Lintang Selatan
128
Berbatasan dengan laut Seram pada bagian Utara, laut Indonesia dan
laut Arafuru pada bagian Selatan, bagian Timur berbatasan dengan Provinsi
Papua Barat dan bagian Barat berbatasan dengan pulau Sulawesi (Utrecht, 1998).
Secara keseluruhan luas wilayahnya adalah seluas 581.376 km2, dengan luas
wilayahnya 90 persen merupakan lautan seluas 527.191 km2
dan 10 persen
daratan 54.185 km2. Dengan kondisi lautan yang demikian luasnya maka Provinsi
Maluku berpeluang untuk dapat berinteraksi dengan wilayah diluarnya.
Titaley (2006) berdasarkan identifikasi citra satelit LAPAN, jumlah
keseluruhan pulau-pulau di Provinsi Maluku adalah 1.412 buah pulau. Luas
pulau-pulau di provinsi ini, bervariasi antara 761 km2 sampai 18.625 km2.
Pulau dengan luas kurang dari 1 juta ha dikategorikan sebagai pulau kecil
menurut
Monk et al. (2000). Dengan kategori pulau seperti itu, maka hanya
pulau Seram yang memiliki luas diatas 1 86 juta ha dan tidak termasuk pulau kecil
sedangkan sisanya sebanyak 1.411 buah pulau termasuk kategori pulau-pulau
kecil (Nanere, 2006).
Secara spesifik pulau-pulau yang ada di wilayah Maluku merupakan
pulau-pulau yang mengelompok secara bersama dan memiliki karateristik yang
heterogen. Karakter yang saling berbeda antara satu pulau dengan pulau lainnya
disebabkan oleh perbedaan aspek geografis, fisik, iklim, sosial, budaya dan
etnis serta tahapan perkembangan ekonomi wilayahnya (Sitaniapessy, 2002).
Secara administrasi Provinsi Maluku terdiri dari 9 Kabupaten dan 1
Kota yaitu:
1. Kota Ambon
2. Kabupaten Maluku Tengah (Masohi)
129
130
Kabupaten/Kota
(1)
(2)
1.
2.
3.
4.
5.
Sumber
Ambon
Maluku Tengah
Maluku Tenggara
Maluku Tenggara Barat
Pulau Buru
Derajat Kemiringan
(1)
(3)
(2)
(4)
(3)
(5)
Ketinggian (mdpl)
(6)
200 600
50 600
100 1000
200 1000
50 1000
131
menjadi dua
bagian yaitu, kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung dapat
dibedakan atas beberapa kawasan antara lain :
1. Kawasan yang memberikan perlindungan setempat
2. Kawasan perlindungan setempat.
3. Kawasan suaka alam dan cagar alam
4. Kawasan rawan bencana
Kawasan budidaya
132
133
pertanian
telah
dimanfaatkan
oleh
perusahaan
swasta
nasional
dengan
134
kehutanan dan disesuaikan dengan ruang serta tataguna lahan hutan secara
terpadu, serasi dan berkesinambungan.
2.
3.
hutannya secara terbatas dan dilakukan dengan cara terbatas atau tebang pilih.
Hasil hutan produksi cukup banyak tersebar di seluruh pulau sedangkan
industri perkayuan yang memanfaatkan hasil hutan di daerah ini dalam skala
besar maupun kecil dapat ditemui di beberapa kabupaten dan kota di Provinsi
Maluku. Bahkan beberapa jenis komoditas
meranti dan jenis tanaman anggrek masih belum menjadi perhatian serius dari
pemerintah setempat sebagai salah satu komoditas andalan.
Berdasarkan
135
harapan
berbagai komoditas seperti, Ikan Pelagis Kecil, Ikan Tuna, Ikan Cakalang, Ikan
Dasar, Ikan Karang, Udang, Rumput Laut, Cumi-cumi, Lobster.
Komoditas-komoditas di atas merupakan komoditas potensial yang
tersebar dihampir semua perairan
potensi
laut
ekonomis serta
yang sangat
Provinsi ini. Oleh sebab itu potensi laut yang ada di kawasan ini, berpeluang
untuk dikelola secara intesif namun aksesibilitas pasar dan teknologi pasca
panen belum tersedia atau dikelola secara high technology.
Selain komoditas ikan pelagis kecil maupun
kawasan laut
136
665 jenis siput dan 274 jenis kerang. Secara ekonomis ada sekitar 13 jenis siput
dan 21 jenis kerang yang sangat berpotensi dijadikan peluang ekspor.
Banyaknya pulau menjadikan wilayah Maluku memiliki potensi
pariwisata laut dengan pemandangan alam dasar laut seperti taman laut di Banda,
indahnya teluk, selat dan lagoon yang sangat berpotensi untuk dijadikan tempat
pengembang biakan budidaya laut seperti budidaya kerang mutiara maupun
penangkaran ikan kerapu. Dengan kondisi alam, teluk dan selat yang mendukung
menjadikannya sebagai tempat yang sangat baik untuk pengembangan budidaya
laut karena cukup terlindungi dari berbagai pengaruh ombak dan gelombang
besar pada saat-saat tertentu. Dengan demikian pengembangan budidaya kerang
mutiara, lola, teripang, rumput laut dan ikan pelagis kecil
berpotensi untuk
dikembangkan dalam jumlah besar. Walaupun masih banyak jenis komoditas laut
yang belum teridentifikasi pada wilayah-wilayah tertentu di Provinsi Maluku
namun hal ini bukan menjadikannya sebagai wilayah terbelakang.
Komoditas-komoditas yang belum tergarap atau diolah secara baik dan
menjanjikan perkembangan di masa depan seperti penangkaran ikan hias air asin
yang jenisnya tidak dapat diperoleh di wilayah lain di luar Provinsi Maluku.
Provinsi Maluku sebagai wilayah kepulauan pada Tahun 2008 berproduksi ikan
dan nilai produksi perikanan hasil budidaya tambak dan kolam berdasarkan jenis
ikan sesuai Tabel 9 dan 10.
Tabel 9. Produksi dan Nilai Produksi Ikan Hasil Budidaya Tambak dan Kolam
Menurut Jenis Ikan di Provinsi Maluku, Tahun 2008
Jenis Ikan
Produksi (Ton)
Nilai (Ribuan Rp)
1. Tambak
Bandeng
15.900
11.847
Mujair
Lain-lain
1.205.800
11.814
137
2. Kolam
Mas
Mujair
Lain-lain
3. Laut
Total Produksi/Nilai Produksi
306.700
147.450
727.350
955.825
324
154
754
48.286
3.359.025
73.179
Tabel 10. Produksi dan Nilai Produksi Ikan Menurut Jenis Ikan di Provinsi
Maluku, Tahun 2008
Jenis Ikan
Produksi (Ton)
Nilai (ribuan rp)
1. Udang
4.704.5
203.361.6
2. Cakalang
21.133.5
71.802.8
3. Kembung
33.537.9
123.760.8
4. Julung
2.382.2
5.356.2
5. teri
9.128.6
12.530.6
6. Layang
35.832.3
112.088.1
7. Selar
13.722.5
38.754.7
8. Lain-lain
364.021.5
1.920.009.6
9. Tuna
6.378.5
38.832.6
10. Ikan Darat
709.2
13.769.6
Total Produksi dan Nilai Produksi
491.550.7
2.526.634.3
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku, Tahun 2008
138
139
Kondisi sosial dan budaya masyarakat Maluku dapat dilihat dari adanya
ikatan emosional kerja sama
140
prasarana transporatsi
141
hanya dapat didarati oleh jenis pesawat Cassa (C-212). Dengan kondisi bandar
udara seperti di atas maka masih sulit untuk pusat-pusat pengembangan di wilayah
ini dapat mempercepat pengembangan wilayah dengan keunggulan sektoralnya.
Perusahaan penerbangan yang telah beroperasi di Provinsi Maluku adalah
perusahaan penerbangan Lion Air, Batavia, Sriwijaya, Garuda untuk tujuan
Ambon sedangkan ke wilayah (kabupaten) lainnya perusahaan penerbangan yang
beroperasi adalah PT. Trigana dan Merpati (jenis cassa dan twin otter). Rata-rata
frekuensi penerbangan secara teratur ke Ambon satu kali per satu hari untuk
semua jenis pesawat sedangkan ke kabupaten lainnya selain Ambon frekuensi
penerbangan sering tergantung dari cuaca dan jumlah pesawat yang terbatas
sehingga frekuensi penerbangan tergantung dari penumpang yang akan bepergian.
Rata-rata penumpang pada Tahun 2008 yang melakukan perjalan dengan
pesawat dari bandara Pattimura Ambon adalah sebanyak 20.937 orang per
bulan. Jumlah bagasi yang di muat Tahun 2008 seberat 3.444.678 kg sedangkan
bongkar seberat 1.465.370 kg.
142
143
atau kapasitas wilayah, sebagai salah satu indikator yang memperhatikan aspek
ketataan ruang wilayah (space) dan potensinya.
Selama ini sistem perekonomian yang dianut Provinsi Maluku masih
bersifat tertutup dan tidak memperhatikan aspek tata ruang wilayahnya
(spaceless), sehingga aktivitas perekonomian wilayah lebih bersifat pemenuhan
kebutuhan lokal wilayah itu sendiri atau bersifat internal.
Wilayah
Maluku
sebagai
wilayah
kepulauan
memiliki
struktur
perekonomian yang tentu berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lainnya.
Hal
ini dapat terlihat dengan jelas karena antara satu wilayah (kota dan
kabupaten) dipisahkan oleh laut. Luas wilayah yang pada umumnya dipisahkan
oleh laut tentunya memiliki lokasi pengembangan yang terpencar.
Kondisi
perekonomian
wilayah
Provinsi
Maluku
seperti
yang
perkembangan
perekonomian wilayahnya.
Dengan
144
yang tinggi (backward and forward linkages) dan memberi dampak multiplier
effek dari sektor-sektor unggulan tersebut terhadap sektor lainnya.
Secara umum Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi
Maluku menurut lapangan usaha menunujukkan
seperti pada Tabel 12.
kinerja
perekonomiannya
Tabel 12. PDRB Provinsi Maluku Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (dlm jutaan Rupiah), Tahun 2000/2008
URAIAN SEKTOR
Pertanian
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
43 7376.55
424 824.07
433 339.61
1 029 450
1 058 272
1 096 737
1 129 295
1 175 896
1 209 850
10 634.4
11 438.39
11 796.26
25 260
26 019
26 951
28 067
25 730
27 004
Industri Pengolahan
67 586.65
62 785.6
63 107.25
142 165
147 070
152 394
160 349
180 252
188 445
10 556.73
7 590.25
7 107.43
15 946
17 188
18 249
19 570
20 599
20 958
Bangunan
10 824.22
11 386
11 927
37 370
39 373
41 645
44 447
47 705
49 848
278 365.6
286 970.84
299 118.33
719 658
757 098
802 381
863 351
922 453
971 534
128 595.26
110 334.81
116 430.73
257 266
288 267
318 850
354 487
388 588
407 690
87 211.24
88 449.15
92 238.77
168 612
174 646
181 483
190 606
201 042
209 645
266 351.46
273 168.92
288 535.47
574 737
594 062
620 556
649 943
671 249
702 130
Total PDRB
1 299 502.11 1 278 949.03
Sumber: Maluku Dalam Angka Tahun 2008, data diolah
1 325 602.85
2 972 467.00
3 103 999.00
3 261 251.00
3 442 121.00
3 635 521.00
3 789 112.00
Jasa-Jasa
145