Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONTRASEPSI HORMONAL (JENIS, MEKANISME KERJA, EFIKASI


ACCEPTABILITI DAN SAFETY) KB IMPLANT
Diajukan sebagai Tugas pada Mata Kuliah Kontrasepsi Wanita dan Pria

OLEH:
IIS RAHAYU
1520312016
DOSEN:
Dr. dr. YUSRAWATI, SpOG(K)

PROGRAM PASCA SARJANA ILMU BIOMEDIK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Kontrasepsi Hormonal (jenis, mekanisme kerja, efikasi acceptabiliti dan safety) KB Implant.
Makalah ini penulis susun dengan tujuan pencapaian dalam menyelesaikan tugas semester III
pada mata kuliah Kontrasepsi Wanita dan Pria.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Demikianlah makalah ini penulis sampaikan mudah-mudahan bermanfaat bagi semua,
untuk itu penulis ucapkan terima kasih.

Padang, September 2016

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Program keluarga berencana mempunyai misi yang sangat menekankan pentingnya upaya
menghormati hak hak reproduksi dan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas keluarga.
Sedangkan visi dari program keluarga berencana adalah memberdayakan masyarakat untuk
membangun

keluarga

kecil

berkualitas,

menggalang

kemitraaandalam

peningkatan

kesejahteraan, kemandirian, dan ketahanan keluarga, dan meningkatkan kualitas pelayanan KB


dan kesehatan reproduksi.
Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan
atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelahdalam.
Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan
ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul atau
tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk
tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi
terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma.
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap
tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum
waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Pada makalah ini yang akan dibahas lebih lanjut tentang KB implan adalah jenis, cara kerja,
efektitas, keuntungan, kerugian, yang tidak boleh menggunakan KB implant
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian KB implant?
b. Apa saja jenis KB impant?
c. Apa saja keuntungan pemakaian KB implant?
d. Apa saja kerugian pemakaian KB implant?
e. Apa saja kontra indikasi pemakaian KB implant?

1.3 TUJUAN
a. Mengetahui KB impant

b.
c.
d.
e.

Mengetahui jenis-jenis KB implant


Mengetahui keuntungan pemakian KB implant
Mengetahui kerugian pemakaian Kb implant
Mengetahui kontra indikasi pemakaian KB implant

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian KB Implant


Implant/susuk KB adalah kontrasepsi dengan cara memasukkan tabung kecil di bawah
kulit pada bagian tangan yang dilakukan olej dokter Anda. Tabung kecil berisi hormon tersebut
akan terlepas sedikit-sedikit, sehingga mencegah kehamilan. Keuntungan memakai kontrasepsi
ini, Anda tidak harus minum pil atau suntik KB berkala. Proses pemasangan susuk KB ini cukup
1 kali untuk masa pakai 2-5 tahun. Dan bilamana Anda berencana hamil, cukup melepas implant
ini kembali, efek samping yang ditimbulkan, antara lain menstruasi tidak teratur.
Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan disebabkan oleh pemasangan
yang tidak tepat, oleh karena itu ,hanya petugas klinik yang terlatih (dokter,bidan,dan perawat)
yang diperbolehkan memasang maupun mencabut implan.untuk mengurangi masalah yang
timbul setelah pemasangan,semua tahap proses pemasangan harus dilakukan secara hati-hati dan
lembut,dengan menggunakan upaya pencegahan infeksiyang dianjurkan (Sarifiddin, 2006).
2.2 Jenis-Jenis Implant
a. Norplant.
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm,
yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun
b. Implanon.
Terdiri dari 1 batang lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi
dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
c. Jadena dan indoplant.
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun
2.3 Mekanisme Kerja KB Implant
a. Mengentalkan lendir serviks sehingga menyulitkan penetrasi sperma
b. Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak cocok untuk implantasi
zygote
c. Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi.
d. Mengurangi transportasi sperma.
2.4 Indikasi dan Kontra Indikasi
Indikasi
a. Pemakaian KB yang jangka waktu lama
b. Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat.
c. Tidak dapat memakai jenis KB yang lain
Konta Indikasi

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Hamil atau diduga hamil, Pendarahan Vagina tanpa sebab.


Wanita dalam usia reproduksi
Telah atau belum memiliki anak
Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
Pasca persalinan dan tidak menyusui
Pasca keguguran
Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap
Riwayat kehamilan ektopik
Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau amenia bulan

k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.

sabit (sickle cell)


Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
Sering lupa menggunakan pil
Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya
Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara
Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
Miom uterus dan kanker payudara.
Gangguan toleransi glukosa.

2.5 Keuntungan dan Kerugian Implant


Keuntungan Implant
a. Keuntungan Kontrasepsi antara lain adalah daya guna tinggi, perlindungan jangka
panjang sampai 5 tahun, pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan,
tidak memerlukan pemeriksaan dalam, bebas dari pengaruh estrogen, tidak mengganggu
kegiatan sanggama., tidak menganggu ASI pasien hanya perlu kembali ke klinik bila ada
keluhan. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
b. Keuntungan Non Kontrasepsi antara lain adalah mengurangi nyeri haid, mengurangi
jumlah darah haid, mengurangi dan memperbaiki anemia. melindungi terjadinya kanker
endometrium, menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara, melindungi diri dari
beberapa, penyebab penyakit radang panggul, menurunkan angka kejadian endometriosis.
Kerugian Implant

Menurut Hartanto, (2002) mengemukakan bahwa kerugian implant adalah:


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Insersi dan pengeluaran harus dilakukan oleh tenaga terlatih.


Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan implant.
Biaya Lebih mahal.
Sering timbul perubahan pola haid.
Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.
Beberapa wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena kurang mengenalnya.
Implant kadang-kadang dapat terlihat orang lain.

2.6 Efek Samping


a. Efek samping paling utama dari implant adalah perubahan pola haid, yang terjadi pada
kira-kira 6 % akseptor terutama selama 3-6 bulan pertama dari pemakaian.
b. Yang paling sering terjadi:
- Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus haid
- Perdarahan bercak (spotting)
- Berkurangnya panjang siklus haid
- Amenore, meskipun jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau perdarahan
bercak.
c. Umumnya

perubahan-perubahan

haid

tersebut

tidak

mempunyai

efek

yang

membahayakan diri akseptor. Meskipun terjadi perdarahan lebih sering daripada


biasanya, volume darah yang hilang tetap tidak berubah.
d. Pada sebagian akseptor, perdarahan ireguler akan berkurang dengan berjalannya waktu.
e. Perdarahan hebat jarang terjadi (Cahyani, 2009).
f. Perubahan dalam periode menstruasi merupakan keadaan yang paling sering ditemui.
Kadang-kadang ada akseptor yang mengalami kenaikan berat badan (Gunawan, 1999).
2.7 Waktu Mulai Penggunaan Implant
1. Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak diperlukan metode
kontraseptif tambahan.
2. Insertif dapat dilakukan setiap saat, asal saja tidak diyakini tidak menjadi kehamilan. Bila
diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan melakukan, hubungan seksual atau
menggunakan hubungan kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
3. Bila klien tidak haid, insersi bisa dilakukan setiap saat, asal saja tidak diyakini kehamilan,
jangan melakukan hubungan seksual atau menggunakan lain untuk 7 hari saja.
4. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, insersi dapat dilakukan
setiap saat, bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai metode kontraspsi lain.

5. Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah menjadi haid kembali, insersi dapat
dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau
menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
6. Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah menjadi haid kembali, insersi dapat
dilakukan setiap saat, asal saja klien tersebut menyakini tidak hamil, untuk klien
menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar.
7. Bila kontrasepi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, implant dapat diberikan pada
saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut, tidak diperlukan metode kontrasepsi lain.
8. Bila kontrsepsi sebelumnya adalah kontrsepsi non-hormonal (kecuali AKDR) dan klien
ingin menggatinya dengan implant, insersi implant dapat dilakukan setiap saat, asal saja
diyakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datang hamil berikutnya.
9. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan
implant, implant dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7dan klien jangan melakukan
hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari
saja. AKDR segera dicabut.
10. Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan (Saifudin, 2006)
2.8 Pemasangan Implant
1.

Pelaksanaan Pelayanan

Ruangan klinik pasien rawat jalan maupun ruang operasi cocok untuk pemasangan maupun
pencabutan implan.Bila mungkin,ruangan sebaiknya jauh dari area yang sering digunakan
(ramai) di klinik maupun di rumah sakit,serta harus:

Mamiliki pencahayaan yang cukup


Berlantai keramik atau semen sehingga mudah di bersihkan.
Terbebas dari debu dan serangga.
Memiliki ventilasi udara yang baik
Selain itu juga perlu ada fasilitas untuk mencuci tangan termasuk air bersih dan mengalir
(air kran dan lain-lain).

2. Pencegahan Infeksi
Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien setelah pemasangan maupun pencabutan implan,
petugas klinik harus berupaya untuk menjaga lingkungan dari bebas infeksi. Untuk itu petugas
perlu melakukan hal-hal sbb:

a. Meminta klien untuk membersihkan dengan sabun seluruh lengan yang akan dipasang implan
dan membilasnya hingga tidak ada sabun yang tertinggal (sisa sabun dapat mengurangi
efektifitas beberapa anti septik). Langkah ini sangat penting khususnya bila kebersihan klien
b. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Untuk pemasangan dan pencabutan
batang, cuci tangan dengan sabun selama 5-10 detik kemudian bila dengan air bersih yang
mengalir sudah cukup
c. Pakai kedua sarung tangan yang telah disterilisasi atau diDTT. (Gunakan sepasang sarung
tangan yang berbeda untuk tindakan guna menghindari kontaminasi silang
d. Siapkan daerah pemasangan dan pencabutan dengan kapas yang telah diberi anti septik:
gunakan forsep untuk mengusap kapas tersebut pada daerah pemasangan/pencabutan implant.
e. Setelah selesai pemasangan maupun pencabutan batang implan,dan sebelum malepas sarung
tangan, dekontaminasi instrumen dengan larutan clorin 0,5%. Sebelum membuang atau
merendam jarum dan alat suntik,isi dahulu dengan larutan clorin. Setelah pemasangan, pisahkan
plunger dari trokar. Darah kering akan menyulitkan waktu memisahkan plunger dari trokar.
Rendam selama 10 menit;kemudian bilas segera dengan air bersih.\
f. Kain operasi (drape) harus dicuci sebelum digunakan kembali. Setelah dipakai, taruh pada
wadah kering dan bertutup.\
g. Dengan tetap memakai sarung tangan, buang bahan-bahan terkontaminsi (kassa,kapas,dll)
kedalam wadah tertutuprapat atau kantong plastik yang tidak bocor. Jarum dan alat suntik sekali
pakai (disposable) harus dibuang kedalam wadah yang tahan tusuk.
h. Masukkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan clorin 0,5%.
Lepaskan sarung tangan dari dalam ke luar.
3. Persiapan
a. Persiapan Klien
Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian dan pemberian
antiseptik pada daerah operasi tempat implan akan dipasang akan mengurangi jumlah
mikroorganisme di daerah kulit klien.kedua tindakan ini pada kenyataannya sangat
bermanfaat dalam mengurangi resiko terjadinya infeksi pada insersi atau pencabutan
implan Norplant
b.

Peralatan dan Instrumen untuk Insersi

1. Meja periksa untuk berbaling klien

2. Alat penyangga lengan (tambahan)


3. Batang implan dalam kantong
4. kain penutup steril(disinfeksi tingkat tinggi) serta mangkok untuk tempat meletakkan
implan Norplant.
5. Pasang sarung tangan karet bebas bedak dan yang sudah steril (atau didisinfeksi tingkat
tinggi)
6. Sabun untuk mencuci tangan
7. Larutan anti septik untuk disinfeksi kulit(mis,betadin atau sejenis gol povidon iodin
lainnya), lengkap dengan cawan/mangkok anti karat.
8. Zat anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinefrin)
9.

Semprit(5-10ml), dan jarum suntik (22G) ukuran 2,5 sampai 4 cm (1-1 1/2inch)

10. Trokar 10 dan madrin


11. Skalpel 11 atau 15
12. Kassa pembalut, band aid, atau plester
13. Kassa steril dan pembalut
14. Epinefrin untuk renjatan anafilaktik (harus tersedia untuk kaperluan darurat)
15. Klem penjepit atau forsep mosquito (tambahan)
16. Bak/tempat instrumen (tertutup)
Kunci Keberhasilan Pemasangan
1. Untuk tempat pemasangan kapsul,pilihlah lengan klien yang jarang digunakan
2. Gunakan cara pencegahan infeksi yang dianjurkan
3. Pastikan kapsul-kapsul tersebut ditempatkan sedikitnya 8 cm diatas lipat siku, didaerah
media lengan
4. Insisi untuk pemasangan harus kecil,hanya sekedar menembus kulit. Gunakan kalpel
atau trokar tajam untuk membuat insisi.
5. Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil, superfisisl tepat dibawah
kulit. Waktu memasang trokar jangan dipaksakan
6. Ttrokar harus dapat mengangkat kulit setiap saat,untuk memastikan memastikan
pemasangan tepat dibawah kulit
7. Pastikan 1 kapsul benar-benar keluar dari trokar sebelum kapsul berikutnya dipasang
(untuk mencegah kerusakan kapsul sebelumnya,pegang kapsul yangsudah terpasang tersebut
dengan jari tengah dan masuk trokar pelan-pelan disepanjang tepi jari tersebut)
8. Setelah selesai memasang, bila sebuah ujung kapsul menonjol keluar atau terlalu dekat
dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali dalam posisi yang
tepat

9.

Jangan dicabut ujung trokar dari tempat insisi sebelum semua kapsul dipasang dan

periksa seluruh posisi kapsul. Hal ini untuk memastikan bahwa keenam kapsul dipasang
dalam posisi benar dan pada bidang yang sama dibawah kulit.
10. Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 75 derajat
Persiapan Pemasangan
Langkah 1
Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang mengalir serta
membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun menurunkan efektivitas antisetik
tertentu). Langkah ini sangat penting bila klien kurang menjaga kebersihan dirinya untuk
menjaga kesehatannya dan mencegah penularan penyakit.
Langkah 2
Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping bila ada) dengan kain
bersih.
Langkah 3
Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan (misalnya : lengan
kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau meja di samping. Lengan harus disangga dengan
baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai
klinis untuk memudahkan pemasangan.
Langkah 4
Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan siku.
Langkah 5
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat di dalamnya.
Langkah 6
Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua lapisan pembungkusnya
dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk steril.Bila tidak ada mangkuk steril, kapsul
dapat diletakkan dalam mangkuk yang didisinfeksi tingkat tinggi (DDT) atau pada baki
tempat alat-alat. Pilihan lain adalah dengan membuka sebagian kemasan dan mengambil
kapsul satu demi satu dengan klem steril atau DDT saat melakukan pemasangan. Jangan
menyentuh bagian dalam kemasan atau isinya kecuali dengan alat yang steril atau DDT.
Tindakan Sebelum Pemasanagan

Langkah 1
cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
Langkah 2
Pakai sarung tangan steril atau DDT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna mencegah
kontaminasi silang).
Langkah 3
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk memastikan
jumlahnya.
Langkah 4
Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem steril atau DTT untuk
memegang kasa berantiseptik. (bila memegang kasa berantiseptik hanya dengan tangan, hatihati jangan sampai mengkontaminsai sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak
steril). Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan
melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering (sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan.
Hapus antiseptik yanga berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
Langkah 5
Bila ada guanakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk menutupi lengan.
Lubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan tempat yang akan dipasang kapsul.
Dapat juga dengan menutupi lengan di bawah tempat pemasangan dengan kain steril.
Langkah 6
Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat
anestesi . Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama memasang kapsul
implan.
Langkah 7
Masukkan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian lakukan aspirasi untuk
memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat anestesi
untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit. Kemudian tanpa memindahkan jarum,
masukkan ke bawah kulit sekitar 4 cm. Hal ini akan membuat kulit terangkat dari jaringan
lunak di bawahnya. Kemudian tarik jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil
menyuntikkan obat anestesi sebanyak 1 ml di antara tempat untuk memasang kapsul.

Pemasangan Kapsul
Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau skalpel untuk memastikan obat
anestesi telah bekerja.
Langkah 1
Pegang skalpel dengan sudut 45, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit.
Jangan membuat insisi yang panjang atau dalam.
Langkah 2
Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam
menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar,
1. dekat pangkal menunjukkan batas trokar dimasukkan ke bawah kulit sebelum
memasukkan setiap kapsul.
2. dekat ujung menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah kulit setelah memasang
setiap kapsul.
Langkah 3
Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya masukkan ujung
trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada pola seperti
kipas, gerakkan trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada di bawah
kulit. Memasukkan trokar jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan coba dari sudut
lainnya.
Langkah 4
Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar ke atas sehingga kulit terangkat.
Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati ke arah tanda (1) dekat pangkal. Trokar harus
cukup dangkal sehingga dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu terlihat
mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila berada di bidang
yang tepat di bawah kulit.
Langkah 5
Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari trokar.
Langkah 6
Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset atau
klem untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan
tangan pastikan sarung tangan tersebut bebas dari bedak atau pertikel lain.
Langkah 7
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar sampai terasa ada
tahanan, tapi jangan mendorong dengan paksa.

Langkah 8
Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna untuk menstabilkan. Terik
tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2)
muncul di tepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Hal yang penting
pada langkah ini adalah menjaga pendorong tetap di tempatnya dan tidak mendorong kapsul
ke jaringan.
Langkah 9
Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat di tepi luka insisi dan
kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari
untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar. Hal yang penting adalah
kapsul bebas dari trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul saat trokar digerakkan untuk
memasang kapsul berikutnya.
Langkah 10
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah laterla kanan dan
kembalikkan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya
geser trokar sekitar 15-25 derajat. Untuk melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama
dengan jari telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari telunjuk
tersebut sampai tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan
mencegah trokar menusuk kapsul yang dipasang sebelumnya. Bila tanda (1) sudah tercapai
masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar dan lakukan seperti sebelumnya.
Langkah 11
Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi pastikan
bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi.
Langkah 12
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul semuanya telah terpasang.
Langkah 13
Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi. Bila sebuah kapsul keluar atau
terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali di
tempat yang tepat.
Langkah 14
Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar
pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1 menit

Tindakan Setelah Pemasangan Kapsul


a. Menutup luka insisi
1) Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester dengan kassa steril untuk
menutup luka insisi. Luka insisi tidfak perlu dijahit karena dapat menimbulkan jaringan parut
2)
Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan pembalut untuk
hemostasis dan mengurangi memar (perdarahan subkutan)
b. Perawatan klien
1) Buat catatan pada rekam medik pemasangan kapsul dan kejadiian tidak umum yang
mungkin terjadi selama pemasangan.
2)

Amati klien kurang lebih 15-20 menit untuk kemungkinan perdarahan dari luka insisi

atau efek lain sebelum memulangkan klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi
setelah pemaasangan, kalau bisa diberikan secara tertulis.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Alat kontrasepsi susuk atau implan berisi lovonorgestrel, terdiri dari 6 kapsul yang
diinsersikan di bawah kulit lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari lipat siku. Indikasi
penggunaan KB susuk adalah pemakaian KB yang jangka waktu lama, masih berkeinginan
punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat.tidak dapat memakai jenis KB

yang lain. Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan
sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain implant merupakan cara KB yang
sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat mengembalikan kesuburan secara
sempurna, tidak merepotkan. Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu melakukan atau
memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil. Implant merupakan cara KB yang ideal bagi
ibu yang tidak amau mempunyai anak lagi, akan tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi.
3.2 SARAN
a. Untuk Pasien : Bila Anda ingin menghentikan pemakaian implan, segera kunjungi pekerja
kesehatan yang memasangnya, atau yang terlatih. Jangan mencoba mencopot sendiri di rumah.
b.

Untuk Petugas Kesehatan : Diharapkan agar memberikan Pelayanan kontrasepsi lebih

Kompoten agar tidak terjadi komplikasi-komplikasi yang merugikan bagi pasien.

DAFTAR PUSTAKA
1. Hartanto, hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Muliasari
2. Prawirihardjo,Sarwono. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo Sarwono
3. Sarah, Dini. 2011. Keluarga Berencana. Yogyakarta : www.bkkbn.go.id (25/03/2013)
4. Suparyanto. 2011. Konsep Kontrasepsi Implant. Jakarta : www.blogspot.com
(25/03/2013)

Anda mungkin juga menyukai