SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Ujian Kesarjanaan
untuk memeperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi pada
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Mataram
NAMA
NIM
: 211.0006/ANI
JURUSAN
: ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM STUDI
Pembimbing Pertama,
Pembimbing Kedua,
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Majelis Penguji yang terdiri atas:
1. Drs. M. Yamin, MM
NIDN. 0817085201
3.
NIDN.
Skripsi ini telah diterima dan disahkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi
( STIA ) Mataram pada tanggal 2016
Syaumudinsyah, SH.,MM
NIDN. 080112601
KATA PENGANTAR
2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ii
iii
KATA PENGANTAR........................................................................................
iv
vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................
1.2 Perumusan Masalah.................................................................
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................
1
3
4
3.1.................................................................................Jenis Penelitian
.................................................................................................. 32
3.2.........................................................................................Hipotesis
.................................................................................................. 33
3.3...............................................................................Fokus Penelitian
.................................................................................................. 34
3.4..............................................................................Lokasi Penelitian
.................................................................................................. 34
3.5.............................................................................Subyek Penelitian
.................................................................................................. 34
3.6.....................................................................Sumber dan Jenis Data
.................................................................................................. 34
3.7....................................................................................Analisis Data
.................................................................................................. 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil penelitian......................................................................... 37
4.1.1. Gambaran Umum PT. Lion Air Mataram ........... 37
4.1.2. Visi, Misi PT. Lion Air Mataram ........................ 38
4.1.3. Struktur perusahaan PT. Lion Air Mataram ........ 38
4.2. Pembahasan.............................................................................. 47
4.2.1. Kegiatan Komunikasi pada PT. Lion Air Mataram
...........................................................................47
4.2.2. Kondisi kinerja karyawan PT. Lion Air Mataram 51
4.2.3. Kinerja Karyawan bagian Reservasi Tiketing pada
PT. Lion Air Mataram.......................................... 52
BAB V PENUTUP
5.1...........................................................................................................Kesimpulan
....................................................................................................................... 55
5.2...................................................................................................................Saran
.....................................................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
komunikasi yang baik dalam hal ini manajer tingkat menengah dan karyawan
pelaksana akan memberikan dampak atau pengaruh terhadap prestasi kerja.
Kinerja karyawan atau gairah melakukan pekerjaan secara lebih giat, sehingga
dengan demikian pekerjaan akan dapat diharapkan lebih baik. Karyawan yang
mempunyai kinerja karyawan yang tinggi akan berdampak tehadap sikap yang
mau sepenuhnya memanfaatkan keterampilan, konsentrasi pekerja serta
kemampuan-kemampuan lain untuk dapat mengerjakan tugas dengan sebaikbaiknya, sehingga berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan itu
sendiri.
Dalam tujuan pencapaian prestasi karyawan yang makasimal, sangat
dibutuhkan peranan dari komunikasi dan kinerja karyawan yang tinggi dari
karyawan. Agar komunikasi berjalan efektif dan kinerja Karyawan tercipta
dengan baik, perlu dorongan dan motivasi yang besar dari pimpinan
perusahaan. Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengambil judul :
Peranan Manajemen Komunikasi Dalam Meningkatkan Kinerja
Karyawan Bagian Reservasi Tiketing PT. Lion Air Mataram.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulisan penulis dapat
mengemukakan rumusan permasalahan dalam penulisan ini adalah
Bagaimanakah peranan Manajemen Komunikasi dalam meningkatkan
Kinerja karyawan bagian Reservasi Ticketing Pada PT. Lion Air Mataram .
Manfaat Penelitian
1.3.2.1 Secara akademik untuk memenuhi salah satu syarat guna
mencapai kebulatan studi program Strata Satu Sekolah Tinggi
Ilmu Administrasi (STIA) Mataram.
1.3.2.2 Secara teoritas adalah menambah pengetahuan tentang Peranan
Manajemen Komunikasi dan Kinerja karyawan untuk
Meningkatkan Kinerja Karyawan pada PT. Lion Air
Mataram .
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.
kesimpulan bahwa :
1) Didalam komunikasi terdapat hubungan antara orang dengan orang, orang
dengan lembaga dan sebaliknya.
2) Hubungan yang timbul didalam komunikasi itu digunakan untuk
menyalurkan gagasan, pendapat atau informasi.
Proses Komunikasi
Dalam proses komunikasi terdapat tahap-tahap dimana suatu gagasan
atau pengertian dikirimkan dari sumbernya, yang disebut sebagai
komunikator atau pengirim, sampai gagasan atau pengertian tersebut
dijalankan oleh yang menjadi sasaran komunikasi, yang disebut komunikan
atau penerima. Memahami proses komunikasi, beserta hambatan yang
mungkin terjadi, maka akan dicapai komunikasi yang efektif.
Proses komunikasi itu terjadi dimulai ketika pengirim menyadari
adanya suatu kebutuhan atau alasan untuk menyampaikan suatu pesan
kepada orang lain, pengirim mempunyai informasi atau ]bahan-bahan untuk
kerja sama yang mungkin sangat penting untuk penerima. Pada saat
pengirim merencanakan penyampaian pesanya ia mempertimbangkan
pengetahuan dan kebutuhan penerima terhadap masalah yang akan
dikomunikasikan serta latar belakang informasi lainya.
Pengirim kemudian menganalisa untuk menentukan apa kira-kira arti
atau makna dari pesan yang akan dimiliki penerima sesuai dan sama dengan
apa yang diinterpretasikan. Pengirim harus mengantisipasi arti dari simbol-
10
suatu kerja sama ynag baik. Ini dapat terlaksana bilamana komunikasi
dilakukan oleh orang-orang yang sesuai dengan posisi mereka didalam
struktur organisasi.
c. Prinsip penggunaan organisasi informasi
Komunikasi yang efektif dapat dicapai bilamana digunakan organisasi
informal sebagi pelengkap saluran organisasi formal yang ada.
2.4.
11
mantap atau dorongan ke arah yang lebih sesuai. Perusahaan modern saat
ini amat mementingkan komunikasi dalam bentuk arus informasi bukan
saja karena informasinya berguna bagi pihak pimpinan tetapi juga karena
dapat diciptakan kesetiakawanan antar seluruh lapisan pekerja dan rasa
keterlibatan yang menyebabkan keikutsertaan yang lebih sadar dan
intensif.
2) Arus Komunikasi
Yang dimaksud arus komunikasi dalam satu kesatuan kerja ialah
hubungan antara unsur manusiawi dari satu kesatuan organisasi dalam
bentuk penyaluran informasi dan emosi yang menyangkut pekerjaan
maupun yang menyangkut semua unsur kerja. Arus informasi dan emosi
ini berarah jamak, ada arus dari bawah ke atas dan dari atas kebawah
(arus vertikal).
3) Kebijaksanaan Komunikasi
Dalam sustu kesatuan kerja (perusahaan, organisasi, komite, dan
lain-lain) Komunikasi yang menjelajah seluruh unsur bukan muncul
dengan sendirinya. Struktur organisasi yang jelas. Jenjang-jenjang
kepangkatan dengan jalur komando dan jalur komunikasi yang grapih
belum mnejamin arus informasi yang tepat karena itu perlu dipikirkan
kembali bagaimana menyelenggarakan dan meningkatkan serta
memanfaatkan arus informasi tersebut.
4) Tipe dan Persyaratan Komunikasi
Supaya komunikasi berjalan dengan baik maka diperlukan
beberapa hal :
a. Iklim Permisif
Komunikasi menurut satu iklim psikologis yang sesuai. Iklim
ini dapat dinamakan iklim permisif, artinya suasana umum yang
cerah, yang bebas dari tekanan, fisik dan psikis, dimana tiap-tiap
12
orang yang dapat berbicara bebas dan leluasa. Tidak ada yang takut
akan kena sangsi bilamana mengeluarkan pendapat pribadinya.
Iklim ini dapat tercipta bila semua pihak (khususnya pemimpin)
sanggup menerima diri sendiri, menerima orang lain dan sekitarnya
dengan kemampuanya dan kelemahanya.
b. Manfaat Komunikasi, motif yang mendorong orang untuk melakukan
sesuatu adalah manfaat dari kegiatan tersebut yang bersangkutan.
Komunikasi lebih baik dalam bentuk penyaluran pemikiran, gagasangagasan dan unsur-unsur harus dirasakan manfaatnya oleh tiap orang
yang dihubungi jalur-jalur komunikasi tersebut.
5) Bentuk-Bentuk Komunikasi
Komunikasi atasan dan bawahan dapat dilakukan dengan cara
dan alat sebagai berikut : Orang bisa berkomunukasi secara lisan, tertulis,
bisa juga dengan tingkah laku, tindakan dan sikap dengan membisu.
a. Komunikasi melaui tindakan atau sikap
Komunikasi melaui tindakan atau sikap perlu diperhatikan karena
sering kali orang berbicara lebih nyaring daripada tingkah laku dan
sikap daripada dengan kata-kata lisan dan tertulis. Terus mengetik
dengan sibuk tanpa mengangkat mata kepad tamu yang sebelumnya
kita persilahkan masuk ketika pintu kantor dibuka, bissa berarti
banyak sekali bagi si tamu.
b. Komunikasi Lisan
Komunikasi lisan terjadi dalam rapat atau konferensi kerja, dalam
seminar dan ceramah yang diikuti dengan dialog dan diskusi dalam
laporan lisan secara berkala baik antara pimpinan dengan bawahan
masing-masing maupun kelompok
c. Komunikasi Tertulis
13
14
15
16
17
tersebut makin besar pula. Hal ini dapat dimaklumi sebab setiap
perantara yang ikut menyampaikan mempunyai kecendrungan untuk
merubah komunikasi tersebut sesuai dengan kepentingan pribadinya.
g. Hambatan Kurangnya Partisipasi
Partisipasi kurang dapat menyebabkan rasa kurang
bertanggung jawab dari penerima komunikasi sehingga komunikasi
ynag disampaikan mugkin tidak dilaksanakan atau dilaksanakan
semaunya sendiri.. Menigkatkan partisipasi perlu mengikutsertakan
bawahan yang kita anggap perlu untuk ikut serta dalam pembuatan
rencana-rencana. Mereka akan merasa dihargai sehingga lebih
bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Adanya pengertian yang benar dalam berkomunikasi maka
jalinan pengertian antara pihak yang satu dengan pihak yang lain
dapat dimengerti dan dilaksanakan. Tanpa adanya komunikasi yang
baik pekerjaan akan terjadi simpang siur dan kacau balau sehingga
tujuan organisasi kemungkinan tidak akan tercapai.
2.6.
18
19
dibatasi oleh status dan wewenang yang berbeda antara manajer dan
bawahan, oleh keinginan bawahan akan mobilitas keatas, dan oleh
kurangnya kepercayaan antara manajer dan bawahan.
Sebagai contoh beberapa pendapat memperlihatkan bahwa
komunikasi mungkin menjadi kurang terbuka dan cermat jika makin tinggi
keinginan bawahan akan mobilitas keatas. Bawahan seperti ini mungkin
ambisius, sangat keras pendirianya, suka memaksa dan agresif, dan
akibatnya lebih memusatkan perhatiannya untuk membela citra dirinya
daripada untuk mencapai kesepakatan atau suatu penilaian mnegenai suatu
situasi yang dilakukan secara objektif dan cermat. Juga sedikit sekali
kemungkinannya mereka menyampaikan laporan yang dapat ditafsirkan
sebagi komentar ngatif tentang kinerja atau kemampuannya.
Bawahan juga lebih mungkin menutup-nutupi masalah, perbedaan
pendapat, atau keluhan apabila mereka merasa bahwa atasannya mempunyai
wewenang untuk menghukum mereka. Bawahan yang tidak ambisius akan
hati-hati dalam berkomunikasi jikalau suatu suasana kepercayaan tidak ada
diantara mereka dan atasannya. Bawahan menyembunyikan atau mnegubah
informasi jikalau mereka merasa bahwa atasannya tidak dapat dipercaya
untuk bersikap adil atau atasannya menggunakan informasi tersebut untuk
menjatuhkan mereka, akibatnya dari masalah komunikasi ini ialah : bahwa
manajer tingkat yang lebih sering mengambil keputusan berdasarkan
informasi yang salah atau tidak memadai. Penyampaian pesan karyawan
sering tidak ada yang hilang dalam pengirimannya ke atas. Hal ini terjadi
20
karena suatu pesan yang menyimpang dari pendapat seseorang dalam rantai
komunikasi atau terhalang oleh seorang pendengar yang kurang baik.
Seorang pendengar yang baik akan memberikan perhatian penuh dan
memutuskan apakah suatu ide berguna atau suatu keluhan beralasan.
Menunjukan bahwa ia mengerti, atasan akan mengulang apa yang dikatakan
oleh bawahan, jika karyawan atau bawahan setuju, maka terjadilah
komunikasi dua arah. Interaksi yang terjadi dalam organisasi merupakan
hubungan antara pimpinan denagn bawahan maupun bawahan dengan
bawahan.
Gondokusuomo menggambarkan tentang komunikasi lisan seharihari dalam hubungan jabatan yaitu : bentuk pertama komunikasi antara
pimpinan dengan bawahan yang tidak menimbulkan pesan balik secara
langsung dalam artian feedback yang terjadi tertunda, sehingga pada saatsaat lainnya terjadi komunikasi akan terjadi feed back yang tertunda tadi.
Sebagai contoh jika atasan memberikan suatu perintah kepada bawahan
untuk melakukan sesuatu namun bawahan menunda jawaban atas perintah
tersebut. Bentuk kedua masih dalam bentuk komunikasi verbal, feedback
seketika ini kemungkinan bersamaan dengan feedback yang tertunda tadi.
Contoh atasan memberikan perintah dan bawahan langsung memberikan
jawaban atas perintah tersebut. (gondokusumo, 1995 : 3).
Sering ditemukan hambatan komunikasi atasan dan bawahan karena
komunikator (penyampai pesan) kurang memahami apa yang dipersepsikan
komunikan (penerima pesan) sehingga pesan yang disampaikan itu tiadak
dimengerti oleh komunikan. Keberhasilan suatu komunikan tergantung dari
21
komunikator itu sendiri yang dapat menganalisa orang lain untuk adanya
suatu pengertian serta mencoba untuk mengadakan empaty (penyesuaian diri
komunikator dengan komunikan) sehingga pesan akan efektif sesuai dengan
pengetahuan komunikasi, yaitu penyampaian pesan dalam bentuk lambang
yang berarti dan dapat dimengerti dan komunikator berusaha merubah
tingkah laku komunikan sesuai yang dikehendaki komunikator.
Dari definisi komunikasi atasan dan bawahan terlihat pola aliran
pesan sehinga ditemukan tujuh unsur komunikasi atasan dan bawahan yaitu
sumber pengirim, simber penerima, pesan yang dikirimkan, pesan yang
diterima, tujuan pesan, medium atau media dan pola arus (yang disebut
jaringan). Sumber pengirim dan sumber penerima adalah orang yang
mengirim dan menerima pesan itu.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan komunikasi atasn dan
bawahan yaitu mengutip dari menurut Wexley dan Yukl yang diterjemahkan
oleh Muh. Shobarudidin, yaitu :
a. Komunikasi kebawah mengalir dari manajemen tertinggi, melaui jenjang
menengah menuju jenjang terbawah dan terakhir kepada pekerja
lapangan yang meliputi : pengarahan, perintah-perintah, indoktrinasi,
memberikan inspirasi dan evaluasi.
b. Komunikasi keatas mengalir dari bawah kejenjang-jenjang tertinggi
dalam hirarki kekuasaan biasanya sepanjang rantai komando.
Fungsi utama komunikasi ke atas biasanya ingin mendapatkan
informasi tentang aktivitas-aktivitas, keputusan-keputusan serta pelaksanaan
kerja personalia jenjang lebih bawah. Komunikasi ke atas dapat meliputi :
laporan pelaksanaan kerja, saran-saran serta rekomendasi, usulan anggaran,
22
23
24
25
26
27
28
29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian
Pada hakikatnya rancangan penelitian merupakan penggambaran cara-
cara yang akan dilakukan seorang peneliti guna memenuhi tujuan studi.
Tujuan dari penelitian sosial adalah menerangkan suatu fenomena sosial atau
gejala sosial atau peristiwa sosial. Dalam bagian ini diuraikan perspektif
pendekatan kualitatif yang akan dilakukan. Penelitian kualitatif merupakan
rangkaian kegiatan atau menjaring informasi dari kondisi sewajarnya dalam
kehidupan suatu obyek yang dihubungkan dengan pemecahan suatu masalah
baik dari sudut pandang teoritis maupun praktis sehingga penelitian kualitatif
bersifat induktif karena tidak dimulai dari hipotesis sebagai generalisasi,
untuk diuji kebenarannya melalui pengumpulan data yang bersifat khusus.
Penelitian kualitatif dimulai dengan pengumpulan informasi-informasi
dalam situasi sewajarnya, untuk dirumuskan menjadi suatu generalisasi yang
dapat diterima oleh akal sehat (common sense) manusia. Masalah yang akan
diungkapkan dapat disiapkan sebelum pengumpulan data (informasi) yang
dikumpulkan terarah pada kalimat yang diucapkan, kalimat yang tertulis dan
tingkah laku atau kegiatan yang tampak. Informasi itu dipelajari dan
ditafsirkan dengan usaha memahami maknanya sesuai dengan sudut pandang
sumber datanya. Makna informasi-informasi yang bersifat khusus itu dalam
bentuk teoritis melalui proses penelitian kualitatif tidak mustahil akan
menghasilkan teori-teori baru, tidak sekedar untuk kepentingan-kepentingan
praktis.
30
Hipotesis
Dari uraian latar belakang, perusahaan masalah dan fokus penelitian di
atas, maka dapat dilakukan hipotesis yaitu suatu pernyataan atau kesimpulan
sementara, oleh karena itu dugaan suatu hipotesis akan diketahui setelah
dibuktikan melalui penelitian.
Berdasarkan pengertian diatas maka diajukan hipotesis sebagai
berikut: diduga bahwa manajemen komunikasi berperan dalam
meningkatkan kinerja Karyawan pada PT. Lion Air Mataram .
3.3.
Fokus Penelitian
31
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah pada PT. Lion Air
Mataram .
3.5.
Subyek Penelitian
Yang menjadi subyek penelitian dalam penelitian ini adalah pimpinan
lebih menekankan pada aspek materi, segala sesuatu yang hanya berhubungan
dengan keterangan tentang suatu fakta yang ditemui peneliti didaerah
penelitian (Bungin, 2001: 123).
Data dalam penelitian terdiri dari data primer dan data skunder.
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh oleh informan secara langsung
dengan cara observasi dan wawancara. Teknik pengumpulan data yang
dipergunakan adalah observasi dan indepth interview. Menurut Ritzer
(1992: 74), observasi biasanya digunakan terutama untuk mengamati
tingkah laku yang aktual. Dalam hal ini tipe observasi yang dipergunakan
adalah tipe participant as observer yaitu memberitahukan maksud
peneliti kepada kelompok yang diteliti. Wawancara mendalami (indepth
intervew) akan dilakukan kepada sejumlah informan. Wawancara
mencakup cara yang dipergunakan kalau seseorang untuk satu tugas
tertentu mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari
32
Analisa Data
Analisa adalah proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan.
Menyusun data berarti menggolongkannya dalam pola, thema atau katagori
(Nasution, 1988: 126). Data hanya akan bermakna jika dianalisis secara
akurat dan seksama untuk diberi makna. Dalam analisis data, peneliti
dilibatkan sedemikian rupa agar kesimpulan dan keputusan dapat dirumuskan
secara baik dan benar. Analisis data merupakan proses
pencandraan/discrition dan penyusunan transkrip intervew serta material lain
yang telah terkumpul. Maksudnya agar peneliti dapat menyempurnakan
pemahaman terhadap data tersebut untuk kemudian menyajikannya kepada
orang lain dengan lebih jelas tentang apa yang telah ditemukan atau dapatkan
dari lapangan (Danim, 2002: 210).
Analisis kualitatif merupakan suatu analisis yang digunakan untuk
membahas dan menerangkan hasil penelitian mengenai berbagai gejala atau
kasus yang dapat diuraikan dengan menggunakan kata-kata yang tidak dapat
diukur dengan angka-angka tetapi memerlulan penjabaran uraian yang jelas.
Data yang diperoleh hanya bersifat memberikan keterangan dan penjelasan.
Analisis data kualitatif sebenarnya bertumpu pada strategi deskriptif
kualitatif dimulai dari analisis berbagai data yang terhimpun dari suatu
33
34
BAB 1V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
35
36
37
2. Divisi Umum
- Membuat daftar buku penerimaan dan pengeluaran kas.
- Mengetik surat-surat yang diperlukan dalam kegiatan
Maskapai.
Divisi Umum ini membawahi Administrasi, yang membantu
pekerjaan-pekerjaan dari divisi umum yang berkenaan dengan
surat-menyurat. Dan seorang driver yang bertanggung jawab
akan kegiatan keluar Maskapai.
3. Divisi Reservation or Sales Office
3.1 Definisi Reservation
Dalam dunia penerbangan,reservasi mempunyai
pengertian,suatu pelayanan yang diberikan kepada seorang
penumpang,berupa penyediaan tempat duduk/seat
dipesawat serta menampung permintaan-permintaan khusus
dari penumpang berupa special request (seperti : adanya
38
39
1.
2.
3.
4.
40
Nama penumpang
Rinati/ms
Flight number
: JT 15
Class yang diterbangi : N cls
Rute yang diambil : CGK DPS(jakarta-denpasar)
HK 1 holding confirm(kepastian confirm untuk 1
orang )
Jam keberangkatan-jam tiba : 1640 Lt-17.30 Lt.
4. Cancelation(pembatalan)
Yaitu pembatalan sebagian atau keseluruhan
perjalanan yang dilakukan penumpang,dapat dilakukan
sebelum batas waktu yang ditentukan oleh maskapai.
Di maskapai Lion Air memiliki Aturan tersendiri dalam
pembatalan tiket yaitu,
41
4. Pengertian Tiketing
Tiket adalah dokumen berharga berbentuk cetak,melalui
proses elektronik atau bentuk lainnya yang merupakan salah
satu alat bukti adanya perjanjian angkutan udara antara
penumpang dan pengangkutan.Dan hak penumpnag untuk
menggunakan pseawat udara atau diangkut dalm pesawat
udara (UU no. 1 tahun 2009 tentang penerbangan )
Tugas-Tugas dan Kegiatan Tiketing
1. Issued Tiket,adalah tindakan yang dilakukan dalam mengeluarkan
tiket.Beberapa hal penting yang harus dilakukan oleh staff tiketing yaitu
menayakan pada penumpang tersebut sudah membuat pembukuan atau
memang akan membeli tiket.
2. Exchange tiket,diartikan sebagai penggantian tiket/pembuatan tiket
baru,karena adanya beberapa peubahan mendasar yang dibuat
penumpang.
3. Refund Tiket,adalah pembayaran kemablui seluruh atau sebagian dari
total harga tiket yang telah dibayarkan penumpang
5. Kasir
- Mengatur kegiatan pembelian produk dan pengeluaran kas.
- Menjamin uang keluar dan masuk pada Maskapai.
6. Customer Service
Adalah setiap kegiatan yang ditujukan untuk
memberikan kepuasan melalui pelayanan yang diberikan
seseorang kepada kliennya dalam menyelesaikan masalah
dengan memuaskan.pelayanan yang diberikan termasuk
menerima keluhan atau masalah yang sedang dihadapi.
Berikut ini tugas dan fungsi dari customer service
42
43
44
45
46
47
48
4) Kerjasama
Karyawan berpartisipasi dan bekerja sama dengan karyawan
lain, sehingga hasil pekerjaan lebih baik
Unsur kerjasama yang dimaksud adalah :
a. Memahami bidang tugas orang lain sesuai dengan bidang
tugasnya.
b. Menghargai pendapat karyawan lain.
c. Bersedia mempertimbangkan dan menerima usul yang baik
dari karyawan lain.
d. Mampu bekerjasama dengan karyawan lain menurut waktu
dan bidang tugas yang ditentukan.
5) Inisiatif
Karyawan melaksanakan tindakan yang diperlikan dalam
melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari atasan.
Unsur inisiatif yang dimaksud sebagai berikut :
a. Tanpa menunggu petunjuk langsung mengambil keputusan
atau melakukan tindakan yang diperlukan dalam
melaksanakan tugasnya tetapi tidak bertentangan dengan
kebijakan pimpinan.
b. Berusaha mencari tata kerja baru dalam mencapai daya guna
dan hasil guna yang sebesar-besarnya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sesuai dengan pembahasan pada Bab IV tentang topik penelitian
Peranan Komunikasi dan Kinerja karyawan untuk Meningkatkan Kinerja
Karyawan pada Bagian Reservasi dan Ticketing PT. Lion Air Mataram,
49
menyelesaikan pekerjaannya
Kesanggupan karyawan untuk mentaati segala peraturan perundang-
50
51
DAFTAR PUSTAKA
Adji. Habib, Komunikasi dalam Organisasi, CV. Mandar Maju,
Bandung, 2000.