Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evapotranspirasi merupakan perpaduan dua proses yakni evaporasi
dan transpirasi. Pengertian evapotranspirasi adalah peristiwa berubahnya
air menjadi uap dan bergerak dari permukaan tanah, permukaan air, serta
tanaman

menguap

ke

udara.

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

evapotranspirasi diantaranya adalah suhu air, suhu udara, kelembaban,


kecepatan angin, tekanan udara, sinar matahari dan lain-lain yang
berhubungan satu dengan yang lainnya.
Evaporasi adalah proses pertukaran molekul air (liqui/solid)
dipermukaan menjadi molekul uap air (gas) diatmosfir melalui kekuatan
panas.Evaporasi dapat terjadi pada sungai, danau, laut, reservoir
(permukaan air bebas), serta permukaan tanah. Faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya evaporasi yakni radiasi matahari, Angin,
kelembaban, suhu (temperatur).
Semua jenis tanaman memerlukan air untuk kelangsungan
hidupnya, dan masing-masing tanaman berbeda kebutuhannya. Hanya
sebagian kecil air yang tinggal didalam tubuh tumbuh-tumbuhan, sebagian
dari padanya setelah diserap oleh akar-akar dan dahan-dahan akan
ditranspirasikan lewat bagian tubuh tumbuh-tumbuhan yang berdaun.
Dalam kondisi lapangan tidaklah mungkin untuk membedakan
antara evaporasi dan transpirasi jika tanahnya tertutup oleh tumbuhtumbuhan. Kedua proses tersebut (evaporasi dan transpirasi) saling
berkaitan sehingga dinamakan evapotranspirasi. Evaporasi yang terjadi,
apabila tersedia cukup air untuk memenuhi pertumbuhan optimum disebut
dengan evaporasi potensial (potensial evapotranspiration). PET ini sangat
penting dalam kebutuhan air untuk irigasi. Jumlah kadar air yang hilang
dari tanah oleh evapotranspirasi tergantung pada :
1. Adanya persediaan air yang cukup (hujan dan lain-lain)
2. Faktor-faktor iklim, seperti suhu, kelembaban dan lain-lain

3. Jenis dan kultivasi tumbuhan-tumbuhan tersebut


Pengukuran air yang hilang melalui penguapan (evaporasi) perlu
diukur untuk mengetahui keadaan kesetimbangan air antara yang didapat
melalui curah hujan dan air yang hilang melalui evaporasi. Alat pengukur
evaporasi yang paling banyak digunakan sekarang adalah Panci kelas A.
Evaporasi yang diukur dengan panci ini dipengaruhi oleh radiasi surya
yang datang, kelembaban udara, suhu udara dan besarnya angin pada
tempat pengukuran.
Proses transpirasi meliputi penguapan cairan (air) yang terkandung
pada jaringan tanaman dan pemindahan uap ke atmosfir. Tanaman umumnya
kehilangan air melalui stomata. Stomata merupakan saluran terbuka pada
permukaan daun tanaman melalui proses penguapan dan perubahan wujud
menjadi gas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Evapotranspirasi ?
2. Apa saja aktor-faktor penentu yang menyebabkan terjadinya peristiwa
Evapotranspirasi ?
3. Apa saja macam-macam Evapotranspirasi ?
4. Apa

saja

metode-metode

yang

berpengaruh

dalam

pendugaan

Evapotranspirasi acuan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Evapotranspirasi.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penentu yang menyebabkan terjadinya
peristiwa Evapotranspirasi.
3. Untuk mengetahui macam-macam Evapotranspirasi.
4. Untuk mengetahui metode-metode yang berpengaruh dalam pendugaan
Evapotranspirasi acuan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Evapotranspirasi adalah perpaduan dua proses yakni evaporasi dan
transpirasi. Evaporasi adalah proses penguapan atau hilangnya air dari
tanah dan badan-badan air (abiotik), sedangkan transpirasi adalah proses
keluarnya air dari tanaman (boitik) akibat proses respirasi dan fotosistesis.
Kombinasi dua proses yang saling terpisah dimana kehilangan air
dari permukaan tanah melalui proses evaporasi dan kehilangan air dari
tanaman melalui proses transpirasi disebut sebagai evapotranspirasi (ET).
Evapotranspirasi di bagi menjadi 2 yaitu evapotranspirasi potensial
dan evapotranspirasi aktual. Evapotranspirasi potensial adalah jumlah
maksimum uap yang dapat dipindahkan dari daerah ke atmosfer bawah
kondisi meteorologi yang ada. Sedangkan avapotranspirasi aktual adalah
evapotranspirasi pada lahan dimana penutupan oleh tajuk tidak atau belum
penuh, permukaan tanah kering (air tanah tersedia terbatas).
B. Faktor-Faktor Penentu
1.

Evapotranspirasi ditentukan oleh banyak faktor yakni:


a. Faktor-faktor meteorologi: Radiasi matahari, Suhu udara dan
permukaan, Kelembaban,Angin, Tekanan Barometer
1) Radiasi surya (Rd): Komponen sumber energi dalam
memanaskan badan-badan air, tanah dan tanaman. Radiasi
potensial sangat ditentukan oleh posisi geografis lokasi.
Radiasi surya berpengaruh melalui proses fotosintesis.
Dimana sirkulasi air melalui akar, batang, daun dipercepat
dengan meningkatnya jumlah radiasi panas matahari terhadap
vegetasi yang bersangkutan.
2) Kecepatan angin (v): Angin merupakan faktor yang
menyebabkan terdistribusinya air yang telah diuapkan ke
atmosfir, sehingga proses penguapan dapat berlangsung terus
sebelum terjadinya keejenuhan kandungan uap di udara.
Kecepatan angin bertambah maka evaporasi meningkat
sampai batas tertentu.

3)

Kelembaban relatif (RH): Parameter iklim ini memegang


peranan karena udara memiliki kemampuan untuk menyerap
air sesuai kondisinya termasuk temperatur udara dan tekanan
udara

atmosfir.

Kelembaban

udara

membantu

memperpanjang lama waktu stomata tersebut terbuka.


Kelembaban

tanah

juga

mempengaruhi

terjadinya

evapotranspirasi dimana evapotranspirasi berlangsung ketika


vegetasi yang bersangkutan sedang tidak kekuranagn air.
Dengan kata lain evapotranspirasi potensial berlangsung
ketika kondisi kelembaban tanah berkisar antara titik wilting
point dan field capacity.
4) Temperatur: Suhu merupakan komponen tak terpisah dari RH
dan Radiasi. Suhu ini dapat berupa suhu badan air, tanah, dan
tanaman ataupun juga suhu atmosfir. Suhu udara dapat
memepengaruhi

kecepatan

membuka

dan

menutupnya

stomata.
b. Faktor-faktor geografi: Kualitas air, Jeluk tubuh air, Ukuran dan
bentuk permukaan air.
c. Faktor-faktor lainnya: Kandungan lengas tanah, Karakteristik
kapiler tanah, Jeluk muka airtanah, Warna tanah, Tipe kerapatan
dan tingginya vegetasi, Ketersediaan air.
2. Faktor penting dalam memperkirakan potensi evapotranspirasi :

a. Potensi Evapotranspirasi membutuhkan energi untuk proses


penguapan. Sumber utama energi ini adalah dari matahari. Jumlah
energi yang diterima dari matahari menyumbang 80% dari potensi
variasi Evapotranspirasi.
b. Angin adalah faktor terpenting kedua mempengaruhi potensi
Evapotranspirasi. Angin molekul air memungkinkan untuk

dihapus dari permukaan tanah dengan proses yang dikenal


sebagai difusi eddy.
c. Laju Evapotranspirasi dikaitkan dengan gradien uap tekanan
antara permukaan tanah dan lapisan atmosfer menerima air yang
menguap.
C. Macam-macam Evapotranspirasi
Berdasarkan ketersediaan energi dan air; evaporasi yang terjadi
pada permukaantanah, air atau vegetasi dibagi menjadi dua yaitu evaporasi
potensial dan evaporasi aktual. Evaporasi aktual adalah proses penguapan
yang terjadi secara alami tergantung pada daerah dan waktunya. Evaporasi
aktual ini sangat tergantung pada kondisi lingkungannya. Sedangkan
evaporasi potensial adalah proses penguapan yang terjadi pada suatu
permukaan penguapan pada kondisi kecukupan air dan energi. Evaporasi
potensial sering diartikan sebagai kemampuan maksimum dari suatu
permukaan penguapan.
Transpirasi dikelompokkan menjadi dua yaitu transpirasi aktual
dan potensial. Transpirasi aktual adalah peristiwa yang terjadi pada
tanaman yang tumbuh dalam kondisi danwaktu tertentu. Sedangkan
transpirasi potensial adalah transpirasi yang terjadi pada kondisi jumlah
ketersediaan air dan energi tidak menjadi faktor pembatas. Kehilangan air
dari permukaan tanah dan tanaman terjadi secara bersamaan dan sulit
untuk dipisahkan. Oleh karena itu istilah evapotranspirasi digunakan
untuk menguraikan proses pemindahan air ke atmosfer dari areal yang
ditumbuhi tanaman.
Evapotrasnpirasi dikelompokkan menjadi 4, yaitu evapotranspirasi
aktual (AET), evapotranspirasi potensial (PET), Evaporasi standar (ETo),
evaporasi tanaman (ETc). Evapotranspirasi aktual terjadi pada tanaman
yang tumbuh pada kondisi lingkungan tertentu, yang dipengaruhi oleh
kondisi tanah, tanaman dan kondisi iklim pada waktu tertentu.
Evapotranspirasi Potensial yang terjadi apabila :
1. Evapotranspirasi pada suatu daerah sempit di tengah-tengah
daerah yang luas, tidak terpisah, seluruh permukaan tertutup
vegetasi yang seragam.

2. Dalam kondisi kelembaban tanah yang tidak terbatas. Dari


batasan di atas ada dua persyaratan apabila kedua persyaratan
tersebut dikombinasikan maka batasan akan memberikan
gambaran kehilangan air (evapotranspirasi) dari suatu plot di
tengah-tengah hutan rimba belantara yang basah dibawah
pengaruh meteorologis, energi radiasi, kecepatan angin, suhu,
kelembaban udara dan variabel iklim lainnya. Kenyataan konsep
evapotranspirasi potensial bervariasi karena konsep tersebut
abstrak.

Ada

versi

lain

yang

beranggapan

bahwa

evapotranspirasi potensial adalah evapotranspirasi yang terjadi


dalam kondisi kelembaban permukaan tidak terbatas (basah)
berlangsung pada cuaca setempat, dan kondisi permukaan
setempat. Versi ini tidak memperhatikan persyaratan pertama
yaitu luas daerah. Harga evapotranspirasi potensial tidak
melebihi harga evapotranspirasi permukaan air terbuka.
Evapotranspirasi aktual adalah Jika dalam evapotranspirasi
potensial air yang tersedia dari yang diperlukan oleh tanaman selama
proses transpirasi berlebihan, maka dalam evapotranspirasi aktual ini
jumlah air tidak berlebihan atau terbatas. Jadi evapotranspirasi aktual
adalah evapotranspirasi yang terjadi pada kondisi air yang tersedia
terbatas. Evapotranspirasi aktual dipengaruhi oleh proporsi permukaan luar
yang tidak tertutupi tumbuhan hijau (exposed surface) pada musim
kemarau. Evaporasi Standar adalah ETO adalah evaporasi pada suatu
permukaan standar yang dapat diperoleh dari lahan dengan lahan tajuk
penuh oleh rerumputan hijau yang ditanam pada lahan subur berkadar air
tanah cukup tinggi antara 8-15 cm. Evaporasi tanaman merupakan ETC
pada kondisi standar adalah ET dari suatu lahan luas dengan tanaman
sehat berkecukupan hara dan bebas hama penyakit, yang ditanam pada
kondisi air tanah optimum dan mencapai produksi penuh di bawah
keadaan suatu iklm tertentu. Nilai ETc berubah-ubah menurut umur atau
fase perkembangan tanaman.

D. Pendugaan Evapotranspirasi
Menduga besarnya evapotranspirasi tanaman (Handayani, 1992),
ada beberapa tahap harus dilakukan, yaitu menduga evapotranspirasi
acuan; menentukan koefisien tanaman kemudian memperhatikan kondisi
lingkungan setempat; seperti variasi iklim setiap saat, ketinggian tempat,
luas lahan, air tanah tersedia, salinitas, metode irigasi, dan budidaya
pertanian. Beberapa metode pendugaan evapotranspirasi acuan :
1. Metode Blaney Cridle
ETo = c [P ( 0,46 T + 8)]
Keterangan:
c = Koefisien Tanaman Bulanan
p = Presentase Bulanan jam-jam Hari Terang dalam Tahun
T = Suhu Udara (0C) 47
Metode ini untuk memprakirakan besarnya evapotranspirasi
potensial

(PET)

pada

awalnya

dikembangkan

untuk

memprakirakan besarnya konsumsi air irigasi di Amerika Serikat.


2. Metode Thornthwaite
ETo = 1,6 [(10 T/I)]a
a = 0,49 + 0,0179 I 0,0000771 I2 + 0,000000675 I3
Keterangan:
T = Suhu Rata-rata Bulanan (0C)
I = Indeks Panas Tahunan
Metode ini memanfaatkan suhu udara sebagai indeks
ketersediaan energi panas untuk berlangsungnya proses ET dengan
asumsi suhu udara tersebut berkorelasi dengan efek radiasi
matahari dan unsur lain yang mengendalikan proses ET.
3. Metode Pan Evaporasi
ETo = Kp Ep
Keterangan:
Kp = Koefisien Panci

Ep = Evaporasi Panci (mm/hari)


Teknik pengukuran ET paling sederhana adalah dengan
menggunakan Panci untuk mendapatkan angka indeks potensial
evapotranspirasi. Cara perhitungan ini memerlukan statu angka
koefisien yang harus dievaluasi tingkat ketepatannya.Harga
koefisien panci evaporasi (Kp) tergantung pada iklim, tipe panci
dan lingkungan panci. harga koefisien panci berkisar antara 0,4
0,85 yang dipengaruhi oleh kecepatan angin dan kelembaban nisbih
udara rata-rata. Selanjutnya dikatakan untuk daerah tropis seperti
Indonesia dimana kecepatan angin lemah sampai sedang dan
kelembaban nisbih udara rata-rata diatas 70 %, harga Kp hanya
berkisar dari 0,65 0,85.

4.

Menggunakan lysimeter
Pengukuran evepotranspirasi potential dapat juga dilakukan
dengan menggunakan alat ukur evapotranspirasi yakni lynsimeter.
Cara kerja lynsimeter dat digambarkan sebagai berikut, contoh
tanah yang akan di ukur evepotranspirasi dimasukkan kedalam
tangki yang terlebih dahulu elah ditanami dan diketahui
volumenya. Bannyaknya air yang hilang dari contoh tanah yang

ditanami adalah selisih curah dari curah hujan, air yang disiramkan
dan air yang merembes kedalam tangki penampung.
Agar evapotranspirasi cermat, tanah yang digunakan
haruslah tanah yang kondisinya sama dengan tanah yang berada di
daerah beersangkutan dan tidak terganggu. Namun kelemahan
pengukuran evapotranspirasi

potensial dengan menggunakan

lysimeter adalah evapotranspirasi yang diieroleh hannyalah


besarnya evapotranspirasi dalam jangka pnajang.

5. Metode Penman
ETo = c (W Rn + (1 W) f(u) (ea ed) )
Metode Penman modifikasi (FAO) digunakan untuk luasan
lahan dengan data pengukuran temperatur, kelembaban, kecepatan
angin dan lama matahari bersinar (Doorenbos dan Pruitt, 1977).
Metoda penman pada mulanya dikembangkan untuk menentukan
besarnya

evaporasi

dari

permukaan

air

terbuka.

Dalamperkembangannya metoda tersebut juga dikembangkan


untuk menentukan besarnya evapotranspirasi potensial (PET).

Gambar 1. Proses evaporasi dan evapotranspirasi


E. Peran Transpirasi
Transpirasi beperan terhadap tanaman antara lain:
1. Pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel
2. Penyerapan dan pengangkutan air dan hara
3. Pengangkutan asimilat
4. Membuangkelebihan air
5. Pengaturan bukaan stomata
6. Mempertahankan suhu daun.

BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Evapotranspirasi adalah perpaduan dua proses yakni evaporasi dan
transpirasi. Evaporasi adalah proses penguapan atau hilangnya air dari
tanah dan badan-badan air (abiotik), sedangkan transpirasi adalah proses
keluarnya air dari tanaman (boitik) akibat proses respirasi dan fotosistesis.
Kombinasi dua proses yang saling terpisah dimana kehilangan air
dari permukaan tanah melalui proses evaporasi dan kehilangan air dari
tanaman melalui proses transpirasi disebut sebagai evapotranspirasi (ET).
Faktor-faktor penentu evapotranspirasi ditentukan oleh banyak
faktor yakni:

1. Faktor-faktor meteorologi, meliputi: radiasi surya (Rd), kecepatan


angin (v), temperatur (T) dan kelembaban relatif (RH).
2. Faktor-faktor geografi
3. Faktor-faktor lainnya
Evapotrasnpirasi dikelompokkan menjadi 2, yaitu evapotranspirasi
aktual (AET) dan evapotranspirasi potensial (PET). Evapotranspirasi
aktual terjadi pada tanaman yang tumbuh pada kondisi lingkungan
tertentu, yang dipengaruhi oleh kondisi tanah, tanaman dan kondisi iklim
pada waktu tertentu. Evapotranspirasi Potensial yang terjadi apabila
evapotranspirasi pada suatu daerah sempit di tengah-tengah daerah yang
luas, tidak terpisah, seluruh permukaan tertutup vegetasi yang seragam dan
dalam kondisi kelembaban tanah yang tidak terbatas.
Dalam pendugaan besarnya evapotranspirasi tanaman ada beberapa
tahap yang harus dilakukan , yaitu menduga evapotranspirasi acuan. Ada
beberapa metode pendugaan evapotranspirasi acuan, yaitu Metode Blaney
Cridle, Metode Thornthwaite, Metode Pan Evaporasi dan Metode
Penman.

DAFTAR PUSTAKA
Kodoatie, R.J. dan Roestam Sjarief. (2005). Pengelolaan Sumber Daya Air
Terpadu. Yogyakarta: Andi.
Linsley, R.K. dan Joseph Franzini. (1985). Teknik Sumber Daya Air. Jakarta:
Erlangga.
Puguh Dwi Raharjo. 2010. Ekstraksi Informasi Hidrologi dengan Menggunakan
Data Penginderaan Jauh. Semarang: Eka Dharma.
Anonim.

2010.

http://puguhdraharjo.wordpress.com/2010/03/18/ektraksi-

hidrologi-dengan-penginderaan-jauh/. Diakses pada tanggal 6 April


2012 pada pukul 17.26

Sastrodarsono Suyono dan Kensaku Takeda. (1999). Hidrologi untuk Pengairan.


Jakarta: Pantjoran Tujuh.

Anda mungkin juga menyukai