Anda di halaman 1dari 109

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD

Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD


Tahun Anggaran 2008

BAB I
DATA PROYEK
Pasal 1
Nama Proyek
Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD

Pasal 2
Tempat dan Lokasi Proyek
Jl. T. Nyak Arief, Lingke.

Pasal 3
Sumber Dana Proyek
Badan Pelaksana - Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BP-BRR)
Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam
dan Kepulauan Nias Propinsi Sumatera Utara

Pasal 4
Pihak-pihak Pengelola Proyek

1. Pelaksanaan Pengelolaan Proyek oleh Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah


NAD
2. Pelaksana Teknis Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Perkantoran Pemerintah
NAD
Pasal 5
Data Bangunan Rencana

1. Luas Lahan Rencana

1.7 Ha

2. Luas Lantai Bangunan Keseluruhan

3021.3 m2

3. Luas Lantai Dasar

2001 m2

4. Jumlah Lantai

2 lantai

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

BAB II
KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN
Pasal 1
Penanggung Jawab Pelaksanaan

1. Berdasarkan Kontrak Kerja yang dibuat oleh Pemilik Proyek (Penyedia Dana) dengan
Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi, maka Kontraktor Pelaksana untuk proyek seperti yang
disebutkan dalam BAB I diatas adalah Perusahaan seperti yang disebutkan dalam Kontrak
Kerja Fisik.

2. Tugas dan kegiatan Kontraktor Pelaksana adalah seperti yang disebutkan dalam Keputusan
Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah Nomor : 332/KPTS/M/2002 Tanggal 21
Agustus 2002 Tentang Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi atau menurut perubahannya jika
ada kecuali ditentukan lain oleh Owner dalam Kontrak Kerja Fisik.

3. Tugas dan kegiatan Kontraktor Pelaksana adalah seperti yang disebutkan dalam Keputusan
Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah Nomor : 332/KPTS/M/2002 Tanggal 21
Agustus 2002 Tentang Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi atau menurut perubahannya jika
ada kecuali ditentukan lain oleh Owner dalam Kontrak Kerja Fisik.

4. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan struktur organisasi pelaksana lapangan proyek


kepada Owner yang didalamnya tercantum beberapa tenaga ahli Kontraktor Pelaksana
dengan posisi minimal seperti berikut :
a. Project Manager
b. Site Manager
c. Supervisor Lapangan
d. Surveyor
e. Draftmen
f. Tenaga Administrasi dan Operator Computer
g. Kepala Tukang

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

5. Semua tenaga ahli yang namanya tercantum dalam struktur organisasi lapangan proyek yang
diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus berada dilokasi pekerjaan minimal selama jam
kerja.

6. Penggantian tenaga ahli oleh Kontraktor Pelaksana selama proses pelaksanaan pekerjaan
harus diketahui dan disetujui oleh Konsultan Supervisi. Konsultan Supervisi berhak
mengajukan kepada Owner untuk pengantian tenaga ahli Kontraktor Pelaksana yang berada
dilokasi pekerjaan jika tenaga ahli tersebut dinilai menghambat pekerjaan dan tidak mampu
menjalankan tugasnya dengan baik.

7. Tenaga ahli yang ditempatkan dilokasi pekerjaan oleh Kontraktor Pelaksana harus mampu
memberikan keputusan yang bersifat teknis dan administratif di lokasi pekerjaan.

Pasal 2
Gambar Pelaksanaan ( Shop Drawing )

1. Kontraktor harus membuat Gambar Pelaksanaan (Shop Drawing) untuk pekerjaan tertentu.

2. Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan Konsultan Perencana.

3. Shop Drawing tidak boleh merubah disain, mengurangi kuantitas, dan mengurangi kualitas
pekerjaan.

Pasal 3
Gambar Hasil Pelaksanaan ( As Built Drawing )

1. Kontraktor harus membuat Gambar Hasil Pelaksanaan (As Built Drawing) yang sesuai
dengan pelaksanaan dilapangan sebelum serah terima tahap pertama.

2. As Built Drawing yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan Konsultan Perencana. Kontraktor Pelaksana diwajibkan menyerahkan 5 set As

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Built Drawing yang telah disetujui kepada Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana,
Owner, dan Pemilik/Pengguna Bangunan.
3. Satu set As Built Drawing yang telah disetujui harus disimpan di tempat yang baik pada
bangunan oleh Owner atau pengguna bangunan.

Pasal 4
Buku Petunjuk Penggunaan Bangunan ( Operation Hand-Book )

1. Kontraktor harus membuat Buku Petunjuk Penggunaan atau system operasi (Operation
Hand-Book) sebelum masa serah terima untuk semua peralatan yang ada dalam bangunan
seperti :
a. Instalasi Listrik
b. Instalasi Air Bersih
c. Instalasi Pemadam Kebakaran
d. Instalasi Pengkondisian Udara
e. Instalasi Sound System
f. Instalasi TV - set

2. Operation Hand-Book harus diserahkan kepada Owner dan pengguna bangunan dengan
memberikan penjelasan yang diperlukan. Operation Hand-Book harus disimpan dengan baik
dalam bangunan pada tempat yang ditentukan oleh Owner atau pengguna bangunan.

Pasal 5
Kesalahan Pekerjaan Dan Pekerjaan Cacat

1. Kontraktor Pelaksana harus memperbaiki dengan biaya sendiri semua kesalahan dan cacat
pekerjaan. Kesalahan-kesalahan dan cacat pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor
Pelaksana dikarenakan kurang memahami Gambar dan kurangnya kontrol terhadap pekerja
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana untuk memperbaiki dengan biaya
sendiri.

2. Kesalahan dan cacat pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana menjadi tanggung
jawab Kontraktor Pelaksana untuk memperbaikinya. Kerusakan dan cacat pada bangunan
4

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

akibat pemakaian atau sebab-sebab lain tanpa ada unsur-unsur kesengajaan yang dapat
dibuktikan dalam masa pemeliharaan bangunan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3. Konsultan Supervisi berhak setiap saat memerintahkan Kontraktor Pelaksana untuk


memperbaiki kesalahan pekerjaan atau pekerjaan cacat. Hasil perbaikan terhadap kesalahan
pekerjaan dan pekerjaan cacat harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 6
Rencana Waktu Pelaksanaan

1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana waktu penyelesaian pekerjaan (time


schedule) keseluruhan kepada Owner sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan kecuali
ditentukan lain dalam Kontrak Kerja.

2. Kontraktor Pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan rencana waktu


penyelesaian pekerjaan keseluruhan yang telah disetujui oleh Owner kecuali ditentukan lain
dalam Kontrak Kerja.

3. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan rencana waktu penyelesaian pekerjaan keseluruhan


yang telah disetujui oleh Owner kepada Konsultan Supervisi. Kontraktor Pelaksana juga
harus mengajukan rencana waktu penyelesaian pekerjaan mingguan pada tahap pelaksanaan
pekerjaan kepada Konsultan Supervisi.

4. Konsultan Supervisi berhak untuk tidak menyetujui rencana penyelesaian pekerjaan


mingguan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dengan memberikan alasan-alasan yang
dapat dipertanggung jawabkan secara teknis. Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam
menyelesaikan pekerjaan karena kesalahan dalam menyusun waktu pemnyelesaian pekerjaan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 7
Request Material dan Request Pekerjaan

1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan permohonan penggunaan

material bangunan

(request material) sebelum material bangunan tersebut dipakai. Request Material yang
diajukan Kontraktor Pelaksana harus disertai dengan contoh material dan disetujui oleh
Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana, dan Owner.
2. Persetujuan Request Material yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dianggap sah dan
diakui apabila disetujui minimal oleh Konsultan Supervisi atau Konsultan Perencana.
Kontraktor Pelaksana harus menyediakan dan menyerahkan satu set contoh material yang
telah disetujui kepada Konsultan Supervisi.

3. Material bangunan yang tidak disetujui oleh Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana, dan
Owner tidak boleh dipakai sebagai material bangunan dan harus dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan.

4. Kontraktor Pelaksana juga harus mengajukan permohonan (request pekerjaan) untuk


pekerjaan yang akan dikerjakan. Request Pekerjaan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana
harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

5. Kontraktor pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan jika request pekerjaan yang
diajukan belum disetujui oleh Konsultan Supervisi. Item-item pekerjaan yang memerlukan
Request Pekerjaan ditentukan oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 8
Metode Pelaksanaan

1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan Metode Pelaksanaan terhadap pekerjaan yang akan
dikerjakan. Metode Pelaksanaan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui
oleh Konsultan Supervisi.

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

2. Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan jika Metode Pelaksanaan yang
diajukan belum disetujui oleh Konsultan Supervisi. Item-item pekerjaan yang memerlukan
Metode Pelaksanaan ditentukan oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 9
Rencana Material Dan Peralatan

1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana material dan peralatan mingguan yang akan
digunakan untuk penyelesaian pekerjaan setiap minggu kepada Konsultan Supervisi.

2. Semua material dan peralatan sesuai dengan rencana material dan peralatan mingguan yang
diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus berada dilokasi pekerjaan.

3. Konsultan Supervisi berhak untuk tidak menyetujui rencana material dan peralatan mingguan
yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dengan memberikan alasan-alasan yang dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis.

Pasal 10
Rencana Tenaga Kerja

1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana pengunaan tenaga kerja mingguan yang
akan digunakan untuk penyelesaian pekerjaan setiap minggu kepada Konsultan Supervisi.

2. Semua tenaga kerja sesuai dengan rencana tenaga kerja mingguan yang diajukan oleh
Kontraktor Pelaksana harus berada dilokasi pekerjaan. Konsultan Supervisi berhak untuk
tidak menyetujui rencana penggunaan tenaga kerja mingguan yang diajukan oleh Kontraktor
Pelaksana dengan memberikan alasan-alasan yang dapat dipertanggung jawabkan secara
teknis.

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 11
Pekerjaan Diluar Jam Kerja

1. Pekerjaan-pekerjaan diluar jam kerja normal yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana
dengan alasan mempercepat proses penyelesaian pekerjaan harus atas persetujuan Konsultan
Supervisi.

2. Biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh personil Konsultan Supervisi untuk pengawasan
pekerjaan diluar jam kerja normal yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

3. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh terhadap kualitas pekerjaan yang dilakukan
diluar jam kerja normal atau pada malam hari.

Pasal 12
Laporan Pelaksanaan

1. Kontraktor Pelaksana wajib membuat laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan
kepada Konsultan Supervisi tentang kemajuan pelaksanaan pekerjaan.

2. Format laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan yang dibuat oleh Kontraktor
pelaksana harus disetujui oleh Konsultan Supervisi. Laporan harian, laporan mingguan, dan
laporan bulanan yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus diperiksa dan disetujui oleh
Konsultan Supervisi serta diketahui oleh Owner.

3. Konsultan Supervisi berhak untuk melakukan pemeriksaan langsung kelapangan akan


kebenaran data yang ada dalam laporan harian, laporan minnguan, dan laporan bulanan yang
dibuat oleh Kontraktor Pelaksana.

4. Laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan dibuat dalam rangkap 4 (empat).
Salah satu tembusan laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan harus berada
pada lokasi pekerjaan.
8

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 13
Surat Menyurat Dan Komunikasi

1. Segala surat-menyurat yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan harus melalui dan diketahui oleh Konsultan Supervisi kecuali
ditentukan lain oleh Owner.

Pasal 14
Rapat Koordinasi Dan Rapat Lapangan (Site Meeting)

1. Rapat koordinasi diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap bulan, dipimpin


oleh Owner atau Konsultan supervisi.

2. Kontraktor Pelaksana wajib hadir dalam rapat koordinasi dengan diwakili minimal oleh
Supervisor lapangan.
3. Rapat lapangan (site meeting) diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap
minggu, dipimpin oleh Owner atau Konsultan supervisi.

4. Kosumsi rapat lapangan tersebut disiapkan oleh Kontraktor Pelaksana kecuali ditentukan lain
oleh Owner.

Pasal 15
Penanggung Jawab Pengawasan

1. Berdasarkan Kontrak Kerja yang dibuat oleh Owner dengan Penyedia Jasa Konsultasi, maka
Konsultan Supervisi untuk proyek seperti yang disebutkan dalam BAB I diatas adalah
Perusahaan seperti yang disebutkan dalam Kontrak Kerja Konsultan Supervisi.

2. Tugas dan kegiatan Konsultan Supervisi adalah seperti yang disebutkan dalam Keputusan
Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah Nomor : 332/KPTS/M/2002 Tanggal 21
Agustus 2002 Tentang Penyedia Jasa Pengawas Konstruksi atau menurut perubahannya jika
ada kecuali ditentukan lain oleh Owner dalam Kontrak Kerja konsultan Supervisi.

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

3. Konsultan Supervisi harus mengajukan struktur organisasi pengawasan lapangan proyek


kepada Owner dimana didalamnya tercantum beberapa tenaga ahli Konsultan Supervisi
dengan posisi minimal seperti berikut :
 Site Engineer
 Inspector
 Tenaga Administrasi Dan Operator Computer
4. Semua tenaga ahli yang namanya tercantum dalam struktur organisasi pengawasan lapangan
proyek yang diajukan oleh Konsultan Supervisi harus berada dilokasi pekerjaan minimal
selama jam kerja.

5. Konsultan Supervisi harus menyerahkan Struktur Organisasi pengawasan lapangan proyek


yang telah disetujui oleh Owner kepada Kontraktor Pelaksana.

6. Pengantian tenaga ahli oleh Konsultan Supervisi selama proses pelaksanaan pekerjaan harus
diketahui dan disetujui oleh Owner. Kontraktor Pelaksana berhak mengajukan kepada Owner
untuk pengantian tenaga ahli Konsultan Supervisi yang berada dilokasi pekerjaan jika tenaga
ahli tersebut dinilai menghambat pekerjaan dan tidak mampu menjalankan tugasnya dengan
baik.

7. Tenaga ahli yang ditempatkan dilokasi pekerjaan oleh Konsultan Supervisi harus mampu
memberikan keputusan yang bersifat teknis di lokasi pekerjaan.

Pasal 16
Instruksi Konsultan Supervisi

1. Kontraktor Pelaksana harus mematuhi dan melaksanakan semua instruksi atau perintah yang
dikeluarkan oleh Konsultan Supervisi yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.

2. Semua instruksi yang dikeluarkan oleh Konsultan Supervisi harus dalam bentuk tulisan.
Instruksi Konsultan Supervisi dalam bentuk lisan dibenarkan dan harus diikuti oleh
Kontraktor Pelaksana selama disertai oleh alasan-alasan yang jelas dan sesuai dengan
Spesifikasi Teknis.
10

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

3. Instruksi dari Konsultan Supervisi dapat berupa hal-hal seperti disebutkan dibawah ini :
a. Teguran atas sesuatu cara pelaksanaan yang salah sehingga membahayakan bagi
konstruksi, atau pekerjaan finishing yang kurang baik atau hal-hal lain yang menyimpang
dari Spesifikasi Teknis dan Gambar Bestek.
b. Perintah untuk menyingkirkan material/bahan bangunan yang tidak sesuai dengan
Spesifikasi Teknis.
c. Perintah untuk mengantikan Pelaksana lapangan dari Kontraktor Pelaksana yang
dianggap kurang mampu.
d. Perintah untuk melakukan penambahan tenaga kerja dengan alasan untuk mempercepat
proses pelaksanaan pekerjaan.
e. Perintah untuk melakukan perubahan-perubahan pada metode pelaksanaan Kontraktor
Pelaksana yang dianggap tidak tepat sehingga dapat mengurangi kualitas dan
memperlambat proses penyelesaian pekerjaan.

Pasal 17
Perubahan-Perubahan Disain

1. Atas instruksi dan persetujuan Owner Konsultan Perencana dan Konsultan Supervisi berhak
mengadakan perubahan-perubahan pada Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis. Perubahanperubahan akan Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis harus disampaikan secara tertulis
kepada Kontraktor Pelaksana untuk dilaksanakan.

2. Perubahan-perubahan pada Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis yang dilakukan oleh
Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana, dan Owner secara lisan atau tidak tertulis tidak
wajib untuk dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana. Resiko karena melaksanakan Instruksi
tidak tertulis sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

3. Perubahan-perubahan akan Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis tidak boleh menambah
biaya pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan dari biaya pelaksanaan yang ada dalam
Kontrak Kerja. Perhitungan kuantitas/volume pekerjaan dan biaya karena perubahan Gambar
11

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Bestek dan Spesifikasi Teknis dilakukan oleh Konsultan Perencana dan disetujui oleh
Owner.

4. Kontraktor berhak memeriksa hasil perhitungan akan kuantitas/volume pekerjaan dan biaya
yang dilakukan oleh Konsultan Perencana. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ditemukan
ketidak sesuaian antara Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis, dan Bill of Quantity Konsultan
Supervisi

tidak

dibenarkan

mengambil

keputusan

secara

sepihak

tetapi

harus

mendiskusikannya dengan Konsultan Perencana kecuali ditentukan lain dalam Kontrak


Kerja. Konsultan Perencana dengan persetujuan Owner berhak menentukan acuan mana yang
harus dipegang bila terjadi perbedaan antara Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis, dan bill of
Quantity kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja.

Pasal 18
Lain-Lain

Hal-hal yang belum ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini ditentukan kemudian oleh
Konsultan Perencana dalam proses pelaksanaan pekerjaan dan menjadi satu ketentuan yang
mengikat dan wajib diikuti oleh semua pihak yang terlibat dalam proyek.
BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN

Pasal 1
Papan Nama Proyek

1. Kontraktor harus membuat dan memasang Papan Nama Proyek yang memuat tentang
identitas proyek. Papan nama proyek mengunakan ukuran minimal 150 cm x 250 cm kecuali
ditentukan lain oleh Owner.

2. Papan nama proyek rangka dan kakinya terbuat dari kayu dengan kualitas terbaik sehingga
sanggup bertahan minimal sampai selesainya pengerjaan proyek. Latar papan nama dapat
berupa papan kayu tebal minimal 2 cm atau multiplek dengan tebal minimal 12 mm.
Penggunaan bahan dan material lain harus dengan persetujuan Konsultan Supervisi.

12

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

3. Papan nama proyek belatar belakang putih dengan tulisan warna hitam, kecuali untuk logo
atau simbul dapat dipakai warna yang bervariasi. Papan nama proyek harus mencantumkan
Instansi Penyandang Dana, Instansi Pemilik Bangunan, Kontraktor Pelaksana, Konsultan
Perencana dan Konsultan Supervisi.

4. Papan juga harus mencantumkan besar anggaran pelaksanaan proyek, waktu mulai proyek,
dan waktu penyelesaian proyek.

Pasal 2
Kantor Lapangan Konsultan Supervisi ( Direksi Keet )

1. Kontraktor Pelaksana harus membuat kantor Konsultan Supervisi (Direksi Keet) untuk
keperluan operasional pengawasan.

Direksi Keet mempunyai ukuran minimal 16 m2.

Direksi Keet tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan lama.

2. Direksi Keet minimal harus mempunyai 2 unit jendela dan 1 unit pintu dengan penerangan
yang cukup dan sirkulasi udara yang baik. Lantai Direksi Keet minimal dari perkerasan beton
dengan campuran 1 Sm : 2 Ps : 3 Kr dengan permukaan yang rata dan diperhalus dengan
acian beton.
3. Jika Direksi Keet harus dibuat dalam bentuk bangunan panggung maka lantai Direksi Keet
harus dibuat dari papan ukuran 2.5/25 cm dengan jarak balok-balok lantai ukuran 5/10 cm
minimal 50 cm dari kayu dengan kelas II. Dinding Direksi Keet minimal papan ukuran 2/20
cm dengan rangka dinding kayu ukuran 5/10 cm dari kayu kelas II. Dinding dapat juga
dibuat dari bahan multiplek tebal 6 mm. Atap Direksi Keet dari bahan seng BJLS 0,20 mm.

4. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah disebutkan diatas harus
dengan persetujuan Konsultan supervisi. Direksi harus dilengkapi minimal dengan satu
papan tulis, dua buah meja kerja, dan empat unit kursi duduk. Posisi dan letak Direksi Keet
ditentukan bersama antara Konraktor Pelaksana dengan Konsultan Supervisi. Letak Direksi
Keet tidak boleh berada terlalu dengan dekat dengan posisi bangunan yang sedang
dikerjakan.

13

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 3
Kantor Lapangan Kontraktor Pelaksana

1. Kontraktor Pelaksana harus membuat Kantor Lapangan untuk keperluan operasional


pelaksanaan pekerjaan. Kantor Lapangan mempunyai ukuran minimal 16 m2. Kantor
Lapangan tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan lama.

2. Kantor Lapangan minimal harus mempunyai 2 unit jendela dan 1 unit pintu dengan
penerangan yang cukup dan sirkulasi udara yang baik. Lantai Kantor Lapangan minimal dari
perkerasan beton dengan campuran 1 Sm : 2 Ps : 3 Kr dengan permukaan yang rata dan
diperhalus dengan acian beton. Jika Kantor Lapangan harus dibuat dalam bentuk bangunan
panggung maka lantai Kantor Lapangan harus dibuat dari papan ukuran 2.5/25 cm dengan
jarak balok-balok lantai ukuran 5/10 cm minimal 50 cm dari kayu dengan kelas II.

3. Dinding Kantor Lapangan minimal papan ukuran 2/20 cm dengan rangka dinding kayu
ukuran 5/10 cm dari kayu kelas II. Atap Kantor Lapangan dari bahan seng BJLS 0,20 mm.
Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah disebutkan diatas harus
dengan persetujuan Konsultan supervisi. Kantor Lapangan harus dilengkapi minimal dengan
satu papan tulis, dua buah meja kerja, dan empat unit kursi duduk.

4. Posisi dan letak Kantor Lapangan ditentukan bersama antara Kontraktor Pelaksana dengan
Konsultan Supervisi. Letak Kantor Lapangan tidak boleh berada terlalu dengan dekat dengan
posisi bangunan yang sedang dikerjakan.

Pasal 4
Kamar Mandi Dan WC

1. Kontraktor Pelaksana harus membuat Kamar Mandi dan WC untuk keperluan Staf
Kontraktor Pelaksana, Staf Konsultan Supervisi, dan para pekerjan dan buruh.

2. Kamar Mandi dan WC mempunyai ukuran minimal 12 m2. Kamar Mandi dan WC tidak
boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan lama. Lantai Kamar Mandi dan WC
minimal dari perkerasan beton dengan campuran 1 Sm : 2 Ps : 3 Kr dengan permukaan yang
14

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

rata dan diperhalus dengan acian beton. Dinding Kamar Mandi dan WC 1 meter dari lantai
dibuat dari pasangan batu bata dan diplaster sedangkan bagia atasnya boleh dibuat dari
dinding papan ukuran 2/20 cm dengan rangka dinding kayu ukuran 5/10 cm dari kayu kelas
II. Atap Kamar Mandi dan WC dari bahan seng BJLS 0,20 mm.

3. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah disebutkan diatas harus
dengan persetujuan Konsultan supervisi. Kamar Mandi dan WC harus dilengkapi dengan
Kloset jongkok, kran air, bak tampungan air, dan saluran pembuangan air kotor. Kamar
Mandi dan WC juga harus dilengkapi dengan Septictank dan saluran resapan.

4. Posisi dan letak Kamar Mandi dan WC ditentukan bersama antara Konraktor Pelaksana
dengan Konsultan Supervisi. Letak Kantor Lapangan tidak boleh berada terlalu dengan dekat
dengan posisi bangunan yang sedang dikerjakan.

Pasal 5
Gudang Penyimpanan Material

1. Kontraktor Pelaksana harus membuat Gudang penyimpanan material untuk melindungi


material yang tidak segera dipakai.

2. Gudang Penyimpanan Material mempunyai ukuran minimal 40 m2. Gudang Penyimpanan


Material tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan lama. Lantai Gudang
Penyimpanan Material minimal dari perkerasan beton dengan campuran 1 Sm : 2 Ps : 3 Kr
dengan permukaan yang rata dan diperhalus dengan acian beton. Untuk tempat penyimpanan
material semen lantainya harus dibuat benar-benar terlindung dari rembesan air.

3. Jika Gudang Penyimpanan Material harus dibuat dalam bentuk bangunan panggung maka
lantai Gudang Penyimpanan Material dibuat dari papan ukuran 2.5/25 cm dengan jarak
balok-balok lantai ukuran 5/10 cm minimal 50 cm dari kayu dengan kelas II. Dinding
Gudang Penyimpanan Material minimal papan ukuran 2/20 cm dengan rangka dinding kayu
ukuran 5/10 cm dari kayu kelas II. Dinding dapat juga dibuat dari bahan multiplek tebal 6
mm. Atap Gudang Penyimpanan Material dari bahan seng BJLS 0,20 mm. Pengantian bahan
15

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

dan material berbeda dari seperti yang telah disebutkan diatas harus dengan persetujuan
Konsultan supervisi.

4. Posisi dan letak Gudang Penyimpanan Material ditentukan bersama antara Konraktor
Pelaksana dengan Konsultan Supervisi. Letak Gudang Penyimpanan Material tidak boleh
berada terlalu dengan dekat dengan posisi bangunan yang sedang dikerjakan. Gudang
Penyimpanan Material sebaiknya tidak diletakkan didalam lokasi pekerjaan kecuali dalam
keadaan memaksa dan sulit mencari lokasi lain.

Pasal 6
Barak Pekerja

1. Kontraktor Pelaksana harus membuat Barak Pekerja untuk keperluan pekerja yang menginap
dilokasi pekerjaan.

2. Barak Pekerja harus sanggup menampung semua pekerja yang menginap dilokasi pekerjaan
atau minimal berukuran 50 m2. Pada Barak Pekerja harus disediakan juga dapur untuk
keperluan kosumsi sehari-hari para pekerja. Barak Pekerja tidak boleh dibuat dari material
hasil bongkaran bangunan lama. Lantai Barak Pekerja minimal dari perkerasan beton dengan
campuran 1 Sm : 2 Ps : 3 Kr dengan permukaan yang rata dan diperhalus dengan acian beton.

3. Jika Barak Pekerja harus dibuat dalam bentuk bangunan panggung maka lantai Gudang
Penyimpanan Material dibuat dari papan ukuran 2.5/25 cm dengan jarak balok-balok lantai
ukuran 5/10 cm minimal 50 cm dari kayu dengan kelas II.

4. Dinding Barak Pekerja minimal papan ukuran 2/20 cm dengan rangka dinding kayu ukuran
5/10 cm dari kayu kelas II. Dinding dapat juga dibuat dari bahan multiplek tebal 6 mm. Atap
Barak Pekerja dari bahan seng BJLS 0,20 mm. Pengantian bahan dan material berbeda dari
seperti yang telah disebutkan diatas harus dengan persetujuan Konsultan supervisi.

5. Posisi dan letak Barak Pekerja ditentukan bersama antara Kontraktor Pelaksana dengan
Konsultan Supervisi. Barak Pekerja tidak boleh diletakkan didalam lokasi pekerjaan.

16

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 7
Instalasi Air Bersih Dan Instalasi Listrik Sementara

1. Kontraktor Pelaksana atas biaya sendiri harus menyediakan Instalasi air bersih dan Instalasi
listrik sementara selama berlangsungnya masa pelaksanaan pekerjaan untuk keperluan
operasional dan keperluan pekerjaan-pekerjaan konstruksi.

Pasal 8
Perlengkapan Keamanan Kerja Dan P3K

1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan perlengkapan keamanan kerja untuk semua pekerja
yang berada dalam lokasi pekerjaan. Perlengkapan keamanan kerja seperti berikut ini :
a. Helm Pelindung Kepala
b. Sepatu untuk melindungi kaki
c. Pemadam Kebakaran
d. Kotak P3K untuk pertolongan pertama pada kecelakaan kerja.

Pasal 9
Penjaga Keamanan Lokasi Pekerjaan

1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan tempat/pos penjaga keamanan lokasi pekerjaan


beserta minimal 2 orang penjaga keamanan yang bekerja selama 24 jam. Bangunan Pos
penjaga keamanan lokasi pekerjaan bentuk dan dimensinya ditentukan oleh Kontraktor
Pelaksana. Bangunan Pos penjaga keamanan lokasi pekerjaan tidak boleh berada di dalam
lokasi pekerjaan.

Pasal 10
Perlindungan Lokasi Pekerjaan

1. Kontraktor Pelaksana harus melindungi lokasi pekerjaan selama berlangsungnya pekerjaan


konstruksi dari ganguan luar. Bentuk perlindungan tersebut dapat berupa Pagar Seng BJLS
0,20 mm dengan rangka kayu setinggi 2 meter dari muka tanah dan dicat dengan rapi.

17

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

BAB IV
PEKERJAAN AWAL

Pasal 1
Pembersihan Lapangan

1. Kontraktor Pelaksana harus membersihkan lokasi pekerjaan dari segala sesuatu yang dapat
menggangu pelaksanaan pekerjaan seperti hasil bongkaran bangunan lama, pepohonan,
semak belukar, dan tanah humus. Kontraktor Pelaksana harus melakukan pengupasan
terhadap tanah humus setebal minimal 30 cm sebelum dilakukan pekerjaan konstruksi.

2. Yang dimaksud dengan Muka Tanah Dasar pada Gambar Bestek adalah muka tanah yang
telah bersih dari pepohonan, semak belukar, dan lapisan tanah humus.

3. Hasil bongkaran bangunan lama dan pengupasan tanah humus tidak boleh dipakai sebagai
material timbunan atau diolah kembali untuk dipakai sebagai material bangunan. Material
yang dihasilkan dari bongkaran bangunan lama dan pengupasan lapisan humus harus
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dan dibuang sejauh mungkin dari lokasi pekerjaan atau
ketempat yang tidak menggangu lingkungan hidup.

Pasal 2
Penentuan Letak Bangunan ( Setting Out )

1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan Seetting Out atau pengukuran kembali akan
kebenaran posisi bangunan yang akan dibangun seperti yang telah ada dalam Lay Out
bangunan pada Gambar Bestek.

2. Hasil pekerjaan Seetting Out tidak boleh berbeda dengan Lay Out bangunan yang ada dalam
Gambar Bestek kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Perencana. Perubahan-perubahan
posisi bangunan karena alasan keterbatasan lahan atau berubahanya kondisi existing lahan
harus disetujui oleh Konsultan Perencana dan Owner.

18

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

3. Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar hasil pekerjaan Seeting Out dan disetujui oleh
Konsultan Perencana dan Konsultan Supervisi.
Pasal 3
Pemasangan Bouwplank

1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan pemasangan Bouwplank sebagai acuan tetap pada
semua bangunan yang akan dikerjakan termasuk septictank, resevoir, dan jarak pemasangan
bouwplank dari bangunan yang akan dibangun min. 1m dan maksimal 2m.

2. Bouwplank harus mempunyai posisi dan elevasi yang tetap terhadap bangunan yang akan
dibangun dan tidak boleh berubah posisi dan elevasinya sebelum struktur bangunan yang
paling rendah seperti pondasi dan sloof selesai dikerjakan. Hasil pekerjaan pemasangan
bouwplank harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

19

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

BAB V
PEKERJAAN PONDASI PANCANG MINI PILE

Pasal 1
Material Mini Pile

1. Material mini pile yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. Mutu tiang beton K-400
b. Daya dukung ijin 35 Ton/ titik
c. Dimensi mini pile 20 cm x 20 cm x 600 cm / batang
d. Plat ujung atau plat sambungan dari baja tebal 10 mm x 20 cm x 20 cm.
Penyambungan plat dengan las listrik penuh sepanjang sisi pertemuan sambungan
e. Umur beton ketika dipancang minimal 28 hari
f. Tulangan utama terdiri dari 4 batang diameter 7 mm bahan baja prategang (PC
Wire)
g. Tulangan sengkang terdiri dari batang baja prategang (PC Wire) spiral diameter
3,2 mm jarak 150 mm

Pasal 2
Kedalaman Pemancangan Mini Pile

Daya dukung tiang pancang ketika terpancang pada kedalaman 5 m dan maksimal 30 m
dimonitor melalui manometer.

Pasal 3
Mesin Pemancangan Mini Pile

Pemancangan dilaksanakan dengan menekan tiang sedemikian rupa tanpa menimbulkan getaran
dan hentakan, dengan tenaga hidrolik, yaitu Hydraulic Jacking System. Mesin yang digunakan
kapasitas 50 Tonnase.

20

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

BAB VI
PEKERJAAN GALIAN & TIMBUNAN

Pasal 1
Galian Pondasi

1. Sebelum dilakukan pekerjaan galian pondasi Kontraktor Pelaksana harus memastikan lokasi
disekitar penggalian bersih dari pepohonan, semak belukar, dan tanah humus. Posisi galian
pondasi harus tepat benar dengan posisi perletakan tapak pondasi dan ini harus dibuktikan
dengan pekerjaan pengukuran posisi perletakan pondasi dengan alat Theodolit atau cara
manual dengan persetujuan Konsultan Supervisi.

2. Pekerjaan galian pondasi tidak boleh merusak struktur tanah disekitar galian pondasi. Bentuk
galian dan kedalaman galian pondasi sesuai dengan Gambar Bestek. Pengalian pondasi harus
mempunyai lebar yang cukup untuk membangun maupun memindahkan rangka/beskiting
yang diperlukan dan juga untuk mengadakan pembersihan.

3. Perubahan-perubahan dari gambar Bestek yang diperlukan untuk kemudahan pekerjaan


pengalian pondasi harus disetujui oleh Konsultan Supervisi. Kesalahan pengalian sehingga
kedalaman galian melebihi dari kedalaman yang diperlukan, maka kelebihi kedalaman
tersebut harus diurug kembali dengan biaya sendiri dari Kontraktor Pelaksana.

4. Dasar galian yang telah selesai digali harus dipadatkan kembali dengan alat pemadat
sehingga mencapai kepadatan yang cukup. Jika pada saat pengalian ditemukan akar-akar
tumbuhan lama atau puing-puing bangunan lama maka akar dan puing tersebut harus
diangkat serta diurug kembali denga pasir urug hingga mencapai elevasi kedalaman yang
diperlukan.

5. Hasil galian pondasi yang akan dipakai kembali untuk urugan pondasi harus ditempatkan
dengan jarak tertentu sehingga tidak masuk kembali kedalam lubang galian dan tidak
menggangu pekerjaan konstruksi pondasi. Dimensi, ukuran, dan kedalaman galian harus
tetap dan tidak berubah sebelum pekerjaan konstruksi pondasi selesai dikerjakan. Kontraktor
Pelaksana harus membuat dinding penahan tanah sementara jika tanah disekitar galian adalah
21

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

tanah agresif, labil, dan mudah runtuh sehingga membahayakan pekerjaan pengalian.
Pengalian dengan alat berat dibenarkan selama tidak merusak struktur tanah disekitar galian.
Hasil pekerjaan galian pondasi harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 2
Urugan Galian Pondasi

1. Urugan pondasi dikerjakan setelah pekerjaan konstruksi pondasi selesai dikerjakan. Untuk
urugan pondasi dapat digunakan tanah hasil galian pondasi atau material lain yang disetujui
oleh Konsultan supervisi.

2. Tanah urugan pondasi harus dipadatkan dengan alat pemadat Stemper atau alat lain yang
disetujui oleh Konsultan supervisi. Pemadatan dilakukan lapis berlapis dengan ketebalan
minimal setiap lapisannya adalah 30 cm. Hasil pekerjaan urugan pondasi harus disetujui oleh
Konsultan Supervisi.

Pasal 3
Galian Saluran Drainase

1. Sebelum dilakukan pekerjaan galian drainase Kontraktor Pelaksana harus memastikan lokasi
disekitar pengalian bersih dari pepohonan, semak belukar, dan tanah humus.

2. Pengalian dapat dilakukan dengan alat berat atau dengan tenaga manusia (manual). Pekerjaan
galian harus benar-benar memperhatiakan elevasi dasar galian sehingga ketika saluran selesai
dikerjakan air dapat mengalir dengan lancar, hal ini harus dibuktikan dengan pekerjaan
Waterpassing. Bentuk, dimensi, ukuran, dan kedalaman galian harus sesuai dengan Gambar
Bestek. Hasil pekerjaan galian saluran harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

22

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 4
Galian Bangunan Bawah Tanah

1. Yang dimaksud dengan bangunan bawah tanah adalah Septictank, Bak Kontrol, dan Saluran
Resapan. Bentuk dan kedalaman galian harus sesuai dengan Gambar Bestek. Hasil pekerjaan
galian harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 5
Galian Pipa Dan Instalasi Listrik

1. Yang dimaksud dengan galian pipa adalah semua pekerjaan yang berhubungan dengan
Instalasi Air Kotor dan Instalasi Air Bersih. Bentuk dan kedalaman galian harus sesuai
dengan Gambar Bestek.

2. Kedalaman galian pipa minimal 40 cm dari muka tanah dasar kecuali ditentukan lain dalam
Gambar Bestek. Galian pipa tidak boleh menggangu struktur dan konstruksi bangunan lain
yang ada disekitarnya.

Pasal 6
Timbunan Tanah

1. Sebelum dilakukan pekerjaan timbunan Kontraktor Pelaksana harus memastikan lokasi


disekitar pengalian bersih dari pepohonan, semak belukar, dan tanah humus.

2. Material timbunan adalah tanah gunung yang gembur tidak berbungkah-bungkah, bukan
tanah liat, bukan tanah sawah, bukan hasil bongkaran bangunan lama, dan bukan pasir laut.
Material timbunan adalah tanah yang mudah dipadatkan. Untuk penimbunan dalam
bangunan tidak boleh dilakukan dengan alat berat. Timbunan harus dipadatkan dengan alat
Stemper, Mini Tendem Roller atau alat lain yang disetujui oleh Konsultan supervisi lapis
berlapis dengan ketebalan tiap lapis minimal 30 cm. Kepadatan timbunan pada lapisan
terbawah harus mencapai 95% dari standar proctor laboratorium pada kadar air optimum
dengan pemeriksaan kepadatan standar. Hasil pemadatan tanah harus disetujui oleh
Konsultan Supervisi.
23

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 7
Pasir Urug

Pasir Urug hanya dipergunakan untuk urugan dan timbunan serta alas pekerjaan Lantai Kerja
Beton ( Line Concrete ). Pasir Urug tidak untuk digunakan pada pekerjaan beton struktural dan
beton non struktural. Pasir Urug terdiri dari butiran-butiran yang keras dan bersifat kekal. Tidak
boleh mengandung lumpur lebih dari 10 % dari berat keringnya.
BAB VI
PEKERJAAN PONDASI

Pasal 1
Batu Gunung

1. Batu gunung yang dipergunakan adalah dari kualitas baik dari jenis yang keras, tidak
berlubang dan forius.

2. Batu gunung tidak boleh mengandung atau menempel tanah yang dapat mengurangi
kekuatan mortar pasangan dengan ukuran batu yan digunakan minimal 25 cm sedangkan
ukuran maksimal 30 cm. Untuk pekerjaan batu kosong (aanstamping), batu yang dipakai
adalah ukuran minimal 10 cm sedangkan ukuran maksimal 15 cm.

Pasal 2
Pondasi Batu Gunung

1. Sebelum pasangan batu gunung dikerjakan, Kontraktor Pelaksana harus memastikan


galian pondasi sudah selesai 100%.

2. Pada lapisan paling dasar galian pondasi diberi lapisan pasir urug setebal minimal 5 cm
atau sesuai dengan Gambar Bestek. Lapisan pasir urug harus disiram dengan air sehingga
mendapatkan kepadatan yang cukup. Diatas lapisan pasir urug diberi pasangan batu
kosong (aanstamping) dengan ketebalan minimal 10 cm atau sesuai dengan Gambar
Bestek. Permukaan batu kosong harus benar-benar rata dan elevasi dan harus dibuktikan
dengan pekerjaan waterpassing.
24

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

3. Pasangan batu gunung dipasang diatas pasangan batu kosong (aanstamping) dengan
campuran perekat 1 Pc : 4 Ps. Setiap permukaan batu gunung harus benar-benar merekat
satu dengan yang lain oleh perekat dari campuran semen, air dan pasir. Bentuk dan
ukuran pasangan batu gunung harus sesuai dengan Gambar Bestek. Permukaan hasil
pekerjaan pasangan batu gunung harus benar-benar rata dan hal ini harus dibuktikan
dengan pekerjaan waterpassing.

4. Dalam pasangan batu gunung harus ditanam angkur-angkur besi dengan diameter
minimal 12 mm setiap 100 cm untuk keperluan penjangkaran ke sloof-sloof bangunan
kecuali ditentukan lain dalam Gambar Bestek. Hasil pekerjaan pasangan batu gunung
harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 3
Pondasi Tapak Beton Bertulang

1. Sebelum pondasi tapak dikerjakan Kontraktor Pelaksana harus memastikan galian


pondasi sudah selesai 100%.

2. Kontraktor harus membuang semua air tanah yang ada dalam galian pondasi sebelum
memulai pekerjaan pondasi tapak. Pekerjaan pengecoran pondasi tapak tidak boleh
dikerjakan dalam kondisi galian pondasi tergenang air. Pada bagian paling dasar pondasi
dilapisi dengan pasir urug dengan ketebalan minimal 10 cm. Lapisan pasir urug harus
dipadatkan dengan kepadatan yang cukup.

3. Diatas lapisan pasir urug dikerjakan pekerjaan lantai kerja (land concrete) dengan
ketebalan minimal 5 cm dari campuran 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr. Pekerjaan lantai kerja tidak
boleh dilakukan dalam kondisi galian pondasi tergenang air.

4. Perakitan tulangan pondasi tapak dilakukan langsung diatas lantai kerja atau dapat juga
dilakukan di bengkel kerja Kontraktor pelaksana. Jumlah dan diameter tulangan pondasi
tapak sesuai dengan Gambar Bestek. Bentuk dan dimensi pondasi tapak sesuai dengan
Gambar Bestek.
25

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

5. Hasil pekerjaan pondasi tapak harus benar-benar tegak lurus dalam arah horizontal dan
tegak lurus arah vertikal hal ini dibuktikan dengan pekerjaan theodolit atau pengukuran
manual. Semua pondasi tapak beton bertulang dibuat dari beton dengan mutu K-275.

6. Hasil pekerjaan pondasi tapak beton bertulang harus disetujui oleh Konsultan supervisi.

26

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

BAB VII
PEKERJAAN BETON

Pasal 1
Pasir Beton

1. Pasir beton terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam. Tidak boleh mengandung
lumpur lebih dari 5% dari berat kering, apabila lebih dari 5% maka pasir tersebut harus
dicuci sebelum dipergunakan. Ada tidaknya kandungan lumpur dalam pasir harus dibuktikan
dengan penelitian di Laboratorium Beton. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena
pengaruh panas matahari.

2. Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk campuran material
beton. Tidak mengandung zat alkali atau zat-zat lain yang dapat merusak beton. Pasir yang
akan digunakan untuk campuran beton harus melalui proses penyelidikan di Laboratorium
Beton.

3. Semua Peraturan dan Standar yang disyaratkan untuk Pasir Beton dalam Peraturan Beton
Indonesia (PBI) berlaku juga pada Spesifikasi Teknis ini.

Pasal 2
Kerikil Beton

1. Kerikil beton terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam serta bersifat kekal. Tidak
boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dari berat kering, apabila lebih dari 1% maka
kerikil tersebut harus dicuci sebelum dipergunakan. Ada tidaknya kandungan lumpur dalam
pasir harus dibuktikan dengan penelitian di Laboratorium Beton, bersifat kekal dan tidak
hancur oleh karena pengaruh panas matahari.

2. Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk campuran material
beton. Tidak mengandung zat alkali atau zat-zat lain yang dapat merusak beton. Kerikil yang
akan digunakan untuk campuran beton harus melalui proses penyelidikan di Laboratorium
Beton. Kerikil Beton hanya dipakai pada pekerjaan-pekerjaan beton Non Struktural atau
27

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

beton dengan mutu dibawah K-125. Semua Peraturan dan Standar yang disyaratkan untuk
Kerikil Beton dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI).
Pasal 3
Batu Pecah

1. Batu pecah yang digunakan hasil produksi mesin pemecah batu (Stone Cruser) bukan hasil
pekerjaan manual (manusia). Batu pecah berasal dari batuan kali. Terdiri dari butiran yang
keras dan bersifat kekal. Tingkat ketahanan terhadap keausan butiran minimal 95%. Jumlah
butiran Lonjong dan Pipih minimal 5%. Tidak boleh mengandung lumpur dan zat-zat yang
dapat merusak beton seperti zat alkali. Ukuran butiran terkecil minimal 1 cm dan ukuran
butiran terbesar maksimal 3 cm.

2. Batu pecah yang akan dipakai untuk material campuran beton harus melalui proses
pemeriksaan di Laboratorium beton. Batu pecah hanya dan harus dipakai pada campuran
beton struktural atau beton dengan mutu K-125 sampai mutu K-275.

Pasal 4
Semen Portland

1. Semen portland terdaftar dalam merk dagang. Merk semen Portland yang dipakai harus
seragam untuk semua pekerjaan beton structural maupun beton non struktural. Mempunyai
butiran yang halus dan seragam. Tidak berbungkah-bungkah/tidak keras. Untuk pekerjaan
beton dan komponen struktur yang berhubungan langsung dengan tanah dan air dipakai
Semen Portland Type II. Untuk pekerjaan beton dan komponen struktur yang tidak
berhubungan dengan air dan tanah dipakai Semen Portland Type I.

2. Semua peraturan tentang pengunaan semen portland di Indonesia untuk bangunan gedung
berlaku juga pada spesifikasi teknis ini.

28

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 5
Air

Secara visual air harus bersih dan bening, tidak berwarna dan tidak berasa. Tidak mengandung
minyak, asam alkali, garam dan zat organic yang dapat merusak beton. Air setempat dari sumur
dangkal atau sumur bor serta yang didatangkan dari tempat lain kelokasi pekerjaan harus
mendapat persetujuan Konsultan Supervisi sebelum digunakan.
Pasal 6
Zat Additive

1. Pemakaian zat additive pada campuran beton untuk segala alasan yang berhubungan
kemudahan dalam pengerjaan beton atau Workability harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi.

2. Penggunaan zat additive dalam campuran beton harus melalui proses penelitian dan
percobaan dilaboratorium beton dengan biaya sendiri dari Kontraktor Pelaksana. Kontraktor
Pelaksana harus menunjukan standar, aturan, dan syarat yang berlaku secara umum mengenai
zat additive yang akan dipakai. Kerusakan dan kegagalan struktur akibat penggunaan zat
additive yang dapat dibuktikan secara teknis sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana.

Pasal 7
Tulangan Beton

1. Tulangan beton bebas dari karatan. Toleransi terhadap karatan pada baja tulangan ditentukan
oleh Konsultan Supervisi.

2. Baja tulangan diatas diameter 8 mm adalah Baja Ulir. Baja tulangan sengkang/begel atau
dibawah diameter 10 mm adalah baja polos. Semua baja tulangan mempunyai tegangan
tarik/luluh baja minimal 3000 kg/cm2 atau 300 MPa. Kebenaran akan tegangan tarik/luluh
baja tulangan harus dibuktikan dengan percobaan pada Laboratorium Beton. Baja tulangan
mempunyai bentuk dan penampang yang sesuai dengan yang dibutuhkan atau sesuai Gambar

29

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Bestek. Baja tulangan harus disimpan sedemikian rupa sehingga terlindung dari hubungan
langsung dengan tanah dan terlindung dari air hujan

3. Baja ulir untuk semua diameter tidak boleh didatangkan kelokasi pekerjaan dalam keadaan
bengkok. Baja ulir yang telah sekali dibengkokkan tidak boleh dibengkokkan lagi dalam arah
yang berlawanan.

4. Semua peraturan tentang baja di Indonesia untuk bangunan gedung berlaku juga pada
spesifikasi teknis ini.
Pasal 8
Rancangan Campuran Beton (Job Mix Disain)

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton struktural dengan mutu K-125 sampai
mutu K-275 Kontraktor Pelaksana harus membuat Rancangan Campuran Beton (Job Mix
Disain). Mutu beton untuk masing-masing komponen struktur adalah seperti berikut :
a. Kolom K-275.
b. Kolom Praktis K-200
c. Semua Balok K-250.
d. Pondasi Tapak K-275
e. Plat Lantai K-250.
f. Plat Atap K-250.

2. Job Mix Disain adalah hasil pekerjaan ahli beton pada Laboratorium Beton. Semua beton
dengan mutu K-125 sampai K-275 harus menggunakan batu pecah dan tidak diizinkan
menggunakan kerikil beton.

3. Laporan Job Mix Disain untuk masing-masing mutu beton minimal harus mencantumkan :
a. Laporan hasil penelitian Pasir Beton.
b. Laporan hasil penelitian kerikil beton.
c. Laporan hasil penelitian batu pecah.
d. Komposisi pasir beton.
e. Komposisi batu pecah.
f. Komposisi air beton.
30

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

g. Komposisi zat additive jika digunakan.


h. Nilai slump rencana.
i. Nilai Faktor air semen.

Pasal 9
Rencana Campuran Lapangan (Job Mix Formula)

1. Berdasarkan Job Mix Disain Kontraktor Pelaksana membuat Rencana Campuran Lapangan
(Job Mix Formula) beton struktural dengan mutu K-125 sampai mutu K-275. Job Mix
Formula tidak boleh berbeda dengan Job Mix Disain terutama dari segi komposisi material
beton. Hasil perhitungan Job Mix Formula harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

2. Kontraktor Pelaksana harus membuat media standar berupa bak-bak dari kayu atau timbatimba plastik yang dipakai untuk mentakar komposisi material berdasarkan perhitungan Job
Mix Formula. Pentakaran komposisi material campuran beton dengan bak-bak standar
dilokasi pekerjaan tidak boleh mengurangi dan berbeda dengan komposisi material beton
yang ada dalam Job Mix disain.

3. Tidak tercapainya mutu beton seperti yang diinginkan karena kesalahan dalam perhitungan
Job Mix Formula sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

Pasal 10
Beton Ready Mix ( Beton Siap Curah )

1. Penggunaan beton Ready Mix oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi.

2. Kontraktor Pelaksana tetap diwajibkan untuk menyerahkan Job Mix Disain kepada
Konsultan Supervisi terhadap semua mutu beton structural yang menggunakan Beton Ready
Mix. Job Mix Disain harus disetujui oleh Konsultan Supervisi sebelum digunakan.

31

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

3. Kualitas beton yang dihasilkan oleh Batching Plant tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana.

Pasal 11
Perakitan Tulangan

1. Perakitan tulangan balok, kolom, dan pondasi dapat dilakukan di bengkel kerja oleh
Kontraktor Pelaksana atau langsung pada lokasi konstruksi.

2. Dimensi, model, bengkokan, dan panjang penyaluran tulangan harus sesuai dengan Gambar
Bestek atau standar yang ada dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI). Kontraktor Pelaksana
harus menyediakan gambar dan daftar bengkokan, dimensi, model, dan panjang penyaluran
tulangan pada bengkel kerja untuk menghidari kesalahan dalam pekerjaan perakitan
tulangan.

3. Tulangan balok, kolom, dan pondasi yang telah selesai dirakit jika tidak langsung dipasang
harus diletakan ditempat yang terlindungi dari hujan dan tidak boleh besentuhan langsung
dengan tanah.

4. Untuk tulangan plat lantai dan plat atap dirakit langsung diatas bekisting yang telebih dahulu
telah selesai dikerjakan.

5. Pada tulangan kolom, balok, pondasi tapak, plat atap, dan plat lantai harus diberi balok-balok
beton tahu dengan tebal yang disesuaikan dengan tebal selimut beton. Beton tahu harus
ditempatkan pada semua sisi tulangan yang bersentuhan dengan bekisting. Jarak pemasangan
beton tahu minimal 30 cm dan maksimal 60 cm untuk balok dan kolom, sedangkan untuk
plat lantai dan plat atap setiap 1 m2 harus ada minimal 4 buah beton tahu. Mutu beton beton
tahu minimal sama dengan mutu beton konstruksi penempatan.

6. Untuk tulangan plat lantai dan plat atap harus diberi support atau penyanga untuk keperluan
menjaga kestabilan jaring tulangan dari besi tulangan dengan diameter yang lebih besar dari
diameter tulangan plat. Setiap 1 m2 plat harus ada minimal 4 buah support atau penyangga.
32

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

7. Semua tulangan utama balok dan kolom harus terikat dengan baik oleh sengkang dengan alat
ikat kawat beton. Jaring tulangan plat harus terikat dengan baik satu dengan yang lain dengan
alat ikat kawat beton. Tulangan yang telah selesai dirakit tidak boleh dibiarkan terlalu lama
dalam bekisting.
Pasal 12
Acuan / Bekisting

1. Bahan utama bekisting adalah multiplek 6 mm yang diperkuat oleh balok-balok kayu
penyangga dari kayu kelas kuat III.

2. Kontraktor pelaksana harus mengajukan gambar-gambar rencana pelaksanaan untuk


bekisting balok, kolom, plat lantai, dan plat atap serta konstruksi lain yang dianggap perlu
oleh Konsultan supervisi.

3. Penggunaan bekisting system bongkar pasang dari bahan besi harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi. Permukaan bekisting harus dilumuri atau dioleskan dengan cairan Residu atau
cairan Ter supaya hasil campuran beton tidak menempel pada bekisting waktu akan dibuka
sehingga dapat menghasilkan permukaan beton yang rapi. Bentuk bekisting harus
menghasilkan konstruksi akhir sesuai rencana. Bekisting harus kokoh dan rapat sehingga
pada waktu diisi dengan campuran beton tidak bocor atau berubah bentuknya.

4. Hasil pekerjaan bekisting harus diperiksa kembali kebenaran elevasi ,kelurusannya terhadap
arah vertikal oleh Kontraktor Pelaksana dengan alat Theodolit dan Waterpass. Pemeriksaan
secara manual tidak dibenarkan. Hasil pekerjaan bekisting harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi sebelum dilakukan pekerjaan pengecoran beton.

5. Bekisting yang telah dicor beton tidak boleh dibuka kurang dari 28 hari terhitung sejak waktu
pengecoran kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi karena alasan penggunann zat
additive yang dapat mempercepat proses pengerasan beton. Pekerjaan membuka bekisting
tidak boleh merusak permukaan beton jika hal ini terjadi Kontraktor Pelaksana harus
memperbaikinya.

33

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 13
Pengecoran Beton ( Casting Concrete )

1. Sebelum memulai pekerjaan pengecoran Kontraktor Pelaksana harus memastikan


Acuan/bekisting telah selesai 100% dan telah disetujui oleh Konsultan Supervisi.

2. Sedapat mungkin untuk melakukan sekali pengecoran untuk setiap bagian konstruksi
sehingga dapat menghindari sambungan-sambungan beton. Pengecoran dalam kondisi cuaca
hujan tidak dibenarkan kecuali Kontraktor Pelaksana menjamin bahwa bekisting dan hasil
pengecoran tidak berhubungan langsung dengan air hujan. Pengecoran beton harus dilakukan
dengan Concrete Mixer (molen) dan tidak diperbolehkan melakukan pengecoran dengan cara
pengadukan manual kecuali untuk beton-beton dengan mutu dibawah K-125.
3. Urutan pemasukan material beton dimulai dengan batu pecah, pasir beton, semen, air, dan zat
additive jika ada. Urutan ini bisa dirubah dengan persetujuan Konsultan Supervisi. Lama
pengadukan material beton dalam Concrete Mixer minimal 1,5 menit kecuali ditentukan lain
oleh Konsultan Supervisi. Hasil pengadukan beton dalam Concrete Mixer apabila diputusan
oleh Konsultan supervise sudah cukup langsung dituang dalam wadah yang sebelumnya telah
disiapkan oleh Kontrator Pelaksana.

4. Beton segar hasil pengadukan molen dapat diangkut dengan kereta dorong oleh pekerja
kelokasi bekisting untuk dituang. Beton segar harus segera dituang kedalam bekisting dan
tidak boleh dibiarkan lebih dari 10 menit berada dalam wadah kereta sorong atau bak
tampungan beton. Penggunaan zat additive seperti Super Plasticizer juga tidak membolehkan
beton segar terlalu lama dalam wadah tampungan kecuali disetujui oleh Konsultan Supervisi.
Untuk pengecoran pada daerah tinggi (lantai 2) dapat dipakai media angkut Lift . Beton
segar yang telah dituangkan harus dipadatkan dengan Concrete Vibrator sampai mencapai
kepadatan optimum.

5. Tinggi jatuh penuangan beton untuk bekisting kolom minimal 1,5 meter. Penuangan beton
dalam balok, plat lantai, plat atap, dan kolom tidak boleh menciptakam sangkar kerikil atau
penumpukan kerikil pada posisi tententu pada saat bekisting dibuka. Jika terjadi sangkar
kerikil Kontraktor Pelaksana harus memperbaiki bagian itu dengan mempergunakan beton

34

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

campuran zat kimia khusus untuk sambungan (joint) seperti Produk SIKA dengan
persetujuan Konsultan Supervisi.

6. Pengecoran beton tidak boleh dilakukan langsung diatas tanah Kontraktor Pelaksana harus
membuat lantai kerja dari campuran 1 Sm : 3 Ps : 6 Kr sehingga air semen tidak meresap
dalam tanah dan bentuk penampang beton sesuai dengan yang direncanakan. Antara
pengecoran pertama dengan pengecoran kedua untuk konstruksi yang sama tidak boleh lebih
dari 1 hari.

7. Untuk pengecoran dengan Beton Ready Mix (beton curah) alat-alat untuk pengecoran seperti
Mixer Dump Truck, Concrete Pump, Air Pump, dan Concrete Vibrator harus tersedia
dilapangan. Hasil pekerjaan pengecoran dengan Ready Mix sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor Pelaksana.

Pasal 15
Perawatan Beton ( Curing )

1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan perawatan dan pemeliharaan terhadap beton yang
telah selesai dituang dalam bekisting.

2. Perawatan dapat berupa menutup permukaan beton dengan karung goni kemudian menyiram
air secara rutin kepermukaan beton sampai beton berumur satu minggu. Penggunaan metode
lain untuk perawatan beton harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 16
Quality Kontrol

a.

Slump Test

1. Pemeriksaan kekentalan beton (kosistensi) harus dilakukan setiap beton dituangkan


dari Concrete Mixer atau minimal setiap 5 m3 pekerjaan beton pada setiap mutu
beton.

35

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

2. Pemeriksaan kekentalan beton dilakukan dengan metode Slump Test dimana nilai
slump yang diperoleh harus sesuai dengan nilai slump rencana yang ada pada Job
Mix Disain.

b.

Benda Uji Beton

1. Kontraktor Pelaksana harus mengambil benda uji beton dalam bentuk kubus dan
slinder standar. Ukuran kubus adalah 20 x 20 cm dan ukuran silinder tinggi 30 cm
dan diameter 15 cm.

2. Benda uji beton harus diambil minimal 20 benda uji untuk setiap mutu beton yang
berbeda. Benda uji beton harus dirawat dalam bak dan terendam dalam air sampai
berumur 28 hari. Pada benda uji beton harus dicantumkan mutu beton, nama benda
uji dan tanggal pengambilan benda uji yang tidak mudah hilang dan luntur.

c.

Kuat Tekan Beton

1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan pemeriksaan terhadap kuat tekan beton yang
telah selesai mereka kerjakan.

2. Pemeriksaan kuat tekan beton dilakukan di Laboratorium Beton dengan minimal 20


benda uji kubus atau silinder untuk setiap mutu beton.

3. Pemeriksaan kuat tekan beton pada Laboratorium Beton oleh Kontraktor Pelaksana
harus didampingi oleh Konsultan Supervisi. Pemeriksaan kuat tekan beton tanpa
didampingi oleh Konsultan Supervisi hasilnya dianggap tidak sah. Semua biaya untuk
pemeriksaan kuat tekan beton ini harus di tanggung oleh Kontraktor Pelaksana
termasuk biaya yang harus dikeluarkan oleh konsultan Supervisi.

4. Hasil pemeriksaan kuat tekan beton harus menghasilkan kuat tekan beton
karakteristik yang sesuai dengan yang direncanakan. Kuat tekan beton yang kurang
dari 95% dari kuat tekan beton rencana dianggap gagal dan beton yang telah selesai
dikerjakan dilapangan harus dibongkar.
36

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

5. Kontraktor Pelaksana tidak diperbolehkan melanjutkan pekerjaan pengecoran beton


jika hasil pemeriksaan kuat tekan beton menghasilkan kuat tekan yang berbeda
dengan kuat tekan beton rencana.

6. Perencanaan ulang untuk Job Mix Disain harus dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana
untuk beton yang gagal dalam uji kuat tekan jika dalam pemeriksaan oleh Konsultan
Supervisi bersama dengan Kontraktor Pelaksana kegagalan kuat tekan disebabkan
oleh kesalahan dalam perencanaan campuran dan bukan karena kesalahan pada tahap
pelaksanaan.

7. Pemeriksaan kuat tekan beton selain dengan uji tekan pada laboratorium beton harus
disetujui oleh Konsultan Supervisi. Laporan hasil pemeriksaan kuat tekan beton harus
disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 17
Instalasi Dalam Konstruksi Beton

1. Instalsi air bersih, instalasi air kotor, dan instalsi listrik sebaiknya tidak ditanam atau
diletakan dalam konstruksi beton kecuali ditentukan lain dalam Gambar Bestek atau oleh
Konsultan Supervisi. Pipa-pipa instalasi dari bahan aluminium tidak boleh ditanam dalam
konstruksi beton. Pipa-pipa PVC atau besi yang ditanam dalam kolom beton diameternya
tidak boleh melebihi 1/3 (sepertiga) dari dimensi terkecil kolom.

2. Pembongkaran sebagian kecil atau sebagian besar konstruksi beton untuk keperluan instalasi
air bersih, instalasi air kotor, dan instalasi listrik harus dengan persetujuan Konsultan
Supervisi. Pembongkaran konstruksi beton pada daerah joint balok dan kolom serta pada
posisi tumpuan balok tidak diperbolehkan untuk alasan apapun.

37

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 18
Sambungan Antar Beton

1. Penyambungan-penyambungan antara beton lama dengan beton baru sebaiknya dihindari


pada konstruksi beton kecuali sambungan antar kolom tiap lantai.

2. Jika penyambungan terpasak dilakukan permukaan beton lama harus dibersihkan dan
dikasarkan sebelum disambung dengan beton baru. Penyambungan pada posisi tengah kolom
dan tengah bentang balok tidak diperbolehkan.

3. Untuk sambungan pada balok dan plat lantai harus dilakukan pada posisi 80 cm dari tumpuan
sedangkan untuk kolom harus disambung pada posisi tumpuan kedua. Bentuk akhir dari
konstruksi beton lama (plat lantai dan balok) harus dibuat sedemikian rupa sehingga ketika
disambung beton baru akan menumpu pada beton lama. Penyambungan pada kondisi beton
lama yang sudah berumur lebih dari 3 hari harus dilakukan dengan Bonding Agent hal ini
harus disetujui oleh Konsultan supervisi.

4. Penggunaan zat-zat kimia untuk memperkuat sambungan harus dengan persetujuan


Konsultan Supervisi.

BAB VIII
PEKERJAAN LANTAI

Pasal 1
Pasir Urug Bawah Lantai

1. Sebelum pekerjaan lantai dilakukan pekerjaan timbunan tanah dalam ruangan harus sudah
selesai 100%.

2. Diatas timbunan tanah dilakukan pekerjaan lapisan pasir urug setebal minimal 15 cm kecuali
ditentukan lain dalam Gambar Bestek. Pasir urug yang dipakai harus benar-benar
mempunyai susunan butiran yang seragam. Lapisan pasir urug harus dipadatkan sampai

38

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

mencapai kepadatan yang diinginkan dengan alat Stemper atau alat pemadat mekanik lain.
Tidak dibenarkan melakukan pemadatan secara manual.

5. Hasil pekerjaan lapisan pasir urug harus benar-benar rata dan elevasi hal ini harus dibuktikan
dengan pekerjaan Waterpassing.

Pasal 2
Beton Cor Bawah Lantai

1. Pekerjaan beton cor bawah lantai dengan campuran 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr dilakukan diatas


lapisan pasir urug dengan ketebalan minimal 7 cm.

2. Permukaan hasil pekerjaan beton cor bawah lantai harus benar-benar rata dan elevasi hal ini
dibuktikan dengan pekerjaan Waterpassing.

Pasal 3
Keramik Lantai

1. Keramik lantai yang dipakai adalah keramik dari material yang berkualitas baik dengan Merk
Royal atau yang setara dengannya. Keramik lantai mempunyai permukaan yang rata dengan
bentuk yang benar-benar siku pada setiap sisi-sisinya. Ukuran keramik lantai harus
mengikuti ukuran yang ditentukan pada Gambar Pola Lantai yang ada dalam Gambar Bestek.
2. Kontraktor harus memperlihat contoh warna, corak, motif, dan ukuran

keramik untuk

minimal dua merk yang berbeda kepada Konsultan Perencana untuk disetujui. Warna, corak,
dan motif keramik lantai ditentukan dalam Gambar Bestek atau oleh Konsultan Perencana
pada masa pelaksanaan konstruksi.

3. Motif keramik pada lantai teras, lantai selasar, dan lantai tangga adalah Unpolish (permukaan
kasar). Ukuran berdasarkan ukuran pada Gambar pola lantai. Pada Lantai tangga pada ujungujung tangga harus dipasang keramik anti slip ( stepnoshing).

39

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

4. Warna keramik lantai dapat diganti oleh Konsultan Perencana dalam tahap pelaksanaan
dengan alasan warna yang telah ditentukan dalam Gambar Bestek sulit didapatkan atau tidak
dikeluarkan lagi oleh pabrik. Warna keramik lantai harus seragam untuk setiap jenis warna
yang sama.

5. Tebal keramik minimal 5 mm. Keramik lantai dipasang diatas lapisan beton cor bawah lantai
1 Pc : 3 Ps : 6 Kr dengan memakai spesi semen setebal minimal 2,5 cm dari campuran 1 Pc :
2 Ps. Pada lantai 2 keramik dipasang langsung diatas plat lantai dengan spesi semen
campuran 1 Pc : Ps dan tebal minimal 2,5 cm.

6. Pemasangan keramik lantai harus dimulai dari bagian tengah bidang lantai atau sesuai
dengan pola lantai yang ada pada Gambar Bestek. Potongan-potongan keramik yang
terpasang dilakukan karena mengikuti pola lantai harus sama dimensinya sepanjang bidang
lantai yang memerlukan potongan. Potongan-potongan tersebut harus sama dengan dimensi
pada gambar pola lantai.

7. Celah-celah yang terbentuk antar keramik akibat pemasangan keramik dan sebagai tempat
isian perekat antar keramik dalam bidang tebalnya adalah maksimal 2 mm. Pemasangan
lantai keramik harus memperhatikan elevasi lantai antar ruang dan harus mengikuti elevasi
lantai pada Gambar Bestek. Hasil pemasangan keramik lantai harus benar-benar rata, tidak
bergelombang, dan tidak melengkung keatas. Elevasi lantai keramik hasil masangan harus
diperiksa kedatarannya dengan pekerjaan waterpassing.

Pasal 4
Keramik Lantai KM/WC

1. Finishing lantai dengan bahan keramik hanya dilakukan pada lantai KM/WC dan lantai
Tempat Whuduk atau sesuai dengan Gambar Bestek.

40

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

2. Keramik yang dipakai adalah kulit jeruk atau unpolish kecuali ditentukan lain dalam Gambar
Bestek. Ukuran keramik lantai adalah 20 x 20 cm atau sesuai dengan gambar pola lantai yang
ada pada Gambar Bestek. Tebal keramik minimal 5 mm.

3. Kontraktor harus memperlihat contoh warna, corak, motif, dan ukuran

keramik untuk

minimal dua merk yang berbeda kepada Konsultan Perencana untuk disetujui. Keramik lantai
dipasang diatas lapisan beton cor bawah lantai 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr dengan memakai spesi
semen setebal minimal 2,5 cm dari campuran 1 Pc : 2 Ps. Pada lantai 2 keramik dipasang
langsung diatas plat lantai dengan spesi semen campuran 1 Pc : Ps dan tebal minimal 2,5 cm.

4. Pemasangan Keramik lantai harus dimulai dari bagian tengah bidang lantai atau sesuai
dengan pola lantai yang ada pada Gambar Bestek. Potongan-potongan keramik yang terpasak
dilakukan karena mengikuti pola lantai harus sama dimensinya sepanjang bidang lantai yang
memerlukan potongan. Potongan-potongan tersebut harus sama dengan dimensi pada gambar
pola lantai. Celah-celah yang terbentuk antar keramik akibat pemasangan keramik dan
sebagai tempat isian perekat antar keramik dalam bidang tebalnya adalah maksimal 2 mm.

5. Pemasangan keramik harus memperhatikan elevasi lantai antar ruang terutama pada
hubungan lantai KM/WC, lantai Tempat Whuduk dengan lantai ruang lain, sehingga air dari
KM/WC dan Tempat whuduk tidak melimpah ke ruangan lain. Elevasi lantai KM/WC dan
Tempat Whuduk harus lebih rendah dari lantai ruang lain. Hasil pemasangan keramik lantai
harus benar-benar rata, tidak bergelombang, dan tidak melengkung keatas. Elevasi lantai
keramik hasil pemasangan harus diperiksa kedatarannya dengan pekerjaan waterpassing.

41

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

BAB IX
PEKERJAAN DINDING DAN PASANGAN BATA

Pasal 1
Batu Bata

1. Batu bata harus mempunyai dimensi dan ukuran yang standar sesuai Peraturan Bahan
Bangunan yang berlaku.

2. Batu bata mempunyai dimensi seperti berikut : lebar 5 cm, panjang 20 cm, dan tebal 5 cm
kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Bahan Bangunan. Batu bata adalah dari hasil
pembakaran yang sempurna dari pabrik batu bata dimana kondisinya tidak rapuh dan tidak
mudah hancur ketika diangkut dan diturunkan pada lokasi pekerjaan. Batu bata bentuknya
harus sempurna tidak melengkung dan permukaanya benar-benar rata untuk semua sisinya.

3. Batu bata mempunyai Kuat Tekan minimal 30 kg/cm2. Perubahan-perubahan pada dimensi
dan ukuran batu bata karena mengikuti dimensi dan ukuran yang berlaku pada daerah
tertentu harus disetujui oleh Konsultan supervise. Toleransi hanya diperbolehkan untuk
dimensi dan bukan untuk kualitas.

Pasal 2
Keramik Dinding KM/WC

1. Keramik dinding yang dipasang pada KM/WC atau sesuai dengan Gambar Bestek.

2. Ukuran Keramik dinding untuk semua lokasi pemasangan adalah 20 x 25 cm kecuali


ditentukan lain dalam Gambar Bestek. Permukaan keramik dinding untuk semua lokasi
pemasangan adalah polish (halus/licin) kecuali ditentukan lain dalam Gambar Bestek. Warna
keramik dinding untuk semua lokasi pemasangan adalah cream kecuali ditentukan lain dalam
Gambar Bestek . Tebal keramik minimal 5 mm. Kontraktor harus memperlihat contoh warna,
corak, dan ukuran

keramik untuk minimal dua merk yang berbeda kepada Konsultan

Perencana untuk disetujui.

42

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

3. Keramik dipasang langsung pada dinding pasangan bata atau tembok yang belum diplaster
atau dihaluskan permukaannya dengan perekat spesi beton 1 Pc : 2 Ps setebal minimal 1 cm.
Celah-celah antar keramik yang timbul akibat pemasangan dan untuk keperluan perekat
dalam arah tebal minimal 2 mm.

4. Untuk pemasangan keramik pada bak air bersih sudut-sudut harus ditumpulkan dengan
memakai bonbon keramik dengan panjang sesuai dengan panjang keramik bak air. Hasil
pemasangan keramik harus benar-benar rata, tidak bergelombang, dan tidak melengkung
keatas. Kedataran pemasangan keramik harus diperiksa dengan pekerjaan waterpassing.

Pasal 3
Dinding Keramik

1. Dinding keramik dipasang pada dinding luar bangunan kecuali ditentukan lain dalam
Gambar Bestek.

2. Ukuran keramik dinding adalah 60 x 60 cm atau sesuai dengan Gambar Bestek. Warna
keramik dinding adalah cream kecuali ditentukan lain dalam Gambar Bestek. Tebal keramik
minimal 5 mm.

3. Kontraktor harus memperlihat contoh warna, corak, dan ukuran keramik untuk minimal dua
merk yang berbeda kepada Konsultan Perencana untuk disetujui. Keramik

dipasang

langsung pada dinding pasangan bata atau tembok yang belum diplaster atau dihaluskan
permukaannya dengan perekat spesi beton 1 Pc : 2 Ps setebal minimal 1 cm. Celah-celah
antar keramik yang timbul akibat pemasangan dan untuk keperluan perekat dalam arah tebal
minimal 2 mm.

4. Sudut-sudut yang timbul akibat hubungan keramik harus ditumpulkan dengan alat Grenda.
Hasil pemasangan keramik harus benar-benar rata, tidak bergelombang, dan tidak
melengkung keatas. Kedataran pemasangan keramik harus diperiksa dengan pekerjaan
waterpassing.

43

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 4
Pasangan Dinding Batu Bata Bata Campuran 1 Pc : 2 Ps

1. Pasangan batu bata bata campuran 1 Pc : 2 Ps dikerjakan hanya pada dinding-dinding yang
langsung berhubungan dengan air seperti dinding KM/WC, bak air, dan dinding tempat
whuduk.

2. Perekat atau spesi yang dipakai adalah dari campuran 1 Pc : 2 Ps dengan ketebalan maksimal
1,5 cm dan minimal 1 cm. Batu bata harus disiram terlebih dahulu dengan air sebelum
dipasang. Batu bata harus dipasang dengan posisi lapis demi lapis saling bersilangan dan
tidak satu garis sambungan.

3. Untuk dinding selain kamar mandi dan tempat whuduk tinggi pasangan batu bata bata
dengan campuran 1 Pc : 2 Ps minimal 40 cm. Untuk dinding kamar mandi dan tempat
whuduk tinggi pasangan batu bata bata dengan campuran 1 Pc : 2 Ps minimal 150 cm.

4. Pasangan batu bata bata dengan campuran 1 Pc : 2 Ps harus kedap air (trasram). Pasangan
batu bata tidak boleh melengkung dalam arah vertikal dan dalam arah horizontal. Setiap
tinggi 30 cm pemasangan bata harus disediakan benang-benang untuk ketepatan elevasi dan
kedataran permukaan. Hasil pemasangan batu bata bata dengan campuran 1 Pc : 2 Ps harus
disetujui oleh Konsultan supervisi.

Pasal 5
Pasangan Dinding Batu Bata Bata Campuran 1 Pc : 4 Ps

1. Pasangan batu bata bata campuran 1 Pc : 4 Ps dikerjakan pada semua dinding kecuali
dinding-dinding yang langsung berhubungan dengan air.

2. Perekat atau spesi yang dipakai adalah dari campuran 1 Pc : 4 Ps dengan ketebalan maksimal
1,5 cm dan minimal 1 cm. Batu bata harus disiram terlebih dahulu dengan air sebelum
dipasang. Batu bata harus dipasang dengan posisi lapis demi lapis saling bersilangan dan
tidak satu garis sambungan.
44

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

3. Pasangan batu bata tidak boleh melengkung dalam arah vertikal dan dalam arah horizontal.
Setiap tinggi 30 cm pemasangan bata harus disediakan benang-benang untuk ketepatan
elevasi dan kedataran permukaan. Hasil pemasangan batu bata bata dengan campuran 1 Pc
: 4 Ps harus disetujui oleh Konsultan supervisi.

Pasal 6
Plesteran Campuran 1 Pc : 2 Ps

1. Sebelum dilakukan plesteran terlebih dahulu permukaan hasil pemasangan bata harus disiram
dengan air dengan merata.

2. Plesteran dari campuran 1 Pc : 2 Ps . Tebal plesteran dinding minimal 1,5 cm. Plesteran
campuran 1 Pc : 2 Ps dilakukan pada pasangan dinding bata dengan campuran 1 Pc : 2 Ps.
Plesteran harus menghasilkan permukaan yang rata untuk semua bidang dinding yang
diplester.

3. Plesteran tidak boleh meninggalkan sambungan-sambungan antara plesteran lama dengan


plesteran baru yang tidak rata. Lama antara plesteran lama dengan plesteran baru tidak boleh
lebih dari satu hari kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi. Hasil pekerjaan
plesteran harus benar-benar halus permukaannya sehingga ketika dilakukan pekerjaan cat
dinding tidak menimbulkan bekas. Hasil pekerjaan plesteran harus disetujui oleh Konsultan
supervisi.

Pasal 7
Plesteran Campuran 1 Pc : 4 Ps

1. Sebelum dilakukan plesteran terlebih dahulu permukaan hasil pemasangan bata harus disiram
dengan air dengan merata.

2. Plesteran dari campuran 1 Pc : 4 Ps . Tebal plesteran dinding minimal 1,5 cm. Plesteran
campuran 1 Pc : 4 Ps dilakukan pada pasangan dinding bata dengan campuran 1 Pc : 4 Ps.
45

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Plesteran harus menghasilkan permukaan yang rata untuk semua bidang dinding yang
diplester.

3. Plesteran tidak boleh meninggalkan sambungan-sambungan antara plesteran lama dengan


plesteran baru yang tidak rata. Lama antara plesteran lama dengan plesteran baru tidak boleh
lebih dari satu hari kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi.

4. Hasil pekerjaan plesteran harus benar-benar halus permukaannya sehingga ketika dilakukan
pekerjaan cat dinding tidak menimbulkan bekas. Hasil pekerjaan plesteran harus disetujui
oleh Konsultan supervisi.

46

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

BAB X
PEKERJAAN KOZEN ALUMINIUM YKK

Pasal 1
Referensi

1. Standard Nasional Indonesia (SNI)


a. SNI-03-0573-1989 = Syarat Umum Jendela Aluminium Paduan

Pasal 2
Deskripsi Sistem

a. Umum
Pekerjaan jendela aluminium untuk eksterior dan interior termasuk pekerjaan yang berkaitan,
sperti : angkur yang ditanam, struktur penguat dan komponen pelengkap yang lainnya.
b. Kriteria Perencanaan
1. Faktor Keamanan
Kecuali disebutkan lain, bagian-bagian aluminium termasuk ketahan kaca, memenuhi
faktor keamanan tidak kurang dari 1,5 x maksimum tekanan angin yang disyaratkan.
2. Modifikasi
Dapat dimungkinkan tanpa merubah profil atau merubah penampilan, kekuatan atau
tahan dari material dan harus tetap memenuhi kriteria perencanaan.
3. Pergerakan Karena Temperatur
Akibat pemuaian dari material yang berhubungan tidak boleh menimbulkan suara
maupun terjadi patahan atau sambungan yang terbuka, kaca pecah, sealant yang tidak
merekat, dan hal-hal lain. Sambungan kedap air harus mampu menampung pergerakan
ini.

47

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 3
Tekanan Angin

Tekanan angin (Design Wind Load) ditentukan oleh perletakan, bentuk dan ketinggian
bangunan, bila tidak ditentukan maka tekanan angina minimum yang harus di penuhi adalah
sebesar 850 Pa dengan factor keamanan untuk positif 1 x dan negatif 1,5 x.
Pasal 4
Persyaratan Struktur

a. Defleksi
1. AAMA

= Yang dijinkan maksimum L/175 atau 2 cm

2. JIS

= Defleksi yang diijinkan maksimum L/150 atau 2 cm.

3. SII

= yang diijinkan maksimum L/175 untuk double dan L/125 untuk


single glazed.

4. SS

= Yang diijinkan maksimum L/175 untuk double glazed dan L/125


untuk single glazed.

b. Beban Hidup
Pada bagian-bagian yang menerima beban hidup terutama pada waktu perawatan, seperti :
meja (stool) dan cladding diharuskan disediakan penguat dan angkur dengan kemampuan 62
kg dengan beban terpusat, horizontal dan tanpa terjadi kerusakan.

Pasal 5
Kebocoran Udara

1. ASTM E 283

= Kebocoran udara tidak melebihi 2 ft3 / min setiap ft unit panjang


penampang bidang bukaan pada 1,57 lb / ft2 tekanan differensial.

2. SS 212

= Untuk jendela hidup besarnya kebocoran udara tidak boleh melebihi 10


m3/h/m pada 20% dari tekanan angin (Design Wind Load) atau 200 Pa.
Kondisi ini berlaku untuk gedung non air condition sedangkan untuk
gedung air condition kebocoran udara maksimum mengikuti grafik
A&B.
48

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 6
Kekedapan Udara

Faktor pengurangan kebisingan suara (Sound Transmission) sebesar 22,5 dB pada frekwensi 124
4000 Hz (hanya berlaku untuk produk-produk khusus).

A. Angkur & Angkur Tanam


Bagian yang berhubungan dengan aluminium dilapisi Galvanisasi s/d 18 micron. Bagian lain
diberi lapisan anti karat, Zinc Chromate, Type Alkyd.

B. Billet Yang Dipakai


Dari billet utama (primery) dengan standard A-6063 S-T5 dengan komponen (%) :
Mg

0.45 0.9

Si

0.2 0.6

Ti

0.1

max

Mn

0.1

max

Zn

0.1

max

Fe

0.35

max

Cu

0.1

max

Cr

0.1

max

Aluminium

Sisanya

C. Kaca
Kaca tebal minimal 5 mm produk Asahima atau yang setaranya dengan warna clear

D. Back UP Material
1. Bahan

polyurenthane Foam

2. Sifat material

Tidak menyerap air

3. Kepadatan

65 96 kg/m3

4. Ukuran Penampang

25% - 50 -% lebih besar dari celah yang


terjadi

49

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

E. Gasket
1. Bahan

PVC, Neoprene, Santoprene, EPDM

2. Kepadatan

Tahan terhadap perubahan cuaca

3. Kekerasan

60 80 Durometer.

4. Jenis bahan

Extrusion

1. Bahan

EPDM

2. Kekerasan

80 90 Durometer

2. Type

Silicon Sealant

1. Bahan

Stainless Steel

F. Setting Block Untuk Kaca

G. Sealant Dinding
1. Single Komponen

H. Screw

I. Hardware Dan Part


1. Engsel Pintu Butt-Hinge

Tipe K-6311D, bahan Stainless Steel

(SUS 304)
2. Crescent Lock

Tipe 2K-19338, bahan Staenless Steel (SUS


304), ZDC2, dan Pollyamid 66.

3. Handle

Type K-11571, material SUS 304.

4. Door Closer

P-182 KY atau yang setara

5. Flush Bold

Type K-6312A, bahan Aluminium Casting.

6. Friction Stay

Bahan = Stainless Steel

J. Angkur & Angkur Tanam


Bagian yang berhubungan dengan aluminium dilapisi Galvanisasi s/d 18 micron. Bagian lain
diberi lapisan anti karat, Zinc Chromate, Type Alkyd.

50

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

K. Joint Sealer
Sambungan antara profil horizontal dengan vertical diberi sealer yang berserat guna menutup
celah sambungan profil tersebut, sehingga mencegah kebocoran udara, air dan suara.
Bahan

= Butyl Sheet.

Pasal 7
Pelapisan Perwarnaan Aluminium

L. Sistem Pelapisan
1. Anodise yang dilengkapi dengan lapisan resin transparan (glossy).
1.1. Warna (glossy)

Bronze (YB-1C), Black (YK-1C), silver (YS-1C) atau


sesuai catalog warna dari YKK alumico Indonesia.

1.2. Warna (Non Glossy)

Bronze (YB-1n), Balck (YK-1N), Silver (YS-1N) atau


sesuai catalog warna dari YKK Alumico Indonesia

Sifat-sifat teknis :
1. Lapiasan Anodic Oxide Film

10 m

2. Lapisan Resin Film

12 m

3. Tahan alkali (1% Na OH) tidak terjadi perubahan setelah 96 jam.


4. Tahan Asam (5% H2SO4) tidak terjadi perubahan setelah 96 jam.
5.

Tahan Karat (40g / 1 NaCl, 026 g / 1 CnC12 PH3), tidak terjadi


perubahab setelah 96 jam.

6. Tahan air panas (100 C), tidak terjadi perubahan setelah 5 jam.
7. Terhadap Air Semen (PC), tidak terjadi perubahan setelah 96 jam.

2. Anodisasi tanpa lapisan resin transparan (DOF).


Warna : Bronze (YB-1), Black (YK-1), silver (YS-1) atau sesuai katalog warna dari
YKK alumico Indonesia.

Sifat-sifat teknis :
a. Lapiasan Anodic Oxide Film

minimum 18 m

b. Tahan alkali (1% Na OH) tidak terjadi perubahan setelah 48 jam.


d. Tahan Asam (5% H2SO4) tidak terjadi perubahan setelah 48 jam.
51

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

e. Tahan Karat (40 g / 1 NaCl, 026 g / 1 CnC12 PH3), tidak terjadi perubahan
setelah 48 jam.
f. Tahan air panas (100 C), tidak terjadi perubahan setelah 5 jam.
g. Terhadap Air Semen (PC), tidak terjadi perubahan setelah 5 jam.
h. Terhadap air semen (PC), tidak terjadi perubahan setelah 24 jam.

Pasal 8
Warna Aluminium

a. Kozen

Silver Metalic.

b. Frame Daun Pintu

Silver Metalic.

c. Daun Pintu KM/WC

Silver metalic

c. Frame Daun Jendela

Silver Metalic.

d. Frame Daun Ventilasi :

Silver Metalic

Pasal 9
Data Pelengkap

a. Gambar Kerja (Shop Drawing)


Kontraktor Pelaksana harus membuat Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) dan
disetujui oleh Konsultan Supervisi jika dalam Gambar Bestek tidak diberikan oleh Konsultan
Perencana, yang menjelaskan
a. Tipe dan tampak setiap jenis jendela dan pintu aluminium / curtain wall.
b. Detail sambungan baik exterior maupun interior.
c. Detail pemasangan.
d. Detail pertemuan aluminium dengan komponen-komponen lain yang berhubungan.
e. Kelengkapan ukuran-ukuran.

b. Perhitungan struktur sesuai dengan kriteria desian yang ada (kalau diperlukan).

52

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 10
Fabrikasi Dan Assembling

1. Semua jenis jendela dan pintu aluminium difabrikasi di Work Shop/ Pabrik. Semua
sambungan dikerjakan dengan mesin sehingga rapi, kokoh dan dengan bentuk sambungan
yang sesuai standard toleransi. Untuk sambungan yang tahan air harus diberi sealant dari
bagian yang tidak terlihat mata. Proses fabrikasi dan assembling harus berdasarkan data di
Shop Drawing yang sudah disetujui oleh Konsultan Supervisi.

2. Perakitan jendela maupun pintu aluminium dilaksanakan di Work Shop/Pabrik sehingga


selain kwalitas perakitan sesuai standard yang disyaratkan juga mempercepat proses
pemasangan di lapangan.

3. Hardware yang dipasang menggunakan back plate. Standar toleransi assembling dijelaskan
dalam table berikut :

53

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

STANDARD TOLERANSI ASSEMBLING

No.

1.

Keterangan

Toleransi ( mm)

Bergesernya pemasangan kunci/engsel

+ / -3

dan hardware lain dari tempat yang


ditentukan
< 0,5

2.
Gap (celah) antar sambungan rangka
aluminium (vertikal dan horizontal)

<3

3.
Gap (celah) antar sambungan bahan
tahan air (Gasket)

+ / - 1,5

4.
Perbedaan ukuran dalam, dari rangka
aluminium dan daun jendela aluminium,
baik untuk tinggi maupun lebar.

<2

5.
Perbedaan ukuran dalam, dari jendela
yang bersebelahan.

Tidak terlihat pada

6.
Sambungan las

bagian yang terlihat


mata langsung

Sesuai ukuran di Shop

7.
Sealant

Drawing

54

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 11
Pengiriman dan Penyimpanan Di Site

1. Semua profil dilapisi PVC plastic atau polythilene film. Pengiriman barang-barang harus
hati-hati dan tidak boleh terjadi kerusakan.
2. Setiap unit pintu, jendela maupun curtain wall yang dikirim ke lapangan harus ada tanda /
bukti sudah diperiksa kwalitasnya oleh QC pabrik.

Material yang disimpan di lapangan

(site) harus diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi kerusakan / cacat.

Pasal 12
Pemasangan Pada Struktur Bangunan

1. Semua unit aluminium harus terpasang dengan hubungan siku-siku, tegak lurus dan
mengikuti patokan (bench mark) dari Kontraktor Pelaksana.

2. Sebelum diadakan pemasangan maka perlu adanya pengukuran di lapangan dan koordinasi
dengan pekerjaan lain, sehingga ukuran lubang (opening) sesuai dengan Shop Drawing.

55

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

BAB XI
PEKERJAAN PLAFOND

Pasal 1
Gypsum Board

1. Material utama plafond adalah Gypsum Board ukuran standard 1200 mm x 2400 mm, tebal 9
mm dengan warna dasar putih.

2. Gypsum Board adalah hasil produksi pabrik dengan kualitas terbaik dan harus mempunyai
Merk Dagang. Gypsum board yang didatangkan kelokasi pekerjaan tidak boleh dalam
keadaan cacat dan rusak.

Pasal 2
List Profil Gypsum

List profil gypsum adalah dari ukuran minimal 10/15 cm dengan warna dasar putih. List profil
gypsum adalah dari bahan yang sama dengan plafond gypsum board. List profil gypsum yang
didatangkan kelokasi pekerjaan tidak boleh dalam keadaan cacat atau rusak.

Pasal 3
Rangka Plafond

1. Rangka plafond adalah rangka alumunium besi kanal dan hollow. Penggunaan rangka
plafond dengan material baja ringan anti karat harus dengan persetujuan Konsultan
Supervisi. Cara pemasangan rangka plafond sesuai dengan denah rangka plafond Gambar
Bestek atau sesuai petunjuk Konsultan Supervisi.

2. Rangka plafond harus digantung pada konstruksi plat lantai beton bertulang atau balok lantai
dengan alat gantung besi diameter 8 mm yang dijangkarkan dengan baut atau paku sesuai
dengan Gambar Bestek. Setiap 2 m2 luas plafond harus dipasang minimal 4 pengantung
plafond.

56

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 4
Central Panel Gypsum Motif

1. Central panel gypsum motif adalah salah satu dari produk plafond yang berfungsi untuk
memperindah plafond. Central panel gypsum motif digunakan di tengah tengah ruangan
dengan pola plafond yang disesuaikan dengan Gambar Bestek.

2. Central panel gypsum ini dikelilingi oleh list profil cornis siku yang dipasang sesuai dengan
pola plafond yang ada pada Gambar Bestek.

Pasal 5
Pemasangan Plafond

1. Pemasangan Plafond Gypsum Board dilakukan langsung pada rangka plafond 5/7 cm atau
5/5 cm dengan alat sambung paku gypsum.

Celah-celah yang terjadi akibat pemasangan harus dirapikan dengan dempul Gypsum dan
Stiker Gypsum untuk menghindari penampakan sambungan. Pada sudut-sudut ruangan
dipasang list profil gypsum ukuran 9,5/15 cm.

3. Pada posisi tertentu atau sesuai dengan Gambar Bestek dipakai list plafond dari bahan
Stainless Steel Siku ukuran 10x10x 5 mm. Cara pemasangan harus mengikuti denah rangka
plafond yang ada dalam Gambar Bestek.

4. Hasil pemasangan plafond harus menghasilkan permukaan akhir yang rata dan tidak
melendut. Plafond yang telah selesai dipasang kalau terpasak dibongkar karena alasan
tertentu tidak boleh dipotong sembarangan tetapi harus dibongkar perlembar standardnya
pada posisi penjangkaranya pada rangka plafond dan hal ini harus disetujui oleh Konsultan
supervisi.

57

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

5. Harus ada koordinasi yang baik antara pekerjaan plafond dengan pekerjaan instalasi listrik,
instalasi air bersih, dan instalasi air kotor sehingga plafond yang telah dipasang tidak
dibongkar kembali.

BAB XII
PEKERJAAN DINDING PANEL EKSTERIOR ALUMUNIUM CARBONAT

Pasal 1
Alucabon (Alumunium Carbonat Board)

1. Material utama dinding panel eksterior adalah alucaon ukuran standard 600 mm x 840 mm,
tebal 4 mm dengan warna.

2. Alucabon adalah hasil produksi pabrik dengan kualitas terbaik dan harus mempunyai Merk
Dagang. Alucabon yang didatangkan kelokasi pekerjaan tidak boleh dalam keadaan cacat
dan rusak.

Pasal 2
Sambungan Alucabon

Sambungan alucabon 2mm-5mm yang diisi dengan lem khusus sealant rubber silicon dengan
warna bening.

Pasal 3
Rangka Alucabon

1. Rangka alucabon adalah rangka alumunium besi kanal dan hollow. Penggunaan rangka
plafond dengan material baja ringan anti karat harus dengan persetujuan Konsultan
Supervisi. Cara pemasangan rangka alucabon sesuai dengan Gambar Bestek atau sesuai
petunjuk Konsultan Supervisi.

2. Rangka alucabon harus dipasang pada dinding yang dijangkarkan dengan baut atau paku
sesuai dengan Gambar Bestek.
58

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

3. Hasil pemasangan alucabon harus menghasilkan permukaan akhir yang rata dan tidak
melendut.

BAB XIII
PEKERJAAN ATAP

Pasal 1
Baja Profil

1. Bebas dari karatan dan harus dicat meni besi sebelum dirangkai sebagai satu kesatuan
konstruksi utuh.

2. Ukuran dan dimensi baja profil sesuai dengan Gambar Bestek. Baja profil mempunyai
bentuk penampang yang sesuai dengan yang dibutuhkan.

4. Baja profil yang digunakan pada konstruksi kuda-kuda baja ini adalah seperti berikut :
a. Semua batang Kuda-kuda : Profil siku sama kaki 60x60x6 mm dan 50x50x5 mm
b. Gording

: Profil kanal LLC 100x50x20 mm

c. Ikatan Gording

: Profil siku sama kaki 50x50x5 mm

d. Ikatan Angin

: Profil siku sama kaki 50x50x5 mm

e. Ikatan Lisplank

: Profil Hollow 50 x 50 x 1.6 mm dan 30 x 30 x 1.0 mm

5. Baja Mempunyai sifat-sifat mekanis seperti berikut :


a. Modulus Elastisitas

E = 200.000MPa

b. Modulus Geser

G = 80.000 MPa

c. Nisbah Poisson

= 0,3

d. Koefisien Pemuaian

= 12 x 10-6 / oC

e. Tegangan Luluh

fu = 400 Mpa

59

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

6. Baja profil yang dipakai harus mempunyai laporan uji material baja di pabrik yang disahkan
oleh lembaga yang berwenang dapat dianggap cukup untuk memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam SNI 03-1729-2002.

7. Baja profil harus sesuai dengan Standard Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk
Bangunan Gedung ( SNI 03-1729-2002).

Pasal 2
Plat Buhul Dan Plat Tumpu

1. Bebas dari karatan dan harus dicat meni besi sebelum dirangkai sebagai satu kesatuan
konstruksi utuh. Ukuran dan dimensi plat buhul dan tumpu sesuai dengan Gambar Bestek.
Baja plat mempunyai sifat-sifat mekanis seperti berikut :
a. Modulus Elastisitas

E = 200.000MPa

b. Modulus Geser

G = 80.000 MPa

c. Nisbah Poisson

= 0,3

d. Koefisien Pemuaian

= 12 x 10-6 / oC

e. Tegangan Luluh

fu = 400 Mpa

2. Plat buhul dan tumpu mempunyai bentuk penampang yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
Plat buhul mempunyai tebal minimal 7 mm atau sesuai dengan Gambar Bestek. Plat tumpu
mempunyai tebal minimal 12 mm atau sesuai dengan Gambar Bestek. Baja Plat yang dipakai
harus mempunyai laporan uji material baja di pabrik yang disahkan oleh lembaga yang
berwenang dapat dianggap cukup untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam SNI
03-1729-2002. Baja plat harus sesuai dengan Standard Tata Cara Perencanaan Struktur Baja
Untuk Bangunan Gedung ( SNI 03-1729-2002).

60

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 3
Baut Penyambung

1. Bebas dari karatan dan harus dicat meni besi sebelum digunakan. Baut dilengkapi dengan
ring untuk sisi kepala dan bagian ekor baut. Baut yang digunakan berukuran diameter
untuk sambungan rangka kuda-kuda, diameter 3/8 untuk sambungan gording dengan Baja
Profil 50x50x5 mm dan diameter 5/8 untuk baut angkur tumpuan kuda-kuda atau sesuai
dengan Gambar Bestek. Baut mempunyai sifat-sifat mekanis seperti berikut :
a. Modulus Elastisitas :

E = 200.000MPa

b. Modulus Geser

: G = 80.000 MPa

c. Nisbah Poisson

: = 0,3

d. Koefisien Pemuaian :

= 12 x 10-6 / oC

e. Gaya Tarik Minimum :

95 KN

f. Tegangan Luluh

fu = 400 Mpa

2. Baut yang dipakai harus mempunyai laporan uji material di pabrik yang disahkan oleh
lembaga yang berwenang dapat dianggap cukup untuk memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam SNI 03-1729-2002.

3. Jarak minimal antar baut adalah 3 kali diameternya (3d) sedangkan jarak minimal kepinggir
plat atau profil adalah 2 kali diameternya (2d) atau sesuai dengan Gambar Bestek. Baut harus
sesuai dengan Standard Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung ( SNI
03-1729-2002).

Pasal 4
Sambungan Las Listrik

Sambungan las listrik dilakukan pada posisi yang tidak dimungkinkan melakukan
penyambungan dengan baut. Tebal minimal sambungan las listrik adalah 7 mm atau sesuai
dengan Gambar Bestek. Tebal sambungan las tidak boleh lebih kecil dari ukuran tebal profilprofil yang akan disambung. Sambungan las listrik harus benar-benar kaku dan kuat sehingga
tidak lepas ketika konstruksi menderita beban tarik dan beban geser yang besar.

61

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 5
Pemasangan Rangka Baja

1. Bentuk rangka baja, baik bentang, tinggi dan kemiringanya sesuai dengan Gambar Bestek
dirakit/dipasang menurut bentuknya pada Bengkel kerja.

2. Semua lubang baut atau lubang yang dibuat untuk alat sambung lainnya harus dicocokan
sehingga dapat dibaut dengan mudah. Pengunaan drip untuk penyetelan lubang harus
dilakukan dengan baik sehingga tidak merusak baja atau memperbesar lubang.

3. Setiap bagian struktur harus disetel sesegera mungkin setelah struktur didirikan. Sambungan
tidak boleh dikencangkan sebelum struktur dijajarkan, diratakan, ditegakkan, dan dibaut
sambungan sementara, untuk menjamin tidak terjadinya perpindahan posisi pada saat
mendirikan atau menyetel bagian struktur berikutnya. Untuk rangka batang yang panjangnya
lebih besar dari 2 meter harus ditempatkan plat kopel baik pada batang tarik maupun batang
tekan.

4. Pengencangan ulang baut yang pernah dikencangkan penuh harus dihindari, apabila terpasak
hal ini hanya diijinkan sekali saja dan hanya pada baut dengan posisi lubang yang sama dan
dengan perlakuan yang sama pula. Dalam kondisi apapun, baut yang pernah dikencangkan
penuh tidak boleh digunakan lagi di lubang yang lain. Pengencangan tangan dan
pengencangan akhir baut-baut dalam suatu sambungan harus dikerjakan mulai dari bagian
sambungan yang paling kaku menuju ke tepi bebas. Hasil pemasangan rangka baja harus
disetujui oleh Konsultan Supervisi.

62

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

BAB XIV
PEKERJAAN KAYU

Pasal 1
Referensi

Seluruh Pekerjaan kayu harus sesuai Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) atau NI-5.

Pasal 2
Persyaratan Material

1. Kayu yang dipakai dalam pekerjaan konstruksi ini ditentukan seperti berikut ini :
a. Kayu Rangka Bekisting

Kelas Kuat III ( Borneo, dll )

b. Kayu Kasau 5/7 cm

Kelas Kuat I ( Seumantok, Ulin dll )

c. Kayu Kuda Kuda

Kelas Kuat I ( Seumantok, Ulin dll )

d. Reng Genteng 2/3 cm

Kelas Kuat I ( Seumantok, Ulin dll )

e. Kayu Rangka Plafond

Kelas Kuat II ( Meuranti, Kruing dll )

f. List Plank

Kelas Kuat II ( Meuranti, Kruing dll )

2. Semua kayu yang akan diapakai pada konstruksi atap harus diresidu terlebih dahulu sebelum
material atap dipasang. Kayu-kayu yang akan dipakai harus tanpa cacat dan mata kayu. Kayu
mempunyai dimensi dan ukuran yang tetap dan standard sesuai dengan Gambar Bestek.

3. Untuk kayu List Plank harus sudah diketam atau diprofilkan sebelum dipasang. Kadar air
maksimum waktu didatangkan kelapangan untuk tebal kayu lebih 7 cm adalah 25% dan
maksimum 19% untuk tebal kurang dari 7 cm.

4. Semua kayu yang akan difinishing dengan pekerjaan pengecatan kayu harus dicat minie kayu
terlebih dahulu sebelum dipasang dan dicat akhir. Kontraktor harus memberikan contoh
material minimal dua jenis kayu

dengan kelas kuat yang sama untuk disetujui oleh

Konsultan Supervisi.

63

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

BAB XV
PEKERJAAN CAT

Pasal 1
Referensi

Seluruh Pekerjaan Cat harus sesuai dengan standard-standard sebagai berikut yang diajukan oleh
pabrik pembuat dan menurut standar NI-3 1970 dan NI-4

Pasal 2
Persyaratan Material

Cat dasar dan cat akhir yang akan dipakai adalah buatan pabrik dari kualitas terbaik. Cat harus
dalam bungkus dan kemasan asli dimana tercantum merk dagang, spesifikasi, dan aturan pakai.
Cat yang dipakai adalah dari Merk NIPPONT PAINT atau merk lain yang setara dengannya.
Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan contoh material cat minimal dari dua merk yang
berbeda untuk disetujui oleh Konsultan Perencana. Jenis cat dan warna yang akan dipakai pada
semua posisi bangunan kecuali ditentukan lain dalam Gambar Bestek adalah seperti dalam table
berikut ini :

Tabel. Penempatan dan warna cat.

Konstruksi

Merek

Type

Warna

Cat
Dinding Luar

Cat Tembok Exterior

Permukaan Beton Luar

Cat Tembok Exterior

Dinding Dalam

Cat Tembok Interior

Permukaan Beton Dalam

Cat Tembok Interior

Listplank kayu

Plafond gypsum

Cat Minyak
Cat Tembok Interior

64

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 3
Pelaksanaan

1. Kontraktor harus memastikan permukaan dinding bata dan permukaan beton harus benarbenar kering sebelum dilakukan pekerjaan pengecatan. Semua pekerjaan pengecatan
dilakukan dengan cara manual oleh tukang ahli.

2. Dinding dan permukaan beton harus didempul atau diplamur terlebih dahulu sebelum
dilakukan pekerjaan cat dasar. Dinding yang telah diplamur harus digosok sampai rapi dan
rata permukaanya dengan kertas amplas.

3. Urutan pekerjaan cat adalah seperti berikut ini kecuali ditentukan lain dalam Bill of Quantity
atau Konsultan Supervisi :

a. Cat Tembok Exterior :

1 Kali Plamur Tembok, 1 Kali Cat dasar, dan 2 Kali Cat warna.

b. Cat Tembok Interior :

1 Kali Plamur Tembok, 1 Kali Cat dasar, dan 2 Kali Cat warna.

c. Cat Plafond Interior

1 Kali Dempul Gypsum, dan 2 Kali Cat warna.

d. Cat Minyak

1 Kali Dempul, dan 2 Kali Cat warna.

65

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

BAB XVI
PEKERJAAN LISTRIK

A. Pekerjaan Elektrikal

Pasal 1
Umum
1. Persyaratan ini merupakan bagian dari pernyataan teknis ini. Apabila ada klausul lain dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali, berarti menuntut perhatian khusus pada klausulklausul yang ada atau menghilangkan klausul-klausul tersebut atau bukan berarti
menghilangkan klausul-klausul lainnya dari syarat-syarat umum.

2. Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat
dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatau bagia pekerjaan atau bahan atau peralatan yang
diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah
satu gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja. Kontraktor Pelaksana harus tetap
melaksanakannya sesuai dengan standard teknis yang berlaku.

Pasal 2
Gambar-Gambar
1. Gambar-gambar perencana tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua accessories dan
fixture secara terpirinci. Semua baguian diatas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan
secara spesifik harus disediakan dan dipasang oleh Kontraktor Pelaksana sehingga sistem
dapat bekerja dengan baik.

2. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan instalalasi.
Sedang pemasangan harus dikerjakan denan memperhatikan kondisi dari proyek. Gambargambar Arsitektur dan struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk Kontraktor
Pelaksana dan detail finishing dari proyek.

Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor

Pelaksana harus mengajukan gambar-gambar kerja dan detail (working drawing) yang harus
diajukan kepada Konsultan Supervisi untuk mendapatkan persetujuan. Setiap shop drawing
yang diajukan Kontraktor Pelaksana untuk disetujui Konsultan Supervisi dianggap bahwa

66

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Kontraktor Pelaksana telah mempelajari situasi dan telah berkonsultasi dengan pekerjaan
instalasi lainnya.
3. Kontraktor Pelaksana harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaianpenyesuaian pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut harus dituangkan
dalam satu set lengkap gambar (kalkir) dan lima set lengkap blue print sebagai gambargambar sesuai pelaksanaan (as built drawings). As built drawings harus diserahkan kepada
Konsulatan Supervisi segera setelah pekerjaan selesai 100 %.

Pasal 3
Koordinasi

Kontraktor Pelaksana pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus bekerja sama
dengan Kontraktor Pelaksana bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan
dengan lancar sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Koordinasi yang baik perlu diadakan
untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.

Pasal 4
Daftar Bahan Dan Contoh

1. Dalam waktu tidak lebih dari 14 (empat belas) hari setelah Kontraktor Pelaksana menerima
pemberitahuan meneruskan pekerjaan, kecuali apabila ditunjuk lain oleh Konsultan
Supervisi, Kontraktor Pelaksana diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang
akan digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang didalamnyatercantum namanama dan alamat manufacture, katalog dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu
oleh Konsulatan Supervisi . Persetujuan oleh Konsultan Supervisi akan diberikan atas dasar
di atas. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang
kepada Konsultan Supervisi . Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan
pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan Kontraktor Pelaksana . Bahanbahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam spesifikasi teknis ini
dan harus dalam keadaan barn. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh tenaga kerja yang ahli
dibidangnya masing-masing.

67

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

2. Kontraktor Pelaksana diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/ kapasitas
peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keragu-raguan, Kontraktor
Pelaksana , harus segera menghubungi Konsultan Supervisi untuk berkonsultasi.
3. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang sebelumnya tidak
dikonsultasikan dengan Konsultan Supervisi , apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut
menjadi beban tanggung jawab Kontraktor Pelaksana . Untuk itu pemeliharaan equipment
dan material harus mendapatkan persetujuan dari Konsulian Supervisi .

Pasal 5
Commision Dan Testing

1. Kontraktor Pelaksana pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuranpengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi yang
dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan persyaratan yang
berlaku.

2. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Kontraktor Pelaksana . Hal ini termasuk pula peralatan khusus
yang diperlukan untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik, juga harus
disediakan oleh Kontraktor Pelaksana .

Pasal 6
Peralatan yang disebut Dengan Merk Dan Penggantinya

1. Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain yang disebut dan


dipersyaratkan dengan nama dan dipersyaratkan ini, maka Kontraktor Pelaksana wajib
menyediakan sesuai dengan peralatan/merk tersebut diatas.

2. Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan-ketentuan dari Konsultan


Supervisi.

68

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 7
Perlindungan Pemilik

Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor, Pemilik dijamin dan
dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.
Pasal 8
Contoh

Kontraktor harus menyerahkan contoh/brosur dari bahan-bahan/material yang akan dipasang


disini untuk dimintakan persetujuan Konsultan Supervisi . Semua biaya berkenaan dengan
penyerahan dan pengambilan contoh-contoh ini menjadi tanggungan Kontraktor Pelaksana.

Pasal 9
Pengetesan

Kontraktor Pelaksana harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh Konsultan Supervisi.
Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut, merupakan
tanggungjawab Kontraktor Pelaksana .

Pasal 10
Pengujian

Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini sudah dikirim dan dipasang
dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik, Kontraktor harus
melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan-peralatan yang terpasang, dan jika
sudah ditest dan temyata memenuhi fungsi-fungsinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan peralatannya dapat diserahkan kepada pemilik
dengan dilampirkan berita acara test lapangan yang disetujui Konsultan Supervisi.

69

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 11
Masa Garansi dan Serah Terima Pekerjaan

1. Peralatan-peralatan instalasi harus digaransikan selama satu tahun terhitung dari penyerahan
kedua. Selama masa garansi, Kontraktor Pelaksana pekerjaan instalasi ini diwajibkan untuk
mengatasi segala kerusakan- kerusakan dari pada instalasi yang dipasangnya tanpa ada biaya
tambahan. Selama masa garansi tersebut, Kontraktor Pelaksana pekerjaan instalasi ini masih
harus menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan yang dapat dihubungi setiap saat.

2. Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-bukti
hasil pemeriksaan atas instalasi, dengan pemyataan baik yang ditandata- ngani bersama oleh
instalatur yang melaksanakan pekerjaan tersebut dan Konsultan Supervisi lapangan serta
dilampirkan sertifikat pengujian yang sudah disahkan oleh Badan Instansi yang berwenang.

3. Jika pada masa garansi tersebut, Kontraktor Pelaksana pekerjaan instalasi tidak
melaksanakan atau tidak memenuhi teguran-teguran atas perbaikan, penggantian, kekurangan
selama masa garansi, maka Konsultan Supervisi lapangan berhak menyerahkan pekerjaan
perbaikan/kekurangan tersebut pada pihak lain atas biaya dari Kontraktor Pelaksana yang
melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut.

4. Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Kontraktor Pelaksana harus mengadakan


semacam pendidikan dan latihan selama periode tersebut kepada 3 (tiga) orang calon
operator untuk setiap pekerjaan yang ditunjuk oleh pemberi tugas (customer). Training
tentang operasi dan perawatan tersebut harus lengkap dengan 5 (lima) set operating
maintenance and repair manual books, sehingga para petugas/operator dapat mengoperasikan
dan melaksanakan pemeliharaan.

70

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 12
Laporan

1. Laporan Harian
Kontraktor Pelaksana wajib membuat "Laporan Harian" dan "Laporan Mingguan" yang
memberikan gambaran dari kegiatan- kegiatan yang dilakukan di lapangan secara jelas.
Laporan tersebut dibuat dalam rangka 3 (tiga) meliputi:
1. Kegiatan Fisik.
2. Catalan dan perintah Konsultan Supervisi yang disampaikan baik secara lisan maupun
tertulis.
3. Hal-hal yang menyangkut masalah :
-

Material (masuk/ditolak)

Jumlah tenaga kerja

Keadaan cuaca

Pekerjaan tambah / kurang.

Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan tersebut berisi ikhtisar
dan catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan minggu depan.
Laporan ini harus ditandatangani oleh Manager Proyek dan diserahkan pada Konsultan
Supervisi untuk diketahui/disetujui.

2. Laporan Pengetesan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Supervisi dalam rangkap 5 (lima)
mengenai hal-hal sebagai berikut :
1. Hasil pengetesan kabel-kabel (meger dan pemberian tegangan).
2. Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
3. Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.
Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan Supervisi
pekerjaan ini.

71

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 13
Penanggung Jawab Pelaksana

1. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Kontraktor Pelaksana harus menempatkan


seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman dan harus selalu
berada di lapangan/site, yang bertindak selaku wakil dari Kontraktor Pelaksana dan
mempunyai kemampuan memberikan keputusan teknis, dan bertanggung jawab penuh dalam
menerima segala instruksi-instmksi dari Konsultan Supervisi.

2. Penanggung jawab tersebut harus berada ditempat pekerjaan selama jam kerja dan pada saat
diperlukan dalam pelaksanaan, atau pada pada saat yang dikehendaki ohh Konsultan
Supervisi petunjuk, dan perintah pengawas di dalam pelaksanaan harus disampaikan
langsung kepada pihak Pembomg melalui penanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

Pasal 14
Perubahan , Penambahan Dan Pengurangan Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari gambar-gambar rencana yang disesuaikan dengan
kondisi di lapangan harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Konsultan Supervisi. Dalam
merubah gambar rencana lersebut, Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan gambar perubahan
yang dimaksud Konsultan Supervisi pengawas lapangan dalam rangkap lima untuk disetujui.
Pengaduan dan perubahan material, gambar rencana dan lain sebagainya, harus diajukan oleh
Kontraktor Pelaksana kepada Konsultan Supervisi secara tertulis. Perubahan-perubahan material
dan gambar rencana yang mengakibatkan pekerjaan tambah kurang harus disetujui secara tertulis
oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 15
Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran

1. Kontraktor Pelaksana tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang dilakukan dalam rangka
pemasangan instalasi ini maupun pengembaliannya seperti keadaan semula adalah termasuk
pekerjaan Kontraktor Pelaksana instalasi ini.

72

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

2. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis dari Konsultan
Supervisi. Pengelasan, pemgeboran dan sebagainya pada konstruksi bangunan hanya dapat
dilaksanakan setelah memperoleh izin/persetujuan tertulis dari Konsultan Supervisi.

Pasal 16
Pekerjaan Listrik

Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah selumh sistem listrik secara
lengkap, sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan sempuma dan aman. Pekerjaan tersebut
harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahan pertama (serah terima pekerjaan pertama),
instalasi pekerjaan tersebut sudah dapat dipergunakan pemilik.

Pasal 17
Pemeriksaan Routines
Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan pemeliharaan dan pemeriksaan
routine. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan routine tersebut, harus dilaksanakan tidak
kurang dari dua minggu sekali.

B.

Persyaratan Teknik Khusus Sistem Elektrikal

Pasal 1
Umum

Pekerjaan sistem elektrikal meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja,
pemasangan , pengujian perbaikan selama masa pemeliharaan dan training bagi calon operator,
sehingga seluruh sistem elektrikal dapat beroperasi dengan baik dan benar.

Pasal 2
Lingkup Pekerjaan

1. Pengadaan dan pemasangan dan penyambungan instalasi kabel utama dari panel distribusi
menuju ke ruang panel disetiap lantai, lengkap dengan seluruh instalasinya termasuk
73

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

armature, saklar dan stop kontak. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai type
dan ukuran kabel tegangan rendah sesuai dengan gambar rencana.

2. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan panel-panel tegangan rendah dan panel


kapasitor sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan instalasi penerangan dan stop kontak,
meliputi:
a. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armatur lampu dan jenis lampu sesuai
gambar rencana.
b. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis stop kontak biasa, stop kontak daya dan
stop kontak khusus.
c. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar, grid switch dan saklar tukar.
d. Pengadaan dan pemasangan berbagai cable ladder, cable tray dan cable trunking.
e. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan pipa instalasi pelindung kabel serta
berbagai accessories lainnya seperti : box untuk saklar dan stop kontak, junction box,
fleksibel conduit, bends/elbows, socket dan lain-lain.
f. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel instalasi penerangan dan stop
kontak.

3. Pekerjaan sistem penerangan luar (Outdoor Lighting)


a. Pengadaan dan pemasangan lampu penerangan luar lengkap dengan tiang, pondasi,
armature dan accessories lainnya.
b. Pengadaan dan pemasangan lampu jalan lengkap dengan tiang, pondasi, armature dan
accessories lainnya.
c. Pengadaan dan penerangan lampu facade lengkap dengan tiang armature dan
accessories lainnya.
d. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan luar lengkap dengan conduit,
pelindung kabel dan accessories lainnya.

4. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem pentanahan lengkap dengan box kontrol,
elektroda pentanahan dan accessories lainnya. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan
sistem penangkal petir lengkap dengan accessories lainnya. Pengadaan, pemasangan
74

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar dapat beroperasi dengan baik (seperti
pekerjaan bak kontrol, kabel rack, support equipment dan accessories lainnya. Setiap
pekerjaan yang disebut pada spesifikasi tapi tidak ditunjukkan pada gambar atau sebaliknya,
harus dilengkapi dan dipasang.

Pasal 3
Standar-Standar
Sebagai dasar perencanaan mengikuti standard dan peraturan yang berlaku :
a. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) edisi tahun 2000.
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tahun 1978 tentang Peraturan Instalasi Listrik (PIL) dan
tentang Syarat-syarat Penyambungan Listrik (SPL).
c. Standard Industri Indonesia (SII) dan Standard Nasional Indonesia (SNI).
d. Standard PLN dalam wilayah daerah setempat.
e. Keputusan Dirjen Cipta Karya DPU dan SNI tentang standard penerangan buatan.
f. Petunjuk pengajuan rencana instalasi dan pelengkapan bangunan.
g. Standard negara lain yang berlaku di Indonesia seperti : IEC, VDE, DIN, NEMA, JIS,
NFPA, dan lain-lain.

Pasal 4
Pekerjaan Terkait
Referensi bagi pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan ini adalah :
a. Penerangan dan stop kontak serta sistem pembumian
b. Daftar merk/produk material

75

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 5
Gambar-Gambar Kerja Dan Petunjuk Instalasi
a. Kontraktor Pelaksana harus mengirimkan, sebelum instalasi di pasang hal-hal sbb :
1. Gambar kerja (Shop Drawing) yang menunjukkan secara detail tentang pemasangan
(instalasi) peralatan-peralatan serta hubungan-hubungannya dengan pekerjaan lain.
2. Gambar-gambar kerja yang menunjukkan posisi-posisi elevasi, pengkabelan serta detaildetail pemasangan peralatan pada posisinya atau pada mangannya.
3. Prosedur pemasangan yang disarankan oleh pabrik pembuat peralatan.
4. Brosur-brosur/katalog yang lengkap tentang ukuran-ukuran peralatan (mesin-mesin)
berat, cara-cara pemasangan dan persyaratannya, serta wiring diagram dari peralatanperalatan utama.
b. Kontraktor Pelaksana juga diharuskan membuat gambar kerja pada bagian-bagian tertentu
yang dianggap perlu dan ditunjukkan oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 6
Gambar Instalasi Terpasang Dan Petunjuk Operasi
1. Kontraktor Pelaksana diharuskan membuat dan menyerahkan gambar- gambar instalasi
terpasang (As Built Drawing) yang telah disetujui Konsultan Supervisi, kepada Pemberi
tugas sebanyak 3 set yang terdiri dari 1 set transparent dan 2 set cetak bim. Bila pekerjaan
telah selesai dan paling lambat 30 hari kalender setelah serah terima pertama.
2. Kontraktor Pelaksana juga harus menyerahkan 3 set buku yang berisi petunjuk operasi dan
perawatan dari selumh instalasi, dan peralatan kepada Pemberi tugas paling lambat 30 hari
kalender setelah serah terima pertama.
3. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab untuk mendidik operator yang ditunjuk Pemberi
tugas, sampai yang bersangkutan terbukti sanggup menjalankan/ mengoperasikan seluruh
sistem dengan baik.

76

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 7
Masa Pemeliharaan Dan Garansi
1. Setelah serah terima kedua Kontraktor Pelaksana/Supplier harus memberikan garansi
terhadap peralatan-peralatan yang dipasang serta mengadakan service / pemeliharaan selama
masa yang ditentukan yaitu:
a. Garansi selama 1 tahun
b. Pemeliharaan selama 6 bulan.
c. Selama masa pemeliharaan Kontraktor Pelaksana diwajibkan :
2. Menyelesaikan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan pekerjaan. Memelihara dan
merawat peralatan yang dipasang secara berkala sesuai dengan persyaratan pabrik.
3. Melatih operator yang ditugaskan oleh Pemberi Tugas, sehingga petugas tersebut mahir
dalam menjalankan dan merawat peralatan-peralatan yang dipasang.

Pasal 7
Pendidikan Dan Latihan
Kepada tiga orang yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas tentang operasi dan perawatan lengkap
dengan 3 copy operating/maintenance dan repair manual, segala sesuatunya atas biaya
Kontraktor Pelaksana.

Pasal 8
Persyaratan Bahan Dan Material
a. Umum
1. Semua material yang disupply dan dipasang oleh Kontraktor Pelaksana harus baru dan
material tersebut harus cocok untuk dipasang di daerah tropis.
2. Material-material haruslah dari produk dengan kualitas baik dan dari produksi yang
terbaru. Untuk material-material yang disebut dibawah ini, maka Pemilik harus menjamin
bahwa barang tersebut adalah baik dan baru dengan jalan menunjukkan surat order
pengiriman dari dealer/agen/pabrik.
77

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

a. Peralatan panel

: switch, circuit breaker, meter dan kontaktor serta relay protection.

b. Peralatan lampu

: Armature, bola lampu, ballast, dan

kapasitor.

c. Peralatan instalasi : Stop kontak, saklar, junction box, dan lain-lain.


d. Kabel.
b. Daftar Material
1. Untuk semua material yang ditawarkan, maka Kontraktor Pelaksana wajib mengisi daftar
material yang menyebutkan : merk, type, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang
dilampirkan pada waktu tender.
2. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa barangbarang produksi.
c. Penyebutan Merk/Produk Pabrik
1. Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk tertentu
atau kelas mutu (quality performance) dari material atau komponen tertentu terutama
untuk material-material Listrik utama, maka Kontraktor Pelaksana wajib melakukan
didalam penawarannya material yang dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu.
2. Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang disebutkan pada tabel
material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor Pelaksana, yang diakibatkan oleh sesuatu
alasan yang kuat dan dapat diterima Pemilik, Direksi Lapangan dan Perencana, maka
dapat dipikirkan penggantian merk/type yang setara
d. Daftar Merk/Produk Material
1. Panel TR

: EGA, TSA, Simetri, Sier, Guna Era, Altrak.

2. -Kabel TR

: Kabel indo, Kabel Metal, Supreme, IKI Sumindo.

-Kabel TR-FRC

: Radox, Kabel Metal Eicuflamex, Pyrotenax, Sumitomo, Fuji,


Nelson, Pirelli.

3. Capasitor Bank : Nokia, Merlin Gerin, ABB, Siemens, AEG, Lifasa.


4. Komponen Panel Tegangan Rendah :
a. ACB, MCCB, MCB : ABB, Siemens, Merlin Gerin, AEG, itsubishi.
78

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

b. Diazed Fuse

: AEG, Siemens, ABB, Mitsubishi, MG.

c. Trafo Arus

: AEG, Siemens, ABB, Mitsubishi, SEG, MG.

d. Peralatan Meter :
-

Volmeter

: AEG, Siemens, ABB, Mitsubishi, MG.

Ampermeter

: AEG, Siemens, ABB, Mitsubishi, MG.

CosQ-meter

: AEG, Siemens, ABB, Mitsubishi, MG.

Frekwensi Meter

Relay-relay pengaman :

AEG, Siemens, ABB, Mitsubishi, MG.


Telemecanique, Omron, Siemens, AEG, SEG.

e. Timer switch dilengkapi back-up power battery atau spring kapasitas min. 72
hours : Legrand, Siemens, Theben.
f. Peralatan Accessories

: Ex Eropa, Japan.

g. Surge arrester/Lightning Arrester

OBO Better-man, Dehn.

5. Komponen Lampu :
a. Tube lamp

: Phillips, General Electric (GE), Osram, National.

b. Capacitor

: Phillips, Notocon, National,

Siemens, Bosch.

c. Ballast Type Low Loss : Phillips, ATCO (Low Loss).


d. Fitting

: Phillips, BJB, Vosloh.

E. Starter

: Phillips, BJB, Vosloh.

6. Stop Kontak/Switch : MK,Clipsal, Legrand, ABB, Berker, National


7. Conduit Instalasi

: EGA, Clipsal.

8. Armature Lampu TL : Phillips, Artolite, Spectra, Siemens, Lucolite.


9. Armature Lampu Down Light
10. Lampu Exit Battery

: Artolite, Lucolite, Siemens, Spectra.

: Menvier, PNE, Maxspid.

11. Lampu Emergency + Battery : Menvier, PNE, Maxspid.


12. Rak Kabel
13. Grounding System

: Nobi, Dhemar, Three stars, Interack, Metosu.


: Cadweld, Poly Phase, Term oweld, Ex-Local
dengan conductivity Cu > 99,9.
79

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

14. Fire Resistance kabe : Radox, Eicuflamex, Wilson, Fuji, Pirelli.

C.

Panel Tegangan Rendah

Pasal 1
Persyaratan Bahan Dan Material
Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan perbaikan
selama masa pemeliharaan, ijin-ijin, tenaga teknisi dan tenaga ahli. Dalam lingkup ini termasuk
seluruh pekerjaan yang tertera di dalam gambar dan spesifikasi teknis ini maupun tambahantambahan lainnya.

Pasal 2
Persyaratan Bahan Dan Material
1. Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada seperti
yang ditunjukkan dalam gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi pada 220/380
V, 3 phase, 4 kawat, 50 Hz dan Solidly Grounded dan harus dibuat mengikuti standard IEC,
VDE/DIN, BS, NEMA dan sebagainya.
2. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah tipe tertutup (Metal enclosed), free standing
untuk pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan semua komponen-komponen yang ada :
a.

Panel Genset

b.

LVMDP

c.

LV-SDP

3. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah type tertutup (metal enclosed). Wall mounting
untuk pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan semua komponen-komponen yang ada :
a.

Panel-panel pencahayaan dan stop kontak

b.

Panel-panel daya plumbing

c.

Panel-panel daya air conditioning

d.

Panel-panel lain.

4. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah type tertutup (metal enclosed} untuk pasangan
luar (Outdoor Use) lengkap dengan semua komponen-komponen yang ada :
a.

LP-OL (semua yang tercantum dalam gambar rencana).


80

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

5. Panel-panel lainnya yang tidak tertulis di dalam spesifikasi teknis ini, tetapi tercantum dalam
mgambar rencana.

Pasal 3
Karakteristik Panel

a. Tegangan kerja

: 400 volt

b. Tegangan uji

: 3.000 volt

c. Tegangan uji impulse : 20.000 volt


d. Frekwensi

: 50 Hz

Pasal 4
Konstruksi Panel
1. Switchgear tegangan rendah harus dapat dioperasikan dengan aman oleh petugas, misalnya
seperti pengoperasian sakelar daya (MCCB), pemutus tenaga (CB), pemasangan kembali
indikator-indikator, pengecekan tegangan, pengecekan gangguan dan sebagainya.
2. Switchgear tegangan rendah terdiri dari lemari-lemari yang digunakan untuk pemasangan
peralatan-peralatan atau penyambungan-penyambungan. Setiap lemari hanya dapat dibuka
bila semua peralatan bertegangan dalam lemari tersebut telah off /mati.
3. Peralatan yang merupakan bagian dari sistem pengamanan/interiock harus dibuat sedemikian
rupa, sehingga tidak mungkin terjadi kecelakaan akibat kesalahan-kesalahan operasi yang
dibuat oleh petugas.
4. Panel/kubikel dibuat dari pelat baja tebal tidak kurang dari 2,00 mm dan diberi penguat besi
siku atau besi kanal dengan ukuran standard, sehingga dapat dipertukarkan dan diperluas
dengan mudah dan masing-masing terpisah satu sama lain dengan alat pemisah.
5. Tiap kubikel terdiri dari bagian sebagai berikut :
a. Ruangan busbar disebelah atas dilengkapi dengan penutup yang dapat dilepaskan dengan
baut setelah switchgear dimatikan.
b. Ruangan peralatan dilengkapi dengan pintu di sebelah muka, yang dihubungkan dengan
sebuah handel pembuka peralatan sedemikian rupa, sehingga hanya dapat dibuka bila
81

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

bagian dalam ruangan tersebut telah off/mati.


c. Letak engsel maupun handel dan kunci dari pintu harus disesuaikan ketinggiannya.
6. Finishing dari panel harus dilaksanakan sebagai berikut:
a. Semua mur dan baut harus tahan karat, dilapisi Cadmium
b. Semua bagian dari baja harus bersih dan sandlasted setelah pengelasan, kemudian
secepatnya harus dilindungi terhadap karat dengan cara galvanisasi atau "Chromium
Plating" atau dengan "Zinc Chromate Primer".
c. Pengecatan finish dilakukan dengan empat lapis cat oven wama abu-abu atau wama lain
yang disetujui Direksi.
7. Circuit Breaker untuk penerangan boleh menggunakan Mini Circuit Breaker (MCB) dengan
breaking capacity minimal 8 -10 KA simetris.
8. Circuit Breaker lainnya harus dari type Moulded Case Circuits Breaker (MCCB) atau No
Fuse Breaker (NFB), sesuai dengan yang diberikan pada gambar rencana dengan breaking
capacity seperti ditunjukkan dalam gambar rencana.
9. Circuit Breaker harus dari type automatic trip dengan kombinasi thermal dan instantaneous
magnetic unit.Main CB dari setiap panel harus dilengkapi dengan shunt trip terminals dan
kabel control harus tahan api.
10. Panel/Cubicle harus dilengkapi dengan Relay pengaman terhadap kesalahan hubungan
ketanah (Earth/GroundFoult Relay), dan kelengkapan Relay pengaman lainnya (Over
Current Relay, Over Voltage Relay dan lain-lain)seperti terdapat pada gambar.
11. Main busbars dalam panel harus dipasang horizontal dibagian bawah/atas dan mempunyai
kemampuan hantar arus kontinu minimal sebesar 1,5 (satu setengah) kali dari rating ampere
frame main pemutus dayanya.
12. Busbars dari bahan tembaga mumi dengan minimum konduktivitas 99,99 .
Busbars harus dicat sesuai code wama dalam PUIL 2000;
a. Phasa

: Merah, kuning, hitam

b. Netral

: Biru

c. Ground

: Hijau - Kuning.

82

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

13. Magnetic Contactor harus dapat bekerja tanpa getaran maupun dengan kumparan contactor
harus sesuai untuk tegangan 220 Volt, 50 HZ dan tahan bekerja kontinu pada 10 tegangan
lebih dan harus pula dapat menutup dengan sempuma pada 85 tegangan nominal. Magnetic
Contactor harus dari Telemekanik dan yang setaraf.
14. Pemberian Tanda Pengenal harus dipasang dan menunjukkan hal-hal berikut:
a. Fungsi peralatan dalam panel
b. Posisi terbuka atau tertutup
c. Arah putaran dari handel pengontrol dari switch
d. Dan lain-lain.
Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak dapat hilang.
15. Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak menunjukkan sertifikat pengujian yang diakui
oleh PLN (LMK):
a. Test kekuatan tegangan impuls
b. Test kenaikan temperatur
c. Test kekuatan hubung singkat
d. Test untuk alat-alat pengaman
e. Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang dimaksud
f. Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-handel
g. Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock
h. Pemeriksaan kontinuitas rangkaian.

D.

Kabel Daya Tegangan Rendah

Pasal 1
Umum
Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan type yang sesuai
dengan gambar rencana (NYY,NYFGBY,FRC,NYM,NYA,06/1 KV) kabel daya tegangan
rendah ini harus sesuai dengan standard SII atau S.P.L.N.

83

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 2
Instalasi Dan Pemasangan Kabel
a. Bahan
1. Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan PUIL
2000/LMK. Semua kabel/ kawat harus baru dan harus jelas ditandai dengan ukurannya,
jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.
2. Semua kawat dengan panampang 6 mm2 keatas haruslah terbuat secara disiplin
(stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil 2,5
mm2 kecuali untuk pemakaian remote control.
3. Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai ialah dari type
a. Untuk instalasi penerangan adalah NYM/NYA dengan conduit Hight Impact PCV.
b. Untuk kabel distribusi NYY, NYFGbY, FRC dan penerangan taman dengan
menggunakan kabel NYFGbY.
c. Untuk kabel-kabel dari diesel genset menuju ke LVMDP menggunakan kabel jenis
NYY.
d. Untuk kabel-kabel dari LVMDP menuju ke panel-panel hydrant, pressurization fan,
panel lift menggunakan kabel jenis FRC.
e. Untuk FRC digunakan merk : Radox, Eicuflamex, Wilson, Fuji, Pirelli.Pyrotenax.
4. Semua kabel NYY yang ditanam didalam perkerasan (tembok, jalan, beton, ail) harus
berada di dalam conduit Galvanis yang disesuaikan dengan ukurannya.
b. "Splice" / Pencabangan
1. Tidak diperkenankan adanya "Splice" ataupun sambungan-sambungan baik dalam feeder
maupun cabang-cabang, kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa
dicapai (accessible).
2. Sambungan pada kabel circuit cabang harus dibuat secara mekanis dan harus teguh
secara electric, dengan cara-cara "Solderless Connector". Jenis kabel tekanan, jenis
compression atau soldered.
84

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

3. Dalam membuat "Splice" konector harus dihubungkan pada konductor-konduktor dengan


baik, sehingga semua konductor tersambung, tidak ada kabel-kabel telanjang yang
kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
4. Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tempat lainnya harus
mempergunakan connector yang terbuat dari temaga yang diisolasi dengan porselen atau
bakelite ataupun PVC, yang diametemya disesuaikan dengan diameter kabel.
c. Bahan Isolasi
1. Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, tape
sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain harus dari type yang disetujui, untuk
penggunaan, lokasi voltage dan lain-lain tertentu itu harus dipasang memakai cara yang
disetujui menurut anjuran perwakilan Pemerintah dan atau Manufacturer.
2. Semua penyambungan

kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambung yang

khusus untuk itu (misalnya junction box dan lain-lain). Kontraktor Pelaksana harus
memberikan brosur - brosur mengenai cara- cara penyambungan yang dinyatakan oleh
pabrik kepada Perencana.
3. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan wama-wama atau nama-namanya masingmasing, dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah
penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh Konsultan
Supervisi.
4. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-penyambungan
tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan kuat. Penyambungan-penyambungan harus
dan ukuran yang sesuai.
5. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC / protolen
yang khusus untuk listrik.
6. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila periu untuk menjaga nilai isolasi
tertentu.
7. Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misal temperaturtemperatur pengecoran dan semua lobang-lobang udara harus dibuka selama pengecoran.
85

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

8. Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus dilindungi
dengan pipa baja dengan tebal 3 mm atau minimal 2,5 mm.
d. Saluran Penghantar dalam Bangunan
1. Untuk instalasi penerangan di daerah tanpa menggunakan ceiling gantung, saluran
penghantar (conduit) ditanam dalam beton.
2. Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan ceiling gantung saluran
penghantar (conduit) dipasang diatas kabel tray dan diletakkan di atas ceiling dengan
tidak membebani ceiling.
3. Untuk instalasi saluran penghantar diuar bangunan, dipergunakan saluaran beton, kecuali
untuk penerangan taman, dipergunakan pipa galvanized dengan diameter sesuai
standansasi. Saluran beton dilengkapi dengan hand-hole untuk belokan-belokan.
4. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit minimum 5/8"
diametemya. Setiap pencabangan ataupun pengambilan keluar harus menggunakan
junction box yang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan
terminal strip di dalam junction box.
5. Junction box yang terlihat dipakai junction box ex. Jerman Eropa, tutup blank plate
stainless steel, type "star point".
6. Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi dengan
"Socket/lock nut", sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan
lain, maka setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m
harus dimasukkan dalam pipa PVC dan pipa harus diklem ke bangunan pada setiap jarak
50 cm.
e. Pemasangan Kabel dalam Tanah
1. Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 80 cm.
2. Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan batas merah, dan
diberi pasir, ditanam minimal sedalam 80 cm.
3. Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan dilapisi pipa Galvanized.
86

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

4. Kabel-kabel yang menyeberang jalur selokan, dilindungi dengan pipa galvanized atau
pipa beton yang dilapisi dengan pipa PVC type AW, kabel harus berjarak tidak kurang
dari 30 cm dari pipa gas, air dan lain-lain.
5. Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih dari bahanbahan yang dapat merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu, kotoran bahan kimia dan lain
sebagainya. Alas galian (lubang) dilapisi dengan pasir kali setebal 10 cm. Kemudian
kabel diletakkan, diatasnya diberi bata dan akhimya ditutup dengan tanah urug.
6. Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara langsung, harus
mempergunakan peralatan khusus untuk penyambungan kabel dalam tanah.
7. Penanaman dan penyambungan kabel harus diberikan marking yang jelas pada jalur-jalur
penanaman kabelnya. Agar memudahkan didalam pengoperasian, pengurutan kabel dan
menghindari kecelakaan akibat tergali/tercangkul.

Pasal 3
Pengujian Testing
1. Factory Test
a. Pengetesan Individuil
Pengetesan mi dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri dari pengetesan sebagai
berikut:
- Pengetesan ukuran tahanan hantaran
- Pengetesan dielektrik
- Pengukuran loss factor
b. Pengetesan Khusus
Pengetesan ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang akan dipakai. Pengetesan tersebut
terdiri dari test sebagai berikut:
- Test tegangan impuls
- Mekanikal test
- Pengukuran loss factor pada bermacam-macam temperature
- Pengetesan dielektrik
- Pengetesan perambatan (Creep Test)
87

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

2. Site Test
1. Pengetesan setelah penanaman kabel. Setelah kabel ditanam, penyambunganpenyambungan

dan

pemasangan

kotak

akhir,

maka

dilakukan

pengetesan

dielektrik/insulation test.
2. Marking kabel untuk pemasangan kabel di dalam tanah harus jelas dan tidak dapat
dihapus.

E.

Penerangan Dan Kotak Kontak

Pasal 1
Lampu Dan Armature
1. Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang dilukiskan
dalam gambar-gambar elektrikal.
a. Semua armatur lampu harus mempunyai terminal pentanahan (grounding).
b. Semua lampu Fluorescent dan lampu gas discharge lainnya harus dikompensasi dengan
"power factor correction capasitor" yang cukup kuat terhadap kenaikan temperatur dan
beban mekanis dari diffuser itu sendiri.
c. Reflector terutama untuk ruangan office harus memakai bahan tertentu, sehingga
diperoleh derajat pemantulan yang sangat tinggi.
d. Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus cukup besar dan
dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu
kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu itu sendiri.
e. Ventilasi di dalam box harus dibuat dengan sempuma. Kabel-kabel dalam box harus
diberikan saluran atau klem-klemn tersendiri, sehingga tidak menempel pada ballast atau
kapasitor.
f. Box terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,7 mm, dicat dasar tahan karat, kemudian di
finish dengan cat akhir dengan oven wama putih.
g. Box terbuat dari glass - fibre reinforced polyster dengan brass insert harus tahan terhadap
bahan kimia, maupun gas kimia serta cover dari clear polycarbonate harus tahan terhadap
88

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

bahan kimia, maupun gas kimia.


h. Pelat sisi dari armatur lampu tipe Recessed Mounted atau Surface Mounted harus
mempunyai ketebalan minimum 0,7 mm.
i. Ballast harus dari jenis "Low Loss Ballast" dan harus pula dipergunakan single lamp
ballast (satu ballast untuk satu lampu fluorescent).
j. Untuk lampu TL yang di-dimmer, ballast harus dari jenis "High-Frequency Electronic
light regulating ballast", yang dapat men-dimmer lampu-lampu fluorescent TL, dan harus
pula dipergunakan single electronic ballast (satu elektronik ballast untuk satu lampu
fluorescent).
k. Tabung Fluorescent harus dari type TLD, untuk area kantor dan lain-lain. Dengan jenis
wama lampu 54 cool day light, sedangkan untuk area kolam ikan dengan jenis wama
lampu 33
l. Armatur Down Light terdiri dari dudukan dan diffuser, dimana dudukan hrrus dari bahan
aluminium silicon aloy atau dari moulded plastic. Diffuser harus dari bahan gelas susu
atau satin etached opal plastic. Armatur down ligh tersebut harus tahan terhadap bahan
kimia maupun gas kimia.
m. Konstruksi armatur Down Light harus kuat untuk dipasang dengan lampu HPL-N 250 W
maupun PL-9 W/SL-18 W.
n. Lubang-lubang ventilasi harus ada dan ditutup dengan kasa nylon untuk mencegah
masuknya serangga. Diffuser terpasang pada dudukan ulir, tidak boleh dengan memakai
paku sekrup.
o. Skedul Lampu Penerangan, harus mengacu ke gambar rencana dan desain Arsitek.

Pasal 2
Kotak Kontak Biasa
1. Kotak kontak dinding yangdipakai adalah Kotak kontak satu phasa, Rating 250 Volt, 13
Ampere, untuk pemasangan di dinding.
2. Kotak kontak 1 (satu) phasa dilengkapi dengan saklar dan pilot lamp untuk pemasangan rata
dengan dinding dengan rating 250 volt, 13 Ampere.
89

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

3. Bahan dari Cover Plate.


4. Kotak kontak yang dipakai adalah Kotak kontak satu phasa untuk pemasangan rata dinding
dengan ketinggian 30 cm/80 cm di atas lantai dan harus mempunyai terminal phasa, netral
dan pentanahan. Harus di pasang mengikuti item e.

Pasal 3
Kotak Kontak Khusus
Kotak kontak khusus yang dipakai adalah Kotak kontak tiga phasa dan harus mempunyai
terminal phasa, netral dan pentanahan . Rating 3 Phasa, 415 Volt, 16 A, 32 A dan 63 A yang
dilengkapi MCB dan switch.

Pasal 4
Saklar Dinding
Saklar harus dari tipe untuk pasangan rata dinding, tipe rocker, dengan rating 250 Volt 10
ampere dari tipe single gang, double gangs atau multiple gangs (grid switches), saklar hotel
single gang atau double gangs dipasang dengan ketinggian 1,20 m atau ditentukan lain.

Pasal 5
Isolating Switches
1. Isolating switches harus dipasang pada dinding dan dilengkapi dengan indicating lamp.
Rating isolating switch harus lebih tinggi dari rating MCB / MCCB pada feeder di panelnya.
Rating tegangan adalah untuk 1 fasa 250 Volt, fasa 415 Volt.
2. Switches harus dipasang pada box mengikuti item g.

Pasal 6
Box Untuk Saklar Dan Kotak Kontak
1. Box harus dari bahan baja atau moulded plastic dengan kedalaman tidak kurang dari 35 mm.
2. Kotak dari metal harus mempunyai terminal pentanahan saklar atau Kotak kontak dinding
terpasang pada box harus menggunakan baut, pemasangan dengan cara yang mengembang
tidak diperbolehkan.
90

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 7
Kabel Instalasi
1. Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi Kotak kontak harus kabel inti
tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA, NYM, NYY).
2. Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm2 kode wama insulasi kabel harus
mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut:
a. Fasa R

: merah

b. Fasa S

: kuning

c. Fasa T

: hitam

d. Netral

: biru

e. Grounding : hijau/kuning

Pasal 8
Pipa Instalasi Pelindung Kabel
1. Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah pipa PVC kelas AW atau GIP.
Pipa, elbow, socket, junction box, clamp dan accessories lainnya harus sesuai yang satu
dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari diameter 19 - 25 mm.
2. Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung Qunction box)
dan armature lampu.
3. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan Kotak kontak dengan pipa PVC khusus
untuk power high impact conduit-heavy gange, minimum diameter 19 - 25 mm.
4. Seluruh instalasi rigid conduit dilengkapi dengan coupling spacer bar saddle, adaptor female
and male thread, male and female bushe, locknut dan perlengkapan lainnya.
5. Conduite khusus harus harus digunakan type Explosion Proof, Class IP - 65.

91

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 9
Rak Kabel
Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis cable ladder yang terbuat
dari plat Mild Steel dengan finishing Hot Dip Galvanis dilapisi oleh Zink Eromate harus tahan
terhadap bahan kimia dan gas kimia.

Pasal 10
Testing / Pengujian
Testing dilakukan dengan disaksikan oleh pengawas lapangan yang disahkan oleh lembaga yang
berwenang pengujian meliputi :
a. Test ketahanan isolasi
b. Test kekuatan tegangan impuls
c. Test kenaikan temperatur
d. Continuity test.

F.

Sistem Pembumian

Pasal 1
Power House Building
1. Seluruh bagian-bagian besi dalam bangunan harus diketanahkan secara baik, dengan cara
menghubungkannya kepada rel/copper plate pembumian yang telah tersedia di power house
yaitu semua frame besi, pintu besi, tangki minyak, panel-panel, housing generator, housing
transfbrmator, housing dari peralatan metal lainnya.
2. Hubungan antara bagian yang tetap dan yang bergerak (pintu-pintu) dilakukan dengan pita
tembaga fleksibel, yang harus dilindungi dari gangguan mekanis.
3. Semua sambungan-sambungan pada sistem pentanahan harus dilakukan dengan baut dari
campuran tembaga. Electroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 1" dan harus
ditanam minimal sedalam 6 m , sehingga dapat dicapai tahanan pembumian maksimal 2
Ohm.
92

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 2
Gedung Gedung Lainya
1. Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan metal (panel-panel, housing peralatan,
cable rack, pintu-pintu besi, tangki-tangki dan lain-lain) harus dihubungkan pada elektroda
pembumian baik secara terpadu atau secara terpisah (individual).
2. Elektroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 1" dan harus ditanam minimal
sedalam 6 m , sehingga dapat dicapai tahanan pembumian maksimal 2 Ohm.
3. Untuk peralatan-peralatan yang terletak di lantai atas, dapat dibuat hubungan pembumian
terpadu, yaitu dengan mengikuti standard-standard yang berlaku dalam PUIL 2000.
4. Ketentuan-ketentuan yang harus diikut antara lain sebagai berikut:
Penampang Konduktor

Penampang Konduktor

daya yang digunakan

pembumian

(mm2)

(mm2)

< = 10 mm2

6 mm2

16 mm2

10 mm2

35 mm2

16 mm2

70 mm2

50 mm2

120 mm2

70 mm2

> = 150 mm2

95 mm2

93

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

G.

Instalasi Air Conditioners ( AC )

Pasal 1
Material

1. Material utama pada pekerjaan ini adalah AC Central untuk pengkondisian udara ruang
simpan pada lantai 4,5,6 dengan pendukung Air Handling Unit (AHU) dan Chiller

2. Material pendukung untuk pengkondisian udara dengan sistem AC Split adalah Merk
Panasonic, atau yang setara dengannya dengan Remote Control serta material penunjang
berupa pipa PVC ukuran Diameter 2 klem, penumpu. Out Door Unit yang dipasang di
bagian luar bangunan/ruangan diberi penyangga besi siku yang mnempel pada dinding luar
atau dengan cara diletakan di lantai yang diberi bantalan. In door unit dipasang dalam
ruangan pada posisi yang dapat menghasilkan pendinginan udara optimal keseluruh bagian
ruang kecuali ditentukan lain dalam Gambar Bestek. Untuk pipa air kondensi, pipa Freon
dipasang secara tertanam/menembus pada dinding sesuai Gambar Bestek. Instalasi AC yang
telah dipasang tidak boleh dibongkar kembali kecuali ditentukan lain oleh Konsultan
Supervisi.

H.

Instalasi Anti Petir

Pasal 1
Spesifikasi

1. Material yang dipakai adalah Penangkal Petir Konvensional (Tongkat Franklin).

2. Ujung tongkat penangkap petir dipasang dalam jarak minimal 5 m atau sesuai dengan
Gambar Bestek.

3. Dipasang 2 buah spitzen pada atap bangunan dengan saluran turun kebawah (down
conductor) menggunakan kabel BC 50 mm2.

94

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

4. Saluran untuk down conductor dipasang pada klem penyangga seperti gambar rancangan
pelaksanaan dengan jarak klem 50 cm antara satu dengan yang lain.
5. Kabel konduktor yang turun melalui ruang dimana terdapat aktifitas manusia harus dilindungi
dengan pembungkus pipa PVC diameter 1 dan diklem sendiri pada pipa pelindung tersebut
agar tidak membebani kabel down konduktor.

6. Pada tempat dimana dipasang pipa pertanahan (ground rod) ditancapkan, harus dibuatkan bak
control dengan ukuran sesuai dengan rancangan Kontraktor Pelaksana, bak control harus
dibuat diluar lantai bangunan.

2. Saluran BC dari bak control ke tepi bangunan harus dilindungi dengan pipa galvanis
diameter , bak control tersebut harus diberi tutup.

3. Saluran BC yang dipasang vertikal pada tembok bagian tepi luar bangunan harus dilindungi
dengan pipa PVC 1 setinggi 2,50 meter dari lantai. Saluran BC untuk down conductor
ditarik sepanjang kolom beton bangunan dengan cara ditanam pada plesteran beton dengan
dilindungi pipa PVC AW 1, saluran ini tidak boleh ada sambungan dalam pipa.

4. Saluran BC untuk seluruh system pertanahan ini tidak diperbolehkan ada sambungan pada
tempat yang tidak semestinya.

5. Electroda tanah menggunakan elektroda pipa dengan pipa galvanis 1/1/2 dengan kawat BC
50 mm2 minimal sedalam 6 m atau harus mencapai titik air.

6. Besarnya tahanan sebar elektroda tanah tersebut tidak boleh lebih dari 2 Ohm.

95

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

BAB XVII
PEKERJAAN MEKANIKAL

A.

Pekerjaan Plumbing

Pasal 1
Umum
a. Lingkup Pekerjaan
1. Spesifikasi ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan , sebagaimana yang
ditunjukan pad Gambar Bestek yang terdiri dari, tetapi tidak terbatas pada :
a. Pengadaan dan pemasangan pompa-pompa air bersih.
b. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi air bersih, air kotor, dan air bekas sesuai
Gambar Bestek dan spesifikasi, termasuk penyambungan pipa PDAM dari meter air
ke Ground Water Resevoir.
c. Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi seluruh peralatan
Plumbing.
d. Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi plumbing yang terpasang kecuali
sanitary.
e. Mengadakan masa pemeliharaan selama waktu yang ditentukan oleh Owner.
f. Pembuatan Shop Drawing bagi instalasi yang akan dipasang dan pembuatan As Built
Drawing bagi instalasi yang telah terpasang.

b. Koordinasi
a. Adalah bukan tujuan dari spesifikasi ini, ataupun gambar rencana untuk menunjukan
secara detail berbagai item pekerjaan dari peralatan-peralatan dan penyambunganpenyambungan.
b. Gambar-gambar rencana menunjukan tata letak secara umum dari peralatan,
pemipaan cabinet dan lain-lain.
c. Kontraktor Pelaksana harus memodifikasi tata letak tersebut sebagaimana yang
dibutuhkan untuk mendapatkan pemasangan-pemasangan yang sempurna sesuai
dengan rencana pekerjaan Arsitek dari peralatanp-peralatan tersebut. Modifikasi yang
dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
96

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

d. Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, tapi tidak ditunjukan dalam
Gambar Bestek atau sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang seperti pekerjaan lain
yang disebut oleh spesifikasi teknis dan ditunjukan dalam Gambar Bestek.
c. Kualifikasi Pekerjaan
a. Untuk pemasangan dan pengetesan pekerjaan ini harus dilakukan oleh pekerja dan
supervisor yang benar-benar ahli dan berpengalaman.
b. Konsultan Supervisi dapat menolak atau menunda pelaksanaan suatu pekerjaan, bila
dinilai bahwa Kontraktor Pelaksana tersebut tidak trampil/tidak berpengalaman.
d. Pengajuan - Pengajuan
Pada saat pelaksanaan pekerjaan Kontraktor Pelaksana harus mengajukan :
a. Material list dari seluruh item peralatan yang akan dipasang.
b. Shop Drawing yang menunjukan secara detail pekerjaan-pekerjaan/pemasangan peralatan
dan pemipaan, penyambungan dengan pekerjaan-pekerjaan lain atau pekerjaan-pekerjaan
yang sulit dilaksanakan. Ataupun perubahan-perubahan atau modifikasi yang diusulkan
terhadap Gambar Bestek.
c. Prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik (jika ada) dari peralatan-peralatan
yang akan dipasang. Contoh-contoh material (brosur-brosur untuk peralatan-peralatan
yang besar) dari material/peralatan yang akan dipasang.
e. Review
a. Konsultan supervisi akan memeriksa (mereview) pengajuan-pengajuan dari pemborong
dan memberi komentar atas hal itu.
b. Kontraktor Pelaksana harus memodifikasi/merevisi pengajuan sesuai dengan komentar,
sampai didapat persetujuan dari Konsultan Supervisi.
f. Standard dan Code
Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Bestek, maka pada pekerjaan ini berlaku peraturanperaturan sebagaio berikut :
a. Peraturan pemadam kebakaran.
b. Ketentuan Pencegahan dan Penangulangan kebakaran pada Bangunan Gedung
Departemen PU.
c. National Fire Protection association (NFPA) 13 dan 14
d. Pedoman Plumbing Indonesia.
97

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

h. Gambar Instalasi Terpasang dan Petunjuk Operasi

a. Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan setelah serah terima pertama Kontraktor
Pelaksana wajib menyerahkan gambar-gambar instalasi terpasang sebanyak 3 set cetak
biru dan 1 set transparent, serta 1 set CD.
b. Pemborong juga berkewajiban untuk menyerahkan 3 set petunjuk operasi dan
maintenance dari system yang dipasang dalam bentuk buku dan CD.
i. Bagian Yang berhubungan
Bagian yang berhubungan dengan pekerjaan ini adalah Pemipaan.

Pasal 2
System

a. Air Bersih
1. Air bersih yang didapatkan dari Jet Pump, PDAM dan Sumur Bor ditampung pada suatu
Ground Water Resevoir yang disekat menjadi 2 (dua) kamar.

2. Dari Ground Water Resevoir, air bersih ini dengan menggunakan pompa didistribusikan
ke tangki atap yang ada dilantai atap.

b. Air Bekas/Air Kotor


Pada dasarnya air buangan yang bersal dari toilet seperti floor drain, lavatory (air bekas)
dipisah dengan air kotor yang bersal dari WC dan Urinoir (air kotor). Untuk keperluan ini
digunakan 2 (dua) pipa datar dan 2 (dua) untuk air. Air buangan dialirkan ke saluran luar, air
kotor dialirkan ke Septictank.
c. Air Untuk Fire Hydrant
1. Air untuk Fire Hydrant berasal dari Resevoir Atas dengan Bak Fiber Glass kapasitas
1000 liter yang diteruskan denga gaya gravitasi ke Instalasi pipa Fire Hydrant dari pipa
besi galvanis ukuran diameter 3.
2. Fire Hydrant sendiri adalah dari jenis Hydrandt Box dari merk Fujica atau yang setara
dengannya dan disertai brosur dan spesifikasi teknis yang dikeluarkan pabrik.
98

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

d. Air Hujan
Air hujan yang berasal dari talang-talang beton dan plat atap beton disalurkan dengan pipapipa PVC melalui saf-saf basah langsung kesaluran disekitar bangunan. Air dari saluran
sekeliling bangunan disalurankan kesaluran-saluran utama yang berada pada pinggir jalan
raya.

Pasal 3
Garansi

1. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan untuk instalasi ini
dari pencurian atau kerusakan. Bahan/peralatan yang hilang atau rusak harus diganti oleh
pemborong tanpa biaya tambahan.

2. Kontraktor Pelaksana harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya (skill
Labour) agar dapat memberikan hasil kerja terbaik dan rapi. Sebelum suatu pipa tertutup
(oleh dinding, langit-langit dan lain-lain) harus diuji dan disetujui oleh Konsultan Supervisi
dan wakilnya yang ditunjuk.

3. Kontraktor Pelaksana harus memnberikan garansi tertulis kepada Konsultan supervisi, bahwa
seluruh instalasi penyedian dan distribusi air bersih, instalasi pemadam kebakaran, instalasi
buangan air kotor dan instalasi limbah kimia akan bekerja dengan memuaskan, dan bahwa
Kontraktor Pelaksana akan menaggung semua biaya atas kerusakan-kerusakan/pengantian
yang perlu selama Jangka Waktu 1 Tahun.

4. Sebelum pemasangan instalasi plumbing, fixture-fixture dan peralatan lain, Kontraktor


Pelaksana harus menyerahkan contoh barang-barang yang akan dipasang dan atau brosurbrosurya untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Supervisi.

99

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 4
Training

Kontraktor Pelaksana harus menyiapkan dan menyelenggarakan latihan bagi calon operator yang
akan mengoperasikan dan memelihara system air bersih, aitr kotor dan air hujan. Latihan dapat
dimulai sejak pelaksanaan pemasangan instalasinya dengan persetujuan Konsultan Supervisi.
Pasal 5
Buku Petunjuk

Kontraktor Pelaksana harus membuat dan menyerahkan buku petunjuk (manual), yang meliputi
cara pengeoperasian maupun cara pemeliharaan. Sistem manual tersebut dibuat sebanyak 4 buku
+ 1 CD.

Pasal 6
Test Commissioning

Seluruh sistem plumbing yang telah terpasang harus dilakukan test commissioning sebagaimana
mestinya supaya sistem berjalan sempurna dengan yang diharapkan. Biaya test commissioning
oleh Kontraktor Pelaksana.

100

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

B. Perkerjaan Pemipaan

Pasal 1
Umum
a. Ruang Lingkup
Spesifikasi ini meruapakan persyaratan minimal untuk seluruh pekerjaan pemipaan pada
pekerjaan mekanikal.
b. Standard dan Code
Standard dan peraturan yang berlaku dalam pekerjaan ini antara lain adalah :
- ASTM

: American Society of Testing Material.

- ANSI

: American National Standard Institute.

- BS

: Birmingham Standard.

- JIS

: Japan Industrial Standard.

- SII

: Standard Industri Indonesia.

Pasal 2
Persyaratan Material
a. Galvanized Iron Pipe (GIP)
1. Pipa yang dilapisi seng besi ini digunakan untuk Pipa supply air bersih dan buangan
limbah kimia pada pekerjaan Plumbing

2. Standard ranting yang digunakan adalah BS 1387 tahun 1967 kelas medium.

b. Poly Vinyl Chloride (PVC)


1. Pipa ini digunakan untuk Pipa air kotor dari WC dan Urinoir.
a. Pipa air buangan floor drain, lavatory.
b. Pipa drain dari system tata udara.
c. Pipa vent pada plumbing system.
d. Pipa air hujan.

Standard Ranting yang digunakan PVC ASTM D2665 kelas 10 kg.


101

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

Pasal 3
Persyaratan pemasangan
a. Pipa GIP

1. Untuk pipa diameter 50 mm (2) kebawah digunakan sambungan ulir, sedang pipa
dengan diameter 65 mm (2.1/2) ke atas digunakan sambungan las atau flauge.

2. Pada penyambungan pipa dengan menngunakan flens perlu dilengkapi dengan ring type
gasket untuk manjamin kekuatan sambungan dan terhadap kebocoran.

3. Semua pipa baik yang tampak atau yang ditanam diharuskan diberi lapisan pelindung cat
menie. Pipa yang ditanam ditanah diharuskan dilapisi lagi dengan Bituminuos sheet 2
mm.

4. Khusus untuk pipa yang ditanam dalam tanah perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
a. Pipa ditanam sedalam 60 cm dari permukaan tanah dan pada sambungan pipa diberi
dudukan dari beton untuk menghindari lendutan bila terkena beban mekanis.
b. Disekeliling pipa harus diisi dengan pasir dengan ketebalan 15 cm kemudian diurug
dengan tanah & dipadatkan.

5. Untuk pipa yang tidak berada dalam tanah baik yang terikat maupun tidak, harus diberi
lapisan finishing cat dengan warna .

6. Pipa-pipa diharuskan di test terhadap kebocoran. Pengetesan wajib diketahui dan


disetujui Konsultan Supervisi.

7. Pengetesan yang gagal harus diulang dan biaya pengetesan serta peralatan yang
diperlukan di tanggung Kontraktor Pelaksana.

8. Instalasi pipa harus dilengkapi dengan pengantung pipa, support dengan jarak tertentu
dan memenuhi syarat, sebagaimana yang ditunjukan dalam Gambar Bestek.

102

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

9. Kedalaman pipa yang ditanam didalam tanah harus diperhitungkan terhdap jalur yang
memotong jalan. Pipa yang memotong jalan harus ditanam sampai suatu kedalaman
minimla 1,20 m dari permukaan jalan.

b. Pipa PVC

1.

System sambungan yang dipakai adalah sambungan lem (perekat) untuk 80 mm (3) ke
bawah. Digunakan sambungan las PVC atau rubber ring joint (dengan ring dari karet).

2. Galian pipa-pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman, kemiringan dan elevasi
yang tepat.

3. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa
terletak/tertumpu dengan baik.

4. Pipa yang ditanam dalam tanah harus diberi lapisan pasir kurang lebih 10 cm
disekelilingnya. Pasir adalah pasir urug yang bebas dari batu.

5. Selama pemasangan berkala, Kontraktor Pelaksana harus menutup (Dop) setiap ujung
pipa yang terbuka untuk mencegah masuknya tanah, debu, kotoran dan lain-lain.

6. Semua sambungan/cabang dari pipa pembuangan air kotor (sanitair) harus dibuat dengan
cabang Y, pipa mendatar untuk air kotor dan air hujan mempunyai kemiringan minimal
1% dan maksimal 2%.

7. Pipa-pipa pembuangan air hujan dan bangunan disambungkan kesaluran utama diluar
bangunan dengan bak kontrol (junction box) dari beton.

8. Sleeves untuk mempunyai ukuran yang cukup dengan ketebalan minimal 0,2 cm dan
memberikan kelonggaran kira-kira 1 cm masing-masing sisi diluar pipa atau joint.

9. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa baja.

103

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

10. Semua pipa harus diikatkan/ditetapkan dengan kuat pada pengantung atau angker yang
dipergunakan harus cukup kokoh (rigid).

11. Pipa-pipa tersebut harus ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah tempatnya,
inklinasinya harus tetap, untuk mencegah timbulnya getaran, dan harus sedemikian rupa
sehingga masih memungkinkan konstruksi dan expansi pipa oleh perubahan temperatur.

12. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur (adjustable)
dengan jarak antara tidak lebih dari 3 meter.

13. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan Konstruksi dari pengantung untuk disetujui oleh
Konsultan Supervisi. Pegantung terbuat dari kawat, rantai, strap ataupun perforated strip
tidak boleh digunakan.

14. Pengantung atau penumpu pipa harus disekrupkan (terikat) pada konstruksi bangunan
dengan insert yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau penembokan, atau
dengan baut tembok (Ramset Bolt).

15. Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (Clamp atau Collar) U-Bolt.

16. Penggantung/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang akan tertutup
oeh tembok atau bagian bangunan lainnya harus dilapisi terlebih dahulu dengan cat
menie atau cat penahan karat.

Pasal 4
Pengujian/Pengetesan
a. Pengujian Pipa GIP

Pipa GIP diuji dengan tekanan sebesar 1,5 kali tekanan kerja dan dibiarkan dalam kondisi ini
selama paling kurang 12 jam tanpa mengalami penurunan tekanan. Segala kerusakan akibat
pengetesan ini menjadi beban Kontraktor Pelaksana.

104

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

b. Pengujian Pipa PVC


1. Seluruh system pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang yang dapat ditutup
(plugged) agar seluruh system tersebut dapat diisi dengan air sampai lubang vent
tertinggi.

2. Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut diatas, minimal
selama 1 (satu) jam dan penurunan air selama waktu tersebut tidak lebih dari 10 cm.

3. Apabila dan pada waktu Konsultan Supervisi menginginkan pengujian lain disamping
pengujian diatas, Kontraktor Pelaksana harus melakukan dan menjadi tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana.
c. Pipa Copper (tembaga)
Pipa tembaga harus di uji dengan gas Nitrogen dengan tekanan 1.1/2 kali tekanan kerja
selama 2 jam dan selama itu tidak diperkenankan terjadi kebocoran.

Pasal
Merk Yang Digunakan

1. GIP & Black Steel

: Bakrie, Teso, PPI

2. PVC

: Pralon, Rucika, Polyunggul, Vinilon/Sinar Lucky,


Awe

105

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

BAB XVIII
PEKERJAAN DRAINASE

Pasal 1
Umum

1. Pekerjaan drainase meliputi pembuatan dan pemasangan saluaran terbuka, pembuangan air
kotor, saluran tertutup pembuangan air kotor, dan bangunan drainase lainnya sesuai dengan
arah, kemiringan dan dimensi seperti tercantum pada Gambar Bestek.

2. Semua pekerjaan drainase harus sudah selesai sebelum pekerjaan taman selesai.

Pasal 2
Saluran Terbuka

1. Sebelumnya galian saluran sudah selesai dikerjakan 100% dengan ukuran penampang
saluran sesuai dengan Gambar Bestek.

2. Dibawah dasar saluran dipasang lapisan pasir urug yang dipadatkan.

3. Dinding saluran terbuat dari pasangan batu bata dengan campuran 1 Pc : 2 Ps.

4. Dinding saluran dipasang diatas lantai kerja beton dengan campuran 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr


dengan tebal minimal 5 cm.

5. Dasar saluran adalah beton cor campuran 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr dengan tebal minimal 10 cm.

6. Dinding saluran diplester dengan campuran kedap air yaitu campuran pasir semen 1 pc : 2
Ps.

7. Bagian atas saluran ditutup dengan penutup saluran dari besi plat strip tebal minimal 5 mm
dengan jarak minimal 3 cm yang diperkuat dengan besi siku 50 x50x5 mm.

106

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

8. Pekerjaan saluran harus benar-benar memperhatikan elevasi dasar saluran sehingga ketika
dialiri air, maka air tidak tergenang di dasar saluran.

9. Saluran hanya diperuntukan untuk buangan air hujan dan air bekas.

Pasal 3
Saluran Tertutup

1. Saluran tertutup terbuat dari beton cor atau buis beton dari mutu beton K-250 dengan tebal
cincin minimal 10 cm.

2. Diameter dalam buis beton adalah 30 cm. Diameter luar buis beton adalah 50 cm.

3. Buis beton ditanam dalam tanah dengan kedalaman minimal 40 cm atau sesuai dengan
elevasi saluran terbuka. Buis beton ditempatkan diatas lapisan pasir stabil dengan ketebalan
minimal 10 cm.

4. Pemasangan buis beton harus memperhatikan elevasi kemiringan saluran sehingga air dapat
mengalir dengan lancer.

107

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

BAB XIX
PEKERJAAN SANITARY

Pasal 1
Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan sanitary meliputi semua pekerjaan yang berhubungan dengan peralatan :


a. Pemasangan Closet Duduk.
b. Pemasangan Closet Jongkok.
c. Pemasangan Kran Air.
d. Pemasangan Wastafel
e. Pemasangan Cermin.
f. Pemasangan Urinoir.
g. Pemasangan Floor Drain.

Pasal 2
Material

1. Merk material ditentukan seperti berikut ini atau yang setara denganya :
a. Closet Duduk dan Jongkok

: Merk

b. Kran Air

: Merk

c. Wastafel Keramik

: Merk

d. Urinoir Keramik

: Merk

e. Floor Drain Nikel

: Merk

2. Kontraktor harus mengajukan contoh material dan brosur minimal dua merk yang berbeda
untuk disetujui oleh Konsultan Supervisi.

108

Perencanaan Pembangunan GEDUNG SERBAGUNA POLDA NAD


Satker BRR Pembangunan Infrastruktur Pemerintah NAD
Tahun Anggaran 2008

BAB XX
LAIN - LAIN

Pasal 1

Semua hal yang tidak ditentukan dalam spesifikasi ini akan ditentukan kemudian oleh Konsultan
Perencana dan Owner dan menjadi suatu ketentuan yang mengikat serta harus dilaksanakan oleh
Kontraktor Pelaksana.

109

Anda mungkin juga menyukai