi ikan di Indonesia sangat besar dibandingkan
dengan negara-negara tetangga. Adapun potensi sumber daya ikan laut Indonesia sebesar 6,5 juta
ton per tahun4 tersebar di sembilan wilayah perairan utama dan secara spasial dibagi menjadi
sebelas WPP5 yang terbentang dari perairan Selat Malaka hingga Laut Arafuru. Dengan wilayah
laut sebesar 5,4 juta Km2 dan potensi sumber daya yang melimpah tersebut menarik minat
negara-negara asing untuk ikut menangkap ikan di laut Indonesia secara legal maupun ilegal.
Dan karena lemahnya tata kelola perikanan dan kelautan mengakibatkan tingginya praktek
illegal fishing di Indonesia. Dampaknya antara lain seperti yang disebutkan Presiden Jokowi,
Illegal fishing telah mengakibatkan kerugian ekonomi Indonesia sebesar 20 miliar dolar AS per
tahun. Termasuk mengancam 65 persen terumbu karang kita6. Seharusnya sumber daya tersebut
bisa menyejahterakan rakyat yang dalam hal ini adalah konsumen dalam negeri.

4 Keputusan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor Kep. 45/Men/2011 Tentang Estimasi Potensi Sumber Daya Ikan Di Wilayah Pengelolaan
Perikanan Negara Republik Indonesia

5 Wilayah Pengelolaan Perikanan (Permen KP No.1/2009)


6 Disampaikan pada Simposium Kejahatan Perikanan Internasional di Gedung Agung Istana Kepresidenan Yogyakarta, 10 Oktober 2016 http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/16/10/10/oetii9382-jokowi-sebut-dampak-illegal-fishing-luar-biasa

Anda mungkin juga menyukai